Anda di halaman 1dari 45

PELATIHAN PENYUSUNAN

RENCANA KONTINGENSI
Penyusunan Rencana Kontingensi
Menghadapi Ancaman Bencana

Agus Sardiyarso
Fasilitator Nasional

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENANGGULANGAN BENCANA


BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Riwayat Pekerjaan

1. Nama : IR. AGUS SARDIYARSO, M.M. – NIP. 1100 25256


2. Pangkat Terakhir : Pembina Utama Madya – IV/D (Pensiun)
3. Jabatan Terakhir :
a. Asisten Deputi Pengelolaan Wilayah Khusus
Kemenko Polhukam RI (konflik sosial, bencana alam)
b. Kasubdit Sistem Peringatan Dini BAKORNAS PB.
c. Dep. Dalam Negeri, Dep. Transmigrasi, Dep. PU.

4. Saat ini : Fasilitator Nasional/Narasumber/Pengajar Diklat - BNPB


5. Pengalaman Kebencanaan : Tim PB Tsunami Aceh 2004, Gempabumi Yogya-Jateng
2006, Kebakaran Hutan Sumsel 2006, berbagai workshop
dll.
6. Pengalaman Fasilitator : Tahun 2004 s/d sekarang fasilitator BPBD/Pemda Prov/Kab/
Kota, Lembaga lain (Unicef, UnOcha, UNDP, WHO dll)
7. Email, HP : agussardiyarso95@gmail.com - HP. 0812 921 3664
2.
Presentasi Fasilitator/
1. Pembukaan Pengajar/Narasumber

5.
Penutupan

3. 4.
Diskusi kelompok Presentasi kelompok
Tujuan Pelatihan

Tujuan pelatihan
penyusunan
rencana kontinjensi:
MeningkatkanPengetahuan,
Keterampilan, dan Sikap SDM
dalam penyusunan rencana
kontingensi, serta meningkatkan
kapasitas, kualitas dan
produktivitas organisasi secara
keseluruhan.
1. Konsep Rencana Kontingensi
PEMBAHAS 2. Karakteristik Bahaya, Skenario
AN Kejadian dan Asumsi Dampak
PENYUSUN 3. Penyelenggaraan Operasi
AN Penanganan Darurat Bencana
(PDB)
RENCANA 4. Tindak Lanjut Pasca Penyusunan
KONTINGE Rencana Kontingensi
NSI 5. Latihan Penyusunan Rencana
Kontingensi
KONSEP PENYUSUNAN
RENCANA KONTINGENSI
Penyusunan Rencana Kontingensi
Menghadapi Ancaman Bencana

Agus Sardiyarso
Fasilitator Nasional

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENANGGULANGAN BENCANA


BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan materi pendidikan dan


pelatihan konsep penyusunan
rencana kontinjensi adalah untuk
menjelaskan:
1. Landasan Hukum Renkon
2. Posisi Renkon dalam perencanaan PB
3. Bencana, Kejadian bencana, Kontingensi
4. Prinsip dan proses penyusunan renkon
5. Teknik Penyelenggaraan penyusunan
renkon
INDIKATOR KEBERHASILAN
Pada akhir sesi, peserta mampu:
1. Memahami Landasan Hukum
2. Menjelaskan Posisi Renkon dalam perencanaan PB
3. Menjelaskan definisi Bencana, Kejadian bencana,
Kontingensi
4. Memahami Prinsip dan proses penyusunan renkon
5. Memahami Teknik Penyelenggaraan penyusunan
renkon

Pesan kunci:
1. Landasan hukum
2. Posisi Renkon dalam PB
3. Prinsip dan proses Renkon
4. Teknik penyelenggaraan
8
POKOK BAHASAN

1. Landasan Hukum
2. Posisi Renkon dalam perencanaan PB
3. Bencana, Kejadian bencana,
Kontingensi
4. Prinsip dan proses penyusunan renkon
5. Teknik Penyelenggaraan penyusunan
renkon
LANDAS
AN
HUKUM
UU No. 24 Tahun 2007
Ttg Penanggulangan Bencana
Pasal 45
(1) Kesiapsiagaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 huruf a dilakukan untuk
memastikan upaya yang cepat dan tepat dalam menghadapi kejadian bencana.
(2) Kesiapsiagaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui:
a.penyusunan dan uji coba rencana penanggulangan kedaruratan bencana;
b. …..

PP No. 21 Tahun 2008


ttg Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
Pasal 17
• Rencana penanggulangan kedaruratan bencana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) huruf a merupakan acuan bagi
pelaksanaan penanggulangan bencana dalam keadaan darurat.
• Rencana penanggulangan kedaruratan bencana sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disusun secara terkoordinasi oleh BNPB
dan/atau BPBD serta pemerintah daerah
• Rencana penanggulangan kedaruratan bencana dapat dilengkapi
dengan penyusunan rencana kontingensi.
Pasal 4
1) Kegiatan pelayanan informasi rawan bencana,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a
paling sedikit memuat:
a. penyusunan kajian risiko bencana; dan
b. Komunikasi Informasi dan Edukasi rawan
bencana.
2) Kegiatan pelayanan pencegahan dan
kesiapsiagaan terhadap bencana, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 huruf b paling sedikit
PERMENDAGRI memuat:
No.101/2018 a. penyusunan rencana penanggulangan bencana;
b. pembuatan rencana kontingensi;
c. pelatihan pencegahan dan mitigasi;
d. gladi kesiapsiagaan terhadap bencana;
e. pengendalian operasi dan penyediaan sarana
prasarana kesiapsiagaan terhadap bencana;
dan
f. penyediaan peralatan perlindungan dan
kesiapsiagaan terhadap bencana.
3) Kegiatan pelayanan penyelamatan……
Hierarki
Penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam situasi terdapat potensi
terjadi bencana, (salah satunya mencakup) Kesiapsiagaan yang dilakukan agan
untuk memastikan upaya yang cepat dan tepat dalam menghadapi siaps
i
kejadian bencana. Ke
Kesiapsiagaan dilakukan melalui (a.l.), penyusunan dan uji coba Rencana
Penanggulangan Kedaruratan Bencana (RPKB) yang merupakan acuan KB
bagi pelaksanaan PB dalam keadaan darurat. RP

RPKB dapat dilengkapi dengan Rencana Kontingensi untuk mencegah, kon


atau menanggulangi secara lebih baik dalam situasi darurat atau kritis Ren
dengan menyepakati skenario dan tujuan, menetapkan tindakan teknis
dan manejerial, tanggapan dan pengerahan potensi yang DISETUJUI
bersama.
Dalam melaksanakan PDB , Komandan PDB menyusun Rencana Operasi ps
Tanggap Darurat Bencana yang digunakan sebagai acuan bagi setiap RenO
instansi/lembaga pelaksana tanggap darurat bencana.
Hirarki Perencanaan
(Posisi RPB, RPKB, RENKON, RENOPS)

agussardiyarso
Hubungan
RPKB – RENKON – RENOPS

RPKB RENKON RENOPS

• Multi Hazard • Single Hazard • Implementasi RPKB


• Pelaku ? • Skenario? Skenario dan Renkon yg
• Tugas dan Tanggung Kejadian dan disesuaikan dg hasil
jawab? Asumsi dampak Kaji Cepat
• Mekanisme? • Pelaku ?
• Pola koordinasi, • Organisasi PDB?
komunikasi • Kebutuhan dan
• Sumberdaya ketersediaan
• SOP-SOP Sumberdaya?
(terukur)
• Bagaimana Strategi
Pemenuhan
Sumberdaya?

RPKB – RENKON –  SIAGA DARURAT


 TANGGAP DARURAT
RENOPS  TRANSISI DARURAT KE PEMULIHAN
Ketiganya Di Phase
“BALAPAN LARI”
Kesiapan/ Readiness
RPKB
1

Kesiapsiagaan/
Preparedness
RenKon 2
Bencana
Datang
RenOps
3
HUBUNGAN RenKon dengan RenOps
1. Renkon  sebagai dasar penyusunan renops,
berisi kesepakatan bersama, tindakan teknis dan
manajerial, sistem respons dan pengerahan
sumberdaya terhadap skenario dampak sebuah
bencana.
2. Renops  disusun sesaat terjadi bencana,
berdasarkan renkon, memasukkan data kaji cepat.
Berpedoman RPKB dan prosedur, struktur organisasi,
jenis kegiatan, ketersediaan sumberdaya, yang
informasinya sudah teridentifikasi dalam
renkon, dengan tetap memperhatikan besarnya
eskalasi dampak bencana yang terjadi di lapangan.
PEMULIHAN PENCEGAHAN & MITIGAS

SIKLUS
MANAJEMEN RENCANA PB
BENCANA
RENCANA RENCANA
PEMULIHAN MITIGASI

RPKB

RENCANA RENCANA
OPERASI KONTINJENSI
Pe aru

n ta
m u ra
D

Din inga
lih t
an

r
Pe
i
Bencana
Kajian Kilat
TANGGAP DARURAT KESIAPSIAGAAN
BENCANA,
KEJADIAN
BENCANA,
KONTINGENSI
BENCANA DAN JENIS BENCANA
(UU 24/2007)

BENCANA adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang


mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non-
alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda,
dan dampak psikologis. (UU 24/2007)
 Bencana Alam  diakibatkan peristiwa alam (antara lain gempabumi,
tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah
longsor)
 Bencana Non-Alam  diakibatkan peristiwa nonalam (antara lain berupa
gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit).
 Bencana Sosial  diakibatkan peristiwa yang diakibatkan oleh manusia
(konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror).
KEJADIAN BENCANA Risiko = Bahaya)x Kerentanan
kemampuan
Pemicu
Bahaya

Risiko
Bencana BENCANA

Kerentanan

PENGURANGAN
RISIKO BENCANA

Bencana Kerentanan
Bahaya Bahaya
Kerentanan
Pentingnya
Rencana

1. Membantu mencapai tujuan


2. Menyiapkan hal-hal yang akan
dilakukan
3. Mengarahkan penggunaan
sumberdaya
4. Siap apabila hal buruk terjadi
KONTINGENSI DAN
RENCANA KONTINGENSI

KONTINGENSI adalah suatu keadaan atau


situasi yang diperkirakan akan segera terjadi,
tetapi mungkin juga tidak akan terjadi.

RENCANA KONTINGENSI
Suatu proses identifikasi dan penyusunan
rencana yang didasarkan pada keadaan
kontinjensi atau yang belum tentu tersebut.
Suatu rencana kontinjensi mungkin tidak selalu
pernah diaktifkan, jika keadaan yang
diperkirakan tidak terjadi.
Definisi “Perencanaan Kontinjensi”
(UNHCR)

Suatu proses perencanaan kedepan, dalam


keadaan yang tidak menentu, dimana
skenario dan tujuan disepakati, tindakan
teknis dan manajerial ditetapkan, dan
sistem tanggapan dan pengerahan potensi
disetujui bersama untuk mencegah, atau
menanggulangi secara lebih baik dalam
situasi darurat atau kritis.
Penekanan “Rencana Kontingensi”
Pada kesiapsiagaan

Kesiapsiagaan bencana: “Suatu proses yang


mengarah pada kesiapan dan kemampuan
untuk memperkirakan kejadian bencana
sehingga dapat:
 mencegah bencana,
 mengurangi dampak mereka
 menanggapi secara efektif
 memulihkan diri dari dampaknya”

DIPERLUKAN SUATU RENCANA


TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Meningkatkan
PELATIHAN Penyusunan Pengetahuan,
PUSDIKLAT Renkon, Training of Keterampilan,
dan Sikap
PB Fasilitator TOF/TOT
(Kurikulum, Silabus, Modul) (Kapasitas)
SDM

PENYUSUNAN Pedoman
Renkon
- Bimbingan Teknik Renkon
ke Daerah
Dokumen
DIT Rencana
- Daerah Menyusun
KESIAPSIAGAAN Dokumen Renkon Kontingensi
- Daerah memproses
legalisasi Renkon –
SK/Perat Kpl Daerah

agussardiyarso
PRINSIP DAN PROSES
PENYUSUNAN
RENCANA
KONTINGENSI
PRINSIP
PENYUSUNAN
RENCANA KONTINJENSI
Berisi kegiatan dan
penyiapan
sumberdaya, serta
pelaku, saat bencana

PENANGANAN DARURAT
PENYUSUNAN
RENCANA
KONTINJENSI

Disusun tahap Pra SIAGA DARURAT TANGGAP TRANSISI KE


Karena bencana
Bencana, segera belum terjadi, maka DARURAT PEMULIHAN
setelah ada tanda- disusun Skenario
Kejadian Bencana
tanda awal akan dan Asumsi
terjadi bencana atau Dampaknya.
peringatan.

PRA BENCANA SAAT BENCANA PAS


untuk ancaman
bencana yang
mana?
?
Rencana Kontinjensi

Su da
K
h

RP ritas
r i
P aman
n
o
B
a
a

c
d
d
i

? ?? A ?

?
? ? ?
RENCANA terintegrasi
RENKON dibuat secara bersama-
sama semua pihak (stakeholders) dan multi-sektor
yang terlibat dan berperan dalam PB, unsur pemerintah
(sektor-sektor terkait) , perusahaan negara, swasta,
organisasi non-pemerintah, lembaga internasional dan
masyarakat.
DI

DINSOS
LSM

S-
PU

DINKES DOLOG
DI G
NK LO
ES U
B SETDA RENCANA
POLRESKONTINJENSI KODIM
DINSOS DAERAH
ES
KO LR
DI SETDA
M PO
DIS-PU

LSM
?
KAPAN
PERENCANAA
N
KONTINJENSI
MULAI
DIBUAT?

3. 4.
2.
1. MENJELANG SEKETIKA
Terdapat
Belum ada Kejadian untuk setelah terjadi
Potensi
Tanda2 Bencana mengoptimalkan bencana supaya
Bencana informasi semua diketahui
secara pasti?
Waktu Penyusunan Rencana Kontinjensi
Jenis Bencana Waktu Penyusunan Sumber Peringatan Dini

Pada awal musim penghujan atau ketika peringatan dini BMKG bidang Klimatologi,
Banjir
pergantian musim sudah dikeluarkan. Kementrian PU
Pada awal musim penghujan atau ketika peringatan dini
Banjir Bandang Kementerian PU, PVMBG
pergantian musim sudah dikeluarkan.

Pada awal musim penghujan atau ketika peringatan dini BMKG bidang Klimatologi,
Tanah Longsor
pergantian musim sudah dikeluarkan. PVMBG

Bencana Asap akibat


Pada awal musim kemarau atau ketika peringatan dini BMKG bidang Klimatologi,
Kebakaran Hutan dan
pergantian musim sudah dikeluarkan. Kemenhut, Kemtan
Lahan
Pada awal musim kemarau atau ketika peringatan dini BMKG bidang Klimatologi,
Kekeringan
pergantian musim sudah dikeluarkan. Kemtan
Pada saat peringatan dini letusan gunung berapi mengeluarkan
Letusan Gunung Api PVMBG
status Waspada.
Dapat dimulai kapan saja di daerah berpotensi ancaman
Gempabumi/ gempabumi dan tsunami berdasarkan hasil analisa para pakar
gempabumi dan tsunami. Khusus untuk gempabumi dan
Gempabumi dan BMKG bidang Geofisika,
tsunami, rencana kontinjensi tidak dapat dibuat ketika
Tsunami PVMBG
peringatan dini dikeluarkan karena sempitnya rentang waktu
  antara peringatan dan kejadian.
 
BPPT, BAPETEN, Assosiasi
Kegagalan teknologi Jika terdapat potensi ancaman kegagalan teknologi
Dunia Usaha Terkait
Pada saat di daerah tersebut terdapat potensi penyebaran
Pandemi Kementerian Kesehatan
penyakit tertentu.
PRINSIP PENYUSUNAN RENKON
 Rencana kontinjensi adalah milik daerah
 Proses penyusunan bersama & dilakukan secara terbuka
 Berlaku untuk satu jenis bahaya (Hazard specific) atau ikutan (collateral)
 Memiliki skenario risiko dan prioritas penyelamatan jiwa
 Memiliki masa berlaku,
 Menjadi dasar penyusunan rencana operasi TD.
 Selalu dimutakhirkan/kaji ulang secara periodik berdasarkan perubahan
komponen risiko, pemuktahiran dapat berupa deaktivasi maupun perbaikan
 Menetapkan peran dan tugas setiap institusi berdasarkan klaster sesuai
dengan SKPDB
 Mencantumkan komponen sumberdaya yang realistis
 Lebih ditekankan pengerahan sumberdaya setempat, dan bukan rencana
pembelian barang/jasa atau pembangunan prasarana/sarana (proyek).
 Perencanaan kontinjensi bersifat konfidensial, harus dilakukan secara hati-
hati agar tidak menimbulkan keresahan di masyarakat.
 Menyepakati konsensus yang telah dibuat bersama
 Untuk menghadapi keadaan darurat dan dampak bencana
 Ditindak lanjuti dengan: Serangkaian aksi (pelatihan/gladi, pengadaan,
pengaturan), Pengadopsian secara formal, Monitoring dan evaluasi
Updating data
PROSES
PENYUSUNAN Karakteristik
Bahaya
RENCANA
KONTINGENSI

Tugas Pokok Asumsi


Dampak Skenario
Sasaran Bencana Kejadian

Pelaksanaan:
- Konsep Operasi,
Pengendalian: Renc Tindak
Sasaran Tindakan
- Struktur Organisasi Administrasi & Komando, Kendali, Lanjut
Lomando Koordinasi, Komitmen para
Logistik Komunikasi,
- Fungsi, Keg Pokok pihak dan
- Tugas Bidang
Informasi Penyiapan
- Instruksi Koordinsi
kesiapsiagaan
Format Dokumen Renkon 5.0
RINGKASAN EKSEKUTIF BAB IV PELAKSANAAN
BAB I PENDAHULUAN 4.1. Konsep Operasi dan Sasaran
1.1. Latar Belakang Tindakan
1.2. Landasan Hukum 4.2. Struktur Organisasi Komando
1.3. Kebijakan dan Strategi 4.3. Fungsi dan Kegiatan Pokok
1.4. Maksud dan Tujuan 4.4. Tugas dan Tugas Bidang
1.5. Ruang Lingkup 1.5. Instruksi Koordinasi
1.6. Penedakatan, Metode dan Tahapan Proses
1.7. Umpan Balik BAB V ADMINISTRASI DAN LOGISTIK
1.8. Masa Berlaku dan Pemutakhiran 5.1. Administrasi
1.9. Konversi Renkon menjadi Renc Operasi 5.2. Logistik

BAB II SITUASI BAB VI PENGENDALIAN


1.1. Karakteristik Bahaya 6.1. Komando
1.2. Skenario Kejadian 6.2. Kendali
1.3. Asumsi Dampak 6.3. Koordinasi
6.4. Komunikasi
BAB III TUGAS POKOK DAN FUNGSI 6.5. Informasi
POKOK ORGANISASI KOMANDO BAB VII RENCANA TINDAK LANJUT
PENANGANAN DARURAT BENCANA 7.1. Komitmen Para Pihak dalam Penangana
1.1. Tugas Pokok Kedaruratan
1.2. Sasaran 7.2. Penyiapan Kesiapsiagaan
Lampiran
TEKNIK
PENYELENGGARA
AN
PENYUSUNAN
RENKON
TAHAPAN DAN PROSES PENYUSUNAN RENKON
PEMANGKU
KEPENTINGAN
PENYUSUNAN
RENKON
• Renkon disusun bersama oleh
pihak-pihak yang terkait dalam PB
• Sebagai piranti koordinasi dan
membangun komitmen bersama.
• Situasi PD dapat membantu
melancarkan koordinasi
pemangku kepentingan.
• Penyusun renkon adalah pihak-
pihak terlibat PD.
• Pemangku kepentingan adalah
seluruh pihak unsur pemerintah,
masyarakat, maupun dunia
usaha.
Peserta dan
Tim Penyusun
Dari Lembaga/instansi terkait PB,
unsur pemerintah dan non-pemerintah,
kriteria :

 Memiliki komitmen terlibat penuh dalam lokakarya.


 Memahami dasar-dasar PB.
 Minimal pejabat struktural setingkat eselon IV
atau staf senior/potensial instansi pemerintah,
manajer tkt menengah lembaga non pemerintah.
 Ditugaskan oleh instansi bersangkutan.
 Lebih diutamakan memiliki pengalaman dalam PD.
 Komposisi peserta dan tim penyusun
mempertimbangkan kesetaraan gender.
Pemangku Kepentingan
TNI/Polri

Pemerintah
K/L SKPD

5 Unsur = PENTAHELIX BUMN


BUMD
KADIN ORMAS
Unsur Pemerintah : OKP
 Kementerian/Lembaga Badan Usaha
LSM
Media
 TNI (swasta) Perg. Tinggi
 
 POLRI Organisasi Profesi
Asosiasi Swasta  
Masyarakat
Dunia Usaha
 SKPD / OPD Koperasi

Unsur Masyarakat:
 Pramuka  LSM/NGO
 Palang Merah Indonesia  Rumah Sakit
(PMI)  Organisasi masyarakat/agama/adat
 Kelompok Search and  Dll
Rescue (SAR) dari
masyarakat Media Publik (cetak, elektronik)
 TAGANA Perguruan Tinggi/Akademisi
 MAPALA
 ORARI/RAPI Unsur Dunia Usaha:
 Berbagai badan usaha, besar /kecil,
penghasil jasa/barang
Fasilitator
 Tingkat nasional/provinsi/kabupaten/kota,
pemerintah/non-pemerintah.
 Pendampingan s/d selesainya penyusunan
detail draft renkon.

Kriteria :
Pengalaman
 Memfasilitasi pelatihan bidang PB minimal 3 (tiga) tahun.
 Pernah terlibat dalam operasi PD.
 Diutamakan pernah mengikuti penyusunan renkon.
Pengetahuan
 Diutamakan sudah mendapatkan TOT penyusunan renkon.
 Memiliki pemahaman sistem PB di Indonesia
 Pernah mendapatkan pelatihan bidang PB
 Memahami standar pelayanan minimal sesuai bidangnya
Ketrampilan
 Memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi
 Memiliki kemampuan fasilitasi peserta berbagai lembaga/organisasi. 
 PVMBG
Narasumber 

BMKG
PUPERA
 KEHUTANAN
 Memiliki pengetahuan, kompetensi  INDUSTRI
 Akademisi
dibidangnya.  Pakar
 Penentuan kejadian bencana, penilaian risiko BNPB
 BPBD
dan pengembangan skenario kejadian dan  Lainnya
dampak bencana.
 Instansi pemerintah, perguruan tinggi, dunia usaha, LSM.
 BNPB dan BPBD  kebijakan PB
 Instansi/lembaga teknis provinsi/kabupaten/kota
 BMKG  gempabumi, tsunami, banjir, bencana hidroklimatologi
 PVMBG  letusan gunungapi, tanah longsor, banjir bandang
 Kemen. PUPERA  banjir
 Kemen. Kehutanan  kebakaran hutan dan lahan
 Kemen. Dalam Negeri, Kementerian Sosial  bencana sosial
 Perusahaan/industri  kegagalan teknologi,
 Akademisi, praktisi, pakar dibidangnya.
Penyelenggara
 Pemerintah dan Pemerintah provinsi/kabupaten/kota –
BNPB/BPBD
 Penyusunan renkon bersifat sektoral, dapat dilakukan
masing-masing K/L/SKPD melalui koordinasi BNPB/BPBD.

Pendanaan

 Sumber pendanaan APBN


 APBD
 Sumber pendanaan lain tidak mengikat.
RANGKUMAN

1. Landasan Hukum
2. Posisi Renkon dalam perencanaan
bencana
3. Bencana, Kejadian bencana, Kontingensi
4. Prinsip dan proses penyusunan renkon
5. Teknik Penyelenggaraan penyusunan
renkon
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai