Anda di halaman 1dari 40

MENENTUKAN

PERALATAN
PENGENDALIAN
PENCEMARAN UDARA
DARI EMISI

Page 1
Menentukan
Peralatan
Pengendali
Pencemaran Udara
dari Emisi

2
Outline

Alur Pikir PemilihanAlat Pengendalian Pencemaran Udara

Prinsip Kerja Alat Pengendali Pencemaran Udara Alat

Pengendalian Pencemaran Udara (Partikulat-Gas)

Page 3
BRIEF
DISCUSSION

Tuliskan peralatan pengendalian pencemaran udara di


tempat saudara dan berikan alasan mengapa alat itu
diperlukan?

3 Enter your footer text here


LOGO | SAMPLECITY
Page 4
5
6
7
8
9
Klasifikasi pengendalian pencemaran udara dari emisi
cerobong:

▪ 1. unit pengendalian untuk gas


▪ 2. unit pengendalian untuk partikulat.

10
11
12
Page 13
KONTROL PARTIKULAT
A. Settling Chamber
Keunggulan: Kelemahan:
• Biaya modal dan energi rendah • Efisiensi relatif rendah dan untuk partikel
besar
• Tidak ada bagian yang bergerak
• Tidak dapat menangani material lengket
• Perawatan kecil
• Ukuran fisik yang besar
• Biaya operasional rendah
• Sering bermasalah jika chamber tersumbat
• Keandalan sangat baik dengan debu yang terkoleksi.
• Kehilangan tekanan rendah
• Perangkatnya tidak terabrasi
• Pengumpulan dan disposal
kering

14
Page 15
Fabric Filter atau Baghouse
Keunggulan
•Efisiensinya cukup tinggi.
•Dapat beroperasi pada kondisi partikulat yang
berbeda-beda.
•Dapat beroperasi dalam laju alir yang berbeda-
beda.
•Kehilangan tekanan relatip kecil.
Kelemahan:
•Perlu tempat yang luas.
•Material filter dapat rusak bila beroperasi pada
suhu tinggi, dan juga korosi.
•Tidak dapat beroperasi pada keadaan basah
(moist).
•Bisa terbakar atau meledak. 16
Page 16
Baghouse Filter

Page 17
Page 18
Proses yang terjadi pada ESP :
Ionization, Migration,
Collection, Charge Dissipation,
Particle Dislodging , Particle
Removal

Page 19
Page 20
Scrubber
Keunggulan:
• Mampu menangani debu mudah terbakar dan meledak
• Dapat menangani kabut keluaran proses
• Pemeliharaan relatif rendah
• Sederhana desain dan mudah menginstal
• Efisiensi bervariasi
• Pendinginan untuk gas panas
• Menetralisir gas dan debu korosif
Kelemahan:
• Cairan limbah masalah pencemaran air
• Limbah terkumpul dalam keadaan basah
• Potensi korosi
• Perlu dijaga adanya pembekuan
• Gas buang akhir perlu pemanasan untuk menjaga opasitas
• Partikel terkoleksi mungkin terkontaminasi
• Pembuangan limbah lumpur mahal
Page 21
WET SCRUBBER
Penyisihan partikel dilakukan dengan
mengalirkan udara melalui sebuah
ruang yang disemprot oleh cairan
penyerap (biasanya dipakai air),
sehingga terjadi penyerapan terhadap
partikel oleh cairan penyerap.

Page 22
Sistem Pengendalian Pencemaran Udara di
Pabrik Peleburan

Canopy
Cerobong

Bag House
Filter

Page 23
Bag House Filter Pabrik Peleburan

DebuPage
dari24 Bag House Filter
Cyclone
Electrostatic Presipitator

Wet Scrubber

Page 25
DUST COLLECTOR

Page 26
PENGENDALIAN PENCEMAR GAS
Mekanisme penyisihan pencemar gas:
▪ Adsorpsi (perlekatan);
▪ Absorpsi (penyerapan);
▪ Insinerasi (pembakaran);
▪ Kondensasi (pengembunan).

Alat PPU untuk pencemar gas:


• Adsorption Unit (Adsorber);
• Absorption Unit (Absorber);
• Incinerator/Combustor;
• Condenser.
Page 27
ADSORBER

Page 28
Page 29
Page 30
Page 31
Page 32
Kontrol NOx (De-NOx)

Page 33
SCR
Alat pengendali pencemaran udara
emisi Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel, mereduksi NOx menjadi N2
dengan mengalirkan urea pada flue
gas dengan katalis titanium
dioksida dan vanadium pentoksida.

Urea terdekomposisi pada aliran Selective


gas buang menjadi amonia [NH3] Catalytic
dan karbon dioksida. Selanjutnya,
dengan adanya katalis, amonia Reduction
bereaksi dengan oksida nitrogen
untuk membentuk nitrogen dan Air
dengan reaksi:

34
DOC (Diesel Oxidation Catalyst)
PM-Filter
SCR
35
FLUE GAS DESULFURITATION (FGD)

36
Dalam rangkaian sistem operasi pembangkitan tenaga listrik, disamping menghasilkan energi listrik
juga dihasilkan bahan buangan (limbah) baik padat, cair, gas maupun panas. PLTU melalui cerobong
akan mengeluarkan partikulat, gas (CO2, SOx, NOx) dan panas. Penggunaan batubara sebagai bahan
bakar utama pada boiler tidak akan pernah lepas dari permasalahan emisi SO2. Sekalipun yang
digunakan adalah batubara dengan kualitas terbaik (kandungan sulfur rendah), emisi sulfur
dioksida pasti akan terbentuk. Alat pengendali emisi yang dapat mengurangi kadar SOx adalah Flue
Gas Desulphurization(FGD)

Burner adalah sebuah komponen proses pembakaran pada boiler yang berfungsi untuk
mencampurkan udara dengan bahan bakar dan memasukkannya ke dalam furnace boiler. Nitrogen di
dalam batubara menyumbang 80% NOx dari keseluruhan produksi NOx, dengan 60 – 90% terbentuk
pada saat awal proses (inisiasi) pembakaran. Zona inisiasi pembakaran terjadi pada burner, sehingga
penggunaan burner yang rendah NOx akan secara signifikan menurunkan produksi NOx

FGD dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: proses basah, proses kering, dan penyerap yang
dapat diregenerasi

37
Pertimbangan utama dalam pemilihan metode dan desain FGD :
1. konsentrasi SO2dan variasinya pada inlet, peryaratan BME yang berlaku dan konsentrasi outlet, pH cairan
proses, liquid-to-gas ratio, pencegahan korosi dan penyumbatan, penanganan by product, distribusi dan
kontak antara gas dan cairan, serta kondisi akses lokasi plant (remote area).
2. Proses sitem regenerative cocok untuk konsentrasi SO2 yang tinggi seperti dalam plant peleburan tembaga.
Dalam sistem ini aliran konsentrasi SO2 dapat direduksi menjadi unsur sulfur dengan CH4, H2 atau CO.
Sedangkan pada sistem one-throughsesuai untuk konsentrasi SO2rendah seperti pada pembangkit listrik
tenagauap dengan batubara.
3. Pada sistem one-throughdengan dry/semi dry scrubbing dikenal tiga tipe metode yakni lime-spray drying,
sorbent injection, dan dry circulating FGD. Khusus lime-spray dryingjuga dikenal sebagai proses semi-dry.
4. Proses-proses dry/semi-dry relatif rendah biayanya dibanding proses basah (wet).
5. Adapun keuntungan proses basah antara lain tingginya efisiensi reduksi (90-95%)
6. keamanan tinggi (ledakan, fres) serta kemampuan mengurangi sekaligus gas dan partikulat serta biaya
operasi rendah

38
Thermal Oxidizer (TOX) pada Gas Processing Plant

Dari pengolahan feed gas di CPP menimbulkan dampak


limbah berupa waste gas, terdiri dari acid gas dan vent
gas, yang diolah terlebih dahulu sebelum dilepas ke
lingkungan. Acid gas dengan kandungan H2S yang
sangat tinggi diolah dalam dua jalur, yaitu langsung
dibakar pada Thermal Oxidizer (TOX) dan diproses pada
Biological Sulphur Recovery Unit(BSRU) untuk menyerap
kandungan sulfur melalui reaksi pada bioreaktor yang
kemudian bisa dipadatkan pada Sulphur Melter &
Solidification Unit. Namun, tidak semua acid gas terolah
pada BSRU, sehingga limbah acid gas sisa dari BSRU
dibakar pada TOX. Sementara itu untuk vent gas dari
berbagai unit pengolahan langsung dibakar pada TOX

39
•Dehidrasi adalah proses yang digunakan
untuk menghilangkan air dari gas alam
dan gas alam cair (NGLs). Selain itu, gas
dan kondensat juga mengandung CO2 dan
H2S yang perlu dihilangkan yang
digunakan untuk
•mencegah pembentukan hidrat dan
kondensasi bebas uap air di fasilitas
pengolahan dan transportasi,
•memenuhi spesifikasi kadar air, dan
•mencegah korosi

40

Anda mungkin juga menyukai