2. Limbah Cair
Limbah cair merupakan limbah yang berbentuk cair, dan biasanya berasal
dari kegiatan pemanfaatan fasilitas bandar udara, aktivitas jasa boga, aktivitas
penumpang dan kegiatan administrasi perkantoran (Rachman, 2007). Limbah
cair terbagi menjadi dua yaitu limbah yang berasal dari pembuangan air kotor
(black water) dan air bekas (grey water) yang berasal dari aktivitas mandi, toilet,
dapur dan kegiatan lain. Air kotor (black water) berasal dari campuran kotoran
dari bahan mineral dan organik, dan biasanya mengandung ekskreta (tinja dan
urine manusia) serta mengandung banyak mikroba patogen. Air bekas (grey
water) mengandung banyak bekas sabun atau deterjen.
Limbah cair secara umum terdiri dari tiga bagian penting (Ricki, 2005),
yaitu:
a. Tinja (faeces), mengandung mikroba patogen
b. Air seni (urine), mengandung nitrogen, fosfor dan protein lainnya dan juga
mikroorganisme
c. Greywater berasal dari air bekas cucian dapur, mesin cuci, kamar mandi
dari floor drain dan wastafel
Ada beberapa cara untuk mengelola limbah cair agar bisa digunakan atau
aman untuk dibuang ke lingkungan. Langkah-langkah pengelolaan limbah cair
di beberapa bandar udara internasional:
a. Narita International Airport (NAA)
NAA memanfaatkan air limbah yang berasal dari kegiatan dapur restoran
untuk digunakan kembali. Air limbah tersebut mengandung minyak, lemak
dan zat organik lainnya yang akan dilakukan pembersihan dan proses
biodegradasi, setelah itu air akan dibawa ke Fasilitas Produksi Greywater
untuk di desinfeksi dan purified dengan membran dan absorpsi
menggunakan karbon aktif. Air yang dihasilkan tersebut akan digunakan
untuk membilas toilet. NAA juga mempunyai fasilitas oil separation plant
dan holding pond, yang digunakan untuk menampung air hujan.
b. Heathrow International Airport (KIX)
Pengelolaan air limbah dilakukan advanced treatment dengan
menggunakan lumpur aktif dengan proses sirkulasi nitrifikasi/denitrifikasi,
proses penjernihan air secara kimia dan penyaringan dengan pasir. Air yang
telah melalui proses tersebut kemudia digunakan untuk flushing toilet dan
penyiraman tanaman.
c. Adisutjipto Intenational Airport (JOG)
Semua black water yang dihasilkan di JOG akan diolah di septic tank
dengan standar baku mutu yang sudah ditetapkan, setelah itu air yang sudah
terolah akan dialirkan ke sumur resapan. Grey water yang dihasilkan dari
dapur dan kantin akan dipisahkan minyak dan lemaknya, lalu akan
dialirkan ke sumur resapan. Grey water yang dihasilkan dari kantor akan
dilakukan grease trap terlebih dahulu. Grey water yang dihasilkan dari
kegiatan mushola atau masjid akan dialirkan ke sungai melalui drainase.
Daftar Referensi:
Heathrow Intenational Airport Corporation. 2014. Responsible Heathrow
Performance Summary. London: Heathrow Airport Limited.
Li, et al. (2018). Research on Recycling and Utilization of Solid Waste in Civil
Airport. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 153, 1-
5.
Narita Intenational Airport Corporation. 2015. Narita Intenational Airport
Environmental Report 2015. Narita City: NAA.
Rachman, R. M. 2007. Kajian Manajemen Lingkungan Bandar Udara Ahmad
Yani Semarang. Tesis. Pascasarjana Universitas Diponegoro.
Ricki, M. Mulia. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rizki, Yuke Sri dan Samsudin, Rosidin. (2014). Pengkajian Pelaksanaan dan
Pengembangan Kapasitas Pengolahan Limbah Padat dan Limbah Cair di
Bandara Sultan Thaha-Jambi. Jurnal Perhubungan Udara, 40, 189-202.