Anda di halaman 1dari 97

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

MEKANIK

PENGAWAS KETENEGAKERJAAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Bidang K3 di Indonesia
• Penanggulangan Kebakaran
• Pesawat Uap dan Bejana Tekan
• Kesehatan Kerja
• Hygiene/Lingkungan Kerja
• Mekanik (pswt. angkat angkut, pswt. tenaga dan
produksi)
• Konstruksi Bangunan
• Listrik (lift, instalasi listrik, penyalur petir)
• Lembaga dan SMK 3
KEAHLIAN K3
• Ahli K3 Umum
• Ahli K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan
• Ahli K3 Pesawat Angkat
• Ahli K3 Pesawat Tenaga dan Produksi
• Ahli K3 Konstruksi
• Ahli K3 Kimia
• Ahli K3 Penanggulangan Kebakaran
• Ahli K3 Listrik
• Ahli K3 Pesawat Tenaga dan Produksi
• Auditor SMK3
• Inspektur Las (WI)
• Operator
• Petugas Kebakaran
• Petugas K3 Kimia
• Dokter Pemeriksa Kes TK
• Paramedis
• Tehnisi
• dll
LATAR BELAKANG K3 MEKANIK
• Peralatan mekanik merupakan sumber bahaya dan dapat
menimbulkan potensi bahaya bila pengoperasiannya tidak
sesuai dengan ketentuan /persyaratan keselamatan kerja.

• Penggunaan peralatan semakin meningkat namun banyak


peralatan yang digunakan tidak layak dioperasikan.

• Pengusaha,Pengurus, Tenaga Kerja belum mengenal dan


memahami ketentuan dan syarat-syarat K3 Mekanik.

• Guna mencegah dan menanggulangi terjadinya kecelakaan


kerja dan PAK yg disebabkan oleh penggunaan peralatan
mekanik maka perlu pengendalian, pembinaan dan
pengawasan K3 Mekanik.
YANG TERMASUK LINGKUP K3 MEKANIK
1.PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT
• Peralatan Angkat
• Pita Transport
• Pesawat angkutan diatas landasan dan diatas
permukaan.
• Alat angkutan jalan ril
2. PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI
• Penggerak Mula
• Mesin perkakas dan produksi
• Transmisi Tenaga Mekanik
• Tanur
MACAM KECELAKAAN KERJA
TERKAIT DENGAN PERALATAN MEKANIK
1. Terjungkit/terguling
2. Terjepit/terpotong
3. Pencemaran lingkungan
4. Peledakan
5. Roboh
6. Tertimpa/tertimbun
7. Sentuhan listrik
8. dll
Difinisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Filosofi
Pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan tenaga kerja dan manusia pada
umumnya, baik jasmani maupun rohani, hasil karya
dan budaya menuju masyarakat adil, makmur dan
sejahtera.

Keilmuan
Suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam
upaya mencegah kecelakaan Kerja dan Penyakit
Akibat Kerja.
PENGERTIAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
ADALAH :

UPAYA UNTUK MENCIPTAKAN LINGKUNGAN KERJA YANG


AMAN, SEHAT DAN SEJAHTERA BEBAS DARI KECELAKAAN
DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA

“Merupakan suatu upaya perlindungan agar tenaga kerja selalu


dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan
pekerjaan di tempat kerja serta bagi orang lain yang memasuki
tempat kerja maupun sumber produksi dan proses produksi
dapat dipergunakan dan dipakai secara aman dan efisien”
Keselamatan (Safety)
1. Mengendalikan kerugian dari kecelakaan
(control of accident loss)
2. Kemampuan untuk mengidentifikasikan
dan menghilangkan (mengontrol) resiko
yang tidak bisa diterima (the ability to
identify and eliminate unacceptable risks)
Kesehatan (Health)

Derajat/tingkat keadaan fisik dan


psikologi individu (the degree of
physiological and psychological well
being of the individual)
Tujuan
• Melindungi para pekerja dan orang lain
di tempat kerja
• Menjamin agar setiap sumber produksi
dapat dipakai secara aman dan efisien
• Menjamin proses produksi berjalan
lancar
FOKUS
PELAKSANAAN K3
• PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA
• PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT
KERJA
DASAR PERALATAN K3
HUKUM??? MEKANIK???

TUJUAN K3
MEKANIK???
PERATURAN PERUNDANGAN K3 MEKANIK

UUD 1945 Psl. 27 (2)

Psl.86 dan 87
UU No. 13/2003 UU No. 14/1969 Psl.9 dan 10

UU No. 1/1970

• PP 1. Permenaker
• Perpres No.Per.05/Men/1985
• Permen/Kepmen 2. Permenaker nomor:
• Perda Per.09/Men/VII/2010
3. Permenaker Nomor
SE, SI 38 Tahun 2016
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Mekanik
Dasar hukum
• Menjamin keselamatan
• UU No. 1 / 1970
kerja operator & orang
• Permenaker No. 05/Men/1985
lain
• Permenaker No. 09/Men/2010 • Menjamin penggunaan
• Permenaker No.38/2016 perlatan PAA dan PTP
aman dioperasikan
• Menjamin proses

Tujuan produksi aman dan


Obyek K3 Mekanik

• Pesawat angkat & lancar


angkut
• Operator PAA Bagaimana
• Pesawat Tenaga
dan Produksi cara membina
• Konstruksi harus kuat
• Operator PTP dan • Safety device
mengawasinya terpasang dan
berfungsi baik
• Alat perlindungan
• Layak operasi
• Riksa uji
• Perawatan dengan
baik
• Pengoperasian sesuai
manual / SOP dan oleh
orang yang berwenang
• APD
SUMBER BAHAYA
PEMBINAAN DAN
PENGAWASAN

Pesawat Tenaga dan Produksi


• Penggerak Mula
• Mesin Perkakas
• Mesin Produksi
• Dapur/Tanur
Pesawat Angkat dan Angkut
K3 Mekanik • Peralatan angkat
• Pita transport
Kecelakaan Analisa
• Pesawat angkutan di atas
landasan dan permukaan
• Alat angkutan jalan ril
Operator
• Terjungkit/terguling
• Terjepit / terpotong
• Peledakan /
Potensi Bahaya kebakaran
• Tertimpa/ tertimbun
• Roboh
• Bagian bergerak • PAK
• Bagian yang mempunyai peran
• Bagian yang menanggung beban
• Gas buang, suhu tinggi Penanggulangan
• Kebisingan, debu dan Pencegahan
• Kemampuan/ ketrampilan
PERATURAN PERUNDANGAN K3
UU NO.1 TH 1970
Pasal 2 ayat 2
a. Dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat perkakas,
peralatan atau instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan,
kebakaran atau peledakan;
b. Dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut atau disimpan
bahan atau barang yang : dapat meledak, mudah terbakar, menggigit,
beracun,menimbulkan infeksi,bersuhu tinggi;
f. Dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di daratan, melalui
terowongan, di permukaan air, dalam air maupun di udara;
g. Dikerjakan bongkar-muat barang di kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun atau
gudang;
h. Dibangkitkan, dirobah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan
listrik, gas, minyak atau air;
SYARAT2 K3 Pasal 3 ayat 1

• Mencegah dan mengurangi kecelakaan


• Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
• Menyediakan APD
• Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang,
binatang, tanaman atau barang
• Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat,
perlakuan dan penyimpanan barang;
• Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
UU No. 1 tahun 1970

Mengapa diawasi Potensi Bahaya


Sumber Bahaya • Bagian yg bergerak
• Pesawat • Bagian yg menanggung beban
• Operator • Gas buang
• Kemampuan / ketrampilan

• Pasal 2 ayat (2)


huruf a, b, f & g K3
• Pasal 3 ayat (1) MEKANIK
huruf a, c, n & p
• Pasal 4

Kecelakaan
Jenis Kecelakaan
Dasar hukum • Terjungkit/terguling
• Terjepit
pengawasannya • Peledakan
Termasuk PAK

Pengendalian
• Ruang lingkup
• Siapa yang mengawasi
• Bagaimana caranya
• Konstruksi harus kuat
• Safety device terpasang dan
• Menjamin keselamatan dan
berfungsi baik
kesehatan TK dan orang lain
• Layak pakai
• Menjamin penggunaan
• Riksa uji
pesawat angkat dan angkut
• APD
aman dipakai
• Perawatan dengan baik
• Menjamin proses produksi
• Pengoperasian sesuai
aman dan lancar
manual/SOP dan oleh orang yg
berwenang
0 1 6
2
N
H U
A
8 T DA N
R 3 A
M O A G
NO E N
E R T T
AK WA
E N E SA
M P
PER TANG
EN K SI
T D U
PR O
BAB I KETENTUAN UMUM (Pasal 1 s/d 3)

BAB II RUANG LINGKUP (Pasal 4 )

BAB III SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI ( Pasal 5 s/d 28)

BAB IV PENGGERAK MULA (Pasal 29 s/d 37 )

BAB V MESIN PERKAKAS (Pasal 38 s/d 83)

BAB VI TRANSMISI TENAGA MEKANIK (Pasal 84 s/d 92)

BAB VII TANUR (FURNACE) (Pasal 93 s/d 109 )

BAB VIII PERSONEL


 Bagian Kesatu Umum (Pasal 110 s/d 111)
 Bagian Kedua Teknisi K3 Bidang Pesawat Tenaga dan Produksi (pasal 112 )
 Bagian Ketiga Operator Penggerak Mula (113 s/d115 )
 Bagian Keempat Operator Perkakas dan Produksi (116 s/d 117 )
 Bagian Kelima Opertaor Tanur (Furnace) (Pasal 118 s/d 119 )
 Bagian Keenam Tata Cara Memperoleh Lisensi K3 (pasal 120 s/d 123 )
 Bagian Ketujuh Kewenagan operator dan teknisi K3 Bidang Pesawat Tenaga dan Produksi (pasal 124 s/d 129)
 Bagian Kesembilan Pencabutan Lisensi K3 (Pasal 128)

BAB IX PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN (Pasal 129 S/D 142)

BAB X PENGAWASAN (Pasal 143)

BAB XI SANKSI (Pasal 144)

BAB XIII KETENTUAN PENUTUP (pasal 145 s/d 146)


UU No. 13 tahun 2003
UU No. 1 tahun 1970 • Mencegah & mengurangi kecelakaan kerja
• Upaya K3
• Sebagai pelaksanaan UU No. 1 tahun 1970
Yang memerlukan pedoman
diatur oleh Direktur (Psl. 145)

• Penggerak mula (Psl. 29 s.d 37)


Mengatur K3 di tempat • Mesin pekakas dan Produksi
Permenaker No. 38 tahun 2016 (Psl. 38 s.d 83)
12 Bab kerja, pesawat tenaga &
produksi dibuat, dipasang, • Transmisi tenaga Mekanik
146 Pasal (Psl. 84 s.d 92)
ditetapkan 27 Desember 2016 dipakai (Psl.4)
• Tanur (Psl. 93 s.d 109)
(Psl. 146)

Dengan ketentuan umum sebagaimana


ditetapkan pada pasal 1 s.d 3

Yang menimbulkan gerakan dan panas


Pengurus/ pengusaha bertanggung yg membahayakan harus dipasang alat
jawab terhadap ditaatinya semua pelindung (Psl. 8 s.d 28)
ketentuan

Untuk mendapatkan surat Diperiksa dan diuji oleh


Keterangan (Psl. 141 s.d pegawai pengawas dan atau
PELANGGARAN
142) Ahli K3 PTP (Psl. 129 s.d 137)
sangsi (Psl. 144)

Pengawasan dilaksanakan
Pembuatan dan pemasangan harus
oleh pegawai pengawas
dilaksanakan oleh perusahaan yang
spesialis PTP (Psl. 143)
ditunjuk

• Dasar Permenaker No. 38 thn 2016


PESAWAT TENAGA & PRODUKSI

PESAWAT
PESAWATTENAGA
TENAGADAN DANPRODUKSI
PRODUKSI
ialah Pesawat atau alat yang bergerak
ialah Pesawat atau alat yang bergerak
berpindah-pindah
berpindah-pindahatau
atautetap
tetapyang
yangdipakai
dipakaiatau
atau
dipasang
dipasanguntuk
untukmembangkitkan
membangkitkanatau atau
memindahkan
memindahkandayadayaatau
atautenaga,
tenaga,mengolah,
mengolah,
membuat
membuat: :bahan,
bahan,barang,
barang,produksi
produksiteknis
teknisdan
dan
aparat
aparatproduksi
produksiyang
yangmengandung
mengandungdan dandapat
dapat
menimbulkan
menimbulkanbahaya
bahayakecelakaan.
kecelakaan.

23
JENIS-JENIS PESAWAT TENAGA & PRODUKSI

penggerak mula;
perlengkapan transmisi tenaga mekanik;
mesin perkakas dan produksi;
tanur;

24
PENGGERAK MULA
Penggerak Mula ialah suatu
pesawat yang mengubah suatu
bentuk energy menjadi tenaga
mekanik dan digunakan untuk
menggerakkan pesawat atau mesin

25
PENGGERAK MULA
Jenis penggerak mula antara lain:
motor pembakaran luar
motor pembakaran dalam
turbin air
kincir angin

26
TURBIN UAP

27
MOTOR DIESEL – GENERATOR SET

28
TURBIN AIR

29
PERLENGKAPAN TRANSMISI
TENAGA MEKANIK
Perlengkapan Transmisi
Tenaga Mekanik ialah
Bagian peralatan mesin yang
berfungsi untuk
memindahkan daya atau
gerakan mekanik dari
penggerak mula ke pesawat
atau mesin lainnya

30
PERLENGKAPAN TRANSMISI
TENAGA MEKANIK
Jenisnya antara lain:
puli dengan ban atau pita
roda gigi dengan roda gigi
batang berulir dengan roda gigi
rantai dengan roda
gigi roda-roda gesek
poros transmisi,dan
batang silinder hidrolis.
31
PERLENGKAPAN TRANSMISI
TENAGA MEKANIK

32
MESIN PRODUKSI
• Mesin Produksi ialah Semua
mesin peralatan kerja yang
digunakan untuk
menyiapkan, membentuk atau
membuat, merakit finishing,
barang atau produk teknis

33
MESIN PINTAL ATAU TENUN

34
MESIN PENGEPAK

35
MESIN PON

36
MESIN PERKAKAS KERJA

Mesin Perkakas ialah


Suatu pesawat atau alat
untuk membentuk suatu
bahan, barang, produk
teknis dengan cara
memotong, mengepres,
menarik atau menumbuk.

37
MESIN BUBUT

38
MESIN FRAIS

39
MESIN SEKRAP

40
MESIN BOR

41
MESIN GERINDA

42
DAPUR/TANUR
Dapur ialah Suatu pesawat
yang dengan cara
pemanasan digunakan
untuk mengolah,
memperbaiki sifat, barang,
atau produk teknis

43
DAPUR/TANUR

44
Pasal 2

(1) Pengurus dan/atau Pengusaha wajib menerapkan


syarat-syarat K3 Pesawat Tenaga dan Produksi.
(2) Syarat-syarat K3 sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan/atau standar
yang berlaku.
Pasal 3
Pelaksanaan syarat-syarat K3 Pesawat Tenaga dan
Produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
bertujuan :
a. Melindungi K3 Tenaga kerja dan orang lain yang
berada di Tempat Kerja dari potensi bahaya
Pesawat Tenaga dan Produksi;
b. Menjamin dan memastikan Pesawat Tenaga dan
Produksi yang ama, dan memberikan Keselamatan
dalam pengoperasian; dan
c. Menciptakan Temapat Kerja yang aman dan sehat
untuk meningkatkan produktivitas.
Permenaker nomor 38 tahun 2016 Pasal 129

Setiap kegiatan perencanaan, pembuatan, pemasangan atau


perakitan,pengoperasian pemeliharaan, perbaikan, perubahan atau
modifikasi Pesawat Tenaga dan Produksi harus dilakukan pemeriksaan dan
pengujian

Pemeriksaan dan/atau pengujian Pesawat Tenaga dan Produksi meliputi :


• Pertama
• Berkala
• Khusus
• Ulang

Pemeriksaan Pertama dilakukan pada saat sebelum digunakan atau belum


pernah dilakukan pemeriksaan dan/atau pengujian.

Pemeriksaan Berkala dilakukan paling lama 1 (satu) tahun sekali.


Pengujian Berkala dilakukan paling lama 5 (lima) tahun sekali.
PERMENAKER NOMOR PER.05/MEN/1985
TENTANG PESAWAT ANGKAT DAN
ANGKUT
BAB I KETENTUAN UMUM (Pasal 1 s/d 4)
BAB II RUANG LINGKUP (Pasal 5 )
BAB III PERALATAN ANGKAT ( Pasal 6 s/d 74)
BAB IV PITA TRANSPORT (Pasal 75 s/d 97 )
BAB V PESAWAT AGKATAN DI ATAS LANDASAN DAN DI ATAS PERMUKAAN (Pasal 98
s/d 115)
BAB VI ALAT ANGKUTAN JALAN RIL (Pasal 116 s/d 133)
BAB VII PENGESAHAN) (Pasal 134 s/d 137 )
BAB VIII PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN (Pasal 138 s/d 139)
BAB IX KETENTUAN PERALIHAN (Pasal 140)
BAB X KETENTUAN LAIN-LAIN (Pasal 141 s/d 142 )
BAB XI KETENTUAN PIDANA (Pasal 143)
BAB XIII KETENTUAN PENUTUP (pasal 145 s/d 146)
UU No. 1 tahun 1970
Permenaker No. Per.05/Men/1985

• Bagian integral dalam pelaksanaan proses produksi


Yang memerlukan pedoman • Mengandung bahaya potensial
diatur oleh Direktur (Psl. 145) • Perlindungan K3 terhadap tenaga kerja

Mengatur perencanaan, • Peralatan angkat (Psl. 6 s.d 74)


Permen No. Per. 05/Men/1985 pembuatan, pemasangan, • Pita transport (Psl. 75 s.d 97)
12 Bab peredaran, pemakaian, • Pesawat angkutan di atas
146 Pasal perubahan atau perbaikan landasan & permukaan (Psl. 98
ditetapkan 2 Agustus 1985 teknis dan pemeliharaan s.d 115)
(Psl. 146) pesawat angkat dan angkut • Alat angkutan jalan rel (Psl. 116
(Psl. 5) s.d 133)

Pengurus / pengusaha bertanggung


jawab terhadap ditaatinya semua Dengan ketentuan umum sebagaimana
ketentuan (Psl. 142) ditetapkan pada pasal 1 s.d 4

Untuk mendapatkan Diperiksa dan diuji oleh


pengesahan (Psl. 134 s.d pegawai pengawas dan atau
PELANGGARAN
136) Ahli K3 (Psl. 138 s.d 139)
sangsi (Psl. 143)

Melalui permohonan
Pengawasan dilaksanakan
Pembuatan dan pemasangan harus Kewenangan Direktur untuk
oleh pegawai pengawas
dilaksanakan oleh perusahaan yang mengadakan perubahan
dan ahli K3 (Psl. 144)
ditunjuk (Psl. 137) teknis (Psl. 136)
PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT TERDIRI DARI :
• PERALATAN ANGKAT
• PITA TRANSPORT
• PESAWAT ANGKUTAN DI ATAS LANDASAN DAN
DIATAS PERMUKAAN
• ALAT ANGKUTAN JALAN RIL
SEMUA PERALATAN MEKANIK BAIK
PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT MAUPUN
PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI
SEBELUM DIPAKAI HARUS DIPERIKSA
DAN DIUJI TERLEBIH DAHULU DENGAN
STANDART UJI YANG TELAH
DITENTUKAN
Permenaker nomor Per 05/Men/1985 Pasal 138
• Setiap pesawat angkat dan angkut sebelum dipakai harus
diperiksa dan diuji terlebih dahulu dengan standar uji yang
telah ditentukan;
• Pemeriksaan dan pengujian ulang pesawat angkat dan angkut
dilaksanakan selambatlambatnya 2 (dua tahun setelah
pengujian pertama dan pemeriksaan pengujian ulang
selanjutnya dilaksanakan 1 (satu) tahun sekali;
• Pemeriksaan dan pengujian dimaksud dalam pasal ini
dilakukan oleh Pegawai Pengawas dan atau Ahli Keselamatan
Kerja kecuali ditentukan lain.
Pasal 2
Bahan konstruksi serta perlengkapan dari pesawat angkat dan angkut
harus cukup kuat, tidak cacat dan memenuhi syarat.

Pasal 3
(1) Beban maksimum yang diijinkan dari pesawat angkat dan angkut
harus ditulis pada bagian yang mudah dilihat dan dibaca dengan
jelas;
(2) Semua pesawat angkat dan angkut tidak boleh dibebani melebihi
beban maksimum yang diijinkan;
(3) Pengangkatan dan penurunan muatan pada pesawat angkat dan
angkut harus perlahan-lahan;
(4) Gerak mula dan berhenti secara tiba-tiba dilarang.

PER.05/MEN/1985
Pasal 4

Setiap pesawat angkat dan angkut harus dilayani oleh operator


yang mempunyai kemampuan dan telah memiliki ketrampilan
khusus tentang Pesawat Angkat dan Angkut.

PER.05/MEN/1985
Pasal 5
(1) Peraturan ini berlaku untuk perencanaan, pembuatan,
pemasangan, peredaran, pemakaian, perubahan dan atau
perbaikan teknis serta pemeliharaan pesawat angkat dan
angkut.
(2) Pesawat angkat dan angkut dimaksud ayat (1) adalah:
a. Peralatan angkat;
b. Pita transport;
c. Pesawat angkutan di atas landasan dan di atas
permukaan;
d. Alat angkutan jalan ril

PER.05/MEN/1985
Pasal 6
Peralatan angkat antara lain adalah lier, takel, peralatan angkat
listrik, pesawat pneumatic, gondola, keran angkat, keran magnit,
keran lokomotif, keran dinding dan keran sumbu putar.

Pasal 75
Pita transport antara lain adalah: eskalator, ban berjalan dan rantai
berjalan.
Pasal 98
Pesawat angkutan di atas landasan dan di atas permukaan antara
lain adalah: truk, truk derek, traktor, gerobak, forklift dan kereta
gantung.
Pasal 116
Alat angkutan jalan ril antara lain adalah: lokomotif, gerbong dan lori.

PER.05/MEN/1985
Pasal 23
Operator peralatan angkat harus menghindari pengangkatan muatan
melalui orang-orang.

Pasal 24
Untuk memindahkan muatan berbahaya seperti logam cair ataupun
pengangkatan dengan magnit melalui tempat-tempat kerja maka:
a. sebelumnya harus diberi peringatan secukupnya agar tenaga
kerja mempunyai kesempatan ketempat yang aman;
b. jika tenaga kerja tidak dapat meninggalkan perkerjaan dengan
segera, alat harus dihentikan sampai tenaga kerja meninggalkan
daerah yang berbahaya.

PER.05/MEN/1985
Pasal 25
Peralatan angkat tidak diperbolehkan menggantung muatan pada
waktu mengalami perbaikan ataupun bagian-bagian bawahnya
digunakan oleh mesin yang bergerak.

Pasal 26
Jika perlatan angkat beroperasi tanpa muatan:
a. Penjaga sling atau penjaga rantai harus mengaitkan sling atau
rantainya pada kait secara kuat sebelum bergerak;
b. Operator harus menaikan kait secukupnya agar orang-orang dan
benda-benda tidak tersentuh.

Pasal 27
Operator alat kerek tidak boleh meninggalkan peralatannya dengan
muatan yang tergantung.

PER.05/MEN/1985
PENGESAHAN

Pasal 134
(1) Setiap perencanaan pesawat angkat dan angkut harus mendapat pengesahan dari
Direktur atau Pejabat yang ditunjuknya, kecuali ditentukan lain
(2) Permohonan pengesahan dimaksud pada ayat (1) harus diajukan secara tertulis kepada
Direktur atau Pejabat yang ditunjuknya dengan melampirkan :
a. gambar rencana dan instalasi listrk serta sistem pengamannya dengan skala
sedemikian rupa sehingga cukup jelas dan terang;
b. keterangan bahan yang akan digunakan;

Pasal 135
(1) setiap pembuatan, peredaran, pemasangan, pemakaian, perubahan dan atau perbaikan
teknis pesawat angkat dan angkut harus mendapat pengesahan dari Direktur atau
Pejabat yang ditunjuknya;

PER.05/MEN/1985
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN

Pasal 138

(1) Setiap pesawat angkat dan angkut sebelum dipakai harus diperiksa dan diuji
terlebih dahulu dengan standar uji yang telah ditentukan;
(2) Untuk pengujian beban lebih, harus dilaksanakan sebesar 125% dari jumlah
beban maksimum yang diujikan;
(3) Besarnya tahanan isolasi dan instalasi listrik Pesawat Angkat dan Angkut harus
sekurang-kurangnya memenuhi yang ditentukan dalam PUIL (Peraturan Umum
Instalasi Listrik);
(4) Pemeriksaan dan pengujian ulang pesawat angkat dan angkut dilaksanakan
selambatlambatnya 2 (dua) tahun setelah pengujian pertama dan pemeriksaan
pengujian ulang selanjutnya dilaksanakan 1 (satu) tahun sekali;
(5) Pemeriksaan dan pengujian dimaksud dalam pasal ini dilakukan oleh Pegawai
Pengawas dan atau Ahli Keselamatan Kerja kecuali ditentukan lain.

PER.05/MEN/1985
Pasal 2

Peraturan Menteri ini mengatur kualifikasi, syarat-syarat, wewenang, kewajiban


operator dan petugas pesawat angkat dan angkut.

Pasal 3
Pengusaha atau pengurus dilarang mempekerjakan operator dan/atau petugas
pesawat angkat dan angkut yang tidak memiliki Lisensi K3 dan buku kerja.

Operator Pesawat Angkat dan Angkut

Pasal 5

(1) Pesawat angkat dan angkut harus dioperasikan oleh operator pesawat angkat dan angkut
yang mempunyai Lisensi K3 dan buku kerja sesuai jenis dan kualifikasinya.
(2) Operator pesawat angkat dan angkut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
operator peralatan angkat, pita transport, pesawat angkutan di atas landasan dan di atas
permukaan, dan alat angkutan jalan rel.

PER.09/MEN/2010
Operator Peralatan Angkat
Pasal 6

(1) Operator peralatan angkat meliputi operator dongkrak mekanik (lier), takal, alat
angkat listrik/lift barang/passenger hoist, pesawat hidrolik, pesawat pneumatik,
gondola, keran mobil, keran kelabang, keran pedestal, keran menara, keran gantry,
keran overhead, keran portal, keran magnet, keran lokomotif, keran dinding, keran
sumbu putar, dan mesin pancang.
(2) Operator peralatan angkat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diklasifikasikan
sebagai berikut:
a. operator kelas I;
b. operator kelas II; dan
c. operator kelas Ill.
(3) Pengklasifikasian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku bagi operator
gondola, dongkrak mekanik (lier), takal, dan mesin pancang.

PER.09/MEN/2010
Operator Pesawat Angkutan di atas Landasan dan di atas Permukaan
Pasal 11

Operator pesawat angkutan di atas landasan dan di atas permukaan meliputi antara
lain operator: dump truk, truk derek/trailer, alat angkutan bahan berbahaya, traktor,
kereta gantung, shovel, excavator/back hoe, compactor, mesin giling, bulldozer,
loader, tanden roller, tire roller, grader, vibrator, side boom, forklift dan/atau lift truk.
Pasal 12
Operator forklift dan/atau lift truk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
diklasifikasikan sebagai berikut:
a. operator kelas I; dan
b. operator kelas II.
Petugas Pesawat Angkat dan Angkut
Pasal 18
(1) Pengoperasian pesawat angkat dan angkut dapat dibantu oleh petugas pesawat angkat
dan angkut yang mempunyai Lisensi K3 dan buku kerja sesuai jenis dan
kualifikasinya.
(2) Petugas pesawat angkat dan angkut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi juru
ikat (rigger) dan teknisi.

PER.09/MEN/2010
KEWAJIBAN OPERATOR DAN PETUGAS
Pasal 34

(1) Operator pesawat angkat dan angkut berkewajiban untuk:


a. melakukan pengecekan terhadap kondisi atau kemampuan kerja pesawat angkat dan
angkut, alat-alat pengaman, dan alat-alat perlengkapan lainnya sebelum pengoperasian
pesawat angkat dan angkut;
b. bertanggung jawab atas kegiatan pengoperasian pesawat angkat dan angkut dalam
keadaan aman;
c. tidak meninggalkan tempat pengoperasian pesawat angkat dan angkut, selama mesin
dihidupkan;
d. menghentikan pesawat angkat dan angkut dan segera melaporkan kepada atasan, apabila
alat pengaman atau perlengkapan pesawat angkat dan angkut tidak berfungsi dengan baik
atau rusak;
e. mengawasi dan mengkoordinasikan operator kelas II dan operator kelas III bagi operator
kelas I, dan operator kelas II mengawasi dan mengkoordinasikan operator kelas III;
f. mematuhi peraturan dan melakukan tindakan pengamanan yang telah ditetapkan dalam
pengoperasian pesawat angkat dan angkut; dan
g. mengisi buku kerja dan membuat laporan harian selama mengoperasikan pesawat angkat
dan angkut.

PER.09/MEN/2010
(2) Juru ikat (rigger) berkewajiban untuk:
a. melakukan pemilihan alat bantu angkat sesuai dengan kapasitas beban kerja
aman;
b. melakukan pengecekan terhadap kondisi pengikatan aman dan alat bantu
angkat yang digunakan;
c. melakukan perawatan alat bantu angkat;
d. mematuhi peraturan dan melakukan tindakan pengamanan yang telah
ditetapkan; dan
e. mengisi buku kerja dan membuat laporan harian sesuai dengan pekerjaan yang
telah dilakukan.
(3) Teknisi berkewajiban untuk:
a. melaporkan kepada atasan langsung, kondisi pesawat angkat dan angkut yang
menjadi tanggung jawabnya jika tidak aman atau tidak layak pakai;
b. bertanggung jawab atas hasil pemasangan, pemeliharaan, perbaikan, dan/atau
pemeriksaan peralatan/komponen pesawat angkat dan angkut;
c. mematuhi peraturan dan melakukan tindakan pengamanan yang telah ditetapkan;
d. membantu pegawai pengawas ketenagakerjaan spesialis pesawat angkat dan
angkut dalam pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian pesawat angkat dan
angkut; dan
e. mengisi buku kerja dan membuat laporan harian sesuai dengan pekerjaan yang
telah dilakukan.

PER.09/MEN/2010
PEMBINAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Pasal 35

(1) Pelaksanaan pembinaan K3 bagi operator dan petugas pesawat angkat dan angkut
dilakukan oleh:
a. instansi yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang ketenagakerjaan
pada pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota; dan
b. b. perusahaan jasa keselamatan dan kesehatan kerja bidang pembinaan yang
ditunjuk oleh Direktur Jenderal berkoordinasi dengan instansi yang lingkup tugas
dan tanggung jawabnya di bidang ketenagakerjaan pada pemerintah provinsi
dan/atau pemerintah kabupaten/kota.

(2) Dalam hal perusahaan akan melakukan pembinaan secara mandiri (in house
training) maka harus mengajukan permohonan ke instansi yang lingkup tugas dan
tanggung jawabnya di bidang ketenagakerjaan pada pemerintah provinsi dan/atau
pemerintah kabupaten/kota.

(3) Materi pembinaan K3 bagi operator dan petugas pesawat angkat dan angkut
ditetapkan oleh Direktur Jenderal.
PENYEBAB KECELAKAAN KERJA

 Konstruksi Pesawat Angkat dan Angkut tidak


memenuhi syarat
• Material / proses pembuatan / pemasangan / pemeriksaan /
pengujian
• Adanya kemunduran kualitas / perubahan dimensi PAA akibat
pemakaian / kondisi operasi yang abnormal
KELALAIAN

Kelalaian merupakan permasalahan yang paling


tinggi sampai mencapai 75 % kerusakan yang
terjadi disebabkan oleh faktor manusia

“ Mengapa seorang pekerja melakukan


pekerjaan dengan ceroboh/sembarangan yang
seharus ia dapat melakukan dengan aman “
TAHAPAN PENANGANAN PENGAWASAN

 Perencanaan
 Pembuatan

Perakitan/pemasangan/peredaran
 Pemakaian
 Reparasi/modifikasi

Anda mungkin juga menyukai