Anda di halaman 1dari 33

Unit Kompetensi

E.370000.013.01

MELAKUKAN TINDAKAN
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA (K3)
TERHADAP BAHAYA DALAM
PENGOLAHAN AIR LIMBAH (11)
E.370000.013.01
Melakukan Tindakan Keselamatan
Dankesehatankerja (K3) Terhadap Bahaya
Dalam Pengolahan Air Limbah

Pengetahuan, Keterampilan Dan Sikap Kerja


Yang Dibutuhkan Dalam Melakukan
Tindakan K3 Terhadap Bahaya Dalam
Pengolahan Air Limbah.
PP NO. 50/2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3

✓ TUJUAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3:


✓ meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja
yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi;
✓ mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat
pekerja/serikat buruh; serta
✓ menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk
mendorong produktivitas
PENERAPAN SMK3 DI PERUSAHAAN, Meliputi:

Penetapan kebijakan K3;


Pengusaha dalam menyusun kebijakan K3 paling sedikit harus:
a. melakukan tinjauan awal kondisi K3, meliputi:
• identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko;
• perbandingan penerapan K3 dengan perusahaan dan sektor lain yang lebih baik;
• peninjauan sebab akibat kejadian yang membahayakan;
• kompensasi dan gangguan serta hasil penilaian sebelumnya yang berkaitan dengan
keselamatan; dan
• penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya yang disediakan.
b. memperhatikan peningkatan kinerja manajemen K3 secara terus-menerus; dan
c. memperhatikan masukan dari pekerja/buruh dan/atau serikat pekerja/serikat buruh.
• Muatan Kebijakan K3 paling sedikit memuat visi; tujuan perusahaan; komitmen dan tekad
melaksanakan kebijakan; dan kerangka dan program kerja yang mencakup kegiatan
perusahaan secara menyeluruh yang bersifat umum dan/atau operasional.
✓ PerencANAAN K3:
✓ Yang harus dipertimbangkan dalam menyusun rencana K3:
✓ hasil penelaahan awal;
✓ identifikasi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko;
✓ peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya; dan
✓ sumber daya yang dimiliKI
✓ Pelaksanaan rencana K3;
✓ Dalam melaksanakan rencana K3 didukung oleh sumber daya manusia di bidang K3,
prasarana, dan sarana
✓ Sumber daya manusia harus memiliki:
✓ —
kompetensi kerja yang dibuktikan dengan sertifikat; dan
✓ k
—ewenangan di bidang K3 yang dibuktikan dengan surat izin kerja/operasi dan/atau surat
penunjukkan dari instansi yang berwenang.
✓ Prasarana dan sarana paling sedikit terdiri dari:
✓ organisasi/unit yang bertanggung jawab di bidang K3;
✓ anggaran yang memadai;
✓ —
prosedur operasi/kerja, informasi, dan pelaporan serta pendokumentasian; dan
✓ instruksi kerja.
Kepmenaker No.187/1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya Di
Tempat Kerja

➢ Pengendalian Berbahaya Kimia Berbahaya Sebagaimana Dimaksud Pasal-2 Meliputi :


A. Penyediaan Lembar Data Keselamatan Bahan (Ldkb) Dan Label.
B. Penunjukan Petugas K3 Kimia Dan Ahli K3 Kimia.
➢ Penyediaan Dan Penyampaian Lembar Data Keselamatan Bahan Dan Label
➢ Penetapan Potensi Bahaya Instalasi: Bahaya Besar Atau Menengah
➢ Kewajiban Pengusaha Atau Pengurus
Aspek kritis

✓ Ketelitian dalam mengidentifikasi dampak dari kecelakaan


kerja saat mengolah air limbah
✓ Ketepatan dalam menggunakan peralatan tanggap darurat
dalam pengolahan air limbah
✓ Kecermatan dalam melaksanakan tanggap darurat di area
IPAL
Apakah Perusahaan Saudara memiliki SOP
tanggap darurat pada Pengoperasian IPAL?
Manual Tanggap Darurat
I. Umum
I.1. Perusahaan VI. Kegiatan Pasca Penanggulangan
I.2. Maksud dan Tujuan VI.1. Pemulihan
I.3. Ruang Lingkup VI.2. Investigasi dan Evaluasi
II. Landasan Kebijakan VI.3. Pelaporan
II.1. Perundangan VII. Kesiapsiagaan
II.2. Strategi Penanggulangan VII.1. Kegiataan yang membutuhkan Kesiapsiagaan
III. Dampak dan Sumber Dampak VII.2. Prosedur Kesiapsiagaan
III.1. Dampak VII.3. Surat Ijin Kerja
III.2. Sumber Dampak VIII. Sumber Daya
IV. Organisasi VIII.1. Sumber Daya Manusia
IV.1. Struktur Organisasi VIII.2. Peralatan
IV.2. Tugas dan Tanggung Jawab VIII.3. Prosedur dan Manual
V. Kegiatan Penanggulangan
V.1. Jalur Komunikasi Saat Kejadian
V.2. Kegiatan Penanggulangan
V.2.1. Orang Pertama dan Komandan
V.2.2. Tim Penanggulangan
V.2.3. Tim Lingkungan
V.2.4. Bagian Evakuasi
V.2.5. Bagian Keamanan
Langkah Identifikasi bahaya saat mengolah air
limbah
• Ketahui Karakteristik bahan yang digunakan
• Pelajari MSDS Semua bahan yang digunakan
• Pelajari Sistem unit proses dan Peralatan pengolahan air limbah
• Ikuti SOP penanganan yang telah ditetapkan
TINDAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA
1. Mengidentifikasi bahaya dan resiko kecelakaan kerja saat mengolah air limbah
a. Alat pelindung diri (APD) dipergunakan sesuai prosedur
b. Bahaya saat mengolah air limbah diidentifikasi sesuai prosedur bahaya
c. Resiko kecelakaan kerja saat mengolah air limbah diidentifikasi sesuai
potensi

2. Melakukan tindakan perbaikan untuk mengurangi bahaya dan resiko


kecelakaan kerja saat mengolah air limbah
a. Lokasi berbahaya di area IPAL yang harus diberi pengaman diperiksa sesuai
hasil identifikasi bahaya dan pengendalian resiko
b. Harus diberi Rambu rambu Bahaya
b. Bahan atau barang yang berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja di
area IPAL disimpan sesuai prosedur
c. Personil yang bertugas dalam pengolahan air limbah diperiksa sesuai
prosedur K3
3. Mempersiapkan tanggap darurat dalam pengolahan air limbah
a. Peralatan tanggap darurat dalam pengolahan air limbah
diidentifikasi sesuai hasil identifikasi bahaya dan pengendalian
resiko
b. Peralatan tanggap darurat dalam pengolahan air limbah
digunakan sesuai prosedur Tanggap darurat di area IPAL
dilaksanakan sesuai prosedur

4. Melaporkan hasil tindakan K3 dalam pengolahan air limbah

a. Hasil pelaksanaan tindakan K3 dalam pengolahan air limbah


disusun sesuai prosedur
b. Laporan hasil pelaksanaan tindakan K3 dalam pengolahan air
limbah dikomunikasikan sesuai prosedur
Penyakit Akibat Kerja
Terdapat beberapa penyebab pak yang umum terjadi di tempat
kerja. Berikut beberapa jenis yang digolongkan berdasarkan
penyebab dari penyakit yang ada di tempat kerja.
A. Golongan Fisik: Bising, Radiasi, Suhu Ekstrim,Tekanan Udara,
Vibrasi, Penerangan
B. Golongan Kimiawi: Semua Bahan Kimia Dalam Bentuk Debu, Uap,
Gas, Larutan, Kabut
C. Golongan Biologik: Bakteri, Virus, Jamur, Dll
D. Golongan Fisiologik/Ergonomik: Desain Tempat Kerja, Beban
Kerja.
E. Golongan Psikososial: Stres Psikis, Monotomi Kerja, Tuntutan
Pekerjan
Kecelakaan Kerja Pada IPAL
• Jatuh Dari Ketinggian • Tertabrak Oleh Objek Yang
Bergerak
• Terpeleset Karena Lantai Licin
Atau Ada Ceceran • Terpajan Oleh Suara Keras Tiba-
Minyak/Limbah tiba
• Tersandung Peralatan/Kabel • Terpajan Suara Yang Lama
• Terkena Tumpahan • Terpajan Tekanan Yang
• Terkena Bahan Kimia Berbahaya Bervariasi (Lebih Dari Suara)
• Dll
• Terhirup Gas Beracun
• Tersengat Listrik
• Terpajan Oleh Getaran Mekanik
Peralatan tanggap darurat
TANGGAP DARURAT
PENCEMARAN
1 JENIS KONDISI DARURAT

• Tindak tanggap darurat pencemaran air adalah langkah-


langkah yang perlu segera diambil untuk meminimalkan
dampak buruk dari air tercemar.

• Contoh:
• Luapan
• Listrik Mati
• Kebocoran Pipa
1 JENIS KONDISI DARURAT

Prosedur umum dari tindakan tanggap darurat pada kasus pencemaran air dapat
dikelompokkan ke dalam beberapa tahap (lihat gambar), yaitu (1) pemeriksaan situasi,
(2) pengendalian sumber, (3) pengendalian sebaran.
1 JENIS KONDISI DARURAT

Pemeriksaan situasi lapangan merupakan langkah pertama yang perlu


dilakukan dengan sesingkat-singkatnya, khususnya untuk mendapatkan
informasi mengenai:
• Lokasi atau sumber pencemar, sifat pencemaran (mendadak atau bertahap),
kandungan pencemar (B3 atau non-B3), dan deskripsi kejadiannya,
• Jenis dan besaran wilayah dan komponen lingkungan yang terpapar.
Hasil dari pemeriksaan situasi lapangan
nantinya akan menentukan langkah
selanjutnya yang perlu dilakukan,
termasuk
(a) perlu-tidaknya dilakukan evakuasi
pihak-pihak yang kemungkinan akan
terpapar dampak pencemaran, dan
(b) siapa saja pihak-pihak berkepentingan
yang perlu dikomunikasikan, baik itu
pekerja, penduduk, pihak berwenang,
maupun pihak lainnya.

@ Matsushita Gobel Institute


1 JENIS KONDISI DARURAT

Rencana Tanggap Darurat:


Prosedur tindak tanggap darurat harus dituliskan dalam suatu dokumen Rencana
Tanggap Darurat (emergency response plan) yang isinya antara lain:
• daftar sumber bahaya, tingkat • rencana tindakan; lingkup
resikonya, komponen Lingkungan (coverage), prosedur baku, alat dan
(dan masyarakat) yang berpotensi bahan yang dibutuhkan,
terpapar dampak, • daftar pihak pemerintah setempat,
• struktur organisasi penyelenggara pihak berwenang : wakil kel masy,
tindak tanggap darurat; termasuk RS terdekat, penyedia jasa
posisi, kewenangan, dan pengendalian pencemaran, dan
tanggungjawab seorang MPPA pihak lainnya
• rencana komunikasi, internal dan • informasi mengenai kondisi badan
external air setempat
1 JENIS KONDISI DARURAT

Pencegahan Tindakan:
 Usaha pencegahan (preventif) perlu dilakukan guna mencegah terjadinya
kondisi darurat pencemaran air. Perlu diingat pencegahan selalu lebih baik
dari penanggulangan.

 Langkah awal dalam melakukan pencegahan terjadinya kondisi darurat


pencemaran air adalah dengan melakukan analisa terhadap :
(a) berbagai sumber pencemaran yang ada di dalam industri dan
(b) kondisi lingkungan di sekitarindustri.
2 PENGENDALIAN SUMBER

Pengendalian sumber
pencemaran bertujuan untuk
menghentikan atau
membatasi pelepasan
pencemar di sumbernya.
Dengan demikian, pelepasan
dan aliran pencemar ke
badan air dapat dihentikan,
dikurangi, atau disolasi di
sekitar sumbernya saja.

Pengendalian sumber pencemar dapat dilakukan antara lain dengan:


• menutup titik pelepasan pencemar,
• mengurangi aliran pencemar,
• mengisolasi pencemar.
2 PENGENDALIAN SUMBER

• Menutup titik pelepasan pencemar


• Penambalan sementara tangki atau pipa yang bocor
• Penutupan saluran efluen IPAL
• Pemindahan kendaraan pengangkut yang tumpah muatannya
• Menghentikan kegiatan produksi yang melepaskan
pencemaran
• Mengurangi aliran pencemar
• Pengaturan valve untuk mengurangi aliran
• Pemindahan arah aliran ke bak penampungan sementara
• Membersihkan tumpahan bahan kimia dengan bahan penyerap
khusus
• Mengisolasi pencemar
• Pembuatan tanggul sementara di daerah tumpahan bahan
kimia
• Pembendungan di lokasi saluran air hujan, sebelum masuk ke
sungai atau badan air lainnya
• Isolasi harus dilakukan untuk rentang waktu yang singkat,
untuk menghindari pencemaran tanah dan air tanah
3 KOMUNIKASI

• Komunikasi pihak berkepentingan merupakan bagian penting dari tindak tanggap


darurat, khususnya saat pencemaran sudah pasti akan menimbulkan ancaman bagi
keselamatan masyarakat dan komponen lingkungan lainnya.

• Pihak yang mutlak dikomunikasikan di saat terjadi kasus pencemaran adalah:


• pihak atasan
• Pihak Security
• Pihak Manajemen

• . • Komunikasi tanggap darurat merupakan hal yang


penting karena:
• mencegah jatuhnya lebih banyak korban dan
kerusakan lingkungan,
• Mendapat bantuan tenaga
• mendapatkan dukungan kerjasama aktif dari
pihak-pihak berkepentingan dalam upaya
pengendalian pencemaran selanjutnya,
Tujuan Kesiapan Tanggap Darurat
1. Menetapkan tanggungjawab, tata kelola, dan
prosedur yang harus diikuti personil di lapangan bila
terjadi keadaan darurat
2. Mengembangkan dan menerapkan sistem
manajemen yang diaktifkan pada berbagai situasi
darurat sehingga dapat menekan kerugian

3. Mengembalikan situasi normal secepat mungkin


Sasaran Tanggap
Darurat

Melindungi
Tujuan karyawan

Kesiapan Menjaga
Tanggap Menjaga
Citra
Fasilitas dan
Menekan
Darurat perusahaan
Sasaran kerugian
Tanggap
Kedaruratan

Memastikan
Mengendalikan Operasi
Pencemaran berjalan
lingkungan kontinyu
Contoh Penanganan Kecelakaan karena Bahan
Kimia
Tanggap Darurat Ipal
Tanggap Darurat IPAL
1. Sistem keamanan fasilitas
Untuk memenuhi sistem keamanan fasilitas ini, maka IPAL perlu :
− Memiliki sistem penjagaan 24 jam
− Mempunyai pagar pengaman atau penghalang lain yang memadai
− Mempunyai tanda (sign-sign) yang mudah terlihat dari jarak 10 meter
− Mempunyai penerangan yang memadai disekitar lokasi

2. Sistem pencegahan terhadap kebakaran Kebakaran pada pengoperasian IPAL sering kali terjadi
disebabkan oleh konslet arus listrik akibat pemilihan instalasi yang tidak berkualitas, kerusakan akibat
gigitan tikus, tumpahan bahan bakar dll. Untuk itu, dalam bangunan IPAL perlu:
• Memasang sistem arde (Electronic-Spark Grounding)
• Memasang tanda peringatan dari jarak 10 meter
• Memasang peralatan pendeteksi bahaya kebakaran outomatis selama 24 jam : • Alat deteksi peka
asap (smoke sensing alarm) • Alat deteksi peka panas (heat sensing alarm)
• Tersedia alat pemadam kebakaran
• Jarak antara bangunan yang memadai bagi kendaran pemadam kebakaran
Tanggap darurat ipal
3. Sistem pencegahan tumpahan bahan kimia Pengoperasian IPAL menggunakan bahan kimia yang bersifat dapat
mudah terbakar, reaktif dan korosif. Untuk itu terhadap bahan kimia tresebut perlu dilakukan sebagai berikut :
− Harus mempunyai rencana, dokumen dan petunjuk teknis operasi (Material Safety Data Sheet) pencegahan
tumpahan bahan kimia IPAL seperti kaporit untuk desinfeksi.
− Pengawasan harus dapat mengidentifikasi setiap kelainan yang terjadi, seperti : kerusakan, kelalaian
operator, kebocoran, tumpahan dll
− Penggunaan bahan penyerap yang sesuai : • Absorben (serbuk gergaji dll) • Air bersih untuk cucian dll.
4. Sistem penanggulangan keadaan darurat. Kejadian darurat dalam pengoperasian dan pemeliharaan IPAL terjadi
secara tiba-tiba. Untuk itu, maka guna mencegah dan meminimalisir dampak yang terjadi, perlu dilakkan hal-hal
sbb :
− Ada Petugas (koordinator) penaggulangan keadaan darurat IPAL
− Jaringan komunikasi atau pemberitahuan kepada : • Tim penanggulangan keadaan darurat (Pos Satpam) •
Dinas pemadam kebakaran setempat • Pelayanan kesehatan darurat (IGD)
− Memiliki prosedur evakuasi
− Mempunyai peralatan penanggulangan keadaan darurat
5. Sistem pengujian peralatan. Pengoperasian peralatan mekanikal dan elekrikal IPAL akan menghadapi gangguan
sistem akibat kerusakan peralatan yang tidak terkontrol pemeliharaannya. Untuk itu perlu dilakukan upaya sbb :
− Semua alat pengukur, peralatan operasi pengolahan dan perlengkapan pendukung operasi harus diuji
minimum sekali dalam setahun.
− Hasil pengujian harus dituangkan dalam berita acara.
Tanggap darurat ipal
6. Pelatihan karyawan:
- Reaksi cepat dan tepat perlu diterapkan dalam pengoperasian IPAL guna untuk
mencegah dan mengendalikan dampak akibat keadaan darurat IPAL. Peran
operator dalam kondisi ini akan menempati posisi strategis. Untuk itu, maka
terhadap operator IPAL perlu dibekali pengetahuana melalui pelatihan dasar,
seperti pengenalan limbah, peralatan pelindung, keadaan darurat, prosedur
inspeksi, P3K, K3 dan peraturan perundangan limbah B3; dan

- pelatihan khusus, seperti: pemeliharaan peralatan, pengoperasian alat


pengolahan, laboratorium lingkungan , dokumentasi dan pelaporan.
Bilamana terjadi keadaan tidak normal maka harus:

• memberitahukan terjadinya kejadian tidak normal dan keadaan darurat


dalam jangka waktu 1 x 24 jam kepada bupati/walikota dengan tembusan
kepada gubernur, Menteri dan instansi teknis; dan

• melaporkan upaya penanggulangan kejadian tidak normal dan


keadaan darurat paling lama 7 x 24 jam kepada bupati/walikota dengan
tembusan kepada gubernur, Menteri dan instansi teknis.
TERIMAKASIH
Latihan Soal
• Sebutkan tahapan tahapan prosedur tanggap darurat di perusahaan saudara?

Anda mungkin juga menyukai