Anda di halaman 1dari 68

Sistem Tanggap Darurat

&
MEMAHAMI PENGELOLAAN
KEADAAN DARURAT DI Manajemen Evakuasi
TEMPAT KERJA
LATAR BELAKANG & TUJUAN
RENCANA TANGGAP DARURAT
Program kedaruratan ini disusun untuk skala kegiatan aktifitas di tempat kerja.
Pada umumnya, hampir semua sektor industri bisa dipastikan mempunyai potensi
darurat saat proses produksi maupun bidang jasa.
Latar belakang & Tujuan
Program Pengelolaan Kedaruratan
Tujuan Perusahaan ialah merancang, membangun, mengoperasikan dan memelihara
sebuah fasilitas tempat kerja yang aman bagi manusia dan lingkungan serta memenuhi
peraturan dan persyaratan yang berlaku baik nasional maupun internasional.

Terdapat potensi/ resiko terjadinya insiden di fasilitas tempat kerja seperti : kebakaran,
ledakan, atau tumpahan LB3 secara tak sengaja ke tanah, air, atau udara sehingga
mengancam kesehatan manusia maupun lingkungan.

Perlu dibuat Program Pengelolaan Kedaruratan


atau suatu rencana kesiapan tanggap darurat dengan berbagai langkah pengendalian
pencegahan serta, penanggulangan untuk memperkecil potensi/ resiko yang ada seminimal
mungkin yang berpedoman pada Regulasi dan Standar yang terkait
DASAR HUKUM PENGELOLAAN
KEDARURATAN
Dasar Hukum Pengelolaan Kedaruratan:

• UU No. 1 Tahun 1970 Pasal 3 (1) & 9 (3) Tentang Keselamatan Kerja

• UU No. 24 Tahun 2007 Tentang penanggulangan bencana

• PP RI No. 50 Tahun 2012 Tentang SMK3

• PP RI No. 74 Tahun 2001 Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun

• PP RI No. 21 Tahun 2008 Tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana

• PerPres RI No. 17 Tahun 2018 Tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam keadaan tertentu

• PerMenaker 02 Tahun 1983 Tentang instalasi alarm kebakaran automatik

• PerMenaker 04 Tahun 1980 Tentang syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan APAR

• PerMen Kesehatan RI Nomor 48 Tahun 2016 Standar keselamatan dan kesehatan kerja perkantoran

• PerMen PUPR No. 14 Tahun 2017 Tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung

• PerMen PU No. 26 Tahun 2008 Tentang persyaratan teknis sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan
lingkungan

• PerMen LHK RI nomor P.74/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2019 tentang program kedaruratan pengelolaan bahan


berbahaya dan beracun dan/atau limbah bahan berbahaya dan beracun

• KepMenaker No. 186 Tahun 1999 Tentang unit penanggulangan kebakaran ditempat kerja
Referensi lain

• SNI 03 – 1746 – 2000: Tata cara perencanaan dan pemasangan sarana jalan ke luar untuk
penyelamatan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung
• SNI 03-6574-2001: Tata Cara Perancangan Pencahayaan Darurat, Tanda arah dan Sistem
Peringatan Bahaya pada Bangunan Gedung
• OSHA – CRP 1910.120
• Superfund Amendment and Reauthorization Act (SARA) of 1986, Title III on Emergency Planning
and Cumminity Right to Know
• ISO 45001:2018 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Persyaratan
Klausul 8.2)
• ISO 14001:2015 tentang Sistem Manajemen Lingkungan (Persyaratan Klausul 8.2)
DEFINISI KEADAAN DARURAT
DEFINISI
Keadaan Darurat dan Keadaan Darurat Bencana adalah pengertian yang sama.
Sebagaimana tertuang dalam Penjelasan PP 21/2008 pasal 23 dan Perpres 17/2018
pasal 1 angka 3 bahwa Keadaan Darurat adalah keadaan yang mencakup status
Siaga Darurat, Tanggap darurat hingga transisi darurat ke pemulihan.

Menurut NFPA 1600


Keadaan darurat adalah segala kejadian atau peristiwa, alamiah atau akibat ulah
manusia yang memerlukan aksi penyelamatan dan perlindungan terhadap
properti, kesehatan masyarakat, dan keselamatan.
Kategori Keadaan Darurat Menurut NFPA (National Fire Protection Association)
1. Keadaan Darurat Besar (Major)

Apabila keadaan darurat yang terjadi dipandang dapat


mempengaruhi jalannya operasi perusahaan atau
memepengaruhi tatanan lingkungan sekitar, dan
penanggulangannya diperlukan pengerahan tenaga yang
banyak dari internal & eksternal.

2. Keadaan Darurat kecil (Minor)

Apabila keadaan darurat yang terjadi dapat diatasi sendiri


oleh petugas setempat dan tidak membutuhkan tenaga
(personil) yang banyak dan hanya ditangani dari internal.
Jenis Keadaan Darurat

Natural Hazard (Bencana Alamiah)


• Banjir/Floods,
• Badai Besar/Hurricanes,
• Angin Putting Beliung/Tornadoes,
• Kebakaran/Fires,
• Tsunami
• Gempa bumi
• Sambaran petir
• Penyakit pandemi seperti flu yang berbahaya
• dll
Jenis Keadaan Darurat

Technological Hazard (Kegagalan Teknis) / Tindakan Manusia


• Kebakaran
• Ledakan
• Runtuhnya bangunan
• Kegagalan struktur utama
• Tumpahan cairan kimia berbahaya (mudah terbakar, beracun dll)
• Terlepasnya bahan biologis berbahaya, atau bahan kimia beracun
• Ancaman teroris
• Sumber daya utama (listrik) padam
• Pasokan air terganggu (mati)
• dll
Mengapa perlu Perencanaan Keadaan Darurat (ERP)?

• Mengenali kemungkinan kondisi darurat yg belum pernah terjadi.


• Proses perencanaan dapat mengidentifikasi kebutuhan peralatan tanggap darurat
dan kebutuhan tenaga terampil dalam tim tanggal darurat.
• Merupakan bentuk upaya utk mempromosikan kesadaran ber-K3 sekaligus
menunjukkan komitmen perusahaan.
• Mencegah / meminimalisir jumlah / cidera korban dan kerusakan bila terjadi
• Meng-edukasi pekerja pada kesadaran ‘it can happen here’ sehingga bisa
menentukan selalu siap dan waspada.
• Kecepatan dan ketepatan dalam mengambil keputusan untuk melaksanakan
kegiatan pengendalian tanggap darurat.
PROSES PENYUSUNAN
PROGRAM KEDARURATAN
1. Melakukan identifikasi
kondisi kedaruratan

Bagaimana Cara Membuat Perencanaan Tanggap Darurat di Perusahaan?

1. Identifikasi potensi bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya dari


setiap aktifitas pekerjaan di setiap departemen (bisa menggunakan
aplikasi/tools JSA atau HIRADC.
2. Membuat Prosedur Pengelolaan Kedaruratan (Persiapan, Pengendalian &
Pasca Pengendalian)
2. Menentukan
infrastruktur yang
dibutuhkan
Contoh
Peralatan
Pengendalian Fire Truck ER Team

Kondisi darurat

Fire Suit PPE Cabinet

APAR Hydrant
Contoh
Peralatan
Pengendalian
Kondisi darurat
Contoh
Peralatan
Pengendalian
Kondisi darurat
Contoh Peralatan Pengendalian Kondisi darurat

APAR (Alat Pemadam Api Ringan) Hydrant


Contoh Peralatan Pengendalian Kondisi darurat

Instalasi Sprinkler Sprinkler


Contoh Peralatan Pengendalian Kondisi darurat

APAB (Alat Pemadam Api Beroda) Penyimpanan APAB


Contoh Peralatan Pengendalian Kondisi darurat

Contoh system alat pendeteksi asap, panas & nyala


Contoh Peralatan Pengendalian Kondisi darurat

Smoke Detector Heat Detector


3. Menyiapkan fungsi
penanggulangannya
secara detail Contoh Emergency Response Team

ERT (All Team)

ERT (Fire Fighting)


Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi
Contoh struktur tim tanggap darurat:

Koordinator
Tim Tanggap Darurat

Tim Keamanan

Tim Evakuasi Tim Penanggulangan Tim P3K Tim Rescue Tim Komunikasi

- Evakuasi Peralatan
- Kebakaran
- Evakuasi Kendaraan
- Tumpahan
- Evakuasi Pekerja
PERAN & WEWENANG KETUA
• Menentukan dan memutuskan Kebijakan Tanggap Darurat
Perusahaan
• Mengajukan anggaran dana yang berkaitan dengan sarana dan
prasarana tanggap darurat Perusahaan.
• Mengundang partisipasi seluruh karyawan untuk melangsungkan
latihan tanggap darurat di lingkungan Perusahaan.
• Menjadwalkan pertemuan rutin maupun nonrutin Unit Tanggap
Darurat.
• Menyusun rencana pemulihan keadaan darurat Perusahaan.
PERAN DAN WEWENANG SEKRETARIS
• Membuat laporan kinerja Unit Tanggap Darurat.
• Melakukan pemantauan kebutuhan dan perawatan
sarana dan prasarana tanggap darurat Perusahaan.
• Melaksanakan kerja sama dengan pihak terkait yang
berkaitan dengan tanggap darurat Perusahaan.
PERAN DAN WEWENAG
KOORDINATOR

• Mengoordinasi kinerja semua regu Unit Tanggap


Darurat.
PERAN DAN WEWENANG REGU
PEMADAM KEBAKARAN
• Melangsungkan pemadaman kebakaran
menggunakan semua sarana pemadam api di
lingkungan Perusahaan secara aman, selamat dan
efektif.
• Melaporkan segala kekurangan/kerusakan sarana dan
prasarana pemadam api di lingkungan Perusahaan
kepada Koordinator, Sekretaris maupun Ketua Unit
Tanggap Darurat.
PERAN DAN WEWENANG REGU
EVAKUASI
• Memimpin prosedur evakuasi secara aman, selamat
dan cepat.
• Melaporkan segala kekurangan/kerusakan sarana dan
prasarana evakuasi di lingkungan Perusahaan kepada
Koordinator, Sekretaris maupun Ketua Unit Tanggap
Darurat.
• Melaporkan adanya korban tertinggal, terjebak
ataupun teruka kepada Regu P3K, Koordinator
maupun Sekretaris Unit Tanggap Darurat.
PERAN DAN WEWENANG PETUGAS P3K
• Melaksanakan tindakan P3K.
• Melaporkan segala kekurangan/kerusakan sarana dan
prasarana P3K di lingkungan Perusahaan kepada
Koordinator, Sekretaris maupun Ketua Unit Tanggap
Darurat.
• Melaporkan kepada Koordinator ataupun Sekretaris
Unit Tanggap Darurat bilamana terdapat korban yang
memerlukan tindakan medis lanjut pihak ke tiga di
luar Perusahaan.
PERAN DAN WEWENANG LOGISTIK
• Mengakomodasi kebutuhan umum tanggap darurat
(makanan, minuman, pakaian, selimut, pakaian, dsb).
PERAN DAN WEWENANG
TRANSPORTASI
• Mengakomodasi sarana transportasi darurat dari
dalam/luar lingkungan Perusahaan.
PERAN DAN WEWENANG KOMUNIKASI
INTERNAL
• Memantau perkembangan penanganan kondisi
darurat dan menjembatani komunikasi antar regu
Unit Tanggap Darurat.
• Memastikan alur komunikasi antar regu Unit Tanggap
Darurat dapat dilangsungkan secara baik dan lancar.
PERAN DAN WEWENANG KOMUNIKASI
EKSTERNAL
• Memantau seluruh informasi internal dan
mengakomodasi informasi/pemberitaan untuk pihak luar.
• Menghubungi pihak eksternal terkait untuk kepentingan
tanggap darurat (Kepolisian/Warga).
PERAN DAN WEWENANG KEAMANAN
• Melaksanakan tindakan keamanan internal maupun
eksternal selama berlangsungnya tanggap darurat
Perusahaan.
Contoh Kegiatan Simulasi Kedaruratan

Pemadaman kebakaran P3K

Evakuasi Tim Rescue


Contoh scenario dan kegiatan drill/simulasi tanggap darurat
KONDISI PADA SAAT
PENGENDALIAN
3 PERIODE DALAM KONDISI KEDARURATAN

• Periode panik
Suasana panik, kacau balau, bingung, saling menyalahkan, situasi mencekam.

• Periode darurat-terkendali
Situasi panik sudah mulai reda, dan sudah memperoleh informasi dari
berbagai sumber.

• Periode darurat lanjutan/penuntasan


Kondisi darurat sudah berakhir menuju kondisi normal. Sudah dapat
melaksanakan kegiatan dengan normal meskipun dalam batas minimal.
MASALAH YANG DIHADAPI SAAT
PENGENDALIAN KEDARURATAN

1. Tidak ada kesiapan


2. Tidak ada peringatan dini
3. Informasi membingungkan
4. Komunikasi/transportasi terputus
5. Gagal koordinasi
6. Kebutuhan dasar tidak tersedia
7. Lingkup terlalu besar
8. Sasaran tidak jelas
9. Terlalu banyak tugas
Sistem Pelaporan dan Komunikasi
PROSES KOMUNIKASI PENGENDALIAN & PELAPORAN KEADAAN DARURAT

JIKA TERJADI INSIDEN ATAU KEADAAN DARURAT

Hubungi on site Spv / HSE


PROSES INI DILAKUKAN JIKA PROSES INI DILAKUKAN JIKA
INSIDEN TIDAK DAPAT INSIDEN DAPAT DIKENDALIKAN
DIKENDALIKAN

Ikuti instruksi selanjutnya Lakukan penanganan insiden


dari site Spv / HSE dengan peralatan yang
disediakan
LAKUKAN EVAKUASI
KE MUSTER AREA On site Spv / HSE LAKUKAN EVAKUASI
menghubungi Management KE MUSTER AREA
di kantor pusat
Jika ada korban yang perlu Jika ada korban yang perlu
penanganan medis dan perlu penanganan medis dan perlu
medical evakuasi, segera laporkan medical evakuasi, site Spv / HSE
kepada site Spv / HSE dan lalukan P3K (jika anda terlatih)

PELAPORAN SECARA TERTULIS KEPADA


MANAGEMENT

Kantor Pusat Contact person in case of emergency Lokasi Proyek Contact person in case of emergency

Name (Position) : contact number Name (Position) : contact number


Name (Position) : contact number Name (Position) : contact number
SISTEM DAN PERALATAN
EVAKUASI SAAT KONDISI
KEDARURATAN
EXIT
EMERGENCY
EXIT
MUSTER
POINT
EXIT
EMERGENCY EXIT
EXIT
Syarat Wajib Yang Harus Dipastikan Keberadaannya

1. Mengidentifikasi jalur evakuasi sebagai sarana alternatif melarikan diri,


membuat jalur ini wajib diketahui semua staf; menjaga rute agar tidak
terhalang.
2. Penentuan lokasi aman bagi staf untuk berkumpul aman dan jauh dari
lokasi kedaruratan
3. Menetapkan personil untuk membantu karyawan cacat dalam keadaan
darurat.
Syarat Wajib Yang Harus Dipastikan Keberadaannya

4. Fasilitas Pelaksanaan pengobatan yang terluka dan petugas rescue


mencari yang hilang bersamaan dengan upaya maksimal.
5. Menyediakan sumber alternatif bantuan medis dari luar ketika fasilitas
yang normal mungkin dalam zona bahaya.
Fasilitas Access – Exit Route

 Ketika mempersiapkan rencana darurat, perlu merancang rute


evakuasi yang ideal
 Sedapat mungkin dipastikan bahwa rute evakuasi dan pintu keluar
darurat memenuhi persyaratan sebagai berikut:
– Ditandai dengan jelas dan terang benderang;
Cukup lebar untuk menampung jumlah personil mengevakuasi;
– Tidak terhalang / terbebas dari material apapun;
Fasilitas Access – Exit Route
KESIMPULAN

EMERGENCY

RESPONSE

PLAN

Anda mungkin juga menyukai