Anda di halaman 1dari 6

FIRE FIGHTING

Handbook-IPJ-2010

PROSES TERJADINYA
KEBAKARAN
PENDAHULUAN
Untuk mempelajari api secara keseluruhan tidaklah mungkin, walaupun menggunakan
konsep dan teori yang ada pada saat ini, mengingat pengetahuan kita terbatas. Berpuluh
tahun dan ber-milyar dollar telah dihabiskan untuk riset dalam usaha mengatasi fenomena
yang menjadikan api sebagai kawan dan lawan terhadap umat manusia.

PROSES TERJADINYA API ATAU KEBAKARAN


Meskipun api dijelaskan dalam banyak macam, para ahli sepakat bahwa:
Api adalah proses oksidasi tanpa bantuan (self-sustaining) yang cepat disertai dengan
evolusi panas dan cahaya dalam bermacam-macam intensitasnya
Atau...
Halaman 1

Api adalah sebagai hasil percampuran secara kimia dari panas, bahan bakar dan oksigen
dalam proporsi yang tepat
Api hanya dapat terjadi dimana terdapat bahan yang dapat terbakar (bahan bakar), sumber
penyalaan (panas atau energi panas) dan oksigen (bahan oksidator) dari udara atau dari
sumber lain. Bilamana ketiga unsur tersebut berada dalam konsentrasi yang memenuhi
syarat, maka timbullah reaksi oksidasi yang dikenal sebagai proses pembakaran.
Sebagian panas akan diserap oleh bahan yang kemudian melepaskan uap dan gas yang
dapat menyala berganti-ganti bercampur dengan oksigen di udara. Nyala ini akan terus
berlangsung selama ketiga unsur itu ada dalam suatu konsentrasi yang seimbang.
Jadi, untuk menimbulkan api awal diperlukan tiga unsur:
1. Bahan bakar (fuel) yang harus menjadi / berbentuk uap
2. Panas (heat)
yang cukup untuk menentukantitik penyalaan
3. Oksigen (CO2)
sebagai oksidator
Bilamana suhu sudah mencapai titik penyalaan suatu bahan bakar, maka unsur tersebut
akan memproduksi api, yang tergabung membentuk segitiga yang kita kenal dengan
segitiga-api dan digambarkan seperti berikut ini:
BAHAN BAKAR
GAS
Natural gas, Propane,
Acetylene, Hidrogen, dsb

CAIR
Gasoline, Kerosene, Alkohol,
Terpentin, dsb

PADAT
Gambar 1. Segitiga Api

Proses Terjadinya Kebakaran

Batubara, Plastik, Kayu,


Kertas, Kain, dsb

PT. INDIKA PRATAMA JAYA

FIRE FIGHTING

Handbook-IPJ-2010

Definisi api menurut Dr. Tuve selain diketahui sebagai pembakaran berisikan tiga kata
kunci; oksidasi, tanpa bantuan (self-sustaining) dan cepat.
Oksidasi adalah suatu reaksi kimia dimana dua bahan bakar (oksidator dan reduktor)
bersampur membentuk suatu produk yang kurang efektif daripada bahan-bahan itu sendiri.
Pembakaran adalah sejenis reaksi oksidasi tertentu dimana oksigen merupakan bahan
oksidator, dan bahan bakar adalah reduktor. Umumnya bahan reduktor atau bahan bakar
adalah bahan-bahan yang mengandung unsur karbon dan hidrogen.
Kata kunci berikutnya adalah tanpa bantuan (self-sustaining).

Halaman 2

Teori segitiga api tersebut dikembangkan menjadi tetrahedron api. Ini disarakan bahwa
dalam reaksi pembakaran tersebut terbentuk zat-zat radikal yang menyebabkan reaksi
berantai.

Gambar 2. Tetrahedron

Bahan Bakar
Unsur ini adalah semua bahan yang dapat teroksidasi dengan cepat seperti kayu, kertas,
minyak, gemuk, logam tetrtentu dan gas. Secara mudahnya dapat dikatakan bahwa setiap
bahan yang dapat terbakar dinamakan dengan bahan bakar.
1. Jenis Bahan Bakar
a. Padat (kayu, kertas, kain, plastik, dsb)
Kayu dapat terbakar hanya jika dipanaskan sampai suatu titik dimana gas keluar
dari permukaannya. Pada suhu dan tekanan normal, kayu dan jenis padat lainnya
tidak mengeluarkan uap yang mudah terbakar. Kayu harus terpapar sumber panas
Proses Terjadinya Kebakaran

PT. INDIKA PRATAMA JAYA

FIRE FIGHTING

Handbook-IPJ-2010

sampai periode waktu tertentu sebelum mengeluarkan uap yang mudah terbakar.
Suhu dimana kayu akan terbakar akan bereaksi tergantung macam, bentuk,
ukuran dan kandungan airnya.
Kerugiannya, sulit untuk mengidentifikasi suhu penyalaan kayu yang spesifik karena
banyaknya jumlah yang tercakup. Umunya suhu penyalan kayu rata-rata sekitar
3920F/2000C. Pada suhu ini, uap yang dapat terbakar dihasilkan dalam jumlah yang
cukup untuk terbakar. Sebagaimana nyala berkembang dan suhu naik, carbon
monoxide mulai keluar. Akhirnya kayu yang terbakar menjadi arang dan abu. Empat
tingkatan dekomposisi kayu dan yang berkenaan dengan suhu yang menyebabkan
tiap tingkatan dijelaskan di bawah ini.
Empat tingkatan degradasi panas dari kayu:
SUHU

REAKSI
3920F/2000C

Halaman 3

Pengeluaran uap air, carbon dioxide

392 F 536 F
(2000C 2800C)

Uap air berkurang, keluar carbon monoxide,


masih dalam proses endothermik

5360F 9320F
(2800C 5000C)

Reaksi endothermik dengan uap mudah terbakar


dan partikulat. Beberapa reaksi sekunder dari
bentuk arang

Lebih dari 9320F


(5000C)

Residu

b. Cair (yang mudah terbakar dan dapat terbakar (flammable & combustible)
Cairan yang mudah terbakar (flammable liquid) adalah setiap cairan yang
mempunyai suatu flash point/titik nyala dibawah 1000F/37,80C dan mempunyai
tekanan uap tidak melebihi 40 PSIA pada 1000F/37,80C.
Cairan yang dapat terbakar (combustible liquid) adalah setiap cairan yang
mempunyai flash point/titik nyala sama atau lebih besar dari 1000F/37,80C.
Nyala api terjadi karena uap dari evaporasi cairan yang flammable atau combustible
jika terpapar dengan panas cukup memadai pada kondisi tercampur dengan udara.
Terjadinya suatu campuran (uap cairan dan udara) yang disebut too lean mixture
(campuran terlalu miskin) bla campuran antara uap bahan bakar dan udara dimana
uapnya terlalu sedikit (dibawah flammable range), dan campuran too rich bila
berada dalam campuran konsentrasi uapnya terlalu kaya/banyak. Untuk gasoline,
campuran flammable range-nya adalah antara 1,4% sampai 7,6%.

2. Flash Point / Titik Nyala


Suhu terendah dimana bahan bakar mulai menguap dan bercampur dengan udara bila
diberikan sumber panas akan menyala dan tidak terbakar secara terus-menerus; bila
sumber panas diambil maka tidak akan terjadi nyala.
3. Vapor Density
Adalah suatu perbandingan antara berat molekul uap suatu bahan bakar dan berat
molekul udara:
Berat molekul uap bahan bakar
Vapor Density : -----------------------------------------29 (berat molekul udara)
4. Ignition Temperature / Suhu Penyalaan

Proses Terjadinya Kebakaran

PT. INDIKA PRATAMA JAYA

FIRE FIGHTING

Handbook-IPJ-2010

Ignition temperature suatu bahan bakar adalah suhu paling rendah dimana bahan bakar
dipanaskan dan menyebabkan menyala/terbakar. Ignition temperature kerosin/minyak
tanah adalah 4100F/2100C dan gasoline/bensin adalah 5360F/2800C.
5. Daerah Dapat Terbakar
Daerah dapat terbakar adalah suatu batasan konsentrasi campuran antara uap bahan
bakar dengan udara yang dapat terbakar/menyala bila dikenai sumber penyalaan.
Daerah dapat terbakar dibatasi oleh:
Batas dapat terbakar atas (Uper Fire/Explosion Limit/UFL/UEL)
Batas dapat terbakar bawah (Lower Fire/Explosion Limit/LFL/LEL)

Halaman 4

BAHAN BAKAR
Acetylene
Benzene
Ether
Gasoline
Hydrogen
Jet Fuel
Kerosine
(minyak
tanah)
LPG
Methane
Methyl Alcohol
Turpentin
Vegetable Oil

FLASH POINT
0
0
F
C
Gas
12
-11
-49
-45
-45
-43
Gas
110
43
110
38
Gas
Gas
52
95
540

11
35
282

FLAMMABLE LIMIT
(PERSENTASE ISI)
2,5
81
1,3
7,1
1,9
36
1,4
7,6
4,0
75
0,7

5,0

1,9
9,5
5,0
15
6,7
36,0
0,8
tak ditentukan
Suhu nyala 8330F

Oksigen
Kebakaran hanya memerlukan 16% oksigen untuk bisa terjadi nyala. Udara yang kita hirup
mengandung 21% oksigen, sehingga bahan bakar dikelilingi begitu banyak oksigen untuk
menopang terbakar. Beberapa bahan bakar mengandung cukup oksigen untuk menopang
terbakar, sehingga dapat terbakar dalam lingkungan tanpa adanya oksigen.

Panas
Seringkali dikacaukan dengan suhu/temperatur, panas adalah suatu jenis energi. Panas
dalam suatu kebakaran dapat dimulai pada suatu suhu yang rendah, dapat meningkat
dengan cepat sebagaimana kebakaran atau nyala bekelanjutan tergantung bahan bakarnya
dan dapat mencapai beberapa ratus bahkan ribu derajat.
Sumber panas sebagai inisiator suatu kebakaran dapat dibagi beberapa kelompok,
diantaranya:
1. Api terbuka
Api terbuka dapat berupa api dari burner, kompor, pengelasan, pemotongan dengan
nyala api dan bara.
2. Permukaan yang panas
Alat-alat pemanas seperti pengering, oven, wadah pemanas air, koplat dan sebagainya.
3. Panas mekanik
Panas mekanik dapat timbul karena gesekan atau karena kompresi dari udara dan gas.
Proses Terjadinya Kebakaran

PT. INDIKA PRATAMA JAYA

Handbook-IPJ-2010

FIRE FIGHTING

4. Panas listrik
Mengingat bahwa dalam suatu industri selalu menggunakan listrik, maka panas dari
listrik dapat merupakan inisiator suatu kebakaran bila berekatan dengan bahan-bahan
yang mudah terbakar. Panas tersebut dapat berupa:
a. Loncatan bunga api listrik
b. Pemanasan konduktor oleh listrik atau hubungan pendek
c. Listrik statis
5. Panas kimia
Reaksi-reaksi kimia eksotermik dapat merupakan sumber kebakaran yang potensial
pula. Diantara reaksi-reaksi tersebut adalah:
a. Reaksi air dengan asam sulfat, kapur, karbit dan sebagainya
b. Reaksi oksidasi reduksi, dimana pencampuran zat-zat oksidan dan reduktor
c. Dan sebagainya

Perpindahan panas

Halaman 5

Perpindahan panas berbeda satu dengan lainnya. Bilamana panas berpindah, dia diangkut
dari suatu tempat ke tempat lain tanpa mengubah bentuk energinya. Ketika panas
dipindahkan dari koplat ke cerek/panci air dengan air di dalamnya, air mendidih karena
panas yang diserapnya.
Terdapat tiga dasar perpindahan panas dari pembakaran bahan yaitu konduksi, radiasi dan
konveksi.
1. Konduksi
Panas dapat berpindah dari suatu barang ke barang yang lain dengan cara kontak
diantara keduanya. Dengan kata lain, bahwa panas dapat dipindahkan melalui suatu
barang konduktor. Daya konduksi panas dari suatu benda berbeda-beda.

2. Konveksi
Energi panas dapat dipindahkan dengan sirkulasi cairan atau air. Gas, uap dan cairan
yang panas yang meningkat menambah suhu daerah dan barang-barang disekitar
daerah tersebut. Dalam suatu kebakaran yang besar, gas panas hasil pembakaran
mengalir ke atas dan memindahkan panas ke atas melalui bangunan. Dengan kata lain,
panas dipindahkan yang mana dibawa oleh sara yang ada seperti udara, gas dan air.
3. Radiasi
Panas merupakan suatu energi dan
mempunyai kemampuan bergerak dalam
suatu garis lurus melalui ruangan sampai
dia terhenti oleh karena sesuatu objek.
Proses Terjadinya Kebakaran

PT. INDIKA PRATAMA JAYA

FIRE FIGHTING

Handbook-IPJ-2010

Panas yang dipancarkan oleh kebakaran,


bila cukup
kuat dapat membakar
baranng-barang dari kejauhan. Kualitas
dan kuantitas radiasi panas tergantung
pada suhu struktur berhadapan satu
sama lainnya. Pancaran energi bergerak
dari yang lebih panas ke yang lebih dingin
dan luas permukaan sampai keduanya
memiliki tingkat suhu yang sama.
Kemampuan menyerap panas yang dipancarkan kepadanya tergantung pada
permukaan struktur yang yang lebih dingin dan luas permukaan struktur yang lebih
panas. Bila permukaan yang menerima panas berwarna hitam atau gelap, ia akan lebih
banyak menyerap panas. Bila berwarna terang atau putih akan memantulakn panas
dan sedikit menyerap panas.
Jadi terjadinya api atau kebakaran bilamana terdapat campuran bahan bakar (pada
flammable range) dan udara (minimum 16% oksigen) serta pemanasan yang memadai.
Halaman 6

Misalkan gasoline/bensin (1,4 7,6 %), udara (16% oksigen) dan panasan (auto ignition
temperature 5360F), maka terjadilah api atau kebakaran. Gambarannya adalah sebagai
berikut:

END

Proses Terjadinya Kebakaran

PT. INDIKA PRATAMA JAYA

Anda mungkin juga menyukai