Anda di halaman 1dari 81

PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

(PPU)

Standar Dan Sertifikasi Kompetensi


➢ Penanggung Jawab Operasional Instalasi Pengendalian
Pencemaran Udara
➢ Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran Udara

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia


Nomor P.6/Menlhk/Setjen/Kum.1/2/2018

1
Out Line
1. Pengantar Pemenuhan Persyaratan Kompetensi Sesuai SKKNI
2. Dasar Hukum
3. Penjelasan Unit Kompetensi SKKNI (P.6/Menlhk/ Setjen/ Kum.1/2/2018 ):
1. Mengidentifikasi Sumber Pencemaran Udara Emisi
2. Menentukan Karakteristik Sumber Pencemaran Udara Emisi
3. Menilai Tingkat Pencemaran Udara Emisi
4. Melaksanakan Pengendalian Pencemaran Udara Emisi
5. Menentukan Peralatan Pengendalian Pencemaran Udara Emisi
6. Mengoperasikan Alat Pengendali Pencemaran Udara Emisi
7. Melakukan Perawatan Peralatan Pengendali Pencemaran Udara
8. Menyusun Rencana Pemantauan Pencemaran Udara Emisi
9. Melaksanakan Pemantauan Pencemaran Udara Emisi
10. Mengidentifikasi Bahaya dalam Pengendalian Pencemaran Udara Emisi
11. Melakukan Tindakan K3 Terhadap Bahaya dalam Pengendalian Pencemaran
Udara Emisi

2
Kuning : PPPU & POIPPU Hijau: Hanya POIPPU Biru: Hanya PPPU
1. Pengantar Pemenuhan Persyaratan
Kompetensi Sesuai SKKNI

3
Pendahuluan

MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)


Free movement untuk perdagangan,
barang, jasa, investasi dan
permodalan serta tenaga terampil

Upaya Pencegahan Pencemaran:


- Perizinan Lingkungan
- Baku Mutu Lingkungan
- SDM terampil yang diakui secara regional untuk mengelola
limbah industri

4
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)

5
Kompetensi adalah
kemampuan kerja
setiap individu yang
mencakup aspek
pengetahuan,
keterampilan, dan
sikap kerja yang sesuai
dengan standar yang
ditetapkan.

6
A STANDAR
S K KOMPETENSI

A = ATTITUDE
SDM S = SKILL
PENERAPAN
EFEKTIF DI
KOMPETEN K = KNOWLEDGE TEMPAT KERJA

STANDAR
E R A KINERJA

E = EXPERIENCE
R = RESPONSIBILITY
A = ACCOUNTABILITY

7
Dimensi Kompetensi

TASK SKILLS • Kemampuan Melaksanakan Tugas

TASK MANAGEMENT • Mengelola Sejumlah Tugas Yang


SKILLS Berbeda Dalam Satu Pekerjaan

• Kemampuan Merespon Dan


CONTINGENCY Mengelola Kejadian Ireguler Dan
MANAGEMENT SKILLS Masalah

JOB/ROLE • Kemampuan Menyesuaikan Dengan


ENVIRONMENT SKILLS Tanggung Jawab Dan Harapan
Lingkungan Kerja
• Kemampuan Menerapkan
TRANSFER SKILLS Kompetensi Pada Situasi Yang
Berbeda
8
Pengantar Pemenuhan Persyaratan Kompetensi Sesuai SKKNI

Kompetensi adalah Knowledge, Skills and


Attitudes yang diperlukan oleh individu agar
sukses menangani pekerjaannya

Kompeten diartikan kemampuan dan


kewenangan yang dimiliki oleh seseorang
untuk melakukan suatu pekerjaan, yang
didasari oleh pengetahuan, keterampilan
dan sikap sesuai dengan unjuk kerja yang
ditetapkan.

9
Unit Kompetensi (SKKNI)
Sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.6/Menlhk/Setjen/Kum.1/2/2018 Tentang Standar Dan Sertifikasi Kompetensi Penanggung Jawab Operasional
Instalasi Pengendalian Pencemaran Udara dan Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran Udara

Unit kompetensi diadopsi dari Standar Kompetensi Kerja Nasional


Indonesia (SKKNI) yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri
Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 187 Tahun 2016 tentang
Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, dan Daur Ulang, Pembuangan dan
Pembersihan Limbah dan Sampah Bidang Pengelolaan Limbah Industri.

Standar Rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek


Kompetensi pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta
Kerja Nasional sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas
Indonesia dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan
(SKKNI) ketentuan peraturan perundang-undangan.

10
Uji Kompetensi
adalah proses penilaian
baik teknis maupun non
teknis melalui pengumpulan
bukti yang relevan untuk
menentukan seseorang
kompeten atau belum
kompeten pada suatu unit
kompetensi atau
kualifikasi tertentu.

Proses pemberian sertifikat kompetensi


yang
Sertifikasi dilakukan secara sistematis dan objektif
Kompetensi melalui uji kompetensi sesuai SKKNI,
Standar Internasional dan/atau Standar
Kerja Kompetensi Kerja Khusus

11
Badan Nasional
Sertifikasi Profesi
(BNSP)

Lembaga independen yang bertugas


melaksanakan sertifikasi kompetensi yang
dibentuk dengan Peraturan Pemerintah

Lembaga Lembaga pelaksana kegiatan


Sertifikasi sertifikasi kompetensi kerja yang
mendapatkan lisensi dari BNSP
Profesi (LSP)
untuk melaksanakan uji kompetensi
dan menerbitkan sertifikat
kompetensi

12
POPU
Penanggung Jawab Operasional
Instalasi Pengendalian
Pencemaran Udara adalah personil
yang memiliki tugas
dan tanggung jawab terhadap
penyusunan rencana,
pengoperasian dan pengoptimasian
pengoperasian
peralatan pengendalian pencemaran
udara, perawatan
peralatan pengendalian pencemaran
udara, serta
melaksanakan tanggap darurat dalam
pengendalian
pencemaran udara.

13
PPPU
Penanggung Jawab
Pengendalian
Pencemaran Udara
adalah personil yang memiliki kewenangan dan
tanggung jawab teknis terhadap pencegahan
dan penanggulangan pencemaran udara yang
disebabkan oleh usaha dan/kegiatan tersebut,
khususnya yang berasal dari emisi udara sumber
tidak bergerak, dengan garis besar tugas antara
lain: menilai potensi pencemaran udara dari
usaha dan atau kegiatan, menyusun strategi dan
rencana kegiatan pemantauan dan operasional
alat pengendali pencemaran udara serta
mengkoordinasi kegiatan pemantauan
pencemaran udara, operasional pemeliharaan
alat, dan pengendali pencemaran udara.

14
PERLINDUNGAN

PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
UU 32/2009

HIDUP
DAN
Pasal 20 Ayat (3)
Setiap orang diperbolehkan
untuk membuang limbah ke
media lingkungan hidup dengan
persyaratan:
• memenuhi baku mutu
lingkungan hidup PPPU & POPU memiliki fungsi
• mendapat izin dari strategis dalam mendukung
Menteri,Gubernur, atau perusahaan agar selalu
bupati/walikota sesuai memenuhi baku mutu udara dan
dengan kewenangannya ketentuan teknis yang
berlaku 15
Persyaratan Mengikuti Uji Kompetensi

16
1. Tingkat pendidikan paling rendah:
➢D-3 (Diploma-Tiga) Rumpun Ilmu Lingkungan, dengan
pengalaman kerja paling sedikit 1 (satu) tahun di bidang
operasional pengendalian pencemaran udara;
➢D-3 (Diploma-Tiga) selain Rumpun Ilmu Lingkungan,
dengan pengalaman kerja paling sedikit 2 (dua) tahun di
POPU bidang operasional pengendalian pencemaran udara; atau
➢Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) dengan pengalaman kerja paling sedikit 4
(empat) tahun di bidang PPU.
2. Mendapatkan rekomendasi dari pimpinan usaha dan/atau
kegiatan;
3. Mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar secara
lisan dan tulisan; dan
4. Memenuhi kompetensi sebagaimana yang dipersyaratkan
dalam standar kompetensi

17
1. Tingkat pendidikan paling rendah:
➢S-1 (Strata-Satu) Rumpun Ilmu Lingkungan, dengan pengalaman
kerja paling sedikit 2 (dua) tahun di bidang pengendalian
pencemaran udara;
➢S-1 (Strata-Satu) selain Rumpun Ilmu Lingkungan, dengan
pengalaman kerja paling sedikit 3 (tiga) tahun di bidang
pengendalian pencemaran udara;
➢D-3 (Diploma-Tiga) Rumpun Ilmu Lingkungan, dengan pengalaman
PPPU kerja paling sedikit 3 (tiga) tahun di bidang pengendalian
pencemaran udara;
➢D-3 (Diploma-Tiga) selain Rumpun Ilmu Lingkungan, dengan
pengalaman kerja paling sedikit 5 (lima) tahun di bidang
pengendalian pencemaran udara; atau
➢Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK), dengan pengalaman kerja paling sedikit 7 (tujuh) tahun di
bidang pengendalian pencemaran udara.
2. Mendapatkan rekomendasi dari pimpinan usaha dan/atau kegiatan;
3. Mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar secara lisan
dan tulisan; dan
4. Memenuhi kompetensi sebagaimana yang dipersyaratkan dalam
standar kompetensi
18
Dalam hal calon peserta Uji
Mengapa Kompetensi belum memenuhi
Perlu Ikut Kompetensi, calon peserta Uji
Kompetensi dapat mengikut
Pelatihan ? pendidikan dan pelatihan
berbasis Kompetensi sebelum
melaksanakan Sertifikasi
Kompetensi

19
Tujuan Pelatihan

Meningkatkan kompetensi peserta pelatihan


dibidang Pengendalian Pencemaran Udara serta
membantu peserta pelatihan dalam mempersiapkan
diri mengikuti Uji Kompetensi Penanggung Jawab
Pengendalian Pencemaran Udara sesuai
P.6/Menlhk/ Setjen/ Kum.1/2/2018

• Menuju Uji Kompetensi 2020 20


Apa saja yang harus dipersiapkan?

21
Langkah – Langkah Persiapan Uji
Kompetensi

Pastikan Saudara Memenuhi Persyaratan

Kumpulkan bukti pemenuhan persyaratan


kompetensi yang diperlukan

Belajar mandiri atau mengikuti pelatihan


persiapan uji Kompetensi

Susun Laporan Kerja terkait skema


kompetensi yang dipilih

Membangun kepercayaan diri dalam


menghadapi uji kompetensi

22
Bagaimana Bentuk Ujiannya?

Verifikasi
Tes Tulis Portofolio / Wawancara
Observasi

23
Kapan Batas Waktunya?

Kapan Paling
Lambat
Harus
Memiliki
Sertifikat
Kompetensi?

24
Apa saja yang harus dikuasai oleh
seorang PPPU agar bisa lolos uji
kompetensi?

25
UNIT KOMPETENSI PENANGGUNGAJWAB OPERATOR PPU

26
UNIT KOMPETENSI PENANGGUNG JAWAB PPU

27
2. Dasar Hukum

• Menuju Uji Kompetensi 2020 28


PERATURAN PERUNDANGAN PPU

1. UU 32/2009 tentang Perlindungan & Pengelolaan Lingkungan Hidup


2. UU 11 / 2020 Tentang Cipta Kerja
3. PP 41/1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
4. PP 22 / 2021 tentang Perlindungan & Pengelolaan Lingkungan Hidup
5. KEPMENLH No:KEP-13/MENLH/1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber
Tidak Bergerak.
6. KEPKA-BAPEDAL No. 205/1996 tentang Pedoman Teknis Pengendalian
Pencemaran Udara
7. KEPMENLH 48/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan
8. KEPMENLH 49/1996 tentang Baku Mutu Getaran
9. KEPMENLH 50/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebauan.

29
9. Permen LH No. 07/2007 tentang Baku Mutu Emisi Tidak Bergerak bagi Ketel Uap
10. PermenLH 17 tahun 2008 Baku mutu Emisi untuk Industri Keramik

11. Permen LH No. 13/2009 tentang Baku Mutu Emisi Tidak Bergerak bagi Usaha dan/atau Minyak dan Gas

12. PERMENLH 12/2010 tentang Pelaksanaan Pengendalian Pencemaran Udara di Daerah

13. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 4 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak Bagi Usaha
Dan/Atau Kegiatan Pertambangan

14. KepmenLH 70 tahun 2016 Baku Mutu emisi dan atau Kegiatan Pengolahan Sampah Secara Thermal

15. PermenLHK 19 Tahun 2017 Baku mutu Emisi Sumber tidak bergerak bagi Industri dan atau kegiatan Industri Semen

16. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.6/Menlhk/Setjen/Kum.1/2/2018 Tentang
Standar Dan Sertifikasi Kompetensi Penanggung Jawab Operasional Instalasi Pengendalian Pencemaran Udara Dan
Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran Udara

17. Permenlhk No P.15 2019 Baku Mutu Emisi Pembangkit Listrik Tenaga Termal

18. P.17/Menlhk/Setjen/Kum.1/4/2019 tentangbaku Mutu Emisi Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Industri pupuk dan Industri
Amonium Nitrat

30
3. Pengantar Hukum Lingkungan

• Menuju Uji Kompetensi 2020 31


Undang –Undang RI. No 32 Tahun 2009
Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
• Pasal 1.
• Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi alam itu
sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan
kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lain.

• Perlindungan dan pengelolaan


lingkungan hidup adalah upaya sistematis
dan terpadu yang dilakukan untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup dan
mencegah terjadinya pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup
yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan,
pengawasan, dan penegakan hukum
• Pelestarian fungsi lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk memelihara
kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
• Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup
adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang
tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan
• Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat,
energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang
ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur
lingkungan hidup
• Konservasi sumber daya alam adalah pengelolaan sumber daya alam untuk
menjamin pemanfaatannya secara bijaksana serta kesinambungan
ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta
keanekaragamannya.
• Izin lingkungan adalah izin yang diberikan kepada setiap orang yang melakukan
usaha dan/atau kegiatan yang wajib amdal atau UKL-UPL dalam rangka
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat untuk
memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan berdasarkan asas:
a. tanggung jawab negara; h. ekoregion;
b. kelestarian dan keberlanjutan; i. keanekaragaman hayati;
c. keserasian dan keseimbangan; j. pencemar membayar;
d. keterpaduan; k. partisipatif;
e. manfaat; l. kearifan lokal;
f. kehati-hatian; m. tata kelola pemerintahan yang baik; dan
g. keadilan; n. otonomi daerah.

Tujuan Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup :


• Melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup;
• Menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia;
• Menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan kelestarian ekosistem;
• Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup;
• Mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan lingkungan hidup;
• Menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan generasi masa depan;
• Menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas lingkungan hidup sebagai bagian dari hak asasi
manusia;
• Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana;
• Mewujudkan pembangunan berkelanjutan; dan
• Mengantisipasi isu lingkungan global.
Ruang lingkup perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup :
a. Perencanaan; Pengendalian
Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
b. Pemanfaatan; hidup dilaksanakan dalam rangka pelestarian fungsi
lingkungan hidup.
c. Pengendalian; Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
d. Pemeliharaan; hidup meliputi:
a. Pencegahan;
e. Pengawasan; dan b. Penanggulangan; dan
f. Penegakan hukum. c. Pemulihan.
Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakanlingkungan
hidup dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah,
dan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan sesuai
dengan kewenangan, peran, dan tanggung jawab masing-
masing

35
UU no.32 Tahun 2009
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Instrumen Pencegahan
Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
terdiri atas:
a. Kajian Lingkungan Hidup Strategis; hidup;
b. Tata ruang; i. Peraturan perundang-undangan
berbasis lingkungan hidup;
c. Baku mutu lingkungan hidup;
j. Anggaran berbasis lingkungan
d. Kriteria baku kerusakan lingkungan
hidup;
hidup;
k. Analisis risiko lingkungan hidup;
e. Amdal;
l. Audit lingkungan hidup; danI
f. UKL-UPL;
m. Instrumen lain sesuai dengan
g. Perizinan;
kebutuhan dan/atau
h. Instrumen ekonomi lingkungan perkembangan ilmu pengetahuan.
37
38
Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2021
Penjelasan tentang Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Udara (Pasal 163-219)

• Bagian Pertama : Umum, pasal 163


• Bagian Kedua : Perencanaan,pasal 164-185
• Bagian Ketiga: Pemanfaatan, pasal 186 - 187
• Bagian Keempat: Pengendalian
• Paragraf 1: Umum, pasal 188
• Paragraf 2: Pencegahan Pencemaran Udara, pasal 189 -212
• Paragraf 3 : Penanggulangan , pasal 213 - 215
• Paragraf 4 : Pemulihan Dampak Pencemaran Udara, pasal 216 - 219

39
DAFTARISTILAH
• Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Udara adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan
untuk menjaga Mutu Udara
• Pencemaran Udara adalah masuk atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lainnya ke
dalam Udara Ambien oleh kegiatan manusia sehingga melampaui Baku Mutu Udara Ambien yang
telah ditetapkan.
• Pencemar Udara adalah zat, energi, dan/atau komponen lainnya yang menyebabkan terjadinya
pencemaran udara.
• Sumber Pencemar Udara adalah setiap kegiatan manusia yang mengeluarkan Pencemar Udara ke
dalam Udara Ambien
• Mutu Udara adalah ukuran kondisi udara pada waktu dan tempat tertentu yang diukur dan/atau
diuji berdasarkan parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan ketentuan peraruran
perundang-undangan.

40
PENCEMARAN UDARA

Pencemaran Udara adalah masuk atau


dimasukkannya zat, energi, dan/atau
komponen lainnya ke dalam Udara Ambien
oleh kegiatan manusia sehingga melampaui
Baku Mutu Udara Ambien yang telah
ditetapkan (PP No. 22 thn 2021 Pasal 1)

Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau


dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh
kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu
lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
(UU 32/2009, Pasal 1, Ayat 14)

41
Baku Mutu Lingkungan Hidup Meliputi:
a. baku mutu air;
b. baku mutu air limbah;
c. baku mutu air laut;
d. baku mutu udara ambien;
e. baku mutu emisi;
f. baku mutu gangguan (Kebauan, Kebisingan, Getaran); dan
g. baku mutu lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

42
BAKU MUTU EMISI

Baku mutu Emisi adalah nilai


Pencemar Udara maksimum
yang diperbolehkan masuk
atau dimasukkan ke dalam
Udara Ambien.

(PP No. 22 thn 2021 Pasal 1)

43
BAKU MUTU UDARA AMBIEN

Baku Mutu Udara Ambien adalah nilai Pencemar


Udara yang ditenggang keberadaannya dalam
Udara Ambien.
(PP No. 22 thn 2021 Pasal 1)

44
UDARA AMBIEN

Udara Ambien adalah udara bebas di permukaan bumi pada


lapisan troposfir yang berada di dalam wilayah yurisdiksi
Republik Indonesia yang dibutuhkan dan berpengaruh
terhadap kesehatan manusia, makhluk hidup, dan unsur
Lingkungan Hidup lainnya.

(PP No. 22 thn 2021 Pasal 1)

45
46
EMISI

H2SO4
Emisi adalah Pencemar Udara SO2
yang dihasilkan dari kegiatan HNO3
manusia yang masuk dan/atau
NOx O3
dimasukkannya ke dalam
udara, mempunyai dan atau
tidak mempunyai potensi CO HC
Pencemaran Udara.
.
PM10

(PP No. 22 thn 2021 Pasal 1)

47
SKEMAPPNO 22 TAHUN2021

48
49
50
Baku Mutu Udara Ambien
Berdasarkan

Hasil inventarisasi udara


Baku Mutu Parameter Pencemar
Meliputi
Udara Ambien
(Lampiran VII) Nilai Parameter
Aspek Kesehatan, sosial,
ekonomi, dan lingkungan
Sebagai dasar

Penyusunan & Penetepan nilai konsentrasi udara


ambien tertinggi di kelas WPPMU

51
Pengendalian

Pengendalian

Pencegahan Penanggulangan Pemulihann

Pembersihan unsur
Pemberian informasi
Baku Mutu Emisi pencemar pada media
kepada masyarakat
LH

Persetujuan teknis Penghentian sumber Cara lain sesuai


pemenuhan BME pencemar udara perkembangan IPTEK

Baku Mutu Cara lain sesuai


Gangguan perkembangan IPTEK

Kuota emisi & sistem


perdagangan kuota emisi

Standar Nasiona produk rumah


tangga yang mengeluarkan residu
ke udara

Internalisasi biaya pengelolaan


mutu udara
52
Baku Mutu Emisi

Manual*

BME Sumber Tidak Dipantau


Bergerak secara
terus-menerus*

BME Produk hasil usaha


(ditetapkan Menteri) sektor industri

Penanggung jawab Alat trasnportasi darat


usaha berbasis nonjalan

BME Sumber
Bergerak Alat berat

Setiap orang Alat Transportasi darat


berbasis jalan

*dilakukan oleh petugas yang memiliki standar kompetensi pengendalian pencemaran udara 53
BME Sumber Tidak Bergerak

BME Sumber Tidak


bergerak untuk
Usaha dan/atau
Kegiatan:

Dampak emisi Dampak emisi


rendah tinggi

Wajib
BME yang
dilengkapi Dilengkapi kajian
ditetapkan
persetujuan (Pasal 192 ayat (2) huruf b)
Menteri
teknis
Maksimal 30 hari kerja

Melakukan
permohonan Penerbitan
Memenuhi
persetujuan Persetujuan
syarat
teknis teknis
Lengkap Penilaian
substansi

Tidak memenuhi
syarat, disertai memuat
Pemeriksaan
alasan
maksimal 2 hari

Perbaikan maksimal 10 1. Standar teknis pemenuhan BME


Belum lengkap hari sejak permohonan 2. Standar kompetensi SDM
dinyatakan tidak lengkap
3. Sistem manajemen lingkungan
(Pasal 196 – 199)
54
Standar Teknis Pemenuhan BME

memiliki alat pengendali emisi

menaati Baku Mutu Emisi yang ditetapkan bagi usaha


dan/atau kegiatannya

memenuhi persyaratan teknis pengambilan sampel emisi


KEWAJIBAN

memantau mutu udara ambien, konsentrasi emisi secara berkala

melaksanakan pengurangan dan pemanfaatan kembali

memiliki penanggung jawab yang memiliki kompetensi di


bidang perlindungan dan pengelolaan mutu udara

melakukan perhitungan beban emisi

memiliki sistem tanggap darurat pencemaran udara

melaporkan seluruh kewajiban pengendalian pencemaran udara


melalui sistem informasi pelaporan lingkungan hidup
55
Standar Teknis Pemenuhan BME

membuang emisi secara langsung atau pelepasan


dadakan;

melakukan pembuangan emisi non-fugitive tidak melalui


LARANGAN

cerobong;

menambahkan udara ke cerobong setelah alat pengendali, di


luar dari proses operasi kegiatan; dan/atau

tindakan lain yang dilarang dalam Persetujuan Lingkungan


dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan.

56
Standar Kompetensi SDM

• penanggung jawab pengendalian


a. pencemaran udara

• penanggung jawab instalasi alat


b. pengendali emisi

• personil yang memiliki kompentensi


c. lainnya sesuai dengan kebutuhan

57
Standar Kompetensi SDM

• melakukan identifikasi sumber pencemar emisi


a.

• menentukan karakteristik pencemar emisi


b.

• menilai tingkat pencemaran emisi


c.

• mengoperasikan dan melakukan perawatan alat pemantauan emisi


d.

• melakukan identifikasi bahaya dalam pengendalian emisi


e.

• melaksanakan tindakan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap bahaya dalam


f. pengendalian emisi

• menguasai standar kompetensi lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan


g. dan peraturan perundang-undangan

58
Sistem Manajemen Lingkungan

Perencanaan 01 03 Pemeriksaan

Pelaksanaan 02 04 Tindakan

Pasal 200:
Penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib
dilengkapi SPPL, wajib melakukan pengelolaan Emisi

59
Verifikasi Sarana & Prasarana PPU

01 Melihat kesesuaian antara standar teknis


pemenuhan Baku Mutu Emisi dengan
pembangunan sarana dan prasarana pengendalian
pencemaran udara yang dilakukan

Memastikan berfungsinya sarana dan prasarana


02 pengendalian pencemaran udara serta
terpenuhinya Baku Mutu Emisi

60
Hasil Verifikasi Sarana &
Prasarana PPU

01
Memenuhi Persetujuan Teknis, Menteri, gubernur, atau
bupati/wali kota sesuai dengan kewenangannya
menerbitkan SLO

02
Tidak memenuhi Persetujuan Teknis, Menteri, gubernur,
atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya
memberikan arahan perubahan untuk melakukan perbaikan
sarana dan prasarana dan/atau perubahan Persetujuan
Lingkungan yang dituangkan dalam berita acara

➢ Penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan melakukan perbaikan sarana dan prasarana sesuai
dengan berita acara sampai dengan Baku Mutu Emisi terpenuhi

➢ Dalam hal penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan tidak melakukan perbaikan sesuai berita
acara, pejabat pengawas lingkungan hidup melakukan pengawasan

Pemenuhan standar kompetensi sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 198 dan
sistem management lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 199 dilakukan paling lambat 1
(satu) tahun sejak SLO diterbitkan
61
BME Sumber Bergerak

Usaha/kegiatan Pihak yang melakukan


pengukuran emisi

Produk dari usaha/kegiatan sektor Lab yang terakreditasi KAN


industri otomotif atau APAC atau ILAC

• Penggunaan alat transportasi Personel bersertifikat yang


darat berbasis jalan diterbitkan Lembaga
• Penggunaan alat berat sertifikasi

Pengenaan
Tarif Pajak
Kendaraan
Harus memenuhi
Bermotor
ketentuan BME
Pengujian emisi
oleh personel
Alat transportasi bersertifikat yang
darat berbasis diterbitkan
jalan masa pakai Lembaga
Setiap orang
> 3 tahun sertifikasi

62
Baku Mutu Gangguan
Kebisingan

Menteri menyusun &


menetapkan Kebauan
Baku Mutu Gangguan
Getaran
Mempertimbangkan

• Kesehatan manusia
• Keselamatan sarana fisik Personel yang memiliki
• Kelestarian bangunan sertifikat
• Ketersediaan teknologi terbaik
• Kemampuan ekonomi
Lab yang teregistrasi
oleh Menteri

Penanggung WAJIB
Mengeluarkan
jawab melakukan uji
gangguan
usaha/ kegiatan gangguan

63
Internalisasi Biaya

Memasukan biaya pengendalian pencemaran udara


ke dalam biaya produksi

berupa

Meliputi biaya

Kegiatan lain yang


Pengembangan Pengembangan
Pencegahan Penggunaan mendukung upaya
teknologi terbaik sumber daya
pencemaran udara bahan bakar bersih pengelolaan mutu
rendah emisi manusia
udara

64
Kuota Emisi

Ditetapkan
oleh Menteri
terhadap
usaha/
kegiatan

Sistem
perdagangan
kuota emisi
Berdasarka
Berkordinas
n RPPMU
i denganK/L
yang
terkait
ditetapkan

melepas
Jual beli kuota
Emisi
Penanggung Penanggung
jawab jawab
usaha/ kegiatan usaha/ kegiatan
Jual beli kuota melepas yang lain
65
Standar Nasional Produk
Rumah Tangga

Bentuk standar lain


Gangguan sesuai
Kebauan Kesehatan perkembangan
IPTEK

Meliputi SNI

Mempertimbangkan

a. Kesehatan masyarakat
b. Larangan penggunaan B3
c. Kelestarian bangunan
d. Ketersediaan teknologi terbaik; dan/atau
e. Kondisi ekonomi

66
Penanggulangan

Penanggung jawab
usaha/Kegiatan

Melakukan
pencemaran
Beban Biaya
Penanggulangan

Meliputi :
a. Pemberian informasi kepada
masyarakat terkait pencemaran
udara Melakukan
tidak Penanggulangan oleh
b. Penghentian sumber pencemar Penanggulangan
udara (1x24 jam) pihak ketiga sesuai
c. Cara lain yang sesuai dengan penetapan menteri/
perkembangan ilmu dan kepala daerah
teknologi (IPTEK)
ya

Laporan ke Menteri

Penanggulangan pencemaran akibat bencana alam dilakukan oleh Pemerintah & Pemerintah Daerah sesuai
peraturan perundang-undangan
67
Pemulihan

Terjadi Pencemaran Udara

Sumber
ya Pencemaran/ tidak
Pelaku
diketahui

ya
Lintas
Orang/Penanggung jawab Menteri
Propinsi
usaha/Kegiatan

Biaya
wajib
pemulihan
tidak

Melakukan tidak Pemulihan oleh pihak ya


Pemulihan ketiga sesuai ketetapan Lintas
Gubernur
maks 30 hari Menteri/kepala daerah Kab/ Kota

ya tidak

Pemulihan Selesai
Bupati/Walikota
68
JENIS DAN TINGKAT Tabel 2. Pelanggaran
PELANGGARAN TERHADAP Bidang Pengendalian
KEWAJIBAN DALAM Pencemaran Udara
PERIZINAN BERUSAHA
TERKAIT PERSETUJUAN
LINGKUNGAN

69
JENIS DAN TINGKAT
PELANGGARAN TERHADAP
KEWAJIBAN DALAM
PERIZINAN BERUSAHA
TERKAIT PERSETUJUAN
LINGKUNGAN

Tabel 2. Pelanggaran
Bidang Pengendalian
Pencemaran Udara

70
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 5 TAHUN 2021
TENTANG
TATA CARA PENERBITAN PERSETUJUAN TEKNIS DAN SURAT KELAYAKAN OPERASIONAL BIDANG PENGENDALIAN
PENCEMARAN LINGKUNGAN
Setiap Usaha dan/atau Kegiatan wajib Amdal atau UKL/UPL yang Untuk mendapatkan Persetujuan
melakukan kegiatan pembuangan Emisi wajib memiliki: Teknis harus melakukan:
a. Persetujuan Teknis; dan a. Penapisan Secara Mandiri; dan
b. SLO b. permohonan Persetujuan Teknis.

Masuk dalam
Berlokasi Tidak
Tidak daftar usaha Memiliki Ya
Usaha dan/atau di
dengan BM Emisi Standar Teknis
kegiatan WPPMU
dampak Spesifik?
Kelas I
emisi tinggi

Ya
Ya Tidak

Kajian Teknis
71
72
73
Kajian teknis memuat: Standart Teknis memuat:
a. deskripsi kegiatan; a. deskripsi kegiatan;
b. rona awal lingkungan; b. rujukan Baku Mutu Emisi yang ditetapkan
c. desain sarana dan prasarana sistem Menteri;
pengendalian Emisi; c. desain sarana dan prasarana sistem
d. prakiraan dampak; pengendalian Emisi;
e. rencana pemantauan lingkungan; dan d. rencana pemantauan lingkungan; dan
f. internalisasi biaya lingkungan e. internalisasi biaya lingkungan.

• Bersamaan dengan pengajuan


Wajib AMDAL Persetujuan Lingkungan
• Sebelum mengajukan permohonan
Permohonan Persetujuan Lingkungan
Persetujuan Teknis

UKL/UPL • Sebelum mengajukan permohonan


Persetujuan Lingkungan

• Dilengkapi dengan Kajian Teknis /


Standart Teknis
• Sistem Manajemen Lingkungan
74
75
76
77
Menteri, gubernur, atau bupati/wali kota paling lama 2 (dua) hari kerja
Permohonan
sejak permohonan diterima.
Persetujuan Teknis

Tidak Lengkap dan Tidak Benar BA Perbaikan paling lama 10 (Sepuluh) hari

Pemeriksaan dokumen
Lengkap dan Benar

Tidak Sesuai menolak menerbitkan Persetujuan Teknis disertai dengan alasan penolakan
Penilaian Substansi
Substansi Standar Teknis
Sesuai
1. besaran Usaha dan/atau Kegiatan dengan beban Emisi ;
Penerbitan Persetujuan 2. rujukan Baku Mutu Emisi yang ditetapkan oleh Menteri;
Teknis 3. desain sarana dan prasarana sistem pengendalian
Emisi; dan
4. rencana pemantauan lingkungan yang dapat digunakan
PERTEK memuat: mengevaluasi efektivitas rencana pemantauan lingkungan.
a. standar teknis pemenuhan Baku Mutu Emisi;
b. standar kompetensi sumber daya manusia; Substansi Kajian Teknis :
c. sistem manajemen lingkungan; dan 1. besaran Usaha dan/atau Kegiatan dengan beban Emisi;
d. periode waktu uji coba instalasi pengendali Emisi 2. sistem alat pengendali Emisi;
3. sumber Emisi; dan
4. rencana pemantauan lingkungan yang dapat digunakan
mengevaluasi efektivitas rencana pemantauan lingkungan,

78
79
SLO (Surat Kelayakan Operasional)

Penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan wajib Amdal atau UKL-UPL yang melakukan
kegiatan pembuangan Emisi wajib memiliki instalasi pengendali Emisi yang telah mendapatkan
SLO

Untuk mendapatkan SLO, penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan menyampaikan


laporan telah diselesaikannya pembangunan alat pengendali Emisi kepada Menteri, gubernur,
atau bupati/wali kota sesuai dengan kewenangan penerbitan persetujuan lingkungan
Laporan dilengkapi dengan dokumen:
a. Perizinan Berusaha;
b. Persetujuan Lingkungan;
c. Persetujuan Teknis;
d. hasil pemantauan Emisi;
e. dokumen kontrol jaminan/jaminan kualitas (quality assurance /quatity control) mengenai tata cara uji Emisi; dan
f. sertifikat registrasi laboratorium lingkungan
• memastikan kesesuaian antara standar teknis pemenuhan Baku Mutu Emisi dengan pembangunan
Laporan di Verifikasi sarana dan prasarana pengendalian Pencemaran Udara; dan
• memastikan berfungsinya sarana dan prasarana pengendalian Pencemaran Udara serta terpenuhinya
Baku Mutu Emisi yang ditetapkan dalam Persetujuan Teknis
Penerbitan SLO

80
81

Anda mungkin juga menyukai