Anda di halaman 1dari 26

Pengolahan Limbah B3

1
Mengapa dilakukan pengolahan?
• Menurunkan kadar kontaminan yang terdapat
dalam limbah, sehingga kualitas limbah
mendekati tingkat kelayakan untuk dibuang ke
lingkungan.
Jenis Pengolahan
• Netralisasi
• Presipitasi/pengendapan
• Stabilisasi/Solidifikasi
• Pengolahan secara biologis
Netralisasi
• Untuk limbah yang bersifat ekstrim asam/basa
• Mencampur limbah asam/basa ke dalam bak
ekualisasi (waktu detensi 8-24 jam)
• Macam-macam jenisnya:
1.Teknik unggun batu kapur
2.Penambahan bubur kapur/dolomit
3.Penambahan soda kaustik
Teknik Unggun Batu Kapur
• Menggunakan tumpukan (unggun) batu kapur
kemudian air limbah yang sifatnya asam
dilewatkan melalui tumpukan pecahan batu
kapur tersebut.
• Kelemahan: tidak dapat digunakan untuk
mengolah air limbah yang mengandung 0,3%
(b/v) H2SO4
• Kadar sulfat tinggi dapat menyebabkan
terjadinya penyumbatan pori-pori batu kapur
karena pembentukkan endapan CaSO4
Penambahan Bubur Kapur atau Bubur
Dolomit
• Reaksi dengan bubur kapur:
Ca(OH)2 + H2SO4 ↔ CaSO4 +2H2O
• Reaksi dengan bubur dolomit:
Ca(OH)2 Mg(OH)2 ↔ CaSO4 + MgSO4 + 4H2O
• Reaksi lebih cepat dibandingkan dengan batu
kapur
Penambahan Soda Kaustik
• Reaksi
1. 2 NaOH + H2SO4 ↔ Na2SO4 + 2H2O
2. Na2CO3 + H2SO4 ↔ Na2SO4 +H2O + CO2

• Limbah cair basa yang mengandung NaOH, Ca(OH)2


atau Na2CO3 umumnya dinetralkan dengan
1. Penambahan asam sulfat
2. Mengalirkan gas CO2
Rumus yang perlu diingat
• V1 . N1 = V2 . N2
• pOH = -log (OH)-
• pH = -log (H)+
Soal
• 1 m3 limbah cair asam sulfat mengandung pH
1,0 dinetralkan dengan bubur kapur dengan
konsentrasi 10 M
1.Berapakah volume bubur kapur yang
dibutuhkan agar pH 7,0?
2.Berapakah pH akhir bila ditambahkan 10,2 L
bubur kapur?
Presipitasi/Pengendapan
• Untuk menurunkan kadar ion logam berat
• Prinsip: pembentukkan endapan hidroksida
logam secara optimum, ditentukan oleh Ksp
hidroksida logam
• Reaksi: M(OH)n ↔ Mn+ + nOH-
• Ksp = (Mn+) (OH-)n
Faktor yang mempengaruhi
kelarutan
• Terdapat senyawa organik yang dapat
meningkatkan kelarutan logam berat akibat
pembentukkan senyawa kompleks
• Terdapat variasi suhu
• Terdapat ion-ion lain
Macam-macam teknik
pengendapan
1.Pengendapan dengan sulfida
• Penambahan garam sulfida, biasanya
menggunakan FeS untuk penurunan kadar ion
logam Cu, Ni, Zn
2.Pengendapan dengan reduksi oksidasi
• Adanya serah terima elektron (kasus:
pengolahan limbah krom)
Stabilisasi/Solidifikasi
• Stabilisasi
Proses penambahan bahan aditif atau reagen untuk
mengurangi sifat beracun limbah dengan cara
mengubah limbah dan komponen berbahayanya ke
dalam bentuk yang dapat mengurangi laju migrasi
kontaminan ke lingkungan
• Solidifikasi
Prosesditambahkannya bahan yang dapat
memadatkan limbah agar terbentuk massa limbah
yang padat
Tujuan Stabilisasi/solidifikasi
• Menurunkan toksisitas
• Mengimobilisasi limbah cair
• Memiliki daya leaching rendah
• Bahan aditif yang digunakan:
1.Bahan pencampur: gipsum, pasir, lempung, fly
ash
2.Bahan perekat: semen, kapur, tanah liat
Prosedur Stabilisasi/Solidifikasi
• Tentukan karakteristik limbah B3 tersebut
• Lakukan uji TCLP awal
• Buat produk S/S nya dengan komposisi
tertentu
• Lakukan uji kuat tekan (minimal 10 ton/m2)
• Uji TCLP akhir, paint filter test
• Produk S/S dapat ditimbun di secure landfill
Jenis-jenis proses stabilisasi
• Stabilisasi dengan semen
• Vitrifikasi atau glasifikasi
• Absorpsi
• Kapsulasi termoplastik
• Kapsulasi makro
Stabilisasi dengan semen
• Mencampur limbah dengan air dan semen
• Membentuk struktur kristalin yang bersifat
keras dari kalsium aluminat.
• Struktur kristalin dapat mengikat logam berat
• Tidak bisa digunakan pada limbah yang
mengandung zat organik
Vitrifikasi
• Dilakukan pencairan dan peleburan bahan
pada suhu > 1600 C yang diikuti dengan
pendinginan cepat, sehingga terbentuk
padatan amorf, non kristalin
• Dilakukan pada lahan yang terkontaminasi
Proses Vitrifikasi
• Memasang lapisan grafit dan gelas pada
permukaan tanah, dengan elektroda yang
diletakkan pada keempat sisinya yang
lebarnya 8 m dengan kedalaman yang
dikehendaki, kemudian dilakukan pemanasan
dengan aliran listrik. Kemudian terjadi
pelelehan tanah dan membentuk gelas amorf.
Absorpsi
• Menggunakan absorben seperti tanah, abu
terbang, lempung, kain majun, serbuk gergaji,
sekam, dan jerami.
• Untuk menyerap limbah cair
• Absorben yang bersifat pozzolanik dapat
digunakan untuk jangka lama
Kapsulasi Termoplastik
• Menggunakan bahan termoplastik, bahan
plastik yang dapat meleleh bila dipanaskan
dan mengeras bila didinginkan.
• Limbah dicampur dengan bahan termoplastik,
dilelehkan, lalu didinginkan
• Bahan termoplastik: aspal, bitumen,
polietilen, polipropilen, nilon
Kapsulasi Makro
• Limbah B3 dibungkus dengan kapsul
pembungkus bersifat inert dan kedap air
• Bahan: fiberglass, resin epoksida, resin
poliuretan
Pengolahan Secara Biologis
Jenis Limbah B3 Karakteristik Jenis Mikroba
Mikroba
PCB Aerobik, gram Pseudomonas
negatif, bakteri Acinetobacter
tanah Achromobacter
Alcaligenes
Moraxella
Acetobacter
2,4,5 Trichlorophenol Aerobik Pseudomonas
cepacia
Pentachlorophenol Aerobik Arthrobacter sp
Flavobacterium
Pseudomonas sp
Rhodococcus sp
Mycobacterium sp
Jenis Limbah B3 Karakteristik Jenis Mikroba
Mikroba
Naftalena Aerobik Pseudomonas

Phenanthrene Aerobik Mycobacterium

Aerobik, kapang Phanerochaete


chrysosporium
Anthracene Aerobik, kapang Cunninghamella

Anda mungkin juga menyukai