Prinsip kerja kincir angin bekerja dengan memanfaatkan daya ekstraksi angin
saat rotor berputar akibat gerak udara.Sehingga kerja angin dikarenakan adanya
gerak aerodinamika yang terjadi pada blade. Apabila aliran angin yang mengalir
melalui blade yang posisinya tegak lurus terhadap aliran angin maka akantimbul
perbedaan tekanan pada bagian muka dan belakang blade. Selisih tekanan yang
terjadi pada blade ini akan menghasilkan suatu gaya yang bekerja padanya.
Kemudian daya yang dapat dimanfaatkan oleh kincir angin bukan merupakan
seluruhnya daya yang dibawa oleh angin, akan tetapi secara teoritis daya yang
dimanfaatkan oleh kincir angin tidak lebih dari 59,3 % atau harga koefisien daya
maksimum (Cpmaks< 0,593).
Sebelum membuat kincir angin juga perlu dipertimbangkan kecepatan
rotor.Dimana hal itu memungkinkan untuk memiliki kecepatan tinggi dengan torsi
yang rendah atau kecepatan rendah dengan torsi yang tinggi.Untuk energi listrik
membutuhkan kecepatan rotor yang tinggi karena umumnya generator di desain
dengan putaran yang tinggi agar memberikan efisiensi yang lebih baik.Sedangkan
vertikal juga
memiliki
kecepatan
awal
yang
lebih
rendah
Indonesia
tebal
camber
tali busur, c (chord)
Gambar 2.3. Tata nama airfoil
2.6. Gaya Angkat (Lift force) dan Gaya Hambat (Drag force)
Gaya angkat (Lift force) dan Gaya hambat (Drag force) mendefinisikan
komponen komponen gaya yang dilakukan oleh fluida yang bergerak terhadap
suatu benda yang masing-masing tegak lurus dan sejajar terhadap kecepatan
relative fluida yang datang. Dengan perkataan lain, pada bilah-sudu dapat
dinyatakan;
1
Gaya angkat (Lift force) adalah gaya tegak lurus dengan arah gerakan, kita
harus membuat gaya ini besar.
Gaya hambat (Drag force) gaya sejajar dengan arah gerakan, kita harus
membuatnya menjadi sekecil mungkin.
Dalam gambar 2.4. menunjukkan bahwa kecepatan aliran sisi atas airfoil
12
angin
50
Bidang Rotasi
L
D
100
300
Bidang Rotasi
Gambar 2.4. Aliran udara disekitar bentuk bilah-sudu, dekat dengan ujung sayap pada berbagai sudut
Gambar 2.4. menunjukkan prinsip operasi aerodinamika dasar pada sebuah bilah
sudu turbin angin aksis vertikal. Angin melewati permukaan bilah sudu yang
berbentuk airfoil. Angin ini lewat sangat cepat sepanjang sisi bagian atas bilah
sudu airfoil menghasilkan tekanan yang rendah diatas airfoil.
Perbedaan tekanan dari kedua sisi atas dan bawah bilah airfoil menghasilkan gaya
yang disebut gaya angkat aerodinamik (aerodynamic lift). Pada sayap pesawat
terbang gaya yang bekerja pada airfoil ini dipakai untuk mengangkat pesawat
terbang untuk take off.
Untuk bilah-sudu turbin angin, airfoil dipasang pada naf sebagai pusat geraknya
sehingga gaya lift mengakibatkan gerak rotasi rotor. Dalam mendisain bilah-sudu
ini pada turbin angin sebaiknya dibuat rasio yang besar antara lift dan drag. Rasio
ini dapat bervariasi sepanjang bilah-sudu untuk mengoptimalkan energi keluaran
dari turbin untuk berbagai kecepatan angin
13
Resultan gaya pada permukaan atas dan bawah airfoil inilah yang
disebut gaya aerodinamika (R) yang dapat diuraikan menjadi gaya angkat (L) dan
gaya tahan (D). Titik tangkap gaya R dan L pad airfoil dinamakan pusat tekanan
(center of pressure) terletak pada jarak Xcp dari tepi depan.
Gaya angkat :
atau
Dinama :
L : gaya angkat (lift)
Co
14
Dimana :
Di
15
P : tekanan dinamika
S : luas sayap
16
Dimana :
P
V0
17
maka diperoleh :
18
Dimana :
W
: usaha (joule)s
19
: waktu (sekon)
: gaya (newton)
: jarak (meter)
20
Gambar. 2.9. Kurva Aliran tekanan dan kecepatan yang melewati turbin
Kecepatan angin berkurang ketika melewati turbin dari titik a ke b sejak
energi kinetik di konversikan ke energi mekanik yang bekerja. kecepatan masuk
Vi tidak berkurang secara tiba tiba tetapi berkurang secara berangsur-angsur
selama mendekati turbin sampai meninggalkan turbin menuju Ve dengan demikian
Vi > Va dan Vb > Ve dengan demikian Pa > Pi dan Pb < Pe
21
22
serinya (seri enam angka), tekanan minimum terjadi pada 0.5c untuk
distribusi tebal simetrik/dasar pada gaya angkat nol, memiliki koefisien
gaya angkat rancangan cl 0.2c, dan tebal maksimum 18% chord. Airfoil jenis
ini dirancang sebagai airfoil laminar untuk kecepatan tinggi, dirancang
untuk menghasilkan clmax yang tinggi dan cd yang lebih rendah pada cl yang
tinggi.
23
3. Seri Tujuh
airfoilNACA 71-2A315,
angka
adalah
serinya,
24
25
26
gaya angkat rancangan 0.3, chamber maksimum terletak di 0.15c, dan tebal
maksimum 0.12c. Koefisien gaya angkat rancangan adalah koefisien gaya
angkat teoritis airfoil dengan arah aliran bebas sejajar dengan garis
singgung meanchamberline di leadingedge.
27