Anda di halaman 1dari 56

RENCANA TANGGAP DARURAT

BUILDING & PLANT SAFETY INSTITUTE


Gedung NINDYA KARYA Lt. 4 Ruang 401,
JL. Letjen MT. Haryono Kav. 22 Jakarta Timur
 :(021) 98115000, 80873270-71,70717744
Fax : (021) 80873270-71
E-mail: bpsi@bpsi-safetytraining.org
www.bpsi-safetytraining.org
Latar Belakang

Keadaan darurat kebakaran disebabkan


kegagalan teknologi, manusia atau alam dapat
terjadi setiap saat dan dimana saja, untuk itu
disemua tempat kerja perlu mempersiapkan
suatu cara penanggulangannya guna
mengurangi dampak kerugian yang mungkin
terjadi
Dampak kerugian yang mungkin terjadi seperti:
• kecelakaan yang menimpa pada karyawan, tamu
perusahan, atau lainnya dari yang teringan seperti luka
sampai yang terberat atau korban jiwa.
• Gangguan kesehatan baik secara fisik maupun mental
• Kerusakan aset, meskipun kerugian ini bersifat finansial,
namun dapat mengakibatkan kerugian secara ganda
karena hilangnya proses kegiatan.
• Terhentinya kegiatan operasi perusahaan, yang berakibat
terhentinya proses bisnis yang menyangkut kredibilitas
dan komitmen terhadap pelayanan pelanggan
Latar Belakang
• Pada kondisi darurat, waktu dan tindakan untuk
mengurangi dampak seperti kejar mengejar. Untuk
itu, diperlukan proses pelaksanaan penyelamatan
secara teknis dalam waktu singkat.
• Perencanaan dan persiapan kesiapsiagaan
tanggap darurat merupakan kunci keberhasilan
dalam penanganan keadaaan darurat secara
efektif mulai pra; saat dan paska bencana.
 
DASAR PEMIKIRAN RENCANA TANGGAP
DARURAT
• Setiap instalasi industri atau bangunan memiliki potensi
bahaya kebakaran, dengan karaktersitik dan jenis yang
berbeda.
• Seringkali potensi tersebut tidak disadari oleh komunitas
penghuni bangunan sehingga tidak dikelola dengan
baik. Hal ini menyebabkan, kejadian yang terjadi secara
tak terduga-duga/tiba-tiba dapat menimbulkan dampak
yang negatif dan jika tidak direspon dengan cepat dan
terencana akan menimbulkan kerugian.
• Banyak yang berangggapan bahwa keadaan darurat
sebagai kondisi atau kejadian yang menyimpang dan
harus dipisahkan dari kegiatan atau akfititas kehidupan
normal.
DASAR PEMIKIRAN PENYUSUNAN
PROSEDUR TANGGAP DARURAT

Kondisi darurat muncul karena adanya


kerentanan dalam mengantispasi kemungkinan
kegagalan dalam pengelolaan aktifitas secara
normal atau adanya kondisi yang tak aman
karena tindakan manusia maupun alam. Oleh
karena itu, penanggulangan keadaan darurat
harus dipahami sebagai bagian dari penanganan
kegiatan aktifitas normal
DASAR PEMIKIRAN PENYUSUNAN
PROSEDUR TANGGAP DARURAT
Dalam penanganan kondisi darurat diperlukan
pemahaman secara perspektif dalam penanganan
secara totalitas terhadap dampak adanya resiko
bahaya yang meliputi :
• Komitmen pemilik dan pengelola instalasi proses
produksi serta penghuni bangunan
• Perencanaan tentang antisipasi penanggulangan
keadaan darurat dengan menggunakan sumber
daya yang tersedia dan telah disiapkan yang
memuat antara lain organisasi dalam bentuk
koordinasi, tugas dan tanggung jawab secara jelas
dan prosedur operasional penanggulangan
keadaan darurat
DASAR PEMIKIRAN PENYUSUNAN
PROSEDUR TANGGAP DARURAT

• Penyediaan sarana dan prasana yang


dibutuhkan dan handal ketika dibutuhkan
• Penyediaan sumber daya manusia sesuai
dengan kompetensinya
• Pembinaannya secara berkesinambungan
dalam bentuk sosialisasi peningkatan
kesadaran guna merubah perilaku selamat
baik dalam keadaan normal maupun dalam
keadaan darurat
DASAR PEMIKIRAN PENYUSUNAN
PROSEDUR TANGGAP DARURAT

• Pelatihan simulasi darurat secara berkala dan


evaluasi pelaksanaannya agar semua insan
pelaku dalam organisasi tanggap darurat
menjadi familiar dengan tugas dan tanggung
jawab, serta semua sistem/sarana/peralatan
darurat selalu siap pakai jika dibutuhkan, dan
terbentuknya jalinan koordinasi dan kerjasama
dengan external perusahaan selalu terjaga.
Manajemen darurat
• Manajemen darurat : proses dari penyiapan, penanggulangan dan pemulihan
dari setiap kejadian yang tidak direncanakan yang memberikan dampak
negatif terhadap kegiatan perusahaan
• Sasaran adalah bagaimana mengatasi kerentanan dalam keadaan darurat.
• Tiga pokok penting ;
– adanya tujuan yang ingin dicapai dalam keadaan darurat;
– tujuan dicapai dengan mempergunakan kegiatan organisasi tanggap
darurat dan sarana yang tersedia;
– kegiatan-kegiatan organisasi harus dilakukan pembinaan dan dievaluasi
secara berkelanjutan.
Manajemen darurat
• Manajemen darurat : proses dari penyiapan, penanggulangan dan pemulihan
dari setiap kejadian yang tidak direncanakan yang memberikan dampak
negatif terhadap kegiatan perusahaan
• Sasaran adalah bagaimana mengatasi kerentanan dalam keadaan darurat.
• Tiga pokok penting ;
– adanya tujuan yang ingin dicapai dalam keadaan darurat;
– tujuan dicapai dengan mempergunakan kegiatan organisasi tanggap
darurat dan sarana yang tersedia;
– kegiatan-kegiatan organisasi harus dilakukan pembinaan dan dievaluasi
secara berkelanjutan.
Manajemen darurat

Manajemen darurat merupakan kegiatan yang


berkesinambungan meliputi 4 tahap kegiatan :
1. Pencegahan/mitigasi.

2. Kesiapsiagaan pada tahap sebelum darurat .


3. Tanggap darurat.

4. Rehabilitasi dan rekonstruksi pada tahap setelah


bencana
Tahapan mitigasi
• Tahapan mitigasi: tindakan yang dilakukan
untuk mengurangi dampak yang disebabkan
oleh terjadinya bencana.
• Tahap mitigasi memfokuskan pada tindakan
jangka panjang untuk mengurangi risiko
darurat.
• Tindakan mitigasi terdiri dari mitigasi
struktural dan mitigasi non-struktural.
Tahapan Mitigasi
• Mitigasi struktural adalah tindakan untuk mengurangi atau
menghindari kemungkinan dampak darurat secara fisik seperti
pembangunan gedung dengan srtuktur yang ketahanan
terhadap penjalaran api sampai waktu tertentu, penyediaan
sarana darurat untuk jalan keluar beserta pendukungnya,
sarana proteksi kebakaran secara aktif, sarana komunikasi
darurat dll.

• Mitigasi non-struktural adalah tindakan terkait kebijakan dan


komitmen pengelola bangunan, pembinaan dalam bentuk
pelatihan peningkatan pengetahuan dan penyebarluasan
informasi untuk mengurangi risiko terkait dampak darurat,
pembangunan kepedulian dan peningkatan ketrampilan
dalam menghadapi darurat.
Kesiapsiagaan darurat
Tindakan yang dilakukan dalam rangka
mengantisipasi suatu bencana akibat guna
memastikan bahwa tindakan yang dilakukan dapat
dilaksanakan secara cepat, tepat dan efektif pada
saat dan setelah terjadi kebakaran.
Kesiapsiagaan Darurat

• Menyiapkan prosedur darurat kebakaran yang mencakup


organisasi pelaksana darurat, tindakan yang harus dilakukan
secara cepat dan tepat dalam keadaan darurat, serta sarana
yang digunakan (Siapa melakukan apa dalam keadaan
darurat dan peralatan apa yang digunakan).
• Koordinasi baik secara internal maupun eksternal.
• Bagaimana mengevakuasi penghuni bangunan secara cepat,
tepat dan selamat.
Kesiapsiagaan Darurat

• Bagaimana memberikan pertolongan pertama pada


orang yang terluka saat terjadi darurat.
• Upaya-upaya yang dilakukan untuk pemulihan secara
cepat.
• Pelatihan simulasi darurat yang bertujuan untuk menilai
kesiapan personil, ketepatan prosedur dalam
mengansipasi keadaan darurat dan keandalan sarana
darurat.
Tanggap darurat
• Tanggap darurat adalah serangkaian kegiatan yang

dilakukan dengan segera setelah terjadi kejadian

darurat, guna mengurangi dampak buruk yang

ditimbulkan.

• Yang termasuk kegiatan tanggap darurat adalah

tindakan penyelamatan penghuni bangunan dan aset

perusahaan, evakuasi penghuni bangunan dan

penyelamatan korban dan pemberian pertolongan


Rehabilitasi dan Rekonstruksi

• Rehabilitasi dan rekonstruksi adalah


serangkaian program kegiatan yang terencana,
terpadu, dan menyeluruh yang dilakukan
setelah kejadian darurat.
• Kegiatan pemulihan meliputi tindakan
pemulihan dalam jangka pendek dan panjang,
rekonstruksi, dan rehabilitasi.
Kategori Keadaan Darurat
Keadaan Darurat Tingkat I (Tier I)
keadaan darurat yang berpotensi mengancam nyawa manusia dan harta benda (asset), yang secara
normal dapat diatasi oleh personil jaga dan suatu instalasi/pabrik dengan menggunakan prosedur
yang telah dipersiapkan, tanpa perlu adanya regu bantuan yang dikonsinyir.
– Keadaan darurat kategori ini mempunyai satu atau lebih karakter sebagai berikut:
– Kecelakaan skala kecil atas suatu daerah tunggal atau satu sumber saja
– Kerusakan asset atau luka korbannya terbatas
– Karyawan yang bertugas dengan alat yang tersedia dibantu regu tanggap darurat sudah
cukup untuk menanggulanginya

Keadaan Darurat Tingkat II (Tier II)


• suatu kecelakaan besar dimana semua karyawan yang bertugas dibantu dengan peralatan dan
material yang tersedia di instalasi/pabrik tersebut, tidak lagi mampu mengendalikan keadaaan
darurat tersebut, Terjadi beberapa korban manusia.
– Meliputi beberapa unit atau beberapa peralatan besar yang dapat melumpuhkan kegiatan
instalasi/pabrik.
– Dapat merusak harta benda pihak lain didaerah setempat (diluar daerah instalasi).
– Tidak dapat dikendalikan oleh tim tanggap darurat dan dalam pabrik itu sendiri, bahkan harus
minta bantuan pihak luar.

Keadaan Darurat Tingkat III (Tier III)


Keadaan darurat tingkat III (Tier III) ialah keadaan darurat berupa malapetaka/bencana dahsyat
dengan akibat lebih besar dibandingkan dengan Tier II, dan memerlukan bantuan, koordinasi pada
tingkat nasional.
Tahapan Penyusunan Prosedur
Tanggap Darurat Kebakaran &
Implementasinya
• Rencana tanggap darurat dalam bentuk prosedur
tanggap darurat merupakan acuan bagi
pelaksanaan penanggulangan keadaan darurat.
• Perencanaan kesiapsiagaan tanggap darurat untuk
industri maupun untuk bangunan sangat
bervariasi. Faktor yang mempengaruhi adalah :
– Karakteristik hunian, kegiatan dan mobilitas penghuni.
– Lokasi geografi bangunan dan instalasi industri, faktor
letak geografi perlu dipertimbangkan dalam kesiapan
tanggap berkaitan dengan bencana alam.
Tahapan Penyusunan Prosedur
Tanggap Darurat Kebakaran & Implementasinya
• Lingkungan bangunan gedung dan instalasi
proses, tata letak bangunan dan gedung yang
berkaitan dengan kepadatan lingkungan
merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan.
Dalam keadaan darurat, untuk area dengan tingkat
mobilitas lalu lintas yang tinggi, akses bantuan luar
seperti Dinas Pemadam atau Departemen
Pemadam menuju ke bangunan akan mengalami
hambatan, sehingga sumber daya yang tersedia
harus mampu untuk menanggulangi keadaan
secara mandiri
Tahapan Penyusunan Prosedur
Tanggap Darurat Kebakaran & Implementasinya
• Konstruksi bangunan, semakin tinggi bangunan,
semakin kompleks dalam perencanaan
kesiapsiagaan tanggap darurat
• Ketersediaan sarana darurat, perencanaan
kesiapan darurat harus menyesuaikan dengan
kondisi ketersediaan sumber daya yang ada.
•  
Tahapan Penyusunan Prosedur
Tanggap Darurat Kebakaran & Implementasinya

BENTUK LINGKUP IDENTIFIKASI & EVALUASI


TIM TUJUAN PENILAIAN
KEBAKARAN & GEMPA

EVALUASI &
PEMUTAKHIRAN MENYUSUN KESIAPSIAGAAN
TANGGAP DARURAT

SUSUN RENCANA UNTUK


PELATIHAN SIMULASI IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
SARANA / ALAT & SDM

SUSUN & TETAPKAN


PROSEDUR SUSUN ORG. TANGGAP DARURAT,
TANGGAP DARURAT TUGAS & TANGGUNG JAWAB
Tahap 1: Bentuk Tim Penyusun Rencana
Tanggap Darurat

• Bentuk Tim yang akan terlibat dalam


Penyusunan Rencana Kesiapsiagaan Tanggap
Darurat.
• Tim Penyusunan dengan kriteria antara lain :
– Memahami filosofi K3
– Mengenal kegiatan unit kerja
– Memahami peralatan/sarana darurat secara operasional
– Memahami tata laksana kerja organisasi
– Semua anggota tim harus mampu berkomunikasi dan
berinteraksi secara aktif
Tahap 2: Membuat/Menentukan Tujuan Dan
Ruang Lingkup

• Tentukan Tujuan dan Lingkup yang jelas dan tertulis


yang disesuaikan dengan Kebijakan dan Komitmen
Perusahaan..
• Sesuaikan dengan karakteristik hunian dan
konstruksi bangunan
• Ketersedian sistem/sarana/peralatan darurat yang
tersedia
Tahap 3: Identifikasi & Penilaian
Risiko Kebakaran
• Identifikasi Evaluasi potensi bahaya yang dapat
mengakibatkan keadaan darurat dalam bentuk
penilaian resiko serta skenarionya.
• Identifikasi potensi bahaya meliputi kemungkinan-
kemungkinan yang dapat terjadi seperti ;
• Jenis keadaan darurat yang mungkin akan terjadi
baik bahaya internal maupun external.
• Pertimbangan keadaan darurat seperti : Kebakaran.
Ledakan, Ancaman Bom, Huru-hara Kegagalan
Teknologi Bencana alam, seperti banjir, gempa dll
•   
Tahap 3: Identifikasi & Penilaian
Risiko Kebakaran
• Dalam Penilaian Resiko atau Risk assessment akan
dapat teranalisa :
– Besarnya tingkat kejadian, seperti : Luas/Volume bahan
yang dapat terbakar potensi ledakan dan luas kebakaran,
– Dampak kejadian seperti tingkat kerusakan, potensi
terjadinya korban, dampak terhadap sekitar dan lamanya
kejadian.
Tahap 4 :
Menyusun Kesiapsiagaan Tanggap Darurat

• Berdasarkan identifikasi & penilaian risiko


bahaya, akan dapat ditetapkan :
– kemungkinan potensi bahaya kebakaran yang
dapat terjadi dan mitigasi yang sudah
dilaksanakan
– bagaimana metoda atau prosedur untuk respon
yang cepat, tepat dan terarah,
– siapa yang harus melaksanakan dan
– sarana peralatan apa yang dibutuhkan.
Tahap 4 : Menyusun Kesiapsiagaan Tanggap
Darurat

Langkah yang harus dilaksanakan adalah :


1. Identifikasi Sumber Daya
Identifikasi sumber daya adalah menilai antara apa yang dibutuhkan dan
apa yang tersedia untuk menanggulangi keadaan darurat guna
memperkecil tingkat kerugian seperti :
– Kapasitas sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam
penanggulangan keadaan darurat, sistem, sarana, prasarana dan
peralatan yang dibutuhkan dalam penanggulangan, sistem
komunikasi, pos komando, aksesibilitas ketempat kejadian dll
– Merencanakan organisasi, tugas & kewajiban petugas
penanggulangan keadaan darurat serta metoda yang gunakan untuk
mempersempit dampak kondisi darurat seperti taktik & strategi yang
digunakan melalui berbagai skenario.
Tahap 4 : Menyusun Kesiapsiagaan
Tanggap Darurat
2. Susun organisasi tanggap darurat.
Penyusunan organisasi didasarkan atas kondisi
struktur organisasi yang sudah ada (kondisi normal)
secara prinsip bahwa organisasi ini hanya berjalan
pada kondisi darurat. Dalam struktur organisasi harus
tertera secara jelas organigram dalam rantai komando
dan secara tertulis tugas, tanggung jawab dan
wewenang organisasi.
3. Susun prosedur tanggap darurat.
Susun prosedur tetap tanggap darurat secara lengkap
dan tertulis yang nantinya menjadi dokumen resmi
yang telah disetujui oleh pimpinan dan selalu di
perbaiki secara berkala melalui berbagai skenario.
Tahap 5: Susun rencana untuk pelatihan
simulasi atau emergency drill.

• Prosedur keadaan darurat hanya dokumen tertulis, jika tidak


pernah dilaksanakan dalam bentuk pelatihan yang biasa
disebut pelatihan simulasi darurat atau Emergency Drill .
• Tujuan pelatihan simulasi darurat adalah agar tim tanggap
darurat dan semua karyawan memahami dan terlatih dalam
menghadapi keadaan darurat serta untuk memastikan
semua sarana/peralatan darurat selalu dalam keadaan siap
pakai dan berfungsi dengan baik.
• Agar pelaksanaan pelatihan simulasi darurat berjalan
dengan baik, perlu disiapkan skenario kejadian secara rinci
yang memuat siapa berbuat apa dan
sistem/peralatan/sarana yang digunakan.
Tahap 6: Evaluasi & Pemuthakhiran
Prosedur
• Evalusi dan pemuthakiran protap tanggap darurat sangat
diperlukan, dengan tujuan agar protap sudah teruji dan
dapat dilaksanakan ketika terjadi keadaan darurat.
• Evaluasi pelaksanaan pelatihan simulasi diperlukan, untuk
menilai :
– tingkat pemahaman dan ketrampilan dari setiap anggota
Tim Tanggap Darurat terhadap prosedur,
– koordinasi dan komunikasi internal unit organsisasi dan
external perusahaan tanggap darurat,
– Keandalan sarana/peralatan darurat
– Kepatuhan penghuni bangunan gedung terhadap
prosedur tanggap darurat
Tahap 6: Evaluasi & Pemuthakhiran Prosedur

• Evaluator bisa dari internal perusahaan atau dari


external.
• Penyempurnaan protap berdasarkan berbagai
masukan diantaranya adalah dari :
• Rekomendasi dari Hasil laporan evaluasi
pelaksanaan pelatihan simulasi darurat
• Rekomendasi hasil evalusi pelaksanaan
penanggulangan keadaan darurat
• Adanya perubahan pada sarana/peralatan
darurat, nama personel yang tercantum dalam
organsiasi darurat, pergantian nomor tilpun
Pengorganisasian
• Untuk melaksanakan kegiatan dan aktifitas
manajemen darurat secara berkelanjutan
diperlukan perencanaan, pengorganisasian
termasuk pengisian staff, koordinasi, pelaksanaan
dan pengendalian.
•  Dalam pengorganisasian keadaan darurat, selain
organisasi darurat diperlukan sarana pendukung
lainnya seperti komunikasi, sarana/prasarana dan
transportasi darurat, dan yang tidak paling
pentingnya adalah dukungan Top Manajemen.
Organisasi Darurat Kebakaran
• Organisasi darurat adalah pegelompokan orang-orang
serta penetapan tugas, fungsi, wewenang, serta
tanggungjawab masing-masing dengan tujuan
terciptanya aktifitas yang berdaya guna dan berhasil
dalam mencapai tujuan yang berkaitan dengan
kedaruratan.
• Sesuai dengan tujuan keadaan darurat, organisasi
darurat hanya berfungsi dan melaksanakan kegiatan
pada keadaan darurat saja
Organisasi Darurat Kebakaran
Organisasi darurat bangunan gedung perkantoran dapat
dikelompokan menjadi 2 kelompok :
– Pengelola Gedung terdiri dari :
• Kelompok Keamanan : Regu Pamadam Api, Regu Medis, Regu
Penyelamat,, Regu Pengaman, Regu Pengaturan Parkir
• KelompokTeknisi: Operator Ruang Monitor & Komunikasi,
Operator Lift, Operator Listrik & Genset, Operator AC &
Ventilasi dan Operator Pompa Pemadam dan tanki Air
– Penghuni Bangunan Tetap terbagi atas perlantai untuk
gedung dengan konstruksi vertikal atau zona untuk
gedung dengan konstruksi horizontal : Regu Evakuasi,
Regu Penyelamat Dokumen dan Regu Pemadam
lantai/zona.
Contoh Bagan Orgnaisasi

KOMANDAN KEADAAN DARURAT


(KKD)

KOORDINATOR KEAMANAN KOORDINATOR KOORDINATOR TEKNIK


LANTAI/ZONA

REGU PEMADAM REGU PEMADAM OPERATOR R. MONITOR


KEBAKARAN LANTAI/ZONA & KOMUNIKASI

OPERATOR LIFT
REGU MEDIS REGU EVAKUASI
LANTAI/ZONA
OPERATOR LISTRIK DAN
REGU RESCUE GENSET
REGU PENYELAMAT
REGU PENGAMAN DOKUMEN LANTAI/ZONA OPERATOR AC DAN
VENTILASI
REGU PENGATURAN PARKIR
OPERATOR POMPA
PEMADAM & TANKI AIR
Uraian Tugas Secara Umum
» Memahami sepenuhnya tata letak bangunan, baik
mengenai daerah perkantoran yang menjadi tanggung
jawabnya maupun mengenai bangunan gedung secara
keseluruhannya, terutama mengenai jalan-jalan keluar
untuk menyelamatkan diri.
» Memahami dan mengetahui sarana darurat yang terdapat
di dalam gedung, mengetahui dimana lokasi masing-
masing, bagaimana cara bekerjanya, bagaimana
memanfaatkannya dan menggunakannya sesuai dengan
perannya masing-masing.
» Memahami sepenuhnya tentang prosedur yang harus
diikuti pada waktu terjadi keadaan darurat dan bila terjadi
haruslah diperoleh kepastian bahwa prosedur tersebut
akan dilaksanakan sebagaimana mestinya oleh mereka
yang diserahi tanggung jawab.
Contoh :Uraian Tugas Koordinator Keadaan Darurat

» Memimpin operasi penanggulangan keadaan darurat,


» Memastikan prosedur penanggulangan keadaan
darurat ini dipatuhi dan dilaksanakan oleh setiap
personil termasuk penghuni gedung,
» Memberikan instruksi dan dalam setiap tindakan
darurat,
» Melakukan komunikasi efektif dengan instansi terkait
seperti Dinas Kebakaran, PLN, Polisi, dan lain-lain,
» Melaporkan status keadaan darurat kepada unsur
Pimpinan Perusahaan
Kapasitas Koordinator
Karena keadan darurat bersifat tiba-tiba dan tanggapan harus secepat
mungkin, maka Kordinator Keadaan Darurat dan para Koordinator
lainya harus mempunyai kemampuan dalam :
• Petunjuk dan pengarahan, yaitu memberikan perintah-perintah atau instruksi
secara cepat kepada bawahan dalam melaksanakan tugas maing-masing, agar
tugas dapat dilaksanakan dengan benar dan tertuju pada tujuan darurat.
Instruksi cepat dalam pelaksanaan keadaan darurat selain berfungsi untuk
perintah pelaksanaan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh, juga
berfungsi mengkoordinasi kegiatan agar efektif tertuju pada realisasi tujuan
yang ditetapkan sebelumnya.
• Memimpin, kemampuan memimpin adalah kemampuan memberikan perintah
sehingga bawahannya segera bertindak, yang meliputi pengambilan keputusan,
mengadakan komunikasi, memberi semangat dan mendorong kepada bawahan
agar segera mengambil tindakan darurat.
• Koordinasi, prinsip koordinasi adalah agar semua pelaksanaan pekerjaan
terhubungkan, menyatu dan selaras untuk memperkecil kekacauan, kepanikan
dan kekosongan. Koordinasi dapat berjalan dengan baik jika semua instruksi
diberikan secara jelas dan penerima instruksi memahami dan bisa
melaksanakan dengan benar.
Komunikasi Darurat
• Komunikasi adalah kunci utama dalam pengiriman
berita darurat secara cepat.
• Koordinasi dan kerjasama tim tanggap darurat
tidak akan berjalan dengan baik tanpa tersedianya
sarana komunikasi darurat.
• Penghuni di dalam maupun diluar bangunan juga
tidak akan mendengar informasi berita maupun
instruksi darurat jika tidak tersedia sarana yang
memadai.
•  
Komunikasi Darurat

Sarana Komunikasi darurat yang diperlukan :


• Panggilan terbatas, panggilan yang ditujukan kepada
Personil tanggap darurat petugas saja : Telpon biasa
dan Handi Talki
• Panggilan umum, untuk pemberian informasi darurat
ke semua penghuni bangunan baik dalam gedung
maupun diluar bangunan melalui paging atau car call
Sarana/Prasarana Darurat
• Sarana /prasarana darurat sangat diperlukan untuk
penyelamatan penghuni bangunan dan asset
perusahaan, yaitu : Prasarana yang dibutuhkan
adalah :
• Sarana jalan keluar bagi penghuni bangunan, dan
untuk gedung bertingkat berupa tangga darurat
dan dilengkapi dengan pintu tahan api dan asap
yang memenuhi persyaratan peraturan
perundangan atau standar nasional, dan
dilengkapi dengan petunjuk arah dan lampu
darurat.
• Sarana Jalur masuk mobil pemadam kebakaran/ambulans
gawat darurat, agar bebas hambatan dari portal.
Sarana/Prasarana Darurat
• Lapis perkerasan, Khusus untuk mobil tangga kebakaran
diperlukan lapis perkerasan untuk daerah tempat
berhentinya mobil pemadam kebakaran, diberi perkerasan
khusus sehingga mampu menahan beban statis mobil.
Tempat-tempat dimana jack (kaki penahan) mobil bertumpu
dirancang khusus sehingga mampu menahan jack belakang
(maks 15 ton), jack depan (maks 17,34 ton) dan jack
samping (maks 10 ton). Bila halaman bangunan terbatas,
maka jalan lingkungan di sekitar bangunan dapat dipakai
sebagai lapis perkerasan.
• Area Berkumpul atau Titik berkumpul.
Sarana/Prasarana Darurat
 Poskotis (Pos Komando Taktis) Kebakaran, bila tidak ada
minimal dapat menggunakan pos satpam dan yang terpenting
tersedianya gambar denah tiap lantai bangunan yang
dilengkapi dengan letak perlengkapan pencegahan dan
penanggulangan kebakaran, jalur evakuasi, posisi dan fungsi
lift, dsb. Juga apakah menggunakan fire lift atau tidak.
 Hidran halaman, peralatan penyemprot air di halaman
yang dapat disambungkan dengan pompa mobil
pemadam kebakaran.
 Hidran gedung (hose reel), peralatan penyemprot air
dalam bangunan gedung bila terjadi kebakaran tahap
awal dan sebelum membesar.
Sarana/Prasarana Darurat
• Air yang cukup minimal untuk pemadaman 30 menit
atau sesuai dengan kebutuhan.
• APAR (alat pemadam api ringan), Pemadam api
tabung yang bisa dibawa/ diangkat dengan tangan.
• Sistem alarm yang terdiri dari panel dan peralatan Fire
Alarm manual, Biasanya ditempatkan pada dinding
bangunan dan diberi penutup kaca. Bila terjadi
kebakaran pecahkan kaca penutup, kemudian tarik
handel maka alarm segera berbunyi.
• Detektor, akan membunyikan alarm jika terkena
kebakaran.
• Blower bertekanan untuk tangga darurat .
Transportasi Darurat

• Transporatasi yang terkait dengan penanggulangan


keadaan darurat adalah sarana tranportasi :
• Korban kecelakaan untuk segera dibawa ke Rumah
Sakit seperti kendaraan Mobil Ambulans.
• Kendaraan cadangan ketika dibutuhkan dalam
keadaan darurat
•  
PROSEDUR DARURAT

– Prosedur yang digunakan sebagai acuan untuk melakukan


tindakan darurat.
– Dalam menyusun prosedur darurat tentunya harus mampu
menjawab pertanyaan yang terkait dengan kesiapsiagaan tanggap
darurat yaitu :
• Tindakan apa yang harus dillakukan dalam keadaan darurat ?
• Kapan tindakan itu harus dilaksanakan
• Dimanakah tindakan itu harus dikerjakan ?
• Siapakah yang akan melaksanakan tindakan ?
• Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ?
Contoh : Prosedur Darurat
Kebakaran
1. TUJUAN,

Tujuan dari prosedur adalah untuk memberikan


pelaksanaan operasional kepada Organisasi Tanggap
Darurat mengenai tindakan-tindakan yang harus diambil jika
terjadi kebakaran guna meminimalkan timbulnya kejadian
kebakaran dan dampak yang diakibatkannya.
2.  RUANG LINGKUP

Prosedur ini dilaksanakan mulai adanya teriakan kebakaran


atau terdengarnya bunyi alarm sampai adanya api sampai
api padam
Contoh : Prosedur Darurat Kebakaran

BAGAN ALIR DARURAT KEBAKARAN


a. Bagi Semua karyawan yang melihat api atau mendengar alarm

Bunyikan alarm/informasikan
Kebakaran Alarm Bunyi ? Tidak kepada Koord. Lantai

Ya

Ya
Alarm Kebakaran ?
Instruksi
Tidak evakuasi ?

Tidak
Ya

Menuju Titik Berkumpul


Tetap Bekerja

Selesai
PELATIHAN SIMULASI DARURAT

• Keadaan darurat tidak bisa diketahui kapan dan dimana


akan terjadinya, namun yang ada adalah bagaimana
kesiapsiagaan dalam menghadapi keadaan darurat.
• Untuk mengetahui sampai sejauh mana kesiapsiagaan
menghadapi keadaan darurat yang meliputi perencanaan
dan pengorganisasian, pemahaman personil terhadap
pelaksanaan prosedur ketika terjadi keadaan darurat
• Perlu disusun skenario darurat sesuai dengan kondisi yang
mungki terjadi
Tujuan Pelatihan Simulasi

• Memberikan pengetahuan dan membekali


keterampilan dalam kesiapsiagaan tanggap
darurat bagi personil organisasi tanggap darurat
• Menguji tingkat kewaspadaan dan pemahaman
pelaksanaan Protap Tanggap Darurat bagi
personil organisasi tanggap darurat
• Menilai tingkat kepedulian penghuni gedung
dalam mematuhi Prosedur
• Menguji tingkat kehandalan sarana darurat
Tujuan Pelatihan Simulasi

• Memberikan pengetahuan dan membekali


keterampilan dalam kesiapsiagaan tanggap
darurat bagi personil organisasi tanggap darurat
• Menguji tingkat kewaspadaan dan pemahaman
pelaksanaan Protap Tanggap Darurat bagi
personil organisasi tanggap darurat
• Menilai tingkat kepedulian penghuni gedung
dalam mematuhi Prosedur
• Menguji tingkat kehandalan sarana darurat
Evaluasi Rencana Tanggap Darurat

• Rencana tanggap darurat dapat dievaluasi dan


direviu setelah:
• simulasi keadaan darurat
• paska kejadian darurat
• perubahan sistem dan struktur yang ada di gedung
perkantoran
Evaluasi Rencana Tanggap Darurat
• Rencana tanggap darurat dapat dievaluasi dan direviu
setelah:
• simulasi keadaan darurat
• paska kejadian darurat
• perubahan sistem dan struktur yang ada di gedung
perkantoran
• Tujuan evaluasi adalah untuk mengidentifikasi kelemahan
rencana tanggap darurat yang ada guna perbaikan dalam
kesiapsiagaan tanggap darurat. Berbagai parameter
dapat digunakan untuk menilai tentang hasil pelaksanaan
pelatihan simulasi tanggap darurat seperti prosedur
tanggap darurat Kwalitas Sumber Daya Petugas
Pelaksana Simulasi Kebakaran & Evakuasi Terpadu
Kesadaran Penghuni Gedung dalam menyikapi keadaan
darurat Kehandalan Sistem Proteksi Bangunan dlll.

Anda mungkin juga menyukai