Anda di halaman 1dari 22

CHEMISTRY OF FIRE

PT. ASHINDO TAMA


TRAINING, CERTIFICATION & CONSULTING
Jl. Wisata Payau No 99 Tritihkulon Cilacap, Jawa Tengah
Telp. 081723378800 website : www.ashindotama.com
A. SEGITIGA API (FIRE TRIANGLE)

Di dalam proses oksidasi


yang cepat atau sering disebut
pembakaran ternyata
diperlukan tiga faktor.

Tiga faktor tersebut terdiri


dari :
Bahan bakar (FUEL)
Oksigen (OXYGEN)
Sumber panas (HEAT)
1. Bahan Bakar (Fuels)
Beberapa unsur atau senyawa disebut bahan bakar, bila
zat-zat tersebut akan terbakar ketika kontak dengan energi
panas yang lebih tinggi. Bahan bakar secara umum
mengandung unsur – unsur Carbon (C) dan Hydrogen
(H). Misalnya : CH4 (Methana), C2H2 (Acetylene) dsb.

Semua bahan bakar baik unsur-unsur organik atau logam


(combustible metals) juga disebut sebagai zat yang
mereduksi, artinya adalah bahan bakar yang akan mudah
bereaksi dengan oksigen (an oxygen agent).
Sifat – sifat bahan bakar yang penting adalah :

a) Kerapatan (Density)
Adalah kandungan massa suatu bahan per satuan volume,
biasanya diberi satuan gr/cm3.
b) Titik Nyala (Flash Point)
Titik nyala adalah temperatur terendah dari cairan yang mana
dapat memberikan cukup uap dan bercampur dengan udara
membentuk suatu campuran yang dapat terbakar di dekat
permukaan cairan dan akan menyala sekejap bila diberikan
sumber penyalaan ( Piloted Ignition).
Batasan ini kebanyakan diterapkan untuk cairan, walaupun
termasuk beberapa zat padat yang langsung berubah dari fase
padat ke fase uap (slowly sublime).

semakin rendah flash point suatu gas maka akan semakin


mudah terbakar
c) Titik Bakar (Fire Point)
Titik bakar adalah temperature terendah dari cairan di
dalam wadah terbuka yang mana mengeluarkan uap
cukup untuk mendukung terjadinya pembakaran yang
terus menerus.

d) Temperatur Penyalaan (Auto Ignition Temperature)


Temperature penyalaan adalah temperature terendah
apakah itu zat padat, cair atau gas yang harus dipanaskan
sampai mencapai kondisi yang menyebabkan dapat
terbakar sendiri (tanpa sumber penyalaan).

Biasanya Auto Ignition Temperature hanya


mempunyai nilai pendekatan, karena pada kenyataannya
ada factor- factor perubahan kondisi sekitar yang dapat
mempengaruhi di dalam pengamatan Auto Ignition
Temperature pada titik yang sebenarnya.
DAERAH BISA TERBAKAR
(FLAMMABLE RANGE)
Daerah bisa terbakar adalah batas konsentrasi campuran
antara uap bahan bakar dengan O2 yang dapat terbakar,
yang dibatasi oleh :
% Fuel

batas bisa terbakar bawah

Daerah Kurang O2
(Lower Flammable Limit) dan UEL
UFL

batas bisa terbakar atas Bisa Tebakar

(Upper Flammable Limit). LFL


LEL

• LFL/LEL: Lower Explosive Limit 20,9 % + 16 %

% oksigen di udara
• UFL/UEL : Upper Explosive Limit
e) Batas Daerah Bisa Terbakar
(Flammable or Explosive Limit)

Gas / uap yang membentuk campuran yang dapat


terbakar dengan udara atau oksigen, akan mempunyai
konsentrasi uap minimum di dalam udara/oksigen. Bila
konsentrasi dibawah batas minimum, maka campuran
uap bahan bakar dan udara/oksigen tersebut tidak akan
terbakar. Garis batas campuran uap / gas dengan
udara/oksigen yang bisa terbakar, dibatasi dengan batas
bisa terbakar bawah (Lower Flammable Limit), dan batas
bisa terbakar atas (Upper Flammable Limit). Konsentrasi
tersebut umumnya dinyatakan dalam presentase volume
(% volume). Batas daerah bisa terbakar digambarkan
berdasarkan pada normal temperature dan tekanan
ambient. Jika tidak ada indikasi lain, dimana perlu
dipertimbangkan variasi batas bisa terbakar ini pada
temperature atau tekanan di atas atau di bawah kondisi
normal (ambient).
Daerah yang bisa terbakar dapat dilihat seperti table di bawah ini :
2. Oksigen
Udara di sekitar kita, secara praktis mengandung 21% Oksigen
(O2) dan 79% Nitrogen (N2). Walaupun kira-kira juga mengandung 1%
Argon dan 1% gas – gas lain.
Adanya oksigen beberapa bahan bakar mengalami perubahan,
misalnya besi menjadi berkarat. Perubahan besi menjadi berkarat tersebut
dikatakan mengalami proses oksidasi “lambat”. Proses ini terjadi pada
daerah ambient temperature, bila temperature lebih tinggi (diatas ambient
temperature) maka kecepatan proses oksidasi juga mengalami proses
kenaikan. Apabila bahan bakar, seperti kayu, kertas bersama oksigen
dalam proses “oksidasi cepat” mengalami proses pembakaran yang
disebut terbakar.
Jadi api/kebakaran didefinisikan sebagai reaksi kimia yaitu proses
oksidasi cepat dari suatu zat yang diikuti evolusi berupa panas dan
nyala/cahaya.
3. Sumber Penyalaan
a) Energi Kimia (Chemical Heat Energy)
• Panas pembakaran (heat combustion) adalah sejumlah panas yang
dihasilkan selama proses pembakaran (reaksi oksidasi
cepat/sempurna) untuk merubah menjadi sisa/hasil pembakaran
yaitu Karbon Dioksida dan uap air dan sebagainya.
• Pemanasan spontan (spontaneous heating) adalah proses kenaikan
temperature dari bahan tanpa dibutuhkan panas dari luar /
sekitarnya.
• Terjadinya panas spontan ini karena reaksi kimia yang bervariasi,
misalnya : reaksi oksidasi pada beberapa bahan organik, reaksi
bakteri pada bahan organik dan kandungan air (moisture content)
pada penyimpanan bahan hasil pertanian.
• Panas peruraian (heat of decomposition) adalah panas yang
dihasilkan dari proses peruraian senyawa-senyawa kimia yang tidak
stabil menjadi unsur-unsur aslinya (pembentukan).
• Panas pelarutan (heat of solution) adalah panas yang dihasilkan bila
suatu zat dilarutkan dalam cairan.
• Walaupun terkadang panas yang dihasilkan tersebut tidak cukup
untuk terjadinya api, tetapi bila jenis zat ini penyimpanannya atau
proses pelarutannya dekat dengan bahan bakar yang mudah terbakar,
maka dapat berpotensi terhadap bahaya kebakaran.

b) Energi Listrik (Electrical Heat Energy)

Tenaga listrik (electric current) dapat dihasilkan panas yang cukup


tinggi, sebagai sumber penyalaan. Panas yang dihasilkan dari listrik ini
dapat berupa : Tahanan panas (resistance heating), Panas Induksi
(Induction heat), Kelebihan beban (Overloading), Bocoran arus listrik
(Leakage current heating), Busur listrik (arching), Listrik statis (static
electricity), Petir atau kilat (lightning).
c) Energi Mekanik (Mechanical Heat Energy)

Tenaga panas dari proses mekanik dapat disebabkan oleh :

1. Gesekkan dua bahan yang sifatnya menaha panas,


misalnya batu gosok atau kayu kering, roda yang slip
adalah contoh yang mengakibatkan naiknya temperature
pada bahan (friction heat).

2. Dua permukaan yang kasar, paling tidak salah satu dari


jenis logam, maka dapat menimbulkan bunga api (friction
spark).
Mechanical Heat Energy
3. Besi yang jatuh pada beton
atau pukulan palu besi
dengan plat besi juga dapat
menimbulkan bunga api
(friction spark).

4. Pemampatan gas dapat


menimbulkan panas (heat
of compression).
d) Temperatur (Heat of Temperature)
Panas / temperatur dapat juga mengakibatkan sumber
nyala, seperti : api terbuka (open flame), bara puntung
rokok, sinar matahari (sun light), dsb.

e) Energi Nuklir (Nuclear Heat Energy)


Energi panas yang sangat besar dapat dihasilkan dari inti
atom (nucleus), karena penembakan oleh energi partikel.
Tenaga nuklir dapat dikeluarkan dalam bentuk
panas,tekanan dan radiasi (nuclear radiation).

Beberapa unsur di alam yang dapat menghasilkan energi


nuklir disebut radio-isotop, karena merupakan isotop-
isotop, misalnya : Uranium, Plutonium atau Radium.
B. BIDANG EMPAT API
(THE FIRE TETRAHEDRON)
Teori bidang empat api merupakan
pengembangan dari teori sebelumnya yaitu
teori segitiga api (fire triangle). Pada teori
bidang empat api (The Fire Tetrahedron)
selain tiga unsur, bahan bakar, oksigen dan
panas terdapat satu unsur lagi yaitu rantai
reaksi kimia (Chemical Chain Reactions).

Dari penyidikan yang terjadi dalam proses


pembakaran yang normal (timbul nyala),
reaksi kimia yang terjadi menghasilkan
beberapa zat hasil pembakaran yaitu : CO,
CO2, SO, Asap dll.
Hasil yang lain dari reaksi ini adalah atom bebas (free
atoms) dari Oksigen dan Hydrogen yang disebut Radicals,
yaitu Hydroxyl (OH).

Bila dua gugus OH, mungkin pecah menjadi H2O dan


Radical bebas O.

OH + OH → H2O + Oradical

Oradical ini selanjutnya sebagai umpan terjadinya proses


pembakaran, sehingga disebut “Reaksi Berantai” (Chain
Reaction of Combustion).

Dari reaksi kimia selama proses pembakaran berlangsung


ini memberikan kepercayaan pada hipotesa baru, dari
prinsip segitiga api menjadi Polytetrahedron of Fire.
C. PERPINDAHAN PANAS
(HEAT TRANSFER)
Ada tiga cara perpindahan panas dapat terjadi :

1. Konduksi (Conduction)
Merupakan perpindahan panas dengan cara kontak
langsung, bila material dipanaskan sebagai hasil dari
kontak langsung dengan sumber panas.
2. Konveksi (Convection)
Terjadi bila ada perpindahan panas dari fluida berupa
gas atau udara bergerak menuju permukaan padat.
3. Radiasi (Radiation)
Rambatan panas yang terjadi dari pancaran energi
sebagai gelombang elektromagnetik tanpa perantara
media.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai