B AB I I I
SARANAPENYELAMATAN
Contoh 3.4 TKA pada Akses Koridor (sebagai penjelasan tambahan butir 3.2)
1
NFPA 101
34
3.5. EKSIT.
3.5.1. Apabila persyaratan teknis ini mempersyaratkan eksit untuk dipisahkan
dari bagian lain bangunan gedung, konstruksi pemisahnya harus memenuhi
1)
Contoh 3.5 - Pintu yang diizinkan dari lantai bawah ke dalam eksit
terlindung. [sebagai penjelasan tambahan butir 3.5.1.(2) ]
35
36
Contoh 3.7 - Lantai antara yang tidak dihuni dengan bukaan ke tangga eksit
terlindung. [sebagai penjelasan tambahan butir 3.5.1.(5)(b)]
(b) Dalam bangunan gedung konstruksi tipe I dan tipe II, pintu yang
sudah ada yang mempunyai tingkat proteksi kebakaran untuk lantai
antara, diizinkan, asalkan ruang tersebut memenuhi kriteria berikut
ini :
1). Ruangan semata-mata digunakan untuk pipa distribusi, saluran
udara, dan konduit listrik.
2). Isi ruangan bukan untuk gudang.
3). Ruang dipisahkan dari eksit terlindung sesuai ketentuan tentang
1)
penghalang kebakaran .
(c) Bukaan yang sudah ada untuk ruang peralatan mekanikal diproteksi
dengan pintu yang sudah ada dan mempunyai TKA yang disetujui,
diizinkan, asalkan kriteria berikut terpenuhi :
1). Ruangan hanya digunakan untuk peralatan mekanikal yang tidak
menggunakan pembakaran bahan bakar.
2). Isi ruangan bukan untuk penyimpanan bahan mudah terbakar.
3). Bangunan gedung diproteksi keseluruhannya dengan sistem
springkler otomatis tersupervisi.
(6) Penetrasi (tembusan) ke dalam, dan bukaan yang melalui pasangan
konstruksi eksit terlindung harus dibatasi hanya untuk sebagai berikut :
(a) Konduit listrik yang melayani jalur tangga.
(b) Pintu eksit yang disyaratkan.
37
(c) Saluran udara dan peralatan yang perlu untuk presurisasi tangga
tersendiri.
(d) Pemipaan air atau uap untuk memanaskan atau mendinginkan eksit
terlindung.
(e) Pemipaan springkler.
(f)
Pipa tegak.
(g) Penetrasi yang sudah ada dan diproteksi sesuai ketentuan yang
1)
Contoh 3.8 - Susunan tangga terlindung yang tidak bisa diterima untuk yang
melayani eksit yang disyaratkan. [sebagai penjelasan tambahan butir 3.5.2]
3.5.3. Suatu ruangan eksit terlindung bila dirancang sebagai daerah tempat
berlindung, tidak boleh digunakan untuk setiap penggunaan yang berpotensi
mengganggu kegunaannya sebagai sebuah eksit.
3.6. KEANDALAN SARANA JALAN KE LUAR.
38
3.6.2.1.
Harus tidak ada gangguan karena sandaran pagar, penghalang
atau pintu yang membagi tempat terbuka menjadi bagian yang berfungsi
sebagai ruangan tersendiri, apartemen atau penggunaan lain.
Apabila OBS menjumpai jalur lintas yang disyaratkan terganggu oleh
perlengkapan atau benda yang dapat di pindah-pindah lainnya, OBS berhak
untuk mengharuskan benda itu disingkirkan dan dikeluarkan dari jalur
lintasan atau berhak mempersyaratkan pagar penghalang atau pelindung
permanen lainnya dipasang untuk memproteksi jalur lintasan terhadap
penyempitan.
3.6.2.2.
Cermin harus tidak dipasang pada pintu eksit. Cermin tidak boleh
dipasang di dalam atau dekat eksit manapun sedemikian rupa yang dapat
membingungkan arah jalan ke luar.
3.6.2.3.
Setiap pintu dan setiap jalan masuk utama yang disyaratkan
untuk melayani sebuah eksit harus dirancang dan dibangun sehingga jalan
dari jalur ke luar dapat terlihat jelas dan langsung. Setiap jendela yang
karena konfigurasi fisiknya atau rancangan dan bahan yang digunakan
dalam pembangunan gedungnya mempunyai potensi dikira pintu, harus
dibuat tidak dapat dimasuki oleh penghuni dengan memasang penghalang
atau pagar.
3.6.3. Penghalang pada jalan ke luar.
Setiap alat atau alarm yang dipasang untuk membatasi penggunaan sarana
jalan ke luar secara tidak benar, harus dirancang dan dipasang sehingga
pada saat alat ini terganggu, tidak menghalangi atau mencegah penggunaan
sarana jalan ke luar selama dalam keadaan darurat, kecuali ditentukan cara
lain.
3.7. PINTU.
3.7.1. Ayunan dan gaya untuk membuka.
3.7.1.1.
Setiap pintu pada sarana jalan keluar harus dari jenis engsel sisi
atau pintu ayun. Pintu harus dirancang dan dipasang sehingga mampu
berayun dari posisi manapun hingga mencapai posisi terbuka penuh.
3.7.1.1.1
Pintu
geser
dalam
pemasyarakatan, dibolehkan.
39
hunian
tahanan
dan
lembaga
3.7.1.1.2
3.7.1.1.3
3.7.1.1.4
Apabila dibolehkan untuk seluruh klasifikasi hunian bangunan
gedung, kisi-kisi pengaman geser horisontal atau kisi-kisi pengaman
digulung vertikal ataupun pintu yang merupakan bagian dari sarana jalan
ke luar yang disyaratkan, diizinkan, asalkan memenuhi kriteria sebagai
berikut:
(1) Kisi-kisi atau pintu seperti itu harus tetap terjamin dalam posisi
terbuka penuh selama jangka waktu dihuni oleh umum.
(2) Pada atau dekat lokasi pintu, harus dipasang tanda arah yang dapat
dilihat secara jelas bertuliskan :
"PINTU TETAP DIBUKA SAAT BANGUNAN GEDUNG DIHUNI"
dengan ukuran tinggi huruf 2,5 cm dan latar belakang yang kontras.
(3) Pintu dan kisi-kisi harus tidak menyebabkan pintu pada posisi
menutup jika ruangan terisi.
(4) Pintu dan kisi-kisi dapat dioperasikan dari dalam ruang secara mudah,
tanpa membutuhkan upaya dan pengetahuan khusus.
(5) Bilamana diperlukan 2 atau lebih jalur jalan ke luar maka tidak lebih
dari separuh sarana jalan ke luar tersebut dilengkapi dengan penutup
atau pintu, baik dari tipe geser horizontal maupun gulung vertikal.
3.7.1.1.5
40
3.7.1.2.
Pintu tahan api yang disyaratkan dari jenis engsel sisi atau jenis
poros ayun harus membuka ke arah jalur jalan ke luar apabila digunakan
untuk melayani ruangan atau daerah dengan beban hunian 50 atau lebih,
kecuali di bawah kondisi sebagai berikut :
(1) Pintu pada eksit horizontal tidak disyaratkan untuk membuka searah
jalur jalan ke luar.
(2) Pintu penghalang asap tidak disyaratkan untuk membuka searah jalur
jalan ke luar pada hunian pelayanan kesehatan.
Pintu C diizinkan mengayun balik ke dalam ruangan jika ruangan mempunyai beban
hunian sekitar 50 orang dan tidak mempunyai isi bahaya berat.
(2)
Pintu D harus mengayun searah jalur jalan ke luar jika ruangan mempunyai beban
hunian lebih dari 50.
(3)
Pintu E, meskipun pintu eksit, tidak digunakan dalam eksit terlindung, maka diizinkan
mengayun balik ke dalam ruangan jika beban hunian kurang dari 50 dan ruangan tidak
mempunyai isi berbahaya berat.
(4)
Pintu A dan B terkait dengan pelanggaran batas yang berkaitan dengan butir 3.7.1.4.
Pintu ini membuka ke langsung koridor berlawanan satu sama lain. Meskipun tidak
melanggar persyaratan teknis ini, sebaiknya pintu itu tidak mengayun dalam arah yang
menutup penggunaan koridor jika keduanya membuka.
3.7.1.3.
41
(2) Apabila pintu di daerah yang berisi bahan dengan bahaya kebakaran
tinggi.
3.7.1.4.
Selama mengayun, setiap pintu pada sarana jalan ke luar harus
menyisihkan ruang tak terhalangi tidak kurang dari setengah lebar yang
disyaratkan dari gang, koridor, jalan terusan, atau bordes tangga, maupun
tonjolan yang lebih dari 18 cm terhadap lebar yang disyaratkan dari gang,
koridor, jalan terusan atau bordes tangga apabila pintu membuka penuh,
kecuali salah satu dari kondisi berikut dipenuhi:
42
43
3.7.1.6.
Pintu kasa dan pintu angin (storm) yang digunakan pada sarana
jalan ke luar persyaratan arah bukaannya sama dengan pintu lain yang
digunakan pada sarana jalan ke luar.
Contoh 3.13 - Susunan ruang antara (vestibule) yang menuju pintu kasa
memenuhi butir 3.7.1.6
3.7.2. Kunci, Grendel dan Alat Alarm.
3.7.2.1.
Pintu-pintu harus disusun untuk dapat dibuka dari sisi jalan keluar
44
(2) .
3.7.2.2.
3.7.2.3.
Setiap pintu pada ruang tangga terlindung yang melayani lebih
dari 4 lantai, harus memenuhi salah satu sebagai berikut :
(1) dapat dimasuki kembali dari ruang tangga terlindung ke bagian dalam
bangunan gedung,
(2) sebuah pelepas otomatik yang digerakkan oleh sistem alarm kebakaran
bangunan gedung harus disediakan untuk membuka semua kunci pintu
ruang tangga terlindung guna dapat dimasuki kembali.
3.7.2.7.1
Pintu pada ruang tangga terlindung yang dipilih, dibolehkan untuk
dilengkapi dengan perangkat keras yang mencegah masuk kembali ke
bagian dalam bangunan gedung, dengan syarat kriteria berikut dipenuhi:
45
(2) paling sedikit ada dua lantai, untuk meninggalkan ruangan tangga
terlindung bila dimungkinkan.
(3) tidak lebih dari empat lantai antara dua lantai di mana dimungkinkan
untuk ke luar dari ruang tangga terlindung.
(4)
(5) pintu yang diizinkan untuk masuk kembali ditandai sedemikian rupa
pada pintu.
(6) pintu yang tidak diizinkan untuk masuk kembali harus diberi tanda arah
pada sisi tangga yang menunjukkan lokasi dari pintu terdekat, pada
semua arah lintasan yang mengizinkan masuk kembali atau eksit.
.
3.7.2.8.
Jika ruang tangga terlindung mengizinkan akses ke atap
bangunan gedung, pintu ke atap harus dijaga terkunci atau membolehkan
masuk kembali dari atap.
3.7.2.9.
Sebuah grendel atau alat pengunci lain pada sebuah pintu harus
disediakan dengan alat pelepas yang mempunyai metoda operasi yang jelas
pada semua kondisi pencahayaan.
3.7.2.9.1
Mekanisme
pelepasan
untuk
grendel
manapun
harus
Pintu harus dapat dibuka dengan tidak lebih dari satu operasi
pelepasan, kecuali cara lain ditentukan pada butir 3.7.2.9.3 dan 3.7.2.9.4
3.7.2.9.3
Pintu jalan keluar pada unit rumah tinggal tersendiri dan wisma
tamu dari hunian tempat tinggal, dibolehkan untuk dilengkapi dengan alat,
termasuk alat grendel otomatis, yang membutuhkan tidak lebih dari satu
operasi pelepasan tambahan, asalkan alat tersebut dapat dioperasikan dari
dalam tanpa menggunakan anak kunci atau perkakas dan dipasang pada
ketinggian tidak lebih dari 120 cm di atas lantai.
46
3.7.2.9.4
Alat pengaman yang sudah ada dan dibolehkan oleh butir
3.7.2.9.3, selain dari peralatan grendel otomatis harus diletakkan tidak lebih
dari 150 cm tingginya di atas lantai.
.
47
48
Ruang terlindung.
3.8.1.1.
50
3.8.1.2. Tangga di dalam bangunan gedung, selain yang melayani eksit, harus
1)
3.8.2.1.
3.8.2.2.
Konstruksi harus menjulur vertikal dari dasar ke suatu titik 3 m di
atas bordes tangga di puncak paling tinggi atau pada garis atap, yang
mana yang lebih rendah.
51
3.8.2.3.
3.8.2.4.
3.8.2.5.
52
3.8.2.6.
3.8.2.7.
3.8.2.8.
3.8.3.
Tempat yang terpakai.
3.8.2.9.
3.8.2.10. Tempat yang terpakai di dalam eksit terlindung, dilarang.
3.8.2.11.
3.8.3.1.
3.8.2.14.
3.8.2.15.
3.8.2.16.
3.8.2.17.
3.8.2.18.
3.8.2.19.
3.8.2.20.
3.8.2.21.
3.8.2.22.
3.8.2.23.
3.8.2.24.
3.8.2.25.
3.8.2.26.
3.8.2.27.
3.8.2.28.
3.8.2.29.
3.8.2.30.
3.8.2.31.
3.8.2.32. .
3.8.2.33.
3.8.2.34.
3.8.2.35.
3.8.2.36.
3.8.2.37.
54
3.8.2.38.
3.8.2.39.
3.8.2.41.
3.8.2.42.
3.9. JALAN TERUSAN EKSIT.
3.8.2.43.
3.8.2.40.
3.9.1. Umum.
3.8.2.44.
3.8.2.45. Jalan terusan eksit yang digunakan sebagai bagian komponen
eksit harus memenuhi persyaratan umum sarana jalan ke luar dan
persyaratan khusus butir 3.9.
3.8.2.46.
3.8.2.47.
3.8.2.48.
3.8.2.49.
3.8.2.50.
3.8.2.51.
3.8.2.52.
3.8.2.53.
3.8.2.54.
3.8.2.55.
3.8.2.56.
3.8.2.57.
3.8.2.58.
3.8.2.59.
3.8.2.60.
3.8.2.61.
3.9.2. Terlindung.
3.8.2.62.
3.8.2.63. Suatu jalan terusan eksit harus dipisahkan dari bagian lain
bangunan gedung seperti ditentukan pada butir 3.5 dan alternatif berikut
diizinkan:
(1) Jendela kebakaran sesuai ketentuan tentang pintu dan jendela
1)
3.8.2.64.
3.8.2.65.
3.8.2.66.
3.8.2.67.
3.8.2.68.
3.8.2.69.
56
3.8.2.70.
3.8.2.71.
3.8.2.72.
(2) Panel kaca berkawat dipasang tetap dalam rangka baja diperkenankan
terus digunakan pada pemisah dalam bangunan gedung yang
diproteksi keseluruhannya oleh sistem springkler otomatis yang
disetujui dan tersupervisi sesuai butir 5.3.
3.8.2.73.
3.8.2.74.
3.8.2.75.
3.8.2.76.
3.8.2.77.
3.8.2.78.
3.8.2.79.
3.8.2.80.
3.8.2.81.
3.8.2.82.
3.8.2.83.
3.8.2.84.
3.8.2.85.
3.8.2.86.
3.8.2.87.
3.8.2.88.
3.8.2.89.
3.8.2.90.
3.8.2.91.
3.8.2.92.
3.8.2.93.
3.8.2.94.
3.8.2.95.
3.8.2.98.
3.8.2.99.
3.8.2.100.
3.8.2.101.
3.8.2.102.
3.8.2.103.
3.8.2.104.
3.8.2.105.
3.8.2.106.
57
3.8.2.107.
3.8.2.108.
3.8.2.109.
3.8.2.110.
3.8.2.111.
3.8.2.112.
3.8.2.113.
3.8.2.114.
3.8.2.115.
3.8.2.116.
3.8.2.117.
3.8.2.118.
3.8.2.119.
3.8.2.120.
3.8.2.121.
3.8.2.122.
3.8.2.123.
3.8.2.124.
3.8.2.125.
3.8.2.126.
3.8.2.127.
3.8.2.128.
3.8.2.129.
3.8.2.130.
3.8.2.131.
3.8.2.132.
3.8.2.133.
3.8.2.134.
3.9.4.
Lebar.
3.8.2.135.
3.8.2.136.
Lebar dari jalan terusan eksit harus cukup untuk
mengakomodasi kapasitas yang disyaratkan oleh semua eksit pelepasan
yang melaluinya, kecuali satu dari kondisi berikut diterapkan:
3.8.2.137.
(1) apabila jalan terusan eksit melayani hunian dari lantai eksit pelepasan
dan lantai lain, kapasitasnya tidak disyaratkan untuk dijumlah.
(2) seperti dijelaskan untuk hunian perdagangan, suatu jalan terusan
eksit dalam mal diperkenankan untuk mengakomodasi beban hunian
secara bebas dari mal dan tempat yang disewakan.
3.8.2.138.
3.11.PENGUKURAN JARAK TEMPUH KE EKSIT.
3.8.2.139.
3.11.1.
3.8.2.140.
3.8.2.141.
66
3.8.2.142.
3.8.2.143.
3.8.2.144.
(2) sepanjang garis tengah dari jalan dasar lintasan, mulai dari titik terjauh
subyek hunian.
(3) melengkung sekeliling tiap pojok atau penghalang dengan celah 305
mm darinya.
3.8.2.145.
(4) berakhir pada salah satu berikut ini :
3.8.2.146.
3.8.2.147.
(a) pusat dari jalur pintu.
3.8.2.148.
3.8.2.149.
(b) titik lain pada mana eksit mulai.
3.8.2.150.
3.8.2.151.
(c) penghalang asap dalam jenis hunian rumah tahanan
dan lembaga pemasyarakatan dijelaskan tersendiri.
3.8.2.152.
3.11.2.
Apabila jalur tangga terbuk atau ram diizinkan sebagai salah satu
jalan lintasan ke eksit-eksit yang disyaratkan, jaraknya harus termasuk
perjalanan pada jalur tangga atau ram dan perjalanan dari akhir tangga
atau ram menuju satu pintu ke luar atau eksit lain, sebagai tambahan jarak
yang ditempuh untuk mencapai jalur tangga atau ram.
3.8.2.153.
3.11.3.
Apabila bagian dari sebuah eksit luar dalam jarak horizontal 3 m
dari bukaan pada bangunan gedung yang tidak diproteksi seperti diizinkan
untuk tangga luar sebagai berikut :
3.8.2.154.
(1) tangga luar yang melayani akses eksit balkon bagian luar yang
mempunyai dua tangga luar berjauhan atau ram harus diizinkan tidak
diproteksi.
3.8.2.155.
(2) tangga luar yang melayani tidak lebih dari dua lantai yang
berebelahan,termasuk lantai eksit pelepasan, harus diizinkan tidak
diproteksi apabila eksit ke dua ditempatkan berjauhan.
3.8.2.156.
(3) Dalam bangunan gedung yang sudah ada, tangga luar yang melaytani
tidak lebih tiga lantai yang berdekatan, termasuk lantai untuk eksit
pelepasan, harus diizinkan tidak diproteksi apabila eksit ke dua
ditempatkan berjauhan.
3.8.2.157.
(4) TKA dari pemanjangan pemish 3 m dari tangga, harus tidak
disyaratkan lebih dari 1 jam dengan bukaan mempunyai TKA 45 menit.
3.8.2.158.
(5) tangga luar dalambangunan gedung yang sudah ada diproteksi
seluruhnya dengan sistem springkler otomatik tersupervisi dan disetujui
sesuai butir 5.7 diizinkan untuk tidak diproteksi.
3.8.2.159.
3.8.2.160.
3.8.2.161.
3.8.2.162.
3.8.2.163.
3.8.2.164.
3.8.2.165.
3.8.2.166.
67
3.8.2.167.
3.8.2.168.
3.8.2.169.
3.8.2.170. Tabel A.3.11 - Lintasan bersama, Ujung buntu dan batas jarak tempuh
3.8.2.171.
3.8.2.173.
Bat
3.8.2.174.
Bat
3.8.2.175.
Ba
3.8.2.172.
as lintas bersama
3.8.2.176.
Tanpa
3.8.2.184.
springk
le
r
3.8.2.183.
(m)
Hu
nian Pertemuan
3.8.2.204.
Bar
6,1/23
a)
3.8.2.212.
Yan
Hu
nian Pendidikan
3.8.2.225.
6,1/23
a)
har
nian Rumah
3.8.2.202. 3.8.2.203.
a)
6,1
b)
6,1
b)
61
c)
76
d)
a)
6,1
b)
6,1
b)
3.8.2.221. 3.8.2.222.
61
c)
76
d)
3.8.2.223. 3.8.2.224.
30
6,1
15
45
61
30
6,1
15
45 d)
3.8.2.240.
3.8.2.241.
3.8.2.242.
3.8.2.243.
3.8.2.244.
3.8.2.245.
3.8.2.247.
3.8.2.248.
3.8.2.249.
3.8.2.250.
3.8.2.251.
3.8.2.252.
23
Per
Bar
Yan
62 d)
Bar
Yan
30
6,1
6,1
15
15
3.8.2.270. 3.8.2.271.
45
45
61
61
3.8.2.272. 3.8.2.273.
9,1
9,1
TT
61 d)
3.8.2.287.
3.8.2.282. 3.8.2.283. 3.8.2.284. 3.8.2.285. 3.8.2.286.
d
TS
Per
30
3.8.2.268. 3.8.2.269.
TS
g sudah ada
3.8.2.309.
(m)
23
23
3.8.2.302.
3.8.2.200. 3.8.2.201.
(m)
3.8.2.266.
3.8.2.261. 3.8.2.262. 3.8.2.263. 3.8.2.264. 3.8.2.265.
d
d
awatan Ambulatori
3.8.2.295.
(m)
Yan
g sudah ada
3.8.2.288.
l
e
r
3.8.2.259.
3.8.2.254. 3.8.2.255. 3.8.2.256. 3.8.2.257. 3.8.2.258.
d
d
3.8.2.281.
springkl
e
r
Bar
awatan Kesehatan
3.8.2.274.
springkl
er
3.8.2.188. springk
Hu
g sudah ada
3.8.2.267.
(m)
3.8.2.219. 3.8.2.220.
23
3.8.2.260.
3.8.2.187.
ian
3.8.2.253.
springkl
e
r
Ber
3.8.2.189.
Yan
nian Perawatam
3.8.2.246.
springkl
er
3.8.2.186.
Tanpa
3.8.2.231.
3.8.2.226. 3.8.2.227. 3.8.2.228. 3.8.2.229. 3.8.2.230.
d)
d)
g sudah ada
3.8.2.239.
3.8.2.185.
Ber
Bar
3.8.2.232.
Tanpa
(m)
3.8.2.205.
g sudah ada
3.8.2.218.
Ber
3.8.2.198. 3.8.2.199.
3.8.2.211.
3.8.2.190.
3.8.2.197.
as ujung buntu
TS
3.8.2.289. 3.8.2.290.
TS
TS
3.8.2.291. 3.8.2.292.
45
61 d)
3.8.2.293. 3.8.2.294.
30 e)
6,1
15
45 d)
61 d)
30 f)
1,5
15
45 d)
3.8.2.310.
3.8.2.311.
3.8.2.312.
3.8.2.313.
3.8.2.314.
61 d)
Hu
3.8.2.315.
3.8.2.316.
Tah
3.8.2.323.
Pe
masyarakatn.
3.8.2.330.
Bar
u-memakai
3.8.2.337.
Bar
u memakai
3.8.2.351.
Yan
Tin
ggal
3.8.2.393.
Ru
3.8.2.400.
Wis
ma
3.8.2.414.
3.8.2.325.
3.8.2.326.
3.8.2.327.
3.8.2.328.
3.8.2.329.
3.8.2.336.
3.8.2.331. 3.8.2.332. 3.8.2.333. 3.8.2.334. 3.8.2.335.
d)
d)
30
3.8.2.338.
3.8.2.339.
15
3.8.2.340.
15
3.8.2.341.
45
61
3.8.2.342.
3.8.2.343.
3.8.2.352.
3.8.2.353.
6,1
3.8.2.354.
6,1
3.8.2.355.
45 d)
3.8.2.356.
61
3.8.2.357.
30
f)
TS
TS
3.8.2.368.
3.8.2.369.
45
d)
61
d)
3.8.2.367.
3.8.2.370.
3.8.2.371.
3.8.2.373. 3.8.2.374.
3.8.2.375. 3.8.2.376.
3.8.2.377. 3.8.2.378.
3.8.2.380.
3.8.2.381.
3.8.2.382.
3.8.2.383.
3.8.2.384.
3.8.2.385.
3.8.2.387.
3.8.2.388.
3.8.2.389.
3.8.2.390.
3.8.2.391.
3.8.2.392.
ata
u dua keluarga.
3.8.2.407.
3.8.2.324.
Hu
nian Tempat
3.8.2.386.
3.8.2.322.
3.8.2.366.
II,III
,IV,V
3.8.2.379.
3.8.2.321.
me
makai kondisi
3.8.2.372.
3.8.2.320.
15
g sudah ada-
3.8.2.365.
3.8.2.319.
15
kon
disi V
3.8.2.358.
3.8.2.318.
15
kon
disi II,III, IV
3.8.2.344.
3.8.2.317.
TS
3.8.2.401.
3.8.2.403.
TS
3.8.2.404.
TS
3.8.2.405.
TS
3.8.2.406.
Hot
3.8.2.402.
TS
TS
TS
TS
TS
TS
Bar
10,7 g.h)
3.8.2.428.
Yan
3.8.2.421.
g sudah ada
3.8.2.435.
Ap
artements
3.8.2.442.
Bar
Yan
per
awatan
3.8.2.470.
Ke
3.8.2.477.
3.8.2.478.
3.8.2.437.
15
3.8.2.438.
15
15
3.8.2.439.
53 d.a)
53 d.h)
3.8.2.440.
99 d.a)
99 d.b)
3.8.2.441.
g)
15
g)
10,7
15
53 d.a)
99 d.a)
15 g)
15
15
53 d.b)
99 d.b)
3.8.2.457.
3.8.2.458.
3.8.2.459.
3.8.2.460.
3.8.2.461.
3.8.2.462.
3.8.2.464.
3.8.2.465.
3.8.2.466.
3.8.2.467.
3.8.2.468.
3.8.2.469.
Sin
ggah dan
3.8.2.463.
15
10,7
g sudah ada
3.8.2.456.
3.8.2.436.
10,7
3.8.2.449.
10,7 g)
15 g.h)
68
TS
TS
TS
TS
NR
3.8.2.479.
3.8.2.480.
3.8.2.481.
3.8.2.482.
3.8.2.485.
3.8.2.483.
3.8.2.484.
udah ada
3.8.2.494.
3.8.2.492.
3.8.2.493.
esar, baru
3.8.2.503.
B 3.8.2.504.
33
3.8.2.512.
3.8.2.510.
3.8.2.511.
da.
3.8.2.520.
3.8.2.519.
an Perdagangan
Huni
3.8.2.488.
3.8.2.489.
3.8.2.490.
3.8.2.491.
TT
15
TT
99 d.a
15
53 d.a
99 d.a
15
3.8.2.513. 3.8.2.514.
3.8.2.518.
3.8.2.521. 3.8.2.522.
3.8.2.526.
3.8.2.529.
3.8.2.538.
B 3.8.2.539.
23
3.8.2.547.
Y 3.8.2.548.
23
3.8.2.556.
U 3.8.2.557.
TS
3.8.2.527.
3.8.2.528.
elas A,B,C
3.8.2.536.
3.8.2.537.
aru
3.8.2.545.
3.8.2.546.
ang sudah ada
3.8.2.554.
3.8.2.555.
dara terbuka
3.8.2.566.
3.8.2.565.
3.8.2.563.
3.8.2.564.
Mal
3.8.2.575.
3.8.2.573.
3.8.2.574.
aru
3.8.2.584.
3.8.2.582.
3.8.2.583.
ang sudah ada
3.8.2.592.
3.8.2.591.
an bisnis
15
TS
45
15
76
45
76
TS
TS
Y 3.8.2.585.
23
3.8.2.618.
30
6,1
30
3.8.2.593. 3.8.2.594.
3.8.2.619.
3.8.2.626.
30
15
Y 3.8.2.611.
k)
23
3.8.2.610.
3.8.2.608.
3.8.2.609.
ang sudah ada
6,1
B 3.8.2.602.
k)
23
3.8.2.599.
3.8.2.600.
aru
30
B 3.8.2.576.
23
Huni
3.8.2.601.
3.8.2.617.
3.8.2.486. 3.8.2.487.
B 3.8.2.495.
TT
3.8.2.501.
3.8.2.502.
esar, yang sudah
15
15
45
15
45
120
120
3.8.2.598.
3.8.2.612.
30 k)
3.8.2.620.
6,1
15
61
91
3.8.2.613. 3.8.2.614.3.8.2.615.
3.8.2.616.
15
15
61
91
3.8.2.621.
3.8.2.622.
3.8.2.623.
3.8.2.624.
3.8.2.629.
3.8.2.630.
3.8.2.631.
3.8.2.632.
Keter
3.8.2.625. angan :
3.8.2.627. 3.8.2.628.
3.8.2.636.
tidak
3.8.2.634.
3.8.2.635. disyarat
3.8.2.633.
TS
=
kan.
3.8.2.646.
tidak
3.8.2.644.
3.8.2.645.
3.8.2.643.
TT
=
3.8.2.653.
a)
diterapk
an.
3.8.2.647.3.8.2.648. 3.8.2.649.3.8.2.650.3.8.2.651.3.8.2.652.
= Untuk lintasan bersama melayani > 50 orang, 6,1 m; untuk lintaan bersama melayani 50
orang 23 m.
3.8.2.654.
b)
=3.8.2.655.
Ujung buntu di koridor diizinkan 6,1 m, ujung buntu di gang diizinkan 6,1 m.
c)
= Pada hunian pertemuan, pertimbangan khusus untuk tempat duduk di arena atau stadion yang
diproteksi terhadap asap.
3.8.2.656.
d)
= Dimensi ini untuk jarak tempuh total, dianggap bagian yang menanjak mempunyai utilitas penuh
untuk maksimum yang diizinkan,. Untuk jarak tempuh di dalam ruangan, dan dari pintu akses
3.8.2.657.
eksit ruangan ke eksit lihat bab hunian yang sesuai.
e)
k)
=3.8.2.658.
Lihat jenis hunian bisnis.
f)
= Lihat jenis hunian rumah tahanan dan lembaga pemasyarakatan untuk pertimbangan khusus dari
jalur bersama yang sudah ada.
3.8.2.659.
g)
= Dimensi ini adalah dari pintu akes eksit ruangan/koridor atau suite/koridor ke eksit, jadi
diterapkan ke jalur bersama koridor.
3.8.2.660.
h)
= Lihat bab jenis hunian yang sesuai untuk persyaratan dari akses eksit ke dua didasarkan pada
luas ruangan.
3.8.2.661.
i)
= Lihat bab jenis hunian yang sesuai untuk pertimbangan jarak tempuh khusus untuk jalan di luar
dari akses eksit.
3.8.2.662.
j)
= Lihat jenis hunian mal, untuk pertimbangan jarak tempuh khusus dalam mal tertutup yang
3.8.2.663.
digunakan untuk jalan orang.
= Lihat jenis hunian bisnis untuk pertimbangan jalur bersama ruangan dengan penyewa tunggal.
3.8.2.664.
3.8.2.665.
Jarak tempuh ke eksit harus termasuk panjang tempuh ke lantai
dasar.
3.8.2.666.
3.8.2.667.
3.8.2.668.
3.8.2.669.
3.8.2.670.
69
3.8.2.671.
3.8.2.672.
3.11.4.
3.8.2.675.
3.12.JUMLAH SARANA JALAN KE LUAR.
3.8.2.676.
3.8.2.677.
3.12.1.
Umum.
3.12.1.1.
Jumlah minimum sarana jalan ke luar dari setiap balkon,
mezanin, lantai atau bagian dari padanya harus dua
3.12.1.2.
Jumlah minimum sarana jalan ke luar dari setiap lantai atau
bagian dari padanya selain untuk bangunan gedung yang sudah ada
seperti diizinkan untuk seluruh klasifikasi bangunan gedung, harus sebagai
berikut :
3.8.2.678.
(1) beban hunian lebih dari 500 tetapi tidak lebih dari 1000, sekurangkurangnya 3.
(2) beban hunian lebih dari 1000, sekurang-kurangnya 4.
3.8.2.679.
3.12.1.3.
Sarana jalan ke luar yang mudah dicapai tanpa menggunakan lif
harus diizinkan untuk melayani semua sarana jalan ke luar minimum yang
disyaratkan.
3.8.2.680.
3.12.1.4.
Hanya beban hunian dari setiap lantai dihitung tersendiri harus
disyaratkan untuk digunakan menghitung jumlah sarana jalan ke luar pada
setiap lantai, asalkan jumlah sarana jalan ke luar yang disyaratkan tidak
dikurangi ke arah lintasan jalan ke luar.
3.8.2.681.
3.12.1.5.
Pintu lain dari pintu saf lif, pintu kereta lif dan pintu yang mudah
dibuka dari sisi kereta tanpa kunci, perkakas, pengetahuan khusus, atau
usaha khusus harus dilarang pada titik akses ke kereta lif.
3.8.2.682.
3.12.1.6.
Lobi lif harus mempunyai akses ke sedikitnya satu eksit, akses
eksit seperti
3.8.2.683.
3.8.2.684.
3.8.2.685.
3.8.2.686.
3.8.2.687.
70
3.8.2.688.
3.8.2.689.
3.8.2.690.
3.8.2.691.
3.8.2.692.
3.8.2.693.
3.8.2.694.
3.8.2.695.
3.8.2.696.
3.8.2.697.
3.8.2.698.
3.8.2.699.
3.8.2.700.
3.8.2.701.
3.8.2.702.
3.8.2.703.
3.8.2.704.
3.8.2.705.
3.8.2.706.
3.8.2.707.
3.8.2.708.
3.8.2.709.
3.8.2.710.
3.8.2.711.
3.8.2.712.
3.8.2.713.
3.8.2.714.
3.8.2.715.
3.8.2.716.
3.8.2.717.
3.8.2.718.
3.8.2.719.
3.8.2.720.
3.8.2.721.
3.8.2.722.
3.8.2.723.
3.8.2.724.
3.8.2.725.
3.8.2.726.
3.8.2.727.
3.8.2.728.
3.8.2.729.
3.8.2.730.
3.8.2.731.
3.8.2.732.
3.8.2.733.
3.8.2.734.
3.8.2.735.
3.8.2.736.
3.8.2.737.
71
3.8.2.738.
3.8.2.739.
3.8.2.740.
3.8.2.741.
3.8.2.742.
3.8.2.743.
3.8.2.744.
3.8.2.745.
3.8.2.746.
3.8.2.747.
3.8.2.748.
3.8.2.749.
3.8.2.750.
3.8.2.751.
3.13.1.
Umum.
3.13.1.1.
3.8.2.752.
3.8.2.753. 3.13.1.1.1* Apabila eksit tidak mudah dicapai dengan cepat dari daerah
lantai terbuka, jalan terusan yang aman dan menerus, gang, atau koridor
yang menuju langsung ke setiap eksit harus dijaga dan disusun
menyediakan akses untuk setiap hunian ke sedikitnya dua eksit dengan
pemisahan jalan lintasan.
3.8.2.754.
3.13.1.1.2
Akses
padadisetujui,
koridor harus menyediakan akses untuk
sedikitnya
dua eksit yang
3.8.2.755.
3.13.1.1.4 Apabila jalur lintas bersama diizinkan untuk seluruh klasifikasi
hunian, jalur lintasan bersama seperti itu diperkenankan tetapi harus
tidak lebih dari batas yang ditentukan.
3.8.2.756.
3.13.1.2.
Koridor harus menyediakan akses eksit tanpa lewat melaui setiap
ruangan yang menghalangi, selain koridor, lobi dan tempat lain yang
diizinkan membuka ke koridor, kecuali cara lain ditentukan dalam butir
3.13.1.2.1 dan butir 3.13.1.2.2.
3.8.2.757.
3.8.2.763.
3.8.2.764.
72
1)
3.8.2.766.
3.8.2.767.
3.8.2.768.
3.8.2.769.
3.8.2.770.
3.8.2.771.
3.8.2.772.
3.8.2.773.
3.8.2.774.
3.8.2.775.
3.8.2.776.
3.8.2.777.
3.8.2.778.
3.8.2.765.
3.8.2.779.
3.8.2.780.
3.8.2.781.
3.8.2.782.
3.8.2.783.
3.8.2.784.
3.8.2.785.
3.8.2.786.
3.8.2.787.
3.8.2.788.
3.8.2.789.
3.8.2.790.
3.8.2.791.
3.8.2.792.
3.8.2.793.
3.8.2.794.
3.8.2.795.
3.8.2.796.
3.8.2.797.
3.8.2.798.
3.8.2.799.
3.8.2.800.
3.8.2.801.
3.8.2.802.
3.8.2.803.
3.8.2.804.
3.8.2.805.
3.13.1.3.
3.8.2.806.
3.8.2.807.
3.8.2.808.
3.8.2.809.
73
3.8.2.810.
3.8.2.811.
3.13.1.3.2 Apabila lebih dari satu eksit disyaratkan dari bangunan gedung
atau bagiannya, eksit seperti itu harus ditempatkan jauh satu sama lain
dan
3.8.2.812.
3.8.2.813.
harus disusun dan dibangun untuk meminimalkan
kemungkinan terblokirnya semua eksit oleh suatu kebakaran atau
kondisi darurat lainnya.
3.8.2.814.
3.8.2.815.
3.8.2.816.
3.8.2.817.
3.8.2.818.
3.8.2.819.
3.8.2.820.
3.8.2.821.
3.8.2.822.
3.8.2.824.
3.8.2.825.
3.8.2.826.
3.8.2.827.
3.8.2.828.
3.8.2.829.
3.8.2.830.
3.8.2.831.
3.8.2.832.
3.8.2.833.
3.8.2.834.
3.8.2.835.
3.8.2.836.
3.8.2.837.
3.8.2.838.
3.8.2.839.
3.8.2.840.
3.8.2.841.
3.8.2.842.
3.8.2.843.
3.8.2.844.
3.8.2.845.
3.8.2.846.
3.8.2.847.
3.8.2.848.
3.8.2.849.
74
3.8.2.851.
3.8.2.852.
3.8.2.853.
3.8.2.854.
3.8.2.855.
3.8.2.856.
3.8.2.857.
3.8.2.858.
3.8.2.859.
3.8.2.860.
3.8.2.861.
3.8.2.862.
3.8.2.863.
3.8.2.864.
3.8.2.865.
3.8.2.866.
3.8.2.867.
3.8.2.868.
3.8.2.850.
eksit terjauh.
3.8.2.869.
3.8.2.870.
3.8.2.871.
3.8.2.872.
3.8.2.873.
3.8.2.874.
3.8.2.875.
3.8.2.876.
3.8.2.877.
3.8.2.878.
3.8.2.879.
3.8.2.880.
3.8.2.881.
3.8.2.882.
3.8.2.883.
3.8.2.884.
3.8.2.885.
3.8.2.886.
3.8.2.887.
3.8.2.888.
3.8.2.889.
3.8.2.890.
3.8.2.891.
3.8.2.892.
3.8.2.893.
3.8.2.894.
3.8.2.895.
3.8.2.896.
3.8.2.897.
3.8.2.898.
3.8.2.899.
3.8.2.900.
3.8.2.901.
75
3.8.2.903.
3.8.2.904.
3.8.2.905.
3.8.2.906.
3.8.2.907.
3.8.2.908.
3.8.2.909.
3.8.2.910.
3.8.2.911.
3.8.2.912.
3.8.2.913.
3.8.2.914.
3.8.2.915.
3.8.2.916.
3.8.2.917.
3.8.2.918.
3.8.2.919.
3.8.2.920.
3.8.2.921.
3.8.2.922.
3.8.2.923.
3.8.2.924.
3.8.2.925.
3.8.2.902.
3.8.2.926.
3.8.2.927.
3.8.2.928.
3.8.2.929.
3.8.2.930.
3.8.2.931.
3.8.2.932.
3.8.2.933.
3.8.2.934.
3.8.2.935.
3.8.2.936.
3.8.2.937.
3.8.2.938.
3.8.2.939.
3.8.2.940.
3.8.2.941.
3.8.2.942.
3.8.2.943.
3.8.2.944.
3.8.2.945.
3.8.2.946.
3.8.2.947.
3.8.2.948.
3.8.2.949.
3.8.2.950.
koridor.
3.8.2.951.
3.8.2.952.
3.8.2.953.
76
3.8.2.955.
3.8.2.956.
3.8.2.957.
3.8.2.958.
3.8.2.959.
3.8.2.960.
3.8.2.961.
3.8.2.962.
3.8.2.963.
3.8.2.964.
3.8.2.965.
3.8.2.966.
3.8.2.967.
3.8.2.968.
3.8.2.969.
3.8.2.970.
3.8.2.971.
3.8.2.972.
3.8.2.973.
3.8.2.974.
3.8.2.975.
3.8.2.976.
3.8.2.977.
3.8.2.978.
3.8.2.954.
3.8.2.979.
3.8.2.981.
3.8.2.982.
3.8.2.983.
3.8.2.984.
3.8.2.985.
3.8.2.986.
3.8.2.987.
3.8.2.988.
3.8.2.989.
3.8.2.990.
3.8.2.991.
3.8.2.992.
3.8.2.993.
3.8.2.994.
3.8.2.995.
77
3.8.2.996.
3.8.2.997.
3.13.1.3.5 Dalam bangunan gedung yang sudah ada, apabila lebih dari satu
eksit, atau pintu akses eksit disyaratkan, sekurang-kurangnya dua dari
eksit yang disyaratkan, eksit, atau pintu akses eksit seperti itu
diperkenankan untuk diletakkan jauh sesuai butir 3.13.1.3.1.
3.8.2.998.
3.13.1.3.6 Apabila lebih dari dua eksit atau pintu akses eksit diperlukan,
minimal dua eksit atau pintu akses eksit yang diperlukan harus disusun
untuk memenuhi jarak pemisahan minimum yang disyaratkan.
3.13.1.3.7 Eksit yang seimbang atau pintu akses eksit lain yang ditentukan
pada butir 3.10.1.3.6 harus diletakkan sehingga apabila satu eksit
terblokir, yang lain masih dapat digunakan.
3.8.2.999.
3.13.1.4. Tangga yang saling menyambung (interlock) atau tangga gunting
harus dihitung memenuhi butir 3.13.1.4.1 dan 3.13.1.4.2.
3.8.2.1000.
3.13.1.4.1 Tangga yang saling menyambung (interlock) atau tangga gunting
yang baru, diperkenankan dihitung hanya sebagai eksit tunggal.
3.8.2.1001.
3.13.1.4.2 Tangga yang saling menyambung (interlock) atau tangga gunting
yang sudah ada, diperkenankan dihitung sebagai eksit terpisah, asalkan
memenuhi kriteria berikut :
3.8.2.1002.
(1) tangga terlindung sesuai butir 3.5
3.8.2.1003.
(2) tangga dipisah satu sama lain dengan konstruksi tidak mudah
terbakar dengan tingkat ketahanan api 2 jam.
3.8.2.1004.
3.8.2.1005.
3.8.2.1006.
3.8.2.1007.
3.8.2.1008.
3.8.2.1009.
3.8.2.1010.
3.8.2.1011.
3.8.2.1012.
3.8.2.1013.
3.8.2.1014.
3.8.2.1015.
3.8.2.1016.
3.8.2.1017.
3.8.2.1018.
3.8.2.1019.
3.8.2.1020.
3.8.2.1021.
3.8.2.1022.
3.8.2.1023.
3.8.2.1024. Contoh 3.34 - Tangga gunting (sebagai penjelasan tambahan
butir 3.13.1.4.2)
3.8.2.1025.
3.8.2.1026.
3.8.2.1027.
3.8.2.1028.
3.8.2.1029. 78
3.8.2.1030.
- BAB III SARANA PENYELAMATAN 3.8.2.1031.
3.8.2.1032.
3.8.2.1033.
3.8.2.1034.
3.8.2.1035.
3.8.2.1036.
3.8.2.1037.
3.8.2.1038.
3.8.2.1039.
3.8.2.1040.
3.8.2.1041.
3.8.2.1042.
3.8.2.1043.
3.8.2.1044.
3.8.2.1045.
3.8.2.1046.
3.8.2.1047.
3.8.2.1048.
3.8.2.1049.
3.8.2.1050.
3.8.2.1051.
3.8.2.1052.
3.8.2.1053.
3.8.2.1054.
3.8.2.1055.
3.8.2.1056.
3.8.2.1057. Contoh 3.35 - Tangga gunting dibandingkan dengan tangga eksit
3.8.2.1058.
(3) harus tidak ada penetrasi atau bukaan penghubung, diproteksi atau
3.8.2.1060.
3.8.2.1061.
3.8.2.1062.
3.8.2.1063.
3.8.2.1064.
3.8.2.1065.
3.8.2.1066.
3.8.2.1067.
3.8.2.1068.
3.8.2.1069.
3.8.2.1070. Contoh 3.36 - Tipe umum dari ujung buntu koridor (sebagai
penjelasan tambahan butir 3.13.1.5.
3.8.2.1071.
3.8.2.1072.
3.8.2.1073. 79
3.8.2.1074.
- BAB III SARANA PENYELAMATAN 3.8.2.1075.
3.8.2.1076.
3.8.2.1077.
3.8.2.1078.
3.8.2.1079.
3.8.2.1080.
3.8.2.1081.
3.8.2.1082.
3.8.2.1083.
3.8.2.1084.
3.8.2.1085.
3.8.2.1086.
3.8.2.1087.
3.8.2.1088.
3.8.2.1089.
3.8.2.1090.
3.8.2.1091.
3.8.2.1092.
3.8.2.1093.
3.8.2.1094.
3.8.2.1095.
3.8.2.1096.
3.8.2.1097.
3.8.2.1098.
3.8.2.1099.
3.8.2.1100.
3.8.2.1101.
3.8.2.1102.
3.8.2.1103.
3.8.2.1104.
3.8.2.1105.
3.8.2.1106.
3.8.2.1107.
3.8.2.1108.
3.8.2.1109.
3.8.2.1110.
3.8.2.1111.
3.8.2.1112. Gambar A.3.13.1.5 - Jalur lintasan bersama dan ujung buntu dari
koridor.
3.8.2.1113.
3.13.1.6. Akses eksit dari ruangan atau tempat harus diizinkan melalui
ruang bersebelahan atau ruang yang dilalui, atau daerah, asalkan
ruangan bersebelahan seperti itu sebagai pelengkap untuk daerah yang
dilayani. Foyer, lobi, dan ruang resepsi yang dibangun seperti
disyaratkan untuk koridor harus tidak ditafsirkan sebagai ruang yang
dilalui. Akses eksit harus disusun sehingga tidak perlu melalui suatu
daerah yang diidentifikasikan sebagai daerah proteksi bahaya untuk
seluruh klasifikasi hunian.
3.8.2.1114.
3.8.2.1115.
3.8.2.1116. 80
3.8.2.1117.
3.8.2.1118.
3.8.2.1119.
3.8.2.1120.
3.8.2.1121.
3.8.2.1122.
3.8.2.1123.
3.8.2.1124.
3.8.2.1125.
3.8.2.1126.
3.8.2.1127.
3.8.2.1128.
3.8.2.1129.
3.8.2.1130.
3.8.2.1131.
3.8.2.1132.
3.13.2.
Rintangan jalan ke luar.
3.8.2.1133.
3.8.2.1134.
Lihat juga ketentuan baku atau standar teknis yang
berlaku
tentang
3.8.2.1135.
3.8.2.1136.
rintangan menuju jalan ke luar, peralatan pemanas,
ventilasi, dan pengkondisian udara, serta kunci, grendel dan alat
alarm.
3.8.2.1137.
3.13.2.1. Akses ke eksit harus tidak melalui dapur, gudang, ruang istirahat,
ruang kerja, kloset, kamar tidur atau tempat tempat yang serupa, atau
ruang lain atau tempat lain yang mungkin terkunci, kecuali lintasan yang
melalui ruang atau tempat yang diizinkan untuk hunian perwatan
kesehatan, hunian tahanan dan lembaga pemsyarakatan.
3.8.2.1138.
3.13.2.2. Akses eksit dari pintu eksit harus dirancang dan di tata untuk
mudah dikenali dengan jelas.
3.8.2.1139.
3.13.2.2.1 Gantungan atau gorden harus tidak dipasang di atas pintu eksit
3.8.2.1145.
3.13.3.
Jalan di luar dari akses eksit.
3.8.2.1146.
3.13.3.1.
serambi, beranda, atau atap yang memenuhi persyaratan dari bab ini.
3.8.2.1147.
3.8.2.1148.
3.8.2.1149. 81
3.8.2.1150.
3.8.2.1151.
3.8.2.1153.
3.8.2.1154.
3.8.2.1155.
3.8.2.1156.
3.8.2.1157.
3.8.2.1158.
3.8.2.1159.
3.8.2.1160.
3.8.2.1161.
3.8.2.1162.
3.8.2.1163.
3.8.2.1164.
3.8.2.1165.
3.8.2.1166.
3.8.2.1167.
3.8.2.1168.
3.8.2.1169.
3.8.2.1170.
3.8.2.1171.
3.8.2.1172.
3.8.2.1173.
3.8.2.1174.
3.8.2.1175.
3.8.2.1176.
3.8.2.1177.
3.8.2.1178.
3.8.2.1179.
3.8.2.1180.
3.13.3.4. Akses eksit luar harus disusun sehingga tidak ada ujung buntu
dalam akses yang diizinkan untuk ujung buntu koridor dalam seluruh
klasifikasi hunian.
3.8.2.1181.
3.8.2.1182.
3.8.2.1183. 82
3.8.2.1184.
3.8.2.1185.
3.8.2.1186.
3.13.4.
3.8.2.1187.
3.13.4.1.
Daerah aksesibilitas untuk orang dengan cacat mobilitas, selain
dari bangunan gedung yang sudah ada, harus mempunyai sedikitnya dua
aksesibilitas sarana jalan ke luar, kecuali ditentukan cara lain pada butir
3.13.4.1.2 dan 3.13.4.1.4.
3.8.2.1188.
3.8.2.1193.
3.8.2.1194.
3.13.4.2.
Apabila dua aksesibilitas sarana jalan ke luar disyaratkan, eksit
yang melayani jalur ini harus ditempatkan dengan jarak satu dari lainnya
tidak kurang dari setengah panjang dimensi diagonal total maksimum
bangunan gedung atau daerah yang dilayani. Jaraknya diukur dalam suatu
garis lurus antara ujung terdekat dari pintu eksit atau pintu akses eksit,
kecuali cara lain dijelaskan pada butir 3.13.4.2.1 sampai 3.13.4.2.3
3.8.2.1195.
3.8.2.1197.
3.8.2.1198.
3.8.2.1200.
3.13.4.3.
Setiap aksesibiltas sarana jalan ke luar yang disyaratkan harus
menerus dari setiap daerah yang dihuni yang mudah dicapai ke jalan
umum atau daerah tempat perlindungan sesuai ketentuan yang berlaku
tentang
3.8.2.1201.
3.8.2.1202.
sarana jalan ke luar.
3.8.2.1203.
3.8.2.1204.
3.8.2.1205. 83
3.8.2.1207.
3.8.2.1208.
3.8.2.1209.
3.8.2.1210.
3.8.2.1211.
3.8.2.1212.
3.8.2.1213.
3.8.2.1214.
3.8.2.1215.
3.8.2.1216.
3.8.2.1217.
3.8.2.1218.
3.8.2.1219.
3.8.2.1220.
3.8.2.1221.
3.8.2.1222.
3.8.2.1223.
3.8.2.1224.
3.8.2.1225.
3.8.2.1226.
3.8.2.1227.
3.8.2.1228.
3.8.2.1229.
3.8.2.1230.
3.8.2.1231.
3.8.2.1232.
3.8.2.1233.
3.8.2.1234.
3.8.2.1235.
3.8.2.1236.
3.8.2.1237.
3.8.2.1238.
3.8.2.1239.
3.8.2.1240.
3.8.2.1241.
3.8.2.1242.
3.8.2.1243.
3.8.2.1244.
3.8.2.1245.
3.8.2.1206.
3.13.4.4.
Apabila tangga eksit digunakan dalam aksesibilitas sarana jalan
ke luar, harus memenuhi ketentuan yang berlaku tentang sarana jalan ke
luar dan harus salah satu menggabung dengan daerah tempat
perlindungan yang mudah dicapai bordes tingkat yang diperlebar atau
harus di akses dari daerah tempat perlindungan.
3.8.2.1246.
3.13.4.5.
Untuk bagian yang dipertimbangkan dari aksesibilitas sarana
jalan ke luar, lif harus sesuai ketentuan yang berlaku tentang sarana jalan
ke luar.
3.8.2.1247.
3.8.2.1248.
3.8.2.1249. 84
3.8.2.1250.
3.8.2.1251.
3.8.2.1252.
3.13.4.6.
Untuk bagian yang dipertimbangkan dari aksesibilitas sarana
jalan ke luar, penghalang asap, sesuai ketentuan yang berlaku tentang
penghalang asap dengan tingkat ketahanan api sedikit dikitnya 1 jam atau
eksit horisontal sesuai ketentuan yang berlaku tentang eksit horizontal,
harus lepas ke daerah tempat perlindungan sesuai ketentuan yang berlaku
tentang daerah tempat perlindungan .
3.8.2.1253.
3.13.4.7.
Aksesibiltas dari lantai yang berada di empat atau lebih di atas
atau di bawah eksit pelepasan harus mempunyai sedikitnya satu lif yang
memenuhi butir 3.13.4.5 kecuali dimodifikasi dalam butir 3.13.4.8.
3.8.2.1254.
3.13.4.8.
Apabila Lif disyaratkan oleh butir 3.13.4.7, ruang terlindung kedap
asap yang disyaratkan sesuai ketentuan yang berlaku tentang sarana
jalan ke luar tidak disyaratkan dalam bangunan gedung yang seluruhnya
diproteksi
3.8.2.1255.
3.8.2.1256.
otomatik tersupervisi dan
3.8.2.1257.
3.8.2.1258.
3989-2000.
3.8.2.1259.
3.13.4.9.
Daerah tempat berlindung yang digunakan sebagai bagian dari
aksesibilitas sarana jalan ke luar yang disyaratkan, harus memenuhi
ketentuan yang berlaku tentang daerah tempat perlindungan.
3.8.2.1260.
3.14.EKSIT PELEPASAN.
3.8.2.1261.
Perhentian eksit.
3.8.2.1262.
3.14.1.
3.8.2.1263.
Semua eksit harus berakhir langsung pada jalan umum
atau pada bagian luar eksit pelepasan, cara lain ditentukan dalam butir
3.8.2.1264.
3.8.2.1265.
3.8.2.1266.
3.14.1.4. Sarana jalan ke luar diizinkan untuk berakhir di bagian
luar daerah tempat perlindungan untuk hunian tahanan dan lembaga
pemasyarakatan.
3.8.2.1267.
3.8.2.1268.
3.8.2.1269.
3.8.2.1270.
3.8.2.1271.
3.8.2.1272.
3.8.2.1273. 85
3.8.2.1274.
3.8.2.1275.
3.14.2.
Pelepasan melalui daerah pada level eksit pelepasan.
3.8.2.1276.
3.8.2.1277.
Tidak lebih dari 50 persen dari jumlah eksit yang
disyaratkan, dan tidak lebih dari 50 persen dari kapasitas jalan ke luar yang
disyaratkan, harus diizinkan untuk pelepasan melalui daerah lantai eksit
pelepasan, kecuali cara lain diizinkan dalam butir 3.14.2.1 dan 3.14.2.2,
dan asalkan kriteria butir 3.14.2.3 sampai 3.14.2.7 juga terpenuhi.
3.8.2.1278.
3.8.2.1279.
3.8.2.1280.
3.8.2.1281.
3.8.2.1282.
3.8.2.1283.
3.8.2.1284.
3.8.2.1285.
3.8.2.1286.
3.8.2.1287.
3.8.2.1288.
3.8.2.1289.
3.8.2.1290.
3.8.2.1291.
3.8.2.1292.
3.8.2.1293.
3.8.2.1294.
3.8.2.1295.
3.8.2.1296.
3.8.2.1297.
3.8.2.1298.
3.8.2.1299.
3.8.2.1300.
3.8.2.1301.
3.8.2.1302. Contoh 3.40 Eksit Pelepasan ( sebagai penjelasan tambahan
butir 3.14.2)
3.8.2.1303.
3.14.2.1.
Seratus persen dari eksit diizinkan untuk pelepasan melalui
daerah lantai eksit pelepasan di bangunan gedung rumah tahanan dan
lembaga pemasyarakatan.
3.8.2.1304.
3.14.2.2.
Dalam bangunan gedung yang sudah ada, batas 50 persen
kapasitas jalan ke luar tidak diterapkan jika batas 50 persen jumlah yang
disyaratkan telah terpenuhi.
3.8.2.1305.
3.14.2.3.
Pelepasan yang ditentukan dalam butir 3.14.2 harus menuju ke
jalan bebas dan tidak terhalang ke luar bangunan gedung, dan jalan seperti
itu harus terlihat dengan jelas dan teridentifikasi dari titik eksit
pelepasannya.
3.8.2.1306.
3.8.2.1307.
3.8.2.1308.
3.8.2.1309. 86
3.8.2.1310.
3.8.2.1311.
3.8.2.1312.
3.14.2.4.
Level pelepasan harus diproteksi menyeluruh oleh sebuah sistem
springkler otomatik yang tersupervisi dan disetujui sesuai butir 5.3, atau
bagian dari level pelepasan yang digunakan untuk maksud tersebut
diproteksi oleh sebuah sistem springkler otomatik yang tersupervisi dan
disetujui sesuai butir 5.3, dan dipisahkan dari bagian tidak berspringkler
dari lantai itu oleh suatu pemisah yang mempunyai tingkat ketahanan api
memenuhi persyaratan untuk ruang eksit terlindung.
3.8.2.1313.
3.8.2.1314.
3.14.2.5. Persyaratan butir 3.14.2.4 tidak perlu diterapkan apabila
daerah pelepasan adalah sebuah ruang antara atau beranda yang
memenuhi kriteria berikut ini:
3.8.2.1315.
3.8.2.1316.
3.8.2.1317.
3.8.2.1318.
3.8.2.1319.
3.8.2.1320.
3.8.2.1321.
3.14.2.6.
Seluruh daerah pada lantai pelepasan harus dipisahkan dari
daerah dibawahnya oleh konstruksi yang mempunyai TKA tidak kurang dari
yang disyaratkan untuk ruang eksit terlindung, kecuali cara lain ditentukan
pada butir 3.14.2.7.
3.8.2.1322.
3.8.2.1323.
3.14.2.7. Lantai di bawah lantai pelepasan harus diizinkan untuk
3.8.2.1324.
3.14.3.
Susunan dan penandaan eksit pelepasan.
3.8.2.1325.
3.8.2.1326.
Eksit pelepasan harus ditata dan diberi tanda untuk
membuat jelas arah dari jalan ke luar ke jalan umum. Tangga harus ditata
sehingga arah dari jalan ke luar ke sebuah jalan umum terlihat jelas.
Tangga yang menerus melampaui setengah lantai di bawah level eksit
pelepasan harus di berhenti pada level eksit pelepasan oleh partisi, pintu,
atau sarana yang efektip lainnya.
3.8.2.1327.
3.8.2.1328.
3.8.2.1329.
3.8.2.1330.
3.8.2.1331.
3.8.2.1332.
3.8.2.1333.
3.8.2.1334.
3.8.2.1335.
3.8.2.1336. 87
3.8.2.1337.
3.8.2.1338.
3.8.2.1339.
3.8.2.1340.
3.8.2.1341.
3.8.2.1342.
3.8.2.1343.
3.8.2.1344.
3.8.2.1345.
3.8.2.1346.
3.8.2.1347.
3.8.2.1348.
3.8.2.1349.
3.8.2.1350.
3.8.2.1351.
3.8.2.1352.
3.8.2.1353.
3.8.2.1354.
3.8.2.1355.
3.8.2.1356.
3.8.2.1357.
3.14.4.
Komponen eksit pelepasan.
3.8.2.1358.
3.8.2.1359.
Pintu, tangga, ram, koridor, jalan terusan, jembatan,
balkon, eskalator, travelator dan komponen lain dari eksit pelepasan harus
memenuhi persyaratan.
3.8.2.1360.
3.14.5.
Tanda Arah
3.8.2.1361.
3.8.2.1362.
Lihat butir 3.8.4
3.8.2.1363.
3.14.6.
Pelepasan ke atap.
3.8.2.1364.
3.8.2.1365.
pelepasan ke atap atau bagian lain dari bangunan gedung atau bangunan
gedung yang bersebelahan apabila kriteria berikut terpenuhi:
3.8.2.1366.
3.8.2.1367. (1). konstruksi atap/pasangan konstruksi langit-langit mempunyai
TKA tidak kurang sesuai seperti yang disyaratkan untuk ruang eksit
terlindung.
3.8.2.1368.
(2) tersedia sarana jalan ke luar menerus dan aman dari atap.
3.8.2.1369.
3.15.ILUMINASI SARANA JALAN KE LUAR.
3.8.2.1370.
Umum.
3.8.2.1371.
3.15.1.
3.15.1.1.
Iluminasi sarana jalan ke luar harus disediakan sesuai dengan
buir ini untuk setiap gedung dan struktur apabila disyaratkan untuk seluruh
klasifikasi bangunan gedung.
3.8.2.1372.
3.8.2.1373.
Untuk tujuan dari persyaratan ini, akses eksit termasuk
hanya tangga, serambi, koridor, ram, eskalator dan terusan yang menuju
ke suatu eksit.
3.8.2.1374.
3.8.2.1375. 88
3.8.2.1377.
3.8.2.1378.
3.8.2.1379.
3.8.2.1380.
3.8.2.1376.
3.8.2.1381.
3.15.1.2.
Iluminasi sarana jalan ke luar harus menerus siap untuk
digunakan setiap waktu dalam kondisi penghuni membutuhkan sarana
jalan ke luar, kecuali cara lain yang ditentukan pada butir 3.15.1.2.2.
3.8.2.1382.
3.8.2.1384.
3.15.1.3.
Lantai dan permukaan jalan lain di dalam sebuah eksit dan di
dalam bagian dari akses eksit dan eksit pelepasan seperti dimaksudkan
dalam butir 3.15.1.1 harus diterangi sebagai berikut:
3.8.2.1385.
3.8.2.1391.
3.8.2.1392.
3.8.2.1393.
3.8.2.1394.
3.8.2.1395. 89
3.8.2.1396.
3.8.2.1397.
3.15.1.5.
Peralatan atau unit yang dipasang untuk memenuhi persyaratan
pada
butir
3.8.2.1398.
3.17 harus diizinkan juga untuk melayani fungsi pencahayaan dari sarana jalan
ke luar, asalkan semua persyaratan pada butir 3.15 untuk pencahayaan
dipenuhi.
3.8.2.1399.
Sumber iluminasi.
3.8.2.1400.
3.15.2.
3.15.2.1.
Iluminasi sarana jalan ke luar harus dari sumber yang dapat
dipercaya oleh
3.8.2.1401.
3.8.2.1402.
OBS
3.8.2.1403.
3.15.2.2.
Pencahayaan listrik yang dioperasikan dengan batere dan jenis
lain dari lampu jinjing atau lentera harus tidak digunakan untuk iluminasi
sarana jalan ke luar utama. Pencahayaan listrik yang dioperasikan dengan
batere diperkenankan untuk digunakan sebagai sumber darurat.
3.8.2.1404.
3.16.PENCAHAYAAN DARURAT.
3.8.2.1405.
Umum.
3.8.2.1406.
3.16.1.
3.16.1.1.
(3) bangunan gedung tingkat tinggi seperti disyaratkan oleh butir lain dari
persyaratan keselamatan jiwa.
(4) pintu yang dipasang dengan kunci jalan ke luar yang tertunda.
3.8.2.1411.
(5) saf tangga dan ruang antara dari ruang terlindung kedap asap, yang
juga diterapkan berikut ini :
3.8.2.1412.
(a) saf tangga dan ruang antara diperkenankan menggunakan
generator siaga yang dipasang untuk peralatan ventilasi
mekanik ruang terlindung kedap asap.
3.8.2.1413.
(b) generator siaga diperkenankan digunakan memasok daya listrik
pencahayaan saf tangga dan ruang antara.
3.8.2.1414.
(6) pintu jalan ke luar dilengkapi akses kontrol yang baru memenuhi butir
3.7.3.2
3.8.2.1415.
3.8.2.1416.
3.8.2.1417.
3.8.2.1418.
3.8.2.1419.
3.8.2.1420. 90
3.8.2.1421.
3.8.2.1422.
3.8.2.1423.
3.16.1.2.
Untuk maksud butir 3.16.1.1, akses eksit hanya ditujukan untuk,
tangga, gang, koridor, ram, eskalator, dan jalur lintasan menuju suatu eksit.
Untuk maksud butir 3.16.1.1, eksit pelepasan hanya ditujukan untuk
tangga, ram, gang, jalur pejalan kaki, dan eskalator yang menuju jalan
umum.
3.8.2.1424.
3.16.1.3.
Pada hal pemeliharaan iluminasi tergantung pada penggantian
dari satu sumber cahaya ke lainnya, penundaan tidak lebih dari 10 detik
diperkenankan.
3.8.2.1425.
3.8.2.1426.
3.8.2.1427.
3.8.2.1428.
3.8.2.1429.
3.8.2.1430.
3.8.2.1431.
3.8.2.1432.
3.8.2.1433.
3.8.2.1434.
3.8.2.1435.
3.8.2.1436.
3.8.2.1437.
3.8.2.1438.
3.8.2.1439.
3.8.2.1440.
3.8.2.1441.
3.16.2.
Pengujian berkala Peralatan Pencahayaan Darurat.
3.8.2.1442.
3.8.2.1443.
Sistem pencahayaan darurat yang disyaratkan harus
diuji sesuai salah satu dari tiga pilihan yang ditawarkan oleh butir 3.16.2.1.,
butir 3.16.2.2 atau butir 3.16.2.3.
3.8.2.1444.
3.16.2.1.
Pengujian
sistem
pencahayaan
darurat
yang
disyaratkan
3.8.2.1447.
3.8.2.1448. 91
3.8.2.1449.
3.8.2.1450.
3.16.2.2
.
Pengujian sistem pencahayaan darurat dilakukan sebagai
berikut :
3.8.2.1451.
(1) pengujian sendiri/diagnostik sendiri peralatan pencahayaan darurat
yang dioperasikan dengan batere, harus tersedia..
3.8.2.1452.
(2) pengujian sendiri/diagnostik sendiri peralatan pencahayaan darurat
yang dioperasikan dengan batere harus secara otomatis
menunjukkan sekurang-kurangnya sekali pada pengujian setiap 30
hari, untuk jangka waktu 30 detik.
3.8.2.1453.
(3) pengujian sendiri/diagnostik sendiri peralatan pencahayaan yang
dioperasikan dengan batere harus dapat menunjukkan kegagalan
pada indikator status.
3.8.2.1454.
(4) inspeksi visual dilakukan pada jangka waktu tidak melebihi 30 hari.
3.8.2.1455.
(5) pengujian fungsi harus dilakukan setiap tahun, selama tidak kurang
dari 1 jam.
(6) pengujian sendiri/diagnostik sendiri dari peralatan pencahayaan
darurat harus beroperasi penuh untuk jangka waktu pengujian 1
jam.
3.8.2.1456.
(7) Rekaman tertulis dari inspeksi visual dan pengujian harus disimpan
oleh pemilik bangunan gedung untuk inspeksi OBS.
3.8.2.1457.
3.16.2.3.
3.8.2.1460.
3.8.2.1461.
3.8.2.1462.
3.8.2.1463.
3.8.2.1464.
3.8.2.1465.
3.8.2.1466.
3.8.2.1467.
3.8.2.1468. 92
3.8.2.1469.
3.8.2.1470.
3.8.2.1471.
3.8.2.1472.
3.8.2.1473.
3.8.2.1474.
3.8.2.1475.
3.8.2.1476.
3.8.2.1477.
3.8.2.1478.
3.8.2.1479.
3.8.2.1480.
3.8.2.1481.
3.8.2.1482.
3.8.2.1483.
3.8.2.1484.
3.8.2.1485.
3.8.2.1486.
3.8.2.1487.
3.8.2.1488.
3.8.2.1489.
3.8.2.1490.
3.8.2.1491.
3.8.2.1492.
3.8.2.1493.
3.8.2.1494.
3.8.2.1495.
3.8.2.1496.
3.8.2.1497.
3.8.2.1498.
3.8.2.1499.
3.8.2.1500.
3.8.2.1501.
3.8.2.1502.
3.8.2.1503.
3.8.2.1504.
3.8.2.1505.
3.8.2.1506.
3.8.2.1507.
3.8.2.1525.
3.8.2.1527.
3.8.2.1508.
3.8.2.1509.
3.8.2.1510.
3.8.2.1511.
3.8.2.1512.
3.8.2.1513.
3.8.2.1514.
3.8.2.1515.
3.8.2.1516.
3.8.2.1517.
3.8.2.1518.
3.8.2.1519.
3.8.2.1520.
3.8.2.1521.
3.8.2.1522.
3.8.2.1523.
3.8.2.1524.
3.8.2.1526.
B AB I V
3.8.2.1528.
PASIF
3.8.2.1529.
3.8.2.1530.
3.8.2.1531.
SISTEMPROTEKSIKEBAKARAN
3.8.2.1532.
-
3.8.2.1533.
3.8.2.1534.
4.7.5.7.
Bukaan untuk saluran pengkondisian udara.
3.8.2.1535.
3.8.2.1536.
Bukaan di penghalang api untuk keperluan saluran
pengkondisian udara atau untuk pergerakan udara harus dilindungi sesuai
ketentuan yang berlaku mengenai saluran udara untuk pengkondisian udara,
ventilasi, dan peralatan terkait.
3.8.2.1537.
3.8.2.1538.
4.8. PARTISI PENGHALANG ASAP.
3.8.2.1539.
4.8.1. Umum.
3.8.2.1540.
3.8.2.1541.
Apabila
dipersyaratkan
dimanapun
di
dalam
persyaratan teknis ini, maka partisi penghalang asap harus dipasang untuk
membatasi penjalaran asap.
3.8.2.1542.
3.8.2.1543.
3.8.2.1544.
3.8.2.1545.
3.8.2.1546.
4.9. PENGHALANG ASAP.
3.8.2.1547.
4.9.1.
Umum.
3.8.2.1548.
3.8.2.1549.
Apabila dipersyaratkan sebagaimana ditentukan pada
bab-bab lain, maka penghalang asap harus disediakan untuk membagibagi ruangan dalam rangka membatasi gerakan asap.
3.8.2.1550.
3.8.2.1551.
3.8.2.1552.
3.8.2.1553.
3.8.2.1554.
3.8.2.1555.
3.8.2.1556.
4.10. ATRIUM.
3.8.2.1557.
3.8.2.1558.
Kecuali dilarang, atrium dibolehkan, asalkan kondisi
berikut dipenuhi :
3.8.2.1559.
(1) Atrium dipisahkan dari ruang yang bersebelahan oleh penghalang api
dengan tingkat ketahanan api tidak kurang dari 1 jam dengan proteksi
bukaan pada dinding koridor, kecuali satu dari berikut dipenuhi :
3.8.2.1560.
(a) Persyaratan pada butir 4.10.(1) tidak diterapkan untuk atrium
yang sudah ada dan telah disetujui sebelumnya.
(b) Sejumlah lantai bangunan gedung dibolehkan membuka langsung
ke atrium tanpa pelindung yang didasarkan pada hasil analisa
keteknikan yang disyaratkan.
3.8.2.1561.
(c) Dinding kaca dan jendela mati diijinkan sebagai pengganti
penghalang api apabila semua berikut ini terpenuhi :
3.8.2.1562.
3.8.2.1563.
3.8.2.1564.
3.8.2.1565.
(i)
(ii)
3.8.2.1568.
3.8.2.1569.
3.8.2.1570.
3.8.2.1571. 123
3.8.2.1572.
3.8.2.1573.
(5) Selain yang sudah ada, atrium yang sebelumnya telah disetujui,
analisa keteknikan dilakukan guna menunjukkan bangunan gedung
telah dirancang untuk menjaga antar muka lapisan asap di atas bukaan
tertinggi yang tidak diproteksi untuk ruangan yang berdampingan, atau
200 cm di atas level lantai tertinggi dari akses eksit yang membuka ke
atrium, untuk jangka waktu sama dengan 1,5 kali waktu jalan ke luar
yang dihitung atau 20 menit, mana yang lebih besar.
3.8.2.1574.
(6) Selain bangunan gedung yang sudah ada dan telah disetujui, apabila
sistem kontrol asap yang sesuai analisa keteknikan dipasang untuk
memenuhi persyaratan, sistem tersebut diaktivasi secara independen
oleh setiap berikut :
3.8.2.1575.
(a) sistem springkler yang disyaratkan.
3.8.2.1576.
(b) kontrol manual yang mudah diakses oleh instansi pemadam
kebakaran.
3.8.2.1577.
3.8.2.1578.
3.8.2.1579.
3.8.2.1580.
3.8.2.1581.
3.8.2.1582.
3.8.2.1583.
3.8.2.1584.
3.8.2.1585.
3.8.2.1586.
3.8.2.1587.
3.8.2.1588.
3.8.2.1589.
3.8.2.1590.
3.8.2.1591.
3.8.2.1592.
3.8.2.1593.
3.8.2.1594.
3.8.2.1595.
3.8.2.1596.
3.8.2.1597.
3.8.2.1598.
3.8.2.1599.
3.8.2.1600.
3.8.2.1601.
3.8.2.1602.
3.8.2.1603.
3.8.2.1604.
3.8.2.1605.
3.8.2.1606.
3.8.2.1607.
3.8.2.1608. 124
3.8.2.1610.
3.8.2.1612.
3.8.2.1613.
NAKTIF
3.8.2.1614.
3.8.2.1615.
3.8.2.1616.
3.8.2.1609.
3.8.2.1611.
B AB V
SISTEMPROREKSIKEBAKARA
5.1. UMUM.
3.8.2.1617.
3.8.2.1618.
3.8.2.1619.
5.2.1. Umum.
3.8.2.1620.
3.8.2.1621.
Perancangan dan pemasangan sistem pipa tegak harus
sesuai dengan SNI 03-1745-2000, atau edisi terbaru, Tata Cara
Perencanaan dan Pemasangan Sistem Pipa Tegak dan Slang Untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan gedung.
3.8.2.1622.
5.3. SISTEM SPRINGKLER OTOMATIK.
3.8.2.1623.
3.8.2.1624.
5.3.1. Umum.
5.3.1.1.
Springkler otomatik harus dipasang dan sepenuhnya siap
beroperasi dalam jenis hunian yang dimaksud dalam persyaratan teknis ini
atau dalam persyaratan teknis/ standar yang dirujuk.
3.8.2.1625.
5.3.1.2.
Pemasangan harus sesuai dengan SNI 03-3989-2000, atau edisi
terbaru.. Standar Instalasi Springkler untuk Hunian Residential sampai
2
untuk Rumah Tinggal Satu atau Dua Keluarga dan Rumah Fabrikasi ,
seperti ditetapkan.
3.8.2.1626.
5.3.1.3.
Sistem yang sudah ada harus sesuai dengan ketentuan yang
berlaku untuk hunian yang sudah ada dan gedung yang sudah ada yang
dihuni pada waktu adopsi persyaratan teknis ini.
3.8.2.1627.
5.3.1.4.
Perpipaan springkler yang melayani tidak lebih dari enam
springkler untuk setiap daerah berbahaya terisolasi harus diizinkan untuk
disambung langsung ke pasokan air bersih Sistem Plambing yang memiliki
kapasitas cukup untuk menyediakan air 6,1 mm/menit untuk seluruh daerah
yang terisolasi tersebut. Sebuah katup penutup dengan indikator, diawasi
sesuai butir 5.3.1.7 atau ketentuan SNI 03-3989-2000, atau edisi terbaru,
harus dipasang dalam suatu lokasi yang terlihat, mudah dicapai, di antara
springkler dan sambungan ke sistem pasokan air bersih Sistem Plambing.
3.8.2.1628.
5.3.1.5.
Dalam daerah yang dilindungi dengan springkler otomatik, tidak
diperlukan peralatan deteksi panas yang disyaratkan oleh bagian lain
persyaratan teknis ini.
3.8.2.1629.
1
2
3
NFPA 25
NFPA 13R
NFPA 13D
3.8.2.1630.
3.8.2.1631. 128
3.8.2.1632.
3.8.2.1633.
3.8.2.1634.
5.3.1.6.
Sistem springkler otomatik yang dipasang dengan menggunakan
cara lain yang diizinkan oleh persyaratan teknis ini harus dianggap sebagai
sistem yang disyaratkan dan harus memenuhi ketentuan persyaratan teknis
ini yang berlaku untuk sistem yang diwajibkan.
3.8.2.1635.
3.8.2.1636.
5.3.2.6.5
Proteksi Kebakaran.
3.8.2.1637.
3.8.2.1638.
Setiap panggung harus dilindungi dengan suatu sistem
springkler otomatik yang disetujui OBS sesuai dengan persyaratan butir
5.3.
3.8.2.1639.
3.8.2.1640.
3.8.2.1641.
3.8.2.1642. 136
3.8.2.1643.
3.8.2.1644.
3.8.2.1645.
5.3.2.19.
3.8.2.1646.
3.8.2.1647.
5.3.2.19.1
3.8.2.1648.
5.3.2.24. Gedung Bertingkat Tinggi.
3.8.2.1649.
3.8.2.1652.
3.8.2.1653.
5.3.2.24.2.1
Setiap pemilik gedung harus membuat surat
persetujuan akan mematuhi ketentuan ini dalam waktu 180 hari sejak
menerima pemberitahuan, atas persetujuan OBS.
3.8.2.1654.
5.3.2.24.2.2
OBS harus mengkaji (review) dan menjawab kemauan
pemilik untuk mematuhi ketentuan ini, dalam waktu 60 hari sejak surat
persetujuan pemilik diterima.
3.8.2.1655.
5.3.2.24.2.3
Seluruh gedung harus disyaratkan untuk diproteksi
dengan sistem springkler otomatik yang disetujui, dalam waktu 12
tahun secara bertahap sejak persyaratan teknis ini diberlakukan.
3.8.2.1656.
3.8.2.1657.
3.8.2.1658.
3.8.2.1659.
3.8.2.1660.
3.8.2.1661. 153
3.8.2.1662.
3.8.2.1663.
3.8.2.1664.
3.8.2.1665.
3.8.2.1666. 156
3.8.2.1667.
3.8.2.1668.
3.8.2.1669.
3.8.2.1670.
5.3.3.6.
Gedung.
3.8.2.1671.
3.8.2.1672.
Setiap tahun, dikaitkan dengan suhu udara yang dingin,
gedung dengan sistem pipa basah, harus diperiksa untuk memastikan
bahwa jendela, kaca langit (skylight), pintu, ventilator, bukaan atau
penutupan lainnya, ruang buntu, loteng yang tidak digunakan, menara
tangga, bangunan gedung atap, dan ruang rendah di bawah gedung, tidak
mengakibatkan pipa springkler yang berisi air menjadi beku dan untuk
memastikan bahwa terdapat cukup panas dengan minimum temperatur
4,4C.
3.8.2.1673.
3.8.2.1674.
5.3.3.7 Springkler Cadangan.
3.8.2.1675.
3.8.2.1676.
5.3.3.7.1 Sejumlah springkler cadangan (tidak kurang dari enam)
harus selalu tersedia dalam bangunan gedung (on the premises) sehingga
setiap springkler yang telah bekerja atau yang rusak dapat segera diganti.
3.8.2.1677.
3.8.2.1680.
5.3.3.7.2
3.8.2.1684.
3.8.2.1685.
3.8.2.1686.
3.8.2.1687.
3.8.2.1688.
3.8.2.1689. 157
3.8.2.1690.
3.8.2.1691.
5.3.3.8.
3.8.2.1692.
5.3.3.8.1
Springkler yang dapat terkena akumulasi semprotan yang
kelebihan harus dilindungi dengan kantung plastik dengan tebal maksimum
0,076 mm (0,003 inch) atau harus dilindungi dengan kantung kertas kecil.
3.8.2.1693.
5.3.3.8.2
Tutup pelindung tersebut harus diganti kalau sisa semprotan
sudah cukup terakumulasi.
3.8.2.1694.
5.3.3.9.
3.8.2.1701.
3.8.2.1702.
5.3.3.11.1 Selama musim panas (nonfreezing weather), sistem
pipa kering diizinkan tetap basah apabila satu-satunya pilihan lainnya
adalah menghentikan sistem dari fungsinya sambil menunggu komponen
pengganti atau selama dalam perbaikan.
3.8.2.1703.
3.8.2.1705.
5.3.3.12.
Pengujian Instalasi dan Serah terima.
3.8.2.1706.
3.8.2.1707.
Apabila pemeliharaan atau perbaikan menuntut
penggantian komponen dalam sistem springkler yang berdampak kepada
lebih dari 20 springkler, maka komponen tersebut harus dipasang dan diuji
sesuai dengan ketentuan dalam SNI 03-3989-2000.
3.8.2.1708.
3.8.2.1709.
3.8.2.1710.
3.8.2.1711.
3.8.2.1712.
3.8.2.1713.
3.8.2.1714.
3.8.2.1715.
3.8.2.1716. 158
3.8.2.1717.
3.8.2.1718.
3.8.2.1719.
5.3.4.
3.8.2.1720.
5.3.4.1.
Umum.
3.8.2.1721.
3.8.2.1722.
Ketentuan dalam sub-pasal ini memberikan persyaratan
minimum untuk mengatasi terjaninya kerusakan pada sistem proteksi
kebakaran ber-basis air. Langkah pengaman harus diambil selama
terjadinya kerusakan (impairment) untuk memastikan bahwa pertambahan
risiko telah diminimalkan dan bahwa lamanya terjadi kerusakan dibatasi.
3.8.2.1723.
5.3.4.2.
Koordinator Kerusakan.
3.8.2.1724.
5.3.4.2.1
Pemilik/pengelola
koordinator
kerusakan
gedung
harus
(Impairments
tidak
ada
menugaskan
coordinator)
petugas
yang
untuk
seorang
memenuhi
ditunjuk,
maka
3.8.2.1727.
3.8.2.1728.
5.3.4.3. Sistem Label Kerusakan.
3.8.2.1729.
5.3.4.3.1
suatu
sistem,
atau
bagian
dari
sistem,
telah
dihentikan
3.8.2.1733.
operasinya.
3.8.2.1734.
5.3.4.3.4.2 Peralatan yang rusak meliputi tetapi tidak terbatas pada yang
berikut ini:
3.8.2.1735.
(1) Sistem springkler
3.8.2.1736.
(2) Sistem pipa tegak
3.8.2.1737.
(3) Sistem slang kebakaran
3.8.2.1738.
(4) Pipa utama bawah tanah untuk pemadaman kebakaran
3.8.2.1739.
(5) Pompa pemadam kebakaran
3.8.2.1740.
(6) Tangki cadangan air pemadam kebakaran
3.8.2.1741.
3.8.2.1742. 159
3.8.2.1743.
3.8.2.1744.
3.8.2.1748.
5.3.4.3.5.1 Semua
prarencana
perbaikan
kerusakan
(preplanned
3.8.2.1755.
(4) Pemberitahuan ke Instansi Pemadam Kebakaran telah diberitahu.
3.8.2.1756.
(5) Pemberitahuan ke perusahaan asuransi, perusahaan pengelola
sitem alarm, pemilik/pengelola gedung, dan OBS lainnya.
(6) Pemberitahuan ke pengawas wilayah (area supervisor) yang
terimbas.
3.8.2.1757.
(7) Memastikan bahwa sistem label kerusakan telah diimplementasikan.
3.8.2.1758.
(8) Memastikan bahwa semua peralatan dan bahan yang diperlukan
telah disiapkan di lokasi terjadinya kerusakan.
3.8.2.1759.
5.3.4.3.6 Kerusakan Darurat.
3.8.2.1760.
3.8.2.1761.
3.8.2.1762. 160
3.8.2.1763.
3.8.2.1764.
3.8.2.1765.
3.8.2.1767.
3.8.2.1774.
5.4. POMPA PEMADAM KEBAKARAN.
3.8.2.1775.
3.8.2.1776.
5.4.1. Umum.
5.4.1.1.
Bila disediakan, pompa pemadam kebakaran harus dipasang
memenuhi SNI 03-6570-2001, Instalasi pompa yang dipasang tetap untuk
proteksi kebakaran, atau edisi terbaru dan butir 5.4.
3.8.2.1777.
3.8.2.1778.
9
10
NFPA 24
NFPA 1124
3.8.2.1779.
3.8.2.1780. 169
3.8.2.1781.
3.8.2.1782.
3.8.2.1783.
3.8.2.1784.
3.8.2.1785.
3.8.2.1786.
5.6.1.2* Di mana disyaratkan.
3.8.2.1787.
3.8.2.1788.
Alat pemadam api harus disediakan di mana
disyaratkan oleh Persyaratan Teknis ini sebagaimana ditentukan dalam tabel
5.6.1.2 dan kode dan standar yang diacu.
3.8.2.1789.
3.8.2.1790.
5.6.2. Klasifikasi, Daya Padam (Rating) dan Kinerja Alat Pemadam Api Ringan.
5.6.2.1.
APAR digunakan untuk memenuhi persyaratan 5.6.2 harus
terdaftar dan diberi label dan harus memenuhi atau melebihi semua
persyaratan yang berlaku.
3.8.2.1791.
3.8.2.1792. Tabel 5.6.1.2 Alat Pemadam Api Ringan Disyaratkan.
3.8.2.1793.
3.8.2.1794.
Penggunaan
3.8.2.1795.
3.8.2.1796.
hunian
Hunian perawatan kesehatan
ambulatori
3.8.2.1798.
3.8.2.1800.
3.8.2.1802.
3.8.2.1804.
3.8.2.1806.
Ya
Hunian apartemen, rumah susun a)
Hunian pertemuan. b)
Hunian bisnis
Hunian perawatan harian
Hunian rumah tahanan dal Lembaga
pemasyarakatan.c,d)
3.8.2.1808.
3.8.2.1810.
3.8.2.1812.
3.8.2.1814.
3.8.2.1816.
3.8.2.1818.
3.8.2.1820.
Disyaratkan
3.8.2.1797.
Hunian pendidikan
Hunian pelayanan kesehatan.
Hunian hotel dan asrama.
Hunian industri.
Hunian wisma, rumah singgah.
Hunian perdagangan.
Hunian dengan struktur khusus.
3.8.2.1799.
Ya
3.8.2.1801.
Ya
3.8.2.1803.
Ya
3.8.2.1805.
Ya
3.8.2.1807.
Ya
3.8.2.1809.
Ya
3.8.2.1811.
Ya
3.8.2.1813.
Ya
3.8.2.1815.
Ya
3.8.2.1817.
Ya
3.8.2.1819.
Ya
3.8.2.1821.
Ya
3.8.2.1822.
keluarga.
3.8.2.1823.
Tidak
3.8.2.1824.
3.8.2.1826.
3.8.2.1828.
a)
3.8.2.1825.
Ya
3.8.2.1827.
Ya
APAR diizinkan untuk diletakkan pada lokasi bagian luar atau lokasi bagian dalam
sehingga semua bagian dalam bangunan gedung pada jarak lintasan 23 m ke unit
3.8.2.1829.
pemadam api.
b)
Apabila
3.8.2.1830.
c)
3.8.2.1831.
3.8.2.1832. 170
3.8.2.1833.
3.8.2.1834.
3.8.2.1835.
d)
APAR
3.8.2.1836.
e)
Di daerah gudang apabila isi utamanya forklift, truk industri bertenaga, atau operator
kereta, maka APAR yang dipasang tetap, seperti ditentukan dalam ketentuan yang
berlaku, tidak dibutuhkan apabila :
3.8.2.1837.
(1)
3.8.2.1838.
(2)
3.8.2.1839.
(3)
3.8.2.1840.
(4)
3.8.2.1841.
(5)
3.8.2.1842.
5.6.2.2.
Identifikasi dari organisasi yang melakukan pendaftaran/pengujian
dan pemberian label, pengujian api, dan standar unjuk kerja yang menjadi
acuan bagi APAR memenuhi atau melebihi harus jelas ditandai pada setiap
APAR.
3.8.2.1843.
3.8.2.1844.
5.6.2.3. Organisasi yang menyusun daftar alat pemadam api yang
digunakan untuk memenuhi persyaratan butir 5.6.2, harus mempergunakan
program sertifikasi pihak ketiga untuk alat pemadam api yang memenuhi
atau melebihi standar yang berlaku.
3.8.2.1845.
3.8.2.1846.
3.8.2.1847.
5.6.2.4.
3.8.2.1848.
3.8.2.1849.
3.8.2.1855.
3.8.2.1856. 171
3.8.2.1858.
3.8.2.1857.
3.8.2.1859.
(1) Asam Soda.
3.8.2.1860.
(2) Busa kimia (tidak termasuk bahan pembentuk film/lapisan).
3.8.2.1861.
(3) Cairan yang menguap (contoh carbon tetrachlorida).
3.8.2.1862.
(4) Air yang dioperasikan dalam cartridge.
3.8.2.1863.
(5) Tabung Tembaga atau perunggu (tidak termasuk tangki pompa) yang
disambungkan dengan patri atau paku keling.
3.8.2.1864.
(6) Alat pemadam Carbon dioksida dengan corong metal.
3.8.2.1865.
(7) alat pemadam AFFF (cartridge kertas) jenis isi padat
3.8.2.1866.
5.6.3.5.
Lemari tempat APAR harus tidak dikunci, kecuali bila APAR tersebut
menjadi sasaran perbuatan jahat dan lemari termasuk sebagai sarana akses
darurat.
3.8.2.1867.
3.8.2.1868. Lemari yang berisi APAR tidak diperkenankan dikunci, kecuali jika
APAR yang ada di dalam lemari tersebut dapat digunakan untuk perbuatan
jahat, dan di dalam lemari tersebut tersimpan peralatan untuk akses
keadaan darurat.
3.8.2.1869.
5.6.3.6.
APAR harus tampak jelas dan tidak terhalangi. Dalam ruangan
yang besar, dan dalam lokasi tertentu terdapat penghalang visual yang tidak
dapat dihindari maka harus disediakan sarana untuk menunjukkan lokasi
APAR tersebut.
3.8.2.1870.
5.6.3.7.
APAR selain jenis APAR beroda harus dipasang kokoh pada
penggantung, atau pengikat buatan manufaktur APAR, atau pengikat yang
terdaftar yang disetujui untuk tujuan tersebut, atau ditempatkan dalam lemari
atau dinding yang konstruksinya masuk ke dalam. APAR beroda harus
diletakkan di lokasi yang telah ditentukan.
3.8.2.1871.
5.6.3.8.
APAR yang dipasang pada kondisi pemasangan yang rentan
tercabut harus dilengkapi dengan sabuk pengikat yang dirancang secara
khusus.
3.8.2.1872.
5.6.3.9.
3.8.2.1874.
3.8.2.1875.
3.8.2.1876.
3.8.2.1877.
3.8.2.1878.
3.8.2.1879.
3.8.2.1880. 172
3.8.2.1881.
3.8.2.1882.
3.8.2.1883.
5.6.3.11.
Instruksi pengoperasian harus ditempatkan pada bagian depan
dari APAR dan harus terlihat jelas. Label sistem identifikasi bahan
berbahaya, label pemeliharaan enam tahun, label uji hidrostatik, atau label
lain harus tidak boleh ditempatkan pada bagian depan dari APAR atau
ditempelkan pada
3.8.2.1884.
3.8.2.1885.
3.8.2.1886.
5.6.3.12.
Alat pemadam api yang dipasang dalam lemari atau dinding yang
masuk ke dalam, harus ditempatkan sedemikian sehingga label instruksi
pengoperasian APAR menghadap ke arah luar. Lokasi APAR tersebut
harus bertanda jelas.
3.8.2.1887.
5.6.3.13.
Apabila APAR dipasang dalam lemari tertutup yang terekspos ke
temperatur tinggi, lemari tersebut harus dilengkapi dengan bukaan dan
lubang buangan yang berkawat kasa.
3.8.2.1888.
5.6.3.14.
APAR harus tidak terekspos ke temperatur di luar rentang
temperatur yang tercantum pada label APAR.
3.8.2.1889.
5.6.3.15.
APAR yang berisi hanya air biasa, hanya dapat diproteksi
0
3.8.2.1891.
3.8.2.1897.
3.8.2.1898. 173
3.8.2.1899.
3.8.2.1900.
(6) Nama Manufaktur atau nama agennya, alamat surat dan nomor
telepon.
5.6.5. Pemilihan APAR.
3.8.2.1901.
5.6.5.1.
Persyaratan Umum.
3.8.2.1902.
(1) Pemilihan APAR untuk situasi yang diberikan harus ditentukan oleh
karakter kebakaran yang diantisipasi, konstruksi dan hunian dari harta
benda individual, kendaraan, atau bahaya yang akan diproteksi, kondisi
temperatur udara luar (ambient), dan faktor faktor lainnya. Jumlah,
ukuran, penempatan, dan pembatasan penggunaan APAR yang
disyaratkan, harus memenuhi persyaratan butir 5.6.6.
3.8.2.1903.
(2) Penggunaan APAR jenis halogen harus dibatasi pada penggunaan
yang memerlukan bahan bersih (clean agent) untuk memadamkan api
secara efisien tanpa merusak peralatan atau daerah yang diproteksi,
atau di mana penggunaan bahan pengganti jenis halogen tersebut
dapat menimbulkan bahaya terhadap penghuni di daerah itu.
3.8.2.1904.
5.6.5.2.
Pemilihan Bahaya.
3.8.2.1905.
5.6.5.2.1.
APAR untuk proteksi bahaya kelas A harus dipilih dari jenis yang
secara khusus terdaftar dan terlabelisasi untuk penggunaan pada
kebakaran kelas A. (Untuk alat pemadam jenis halon, lihat butir 5.6.5.1.
3.8.2.1906.
5.6.5.2.2
APAR untuk proteksi bahaya kelas B harus dipilih dari jenis yang
secara khusus terdaftar dan terlabelisasi untuk penggunaan pada
kebakaran kelas B. (Untuk alat pemadam jenis halon, lihat butir 5.6.5.1.
3.8.2.1907.
5.6.5.2.3
APAR untuk proteksi bahaya kelas C harus dipilih dari jenis yang
secara khusus terdaftar dan terlabelisasi untuk penggunaan pada
kebakaran kelas C. (Untuk APAR jenis halon, lihat butir 5.6.5.1.
3.8.2.1908.
5.6.5.2.4
APAR dan bahan pemadam untuk proteksi bahaya kelas D harus
dari jenis yang secara khusus terdaftar dan terlabelisasi untuk
penggunaan pada bahaya kebakaran khusus metal yang mudah terbakar.
3.8.2.1909.
5.6.5.2.5
APAR untuk proteksi bahaya kelas K harus dipilih dari jenis yang
secara khusus terdaftar dan terlabelisasi untuk penggunaan pada
kebakaran kelas K.
3.8.2.1910.
5.6.5.3.
untuk memasak.
3.8.2.1911.
5.6.5.3.1
menggunakan media masak mudah terbakar (nabati atau minyak binatang dan
lemak) harus terdaftar dan terlabelisasi untuk kebakaran kelas K.
3.8.2.1912.
3.8.2.1913.
3.8.2.1914. 174
3.8.2.1915.
3.8.2.1916.
3.8.2.1917.
5.6.5.3.2
Plakat harus ditempatkan menyolok mata dekat dengan APAR
yang menyatakan bahwa sistem proteksi kebakaran harus diaktifkan
sebelum menggunakan APAR.
3.8.2.1918.
5.6.5.3.3
APAR yang masih ada bukan terdaftar sebagai kelas K yang
dipasang untuk proteksi bahaya kebakaran kelas K, harus diganti dengan
alat pemadam kelas K terdaftar, pada saat alat pemadam bukan terdaftar
tersebut (misalnya kimia kering) jatuh tempo untuk pemeliharaan 6 tahun.
3.8.2.1919.
3.8.2.1920.
5.6.6.
Distribusi APAR.
3.8.2.1921.
3.8.2.1922.
5.6.6.1. Persyaratan Umum.
3.8.2.1923.
5.6.6.1.1
kebakaran kelas A.
3.8.2.1926.
5.6.6.1.2.2 Untuk proteksi terhadap bahaya hunian harus disediakan dengan
APAR yang sesuai untuk potensi kebakaran kebakaran kelas A, B, C, D
atau K yang mungkin ada.
3.8.2.1927.
5.6.6.1.2.3 APAR yang disediakan untuk memproteksi bangunan gedung
dapat juga dipertimbangkan untuk proteksi hunian yang mempunyai
potensi kebakaran kelas A.
3.8.2.1928.
5.6.6.1.2.4 Bangunan gedung yang mempunyai bahaya kebakaran hunian
untuk kebakaran kelas B atau kelas C, atau keduanya, harus
mempunyai standar pelengkap alat pemadam api kelas A untuk proteksi
bangunan gedung plus penambahan APAR kelas B atau kelas C, atau
keduanya. Apabila APAR mempunyai lebih dari satu huruf klasifikasi
(seperti 2A;20-B;C), maka dapat dianggap memenuhi persyaratan untuk
setiap kelas kebakaran.
3.8.2.1929.
5.6.6.1.3
Ruangan atau daerah secara umum harus diklasifikasi sebagai
bahaya kebakaran ringan, bahaya kebakaran sedang atau bahaya
kebakaran berat. Daerah terbatas yang lebih besar atau lebih kecil
bahayanya harus dilindungi seperti yang disyaratkan.
3.8.2.1930.
5.6.6.1.4
Pada setiap lapis lantai, daerah yang diproteksi dan jarak tempuh
harus didasarkan pada APAR yang dipasang sesuai dengan tabel 5.6.6.2.1
dan tabel 5.6.6.3.1.
3.8.2.1931.
3.8.2.1932.
3.8.2.1933.
3.8.2.1934. 175
3.8.2.1935.
3.8.2.1936.
3.8.2.1937.
3.8.2.1938. Tabel 5.6.6.2.1
3.8.2.1939.
3.8.2.1940. Ukuran APAR dan penempatannya untuk bahaya kebakaran
kelas A
3.8.2.1941.
3.8.2.1943.
Hunian
3.8.2.1942.
3.8.2.1947.
riteria
3.8.2.1948.
bahaya
kebakaran
3.8.2.1963.
3.8.2.1962.
ringan
3.8.2.1967.
Daya padam
minimum APAR tunggal
3.8.2.1968.
3.8.2.1972.
3.8.2.1973.
Luas lantai
maksimum per unit A.
3.8.2.1977.
Luas lantai
maksimum untuk APAR.
3.8.2.1982.
Jarak tempuh
maksimum
ke APAR
3.8.2.1987.
Hunian
Hunian
3.8.2 .1946.
bahaya
bahaya
3.8.2 .1951.
kebakar
an
kebakar
an
3.8.2.1949. 3.8.2.1950.
3.8.2.1954. 3.8.2.1955.
3.8.2 .1956.
3.8.2.1953.
3.8.2.1957.
3.8.2.1944. 3.8.2.1945.
2-A*
278 m2
3.8.2.1978.
2 2
100 m *
3.8.2.1983.
23 m
3.8.2 .1961.
3.8.2.1964. 3.8.2.1965.
sedang
berat
3.8.2 .1966.
3.8.2.1969. 3.8.2.1970.
4-A*1
2-A*
3.8.2 .1971.
3.8.2.1974. 3.8.2.1975.
139 m2
93 ft2
3.8.2 .1976.
3.8.2.1979. 3.8.2.1980.
100 m2
*2
100 m2
*2
3.8.2 .1981.
3.8.2.1984. 3.8.2.1985.
23 m
23 m
3.8.2 .1986.
Sampai dengan 2 APAR jenis air, setiap kemampuan 1-A, dapat digunakan untuk memenuhi
persyaratan kemampuan satu APAR 2-A.
3.8.2.1988. 3.8.2.1992.
*1
3.8.2.1989. 3.8.2.1993.
3.8.2.1994. Ukuran minimal APAR untuk bahaya kebakaran terdaftar harus
3.8.2.1990.
disediakan dengan dasar tabel 5.6.6.2.1. APAR harus ditempatkan sehingga jarak
3.8.2.1991.
*2
tempuh maksimumnya tidak melebihi seperti ditentukan dalam tabel yang dipakai.
3.8.2.1995.
3.8.2.1996.
5.6.6.2. Ukuran APAR dan penempatannya untuk bahaya
kebakaran kelas A
3.8.2.1997.
5.6.6.2.1
Ukuran minimal APAR untuk bahaya kebakaran terdaftar yang
berkualitas harus disediakan berdasarkan tabel 5.6.6.2.1, kecuali bila
dimodifikasi oleh butir 5.6.6.2.2. APAR harus diletakkan sehingga jarak
tempuh maksimum tidak melebihi yang ditentukan dalam tabel 5.6.6.2.1,
kecuali dimodifikasi oleh butir 5.6.6.2.2.
3.8.2.1998.
3.8.2.1999.
APAR tertentu yang lebih kecil, yang diisi dengan
bahan kimia kering jenis serba guna atau jenis halogen terklasifikasi
memiliki pemadaman kebakaran kelas B dan C, tetapi tidak cukup efektif
untuk memperoleh kemampuan minimum 1-A, meskipun memiliki
kemampuan memadamkan kebakaran kecil kelas A, harus tidak boleh
digunakan untuk memenuhi persyaratan 5.6.6.2.1.
3.8.2.2000.
5.6.6.2.2
Sampai dengan separuh dari perlengkapan APAR seperti yang
ditetapkan di tabel 5.6.6.2.1 diizinkan untuk digantikan oleh stasiun slang
40 mm (1 inci) yang ditempatkan secara merata untuk digunakan oleh
penghuni bangunan gedung.
3.8.2.2001.
3.8.2.2002.
Apabila stasiun slang disediakan, maka harus
memenuhi SNI 03-1745-2000, atau edisi yang terbaru. Lokasi stasiun
slang dan penempatan dari APAR harus sedemikian sehingga stasiun
slang tersebut tidak menggantikan lebih dari satu APAR yang lain.
3.8.2.2003.
3.8.2.2004.
3.8.2.2005.
3.8.2.2006. 176
3.8.2.2007.
3.8.2.2008.
3.8.2.2009.
5.6.6.2.3
Apabila luas lantai bangunan gedung kurang dari yang ditentukan
dalam tabel 5.6.6.2.1, sekurang-kurangnya satu APAR berukuran minimum
harus disediakan .
3.8.2.2010.
5.6.6.2.4
Persyaratan proteksi harus diizinkan untuk dipenuhi dengan
APAR dengan daya padam yang lebih tinggi, asalkan jarak tempuh ke
APAR yang lebih besar tidak melebihi 23 m.
3.8.2.2011.
5.6.6.3.
3.8.2.2012.
5.6.6.3.1
3.8.2.2013.
3.8.2.2014.
3.8.2.2015.
3.8.2.2019.
3.8.2.2021.
3.8.2.2020.
Jen
is bahaya
3.8.2.2028. keb
akaran
3.8.2.2036.
3.8.2.2040.
Re
ndah
3.8.2.2041.
5-
3.8.2.2045.
10
-B
3.8.2.2048.
3.8.2.2052.
Se
dang
3.8.2.2053.
10
-B
3.8.2.2057.
20
-B
3.8.2.2060.
3.8.2.2064.
Ber
at (Ekstra)
3.8.2.2072.
3.8.2.2076.
3.8.2.2077.
3.8.2.2078.
D
asar
Kemampuan
3.8.2.2025. mi
nimum alat
3.8.2.2033. pe
madam
3.8.2.2065.
40
-B
3.8.2.2069.
-B
80
3.8.2.2022.
Jarak
lintasan maksimum
3.8.2.2026. untuk alat
pemadam
3.8 .2.2023.
3.8 .2.2027.
3.8 .2.2031.
3.8 .2.2035.
3.8.2.2034.
3.8.2.2042.
3.8 .2.2039.
3.8 .2.2043.
3.8 .2.2047.
3.8.2.2046.
3.8.2.2054.
15
9
3.8 .2.2051.
3.8 .2.2055.
3.8 .2.2059.
3.8.2.2058.
3.8.2.2066.
15
9
3.8 .2.2063.
3.8 .2.2067.
3.8 .2.2071.
3.8.2.2070.
15
3.8 .2.2075.
Catatan :
(1)
3.8.2.2081.
dengan dasar tabel 5.6.6.3.1. APAR harus ditempatkan sehingga jarak tempuh
maksimumnya tidak melebihi seperti ditentukan dalam tabel yang dipakai.
3.8.2.2082.
3.8.2.2083.
(3)
untuk bahaya kebakaran terdaftar harus disediakan dengan dasar tabel 5.6.6.3.1. APAR
harus ditempatkan sehingga jarak tempuh maksimumnya tidak melebihi seperti ditentukan
dalam tabel yang dipakai.
3.8.2.2084.
3.8.2.2085. APAR dengan kemampuan lebih kecil, dimaksudkan untuk
bahaya kebakaran khusus yang kecil di dalam daerah bahaya umum, boleh
dipasang tetapi tidak harus memenuhi persyaratan dalam tabel 5.6.6.3.1.
3.8.2.2086.
3.8.2.2087. 177
3.8.2.2088.
3.8.2.2089.
5.6.6.3.2 Sampai dengan tiga APAR jenis AFFF atau FFFP yang
mempunyai kapasitas sekurang-kurangnya 9 liter (2 gallon) diizinkan
untuk digunakan memenuhi persyaratan bahaya kebakaran berat.
3.8.2.2090.
5.6.6.3.3 Dua APAR jenis AFFF arau FFFP yang mempunyai kapasitas
sekurang-kurangnya 6 liter (1 gallon) diizinkan untuk digunakan
memenuhi persyaratan bahaya kebakaran sedang.
3.8.2.2091.
5.6.6.3.4 Dua atau lebih APAR berkemampuan lebih rendah tidak
digunakan untuk memenuhi persyaratan proteksi dari tabel 5.6.6.3.1,
kecuali diizinkan sesuai butir 5.6.6.3.2 dan butir 5.6.6.3.3.
3.8.2.2092.
5.6.6.3.5 Persyaratan proteksi harus diizinkan untuk dipenuhi dengan
APAR berkemampuan lebih tinggi, asalkan jarak tempuh ke APAR yang
lebih besar tidak melebihi 15 m (50 ft).
3.8.2.2093.
3.8.2.2094.
5.6.6.4. Ukuran dan Penempatan APAR untuk Kebakaran
Kelas B pada Cairan Mudah Menyala dengan Kedalaman Cukup.
3.8.2.2095.
3.8.2.2099.
3.8.2.2100.
3.8.2.2101.
3.8.2.2102.
3.8.2.2103.
3.8.2.2104. 178
3.8.2.2106.
3.8.2.2107.
3.8.2.2108.
3.8.2.2109.
3.8.2.2105.
3.8.2.2110.
5.6.6.5.
Ukuran dan Penempatan APAR untuk Bahaya Kebakaran
Kelas C
3.8.2.2111.
3.8.2.2112.
APAR kelas C harus disyaratkan apabila ada peralatan
listrik bermuatan. Persyaratan ini berlaku untuk situasi apabila terjadi
kebakaran baik langsung atau sekeliling peralatan listrik. Karena
kebakarannya sendiri adalah bahaya kebakaran kelas A atau kelas B,
maka APAR harus ditentukan ukurannya dan ditempatkan untuk
mengantisipasi bahaya kebakaran kelas A atau B.
3.8.2.2113.
5.6.6.6.
Ukuran dan Penempatan APAR untuk bahaya kebakaran
kelas D.
3.8.2.2114.
3.8.2.2118.
5.6.6.7.
Ukuran dan penempatan APAR untuk kebakaran kelas K.
3.8.2.2119.
3.8.2.2121.
5.6.6.8.
Pemeriksaan, Pemeliharaan dan Pengisian Ulang.
3.8.2.2122.
5.6.6.8.1 Umum.
3.8.2.2123.
5.6.6.8.1.1 Pemilik atau wakil yang ditunjuk atau penghuni bangunan gedung
yang di dalamnya di pasang APAR harus bertanggung jawab untuk
pelaksanaan inspeksi, pemeliharaan dan pengisian ulang.
3.8.2.2124.
3.8.2.2125.
3.8.2.2126. 179
3.8.2.2127.
3.8.2.2128.
3.8.2.2132.
keduanya
3.8.2.2133.
5.6.6.8.2 Inspeksi.
3.8.2.2134.
5.6.6.8.2.1 Frekuensi.
3.8.2.2135.
3.8.2.2136.
APAR harus diinspeksi sejak awal ditempatkan dan
difungsikan dan selanjutnya pada setiap interval waktu kira-kira 30 hari.
APAR harus diinspeksi secara manual atau dimonitor secara elektronik,
pada interval waktu yang lebih jika keadaan membutuhkan.
3.8.2.2137.
5.6.6.8.2.2 Inspeksi kearsipan.
3.8.2.2138.
5.6.6.8.2.2.1
arsip dari semua APAR yang diperiksa, termasuk tindakan korektif yang
dilakukan.
3.8.2.2139.
5.6.6.8.2.2.2
Sekurang-kurangnya
sebulan
sekali
pemeriksaan
3.8.2.2141.
5.6.6.8.3 Pemeliharaan.
3.8.2.2142.
5.6.6.8.3.1 Frekuensi
3.8.2.2143.
3.8.2.2144.
Terhadap APAR harus dilakukan pemeliharaan pada
jangka waktu tidak lebih dari 1 tahun, pada waktu pengujian hidrostatik,
atau jika secara khusus ditunjukkan melalui inspeksi atau pemberitahuan
elektronik.
3.8.2.2145.
5.6.6.8.3.2 APAR yang dikeluarkan dari tempatnya untuk pemeliharaan atau
pengisian ulang harus diganti dengan APAR yang sesuai untuk jenis
bahaya kebakaran yang akan diproteksi dan sekurang-kurangnya
memiliki kemampuan daya padam yang sama.
3.8.2.2146.
5.6.6.8.3.3 Arsip Pemeliharaan.
3.8.2.2147.
3.8.2.2148.
Setiap APAR harus mempunyai kartu atau label yang
dilekatkan dengan kokoh yang menunjukkan bulan dan tahun
3.8.2.2149.
3.8.2.2150.
3.8.2.2151.
3.8.2.2152. 180
3.8.2.2153.
3.8.2.2154.
3.8.2.2155.
3.8.2.2159.
3.8.2.2160.
5.6.6.8.5.1
3.8.2.2161.
3.8.2.2162.
5.6.6.8.5.2.1
3.8.2.2164.
3.8.2.2166.
3.8.2.2167.
5.6.6.8.5.2
3.8.2.2168.
5.6.6.8.5.3.1
Tangki pompa tidak harus disyaratkan untuk memenuhi
butir 5.6.6.8.5.3.
3.8.2.2169.
5.6.6.8.5.3.2
APAR yang tidak dapat diisi ulang selain jenis halogen
tidak disyaratkan untuk memenuhi butir 5.6.6.8.5.3 tetapi harus
dikeluarkan isinya dan dibuang apabila pada APAR tersebut terlihat
jelas adanya penyok, cacat mekanis atau korosi yang selanjutnya
menunjukkan terjadinya perlemahan.
3.8.2.2170.
5.6.6.8.5.3.3
APAR jenis halon yang tidak dapat diisi ulang, tidak
disyaratkan untuk memenuhi butir 5.6.6.8.5.3.
3.8.2.2171.
3.8.2.2172.
5.6.6.8.5.4 Pemeriksaan kondisi silinder.
3.8.2.2173.
3.8.2.2174.
Apabila silinder atau kerangka (shell) APAR mempunyai
satu atau lebih kondisi berikut, maka tidak harus dilakukan pengujian
hidrostatik, tetapi harus dibuang atau dihancurkan oleh pemilik atau atas
pengarahan pemilik:
3.8.2.2175.
3.8.2.2176. 181
3.8.2.2177.
3.8.2.2178.
lebih dari 177 C harus dikelurkan dahulu dari tempatnya dan dilakukan
uji hidrostatik.
3.8.2.2189.
3.8.2.2190.
3.8.2.2191.
3.8.2.2192.
3.8.2.2193.
3.8.2.2194.
3.8.2.2195. 182
3.8.2.2196.
- BAB V SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN AKTIF 3.8.2.2197.
3.8.2.2198.
3.8.2.2199.
3.8.2.2200.
5.6.6.8.5.7 Frekuensi.
3.8.2.2201.
3.8.2.2202.
Pada interval waktu melebihi yang ditentukan pada butir
5.6.6.8.5.7, APAR harus diuji ulang secara hidrostatis. Pengujian ulang
hidrostatik tersebut dilakukan di dalam tahun kalender dari interval waktu
pengujian yang ditentukan. Dalam hal tidak bermasalah APAR akan diisi
ulang setelah melebihi tanggal uji ulang yang ditentukan.
3.8.2.2203.
5.6.6.8.5.7.1
Silinder nitrogen, silinder argon, silinder karbon
dioksida, atau cartridge yang digunakan untuk menyimpan gas lembam
(inert) yang digunakan sebagai zat pembersih untuk APAR beroda dan
APAR karbon dioksida harus diuji secara hidrostatis setiap 5 tahun.
3.8.2.2204.
(A) Silinder (kecuali yang diisi dengan karbon dioksida) yang
memenuhi 49 CFR 173.34(e)16 harus diizinkan untuk diuji
hidrostatis setiap 10 tahun sebagai pengganti persyaratan butir
5.6.6.8.5.7.1.
3.8.2.2205.
5.6.6.8.5.7.2
Cartridge Nitrogen, cartridge argon, dan cartridge
karbon dioksida yang digunakan sebagai pembersih APAR yang
mempunyai penandaan DOT atau TC harus di uji secara hidrostatis
atau diganti sesuai persyaratan DOT atau TC.
3.8.2.2206.
(A) Cartridge yang mempunyai diameter luar tidak lebih 5 cm dan
mempunyai panjang kurang dari 0,61 m harus dikecualikan dari
keharusan dilakukan pengujian hidrostatik ulang secara periodik.
3.8.2.2207.
(B) Cartridge DOT dengan stempel 3E harus dikecualikan dari
keharusan pengujian hidrostatik.
3.8.2.2208.
3.8.2.2209.
untuk APAR
3.8.2.2210.
3.8.2.2212.
3.8.2.2211.
Jenis pemadam
pengujian
(Tahun)
3.8.2.2217.
3.8.2.2220.
3.8.2.2223.
3.8.2.2226.
3.8.2.2229.
3.8.2.2232.
tahan karat.
3.8 .2.2213.
3.8 .2.2216.
3.8 .2.2219.
3.8.2.2221.
5
3.8 .2.2222.
3.8.2.2224.
beku
Media basah
AFFF (Aqueous Film Forming Foam)
3.8 .2.2225.
3.8.2.2227.
5
3.8 .2.2228.
3.8.2.2230.
5
3.8.2.2233.
3.8.2.2236.
Foam)
3.8.2.2235.
Jangka waktu
3.8.2.2215.
5
5
3.8 .2.2231.
3.8 .2.2234.
3.8 .2.2237.
3.8.2.2238.
3.8.2.2241.
3.8.2.2244.
dengan kerangka
3.8.2.2247.
kuningan, atau
3.8.2.2250.
3.8.2.2253.
dengan kerangka
3.8.2.2256.
3.8.2.2257. 183
Karbon dioksida.
Kimia basah
3.8.2.2239.
5
3.8 .2.2240.
3.8.2.2242.
5
3.8.2.2245.
3.8.2.2248.
12
3.8 .2.2243.
3.8 .2.2246.
3.8 .2.2249.
3.8.2.2251.
kerangka alumunium.
Kimia kering, cartridge atau silinder,
3.8 .2.2252.
3.8.2.2254.
12
3.8 .2.2255.
3.8.2.2258.
3.8.2.2259.
3.8.2.2260.
3.8.2.2261.
3.8.2.2263.
3.8.2.2265.
3.8.2.2262.
3.8.2.2264.
12
3.8.2.2266.
12
3.8.2.2268.
3.8.2.2269.
5.6.6.8.5.7.3
Pengujian hidrostatik harus dilakukan pada rakitan
slang APAR yang dilengkapi dengan nozel penutup di bagian ujung
slang. Interval pengujian harus sama sebagaimana ditentukan untuk
APAR yang dilengkapi slang di bagian atasnya.
3.8.2.2270.
5.6.6.8.5.7.4
Perlengkapan slang bertekanan rendah dan bertekanan
tinggi yang
3.8.2.2271.
3.8.2.2272.
3.8.2.2273.
5.7.
SISTEM DETEKSI DAN ALARM KEBAKARAN, DAN SISTEM
3.8.2.2274.
3.8.2.2275.
KOMUNIKASI
3.8.2.2276.
Umum.
3.8.2.2277.
5.7.1.
5.7.1.1.
Apabila sistem alarm kebakaran atau detektor kebakaran
otomatik disyaratkan oleh bagian lain dari persyaratan teknis ini , maka
harus disediakan dan dipasang sesuai SNI 04-0225-2000 atau edisi terbaru
tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000), dan SNI
03-3985-2000 atau edisi terbaru Tata Cara Perencanaan dan
Pemasangan Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran Untuk Pencegahan
Bahaya Kebakaran Pada Bangunan gedung Rumah dan Gedung.
3.8.2.2278.
5.7.1.2.
Aplikasi.
3.8.2.2279.
3.8.2.2280.
Sistem alarm kebakaran untuk bangunan gedung yang
diproteksi harus meliputi satu atau lebih dari berikut:
(1) Inisiasi sinyal alarm manual.
3.8.2.2281.
(2) Inisiasi sinyal alarm otomatik.
3.8.2.2282.
(3) Pemantauan kondisi abnormal dalam sistem pemadaman kebakaran.
3.8.2.2283.
(4) Aktivasi sistem pemadaman kebakaran.
3.8.2.2284.
(5) Aktivasi fungsi keselamatan kebakaran.
3.8.2.2285.
(6) Aktivasi peralatan notifkasi alarm.
3.8.2.2286.
(7) Komunikasi suara/alarm darurat.
3.8.2.2287.
(8) Layanan supervisi patroli petugas. (guards tour supervisory service).
3.8.2.2288.
3.8.2.2289.
3.8.2.2290. 184
3.8.2.2291.
3.8.2.2292.
3.8.2.2293.
3.8.2.2299.
5.7.1.4.1
5.7.1.4.2
pemasangannya.
3.8.2.2301.
5.7.1.4.3
Untuk menjamin integritas operasional, sistem alarm kebakaran
harus mempunyai sebuah program pemeliharaan dan pengujian yang
disetujui memenuhi persyaratan yang berlaku dari SNI 04-0225-2000 atau
edisi terbaru dan SNI 03-3985-2000 atau edisi terbaru.
3.8.2.2302.
5.7.1.4.4
Apabila sebuah sistem alarm kebakaran yang disyaratkan tidak
dalam kondisi operasional selama lebih dari 4 jam dalam suatu perioda 24
jam, OBS harus diberitahu, dan bangunan gedung harus dievakuasi atau
suatu peran kebakaran yang disetujui harus disediakan bagi semua pihak
yang mengalami kondisi kurang terlindung sampai sistem alarm kebakaran
yang rusak tersebut telah beroperasi kembali.
3.8.2.2312.
3.8.2.2313.
3.8.2.2314.
3.8.2.2315.
3.8.2.2316. 185
3.8.2.2317.
3.8.2.2318.
5.7.1.4.5
Untuk maksud dari persyaratan teknis ini, sistem alarm
kebakaran yang lengkap harus menyediakan fungsi untuk inisiasi,
notifikasi, dan pengendalian, yang harus berkinerja sebagai berikut:
3.8.2.2319.
(1) Fungsi inisiasi menyediakan sinyal input kepada sistem.
3.8.2.2320.
(2) Fungsi notifikasi adalah cara di mana sistem memberitahukan bahwa
3.8.2.2321.
3.8.2.2323.
3.8.2.2330.
3.8.2.2338.
3.8.2.2340.
3.8.2.2341.
3.8.2.2342.
3.8.2.2343. 186
3.8.2.2344.
3.8.2.2345.
3.8.2.2346.
3.8.2.2350.
5.7.1.4.8 Alarm Asap
3.8.2.2351.
5.7.1.4.8.1 Apabila disyaratkan oleh bagian lain dari persyaratan teknis ini ,
alarm asap stasiun-tunggal (single-station) dan stasiun-ganda (multiplestations) harus sesuai dengan SNI 03-3985-2000 atau edisi terbaru dan
diatur agar berfungsi dalam cara yang sama sebagai alarm asap
stasiun-tunggal (single-station) dan stasiun-ganda (multiple-stations)
harus diperbolehkan sebagai ganti dari alarm asap.
3.8.2.2352.
5.7.1.4.8.2 Alarm asap, selain dari alat yang beroperasi dengan batere
seperti yang diperbolehkan oleh bagian lain dari persyaratan teknis ini ,
atau alat yang beroperasi dengan batere memenuhi butir 5.7.1.1 dan
persyaratan sistem tanpa kabel berdaya rendah dari SNI 03-3985-2000
atau edisi terbaru, harus mendapatkan daya listrik untuk operasinya dari
bangunan gedung.
3.8.2.2353.
5.7.1.4.8.3 Pada bangunan gedung baru, di mana dua atau lebih alarm asap
disyaratkan dalam suatu hunian rumah tinggal, kamar-kamar, atau
daerah yang mirip, alarm harus diatur agar operasi dari setiap alarm
asap akan menyebabkan alarm berbunyi pada semua alarm asap dalam
hunian rumah tinggal, kamar-kamar, atau daerah yang mirip tersebut.,
kecuali ditentukan lain oleh sebagai berikut:
3.8.2.2354.
(1) Persyaratan 5.7.1.4.8.3 tidak berlaku jika diperbolehkan oleh
bagian lain dari persyaratan teknis ini .
3.8.2.2355.
3.8.2.2356.
3.8.2.2357. 187
3.8.2.2358.
3.8.2.2359.
3.8.2.2362.
3.8.2.2363.
3.8.2.2364.
5.7.1.4.8.5
3.8.2.2365.
5.7.1.4.9 Notifikasi Penghuni
3.8.2.2366.
3.8.2.2368.
3.8.2.2369. 5.7.1.4.9.2.1* Detektor asap di lobi, ruang luncur lif, dan ruang mesin
3.8.2.2370.
5.7.1.4.9.2.2
Detektor asap yang digunakan hanya untuk menutup
damper atau mematikan sistem ventilasi dan tata udara, harus tidak
disyaratkan untuk mengaktivasi alarm evakuasi bangunan gedung,
asalkan pasokan daya dan instalasi pengawatan ke detektor
semacam itu dipantau oleh sistem alarm kebakaran bangunan
gedung, dan aktivasi dari detektor tersebut menginisiasi suatu sinyal
pengawasan (supervisory signal) pada suatu lokasi yang selalu
dijaga.
3.8.2.2371.
3.8.2.2372.
3.8.2.2373.
3.8.2.2374.
3.8.2.2375.
3.8.2.2376.
3.8.2.2377.
3.8.2.2378.
3.8.2.2379.
3.8.2.2380. 188
3.8.2.2381.
3.8.2.2382.
3.8.2.2383.
5.7.1.4.9.2.3
Detektor asap pada pintu yang digunakan hanya untuk
operasi alat pelepas daun pintu otomatik (automatic door release) harus
tidak disyaratkan untuk mengaktivasi alarm evakuasi bangunan gedung,
asalkan pasokan daya dan instalasi pengawatan ke detektor semacam itu
dipantau oleh sistem alarm kebakaran bangunan gedung, dan aktivasi dari
detektor tersebut menginisiasi suatu sinyal pengawasan (supervisory
signal) pada suatu lokasi yang selalu dijaga.
3.8.2.2384.
5.7.1.4.9.2.4
Detektor pada lembaga pemasyarakatan dan rumah
tahanan harus tidak disyaratkan untuk mengaktivasikan alarm
evakuasi bangunan gedung.
3.8.2.2385.
5.7.1.4.9.3
Di mana diperbolehkan oleh bagian lain persyaratan
teknis ini , suatu sistem pra-sinyal harus diperbolehkan di mana sinyal
awal alarm kebakaran secara otomatik dikirim tanpa kelambatan ke
instansi kebakaran kota, ke pemadam kebakaran lingkungan (bila
ada), dan kepada seorang staf di bangunan gedung yang terlatih
untuk menanggapi suatu keadaan darurat kebakaran.
3.8.2.2386.
5.7.1.4.9.4
Di mana diperbolehkan pada bagian lain persyaratan
teknis ini , suatu urutan alarm positif harus diperbolehkan, asalkan
sesuai dengan SNI 03-3985-2000 atau edisi terbaru.
3.8.2.2387.
5.7.1.4.9.5
Kecuali sebaliknya diberikan dalam butir 5.7.1.4.9.5.1
sampai dengan 5.7.1.4.9.5.6, sinyal notifikasi untuk penghuni untuk
evakuasi harus berupa sinyal suara dan visual sesuai dengan SNI 033985-2000 atau edisi terbaru atau harus disediakan cara notifikasi lain
yang dapat diterima OBS.
3.8.2.2388.
5.7.1.4.9.5.1
Daerah yang tidak dihuni oleh orang yang mempunyai
cacat pendengaran harus tidak disyaratkan untuk memenuhi
persyaratan sinyal visual.
3.8.2.2389.
5.7.1.4.9.5.2
Apabila spesifikasi membolehkan dalam hunian
perawatan
disediakan.
3.8.2.2390.
5.7.1.4.9.5.3
kesehatan,
hanya
sinyal
visual
saja
yang
harus
3.8.2.2394.
5.7.1.4.9.6
Sinyal alarm evakuasi umum (general evacuation)
harus beroperasi sesuai dengan satu dari metoda yang dijelaskan
dalam butir 5.7.1.4.9.6.1 sampai dengan 5.7.1.4.9.6.4.
3.8.2.2395.
3.8.2.2396. 189
3.8.2.2397.
3.8.2.2398.
5.7.1.4.9.6.2
disyaratkan
untuk
3.8.2.2406.
5.7.1.4.9.7
Alat notifikasi alarm suara harus didistribusikan
sedemikian sehingga secara efektif dapat terdengar di atas tingkat
suara ambien rata-rata yang terdapat pada kondisi normal hunian.
3.8.2.2407.
5.7.1.4.9.8
Alat notifikasi alarm suara harus menghasilkan sinyal
yang berbeda dari sinyal suara yang dipakai untuk penggunaan lain
dalam suatu bangunan gedung tertentu.
3.8.2.2408.
5.7.1.4.9.9
Instruksi yang disiarkan secara otomatik (rekaman) atau
suara langsung (live voice evacuation) diperbolehkan untuk
digunakan sebagai notifikasi/pemberitahuan penghuni dan harus
sesuai dengan SNI 03-3985-2000 atau edisi terakhir
3.8.2.2409.
5.7.1.4.9.10
Kecuali diperbolehkan oleh bagian lain dari persyaratan
teknis ini , alat notifikasi alarm kebakaran suara dan visual harus
memenuhi 5.7.1.4.9.10.1 atau 5.7.1.4.9.10.2.
3.8.2.2410.
5.7.1.4.9.10.1
3.8.2.2411.
3.8.2.2412.
3.8.2.2413. 190
3.8.2.2414.
3.8.2.2415.
3.8.2.2416.
5.7.1.4.9.10.2
Sistem komunikasi suara harus diperbolehkan dipakai
untuk penggunaan lain, atas persetujuan OBS, bila sistem alarm
kebakaran didahulukan di atas semua sinyal lain.
3.8.2.2417.
5.7.1.4.9.11
sinyal lain.
3.8.2.2418.
5.7.1.4.10
3.8.2.2419.
5.7.1.4.10.1
Apabila disyaratkan oleh bagian lain dari persyaratan
teknis ini , notifikasi instansi darurat harus disediakan untuk
menyiagakan instansi pemadam kebakaran kota dan regu pemadam
kebakaran bangunan gedung dan lingkungannya untuk kebakaran
atau darurat lainnya.
3.8.2.2420.
5.7.1.4.10.2
Apabila notifikasi instansi pemadam kebakaran kota
disyaratkan oleh bagian lain dari persyaratan teknis ini , sistem alarm
kebakaran harus secara otomatik diatur untuk mengirim alarm melalui
sembarang cara berikut yang dapat diterima oleh OBS dan sesuai
dengan SNI 03-3985-2000 atau edisi terakhir:
3.8.2.2421.
(1) Sistem alarm kebakaran pembantu (auxiliary)
3.8.2.2422.
(2) Stasiun sentral sistem alarm kebakaran (Central station fire
alarm system)
3.8.2.2423.
(3) Stasiun pengawasan sistem alarm kebakaran yang dimiliki
individual/privat (Proprietary supervising station fire alarm
system)
3.8.2.2424.
(4) Stasiun remote sistem alarm kebakaran (Remote supervising
station fire alarm system)
3.8.2.2425.
5.7.1.4.10.3
Untuk instalasi yang sudah ada di mana tidak terdapat
cara notifikasi yang dispesifikasi dalam 5.7.1.4.10.2(1) sampai dengan
5.7.1.4.10.2 (4), rencana yang disetujui untuk notifikasi instansi
pemadam kebakaran kota harus diperbolehkan.
3.8.2.2426.
5.7.1.4.11
3.8.2.2427.
5.7.1.4.11.1
3.8.2.2430.
3.8.2.2431.
3.8.2.2432. 191
3.8.2.2433.
3.8.2.2434.
3.8.2.2439.
8.7.1.4.13.1
Apabila panel annunciator alarm disyaratkan oleh
bagian lain dari persyaratan teknis ini , maka harus memenuhi
5.7.1.4.13.2 sampai dengan 5.7.1.4.13.7.
3.8.2.2440.
5.7.1.4.13.2
Indikasi visual dari alarm zona.
3.8.2.2441.
3.8.2.2442. Apabila disyaratkan, lokasi dari suatu peralatan inisiasi
yang beroperasi harus diindikasikan secara visual dalam bangunan
gedung, lantai, zona kebakaran, atau pembagian lain yang disetujui,
oleh panel annunciator , hasil cetakan atau cara lain yang disetujui.
Indikasi visual harus tidak bisa dibatalkan oleh beroperasinya sarana
pemadam kebakaran,
3.8.2.2443.
5.7.1.4.13.2.1
Semua cara panel annunciator yang disyaratkan harus
segera dapat diakses oleh petugas dan harus ditempatkan seperti
disyaratkan oleh OBS untuk fasilitasi respon yang efisien terhadap
situasi kebakaran.
3.8.2.2444.
5.7.1.4.13.2.2
Zona Asal.
3.8.2.2445.
3.8.2.2446. Sistem alarm kebakaran yang melayani dua atau lebih
zona harus mengidentifikasikan zona asal inisiasi alarm oleh panel
annunciator atau sinyal dengan sandi (coded signal).
3.8.2.2447.
5.7.1.4.13.2.3
Layar Tampilan.
3.8.2.2448.
3.8.2.2449. Panel annunciator visual harus mampu untuk
menampilkan semua zona dalam alarm. Bila semua zona dalam
keadaan alarm tidak ditampilkan secara bersamaan, harus ada
indikasi visual bahwa zona lain dalam alarm.
3.8.2.2450.
5.7.1.4.13.3
3.8.2.2451.
3.8.2.2452.
3.8.2.2453.
3.8.2.2454.
3.8.2.2455.
3.8.2.2456.
3.8.2.2457.
3.8.2.2458.
3.8.2.2459.
3.8.2.2460.
3.8.2.2461. 192
3.8.2.2463.
3.8.2.2464.
3.8.2.2465.
3.8.2.2462.
5.7.1.4.13.4
Zona.
3.8.2.2466.
3.8.2.2467. Untuk maksud dari panel annunciator, setiap lantai
bangunan gedung harus dipandang sebagai sebuah zona terpisah.
Apabila sebuah lantai dibagi oleh penghalang api atau asap dan bila
rencana keselamatan kebakaran untuk bangunan gedung yang
dilindungi membolehkan penghuni berpindah tempat dari zona asal ke
suatu zona lain pada lantai yang sama, setiap zona pada lantai
tersebut harus secara terpisah diindikasikan pada panel bantu alarm
untuk maksud lokasi alarm.
3.8.2.2468.
5.7.1.4.13.5
Bangunan Gedung Multi.
3.8.2.2469.
3.8.2.2470. Apabila sistem melayani lebih dari satu bangunan
gedung, setiap bangunan gedung harus diindikasikan secara terpisah.
3.8.2.2471.
5.7.1.4.13.6
Alarm di Panel Annunciator pada pusat pengendalian
kebakaran harus dengan cara indikator suara dan visual.
3.8.2.2472.
5.7.1.4.13.7
Untuk maksud alarm di panel annunciator, setiap lantai
bangunan gedung, selain lantai bangunan gedung lama, harus
dipandang sebagai tidak kurang dari satu zona, kecuali sebaliknya
diperbolehkan oleh bagian lain dari persyaratan teknis ini .
3.8.2.2473.
2
5.7.1.4.13.8
Bila suatu luas lantai melebihi 2090 m , zona
tambahan alarm kebakaran harus disediakan, dan panjang dari setiap
zona alarm kebakaran tunggal harus tidak boleh melebihi 91 m dalam
setiap arah, kecuali seperti diberikan dalam 5.7.1.4.13.8.1 sampai
dengan 5.7.1.4.13.8.2 atau sebaliknya dimodifikasi oleh bagian lain
dari persyaratan teknis ini .
3.8.2.2474.
5.7.1.4.13.8.1
Apabila diperbolehkan oleh bagian lain persyaratan
teknis ini , zona alarm kebakaran harus diperbolehkan melebihi 2090
2
3.8.2.2476.
5.7.1.4.13.9
3.8.2.2478.
3.8.2.2479.
3.8.2.2480.
3.8.2.2481. 193
3.8.2.2482.
3.8.2.2483.
3.8.2.2486.
3.8.2.2488.
3.8.2.2489.
3.8.2.2487.
Tabel 5.7.2
3.8.2.2490.
3.8.2.2491.
Kelom
p
o
k
3.8.2.2495.
Jumlah
3.8.2.2492.
elas Hunian
3.8.2.2493.
3.8.2.2494. luas
3.8.2.2502.
Jum
minimu/la
ntai
ungsi Bangunan
3.8.2.2496.
Sistem
3.8.2 .2497.
3.8.2.2503.
Deteksi
3.8.2 .2504.
3.8.2 .2511.
3.8.2.2517.
3.8.2.2505.
Fungsi
3.8.2.2513.
3.8.2.2520.
3.8.2.2519.
angunan gedung
1a
3.8.2.2527.
3.8.2.2533.
3.8.2.2507.
3.8.2.2570.
3.8.2.2610.
3.8.2.2611.
3.8.2.2618.
unian di luar 2
3.8.2.2645.
3.8.2.2652.
3.8.2.2653.
3.8.2.2659.
3.8.2.2660.
3.8.2.2667.
3.8.2.2694.
3.8.2.2701.
3.8.2.2702.
3.8.2.2708.
3.8.2.2709.
3.8.2.2715.
3.8.2.2716.
5
angunan gedung
3.8.2 .2525.
3.8.2 .2532.
3.8.2.2538.
3.8.2 .2539.
3.8.2.2543.
3.8.2.2544. 3.8.2.2545.
3.8.2 .2546.
3.8.2 .2553.
300
3.8.2 .2560.
3.8.2.2564.
3.8.2.2565. 3.8.2.2566.
3.8.2 .2567.
Te
3.8.2.2571.
3.8.2.2572. 3.8.2.2573.
1
3.8.2.2577.
le
3.8.2.2591.
(R
T.A.B
(M) (S)
3.8.2.2580.
3.8.2 .2574.
T.A.B
(M)dan
(S
)
3.8.2.2593.
3.8.2 .2588.
3.8.2.2594.
3.8.2 .2595.
3.8.2.2599.
3.8.2.2600. 3.8.2.2601.
3.8.2 .2602.
3.8.2.2612.
3.8.2.2619.
3.8.2.2578.
2~
3.8.2.2579.
3.8.2.2592.
UKO)
3.8.2 .2609.
3.8.2 .2616.
3.8.2.2620.
3.8.2.2621. 3.8.2.2622.
3.8.2.2626.
3.8.2.2627.
2~
3.8.2.2628. 3.8.2.2629.
3.8.2.2640.
lai
T.A.B
(M)
3.8.2 .2623.
3.8.2 .2630.
H ansia/Cacat, dan
3.8.2.2642.
(M)
3.8.2.2643.
3.8.2 .2637.
3.8.2 .2644.
3.8.2.2648.
3.8.2.2649. 3.8.2.2650.
3.8.2 .2651.
>4
3.8.2.2661.
3.8.2.2668.
T.A.B
3.8.2.2641.
n-lain
T.A,B
(O)
3.8.2 .2658.
3.8.2 .2665.
Te
3.8.2.2669.
3.8.2.2670. 3.8.2.2671.
3.8.2.2675.
3.8.2.2676.
2~
3.8.2.2677. 3.8.2.2678.
3.8.2.2689.
ke
T.A.B
(M)
3.8.2 .2672.
3.8.2 .2679.
unian campuran
3.8.2.2687.
00 m2)
angunan gedung
3.8.2.2666.
3.8.2.2681.
4
3.8.2 .2581.
angunan gedung
3.8.2.2617.
3.8.2.2632.
3
3.8.2.2537.
3.8.2.2604.
A
Ta
3.8.2.2569.
3.8.2.2603.
3.8.2 .2518.
3.8.2.2522.
3.8.2.2523. 3.8.2.2524.
1
3.8.2.2549.
3.8.2.2563.
unian
3.8.2.2638.
srama/Kos/Rumah
angunan gedung
3.8.2.2596.
3.8.2.2542.
3.8.2.2555.
3.8.2.2568.
3.8.2.2583.
2
(m )
3.8.2.2535.
3.8.2.2561.
unian
umah tinggal
Al
ar
m
3.8.2.2536.
1b
3.8.2.2589.
3.8.2.2521.
dan
gedung
B
unian Tunggal
3.8.2.2541.
angunan gedung
3.8.2.2540.
3.8.2.2508.
3.8.2.2516.
lant
angunan gedung
las 5, 6, 7, 8 dan 9
saha profesional,
3.8.2.2691.
(O)
3.8.2.2692.
3.8.2 .2686.
3.8.2 .2693.
3.8.2.2697.
3.8.2.2698. 3.8.2.2699.
3.8.2 .2700.
>4
3.8.2.2710.
3.8.2.2717.
T.A.B
3.8.2.2690.
T.A.B
(O)
3.8.2 .2707.
3.8.2 .2714.
3.8.2.2718.
3.8.2.2719. 3.8.2.2720.
1
400
(M)
3.8.2 .2721.
3.8.2 .2728.
3.8.2.2730.
antor
3.8.2.2736.
3.8.2.2743.
3.8.2.2750.
3.8.2.2751.
3.8.2.2757.
3.8.2.2758.
3.8.2.2765.
angunan gedung
3.8.2.2764.
3.8.2.2786.
6
3.8.2.2792.
3.8.2.2807.
3.8.2.2813.
3.8.2.2821.
7
3.8.2.2827.
B
p
3.8.2.2841.
3.8.2.2856.
8
3.8.2.2877.
3.8.2.2883.
3.8.2.2884.
3.8.2.2891.
3.8.2.2890.
3.8.2.2897.
3.8.2.2905.
9a
3.8.2.2926.
3.8.2.2953.
3.8.2.2808.
3.8.2.2822.
3.8.2.2843.
400
(M)
3.8.2 .2770.
3.8.2.2775.
3.8.2.2776.
3.8.2 .2777.
3.8.2 .2782.
3.8 .2.2783.
3.8.2 .2784.
3.8.2 .2781.
3.8.2.2788.
3.8.2.2789. 3.8.2.2790.
>4
T.A.B
(O)
3.8.2 .2791.
3.8.2.2804.
3.8.2 .2798.
3.8.2 .2805.
Te
3.8.2.2816.
3.8.2.2817. 3.8.2.2818.
2~
400
(M)
3.8.2 .2812.
3.8.2 .2819.
200
(M)
3.8.2 .2826.
3.8.2.2830.
3.8.2.2831. 3.8.2.2832.
3.8.2 .2833.
>4
T.A.B
(O)
3.8.2 .2840.
3.8.2.2844.
3.8.2.2845. 3.8.2.2846.
3.8.2.2850.
3.8.2.2851.
2~
3.8.2.2852. 3.8.2.2853.
3.8.2.2864.
lai
oduksi, perakitan,
engepakan, dan lain-
3.8.2.2892.
3.8.2.2906.
ertemuan,
400
(M)
3.8.2 .2847.
200
3.8.2.2866.
3.8.2.2867.
3.8.2 .2861.
3.8.2 .2868.
3.8.2.2872.
3.8.2.2873. 3.8.2.2874.
3.8.2 .2875.
>4
T.A.B
(O)
3.8.2 .2882.
3.8.2 .2889.
3.8.2.2893.
3.8.2.2894. 3.8.2.2895.
3.8.2.2900.
3.8.2.2901. 3.8.2.2902.
2~
T.A.B
(M)
3.8.2 .2896.
3.8.2 .2903.
T.A.B
(O)
3.8.2 .2910.
3.8.2.2914.
3.8.2.2915. 3.8.2.2916.
3.8.2 .2917.
>4
P
T.A.B
(O)
3.8.2 .2924.
3.8.2.2928.
3.8.2.2929. 3.8.2.2930.
1
400
(M)
3.8.2.2948.
3.8.2.2942.
3.8.2.2943. 3.8.2.2944.
2~
la
3.8.2.2956.
3.8.2.2957. 3.8.2.2958.
3.8.2.2935.
3.8.2.2936.
3.8.2.2962.
3.8.2 .2938.
200
(M)
3.8.2 .2952.
>4
T.A.B
(O)
3.8.2 .2966.
3.8.2.2970.
3.8.2.2971. 3.8.2.2972.
3.8.2.2969.
arasi pribadi
3.8.2 .2931.
3.8.2 .2959.
boratorium
3.8.2.2976.
3.8.2.2937.
3.8.2 .2945.
endidikan, budaya,
St
(M)
3.8.2.2865.
3.8.2.2934.
3.8.2.2981. 3.8.2.2982.
3.8.2.2983.
3.8.2.2988.
3.8.2.2989.
T.A.B = Tidak Ada Batas
3.8.2.2990.
3.8.2.2991. 194
3.8.2 .2763.
Pr
eribadatan,
3.8.2.2967. 3.8.2.2968.
ruktur, bukan hunian
3.8.2 .2756.
3.8.2.2809.
3.8.2.2810. 3.8.2.2811.
3.8.2.2920.
3.8.2.2960. 3.8.2.2961.
10a
(O)
3.8.2.2767.
3.8.2.2768. 3.8.2.2769.
3.8.2.2803.
aboratorium Medis
mum
3.8.2.2974.
3.8.2.2975.
lai
erawatan Kesehatan,
angunan gedung
3.8.2.2939.
3.8.2.2947.
9b
T.A.B
3.8.2.2802.
3.8.2.2927.
3.8.2.2932.
3.8.2 .2749.
3.8.2.2885.
3.8.2.2919.
3.8.2.2925.
3.8.2 .2742.
3.8.2.2774.
sa
mum
3.8.2.2918.
3.8.2 .2735.
3.8.2 .2854.
angunan gedung
3.8.2.2911.
3.8.2.2773.
(M)
3.8.2.2741.
3.8.2.2746.
3.8.2.2747. 3.8.2.2748.
3.8.2.2836.
ab/Industri/Pabrik
3.8.2.2876.
udang
200
3.8.2.2740.
>4
3.8.2.2725.
2~
3.8.2.2726. 3.8.2.2727.
3.8.2.2739.
angunan gedung
3.8.2.2862.
3.8.2.2766.
3.8.2.2835.
3.8.2.2842.
3.8.2.2869.
lai
3.8.2.2794.
enyimpanan/gudang
3.8.2.2834.
3.8.2.2738.
3.8.2.2759.
3.8.2.2800.
3.8.2.2806.
angunan gedung
ko
erdagangan
3.8.2.2799.
3.8.2.2724.
1
G
400
(M)
3.8.2 .2973.
3.8.2.2977.
3.8.2.2978. 3.8.2.2979.
2~4
200
(M)
3.8.2 .2980.
3.8.2.2984.
3.8.2.2985. 3.8.2.2986.
>4
T.A.B
(O)
3.8.2 .2987.
3.8.2.2993.
3.8.2.2994.
3.8.2.2995.
3.8.2.2996.
3.8.2.2997.
3.8.2.2998.
3.8.2.2999.
3.8.2.3000.
3.8.2.2992.
= Manual
= Otomatik
3.8.2.3001.
5.8. VENTILASI MEKANIK DAN SISTEM PENGENDALIAN ASAP.
3.8.2.3002.
3.8.2.3003.
3.8.2.3010.
3.8.2.3011.
3.8.2.3012. 195
3.8.2.3013.
3.8.2.3014.
(b) Penggunaan bahan isolasi dari plastik dan karet busa tidak
diperbolehkan.
(c) Pada setiap bukaan pada elemen struktur atau bagian lain dari
bangunan gedung yang ditembus oleh pemipaan dan cerobong
udara harus secara efektif dibuat penahan api (fire stop) dengan
cara mengganti bahan isolasi dan menutup bukaan yang tersisa
dengan bahan yang mempunyai ketahanan api sama dengan
elemen struktur yang ditembus.
3.8.2.3015.
(4) Penutup atau pelindung (enclosure) dari cerobong udara harus
memenuhi ketentuan yang berlaku.
(5) Cerobong udara ventilasi tidak diperbolehkan melalui lobi penahan
asap (smoke-stop lobby) atau lobi untuk pemadaman kebakaran (fire
fighting lobby). Bila tidak dapat dihindari, maka bagian dari cerobong
udara ventilasi di dalam ruang masuk tersebut harus diberi penutup
atau pelindung dengan ketahanan api minimum sama dengan element
stuktur. Konstruksi seperti itu harus dari batu bata.
3.8.2.3016.
3.8.2.3017. Bila konstruksi tahan api lain digunakan, maka damper
penahan api (fire damper) harus dipasang di mana cerobong udara
menembus ruang masuk.
3.8.2.3018.
(6) Sebuah ruang tersembunyi di antara langit-langit dan lantai di atasnya,
langit-langit dan atap, atau lantai yang ditinggikan dan struktur lantai
sebuah bangunan gedung, diperbolehkan digunakan sebagai plenum
udara, asal:
3.8.2.3019.
(a) Ruang tersembunyi tersebut berisi hanya:
3.8.2.3020.
1) kabel berisolasi mineral bersarung metal, kabel bersarung
aluminium, kabel bersarung tembaga, konduit metal kaku,
saluran metal tertutup, konduit metal fleksibel, atau kabel
bersarung metal;
3.8.2.3021.
2) peralatan listrik yang diijinkan ditempatkan di dalam ruang
tersembunyi
bila
bahan
pengawatan,
termasuk
perlengkapan tetap, adalah sesuai untuk temperatur ambien;
3.8.2.3022.
3) cerobong udara ventilasi yang memenuhi butir 5.8.1.1 (2);
3.8.2.3023.
4) kabel komunikasi untuk komputer, televisi, telepon dan
sistem komunikasi lainnya;
5) instalasi proteksi kebakaran;
3.8.2.3024.
6) pemipaan dari bahan tidak mudah terbakar yang membawa
cairan tidak mudah terbakar.
3.8.2.3025.
3.8.2.3026. 196
3.8.2.3027.
3.8.2.3028.
3.8.2.3029.
3.8.2.3040.
3.8.2.3041.
3.8.2.3042.
3.8.2.3043.
3.8.2.3044.
3.8.2.3045. 197
3.8.2.3046.
3.8.2.3047.
5.8.1.2.
Kamar AHU (Air Handling Unit)
3.8.2.3048.
(1) Kamar yang hanya dipakai untuk penempatan AHU atau unit tata
udara lainnya dan peralatan kontrol listriknya, tidak dianggap sebagai
daerah risiko tinggi. Tetapi pada situasi dimana AHU melayani lebih
dari satu kompartemen, harus dipasang damper penahan api (fire
damper) pada penetrasi dinding kompartemen yang memenuhi
persyaratan dalam butir 5.8.1.1.(7).
3.8.2.3049.
(2) Detektor asap dengan jenis yang telah disetujui harus dipasang
dalam arus udara balik tepat bersebelahan kepada:
(a) AHU yang melayani lebih dari satu lapis atau kompartemen;
atau
3.8.2.3050.
3
(b) sebuah unit tunggal berkapasitas lebih dari 15000 m /jam; atau
3.8.2.3051.
(c) setiap AHU yang dipersyaratkan oleh instansi berwenang.
3.8.2.3052.
(3) Fungsi dari detektor asap yang dipersyaratkan di dalam peraturan ini
adalah untuk menghentikan AHU secara otomatik jika densitas asap
di dalam sistem udara balik telah menjadi tidak dapat diterima. Jenis
detektor asap, instalasi, perlengkapan tambahan, pintu inpeksi dan
lain-lain harus memenuhi ketentuan yang berlaku.
3.8.2.3053.
5.8.1.3.
Eksit
3.8.2.3054.
(1) Sumuran eksit yang diproteksi, lobi penahan asap (smoke-stop
lobby), termasuk ruang tersembunyi di dalamnya tidak diperbolehkan
untuk dipakai sebagai plenum udara pasok, buang atau balik dari
sistem AHU.
3.8.2.3055.
(2) Sistem ventilasi mekanik untuk setiap tangga kebakaran dan jalur
eksit, bila disediakan, harus merupakan sistem berdiri sendiri bekerja
hanya pada moda pasokan dan eksklusif pada tangga tertentu, dan
harus memenuhi persyaratan berikut:
3.8.2.3056.
(a) Udara pasok sistem harus langsung ditarik dari luar, dengan titik
hisapnya berjarak tidak kurang dari 5 meter dari setiap lubang
pembuangan.
3.8.2.3057.
(b) Untuk tangga kebakaran melayani lebih dari 4 lapis, udara pasok
harus disalurkan melalui sebuah cerobong udara vertikal
sepanjang tinggi tangga dan menyembur dari lubang pelepasan
didistribusikan pada setiap lantai bordes tangga kebakaran.
3.8.2.3058.
3.8.2.3059.
3.8.2.3060.
3.8.2.3061.
3.8.2.3062.
3.8.2.3063.
3.8.2.3064. 198
3.8.2.3065.
3.8.2.3066.
3.8.2.3067.
3.8.2.3078.
3.8.2.3079.
3.8.2.3080. 199
3.8.2.3081.
3.8.2.3082.
(2) Udara pasok harus langsung ditarik dari luar, dengan titik hisapnya
berjarak tidak kurang dari 5 meter dari setiap lubang pembuangan.
Gas buang harus diarahkan kearah luar dan berjarak tidak kurang dari
5 meter dari setiap bukaan udara masuk.
3.8.2.3083.
(3) Jika cerobong udara udara sistem terletak di luar ruangan, bagian
cerobong udara tersebut harus salah satu dari dua, dilindungi struktur
atau dikonstruksikan untuk memberikan ketahanan api yang paling
tidak sama dengan ruangan yang dilaluinya, mana yang lebih tinggi.
Nilai pengenal harus berlaku baik untuk ekspos kebakaran internal
maupun eksternal cerobong udara maupun struktur. Bila cerobong
udara naik dipersyaratkan untuk dilindungi di dalam sumuran
konstruksi batu bata, cerobong udara harus terletak di dalam
kompartemen terpisah dalam ruang sumuran yang berisi cerobong
udara atau instalasi layanan lain.
3.8.2.3084.
(4) Tidak diperbolehkan dipasangi damper penahan api (fire damper) di
cerobong udara pasok maupun buang.
(5) Cerobong udara melayani daerah lain selain dari ruangan dimana
terletak peralatan tidak diperbolehkan melalui ruangan semacam itu.
3.8.2.3085.
5.8.1.6.
Ruang pusat pengendali kebakaran.
3.8.2.3086.
3.8.2.3087.
Bila sistem ventilasi mekanik dipersyaratkan untuk
ruang pusat pengendali kebakaran, sistem sepert itu harus berdiri sendiri,
terpisah satu sama lain, dan terpisah dari sistem lain yang melayani bagian
lain bangunan gedung.
3.8.2.3088.
3.8.2.3089.
Sistem juga harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
3.8.2.3090.
(1) Udara pasok harus langsung ditarik dari luar, dengan titik hisapnya
berjarak tidak kurang dari 5 meter dari setiap lubang pembuangan.
Gas buang harus diarahkan kearah luar dan berjarak tidak kurang dari
5 meter dari setiap bukaan udara masuk.
3.8.2.3091.
(2) Jika cerobong udara udara sistem terletak di luar ruangan, bagian
cerobong udara tersebut harus salah satu dari dua, dilindungi struktur
atau dikonstruksikan untuk memberikan ketahanan api yang paling
tidak sama dengan ruangan yang dilaluinya, mana yang lebih tinggi.
Nilai pengenal harus berlaku baik untuk ekspos kebakaran internal
maupun eksternal cerobong udara maupun struktur. Bila cerobong
udara naik dipersyaratkan untuk dilindungi di dalam sumuran
konstruksi batu bata, cerobong udara harus terletak di dalam
kompartemen terpisah dalam ruang sumuran yang berisi cerobong
udara atau instalasi layanan lain.
3.8.2.3092.
3.8.2.3093.
3.8.2.3094.
3.8.2.3095. 200
3.8.2.3096.
3.8.2.3097.
3.8.2.3098.
3.8.2.3107.
3.8.2.3108.
3.8.2.3109.
3.8.2.3110. 201
3.8.2.3111.
3.8.2.3112.
(2) Sistem ventilasi harus terdiri dari bagian pembuangan dan pasokan
dengan laju 10 perubahan udara setiap jam (air changes per hour),
atau nilai lain yang disetujui oleh instansi berwenang. Gas buang
harus diarahkan kearah luar dan berjarak tidak kurang dari 5 meter
dari setiap bukaan udara masuk.
3.8.2.3113.
(3) Jika cerobong udara sistem terletak di luar ruangan, bagian cerobong
udara tersebut harus salah satu dari dua, dilindungi struktur atau
dikonstruksikan untuk memberikan ketahanan api yang paling tidak
sama dengan ruangan yang dilaluinya, mana yang lebih tinggi.
3.8.2.3114.
3.8.2.3115. Nilai pengenal harus berlaku baik untuk ekspos
kebakaran internal maupun eksternal cerobong udara maupun
struktur. Bila cerobong udara naik dipersyaratkan untuk dilindungi di
dalam sumuran konstruksi batu bata, cerobong udara harus terletak di
dalam kompartemen terpisah dalam ruang sumuran yang berisi
cerobong udara atau instalasi layanan lain.
3.8.2.3116.
(4) Tidak diperbolehkan dipasangi damper penahan api (fire damper) di
cerobong udara pasokan dan buang.
3.8.2.3117.
(5) Cerobong udara melayani daerah lain tidak diperbolehkan melalui
ruangan yang melibatkan penggunaan bahan mudah terbakar dan
meledak.
3.8.2.3118.
5.8.1.9.
Bismen.
3.8.2.3119.
3.8.2.3120.
Bila sistem ventilasi mekanik dipersyaratkan untuk
2
3.8.2.3123.
3.8.2.3124. 202
3.8.2.3125.
3.8.2.3126.
3.8.2.3127.
(3) Jika terdapat ventilasi alamiah untuk bismen parkir mobil semacam itu
yang didasarkan kepada bukaan dengan luas sama dengan tidak
kurang dari 2% dari luas lantai, maka ventilasi alamiah semacam itu
dapat dikategorikan sebagai pengganti bagian pasokan dari sistem
pembilasan untuk lantai tersebut.
3.8.2.3128.
(4) Udara buang harus dibuang langsung ke luar dan berjarak paling dekat
5 meter dari setiap bukaan udara masuk.
3.8.2.3129.
(5) Jika cerobong udara digunakan untuk sistem pembilasan asap pada
bismen parkir mobil, maka harus memenuhi ketentuan yang berlaku.
5.8.2. Presurisasi Untuk Tangga Kebakaran
3.8.2.3130.
(1) Umum
3.8.2.3131.
(a) Di setiap bangunan gedung di mana tinggi yang dihuni melebihi
24 m, setiap tangga kebakaran internal harus dipresurisasi sesuai
persyaratan di dalam peraturan ini.
3.8.2.3132.
(b) Semua persyaratan presurisasi untuk tangga kebakaran dalam
peraturan ini harus sesuai dengan ketentuan standar yang
berlaku dalam SNI No. 03-6571-2001 atau edisi terakhir.
3.8.2.3133.
(c) Di setiap bangunan gedung yang mempunyai lebih dari 4 lapis
bismen, tangga kebakaran yang terhubung ke lobi untuk
pemadaman kebakaran (fire fighting lobby) di setiap lantai bismen
harus dipresurisasi sesuai persyaratan di dalam peraturan ini.
3.8.2.3134.
(d) Presurisasi dapat diperpanjang sampai ke lobi penahan asap
(smoke-stop lobby) asal tingkat presurisasi memenuhi butir 5.8.2.
(2) Tingkat presurisasi
3.8.2.3135.
(a) Pada
waktu
beroperasi,
sistem
presurisasi
harus
mempertahankan perbedaan tekanan tidak kurang dari 50 Pa
antara tangga kebakaran yang dipresurisasi dan daerah yang
dihuni dengan semua pintu tertutup.
3.8.2.3136.
(b) Bila sistem presurisasi diperpanjang sampai ke lobi penahan asap
(smoke-stop lobby), gradien tekanan harus sedemikian rupa
sehingga tekanan pada tangga kebakaran harus selalu lebih
tinggi.
3.8.2.3137.
(c) Gaya yang diperlukan untuk membuka setiap pintu terhadap
tahanan kombinasi udara presuriasi dan mekanisme penutup
pintu otomatik harus tidak melebihi 110 N pada pegangan pintu.
3.8.2.3138.
3.8.2.3139.
3.8.2.3140.
3.8.2.3141.
3.8.2.3142. 203
3.8.2.3143.
3.8.2.3144.
3.8.2.3155.
3.8.2.3156. 204
3.8.2.3157.
3.8.2.3158.
3.8.2.3159.
(7) Pengujian serah terima dan pengujian berkala harus sesuai dengan
SNI No. 03-6571-2001 atau edisi terakhir.
5.8.3. Presurisasi Kompartemen Atau Pengendalian Asap Terzona Dalam
Bangunan gedung
3.8.2.3160.
3.8.2.3161.
Semua persyaratan presurisasi kompartemen atau
pengendalian asap terzona dalam bangunan gedung harus sesuai dengan
ketentuan standar yang berlaku dalam SNI No. 03-6571-2001 atau edisi
terakhir.
3.8.2.3162.
5.8.4. Sistem Pengendalian Asap Bismen
3.8.2.3163.
5.8.4.1.
melebihi 1900 m (seribu sembilan ratus meter persegi), ven asap sesuai
butir 5.8.4.3 harus tersedia.
3.8.2.3164.
5.8.4.2.
Untuk bismen dengan jumlah luas lantai keseluruhan melebihi
2
3.8.2.3170.
3.8.2.3171. 205
3.8.2.3172.
3.8.2.3173.
(2) Jumlah dan ukuran ven harus sedemikian sehingga jumlah bukaan
efektif ven harus paling sedikit 2 % dari luas lantai bismen yang
dilayani.
3.8.2.3174.
(3) Bila lubang pelepasan ven ditutup pada kondisi normal, harus dapat
dibuka pada waktu kebakaran.
3.8.2.3175.
(4) Tanda yang menunjukkan posisi dan daerah yang dilayani harus
dipasang bersebelahan dengan lubang ven.
(5) Bila cerobong udara diperlukan untuk menyambung ven ke lubang
pelepasan, cerobong udara harus ditutupi oleh struktur atau dibuat untuk
memberikan paling sedikit ketahanan api 1 (satu) jam.
3.8.2.3176.
(6) Cerobong udara dan lubang pelepasan ven terpisah harus disediakan
untuk setiap lapis bismen.
3.8.2.3177.
5.8.4.4.
Bila dipersyaratkan, maka sebuah sistem pengendalian asap
yang dirancang secara teknik (engineered smoke control system) harus
disediakan sesuai butir 5.8.6.
3.8.2.3178.
3.8.2.3182.
5.8.6.1.
Sebuah sistem pengendalian asap yang dirancang secara teknik
(engineered smoke control system) harus dalam bentuk sebuah sistem
ventilasi asap baik secara alami maupun mekanik, yang sesuai dengan:
3.8.2.3183.
(1) SNI No. 03-6571-2001 atau edisi terakhir.
3.8.2.3184.
(2) SNI 03-7012-2004 atau edisi terakhir, Sistem Manajemen Asap Pada
Mal, Atria Dan Ruangan Berukuran Besar; atau
(3) standar lain yang disetujui instansi berwenang.
3.8.2.3185.
3.8.2.3186.
Smoke Ventilation In Enclosed Shopping Centres, atau BR 258 - Design Approaches for
Smoke Control in Atrium Buildings, laporan yang diterbitkan oleh Fire Research Station,
Building Research Establishment, UK).
3.8.2.3187.
5.8.6.2.
Sistem ventilasi asap alami harus tidak boleh dipergunakan
bersama-sama dengan sistem ventilasi asap mekanik. (Catatan:
pertimbangan khusus berkaitan dengan ventilasi atau pelepasan alami dan
juga limitasi penggunaannya dapat dilihat dalam SNI 03-7012-2004 atau
edisi terakhir. .
3.8.2.3188.
5.8.6.3.
Bangunan gedung yang dilengkapi dengan sistem ventilasi asap
harus juga diproteksi oleh sebuah sistem sprinkler otomatik.
3.8.2.3189.
3.8.2.3190.
3.8.2.3191. 206
3.8.2.3192.
- BAB V SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN AKTIF 3.8.2.3193.
3.8.2.3194.
3.8.2.3195.
3.8.2.3196. Tabel 5.8.6.4 Kapasitas sistem ventilasi asap pada bangunan
gedung
3.8.2.3197.
3.8.2.3198.
Hun
ian
3.8.2.3199.
Besar
Kebakaran
3.8.2.3201.
3.8.2.3200.
(Be
rsprinkler)
3.8.2.3203.
3.8.2.3206.
3.8.2.3209.
3.8.2.3212.
3.8.2.3215.
Laju
Pelepa
san
3.8.2.3202.
3.8.2.3204.
3.8.2.3205.
Kalor (MW)
Pertokoan
Perkantoran
Kamar Hotel
Daerah Publik
Hotel
3.8.2.3207.
5
3.8.2.3210.
1
3.8.2.3213.
0,5
3.8.2.3216.
2.5
3.8.2.3218.
3.8.2.3221.
Pertemuan
Parkir
Tertutup
3.8.2.3219.
2,5
3.8.2.3222.
2,5
3.8.2.3224.
3.8.2.3227.
Atrium
3.8.2.3225.
5
Perimeter
Kebakaran (m)
3.8.2.3208.
12
3.8.2.3211.
14
3.8.2.3214.
6
3.8.2.3217.
12
3.8.2.3220.
12
3.8.2.3223.
12
3.8.2.3226.
-
5.8.6.4.
Kapasitas dari sebuah sistem ventilasi asap harus dihitung
berdasarkan timbulnya kemungkinan suatu besar kebakaran maksimum
untuk sebuah kebakaran yang dikendalikan oleh sebuah sprinkler seperti
direkomendasikan dalam SNI 03-7012-2004 atau edisi terakhir.; atau seperti
direkomendasikan dalam tabel 5.8.6.4 berikut:
3.8.2.3228.
5.8.6.5.
Kapasitas dari sistem ventilasi asap harus juga mampu untuk
menangani tuntutan terbesar untuk pembuangan asap dari skenario
terburuk.
3.8.2.3229.
5.8.6.6.
Bagian dasar dari lapisan asap harus dirancang diatas kepala
orang / penghuni yang sedang evakuasi dibawah lapisan asap. Tinggi
minimum zona udara bersih (clear height) dihitung dari lantai sarana jalan ke
luar tertinggi harus 2,0 meter.
3.8.2.3230.
5.8.6.7.
3.8.2.3235.
3.8.2.3236.
3.8.2.3237. 207
3.8.2.3238.
3.8.2.3239.
5.8.6.10.
Untuk kasus dimana asap dibuang dari ruangan asal kebakaran,
ukuran besar reservoir asap untuk sebuah sistem ventilasi asap tidak boleh
melebihi:
3.8.2.3240.
(1) 2000 meter persegi untuk sebuah sistem ventilasi asap alami.
3.8.2.3241.
(2) 2600 meter persegi untuk sebuah sistem ventilasi asap mekanik.
3.8.2.3242.
5.8.6.11.
Untuk kasus dimana asap dibuang dari ruangan sirkulasi atau
ruangan atrium, ukuran besar reservoir asap untuk sebuah sistem ventilasi
asap tidak boleh melebihi:
3.8.2.3243.
(1) 1000 meter persegi untuk sebuah sistem ventilasi asap alami.
3.8.2.3244.
(2) 1300 meter persegi untuk sebuah sistem ventilasi asap mekanik.
3.8.2.3245.
5.8.6.12.
Untuk kasus dimana asap dibuang dari ruangan sirkulasi atau
ruangan atrium, ruangan-ruangan yang melepaskan asap ke dalam
ruangan sirkulasi atau ruangan atrium tersebut harus salah satu dari
berikut:
3.8.2.3246.
(1) mempunyai luas lantai tidak melebihi 1000 meter persegi (untuk
sebuah sistem ventilasi asap alami) atau 1300 meter persegi (untuk
sebuah sistem ventilasi asap mekanik) atau
3.8.2.3247.
(2) dibagi sedemikian sehingga asap dibuang ke ruangan sirkulasi atau
ruangan atrium hanya dari bagian ruangan dengan luas lantai tidak
melebihi 1000 meter persegi (untuk sebuah sistem ventilasi asap
alami) atau 1300 meter persegi (untuk sebuah sistem ventilasi asap
mekanik) yang bersebelahan dengan ruangan sirkulasi atau ruangan
atrium. Tetapi, sisa ruangan masih perlu untuk dilengkapi dengan
sistem ventilasi asap terpisah.
3.8.2.3248.
5.8.6.13.
Panjang maksimum dari reservoir asap tidak boleh melebihi 60
meter.
3.8.2.3249.
5.8.6.14.
Rancangan yang cukup dan tepat harus dibuat di dalam setiap
reservoir asap untuk membuang asap di dalam suatu cara yang akan
mencegah pembentukan daerah asap yang menggenang, misalnya
stratifikasi asap, dan mencegah terhisapnya udara dari zona bersih
(plugholing).
3.8.2.3250.
5.8.6.15.
Karena batasan praktis, sebuah sistem ventilasi asap harus
mempunyai:
3.8.2.3251.
(1) aliran massa maksimum tidak melebihi 175 kg/detik; dan
3.8.2.3252.
o
(2) temperatur lapisan asap minimum 18 C di atas temperatur ambien.
3.8.2.3253.
5.8.6.16.
Udara pengganti (make-up air) harus secara alami menarik udara
langsung dari luar bangunan gedung:
3.8.2.3254.
(1) Rancangan kecepatan pelepasan udara pengganti harus tidak boleh
melebihi 5,0 meter/detik untuk mencegah penghuni yang sedang
berevakuasi terganggu oleh aliran udara.
3.8.2.3255.
3.8.2.3256.
3.8.2.3257. 208
3.8.2.3258.
3.8.2.3259.
3.8.2.3260.
(3) daerah tempat berlindung di dalam bangunan gedung yang sama; dan
3.8.2.3269.
3.8.2.3274.
3.8.2.3275.
3.8.2.3276.
3.8.2.3277. 209
3.8.2.3278.
3.8.2.3279.
5.8.6.21.
Sebuah fan siaga, atau beberapa fan dengan kapasitas berlebih
harus disediakan untuk setiap sistem ventilasi mekanik, sehingga bilamana
fan utama atau fan berkapasitas terbesar gagal, laju rancangan
pembuangan asap masih dapat terpenuhi. Fan siaga harus diaktivasikan
secara otomatik bila fan utama gagal.
3.8.2.3280.
5.8.6.22.
Semua fan harus mampu beroperasi terus menerus pada
0
3.8.2.3282.
3.8.2.3283.
5.8.6.24. Semua cerobong udara ventilasi asap (cerobong udara
pembuangan dan udara pengganti) harus tahan api paling sedikit 1 (satu)
jam. Bila cerobong udara melewati kompartemen dengan nilai tahan api
lebih tinggi, konstruksi cerobong udara harus mempunyai nilai tahan api
yang sama dengan kompartemen. Nilai tersebut berlaku untuk ekspos
kebakaran dari dalam dan dari luar konstruksi cerobong udara.
3.8.2.3284.
5.8.6.25.
3.8.2.3293.
3.8.2.3294.
3.8.2.3295.
3.8.2.3296.
3.8.2.3297. 210
3.8.2.3298.
3.8.2.3299.
3.8.2.3300.
5.8.7.
Sistem Pengendalian Asap Auditorium (Bioskop, Teater dan
lain-lain)
3.8.2.3301.
5.8.7.1.
Ven asap dengan luas sebesar 2 % dari luas lantai harus
disediakan untuk auditorium yang tidak diproteksi springkler dan untuk
2
auditorium yang mempunyai luas lantai lebih dari 500 m , bila diproteksi
springkler. Operasi pembukaan dari ven asap harus secara otomatik.
3.8.2.3302.
5.8.7.2.
Sebagai pengganti dari ven asap, sebuah sistem pengendalian
asap yang dirancang secara teknik (engineered smoke control system)
seperti yang dipersyaratkan dalam butir 5.8.6 dapat diterima.
3.8.2.3303.
3.8.2.3304.
3.8.2.3305.
3.8.2.3306.