Anda di halaman 1dari 12

DAFTAR ISI

1. Kata Pengantar hal. i

2. Peraturan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta No. 3 Tahun 1975


tentang Penanggulangan Bahaya Kebakaran hal. 1
BUKU PANDUAN PRAKTIS
3. Definisi, Penanggulangan, Pencegahan dan Pemberantasan
Bahaya Kebakaran hal. 4
PENCEGAHAN & PENANGGULANGAN
BAHAYA KEBAKARAN 4. Faktor Penyebab Terjadinya Kebakaran hal. 6
PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI 5. Usaha Pencegahan Bahaya Kebakaran hal. 9

6. Sistem, Teknik dan Taktik Pemadaman hal. 11

7. Langkah atau Tindakan yang Tepat Bila Terjadi Kebakaran


hal. 14

8. Alat Pemadam Api Ringan ( APAR ) hal. 15

9. Contoh Alat Pemadam Api Ringan dan Cara Pemasangan Alat


Pemadam Api Ringan hal. 18

10. Cara Penggunaan Alat Pemadam Api Ringan ( APAR ) hal. 19

11. Cara Penanggulangan dan Pelaporan hal. 20

12. Penutup hal. 21

Penyusun
Hendra Kelana
KATA PENGANTAR PERATURAN DAERAH KHUSUS IBU KOTA JAKARTA
No. 3 TAHUN 1975
Tentang
Sampai kapanpun, kebakaran merupakan suatu peristiwa yang
KETENTUAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN
menakutkan karena bahaya kebakaran sering menimbulkan berbagai
DALAM WILAYAH KHUSUS DAERAH IBU KOTA JAKARTA
kerusakan, baik terhadap keselamatan jiwa, harta benda maupun
lingkungan hidup. Lebih dari itu kebakaran dapat mengakibatkan
BAB III.
terganggunya keseimbangan masyarakat. Oleh sebab itu dari berbagai
KLASIFIKASI JENIS KEBAKARAN DAN PENGGUNAAN
pihak telah dilakukan upaya-upaya penanggulangan dan pencegahannya
ALAT PENCEGAH SERTA PEMADAM KEBAKARAN
baik secara preventif maupun represif
Pasal 21.
Pada pelaksanaan kerja jasa konstruksi khususnya proyek, peristiwa
Klasifikasi jenis kebakaran adalah sebagai berikut :
kebakaran merupakan bahaya yang harus ditangani secara serius,
sistematis, efektif dan berkesinambungan dan bilamana bahaya
a) Kebakaran bahan biasa yang mudah terbakar ( seperti kertas, kayu,
kebakaran terjadi di suatu proyek disamping membawa kerugian-kerugian
plastik dan pakaian ) disebut jenis kebakaran Kelas A.
tersebut diatas yang paling penting adalah hilangnya kepercayaan si
b) Kebakaran bahan cairan yang mudah terbakar ( seperti minyak
pemberi kerja ( Owner ) terhadap pelaksana kerja.
bumi, gas, lemak dan sejenisnya ) disebut jenis kebakaran Kelas B.
c) Kebakaran yang disebabkab dari listrik ( seperti kebocoran /
Menyadari hal tersebut diatas, maka disusunlah Buku Panduan Praktis
kortsluiting, alat-alat listrik dll ) disebut jenis kebakaran Kelas C.
yang memuat ketentuan-ketentuan yang menyangkut upaya pencegahan
d) d) Kebakaran logam ( seperti seng, magnesium, serbuk aluminium,
dan penanggulangan bahaya kebakaran, berdasarkan Peraturan Daerah /
sodium dan titanium ) disebut jenis kebakaran Kelas D.
Perda Nomor 3 Tahun 1975 dan Peraturam Menteri Tenaga kerja dan
Transmigrasi PER 01 /Men/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Pasal 22.
Kerja pada Konstruksi Bangunan.
Penentuan jenis alat pemadam yang disediakan untuk pemadaman dan
usaha pencegahan kebakaran, harus disesuaikan dengan klasifikasi jenis
Dengan kelengkapan isi Buku Panduan Praktis ini diharapkan dapat
kebakaran seperti tersebut pasal 21 diatas.
bermanfaat bagi segenap pemakainya dan dapat lebih meningkatkan
kesadaran dan kepedulian Pimpinan dan Staff Proyek dalam hal
Pasal 25.
mengantisipasi bahaya-bahaya yang ada di proyek terutama Bahaya
Dilarang menggunakan bahan pemadam yang dalam penggunaannya
Kebakaran.
dapat menimbulkan proses atau reaksi kimia yang membahayakan
keselamatan jiwa dan kesehatan seseorang, keracunan, gas beracun dan
“ MENCEGAH LEBIH MUDAH DARI PADA MEMADAMKAN “
atau gas berbahaya lainnya.
i 1
Pasal 26. kebakaran listrik, maka harus digunakan sekurang-kurangnya
1) Terhadap jenis kebakaran Kelas A, maka jenis alat pemadam yang sebuah alat pemadam kimia bekekuatan tinggi dari sekurang-
menggunakan air harus digunakan sebagai alat pemadam pokok. kurangnya 2 (dua) Kg atau sekurang-kurangnya sebuah alat
2) Terhadap jenis kebakaran Kelas B, maka jenis alat pemadam yang pemadam sejenis, untuk luas ruangan atau permukaan lantai yang
harus digunakan adalah jenis alat pemadam kimia sebagai alat tidak lebih dari 150 (seratus limapuluh) M2.
pemadam pelengkap.
3) Terhadap jenis kebakaran Kelas C, maka jenis alat pemadam yang
harus digunakan adalah jenis alat pemadam kimia sebagai alat
pemadam pelengkap, kecuali alat pemadam jenis busa.
4) Terhadap jenis kebakaran kelas D, maka jenis alat pemadam yang
harus digunakan adalah jenis alat pemadam khusus sesuai dengan
ketentuan Gubernur Kepala Daerah.

Pasal 27.
1) Kecuali ditetapkan lain, penempatan alat pemadam yang dapat
dijinjing (portable), tidak boleh berada pada jarak yang lebih jauh
dari 25 (dua puluh lima) Meter dari setiap tempat dan atau titik
dalam suatu bangunan.
2) Kecuali ditetapkan lain, setiap ruangan tertutup dengan luas tidak
lebih dari 250 M2 harus dilengkapi dengan sekurang-kurangnya
sebuah alat pemadam jenis CO2 ukuran 2 (dua) Kg atau yang
sederajat, dalam hal air sebagai bahan pemadam pokok tidak boleh
digunakan.
3) Kecuali ditetapkan lain, setiap ruangan tertutup dengan luas 1000
(seribu) M2 harus dilengkapi sekurang-kurangnya sebuah pipa
hydran menurut jenis dan standar yang ditetapkan oleh Gubernur
Kepala Daerah, dalam hal air dapat digunakan sebagai pemadam
pokok, dengan ketentuan bahwa apabila terdapat sebuah ruangan
terpisah dengan luas tidak lebih dari 1000 M2 maka harus dipasang
sekurang-kurangnya 2 buah pipa hydran.
4) Kecuali ditetapkan lain, apabila terdapat bahan cairan yang mudah
terbakar dan atau alat yang mudah menimbulkan bahaya
2 3
DEFINISI, PENANGGULANGAN, PENCEGAHAN DAN 3. PENAGGULANGAN KEBAKARAN
PEMBERANTASAN KEBAKARAN Adalah segala daya dan upaya secara berencana untuk mencegah dan
memberantas terjadinya kebakaran.
1. KEBAKARAN
Adalah peristiwa yang ditimbulkan api yang tidak terkendali, sehingga 4. PENCEGAHAN KEBAKARAN
dapat mengakibatkan kerugian harta benda bahkan korban manusia. Adalah segala daya dan upaya secara berencana untuk meniadakan
kemungkinan timbulnya kebakaran.
2. API
Adalah bersenyawanya atau bertemunya 3 ( tiga ) unsur dengan 5. PEMBERANTASAN / PEMADAMAN KEBAKARAN
komposisi yang seimbang dan mudah bereaksi, yaitu : Adalah segala daya dan upaya waktu terjadi kebakaran untuk
memadamkan, melokalisir api, menyelamatkan jiwa/raga manusia dan
a) Benda / Bahan yang mudah terbakar baik padat, cair maupun Gas mengamankan harta benda dan mengadakan penyelidikan atas sebab
b) Panas dan musabab dan merehabilitasi.
c) Oksigen ( O2 )

Terjadinya Api digambarkan dalam segi tiga api.


SEBELUM SAAT SESUDAH
KEBAKARAN KEBAKARAN KEBAKARAN

PENCEGAHAN PEMADAMAN IDENTIFIKASI

KESIAGAAN PEMBERANTASAN PENANGGULANGAN

4 5
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KEBAKARAN 3. Karena Penyalaan Sendiri

1. Kurangnya Pengertian Terhadap Penanggulangan / Pencegahan a) Oksidasi secara lambat


Kebakaran  Tumpukan sampah.
 Tumpukan serbuk gergaji dan lap yang terkena bahan bakar
a) Tidak memasang proteksi bunga api pada waktu pengelasan atau minyak.
pekerjaan lainnya.  Penyimpanan tembakau
b) Memakai peralatan yang memakai api di dekat bahan yang mudah  dll.
terbakar.
c) Meletakan bahan yang mengandung minyak dekat dengan sumber b) Proses Kimia
panas.  Natrium permanganat bercampur dengan glycerin dan asam
d) Menyimpan atau memakai bahan bakar / gas dekat dengan sumber keras.
panas.  Phospor putih terkena udara.
e) Memadamkan api ( kebakaran ) dengan media pemadam yang  Natrium bercampur dengan air.
tidak tepat, misalnya : Kebakaran Bensin, Solar atau Minyak Tanah  dll.
dengan Air.
c) Peledakan
2. Karena Kelalaian Peledakan adalah suatu kebakaran yang berlangsung sangat cepat
Orang yang mengerti tentang penanggulangan kebakaran, tetapi lalai dan mengeluarkan banyak asap ( ledakan debu zat asam, serbuk
atau tidak peduli untuk melaksanakan, misalnya : kayu dll ).

a) Tidak membuat rencana kerja dan analisa bahaya pekerjaan pada 4. Karena Listrik
waktu melaksanakan kerja yang berhubungan dengan kerja api.
b) Tidak memperhatikan masalah penanggulangan kebakaran. Terjadi karena :
c) Tidak memperhatikan / pengontrolan terhadap alat-alat yang  Hubungan singkat ( konsliting listrik )
sedang dipakai dan lingkungan disekitar lokasi kerja.  Tegangan atau beban lebih
d) Tidak mematuhi tanda-tanda peringatan bahaya api  Sambungan kurang sempurna
( Dilarang Merokok, Dilarang Membuat Api, dll. )  Isolasi tidak memakai isolasi standar dan tidak sempurna
e) Tidak menyediakan Alat Pemadam Api saat bekerja dengan api  Peralatan listrik yang sudah rusak
( Pengelasan / Pemotongan dengan las, pembakaran sampah, dll. )  Alat pengaman / sekring instalasi rusak atau tidak standar
f) Merokok dan membuang putung rokok tidak pada tempatnya, dll.  dll.
7
6
Karena Faktor Mekanik USAHA PENCEGAHAN BAHAYA KEBAKARAN

Terjadi karena : Pencegahan bahaya kebakaran berarti segala usaha yang dilakukan agar
 Gesekan logam dengan logam dan mengeluarkan bunga api. tidak terjadi penyalaan api yang tak terkendali, pada setiap terjadi
 Benturan logam dengan logam. kebakaran tindakan pemadaman awal adalah sangat penting dan
menentukan, sebab pada saat api masih kecil mudah dikendalikan dan
5. Karena Bencana Alam dipadamkan.

a) Kebakaran oleh sinar Matahari ( misalnya kebakaran hutan musim Oleh karena itu tindakan awal haruslah cepat dan tepat dan bila terlambat
kemarau ) atau melakukan sesuatu kesalahan maka dapat menimbulkan akibat yang
b) Gunung meletus yang melemparkan bunga api. sangat fatal.
c) Petir yang menyambar benda yang mudah terbakar.
d) Angin Topan ( yang mampu memutuskan kawat listrik tegangan Adapun usaha pencegahan bahaya kebakaran itu sebagai berikut :
tinggi )
1) Memberikan pengertian kepada setiap tenaga kerja tentang
7. Karena Disengaja penyebab terjadinya bahaya kebakaran.
2) Memberikan Training atau Pelatihan kepada tenaga kerja tentang
Unsur kesengajaan dalam kebakaran umumnya dilakukan untuk tujuan teknik atau cara pemadaman api pada awal terjadinya kebakaran.
sabotase, balas dendam, iri hati, tujuan politik tertentu dan lain-lain. 3) Menyediakan Alat Pemadam Api pada tempat-tempat yang
beresiko atau mudah kebakaran dan menempatkan ditempat yang
strategis dan mudah dijangkau.
4) Memasang rambu-rambu bahaya api ditempat-tempat yang
beresiko atau mudah terbakar ( misalnya : Gudang, Penyimpanan
Bahan Bakar Minyak dll ).
5) Melindungi atau meproteksi bahan-bahan padat, cair atau gas yang
mudah terbakar.
6) Melakukan pengontrolan pada pemakaian Mesin atau Listrik secara
berkala ( pemakaian peralatan maupun instalasinya ).
7) Memasang proteksi pada pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan
dengan pekerjaan api ( pengelasan, gurinda, las potong, dll. ).
8) Menyediakan tempat pembakaran sampah yang aman.
8 9
9) Mencegah tindakan-tindakan yang bisa mengakibatkan kebakaran SISTEM, TEKNIK DAN TAKTIK PEMADAMAN
( misalnya : membuang putung rokok sembarangan, dll. )
10) Memelihara Kebersihan dan Kerapian tempat kerja. Adapun sistem pemadaman api dapat digolongkan menjadi 3 ( tiga )
11) Membentuk team / regu pemadam kebakaran. antara lain :
12) Dan lain-lain.
1) Sistem Isolasi / Lokalisasi
Dengan cara usaha membatasi agar kebakaran tidak meluas dan
kemudian memutuskan hubungan dengan udara luar, meniadakan
suply Oksigen.

2) Sistem Pendinginan
Dengan cara mengurangi atau menghilangkan panas benda yang
terbakar.

3) Sistem Urai
Yang dimaksud dengan Sistem Urai adalah dengan memisah -
misahkan benda yang terbakar menjadi beberapa bagian yang lebih
kecil.
Cara ini dipakai apabila sistem isolasi / lokalisasi dan sistem
pendinginan masih belum berhasil memadamkan api.

Untuk memperoleh hasil pemadaman yang baik dibutuhkan teknik dan


taktik pemadaman yang memadai disamping Alat Pemadam Api yang bisa
diandalkan.

Teknik Pemadaman ialah kemampuan menggunakan Alat-alat Pemadam


Api yang tepat dan se-efesien mungkin.

Taktik Pemadaman ialah langkah atau tindakan pemadaman yang baik


dengan mengutamakan keselamatan bagi dirinya dan orang lain serta
menekan sekecil mungkin kerugian akibat kebakaran dan
pemadamannya.
10 11
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMADAMAN API kimia tertentu dan berbahaya ) sehigga perlu menggunakan tabung
oksigen atau pengaman yang lain, kemudian perlu diperhitungkan
1) Arah Angin. juga apakah obyek yang sedang terbakar ( misalnya rumah ) ada
Usahakan penyemprotan api dari samping, tidak menetang arah bagian yang mudah runtuh dan bila demikian dalam pemadaman ini
angin. jangan masuk atau berada terlalu dekat, buatlah jarak yang aman
dan cukup untuk menghindar.
2) Bahan atau Benda yang Terbakar.
Untuk ini memang diperlukan pengalaman dalam mendeteksi Dalam menggunakan Dry Chemical sebagai alat pemadam dalam
macam benda yang terbakar dengan melihat warna asap yang ruangan perlu sekali diperhatikan dimana pintu untuk jalan keluar
karena type pemadam ini dapat berakibat gelapnya ruangan oleh
ditimbulkan ( asap hitam biasanya dari karet )
serbuk / powder obat pemadam.

3) Alat Pemadam Api yang Tersedia.


Dalam hal melakukan pemadaman dengan Alat Pemadam Api
harus disesuaikan dengan jenis atau klasifikasi kebakaran.

4) Sikap Pada Waktu Pemadaman.


Bertindak tegas dan disiplin, tenang, waspada, mudah berpikir dan
kompak dalam team work, cepat serta effesien.

5) Kerusakan Akibat Pemadaman.


Pemadaman terhadap kebakaran yang penting memang
memadamkan api, tetapi sedapat mungkin upaya pemadaman ini
harus memperkecil terjadinya kerugian dengan tanpa mengurangi
usaha pemadaman itu sendiri.
Misalnya :
Kebakaran kecil kertas, rokok dan lain-lain yang diperkirakan dapat
dipadamkan cukup dengan menyiramkan air, maka tidak perlu
menggunakan Alat Pemadam Api Ringan.

6) Keselamatan Diri.
Dalam usaha pemadaman harus kita perhitungkan apakah ada
asap yang berbahaya ( misalnya : asap pembakaran dari bahan
12 13
LANGKAH ATAU TINDAKAN YANG TEPAT ALAT PEMADAM API RINGAN ( APAR )
BILA TERJADI KEBAKARAN
1. Alat Pemadam Api Ringan ( APAR ).
1. Berusaha semaksimal mungkin memadamkan api pada awal Ialah merupakan alat yang ringan dan praktis serta mudah
terjadinya kebakaran dengan Alat Pemadam Api yang tersedia, dioperasikan oleh 1 ( satu ) orang untuk memadamkan api pada
dengan tenang / jangan panik, cepat bertindak dan harus waspada. awal terjadinya kebakaran.

2. Mematikan aliran listrik dan keluarkan material yang mudah 2. Jenis Alat Pemadam Api Ringan.
terbakar ( botol gas atau sejenisnya ) dari lokasi kebakaran.
a) Jenis cairan ( Air Bertekanan )
3. Membunyikan Bel / Alarm, Sirene atau berteriak Kebakaran !!! APAR Jenis Air (Water) adalah Jenis APAR yang diisikan oleh
agar orang lain segera tau dan segera membantu pemadaman. Air dengan tekanan tinggi. APAR Jenis Air ini merupakan jenis
APAR yang paling Ekonomis dan cocok untuk memadamkan api
4. Menelpon / memberitahu Pimpinan tentang kejadian yang ada. yang dikarenakan oleh bahan-bahan padat non-logam seperti
Kertas, Kain, Karet, Plastik dan lain sebagainya (Kebakaran
5. Kalau api diperkirakan tidak akan bisa dipadamkan dengan
Kelas A).
peralatan pemadam yang ada , segera telpon petugas pemadam
Tetapi akan sangat berbahaya jika dipergunakan pada
kebakaran terdekat, matikan bunyi alarm agar karyawan tidak panik
kebakaran yang dikarenakan Instalasi Listrik yang bertegangan
dan segera adakan pengamanan lokasi.
(Kebakaran Kelas C).
6. Melokalisasi Api dan mengamankan karyawan yang ada dengan
b) Jenis Busa ( Foam )
memberikan petunjuk arah penyelamatan dan berusaha
APAR Jenis Busa ini adalah Jenis APAR yang terdiri dari bahan
menyelamatkan barang-barang berharga / Dokumen penting
kimia yang dapat membentuk busa. Busa AFFF (Aqueous Film
bersama-sama dengan karyawan yang berkopenten.
Forming Foam) yang disembur keluar akan menutupi bahan
7. Menunjukan dan memberi jalan keluar bagi kendaraan yang akan yang terbakar sehingga Oksigen tidak dapat masuk untuk
keluar, dan tidak memperbolehkan kendaraan masuk selain dari proses kebakaran. APAR Jenis Busa AFFF ini efektif untuk
kendaraan petugas pemadam kebakaran untuk masuk dalam memadamkan api yang ditimbulkan oleh bahan-bahan padat
membantu pemadaman api. non-logam seperti Kertas, Kain, Karet dan lain sebagainya
(Kebakaran Kelas A) serta kebakaran yang dikarenakan oleh
bahan-bahan cair yang mudah terbakar seperti Minyak, Alkohol,
Solvent dan lain sebagainya (Kebakaran Jenis B).

14 15
c) Jenis Serbuk / Powder bahan kimia kering ( Dry Chemical ) 4. Tehnik Pemasangan dan Perawatan.
APAR Jenis Serbuk Kimia atau Dry Chemical Powder Fire
Extinguisher terdiri dari serbuk kering kimia yang merupakan a) Alat Pemadam Api Ringan ( APAR ) harus ditempatkan pada
kombinasi dari Mono-amonium dan ammonium sulphate. Serbuk posisi yang mudah dilihat, mudah dicapai dan mudah diambil
kering Kimia yang dikeluarkan akan menyelimuti bahan yang serta harus dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan
terbakar sehingga memisahkan Oksigen yang merupakan unsur “ Alat Pemadam Api “.
penting terjadinya kebakaran. Satu buah Alat Pemadam Api dengan berat 2 Kg diperkirakan
bisa mengamankan area seluas 150 ( seratus lima puluh ) M2.
APAR Jenis Dry Chemical Powder ini merupakan Alat pemadam
api yang serbaguna karena efektif untuk memadamkan kebakaran b) Pemasangan Alat Pemadam Api Ringan ( APAR ) harus
di hampir semua kelas kebakaran seperti Kelas A, B dan C. sedemikian rupa sehingga bagian paling atas ( puncaknya )
berada pada ketinggian 1,25 meter dari permukaan lantai
APAR Jenis Dry Chemical Powder tidak disarankan untuk kecuali jenis CO2 dan tepung kering ( dry chemical ) dapat
digunakan dalam Industri karena akan mengotori dan merusak ditempatkan lebih pendek dengan syarat jarak antara dasar
peralatan produksi di sekitarnya. APAR Dry Chemical Powder APAR tidak kurang 15 ( lima belas ) centimeter dari permukaan
umumnya digunakan pada mobil. lantai.
c) Alat Pemadam Api Ringan ( APAR ) tidak boleh dipasang dalam
d) Jenis Gas ( CO2, Halon dll. ) ruangan atau dimana suhu melebihi 49 C atau turun sampai
APAR Jenis Karbon Dioksida (CO2) adalah Jenis APAR yang minus 44 C kecuali apabila Alat Pemadam Api Ringan tersebut
menggunakan bahan Karbon Dioksida (Carbon Dioxide / CO2) dibuat khusus untuk suhu diluar batas tersebut diatas.
sebagai bahan pemadamnya. APAR Karbon Dioksida sangat d) Alat Pemadam Api Ringan ( APAR ) yang ditempatkan dialam
cocok untuk Kebakaran Kelas B (bahan cair yang mudah terbuka harus dilindungi dengan tutup pengaman.
terbakar) dan Kelas C (Instalasi Listrik yang bertegangan). e) Alat Pemadam Api Ringan ( APAR ) secara berkala harus dicek
kondisinya / keadaannya dan masa pakainya / masa berlakunya.
3. Cara Pemakaian / Penggunaannya. Apabila sudah habis masa pakainya atau habis sebelum dipakai
( karena ada kebocoran ) harus segera diisi ulang agar Alat
a) Tarik Pen pengunci / pengaman. tesebut selalu siap untuk dipergunakan.
b) Arahkan Selang penyalur ke titik api searah dengan tiupan / Batas maximal pengisian ulang adalah 1 ( satu ) tahun.
hembusan angin.
c) Tekan Tangkai pembuka bahan pemadam. “DILARANG MENEMPATKAN ALAT PEMADAM API RINGAN
d) Semprotkan dengan jarak 1 ( satu ) meter dengan titik api. DALAM KONDISI KOSONG ( SEGEL RUSAK )”

16 17
JENIS ALAT PEMADAM API RINGAN ( APAR ) CARA PEMAKAIAN / PENGGUNAAN
ALAT PEMADAM API RIGAN ( APAR )

CARA PEMASANGAN ALAT PEMADAM API RINGAN ( APAR )

18 19
CARA PENANGANAN DAN PELAPORAN PENUTUP
BILA TERJADI KEBAKARAN
Demikian Buku Panduan Praktis ini disusun agar bisa menambah
informasi dan wawasan dalam hal pencegahan atau penanggulangan
kebakaran pada ruang lingkup pekerjaan konstruksi.

Dan kita harus tetap berpegang pada prinsip;

“ Mencegah kebakaran lebih mudah dari pada memadamkan kebakaran “

20 21

Anda mungkin juga menyukai