Anda di halaman 1dari 54

MENGIDENTIFIKASI

SISTEM TANGGAP
DARURAT DALAM
PENGELOLAAN
LIMBAH BAHAN
BERACUN DAN
BERBAHAYA (B3)

1
KONTEKS VARIABEL
PERATURAN

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 22 TAHUN 2021 tentang


Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
STANDAR
(prosedur atau instruksi kerja yang harus ada di perusahaan/pabrik)
ASPEK KRITIS
1) Ketelitian dan kecermatan dalam mengidentifikasi lokasi bahaya di
area pengelolaan limbah B3
2) Ketelitian dan kecermatan dalam menentukan tingkat bahaya akibat
proses pengelolaan limbah B3 pada kondisi tidak normal
Sistem Tanggap Darurat
12

PP 22/2021 Pasal 428


Program Kedaruratan Limbah B3 wajib disusun oleh :

1. Setiap Orang menghasilkan Limbah B3, pengumpul Limbah


B3, Pengangkut Limbah B3, Pemanfaat Limbah B3, Pengolah
Limbah B3 dan/atau Penimbun Limbah B3
2. Program Kedaruratan Limbah B3 disusun berdasarkan
identifikasi resiko Kedaruratan Limbah B3
14
16
17
Perlu Diperhatikan hal Berikut:

1) Mengidentifikasi potensi bahaya dan resiko kecelakaan kerja di area


pengelolaan limbah B3
2) Menginventarisasi potensi bahaya yang terjadi saat proses pengelolaan
limbah B3 dalam kondisi tidak normal
3) Menginventarisasi potensi bahaya yang terjadi dalam pengelolaan
limbah B3 akibat kerusakan alat
Tujuan Identifikasi Bahaya

1) Meningkatkan dan mempertajam naluri kewaspadaan terhadap potensi-


potensi bahaya di area pengelolaan limbah B3.
2) Meningkatkan cara berpikir yang sistimatis dari dalam mengendalikan
hazards.
3) Menyempurnaan sistem tanggap darurat yang sudah ada.
4) Menyempurnakan SOP Penanganan Kecelakaan yang sudah ada.
5) Melibatkan semua sumber daya manusia dalam pencegahan kecelakaan.
6) Mendukung manajemen dalam upaya mengurangi atau meniadakan angka
kecelakaan.
22
23
1. ORGANISASI
25
26
PENGENDALIAN BAHAYA POTENSIAL (HAZARD)

1.Kenali

2.Evaluasi

3.Rencanakan

4.Laksanakan

5.Monitor
JENIS BAHAYA UTAMA

1) Potensi Bahaya Fisik


2) Potensi Bahaya Kimia
3) Potensi Bahaya Biologi
4) Potensi Bahaya Ergonomis
5) Potensi Bahaya Prosedur Kerja
6) Potensi Bahaya Psikologi
 Bahaya (Hazard) adalah sifat-sifat intrinsik dari suatu zat atau proses yang berpotensi dapat menyebabkan kerusakan
atau membahayakan.

 Hal ini termasuk bahan kimia (toksisitas, korosifitas), fisik (daya ledak, listrik, dapat terbakar), biologis (dapat
menginfeksi), dan lain-lain.

 Bahaya (hazard) dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis:


a. Bahaya fisik (Physicalhazards):
meliputi kebisingan, radiasi (pengion, elektro-magnetik atau bukan pengion), temperatur ekstrim,
getaran dan tekanan.

b. Bahaya kimia (Chemical hazards):


melalui banyak cara, bahaya kimia dapat merusak pada kesehatan maupun property. Beberapa dari
cara ini adalah daya ledakan, dapat terbakar, korosif, oksidasi, daya racun, toksisitas, karsinogen.

c. Bahaya biologi (Biological hazards):


terutama melalui reaksi infeksi atau alergi. Bahaya biologi termasuk virus, bakteri, jamur dan
organisme lainnya. Beberapa bahaya biologi seperti AIDS atau Hepatitis B, C secara potensial dapat
mengancam kehidupan.
d. Bahaya ergonomi (Biomechanical hazards):
bahaya ini berasal dari desain kerja, layout maupun aktivitas yang buruk. Contoh dari permasalahan
ergonomi meliputi postur tidak netral, manual handling, layout tempat kerja dan desain pekerjaan.

e. Bahaya psikososial (Psychological hazards):


seperti stres, kekerasan di tempat kerja, jam kerja yang panjang, transparansi, akuntabilitas
manajemen, promosi, remunerasi, kurangnya kontrol dalam mengambil keputusan tentang pekerjaan
semuanya dapat berkontribusi terhadap performa kerja yang buruk.
Secara umum potensi bahaya dan risiko pada karyawan perkantoran antara lain
adalah sebagai berikut:

a. Bahaya fisik
1) Kebisingan, dapat menyebabkan gangguan pendengaran.
2) Debu, dapat menyebabkan gangguan pernafasan.
3) Pencahayaan, dapat menyebabkan kelelahan pada mata.
b. Bahaya kimia Cairan pembersih atau furnish yang mengandung solvent, dapat
menyebabkan iritasi pada mata dan gangguan pernafasan.
c. Bahaya biologi
1) Aspergilus, dapat menyebabkan aspergilosis atau infeksi jamur aspergilus.
2) Virus influenza, penularan dari rekan kerja.
f. Bahaya biomekanik terkait ergonomi Bahaya ini dapat dibagi sebagai berikut:
1) Bahaya terkait pekerjaan, terdiri dari durasi, frekuensi, beban, urutan pekerjaan,
prioritas pekerjaan, dan postur kerja.
2) Bahaya terkait peralatan, terdiri dari dimensi, bentuk, desain, dan penempatan dari
fasilitas yang digunakan untuk mendukung pekerjaan seperti monitor, CPU, keyboard,
mouse, meja gambar, meja tulis, kursi, telepon, dokumen holder.
3) Bahaya terkait lingkungan atau tempat kerja, yang terdiri dari dimensi, luas, dan layout
tempat kerja.
e.Bahaya terkait individu atau karyawan, yang terdiri dari pola hidup, status kesehatan dan
keluhan otot rangka yang dirasakan oleh karyawan. bahaya-bahaya tersebut dapat
menyebabkan gangguan otot rangka, kelelahan, maupun stres kerja.

f. Bahaya psikososial
1) Beban kerja berlebih
2) Ketidakpuasan kerja
3) Konflik di tempat kerja
4) Kurangnya penghargaan
5) Kurangnya dukungan dari rekan kerja maupun atasan
6) Ketidak jelasan tugas dan tanggung jawab Kondisi-kondisi psikososial di atas dapat
menyebabkan terjadinya stres kerja.

Sumber :
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2016 Tentang
Standar Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Perkantoran
KESELAMATAN KERJA DI LOKASI PENGELOLAAN LIMBAH B3

1. Mencuci tangan dengan benar (sela-sela jari dan bagian bawah kuku) secara berkala
dengan sabun anti bakteri. Hal ini terutama sebelum makan dan minum.

2. Luka yang sifatnya terbuka harus terlindungi dari lingkungan luar.

3. Hindari kontak langsung dengan limbah B3 dengan cara memakai sarung tangan
karet dan pakaian pelindung selama bekerja

4. Cuci pakaian kerja secara berkala dan jangan mengenakan pakaian kerja yang sudah
terkontaminasi. Pencucian pakaian kerja sebaiknya dilakukan di lokasi kerja dan
tidak dibawa pulang.

5. Selalu membersihkan diri (mandi) di penghujung shift.

6. Hindari memiliki kuku tangan yang panjang dan kebiasaan menggigit kuku.

7. Hindari menaruh tangan/jari pada mulut, hidung, mata, atau telinga.


8. Memahami bahaya yang terdapat di tempat-tempat tertutup (misalnya:
tangki penyimpanan). Sebaiknya operator diberi kelengkapan berupa alat
deteksi gas personal apabila bekerja di tempat tertutup.

9. Material safety data sheet (MSDS) harus dibaca dan dipahami sebelum
menggunakan bahan-bahan kimia. Salinan MSDS bagi semua bahan kimia
harus mudah diakses baik bagi operator maupun anggota regu tanggap
darurat.
10. Pergunakan alat pelindung diri (personal protective equipment, PPE)
sesuai dengan petunjuk pada MSDS bahan kimia yang dipergunakan
11. Segera membersihkan tumpahan bahan kimia
12. Kenali dan pahami teknik mengangkat benda-benda berat

13. Menerapkan program keselamatan kerja

14. Menetapkan kebijakan pemantauan kesehatan pekerja secara berkala terutama bagi
pekerja yang menangani bahan-bahan berbahaya
PERALATAN STANDAR PELINDUNG DIRI

– Apakah APD yang dipakai sudah memadai ?


PERALATAN STANDAR PELINDUNG DIRI ?

Sumber: Hermin Roosita


Apa pendapat Bapak/Ibu terhadap gambar ini ?

Sumber: Basel Convention, UNEP


Contoh Alat Pelindung Diri Yang Dipakai Pekerja/Operator
42

Apakah APD yang dipakai


sudah memadai ?

Sumber: UNEP,BASEL
CONVENTION
43
Contoh Formulir Perawatan dan perbaikan Peralatan Pengelolaan Limbah B3 (Pompa
utama)

Item No. Apa yang perlu dikerjakan Referensi Periode Waktu

1 Periksa packing mingguan senin

2 Periksa pelumas motor bulanan 1/2/3/4

3 Periksa impeler pompa 3 bulanan 1/4/7/10

4 Service pompa 6 bulanan 04 Des.

5 dst.
Contoh Formulir Perawatan dan Perbaikan Peralatan Pengelolaan Limbah B3

Kartu riwayat service


Peralatan : Pompa utama

Tanggal Dikerjakan (Item No.) Pelaksana Keterangan Parap

14.4.99 1 Operator ganti packing

14.4.99 2 operator Ganti pelumas baru


Contoh Formulir Perawatan dan perbaikan Peralatan Pengelolaan Limbah B3

Tabel : Cek List Pemeliharaan Peralatan Pengelolaan Sludge IPAL mengandung B3


Tanggal : ……………………
Petugas : .............................
Paraf : .............................

KOMPONEN Standar Hasil


SISTEM IPAL Pemeriksaan

Pompa Sludge Aliran lancar


Bagus , tidak ada gangguan

Elektroda fungsi
Contoh Formulir Perawatan dan perbaikan Peralatan Pengelolaan Limbah B3

Contoh
Perawatan Kondisi TPS Limbah B3

Kondisi Masalah Yang Ditimbulkan Solusi

Udara Pengap Ventilasi kurang, Exhouse Fan tidak Tambah Ventilasi, ganti
berfungsi atau perbaiki exhouse
fan.

Kemiringan lantai Tumpahan cairan tergenang tidak Perbaikan lantai dengan


kurang (tidak ada 1%) menuju selokan/parit kemiringan minimal 1 %
47
Tabel : Contoh Catatan Pemeliharaan TPS Limbah B3

Tanggal Tugas

1 Jan 2020 Pembersihan lantai (Petugas : Yudi)

5 jan 2020 Memasang label dan simbol pada kemasan limbah B3 (Petugas: Yudi)

1 Feb 2020 Membersihkan selokan/parit dari kotoran (petugas : Fahri)


Contoh Formulir Perawatan dan perbaikan Peralatan Pengelolaan Limbah B3

Contoh Catatan Pemeriksaan Harian


Keterangan: √ Dalam kondisi baik
Tanggal: X Tidak baik/rusak

Hasil Keterangan
No Nama Servis Item Pemeriksaan
Pemeriksaan

1 Pompa sludge 1 Suara, getaran, dan panas Pengukuran Arus Listrik Temperatur Bearing bagus tidak ada masalah
(diukur dengan tangan)

kadar air sludge IPAL pengepresan kurang


2 Belt press sludge 1 kadar air sludge yang di press di check di laboratorium masih tinggi. kuat

3
4

7
Identifikasi Resiko kedaruratan Pengelolaan
Limbah B3

– Jenis Kegiatan Pengelolaan Limbah B3


– Jenis Industri
– Karakteristik Limbah B3
– Jumlah Limbah B3
– Sumber Limbah B3
– Potensi ancaman terhadap keselamatan jiwa manusia
– Potensi ancaman terhadap fungsi lingkungan hidup
Potensi Ancaman terhadap Keselamatan Jiwa
Manusia

– Potensi jumlah manusia yang terpapar Limbah B3


– Potensi tingkat paparan Limbah B3
Tingkat paparan Limbah B3 :
• Sangat ringan, paparan dampak tidak berpengaruh terhadap kesehatan
• Ringan, jika menyebabkan luka ringan, iritasi pada kulit atau mata
• Sedang, jika menyebabkan gangguan pernafasan, sakit kepala, mual, muntah,
atau luka bakar tingkat 2
• Berat jika menyebabkan luka parah. Kerusakan permanen pada fungsi organ
tubuh, luka bakar tingkat 3 atau kematian
Infrastuktur Kedaruratan Limbah B3

– Organisasi
– Koordinasi
– Fasilitas dan peralatan termasuk peringatan dini dan
alarm
– Prosedur penanggulangan
– Pelatihan dan gladi kedaruratan
Diskusi Kelompok
Mengidentifikasi Bahaya dalam Area Pengelolaan B3

Diskusikan Beberapa hal sebagai berikut dalam kelompok:

1. Mengidentifikasi potensi bahaya di area pengelolaan limbah B3:

1) Tuliskan alat pelindung diri (APD) yang harus


dipergunakan pada pengelolaan limbah B3? CONTOH AREA PENGELOLAAN
2) Lakukan identifikasi Lokasi dan jenis bahaya di area LIMBAH B3 :
pengelolaan limbah B3 • TPS LIMBAH B3
3) Lakukan identifikasi bahan atau barang yang terdapat di • PENGELOLAAN SLUDGE IPAL
area Pengelolaan Limbah B3 yang berpotensi
menimbulkan bahaya.
4) Lakukan identifikasi bahaya pada setiap tahapan
Pengelolaan Limbah B3 .
5) Prosedur penanganan kecelakaan kerja di area
Pengelolaan Limbah B3 (jika ada) lakukan identifikasi
sesuai potensi bahaya di area pengelolaan limbah B3
tersebut.
Diskusi Kelompok
Mengidentifikasi Bahaya dalam Pengelolaan Limbah B3

2. Lakukan iventarisasi potensi bahaya yang terjadi saat proses pengelolaan Limbah B3 dalam kondisi
tidak normal :

2.1 Tuliskan proses kegiatan pengelolaan Limbah B3 dalam kondisi tidak normal.
2.2 Tuliskan tingkat bahaya akibat proses pengelolaan Limbah B3 dilakukan dalam kondisi tidak
normal.

3. Lakukan inventarisasi potensi bahaya yang terjadi dalam pengelolaan Limbah B3 akibat kerusakan
alat :

Apakah di perusahaan Bapak terdapat:


3.1 log book peralatan Pengelolaan Limbah B3 ?.
3.2 formulir perawatan dan perbaikan peralatan Pengelolaan Limbah B3 .
3.3 kerusakan peralatan Pengelolaan Limbah B3 , sebutkan tingkat kerusakannya: ringan, sedang,
berat.
Terima kasih
semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai