MEKANIK
PENGAWAS KETENEGAKERJAAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Bidang K3 di Indonesia
• Penanggulangan Kebakaran
• Pesawat Uap dan Bejana Tekan
• Kesehatan Kerja
• Hygiene/Lingkungan Kerja
• Mekanik (pswt. angkat angkut, pswt. tenaga dan
produksi)
• Konstruksi Bangunan
• Listrik (lift, instalasi listrik, penyalur petir)
• Lembaga dan SMK 3
KEAHLIAN K3
• Ahli K3 Umum
• Ahli K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan
• Ahli K3 Pesawat Angkat
• Ahli K3 Pesawat Tenaga dan Produksi
• Ahli K3 Konstruksi
• Ahli K3 Kimia
• Ahli K3 Penanggulangan Kebakaran
• Ahli K3 Listrik
• Ahli K3 Pesawat Tenaga dan Produksi
• Auditor SMK3
• Inspektur Las (WI)
• Operator
• Petugas Kebakaran
• Petugas K3 Kimia
• Dokter Pemeriksa Kes TK
• Paramedis
• Tehnisi
• dll
LATAR BELAKANG K3 MEKANIK
• Peralatan mekanik merupakan sumber bahaya dan dapat
menimbulkan potensi bahaya bila pengoperasiannya tidak
sesuai dengan ketentuan /persyaratan keselamatan kerja.
Keilmuan
Suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam
upaya mencegah kecelakaan Kerja dan Penyakit
Akibat Kerja.
PENGERTIAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
ADALAH :
TUJUAN K3
MEKANIK???
PERATURAN PERUNDANGAN K3 MEKANIK
Psl.86 dan 87
UU No. 13/2003 UU No. 14/1969 Psl.9 dan 10
UU No. 1/1970
• PP 1. Permenaker
• Perpres No.Per.05/Men/1985
• Permen/Kepmen 2. Permenaker nomor:
• Perda Per.09/Men/VII/2010
3. Permenaker Nomor
SE, SI 38 Tahun 2016
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Mekanik
Dasar hukum
• Menjamin keselamatan
• UU No. 1 / 1970
kerja operator & orang
• Permenaker No. 05/Men/1985
lain
• Permenaker No. 09/Men/2010 • Menjamin penggunaan
• Permenaker No.38/2016 perlatan PAA dan PTP
aman dioperasikan
• Menjamin proses
Kecelakaan
Jenis Kecelakaan
Dasar hukum • Terjungkit/terguling
• Terjepit
pengawasannya • Peledakan
Termasuk PAK
Pengendalian
• Ruang lingkup
• Siapa yang mengawasi
• Bagaimana caranya
• Konstruksi harus kuat
• Safety device terpasang dan
• Menjamin keselamatan dan
berfungsi baik
kesehatan TK dan orang lain
• Layak pakai
• Menjamin penggunaan
• Riksa uji
pesawat angkat dan angkut
• APD
aman dipakai
• Perawatan dengan baik
• Menjamin proses produksi
• Pengoperasian sesuai
aman dan lancar
manual/SOP dan oleh orang yg
berwenang
0 1 6
2
N
H U
A
8 T DA N
R 3 A
M O A G
NO E N
E R T T
AK WA
E N E SA
M P
PER TANG
EN K SI
T D U
PR O
BAB I KETENTUAN UMUM (Pasal 1 s/d 3)
BAB III SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI ( Pasal 5 s/d 28)
Pengawasan dilaksanakan
Pembuatan dan pemasangan harus
oleh pegawai pengawas
dilaksanakan oleh perusahaan yang
spesialis PTP (Psl. 143)
ditunjuk
PESAWAT
PESAWATTENAGA
TENAGADAN DANPRODUKSI
PRODUKSI
ialah Pesawat atau alat yang bergerak
ialah Pesawat atau alat yang bergerak
berpindah-pindah
berpindah-pindahatau
atautetap
tetapyang
yangdipakai
dipakaiatau
atau
dipasang
dipasanguntuk
untukmembangkitkan
membangkitkanatau atau
memindahkan
memindahkandayadayaatau
atautenaga,
tenaga,mengolah,
mengolah,
membuat
membuat: :bahan,
bahan,barang,
barang,produksi
produksiteknis
teknisdan
dan
aparat
aparatproduksi
produksiyang
yangmengandung
mengandungdan dandapat
dapat
menimbulkan
menimbulkanbahaya
bahayakecelakaan.
kecelakaan.
23
JENIS-JENIS PESAWAT TENAGA & PRODUKSI
penggerak mula;
perlengkapan transmisi tenaga mekanik;
mesin perkakas dan produksi;
tanur;
24
PENGGERAK MULA
Penggerak Mula ialah suatu
pesawat yang mengubah suatu
bentuk energy menjadi tenaga
mekanik dan digunakan untuk
menggerakkan pesawat atau mesin
25
PENGGERAK MULA
Jenis penggerak mula antara lain:
motor pembakaran luar
motor pembakaran dalam
turbin air
kincir angin
26
TURBIN UAP
27
MOTOR DIESEL – GENERATOR SET
28
TURBIN AIR
29
PERLENGKAPAN TRANSMISI
TENAGA MEKANIK
Perlengkapan Transmisi
Tenaga Mekanik ialah
Bagian peralatan mesin yang
berfungsi untuk
memindahkan daya atau
gerakan mekanik dari
penggerak mula ke pesawat
atau mesin lainnya
30
PERLENGKAPAN TRANSMISI
TENAGA MEKANIK
Jenisnya antara lain:
puli dengan ban atau pita
roda gigi dengan roda gigi
batang berulir dengan roda gigi
rantai dengan roda
gigi roda-roda gesek
poros transmisi,dan
batang silinder hidrolis.
31
PERLENGKAPAN TRANSMISI
TENAGA MEKANIK
32
MESIN PRODUKSI
• Mesin Produksi ialah Semua
mesin peralatan kerja yang
digunakan untuk
menyiapkan, membentuk atau
membuat, merakit finishing,
barang atau produk teknis
33
MESIN PINTAL ATAU TENUN
34
MESIN PENGEPAK
35
MESIN PON
36
MESIN PERKAKAS KERJA
37
MESIN BUBUT
38
MESIN FRAIS
39
MESIN SEKRAP
40
MESIN BOR
41
MESIN GERINDA
42
DAPUR/TANUR
Dapur ialah Suatu pesawat
yang dengan cara
pemanasan digunakan
untuk mengolah,
memperbaiki sifat, barang,
atau produk teknis
43
DAPUR/TANUR
44
Pasal 2
Melalui permohonan
Pengawasan dilaksanakan
Pembuatan dan pemasangan harus Kewenangan Direktur untuk
oleh pegawai pengawas
dilaksanakan oleh perusahaan yang mengadakan perubahan
dan ahli K3 (Psl. 144)
ditunjuk (Psl. 137) teknis (Psl. 136)
PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT TERDIRI DARI :
• PERALATAN ANGKAT
• PITA TRANSPORT
• PESAWAT ANGKUTAN DI ATAS LANDASAN DAN
DIATAS PERMUKAAN
• ALAT ANGKUTAN JALAN RIL
SEMUA PERALATAN MEKANIK BAIK
PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT MAUPUN
PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI
SEBELUM DIPAKAI HARUS DIPERIKSA
DAN DIUJI TERLEBIH DAHULU DENGAN
STANDART UJI YANG TELAH
DITENTUKAN
Permenaker nomor Per 05/Men/1985 Pasal 138
• Setiap pesawat angkat dan angkut sebelum dipakai harus
diperiksa dan diuji terlebih dahulu dengan standar uji yang
telah ditentukan;
• Pemeriksaan dan pengujian ulang pesawat angkat dan angkut
dilaksanakan selambatlambatnya 2 (dua tahun setelah
pengujian pertama dan pemeriksaan pengujian ulang
selanjutnya dilaksanakan 1 (satu) tahun sekali;
• Pemeriksaan dan pengujian dimaksud dalam pasal ini
dilakukan oleh Pegawai Pengawas dan atau Ahli Keselamatan
Kerja kecuali ditentukan lain.
Pasal 2
Bahan konstruksi serta perlengkapan dari pesawat angkat dan angkut
harus cukup kuat, tidak cacat dan memenuhi syarat.
Pasal 3
(1) Beban maksimum yang diijinkan dari pesawat angkat dan angkut
harus ditulis pada bagian yang mudah dilihat dan dibaca dengan
jelas;
(2) Semua pesawat angkat dan angkut tidak boleh dibebani melebihi
beban maksimum yang diijinkan;
(3) Pengangkatan dan penurunan muatan pada pesawat angkat dan
angkut harus perlahan-lahan;
(4) Gerak mula dan berhenti secara tiba-tiba dilarang.
PER.05/MEN/1985
Pasal 4
PER.05/MEN/1985
Pasal 5
(1) Peraturan ini berlaku untuk perencanaan, pembuatan,
pemasangan, peredaran, pemakaian, perubahan dan atau
perbaikan teknis serta pemeliharaan pesawat angkat dan
angkut.
(2) Pesawat angkat dan angkut dimaksud ayat (1) adalah:
a. Peralatan angkat;
b. Pita transport;
c. Pesawat angkutan di atas landasan dan di atas
permukaan;
d. Alat angkutan jalan ril
PER.05/MEN/1985
Pasal 6
Peralatan angkat antara lain adalah lier, takel, peralatan angkat
listrik, pesawat pneumatic, gondola, keran angkat, keran magnit,
keran lokomotif, keran dinding dan keran sumbu putar.
Pasal 75
Pita transport antara lain adalah: eskalator, ban berjalan dan rantai
berjalan.
Pasal 98
Pesawat angkutan di atas landasan dan di atas permukaan antara
lain adalah: truk, truk derek, traktor, gerobak, forklift dan kereta
gantung.
Pasal 116
Alat angkutan jalan ril antara lain adalah: lokomotif, gerbong dan lori.
PER.05/MEN/1985
Pasal 23
Operator peralatan angkat harus menghindari pengangkatan muatan
melalui orang-orang.
Pasal 24
Untuk memindahkan muatan berbahaya seperti logam cair ataupun
pengangkatan dengan magnit melalui tempat-tempat kerja maka:
a. sebelumnya harus diberi peringatan secukupnya agar tenaga
kerja mempunyai kesempatan ketempat yang aman;
b. jika tenaga kerja tidak dapat meninggalkan perkerjaan dengan
segera, alat harus dihentikan sampai tenaga kerja meninggalkan
daerah yang berbahaya.
PER.05/MEN/1985
Pasal 25
Peralatan angkat tidak diperbolehkan menggantung muatan pada
waktu mengalami perbaikan ataupun bagian-bagian bawahnya
digunakan oleh mesin yang bergerak.
Pasal 26
Jika perlatan angkat beroperasi tanpa muatan:
a. Penjaga sling atau penjaga rantai harus mengaitkan sling atau
rantainya pada kait secara kuat sebelum bergerak;
b. Operator harus menaikan kait secukupnya agar orang-orang dan
benda-benda tidak tersentuh.
Pasal 27
Operator alat kerek tidak boleh meninggalkan peralatannya dengan
muatan yang tergantung.
PER.05/MEN/1985
PENGESAHAN
Pasal 134
(1) Setiap perencanaan pesawat angkat dan angkut harus mendapat pengesahan dari
Direktur atau Pejabat yang ditunjuknya, kecuali ditentukan lain
(2) Permohonan pengesahan dimaksud pada ayat (1) harus diajukan secara tertulis kepada
Direktur atau Pejabat yang ditunjuknya dengan melampirkan :
a. gambar rencana dan instalasi listrk serta sistem pengamannya dengan skala
sedemikian rupa sehingga cukup jelas dan terang;
b. keterangan bahan yang akan digunakan;
Pasal 135
(1) setiap pembuatan, peredaran, pemasangan, pemakaian, perubahan dan atau perbaikan
teknis pesawat angkat dan angkut harus mendapat pengesahan dari Direktur atau
Pejabat yang ditunjuknya;
PER.05/MEN/1985
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
Pasal 138
(1) Setiap pesawat angkat dan angkut sebelum dipakai harus diperiksa dan diuji
terlebih dahulu dengan standar uji yang telah ditentukan;
(2) Untuk pengujian beban lebih, harus dilaksanakan sebesar 125% dari jumlah
beban maksimum yang diujikan;
(3) Besarnya tahanan isolasi dan instalasi listrik Pesawat Angkat dan Angkut harus
sekurang-kurangnya memenuhi yang ditentukan dalam PUIL (Peraturan Umum
Instalasi Listrik);
(4) Pemeriksaan dan pengujian ulang pesawat angkat dan angkut dilaksanakan
selambatlambatnya 2 (dua) tahun setelah pengujian pertama dan pemeriksaan
pengujian ulang selanjutnya dilaksanakan 1 (satu) tahun sekali;
(5) Pemeriksaan dan pengujian dimaksud dalam pasal ini dilakukan oleh Pegawai
Pengawas dan atau Ahli Keselamatan Kerja kecuali ditentukan lain.
PER.05/MEN/1985
Pasal 2
Pasal 3
Pengusaha atau pengurus dilarang mempekerjakan operator dan/atau petugas
pesawat angkat dan angkut yang tidak memiliki Lisensi K3 dan buku kerja.
Pasal 5
(1) Pesawat angkat dan angkut harus dioperasikan oleh operator pesawat angkat dan angkut
yang mempunyai Lisensi K3 dan buku kerja sesuai jenis dan kualifikasinya.
(2) Operator pesawat angkat dan angkut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
operator peralatan angkat, pita transport, pesawat angkutan di atas landasan dan di atas
permukaan, dan alat angkutan jalan rel.
PER.09/MEN/2010
Operator Peralatan Angkat
Pasal 6
(1) Operator peralatan angkat meliputi operator dongkrak mekanik (lier), takal, alat
angkat listrik/lift barang/passenger hoist, pesawat hidrolik, pesawat pneumatik,
gondola, keran mobil, keran kelabang, keran pedestal, keran menara, keran gantry,
keran overhead, keran portal, keran magnet, keran lokomotif, keran dinding, keran
sumbu putar, dan mesin pancang.
(2) Operator peralatan angkat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diklasifikasikan
sebagai berikut:
a. operator kelas I;
b. operator kelas II; dan
c. operator kelas Ill.
(3) Pengklasifikasian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku bagi operator
gondola, dongkrak mekanik (lier), takal, dan mesin pancang.
PER.09/MEN/2010
Operator Pesawat Angkutan di atas Landasan dan di atas Permukaan
Pasal 11
Operator pesawat angkutan di atas landasan dan di atas permukaan meliputi antara
lain operator: dump truk, truk derek/trailer, alat angkutan bahan berbahaya, traktor,
kereta gantung, shovel, excavator/back hoe, compactor, mesin giling, bulldozer,
loader, tanden roller, tire roller, grader, vibrator, side boom, forklift dan/atau lift truk.
Pasal 12
Operator forklift dan/atau lift truk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
diklasifikasikan sebagai berikut:
a. operator kelas I; dan
b. operator kelas II.
Petugas Pesawat Angkat dan Angkut
Pasal 18
(1) Pengoperasian pesawat angkat dan angkut dapat dibantu oleh petugas pesawat angkat
dan angkut yang mempunyai Lisensi K3 dan buku kerja sesuai jenis dan
kualifikasinya.
(2) Petugas pesawat angkat dan angkut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi juru
ikat (rigger) dan teknisi.
PER.09/MEN/2010
KEWAJIBAN OPERATOR DAN PETUGAS
Pasal 34
PER.09/MEN/2010
(2) Juru ikat (rigger) berkewajiban untuk:
a. melakukan pemilihan alat bantu angkat sesuai dengan kapasitas beban kerja
aman;
b. melakukan pengecekan terhadap kondisi pengikatan aman dan alat bantu
angkat yang digunakan;
c. melakukan perawatan alat bantu angkat;
d. mematuhi peraturan dan melakukan tindakan pengamanan yang telah
ditetapkan; dan
e. mengisi buku kerja dan membuat laporan harian sesuai dengan pekerjaan yang
telah dilakukan.
(3) Teknisi berkewajiban untuk:
a. melaporkan kepada atasan langsung, kondisi pesawat angkat dan angkut yang
menjadi tanggung jawabnya jika tidak aman atau tidak layak pakai;
b. bertanggung jawab atas hasil pemasangan, pemeliharaan, perbaikan, dan/atau
pemeriksaan peralatan/komponen pesawat angkat dan angkut;
c. mematuhi peraturan dan melakukan tindakan pengamanan yang telah ditetapkan;
d. membantu pegawai pengawas ketenagakerjaan spesialis pesawat angkat dan
angkut dalam pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian pesawat angkat dan
angkut; dan
e. mengisi buku kerja dan membuat laporan harian sesuai dengan pekerjaan yang
telah dilakukan.
PER.09/MEN/2010
PEMBINAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Pasal 35
(1) Pelaksanaan pembinaan K3 bagi operator dan petugas pesawat angkat dan angkut
dilakukan oleh:
a. instansi yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang ketenagakerjaan
pada pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota; dan
b. b. perusahaan jasa keselamatan dan kesehatan kerja bidang pembinaan yang
ditunjuk oleh Direktur Jenderal berkoordinasi dengan instansi yang lingkup tugas
dan tanggung jawabnya di bidang ketenagakerjaan pada pemerintah provinsi
dan/atau pemerintah kabupaten/kota.
(2) Dalam hal perusahaan akan melakukan pembinaan secara mandiri (in house
training) maka harus mengajukan permohonan ke instansi yang lingkup tugas dan
tanggung jawabnya di bidang ketenagakerjaan pada pemerintah provinsi dan/atau
pemerintah kabupaten/kota.
(3) Materi pembinaan K3 bagi operator dan petugas pesawat angkat dan angkut
ditetapkan oleh Direktur Jenderal.
PENYEBAB KECELAKAAN KERJA
Perencanaan
Pembuatan
Perakitan/pemasangan/peredaran
Pemakaian
Reparasi/modifikasi