Disampaikan Oleh:
Anjarwati, S,Si., M. Env
1
2
3
4
YANG HARUS DILAKUKAN OLEH PENANGGUNG JAWAB PENGELOLA LIMBAH B3
5
….. lanjutan
4. Melaporkan hasil 4.1 Menyusun Hasil penentuan identifikasi bahaya pengelolaan limbah
identifikasi bahaya B3.
pengelolaan limbah B3
4.2 Mengkomunikasikan Laporan hasil penentuan identifikasi bahaya
pengelolaan limbah B3.
6
KONTEKS VARIABEL
7
8
PERATURAN
9
STANDAR
(prosedur atau instruksi kerja yang harus ada di perusahaan/pabrik)
10
11
ASPEK KRITIS
1. Ketelitian dan kecermatan dalam mengidentifikasi
lokasi bahaya diarea pengelolaan limbah B3
2. Ketelitian dan kecermatan dalam menentukan tingkat
bahaya
akibat proses pengelolaan limbah B3 pada kondisi tidak
normal
12
Agar kita mempunyai
kompetensi di bidang
Bagaimana cara tersebut sesuai unit
melaksanakan kompetensi atau elemen
beberapa poin kompetensinya
tersebut di atas ?
13
Perlu Diperhatikan hal Berikut:
1. Mengidentifikasi potensi bahaya dan resiko kecelakaan kerja di
area pengelolaan limbah B3
14
Tujuan Identifikasi Bahaya
Meningkatkan dan mempertajam naluri kewaspadaan terhadap
potensi-potensi bahaya di area pengelolaan limbah B3.
Meningkatkan cara berpikir yang sistimatis dari dalam
mengendalikan hazards.
Menyempurnaan sistem tanggap darurat yang sudah ada.
Menyempurnakan SOP Penanganan Kecelakaan yang sudah ada.
Melibatkan semua sumber daya manusia dalam pencegahan
kecelakaan.
Mendukung manajemen dalam upaya mengurangi atau
meniadakan angka kecelakaan.
15
Beberapa Pengertian
Hazards Adalah Suatu Kondisi, Bahan Atau Cara Kerja, Yang
Berpotensi Menyebabkan Kerugian/ Kecelakaan.
16
PENGENDALIAN BAHAYA POTENSIAL (HAZARD)
1. Kenali
2. Evaluasi
3. Rencanakan
4. Laksanakan
5. Monitor
17
POTENSI BAHAYA
I. BAHAYA FISIK POTENSIAL
• Ergonomi adalah bidang studi multidisiplin yang mempelajari
prinsip-prinsip dalam mendesain peralatan, mesin, proses dan
tempat kerja yang sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan
IV. Bahaya manusia yang menggunakannya. Gerakan yang berulang atau
posisi yang menetap selama bekerja dapat menimbulkan cedera.
Ergonomis • Karena itu, konsep ergonomis diterapkan dalam pekerjaan guna
menghindari cedera fisik yang terjadi dalam pekerjaan. Misalnya,
Potensial posisi duduk, mengetik, jarak antar-layar dan mata, mengangkat
barang, dan memegang alat. Gejala yang paling sering muncul
akibat tidak ergonomis posisi kita saat bekerja adalah pegel linu,
nyeri sendi, dan pinggang.
KESELAMATAN KERJA DI LOKASI PENGELOLAAN LIMBAH B3
1. Mencuci tangan dengan benar (sela-sela jari dan bagian bawah kuku) secara
berkala dengan sabun anti bakteri. Hal ini terutama sebelum makan dan minum.
3. Hindari kontak langsung dengan limbah B3 dengan cara memakai sarung tangan
karet dan pakaian pelindung selama bekerja
4. Cuci pakaian kerja secara berkala dan jangan mengenakan pakaian kerja yang
sudah terkontaminasi. Pencucian pakaian kerja sebaiknya dilakukan di lokasi
kerja dan tidak dibawa pulang.
6. Hindari memiliki kuku tangan yang panjang dan kebiasaan menggigit kuku.
9. Material safety data sheet (MSDS) harus dibaca dan dipahami sebelum
menggunakan bahan-bahan kimia. Salinan MSDS bagi semua bahan kimia
harus mudah diakses baik bagi operator maupun anggota regu tanggap
darurat.
30
11. Pergunakan alat pelindung diri (personal protective equipment, PPE)
sesuai dengan petunjuk pada MSDS bahan kimia yang dipergunakan
15. Menetapkan kebijakan pemantauan kesehatan pekerja secara berkala terutama bagi
pekerja yang menangani bahan-bahan berbahaya
31
PERALATAN STANDAR PELINDUNG DIRI
• Apakah APD yang dipakai sudah memadai ?
32
PERALATAN STANDAR PELINDUNG DIRI ?
35
Apakah APD yang dipakai
sudah memadai ?
Sumber: UNEP,BASEL
CONVENTION
36
Contoh Formulir Perawatan dan perbaikan Peralatan Pengelolaan Limbah B3 (Pompa utama)
5 dst.
37
Contoh Formulir Perawatan dan Perbaikan Peralatan Pengelolaan Limbah B3
38
Contoh Formulir Perawatan dan perbaikan Peralatan Pengelolaan Limbah B3
Pompa Sludge Aliran lancar Bagus , tidak ada gangguan
Elektroda fungsi
39
Contoh Formulir Perawatan dan perbaikan Peralatan Pengelolaan Limbah B3
Contoh
Perawatan Kondisi TPS Limbah B3
Udara Pengab Ventilasi kurang, Exhouse Fan tidak Tambah Ventilasi, ganti
berfungsi atau perbaiki exhouse
fan.
40
Contoh Formulir Perawatan dan perbaikan Peralatan Pengelolaan Limbah B3
Tanggal Tugas
41
Contoh Formulir Perawatan dan perbaikan Peralatan Pengelolaan Limbah B3
Hasil Keterangan
No Nama Servis Item Pemeriksaan
Pemeriksaan
1 Pompa sludge 1 Suara, getaran, dan panas Pengukuran Arus Listrik Temperatur Bearing bagus tidak ada masalah
(diukur dengan tangan)
3
4
6
42
Diskusi Kelompok
Mengidentifikasi Bahaya dalam Area Pengelolaan B3
2. Lakukan iventarisasi potensi bahaya yang terjadi saat proses pengelolaan Limbah B3 dalam kondisi
tidak normal :
2.1 Tuliskan proses kegiatan pengelolaan Limbah B3 dalam kondisi tidak normal.
2.2 Tuliskan tingkat bahaya akibat proses pengelolaan Limbah B3 dilakukan dalam kondisi tidak
normal.
3. Lakukan inventarisasi potensi bahaya yang terjadi dalam pengelolaan Limbah B3 akibat kerusakan
alat :
44
45
46
47
48
LANGKAH YANG HARUS DILAKUKAN OLEH PENANGGUNG JAWAB PENGELOLA
LIMBAH B3
NO ELEMEN KOMPETENSI Yang Harus Dilakukan
1. Mengidentifikasi bahaya 1.1 Mempergunakan Alat pelindung diri (APD) sesuai prosedur.
dan resiko kecelakaan 1.2 Melakukan identifikasi dampak dari kecelakaan kerja pada saat
kerja pada saat mengelola limbah B3 sesuai potensi bahaya.
mengelola limbah bahan 1.3 Melakukan inventarisasi Material Safety Data Sheet (MSDS) dari
beracun dan berbahaya bahan B3 sesuai bahan yang digunakan.
(B3)
2. Melakukan tindakan 2.1 Memasang alat pengaman pada lokasi berbahaya di area
perbaikan untuk peralatan pengelolaan limbah B3 sesuai kebutuhan.
mengurangi bahaya dan 2.2 Melakukan pengelolaan Bahan atau barang yang berpotensi
resiko kecelakaan kerja menyebabkan kecelakaan kerja di area peralatan pengelolaan
pada saat mengelola limbah B3 sesuai prosedur.
limbah B3
49
…… lanjutan
50
….. lanjutan
5. Melaporkan hasil 5.1 Menyusun hasil pelaksanaan tindakan K3 dalam mengelola limbah
tindakan K3 dalam B3 sesuai prosedur.
mengelola limbah B3 5.2 Mengkomunikasikan Laporan hasil pelaksanaan tindakan K3 dalam
mengelola limbah B3 sesuai prosedur.
51
KONTEKS VARIABEL
52
53
STANDAR
(prosedur dan instruksi kerja yang harus ada di perusahaan/pabrik)
54
55
PERATURAN YANG DIPERLUKAN
56
SIKAP KERJA
- Teliti
- Cermat
- Disiplin
ASPEK KRITIS
1. Ketelitian dan kecermatan dalam mengidentifikasi dampak
dari kecelakaan kerja saat mengelola limbah B3
2. Ketepatan dalam menggunakan peralatan tanggap darurat
dalam mengelola limbah B3
3. Ketepatan dalam penanganan Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K) di area kerja
4. Kesigapan dalam menghubungi pelayanan kesehatan
terdekat
5. Ketelitian dan kecermatan dalam melaksanakan tanggap 57
Agar kita mempunyai
kompetensi di bidang
Bagaimana cara tersebut sesuai unit
melaksanakan kompetensi atau elemen
beberapa poin kompetensinya
tersebut di atas ?
58
Bahaya (Hazard) adalah sifat-sifat intrinsik dari suatu zat atau proses yang berpotensi dapat menyebabkan kerusakan
atau membahayakan.
Hal ini termasuk bahan kimia (toksisitas, korosifitas), fisik (daya ledak, listrik, dapat terbakar), biologis (dapat
menginfeksi), dan lain-lain.
59
d. Bahaya ergonomi (Biomechanical hazards):
bahaya ini berasal dari desain kerja, layout maupun aktivitas yang buruk. Contoh dari permasalahan ergonomi
meliputi postur tidak netral, manual handling, layout tempat kerja dan desain pekerjaan.
60
Secara umum potensi bahaya dan risiko pada karyawan perkantoran antara lain adalah
sebagai berikut:
a. Bahaya fisik
1) Kebisingan, dapat menyebabkan gangguan pendengaran.
2) Debu, dapat menyebabkan gangguan pernafasan.
3) Pencahayaan, dapat menyebabkan kelelahan pada mata.
b. Bahaya kimia Cairan pembersih atau furnish yang mengandung solvent, dapat
menyebabkan iritasi pada mata dan gangguan pernafasan.
c. Bahaya biologi
1) Aspergilus, dapat menyebabkan aspergilosis atau infeksi jamur aspergilus.
2) Virus influenza, penularan dari rekan kerja.
61
d. Bahaya biomekanik terkait ergonomi Bahaya ini dapat dibagi sebagai berikut:
1) Bahaya terkait pekerjaan, terdiri dari durasi, frekuensi, beban, urutan pekerjaan, prioritas pekerjaan,
dan postur kerja.
2) Bahaya terkait peralatan, terdiri dari dimensi, bentuk, desain, dan penempatan dari fasilitas yang
digunakan untuk mendukung pekerjaan seperti monitor, CPU, keyboard, mouse, meja gambar, meja
tulis, kursi, telepon, dokumen holder.
3) Bahaya terkait lingkungan atau tempat kerja, yang terdiri dari dimensi, luas, dan layout tempat kerja.
62
e.Bahaya terkait individu atau karyawan, yang terdiri dari pola hidup, status kesehatan dan keluhan otot
rangka yang dirasakan oleh karyawan. Terpajan bahaya-bahaya tersebut dapat menyebabkan gangguan
otot rangka, kelelahan, maupun stres kerja.
f. Bahaya psikososial
1) Beban kerja berlebih
2) Ketidakpuasan kerja
3) Konflik di tempat kerja
4) Kurangnya penghargaan
5) Kurangnya dukungan dari rekan kerja maupun atasan
6) Ketidak jelasan tugas dan tanggung jawab Kondisi-kondisi psikososial di atas dapat menyebabkan
terjadinya stres kerja.
Sumber :
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2016 Tentang
Standar Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Perkantoran
63
Alat Pelindung Diri
64
ALAT PELINDUNG DIRI (APD) STANDAR
Jas Hujan
68
Sumber: https://www.google.com/search?
source=hp&ei=NbF7XM6eGMKSwgPHnIa4Aw&q=eye+washer&oq=eyewas&gs_l=psy-
ab.1.2.0l2j0i10j0l3j0i203l4.3636.6975..13886...1.0..0.338.754.5j3-1......0....1..gws-
wiz.....6..35i39j0i131.FM7KZvZtk1A
69
Terima kasih
semoga Bermanfaat
70