Anda di halaman 1dari 6

LIMBAH-LIMBAH YANG DIHASILKAN OLEH BANDAR UDARA

(Syahra Ariesta F.S_1906339323_38A Reguler Pagi)

Berkembangnya kegiatan transportasi udara, mendorong kegiatan di bandar


udara menjadi semakin berkembang juga. Banyak orang yang melakukan kegiatan di
bandar udara, entah untuk melakukan perjalanan, atau memang mereka bekerja di
bandar udara. Melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan di bandar udara, bandar udara
menghasilkan limbah yang berasal dari buangan pesawat, workshop equipment,
aktivitas kantin, toko, penumpang, petugas/karyawan di bandar udara, sampah
pepohonan dan sampah yang berasal dari akses road. Limbah tersebut terdiri dari
limbah padat dan limbah cair (Rizki dan Samsudin, 2014).
1. Limbah Padat
Limbah padat merupakan limbah yang berbentuk padatan, biasanya terdiri
dari kertas, plastik kantong, plastik minuman, botol kaca, kayu, kardus, daun-
daun kering, dan sedikit sisa makanan basah (Rizki dan Samsudin, 2014).
Limbah padat di bandara dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu aviation waste
dan household waste (Li, et. al, 2018). Aviation waste dihasilkan oleh penumpang
selama penerbangan, jumlah yang dihasilkan bergantung dari jenis makanan,
jumlah makanan yang disajikan, dan jenis barang yang dibawa oleh penumpang.
Jenis limbah padat ini biasanya berupada koran, kotak kemasan makanan ringan
yang dibawa penumpang, sisa makanan, dan kemasan makanan yang disajikan
selama penerbangan termasuk gelas minuman, botol plastik, dan kaleng.
Household waste dapat dibagi menjadi dua, yaitu ordinary household
waste dan air food processing waste. Ordinary household waste dihasilkan oleh
sisi udara dan tanah dari bangunan terminal di bandar udara, limbah kantor, dan
limbah yang dihasilkan oleh tempat tinggal di bandar udara. Air food processing
waste yang dihasilkan ketika proses produksi makanan yang dilakukan oleh
catering pesawat, biasanya terdiri dari bahan-bahan organik dan zat-zat lain yang
masih dapat didaur ulang.
Limbah padat di berbagai bandar udara mempunyai cara pengelolaan yang
berbeda-beda. Secara umum limbah padat di bandar udara dikelola dengan dua
cara yaitu pembakaran dan pemindahan (Li, et. al, 2018). Beberapa bandar udara
memang dilengkapi dengan fasilitas pembakaran untuk mengelola limbah padat,
namun pengelolaan limbah dengan cara dibakar mempunyai dampak negatif
yaitu membutuhkan biaya yang besar dan berdampak negatif terhadap
lingkungan (menghasilkan debu, Sox, HCl, dan CO2). Karena faktor tersebut
pengelolaan limbah dengan cara dibakar sudah mulai dikurangi penggunaannya
oleh bandar udara.
Pengelolaan limbah padat yang kedua adalah dengan cara pemindahan.
Metode ini dilakukan dengan cara melakukan desinfeksi terhadap limbah, lalu
kemudian mengirimkannya bersama dengan airport household waste menuju ke
TPS, di Indonesia pengangkutan ini biasanya dilakukan oleh dinas kebersihan.
Pengelolaan limbah dengan cara ini juga tidak sepenuhnya aman, karena juga
menimbulkan dampak lainnya seperti penambahan tumpukan sampah di TPS,
menimbulkan penyakit, membutuhkan lahan TPS yang lebih luas, menyebabkan
polusi air dan polusi udara.
Melihat dari dampak negatif tersebut saat ini beberapa bandar udara telah
melakukan inovasi untuk pengelolaan limbah padat, yaitu dengan cara mendaur
ulang. Limbah padat organik yang biasanya terdiri dari sisa bahan makanan, sisa
makanan, dipisahkan dari limbah lainnya lalu diproses oleh organics
fermentation system. Botol plastik diproses menjadi kepingan-kepingan kecil dan
bagian dari yang ringan dan mudah terbakar dibuat menjadi wood-plastic, dan
sisanya akan dikirim ke sanitary landfill. Pengelolaan limbah seperti ini dapat
mengurangi limbah sebanyak 90%, dan 10% akan diangkut ke TPS untuk
ditimbun.
Berikut adalah gambar flowchart pengelolaan limbah padat di bandar udara
(Li, et. al, 2018).
Langkah-langkah pengelolaan limbah padat:
a. Waste sorting
Langkah pertama setelah limbah di desinfeksi adalah memilah-milah,
limbah padat biasanya mempunyai bungkus, maka yang perlu dilakukan
terlebih dahulu adalah membuka bungkus tersebut. Setelah bungkus
tersebut dibuka maka akan dipisah dan dikelompokkan berdasarkan
jenisnya.
b. Recycling of renewable resources
Mendaur ulang limbah plastik dapat menyelamatkan sumber daya dan
mengurangi limbah padat. Limbah padat yang umumnya didaur ulang
adalah plastik, botol-botol plastik akan dicuci, dipotong, dan penghilangan
logo, setelah itu akan didaur ulang menjadi bahan baku untuk produk
lainnya. Besi dan produk kertas lainnya (seperti koran dan majalah) juga
bisa didaur ulang dan kemudian dijual.
c. Organics high-temperature dr anaerobic fermentation
Limbah padat organik dapat di proses dengan metode high-temperature dry
anaerobic fermentation. Limbah padat organik yang telah berubah menjadi
humus dapat digunakan menjadi pupuk. Selama 25 hari limbah padat
organik akan difermentasi dan diubah menjadi biogas.

2. Limbah Cair
Limbah cair merupakan limbah yang berbentuk cair, dan biasanya berasal
dari kegiatan pemanfaatan fasilitas bandar udara, aktivitas jasa boga, aktivitas
penumpang dan kegiatan administrasi perkantoran (Rachman, 2007). Limbah
cair terbagi menjadi dua yaitu limbah yang berasal dari pembuangan air kotor
(black water) dan air bekas (grey water) yang berasal dari aktivitas mandi, toilet,
dapur dan kegiatan lain. Air kotor (black water) berasal dari campuran kotoran
dari bahan mineral dan organik, dan biasanya mengandung ekskreta (tinja dan
urine manusia) serta mengandung banyak mikroba patogen. Air bekas (grey
water) mengandung banyak bekas sabun atau deterjen.
Limbah cair secara umum terdiri dari tiga bagian penting (Ricki, 2005),
yaitu:
a. Tinja (faeces), mengandung mikroba patogen
b. Air seni (urine), mengandung nitrogen, fosfor dan protein lainnya dan juga
mikroorganisme
c. Greywater berasal dari air bekas cucian dapur, mesin cuci, kamar mandi
dari floor drain dan wastafel
Ada beberapa cara untuk mengelola limbah cair agar bisa digunakan atau
aman untuk dibuang ke lingkungan. Langkah-langkah pengelolaan limbah cair
di beberapa bandar udara internasional:
a. Narita International Airport (NAA)
NAA memanfaatkan air limbah yang berasal dari kegiatan dapur restoran
untuk digunakan kembali. Air limbah tersebut mengandung minyak, lemak
dan zat organik lainnya yang akan dilakukan pembersihan dan proses
biodegradasi, setelah itu air akan dibawa ke Fasilitas Produksi Greywater
untuk di desinfeksi dan purified dengan membran dan absorpsi
menggunakan karbon aktif. Air yang dihasilkan tersebut akan digunakan
untuk membilas toilet. NAA juga mempunyai fasilitas oil separation plant
dan holding pond, yang digunakan untuk menampung air hujan.
b. Heathrow International Airport (KIX)
Pengelolaan air limbah dilakukan advanced treatment dengan
menggunakan lumpur aktif dengan proses sirkulasi nitrifikasi/denitrifikasi,
proses penjernihan air secara kimia dan penyaringan dengan pasir. Air yang
telah melalui proses tersebut kemudia digunakan untuk flushing toilet dan
penyiraman tanaman.
c. Adisutjipto Intenational Airport (JOG)
Semua black water yang dihasilkan di JOG akan diolah di septic tank
dengan standar baku mutu yang sudah ditetapkan, setelah itu air yang sudah
terolah akan dialirkan ke sumur resapan. Grey water yang dihasilkan dari
dapur dan kantin akan dipisahkan minyak dan lemaknya, lalu akan
dialirkan ke sumur resapan. Grey water yang dihasilkan dari kantor akan
dilakukan grease trap terlebih dahulu. Grey water yang dihasilkan dari
kegiatan mushola atau masjid akan dialirkan ke sungai melalui drainase.

Daftar Referensi:
Heathrow Intenational Airport Corporation. 2014. Responsible Heathrow
Performance Summary. London: Heathrow Airport Limited.
Li, et al. (2018). Research on Recycling and Utilization of Solid Waste in Civil
Airport. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 153, 1-
5.
Narita Intenational Airport Corporation. 2015. Narita Intenational Airport
Environmental Report 2015. Narita City: NAA.
Rachman, R. M. 2007. Kajian Manajemen Lingkungan Bandar Udara Ahmad
Yani Semarang. Tesis. Pascasarjana Universitas Diponegoro.
Ricki, M. Mulia. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rizki, Yuke Sri dan Samsudin, Rosidin. (2014). Pengkajian Pelaksanaan dan
Pengembangan Kapasitas Pengolahan Limbah Padat dan Limbah Cair di
Bandara Sultan Thaha-Jambi. Jurnal Perhubungan Udara, 40, 189-202.

Anda mungkin juga menyukai