Anda di halaman 1dari 32

EVAKUASI

KORBAN
BENCANA
Kelompok 3
SARAH GEOFANNI 17107131126
ELMA MANZILA PUTRI 1710713131
ZHAFIRA SALSADHIKA B. 1710713140
SITI NUR RAHMAWATI 1710713144
NURUL FADILLA 1710713154
Evakuasi adalah tindakan untuk membuat
orang orang menjauh dari ancaman atau
kejadian yang sangat berbahaya ke tempat
yang lebih aman.

Ada banyak kondisi ekstrim yang


berpotensi mengancam keselamatan
manusia sehingga perlu dilakukan
evakuasi.

Evakuasi korban adalah proses pencarian


dan pemindahan korban, baik yang selamat

DEFINISI maupun yang meninggal dunia selama


terjadinya bencana.
Untuk menyelamatkan diri atau korban ke
tempat aman.
Untuk mencegah bertambahnya korban
bencana alam dan peperangan/
kekacauan/konflik
Untuk mempertemukan korban bencana
dengan keluarganya yang sempat terpisah
TUJUAN akibat kejadian.
Untuk mengetahui jumlah korban-korban
yang terkena bencana agar dapat di data dan
di proses lebih lanjut.

Evakuasi dilakukan tidak hanya untuk


menyelamatkan manusia, tapi juga benda-benda yang
mengalami bencana.
Deteksi, yaitu proses menemukan dan
menentukan keberadaan potensi ancaman
Keputusan, yaitu penentuan tindakan yang
akan diambil setelah menemukan potensi
bahaya
Alarm, yaitu peringatan atau pemberitahuan
URUTAN
akan adanya ancaman
Reaksi, yaitu tindakan atau aksi yang dilakukan
EVAKUAS
setelah mengambil keputusan dan
mengeluarkan peringatan bahaya I
Perpindahan ke Area Aman, yaitu proses
memindahkan manusia dan benda dari area
berbahaya ke zona aman
Transportasi, perpindahan manusia atau
barang dari satu tempat ke tempat lainnya
dengan menggunakan mesin atau tenaga
manusia.
EVALUASI BERSKALA KECIL
MACAM- • Dilakukan secara darurat dan menunggu

MACAM pertolongan atau penyelamatan lebih lanjut


• Memanfaatkan kemampuan pergerakan individual
untuk berpindah ke tempat yang aman di dalam
EVAKUAS gedung dan kemudian tetap di tempat dan
menunggu bantuan datang

I
EVALUASI BERSKALA BESAR
• Evakuasi Distrik (bagian dari manajemen sebuah
bencana)
• Contoh : evakuasi menjelang atau dalam serangan
militer di saat perang
• Evakuasi berskala besar modern: hasil dari
bencana alam.
Mekanisme pencarian, pertolongan, dan
evakuasi korban bencana dapat
diselenggarakan dibawah komando
MEKANISME Komandan Penanganan Darurat dalam
PENCARIAN, tahapan rencana operasi, permaintaan,
pengerahan/mobilisasi sumber daya yang
PERTOLONGA didukung dengan kemudahan akses sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan
N DAN yang telah berlaku. Pelaksanaan di lapangan
EVALUASI penyelenggaraan pencarian, pertolongan, dan
evakuasi korban bencana sesuai dengan jenis,
lokasi, dan tingkatan bencana.
Menyingkirka/ memusnahkan barang atau benda
dilokasi bencana yang dapat membahayakan jiwa dan
dapat mengganggu proses penyelamatan.

KEWENANGA Memerintahkan orang untuk keluar dari suatu lokasi


atau melarang orang untuk memasuki suatu lokasi.
N BNPB/BPBD
UNTUK MEMUDAHKAN
PENCARIAN, Mengisolasi/menutup suatu lokasi baik milik public
PERTOLONGAN DAN maupun pribadi
EVAKUASI
Memerintahkan epada pimpinan instansi/Lembaga
terkait untuk mematikan aliran listrik, gas, atau
menutup/membuka pintu air.
TIM PENCARIAN, PERTOLONGAN DAN
EVAKUASI
• Tim pencarian terdiri atas tenaga terlatih dalam bidang pencarian korban bencana dan
tenaga medis, serta melibatkan warga masyarakat setempat.

• Tim penolong terdiri atas tenaga terlatih dalam bidang medis, psikolog, dan pekerja
sosial dibantu oleh tenaga relawan, serta warga masyarakat setempat.

• Tim evakuasi terdiri atas tenaga terlatih dalam bidang evakuasi, tenaga medis, pekerja
sosial, dan psikolog, serta warga masyarakat setempat.
SASARAN PENCARIAN,
PERTOLONGAN DAN
EVALUASI
Lokasi bencana : pencarian, pertolongan, dan
evakuasi memerlukan kejelasan lokasi bencana, kondisi
medan bencana, dan tempat
evakuasi.

Korban bencana : hal ini di prioritaskan kepada


korban bencana yang masih hidup, luka-luka, dan
kelompok rentan serta yang meninggal dunia.
MENUJU LOKASI,
MENDAPAT KOMANDO

RING 3 MEMETAKAN KONDISi DAN KEADAAN


RING 1 AWAL BENCANA

RING 2
MENENTUKAN LOKASI BENCANA, LUAS
DAMPAK, PEMBAGIAN DAERAH PENCARIAN

Langkah-Langkah Pencarian
Triase 4
tingkat Menetapkan kondisi serta jumlah
korban

Mengidentifikasi dan
Mengantisipasi kebutuhan yang

Mengidentifikasi
sumber daya lokal dan potensi risiko sekunder
Langkah-
Langkah Pencarian
Pe;laporan per 3jam/6 jam 
Langkah-Langkah Pertolongan

Tim penyusun rencana pertolongan Pengobatan sementara di tempat

Menuju Lokasi dan mempelajari batasan Melakukan rujukan

Memberikan pertolongan pertama Pelaporan per 3jam/6 jam


Evakuasi
Menuju lokasi

Memindahkan korban ke tempat aman

Memberikan pengobatan sementara

Memberikan dukungan sosial&psikologis

Pelaporan per 3 jam/6 jam


• Mengevaluasi pasien dari lokasi bencana massal menuju area titik kumpul.
• Proses evakuasi dilakukan melalui tangga darurat dan RAM.
• Untuk Gedung bertingkat tidak memiliki RAM, pasien yang dengan kondisi
berjalan di evakuasi dengan di gendong atau di usung dengan selimut, tandu
POSEDUR

atau kursi dengan memperhatikan kondisi penyakit/ trauma pasien.
Petugas evakuasi membekali diri dengan segala keperluan pribadi serta
EVAKUASI

membekali diri dengan membawa alat dan obat untuk pertolongan pertama.
Petugas menilai situasi dan kondisi korban/ pasien.
KORBAN
BENCANA
• Petugas menentukan korban termasuk yang segera di evakuasi atau yang bisa
ditunda.
• Korban/ pasien yang termasuk kategori SEGERA di evakuasi harus POSEDUR
diperhatikan prinsip ABC.
• Korban yang dengan kategori tidak segera di evakuasi setelah yang kategori EVAKUASI
SEGERA di evakuasi.
• Korban di pindahkan ke lokasi aman atau rumah sakit lapangan atau IGD. KORBAN
• Komunikasikan rencana dan teknik mengangkat dan mengangkut dengan
rekan atau tim. BENCANA
Pada saat mengangkat korban/ pasien perhatikan beberapa peraturan untuk
mencegah cedera. Antara lain :
• Posisi kaki menapak dengan baik dan kokoh dan sepanjang leher bahu. POSEDUR
• Saat mengangkt gunakan tumpuan pada kaki bukan punggung.
• Saat mengangkat hindari gerakan memutar yang bisa menimbulkan cedera, EVAKUASI
jaga punggung dalam posisi lurus.
• Menghindari memutar ketika menjankau. KORBAN
• Menghindari kejangkauan lebih dari 15-20 inchi di depan anda.
• Saat memindahkan korban melewati tangga, jika memungkinkan dengan BENCANA
gunakan kursi daripada tandu.
Pada saat mendorong atau menarik penderita perlu diperhatikan:
• Lebih baik mendorong daripada menarik jika memungkinkan. POSEDUR
• Punggung selalu tetap lurus/terkunci.
• Menjaga beban dekat dengan tubuh anda.
EVAKUASI
• Jika beban berada di bawah pinggang, dorong atau tarik dengan posisi
berlutut.
KORBAN
• Hindari mendorong atau menarik melebihi kepala.
BENCANA
CARA
Piggy back Blanket drag One rescuer
MEMINDAHK carry crutch

AN KORBAN

Cradle carry Fire fighter


carry
Penanganan medis untuk korban cedera dalam jumlah
besar diperlukan segera setelah terjadinya gempa bumi,
kecelakaan transportasi atau industri yang besar, dan
bencana lainnya. Kebutuhan terbesar untuk pertolongan
pertama dan pelayanan kedaruratan muncul dalam
Penanganan
beberapa jam pertama. Banyak jiwa tidak tertolong karena
sumber-sumber daya lokal, termasuk transportasi tidak Korban
dimobilisasi segera. Oleh karena itu sumber daya lokal
sangat menentukan dalam penanganan korban di fase
darurat.
Massal
Proses penyiagaan merupakan bagian dari aktivitas yang

Proses bertujuan untuk melakukan mobilisasi sumber daya


secara efisien. Proses ini mencakup peringatan awal,
Penyiagaan penilaian situasi, dan penyebaran pesan siaga. Proses ini
bertujuan untuk memastikan tanda bahaya, mengevaluasi
Penatalaksanaan besarnya masalah dan memastikan bahwa sumber daya

di Lapangan yang ada memperoleh informasi dan dimobilisasi.


Identifikasi
• Daerah pusat bencana
• Lokasi pos komando

Awal Lokasi • Lokasi pos pelayanan medis lanjutan


• Lokasi evakuasi

Bencana • Lokasi VIP dan media massa


• Akses jalan ke lokasi.

Salah satu cara terbaik untuk proses pra-identifikasi ini adalah dengan membuat suatu peta sederhana
lokasi bencana yang mencantumkan topografi utama daerah tersebut seperti jalan raya, batas-batas
wilayah alami dan artifisial, sumber air, sungai, bangunan, dan lain-lain. Dengan peta ini dapat dilakukan
identifikasi daerah-daerah risiko potensial, lokalisasi korban, jalan untuk mencapai lokasi, juga untuk
menetapkan perbatasan area larangan. Dalam peta tersebut juga harus dicantumkan kompas dan petunjuk
arah mata angin.
Tindakan penyelamatan diterapkan
untuk memberi perlindungan kepada
korban, tim penolong dan masyarakat
yang terekspos dari segala risiko yang

TINDAKAN mungkin terjadi dan dari risiko


potensial yang diperki-rakan dapat
KESELAMAT terjadi (perluasan bencana, kemacetan

AN lalu lintas, material berbahaya, dan lain-


lain).
MENUJU LOKASI,
MENDAPAT KOMANDO

MENENTUKAN LOKASI BENCANA, LUAS


DAMPAK, PEMBAGIAN DAERAH PENCARIAN

Daerah Area Area


pusat sekunder tersier
bencana

Langkah-Langkah Penyelamatan
Langkah pengamanan diterapkan dengan tujuan untuk mencegah
campur tangan pihak luar dengan tim penolong dalam melakukan
upaya penyelamatan korban. Akses ke setiap area penyelamatan
dibatasi dengan melakukan kontrol lalu lintas dan keramaian.

Melindungi tim penolong dari campur tangan pihak luar.


Langkah Pengamanan
Mencegah terjadinya kemacetan dalam alur evakuasi korban
dan mobilisasi sumber daya.
Melindungi masyarakat dari kemungkinan risiko terpapar oleh
kecelakaan yang terjadi.
Faktor keamanan ini dilaksanakan oleh Kepolisian, unit khusus
(Angkatan Bersenjata), petugas keamanan sipil, petugas keamanan
bandar udara, petugas keamanan Rumah Sakit, dan lain-lain.
Mengoordinasikan berbagai sektor yang
terlibat dalam penatalaksanaan di lapangan.

Menciptakan hubungan dengan sistem


pendukung dalam proses penyediaan
informasi dan mobilasi sumber daya yang
diperlukan.

POS Mengawasi penatalaksanaan korban.

KOMANDO Pos Komando ditempatkan diluar daerah pusat


bencana, berdekatan dengan pos medis lanjutan dan
lokasi evakuasi korban. Pos ini harus mudah dikenali
dan dijangkau, dapat mengakomodasi semua metode
komunikasi baik komunikasi radio maupun visual.
PENCARIAN DAN PENYELAMATAN
• Melokalisasi korban.
• Memindahkan korban dari daerah berbahaya ke tempat pengumpulan/penampungan jika
diperlukan.
• Memeriksa status kesehatan korban (triase di tempat kejadian).
• Memberi pertolongan pertama jika diperlukan.
• Memindahkan korban ke pos medis lanjutan jika diperlukan.
Dalam keadaan dimana dijumpai keterbatasan sumber daya,
utamanya keterbatasan daya tampung dan kemampuan
perawatan, pemindahan korban ke Rumah Sakit dapat ditunda
sementara. Dengan ini harus dilakukan perawatan di lapangan
yang adekuat bagi korban dapat lebih mentoleransi penundaan

Perawatan di ini. Jika diperlukan dapat didirikan rumah sakit lapangan


(Rumkitlap). Dalam mengoperasikan rumkitlap, diperlukan
Lapangan tenaga medis, paramedic dan non medis (coordinator, dokter,
dokter spesialis bedah, dokter spesialis anastesi, tiga perawat
mahir, radiolog, farmasis, ahli gizi, laboran, teknisi medis,
teknisi non medis, dan pembantu umum).
PERTOLONGAN
PERTAMA
Pertolongan pertama dilakukan oleh para
sukarelawan, petugas Pemadam Kebakaran, Polisi,
• Lokasi bencana, sebelum korban dipindahkan.
tenaga dari unit khusus, Tim Medis Gawat Darurat
dan Tenaga Perawat Gawat Darurat Terlatih. • Tempat penampungan sementara
• Pada “tempat hijau” dari pos medis lanjutan
Pertolongan pertama yang diberikan pada korban dapat berupa • Dalam ambulans saat korban dipindahkan ke fasilitas
kontrol jalan napas, fungsi pernapasan dan jantung,
pengawasan posisi korban, kontrol perdarahan, imobilisasi kesehatan
fraktur, pembalutan dan usaha-usaha untuk membuat korban
merasa lebih nyaman.
Pos medis lanjutan didirikan sebagai upaya untuk
menurunkan jumlah kematian dengan memberikan
perawatan efektif (stabilisasi) terhadap korban secepat
mungkin. Upaya stabilisasi korban mencakup intubasi,
trakeostomi, pemasangan drain thoraks, pemasangan
ventilator, penatalaksanaan syok secara medikamentosa,
POS MEDIS analgesia, pemberian infus, fasiotomi, imobilisasi fraktur,

LANJUTAN pembalutan luka, pencucian luka bakar. Fungsi pos medis


lanjutan ini dapat disingkat menjadi “Three ‘T’ rule”
(Tag, Treat, Transfer) atau hukum tiga (label, rawat,
evakuasi).
• Mengumpulkan korban dari berbagai pos medis lanjutan
• Melakukan pemeriksaan ulang terhadap para korban
• Meneruskan/memperbaiki upaya stabilisasi korban
• Memberangkatkan korban ke fasilitas kesehatan tujuan

Pos Jika bencana yang terjadi mempunyai beberapa daerah pusat

Penatalaksanaan bencana, di setiap daerah pusat bencana tersebut harus didirikan


pos medis lanjutan. Dengan adanya beberapa pos medis lanjutan ini
pemindahan korban ke sarana kesehatan penerima harus dilakukan

Evaluasi secara terkoordinasi agar pemindahan tersebut dapat berjalan


secara efisien.

Pos Penatalaksanaan Evakuasi dapat berupa sebuah


“Rumah Sakit Lapangan”, Poliklinik, Rumah Sakit tipe B,
atau fasilitas sejenis.
THANK
YOU!
Kelompok 3

Anda mungkin juga menyukai