Anda di halaman 1dari 51

DASAR-DASAR

PENANGGULANGAN BENCANA
DIKLAT DASAR MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


TUJUAN MATA DIKLAT

PESERTA DAPAT:

1. Menjelaskan prinsip-prinsip penanggulangan


bencana
2. Menjelaskan sistem penanggulangan bencana

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


MATERI POKOK

1. Konsep dan Prinsip Penanggulangan Bencana

2. Sistem Penanggulangan Bencana

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


PENGERTIAN [1]

PENANGGULANGAN BENCANA

UNISDR [2002] Pengorganisasian dan pengelolaan


United Nations International sumberdaya dan tanggungjawab pada
Strategy for Disaster Reduction semua aspek dalam kedaruratan,
khususnya kesiapsiagaan, tanggap
darurat dan pemulihan awal

Undang-Undang Negara Serangkaian upaya yang meliputi


Republik Indonesia Nomor 24 penetapan kebijakan pembangunan
Tahun 2007 tentang yang berisiko timbulnya bencana,
Penanggulangan Bencana kegiatan pencegahan bencana,
tanggap darurat dan rehabilitasi

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


PENGERTIAN [2]
PENANGGULANGAN BENCANA
[UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA]

Pasal 1
Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah
serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan
pembangunan yang berisiko timbulnya bencana,
kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan
rehabilitasi.

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


RUANG LINGKUP PENYELENGGARAAN
PENANGGULANGAN BENCANA
Perencanaan, Pencegahan, Pengurangan
Situasi Tidak Ada
Risiko, Pendidikan, Pelatihan, Penelitian,
Bencana
Penaatan Tata Ruang
Pra bencana
Situasi Terdapat
Mitigasi, Peringatan Dini, Kesiapsiagaan
Potensi Bencana

Kajian Cepat, Status Keadaan Darurat,


Saat Tanggap Penyelamatan & Evakuasi, Pemenuhan
Darurat Kebutuhan Dasar, Perlindungan,
Pemulihan

Rehabilitasi Prasarana dan Sarana, Sosial, Ekonomi,


Pasca bencana Kesehatan, Kemanan dan Ketertiban,
Rekonstruksi
Lingkungan

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


PENCEGAHAN dan KESIAPSIAGAAN
[UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG PENANGGULANGAN
BENCANA]

Pasal 1
Kegiatan pencegahan bencana adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan sebagai upaya untuk
menghilangkan dan/atau mengurangi ancaman bencana.

Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan


untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian
serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


PERINGATAN DINI dan MITIGASI
[UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA]

Pasal 1
Peringatan dini adalah serangkaian kegiatan pemberian
peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang
kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh
lembaga yang berwenang.

Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko


bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran
dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


TANGGAP DARURAT
[UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA]

Pasal 1
Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan
yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian
bencana untuk menangani dampak buruk yang
ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan
evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan
dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi,
penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


REHABILITASI
[UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA]

Pasal 1
Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua
aspek pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat
yang memadai pada wilayah pasca bencana dengan
sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara
wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan
masyarakat pada wilayah pasca bencana.

10

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


REKONSTRUKSI
[UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA]

Pasal 1
Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua
prasarana dan sarana, kelembagaan pada wilayah
pascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun
masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan
berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan
budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan
bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek
kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana.
11

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


PRINSIP-PRINSIP
[1]

PENANGGULANGAN BENCANA

prinsip/prin·sip/ n asas [kebenaran yang menjadi pokok


dasar berpikir, bertindak, dan sebagainya]; dasar.
[http://kbbi.web.id]

MENGAPA PERLU TAHU PRINSIP?


Prinsip akan menjadi dasar untuk berpikir, bertindak dan
menjalankan tugas sesuai dengan peran atau profesi
masing-masing

12

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


PRINSIP-PRINSIP
[2]

PENANGGULANGAN BENCANA
[NASIONAL] [INTERNASIONAL]

13

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


AKTIVAS [01]

• Setiap kelompok telah mendapatkan


satu lembar kertas
• Secara kelompok, diminta memberikan
tanda [x] pada kotak yang dianggap
merupakan prinsip-prinsip
penanggulangan bencana sesuai
Undang-Undang Negara Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana.
• Waktu pengerjaan tugas: 10 menit

14

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


KUNCI JAWABAN AKTIVAS [01]

PRINSIP'PRINSIP(PENANGGULANGAN(BENCANA
Berikan(tanda([x](pada(kotak(yang(merupakan(prinsip5prinsip(penanggulangan(bencana.

x Prioritas x Non(Proletisi

Kemanusiaan Ilmu(Pengetahuan(&((Teknologi

Keadilan x Cepat(dan(Tepat

x Non(Diskriminatif x Pemberdayaan

Kebersamaan x Koordinasi(&(Keterpaduan

Kelestarian(Lingkungan(Hidup x Transparansi(&(Akuntabilitas

x Kemitraan x Berdayaguna(&(Berhasilguna

Ketertiban(dan(Kepastian(Hukum Keseimbangan,(keselarasan(&(keserasian

15

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


PRINSIP-PRINSIP [1]

PENANGGULANGAN BENCANA
[UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA]

KEMITRAA
CEPAT DAN TEPAT PRIORITAS
N
KOORDINASI DAN KETERPADUAN

BERDAYAGUNA DAN BERHASILGUNA

TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS

NON PROLETISI PEMBERDAYAAN

NON DISKRIMINATIF

16

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


PRINSIP-PRINSIP [2]

PENANGGULANGAN BENCANA
[UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA]

CEPAT DAN KEMITRAA


PRIORITAS
TEPAT N
Yang dimaksud dengan
KOORDINASI DAN KETERPADUAN “prinsip cepat dan
tepat” adalah bahwa
BERDAYAGUNA DAN BERHASILGUNA dalam penanggulangan
bencana harus
TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS dilaksanakan secara
cepat dan tepat sesuai
dengan tuntutan
NON PROLETISI PEMBERDAYAAN
keadaan.

NON DISKRIMINATIF

17

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


PRINSIP-PRINSIP [3]

PENANGGULANGAN BENCANA
[UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA]

KEMITRAA
CEPAT DAN TEPAT PRIORITAS Yang dimaksud dengan
N
“prinsip prioritas”
KOORDINASI DAN KETERPADUAN adalah bahwa apabila
terjadi bencana,
BERDAYAGUNA DAN BERHASILGUNA kegiatan
penanggulangan harus
mendapat prioritas dan
TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS
diutamakan pada
kegiatan penyelamatan
NON PROLETISI PEMBERDAYAAN jiwa manusia.

NON DISKRIMINATIF

18

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


PRINSIP-PRINSIP [4]

PENANGGULANGAN BENCANA
[UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA]

CEPAT DAN TEPAT PRIORITAS KEMITRAAN Yang dimaksud dengan


“prinsip koordinasi”
KOORDINASI DAN KETERPADUAN adalah bahwa
penanggulangan
BERDAYAGUNA DAN BERHASILGUNA bencana didasarkan
pada koordinasi yang
baik dan saling
TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS
mendukung.

NON PROLETISI PEMBERDAYAAN

NON DISKRIMINATIF

19

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


PRINSIP-PRINSIP [4]

PENANGGULANGAN BENCANA
[UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA]

CEPAT DAN TEPAT PRIORITAS KEMITRAAN


Yang dimaksud dengan
“prinsip keterpaduan”
KOORDINASI DAN KETERPADUAN
adalah bahwa
penanggulangan
BERDAYAGUNA DAN BERHASILGUNA bencana dilakukan oleh
berbagai sektor secara
TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS terpadu yang didasarkan
pada kerja sama yang
NON PROLETISI PEMBERDAYAAN baik dan saling
mendukung.
NON DISKRIMINATIF

20

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


PRINSIP-PRINSIP [5]

PENANGGULANGAN BENCANA
[UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA]

KEMITRAA
CEPAT DAN TEPAT PRIORITAS Yang dimaksud dengan
N
“prinsip berdaya guna”
KOORDINASI DAN KETERPADUAN adalah bahwa dalam
mengatasi kesulitan
BERDAYAGUNA DAN BERHASILGUNA masyarakat dilakukan
dengan tidak
membuang waktu,
TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS
tenaga, dan biaya yang
berlebihan.
NON PROLETISI PEMBERDAYAAN

NON DISKRIMINATIF

21

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


PRINSIP-PRINSIP [5]

PENANGGULANGAN BENCANA
[UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA]

KEMITRAA
CEPAT DAN TEPAT PRIORITAS Yang dimaksud dengan
N
“prinsip berhasil guna”
KOORDINASI DAN KETERPADUAN adalah bahwa kegiatan
penanggulangan bencana
BERDAYAGUNA DAN BERHASILGUNA harus berhasil guna,
khususnya dalam
TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS mengatasi kesulitan
masyarakat dengan tidak
membuang waktu,
NON PROLETISI PEMBERDAYAAN
tenaga, dan biaya yang
berlebihan.
NON DISKRIMINATIF

22

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


PRINSIP-PRINSIP [6]

PENANGGULANGAN BENCANA
[UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA]

KEMITRAA
CEPAT DAN TEPAT PRIORITAS
N
Yang dimaksud dengan
KOORDINASI DAN KETERPADUAN “prinsip transparansi”
adalah bahwa
BERDAYAGUNA DAN BERHASILGUNA penanggulangan
bencana dilakukan
secara terbuka & dapat
TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS
dipertanggungjawabkan.

NON PROLETISI PEMBERDAYAAN

NON DISKRIMINATIF

23

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


PRINSIP-PRINSIP [6]

PENANGGULANGAN BENCANA
[UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA]

KEMITRAA
CEPAT DAN TEPAT PRIORITAS
N Yang dimaksud dengan
KOORDINASI DAN KETERPADUAN “prinsip akuntabilitas”
adalah bahwa
penanggulangan
BERDAYAGUNA DAN BERHASILGUNA bencana dilakukan
secara terbuka & dapat
TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS dipertanggungjawabkan
secara etik & hukum.
NON PROLETISI PEMBERDAYAAN

NON DISKRIMINATIF

24

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


PRINSIP-PRINSIP [7]

PENANGGULANGAN BENCANA
[UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA]

KEMITRAA
CEPAT DAN TEPAT PRIORITAS Yang dimaksud dengan
N
”nonproletisi” adalah
KOORDINASI DAN KETERPADUAN bahwa dilarang
menyebarkan agama
BERDAYAGUNA DAN BERHASILGUNA atau keyakinan pada
saat keadaan darurat
bencana, terutama
TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS
melalui pemberian
bantuan dan pelayanan
NON PROLETISI PEMBERDAYAAN darurat bencana

NON DISKRIMINATIF

25

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


PRINSIP-PRINSIP [8]

PENANGGULANGAN BENCANA
[UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA]

KEMITRAA
CEPAT DAN TEPAT PRIORITAS Yang dimaksud dengan
N
“prinsip
KOORDINASI DAN KETERPADUAN nondiskriminasi” adalah
bahwa negara dalam
BERDAYAGUNA DAN BERHASILGUNA penanggulangan
bencana tidak
memberikan perlakuan
TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS
yang berbeda terhadap
jenis kelamin, suku,
NON PROLETISI PEMBERDAYAAN agama, ras, dan aliran
politik apa pun.
NON DISKRIMINATIF

26

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


AKTIVAS [02]

• Peserta dibagi menjadi beberapa


kelompok.
• Tiap kelompok diminta
mendiskusikan dan menuliskan
contoh konkret penerapan
prinsip-prinsip Penanggulangan
Bencana yang tercantum dalam
Undang-Undang Negara Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana
[satu contoh untuk tiap prinsip].
• Waktu diskusi: 20 menit

• Presentasi kelompok: @ 10 menit

27

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


[1] PENGARUSUTAMAAN GENDER
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA

PASAL 3
Penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 berasaskan:
kemanusiaan; keadilan; kesamaan kedudukan dalam hukum dan
pemerintahan; keseimbangan, keselarasan, dan keserasian; ketertiban dan
kepastian hukum; kebersamaan; kelestarian lingkungan hidup; dan
ilmu pengetahuan dan teknologi.

Asas kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan” adalah


bahwa materi muatan ketentuan dalam penanggulangan bencana tidak boleh
berisi hal-hal yang membedakan latar belakang, antara lain, agama, suku, ras,
golongan, gender, atau status sosial.
28

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


[2] PENGARUSUTAMAAN GENDER
PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 13 TAHUN
2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DI BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA

Pengarusutamaan gender adalah strategi yang dibangun


untuk mengintegrasikan gender menjadi suatu dimensi
terpadu dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan,
pemantauan, dan pengendalian kebijakan dan program
pembangunan nasional.

29

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


[3] PENGARUSUTAMAAN GENDER
PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 13 TAHUN
2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DI BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA

Peraturan Kepala BNPB ini bertujuan untuk:

a. melaksanakan prinsip-prinsip keadilan dan kesetaraan gender dalam


setiap komponen penyelenggaraan penanggualngan bencana;

b. mendorong pengarusutamaan gender dengan menyusun perencanaan


dan penganggaran responsif gender dalam penanggulangan bencana;

c. mendorong terwujudnya perlindungan dan pemenuhan hak-hak


perempuan dan laki-laki dalam penanggulangan bencana

30

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


[1]DISABILITAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENYANDANG DISABILITAS

PASAL 20
Hak Pelindungan dari bencana untuk Penyandang Disabilitas meliputi hak:
a. mendapatkan informasi yang mudah diakses akan adanya bencana;
b. mendapatkan pengetahuan tentang pengurangan risiko bencana;
c. mendapatkan prioritas dalam proses penyelamatan dan evakuasi dalam
keadaan bencana;
d. mendapatkan fasilitas dan sarana penyelamatan dan evakuasi yang
mudah diakses; dan
e. mendapatkan prioritas, fasilitas, dan sarana yang mudah diakses di lokasi
pengungsian.

31

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


[2]DISABILITAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENYANDANG DISABILITAS

PASAL 109
1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mengambil langkah yang
diperlukan untuk menjamin penanganan Penyandang Disabilitas pada
tahap prabencana, saat tanggap darurat, dan pascabencana.

2) Penanganan Penyandang Disabilitas sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) harus memperhatikan Akomodasi yang Layak dan Aksesibilitas untuk
Penyandang Disabilitas.

3) Penyandang Disabilitas dapat berpartisipasi dalam penanggulangan


bencana.

32

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


[3]DISABILITAS
PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 14 TAHUN
2014 TENTANG PENANGANAN, PERLINDUNGAN DAN PARTISIPASI PENYANDANG
DISABILITAS DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

Penyandang disabilitas adalah orang yang memiliki


keterbatasan fisik, mental, intelektual, atau sensorik,
dalam jangka waktu tertentu atau permanen, yang dalam
berinteraksi dengan lingkungan dan masyarakat dapat
memenuhi hambatan yang menyulitkan untuk
berartisipasi secara penuh dan efektif berdasarkan
kesamaan hak
33

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


[4]DISABILITAS
PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 14 TAHUN
2014 TENTANG PENANGANAN, PERLINDUNGAN DAN PARTISIPASI PENYANDANG
DISABILITAS DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

Peraturan Kepala BNPB ini dibuat sebagai pedoman


dalam penanganan, perlindungan, dan partisipasi
Penyandang Disabilitas dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana dalam situasi tidak ada
bencana, pada saat tanggap darurat, dan setelah kejadian
bencana

34

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


[1]STANDARD SPHERE

Proyek Sphere – atau ‘Sphere’ – dimulai


pada tahun 1997 oleh sekelompok
organisasi non-pemerintah (NGOs) -
kemanusiaan dan Gerakan Palang
Merah dan Bulan Sabit Merah Sedunia.

Tujuan: untuk meningkatkan mutu


tindakan mereka saat tanggap darurat
dan mempertanggungjawabkan
akuntabilitas mereka.

35

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


STANDARD SPHERE
[2]

FALSAFAH SPHERE:

1. mereka yang terkena bencana atau konflik mempunyai


hak asasi untuk hidup bermartabat dan, oleh sebab itu
berhak untuk mendapat bantuan;

2. semua langkah yang memungkinkan harus diambil


untuk meringankan beban penderitaan manusia akibat
bencana atau konflik.

36

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


STANDARD SPHERE
[3]

37

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


KEARIFAN LOKAL

“…..Kearifan lokal adalah cara-cara dan praktik-praktik


yang dikembangkan oleh sekelompok masyarakat, yang
berasal dari pemahaman mendalam mereka akan
lingkungan setempat, yang terbentuk dari tinggal di
tempat tersebut secara turu-temurun……”

Kearifan lokal berasal dari dalam masyarakat sendiri,


disebarluaskan secara non-formal, dimiliki secara
kolektif oleh masyarakat bersangkutan, dikembangkan
selama beberapa generasi dan mudah diadaptasi, serta
tertanam di dalam cara hidup masyarakat sebagai
sarana untuk bertahan hidup.

38

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


PENTINGNYA KEARIFAN LOKAL
[1]

1. Berbagai praktik dan strategi spesifik masyarakat


asli yang terkandung di dalam kearifan lokal telah
terbukti sangat berharga dalam menghadapi
bencana alam & dapat ditransfer serta diadaptasi
oleh komunitas lain yang menghadapi situasi serupa.

2. Pemaduan kearifan lokal ke dalam praktik dan


kebijakan yang ada aka mendorong partisipasi
masyarakat yang terkena bencana dan
memberdayakan anggota masyarakat untuk
mengambil peran utama dalam semua kegiatan
pengurangan risiko bencana

39

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


PENTINGNYA KEARIFAN LOKAL
[2]

3. Informasi yang terkandung di dalam kearifan lokal


dapat membantu meningkatkan pelaksanaan
program dengan memberian informasi yang
berharga tentang konteks setempat.

4. Cara penyebarluasan kearifan lokal yang bersifat


non formal memberi sebuah contoh yang baik
untuk upaya pendidikan lain dalam hal
pengurangan risiko bencana.

40

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


AKTIVAS [03]

• Peserta dibagi menjadi beberapa


kelompok.
• Tiap kelompok diminta
mendiskusikan dan menuliskan
satu contoh konkret kearifan
lokal yang mereka ketahui.
• Waktu diskusi: 20 menit

• Presentasi kelompok: @ 10 menit

41

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


Refleksi

42

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


Serangkaian upaya yang meliputi
penetapan kebijakan
pembangunan yang berisiko
timbulnya bencana, kegiatan
pencegahan bencana, tanggap
darurat dan rehabilitasi disebut...
Penanggulangan
Bencana
Penanggulangan bencana
dilakukan oleh berbagai sektor
secara terpadu yang didasarkan
pada kerja sama yang baik dan
saling mendukung merupakan
penjelasan dari prinsip PB....
Keterpaduan
Prinsip Internasional
dalam Penanggulangan
Bencana tersurat dalam
dokumen bernama.......
The Sphere Project,
1997
Bersambung.....,

“Sistem Nasional
Penanggulangan
Bencana”
[1]DAFTAR RUJUKAN

• Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang


Penanggulangan Bencana
• Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas
• Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 13 Tahun 2014
Tentang Pengarusutamaan Gender Di Bidang Penanggulangan Bencana
• Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 14 Tahun 2014
Tentang Penanganan, Perlindungan Dan Partisipasi Penyandang Disabilitas Dalam
Penanggulangan Bencana
• BNPB [2012]. Buku Panduan Fasilitator Modul Pelatihan Dasar Penanggulangan Bencana
• UNISDR [2008]. Kearifan Lokal dala Pengurangan Risiko Bencana. Praktik-praktik yang
Baik dan Pelajaran yang Dipetik dari Pengalaman-pengalaman di Kawasan Asia Pasifik.

50

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]


[2]DAFTAR RUJUKAN

• https://www.unisdr.org
• http://birohukum.pu.go.id/pustaka/arsip.php?
alfabet=U&max_rows=100&orderby=tahunterbit&direction=desc&viewcat=arsip_mo
nograf
• https://clipartfox.com/categories/view/e88aa3ebb75811bd11bd9b62c788860f70c5d14
8/checklist-clipart.html
• http://woocara.blogspot.co.id/2016/02/pengertian-diskusi-macam-macam-metode-
diskusi.html
• https://www.dreamstime.com/stock-photography-community-walk-run-marching-
marathon-pictograms-image29251042

51

PUSDIKLAT PB BNPB [2019]

Anda mungkin juga menyukai