Anda di halaman 1dari 30

Emergency Response Plan

Oleh

Husnul Mubarak S.kep., M.kes


Pengertian
Keadaan Darurat
Situasi yg tidak diketahui
yang mengancam pekerja,
setiap orang yang dapat
mengganggu proses operasi
atau menyebabkan
kerusakan fisik dan
lingkungan
Manajemen

Upaya-upaya yang terorganisir,


meliputi perencanaan, pengambilan
keputusan dan penugasan sumber
daya yang tersedia untuk mencegah,
mempersiapkan, mengurangi,
merespon dan pulih dari dampak
dari semua bahaya
Mengapa perlu ERP
01 04
Mengenali kemungkinan Mengurangi korban dan kerusakan bila
kondisi berbahaya yg belum terjadi
pernah terjadi

02 05
Proses perencanaan dapat Mendidik manusia pada kesadaran ‘it
memperbaiki kekurangan, mis: can happen here’ sehingga bisa
kurangnya sumber daya (peralatan, menentukan langkah antisipasi
personil yg kompeten, bantuan), atau
komponen lainnya sebelum keadan
darurat terjadi

03 06
Merupakan bentuk upaya utk Bila terjadi kondisi darurat terjadi bisa
mempromosikan kesadaran ber-K3 cepat mengambil keputusan utk
sekaligus menunjukkan komitmen memobilisasi sumber daya: manusia,
perusahaan. peralatan dan dukungan utk
penyelamatan.
Tujuan utama

01 Menyelamatkan
korban/memberikan 02 Mencegah luka/sakit
yang lebih parah
bantuan hidup

03 Melindungi properti
(peralatan, sarana 04 Melindungi
lingkungan sekitar
dan failitas)
Jenis keadaan darurat
proses alam

1. Banjir/Floods,
2. Badai Besar/Hurricanes,
3. Angin Putting Beliung/Tornadoes,
4. Kebakaran/Fires,
5. Tsunami
6. Gempa bumi
7. Sambaran petir
8. Penyakit pandemi seperti flu yang
berbahaya
9. dll
Jenis keadaan darurat buatan manusi

1. Kebakaran
2. Ledakan
3. Runtuhnya bangunan
4. Kegagalan struktur utama
5. Tumpahan cairan kimia berbahaya (mudah terbakar,
beracun dll)
6. Terlepasnya bahan biologis berbahaya, atau bahan kimia
beracun
7. Ancaman teroris
8. Paparan radiasi pengion
9. Sumber daya utama (listrik) padam
10. Pasokan air terganggu (mati)
11. Kejadian yang menhilangnya proses komunikasi
12. Gangguan alam/lingkungan (angin, banjir, satwa liar, dll)
Dasar Hukum UU no 1 tahun 1970
1. Pasal 3 ayat (1).
2. Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat syarat keselamatan kerja untuk :
3. mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran,mencegah, mengurangi peledakan
4. memberikan kesempatan jalan menyelamatkan diri dalam bahaya kebakaran
5. pengendalian penyebaran asap, gas dan suhu
6. Pasal 9 ayat (3) Pengurus wajib membina K3 penanggulangan kebakaran
Sarana wajib yang harus dipastikan
keberadaannya
Mengidentifikasi jalur evakuasi, sarana
alternatif melarikan diri, membuat ini diketahui
semua staf; menjaga rute agar tidak terhalang.

Penentuan lokasi aman bagi staf untuk


berkumpul untuk jumlah kepala untuk
memastikan bahwa semua orang telah
meninggalkan zona bahaya (Titik Kumpul).

Menetapkan individu untuk membantu


karyawan cacat dalam keadaan darurat.
1. Mengidentifikasi jalur evakuasi, sarana
WAJIB alternatif melarikan diri, membuat ini diketahui
DIPASTIKAN semua staf; menjaga rute agar tidak terhalang.

2. Penentuan lokasi aman bagi staf untuk


berkumpul untuk jumlah kepala untuk
memastikan bahwa semua orang telah
meninggalkan zona bahaya (Titik Kumpul).
SASARAN

3. Menetapkan individu untuk membantu


karyawan cacat dalam keadaan darurat.

4. Fasilitas Pelaksanakan pengobatan yang


terluka dan mencari yang hilang bersamaan
dengan upaya untuk mengandung darurat.

5. Menyediakan sumber alternatif bantuan medis


ketika fasilitas yang normal mungkin dalam
zona bahaya.

6. Penetapan tingkat kerugian properti harus


dimulai hanya ketika keamanan semua staf
dan tetangga pada risiko telah ditetapkan
dengan jelas.
Ketika mempersiapkan rencana
darurat tindakan, perlu, merancang rute
evakuasi primer dan sekunder
Sedapat mungkin dipastikan bahwa rute

Exit
evakuasi dan pintu keluar darurat
memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Ditandai dengan jelas dan terang

Route
benderang,
Cukup lebar untuk menampung
jumlah personil mengevakuasi,
2. Terhalang dan jelas dari puing-puing
setiap saat, dan
3. Tidak mungkin untuk mengekspos
personil evakuasi terhadap bahaya
tambahan
Exit Rout
• Megaphone. • Tandu.
• Self Contain Breathing • Perkakas alat bantu pemadam
Apparatus (SCBA). (Kapak, linggis dll).
• Lampu senter. • Kursi Evakuasi (evachair).
• Baju Pemadam.
• Helm pengaman
• Respirator

FASILITAS
KEADAAN DARURAT
Petugas Keamanan

1. Regu Pamadam Api,


2. Regu Medis,
3. Regu Penyelamat,
4. Regu Evakuasi,
5. Regu Penyelamat Dokumen,
6. Regu Pemadam Lantai/Zona.
7. Regu Pemandu Instansi Terkait,
8. Regu Pengaman,
9. Regu Pengaturan Parkir.
Kelompok Teknis

01 02 03 04 05

Operator Operator Operator Operator Operator


Ruang Lift, Listrik AC dan Pompa
Monitor dan
Komunikasi, dan Ventilasi Pemadam
Genset, dan dan Tanki
Air
Emergency  Bahaya yang signifikan diidentifikasi.
Arrangement  Penilaian risiko yang dilakukan dan dicatat.
 Perencanaan darurat telah didokumentasikan
Cheklist sesuai dengan segala yang relevan
 Peraturan perundang-undangan.
 Daerah bahaya adalah operasional dan efektif.
 Peran dan tanggung jawab didefinisikan.
 Layanan eksternal diidentifikasi dan darurat
rincian kontak yang tersedia.
 Orang yang kompeten telah ditunjuk.
 Api penilaian risiko telah didokumentasikan.
 Darurat rute dan ada disimpan jelas.
 Peralatan darurat tetap terjaga.
 Rencana darurat berlatih dengan latihan.
 Tanda dan rambu-rambu peringatan dipilih
dengan benar.
 Informasi tentang pengaturan darurat tepat
disebarluaskan.
Tahap Melaksanakan Pelatihan

2. Tenaga kerja secara umum


1. Tim tanggap darurat :
• Rencana evakuasi
• Penggunaan berbagai jenis alat
pemadam api ringan • Sistem alarm
• Pertolongan pertama pada kecelakaan • Prosedur pelaporan
• Prosedur penghentian mesin/proses • Prosedur penghentian mesin/proses
• Prosedur evakuasi • Jenis potensi keadaan darurat
• Pengendalian tumpahan bahan

kimia/kebocoran gas
Penggunaan peralatan pelindung diri 3. Manajer dan supervisor
(masker, dsb)
• Prosedur pencarian dan penyelamatan
korban (search & rescue)
• Konseling trauma • Petunjuk penghentian pengoperasian
peralatan/proses
• Prosedur evakuasi
P3K
Penyelenggaraannya Sosialisasi Pelaksanaan P3K di
disesuaikan dengan tempat kerja kepada seluruh
pegawai yg komprehensif
skala kebutuhan.

Pencatatan pelaksanaan &


kejadian P3K di
Petugas P3K atau pun dokumentasikan (medical
petugas lainnya yg record)
ditunjuk/ bertanggung
jawab harus terlatih.
Prasarana & Sarana P3K harus
tersedia dan pada saat kejadian
Darurat dapat dioperasikan
segera.
You can simply impress your audience and

RENCANA
add a unique zing and appeal to your
Presentations. Easy to change colors,
photos and Text. Get a modern
PowerPoint Presentation that is
beautifully designed. You can simply
impress your audience and add a unique

MENGHADAPI
zing and appeal to your Presentations.
Easy to change colors, photos and Text.
Get a modern PowerPoint Presentation
that is beautifully designed.

KEADAAN
DARURAT
Perencanaan Tanggap Darurat adalah suatu
perencanaan strategis secara keseluruhan yang
telah terintegrasi

1. prosedur standar operasi (SOP),

2. The Action Plan Insiden (IAP) dan

3. Sistem Komando Insiden (ICS) atau

4. sistem manajemen darurat fleksibel

SOP + IAP + ICS = ERP


SOP
Standard Operating Procedure

• Urut-urutan an tata cara penanggulangan dan


kesiap-siagaan tanggap darurat
• Mengatur tugas dan tanggungjawab dalam
pelaksanaan (tiap-tiap) kejadian tanggap darurat
• Merupakan dokumen rujukan bagi semua unit
kerja dalam menghadapi kejadian tanggap
darurat
IAP
Incident Action Plan
• Merupakan langkah-langkah singkat dalam
menghadapi kejadian emergensi
• Ditujukan untuk semua orang (termasuk yang
awam) agar memahami tindakan yang harus
dilakukan
• Untuk memudahkan dibuat di lembar yang
berbeda dan diberi warna serta label jenis
kejadian emergensi
• Didistribusikan ke semua unit yang terkait
ICS
Incident Command System

• Urut-urutan komunikasi dalam menghadapi


kejadian emergensi  Gambar Diagram Alur
Pelaporan

• Dibutuhkan:
―Diagram pelaporan
―Daftar nomer telpon sesuai dengan diagram
―Naskah (isi) dari laporan (ini bila diperlukan)
BEBERAPA CONTOH PROSEDUR KEADAAN DARURAT
PROSEDUR
EVAKUASI KEBAKARAN

1. Timbulnya Keadaan Darurat


2. Bunyi alarm
3. Seluruh manusia dalam lokasi dinstruksikan utk evakuasi
(toilets and small rooms)
4. Menghubungi pemadam kebakaran
5. Menutup/menghalangi sebaran api dan melindungi escape
routes
6. Proses dan mesin dimatikan bila memungkinkan, ambil
tindakan penyelamatan jiwa
7. Petugas pemandu evakuasi membimbing ke assembly
point dan melaporkan siapapun yang telah terselamatkan.
PROSEDUR EVAKUASI GEMPA

1. Evakuasi dilakukan mengikuti jalur evakuasi yang telah ditentukan. Penanggungjawab


lantai memberikan aba-aba kepada rekan yang lain untuk memimpin proses evakuasi.

2. Barang berharga dan alat komunikasi jika memungkinkan dibawa pada saat gempa
dengan catatan tidak menghambat proses evakuasi.

3. Evakuasi dilakukan dengan tertib dan tidak saling dorong mendorong. Wanita yang
menggunakan sepatu hak tinggi diminta untuk dilepas guna menghindari kesulitan pada
saat evakuasi.

4. Penanggungjawab lantai membawa rekan-rekan ke area evakuasi (berkumpul) untuk


dilakukan absensi dan memberikan tindakan P3K jika ada korban.

5. Jika tidak memungkinkan untuk evakuasi, berlindung dibawah peralatan furnitur yang
cukup kuat dan tidak terbuat dari kaca. Pegang kaki furnitur tersebut selama terjadinya
gempa.

6. Jika tidak ada furnitur, dapat berlindung pada pondasi bangunan yang kuat dan tahan
terhadap gempa. Jangan lupa untuk melindungi kepala dan memperhatikan benda-benda
yang berjatuhan.

7. Apabila gempa sudah selesai, dapat keluar menuju area evakuasi (berkumpul). Jika
terjebak didalam runtuhan bangunan, maka cobalah untuk tetap tenang dan jika
memungkinkan menghubungi rekan lain menggunakan alat komunikasi yang dibawa.
PROSEDUR EVAKUASI BANJIR

Bila terjadi bencana alam banjir yang datang secara perlahan-lahan, semua
karyawan harus mengamankan lingkungan sekitarnya dari kemungkinan bahaya
banjir yang lebih besar, yang dapat terjadi, disamping harus memperhatikan
keselamatan dirinya, misalnya :
1. Menyingkirkan benda-benda, sampah atau apapun yang dapat
menghambat / menyumbat jalannya air.
2. Mematikan arus listrik dari kabel atau alat yang mungkin dapat terendam
air.
3. Memindahkan file atau dokumen dengan jarak 30 cm atau lebih tinggi
dari lantai sebelum meninggalkan ruangan.
4.  Bila hal tersebut tidak bisa ditangani sendiri, minta bantuan orang lain
atau yang berwenang.Untuk menunggu keadaan selanjutnya, Kepala Bagian
harus memonitor dan melakukan tindakan-tindakan pencegahan lainnya di
lapangan dengan meminta bantuan kepada bawahannya.
5. Bila keadaan bertambah buruk dan menjurus kepada keadaan darurat
maka lakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan keadaan darurat
yang sesuai.
6. Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab membuat laporan
terjadinya banjir termasuk kerusakan bila ada kepada pihak-pihak yang
terkait.
PROSEDUR EVAKUASI GEMPA TSUNAMI
1. Merunduk, Lindungi Kepala dan Bertahan di tempat aman!
2. Beranjaklah beberapa langkah menuju tempat aman terdekat.
3. Tetaplah di dalam ruangan sampai guncangan berakhir dan anda yakin telah
aman untuk keluar.
4. Menjauhlah dari jendela.
5. Jika anda sedang di tempat tidur, tunggu dan tetaplah disana sampai gempa
mereda, lindungi kepala anda dengan bantal.
6. Jika anda berada di luar ruangan, carilah titik aman yang jauh dari
kemungkinan rubuhnya bangunan, pohon, dan kabel. Rapatkan badan anda ke
tanah.
7. Jika anda di dalam mobil, melambatlah dan kemudikan mobil anda menuju
titik aman, keluarlah dari kendaraan dan lakukan evakuasi.
8. Periksalah diri anda, apakah ada yang terluka. Lindungi diri anda dari bahaya
selanjutnya dengan memakai celana panjang, baju lengan panjang, sepatu dan
sarung tangan.
9. Tolonglah orang lain yang luka. Berikan pertolongan pertama terhadap korban
yang cedera serius.
10.Jika terjadi kebakaran. Cari pemadam api. Matikan gas jika anda mencium
bau gas atau jika menurut anda gas tersebut mengalami kebocoran.
11.Hidupkan radio untuk mendengarkan instruksi dan informasi.
Prosedur Evakuasi Ancaman Bom
1. Rekam Pembicaraan Yang Terjadi:
• Semakin banyak informasi yang dapat diperoleh dari si penelepon, semakin besar peluang
ancaman tersebut dapat diatasi.
• Pada saat menerima ancaman bom, sangatlah penting bagi si penerima telepon untuk berusaha
bersikap tenang dan jangan menutup telepon bahkan setelah telepon tersebut telah diputus.
Line/jalur "yang terbuka" ini mungkin dapat digunakan untuk menelusuri keberadaan si
penelepon.
• Selama menerima telepon dari orang/sipenelpon diusahakan tetap tenang.
• Mengupayakan agar si penelpon terus bicara dan mencatat seluruh percakapan :
- Dimana bom dipasang
- Berapa banyak bom yang dipasang
- Kapan bom akan meledak
- Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab segera melapor kepada pejabat yang
terkait atau petugas yang ditunjuk.
• Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab menindak lanjuti laporan yang
diterima dengan segera melakukan tindakan penanganan keadaan darurat.

2. Laporkan Telepon Yang Diterima


• Segera laporkan kepada Polisi dengan menggunakan saluran telepon yang lain.

3. Lakukan Evakuasi
• Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab memberikan penjelasan kepada semua pegawai
mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menghadapi kondisi darurat akibat ancaman
bom.
Sekian &
y
rg enc
e
Em onse
p
Res
Plan

Terima Kasih
Modern PowerPoint

Anda mungkin juga menyukai