Anda di halaman 1dari 45

DASAR- DASAR K3

TUJUAN PEMBELAJARAN
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR KEBERHASILAN
Peserta dapat menjelaskan :
Setelah mengikuti • Sejarah perkembangan K3
pembelajaran ini Peserta • Pengertian dan tujuan K3
mampu memahami dasar- • Faktor-faktor penyebab
dasar keselamatan dan kecelakaan kerja
kesehatan kerja ( K3 ) • Upaya pencegahan kecelakaan
kerja
• Peraturan perundangan K3
• Manajemen operasional
pengawas K3
• Manajemen risiko
SEJARAH PERKEMBANGAN K3
SEBELUM MASEHI
Manusia Terluka/ Selamat
bekerja cidera dan aman

Abad ke-17 sebelum masehi, Raja Hamurabi dari kerajaan


Babylonia dalam kitab undang-undangnya menyatakan
tentang :
“ Hukuman bagi ahli bangunan yang membangun rumah
dan bangunannya mendatangkan malapetaka kepada
pemilik bangunan atau keluarganya“
SEJARAH PERKEMBANGAN K3
SETELAH MASEHI
80 tahun setelah masehi, seorang ahli Encyclopedia bangsa
Roma mensyaratkan agar para pekerja tambang diharuskan
memakai tutup hidung.
Tahun 1450 Dominico Fontana diserahi tugas membangun
obelisk ditengah lapangan St.Pieter RomaIa selalu
mensyaratkan agar para pekerja memakai topi baja.
SEJARAH PERKEMBANGAN K3
REVOLUSI INDUSTRI
• Banyak terjadi kecelakaan kerja, menimbulkan korban
• Pengusaha berpendapat, hal tersebut adalah bagian
dari risiko kerja
• Pengusaha mempekerjakan tenaga kerja baru
• Para pekerja mendesak pengusaha
• Pengusaha memberikan perawatan kepada para
korban
SEJARAH PERKEMBANGAN K3
“Works Compensation Law”

Diberlakukan di Amerika Serikat, pada tahun 1931,


menegaskan bahwa :

Tidak memandang apakah kecelakaan tersebut


terjadi akibat kesalahan si korban atau tidak,
yang bersangkutan berhak atas ganti rugi jika
kecelakaan terjadi dalam pekerjaan
K3 ???
PENGERTIAN K3
Secara Filosofi

“Suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin


keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah atau
rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan
manusia pada umumnya, hasil karya dan
budayanya menuju masyarakat adil dan makmur”
PENGERTIAN K3
Secara Keilmuan
“Ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam
usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja”

Secara Praktis
“Merupakan suatu upaya perlindungan agar tenaga
kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat
selama melakukan pekerjaan di tempat kerja serta
bagi orang lain yang memasuki tempat kerja maupun
sumber produksi dapat dipergunakan dan dipakai
secara aman dan efisien dan proses produksi dapat
berjalan dengan lancar”
TUJUAN K3
 Melindungi para pekerja dan orang lain
di tempat kerja
 Menjamin agar setiap sumber produksi
dapat dipakai secara aman dan efisien
 Menjamin proses produksi berjalan
lancar
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
KECELAKAAN KERJA

 Kebijakan dan keputusan manajemen ( Lack


of control management )
 Sebab-sebab dasar, meliputi :
Faktor manusia/pribadi
Faktor lingkungan/pekerjaan
 Sebab yang merupakan gejala ( Sympthom )
Unsafe action
Unsafe condition
PENCEGAHAN
KECELAKAAN
Menurut ILO :
• Peraturan Perundang-undangan
• Standarisasi
• Inspeksi
• Riset (Teknik, Medis, Statistik, Psikologi)
• Pendidikan dan Pelatihan
• Persuasi
• Asuransi
• Penerapan K3 di tempat kerja
Peraturan Perundangan
UUD 1945 Psl. 27 (2)
Psl.86 dan 87
UU No. 13/2003 UU No. 14/1969 Psl.9 dan 10

Veiligheids UU Uap
UU No. 1/1970
Reglement 1910 Stoom Ordonantie
stbl.406 12-1-1970 1930

• PP
Peraturan khusus : • Perpres Stoom
AA P3K • Permen/Kepmen Verordening = PP
DD  bejana tekan • Perda

SE, SI
TEMPAT
KERJA???
USAHA

TEMPAT
KERJA
PENGURUS

Orang yang mempunyai tugas


memimpin langsung sesuatu
tempat kerja atau bagiannya yang
berdiri sendiri
PENGUSAHA
a. Orang atau badan hukum yang menjalankan sesuatu
usaha milik sendiri dan untuk keperluan itu
mempergunakan tempat kerja.
b. Orang atau badan hukum yang secara berdiri sendiri
menjalankan sesuatu usaha bukan miliknya dan untuk
keperluan itu mempergunakan tempat kerja.
c. Orang atau badan hukum yang di Indonesia mewakili
orang atau badan hukum termaksud pada (a) dan (b),
jika kalau yang diwakili berkedudukan diluar
Indonesia.
8 Bidang K3 di Indonesia
 Penanggulangan Kebakaran
 Pesawat Uap dan Bejana Tekan
 Kesehatan Kerja
 Hygiene/Lingkungan Kerja
 Mekanik (pswt. angkat angkut, pswt. tenaga dan
produksi)
 Konstruksi Bangunan
 Listrik (lift, instalasi listrik, penyalur petir, elevator
dan eskalator)
 Kelembagaan dan SMK3 (PP 50/2012)
KEWAJIBAN PENGURUS

• Memeriksakan kesehatan badan, kondisi


mental dan kemampuan fisik tenaga kerja
yang akan diterimanya maupun akan
dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat
pekerjaan yang diberikan kepadanya.
• Memeriksa kesehatan tenaga kerja secara
berkala
KEWAJIBAN PENGURUS

• Menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga


kerja baru tentang:
– Kondisi-kondisi dan bahaya yang dapat timbul
di tempat kerja
– Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan
yang diharuskan dalam tempat kerja
– APD bagi tenaga kerja
– Cara-cara dan sikap yang aman dalam
melaksanakan pekerjaannya
KEWAJIBAN PENGURUS

• Menyelenggarakan pembinaan bagi semua


tenaga kerja dalam pencegahan
kecelakaan dan pemberantasan kebakaran
serta peningkatan keselamatan dan
kesehatan kerja, pula dalam pemberian
pertolongan pertama pada kecelakaan.
• Melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi
dalam tempat kerja
KEWAJIBAN PENGURUS

• Menempatkan lembaran UU No. 1 tahun 1970


ditempat yang mudah dilihat dan terbaca
menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli
K3
• Menempatkan gambar-gambar K3 ditempat
yang mudah dilihat dan terbaca menurut
petunjuk pegawai pengawas atau ahli K3
• Menyediakan APD secara cuma-cuma
PERATURAN PERUNDANGAN
K3
UU NO.12 TH 1948

Merupakan undang-undang pokok


(lex generalis), memuat aturan dasar tentang
pekerjaan anak, orang muda dan orang wanita,
waktu kerja, istirahat dan tempat kerja.
PERATURAN PERUNDANGAN
K3
UU NO.14 TH 1969

Pasal 9 :
Tiap tenaga kerja berhak mendapat
perlindungan atas keselamatan, kesehatan,
kesusilaan, pemeliharaan moril kerja serta
perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia
dan moral agama.
PERATURAN PERUNDANGAN
K3
UU NO.14 TH 1969

Pasal 10 : Pemerintah membina norma


perlindungan tenaga kerja yang meliputi;
1. Norma keselamatan kerja.
2. Norma kesehtan dan higiene perusahaan.
3. Norma kerja
4. Pemberian ganti kerugian, perawatan dan
rehabilitasi dalam hal kecelakaan kerja.
PERATURAN PERUNDANGAN
K3
UU NO.1 TH 1970
Mulai berlaku dan diundangkan tanggal 12 Januari 1970
sebagai pengganti dari veiligheids reglement (Stbl. 1910
No.406).
Undang-undang ini adalah sebagai undang-undang
pokok yang memuat aturan-aturan dasar atau ketentuan-
ketentuan umum tentang keselamatan kerja dalam segala
tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan
air, di dalam air maupun di udara yang berada di bawah
kekuasan hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
PERATURAN PERUNDANGAN
K3
UU NO.1 TH 1970

3 Unsur pokok tempat kerja, yaitu :


 Tenaga kerja
 Potensi bahaya
 Digunakan untuk usaha
PERATURAN PERUNDANGAN
K3
UU NO.1 TH 1970

Setiap tempat kerja sebagaimana dirumuskan dalam ketentuan


pasal 2 ayat (2) dimana di dalamnya terdapat bahaya kerja
yang berhubungan dengan :
 Keadaan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan lain

sebagainya
 Lingkungan kerja

 Sifat pekerjaan

 Cara kerja, dan

 Proses
PERATURAN PERUNDANGAN
K3
UU NO.1 TH 1970

Dalam pasal 3 ayat (1) ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja.


Ketentun tersebu berisikan arah dan sasaran yang akan dicapai
melalui Undang-undang Keselamatan Kerja No.1 Tahun 1970.
Sedangkan ayat berikutnya merupakan escape clausul
sebagaimana dengan yang diatur dalam pasal 2 ayat (3).
Dengan ketentuan tersebut dapat dirubah rincian yang ada
dalam pasal 3 ayat (1) sesuai dengan perkembang ilmu
pengetahuan, teknik dan teknologi serta penemuan-
penemuan di kemudian hari.
PERATURAN PERUNDANGAN
K3
UU NO.1 TH 1970

Dalam pasal 4 ayat (2) juga mengatur tentang


modifikasi persyaratan teknis keselamatan dan
ksehatan kerja yang memuat prinsip-prinsip teknis
ilmiah menjadi satu kumpulan ketentuan yang
disusun secara teratur, jelas dan praktis.
PERATURAN PERUNDANGAN
K3
UU NO.1 TH 1970

KEWAJIBAN PENGURUS meliputi :


3. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja harus dilakukan oleh dokter
pemeriksa atau penguji kesehatan tenaga kerja sesuai dengan Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.02/MEN/1980. Dan untuk
meningkatkan kondisi kesehatan kerja tenaga kerja, pengurus wajib
pengurus wajib memberikan pelayanan kesehatan kerja sesuai dengan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.03/MEN/1982.
4. Menunjukan dan menjelaskan tentang kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya
yang dapat timbul di tempat kerjanya, semua alat perlindungan diri yang
harus dikenakan dalam tempat kerjanya, alat-alat perlindungan diri bagi
tenaga kerja, cara-cara kerja dan sikap kerja yang aman dalam
melaksanakan pekerjaannya.

LANJUTAN…
PERATURAN PERUNDANGAN
K3
UU NO.1 TH 1970

KEWAJIBAN PENGURUS meliputi :


5. Hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang memahami syarat-
syarat tersebut diatas.melakukan pembinaan bagi tenaga kerjanya
tentang pecegahan kecelakaan, pemberantasan kebakaran, P3K, hal-
hal lain dalam rangka meningkatkan keselamatan dan kesehatan di
tempat kerjanya.
6. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan
yang berlaku bagi usaha dan tempat yang dijalankan.
7. Membentuk Penitia Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
(P2K3) sesuai dengan peraturan Menteri Tenaga Kerja
No.04/MEN/1987.
LANJUTAN…
PERATURAN PERUNDANGAN
K3
UU NO.1 TH 1970

KEWAJIBAN PENGURUS meliputi :


8. Melaporkan setiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja
yang dipimpinnya pada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri
Tenaga Kerja. Tata cara pelaporan sebagaimana sesuai dengan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.03/MEN/1998.
9. Secara tertulis menempatkan semua syarat-syarat keselamatan
dan kesehatan kerja yang diwajibkan pada tempat-tempat yang
mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas
dan Ahli K3.

LANJUTAN…
PERATURAN PERUNDANGAN
K3
UU NO.1 TH 1970

KEWAJIBAN PENGURUS meliputi :


10. Memasang semua gambar keselamatan dan kesehatan kerja yang
diwajibkan pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca
menurut petunjuk pegawai pengawas dan Ahli K3.
11. Menyediakan secara cuma-cuma semua alat perlindungan diri
yang diwajibkan disertai dengan petunjuk yang diperlukan
menurut petunjuk pegawai pengawas dan ahli K3.

LANJUTAN…
PERATURAN PERUNDANGAN
K3
UU NO.1 TH 1970
KEWAJIBAN TENAGA KERJA meliputi :
1. Memberikan keterangan yang benar bila dimintai oleh pegawai
pengawas dan Ahli K3.
2. Memakai Alat Perlindungan Diri (APD) yang diwajibkan.
3. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan
kesehatan kerja yang diwajibkan.
4. Meminta kepada pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat
keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan.
5. Menyatakan keberatan kerja apabila syarat-syarat keselamatan
dan kesehatan kerja serta Alat Perlindungan Diri (APD) yang
diwajibkan diragukan olehnya. Kecuali ditentukan lain oleh
pegawai pengawas dalam batas yang masih dapat dipertanggung
jawabkan.
PERATURAN PERUNDANGAN
K3
UU TIMAH
PUTIH KERING
TH 1931
Mengatur tentang larangan membuat,
memasukkan, menyimpan atau menjual timah
putih kering kecuali untuk kepentingan ilmiah
dan pengobatan atau dengan ijin dari
pemerintah.
PERATURAN PERUNDANGAN
K3
UU PETASAN
TH 1930
Mengatur tentang petasan buatan yang diperuntukan untuk
kegembiraan/keramaian kecuali untuk keperluan pemerintah.
Yang diatur dalam undang-undang ini termasuk ketentuan
tentang :
 Pemasukan dari luar negeri.
 Pembuatan dan perdagangan.
 Petasan berbahaya.
 Mempunyai persediaan/menyimpan dan memasang
petasan berbahaya.
PERATURAN PERUNDANGAN
K3
UU REL
INDUSTRI
TH 1938
Mengatur tentang pemasangan, penggunaan jalan-jalan rel
guna keperluan perusahaan pertanian, kehutanan,
pertambangan, kerajinan dan perdagangan. Materi yang
diatur termasuk ganti rugi guna pemakaian bidang tanah
dan jalan-jalan raya, pemakaian jalan rel industri untuk
pihak lain, pengangkutan lewat jalan rel industri,
persilangan dan persinggungan, perubahan pada jalan
raya, pengawasan.
PERATURAN PERUNDANGAN
K3
UU NO. 14 TH Tentang Persetujuan Konvensi ILO No. 120 Mengenai
Higiene Dalam Perniagaan Dan Kantor-Kantor
1969
Mengatur kebersihan, ventilasi, suhu, penerangan, ergonomi,
persediaan air minum, tempat mencuci dan sanitair, tempat mengganti
dan menyimpan pakaian, penggunaan alat perlindungan diri,
kegaduhan serta getaran dan sebagainya.
Konvensi ini berlaku bagi :
 Badan-badan perniagaan.

 Badan, lembaga dan kantor pemberi jasa diman pekerja-pekerjanya

terutama melakukan pekerjaan kantor.


 Setiap bagian dari badan, lembaga atau kantor, sejauh mereka tidak

tunduk pada undang-undang atau peraturan atau ketentuan-


ketentuan lain yang bersifat nasional tentang higene dalam industri,
pertambangan, pengangkutan atau pertanian.
PERATURAN PERUNDANGAN
K3
Tentang BADAN PENYELENGGARA JAMSOS
UU 24 TH 2011
Dikeluarkan dengan maksud memberikan perlindungan jaminan sosial
kepada setiap tenaga kerja melalui mekanisme asuransi.
Ruang lingkupnya meliputi :
 Jaminan Kecelakaan Kerja.
 Jaminan Kematian.
 Jaminan Hari Tua. (BPJS Ketenagakerjaan)
 Jaminan Pensiun.
 Jaminan Kesehatan Nasional (BPJS Kesehatan)
MANAJEMEN OPERASIONAL PENGAWASAN K3
Pengawasan K3 secara umum meliputi :
 Apakah mesin/peralatan telah memiliki akte ijin pemakaian dan
Surat Keterangan
 Apakah telah dilakukan pemeriksaan berkala / khusus
 Apakah jenis dan penempatan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
dan kotak K3 ditempat kerja telah sesuai dengan ketentuan
 Apakah sarana dan fasilitas K3 telah tersedia sesuai dengan
ketentuan
 Apakah para personil K3 diperusahaan telah memenuhi syarat
administrasi dan teknis (memiliki SIO)
 Memeriksa dokumen pemeriksaan kesehatan tenaga kerja, dan
syarat-syarat kebersihan, kesehatan dan penerangan di tempat kerja
MANAJEMEN OPERASIONAL PENGAWASAN K3

Jika Pengawas KK menemukan pelanggaran


dalam pemeriksaan, maka :
 Wajib memberikan syarat-syarat dalam Buku Akte
Pengawasan Ketenagakerjaan di perusahaan yang
bersangkutan
 Segera menyiapkan Nota Pemeriksaan dan segera
memproses pengirimannya ke Pimpinan perusahaan
yang bersangkutan
MANAJEMEN OPERASIONAL PENGAWASAN K3

Yang wajib diterapkan Pengawas KK, yaitu :


• Setiap bulan Pengawas Ketenagakerjaan menyiapkan
rencana kerja dan pelaksanaan tugas pemeriksaan ke
perusahaan-perusahaan harus melengkapi diri dengan
Surat Perintah dari pimpinan sebagaimana mestinya
DISKUSI KELOMPOK

Anda mungkin juga menyukai