Anda di halaman 1dari 30

EFESIENSI & KEANDALAN

PEMBANGKIT
C12052401
Pembakaran  Suatu Proses (runutan) reaksi kimia antara bahan
bakar dan oksidan (senyawa kimia yg mudah mentransfer atom
oksigen) , disertai pelepasan energi dari sistem, biasanya dalam
bentuk panas disertai cahaya.

Siklus Pembakaran
Panas
pemicu Sebagian
panas dipakai
untuk proses
Bahan Proses Udara bakar
bakar bakar (oksigen) selanjutnya

Panas

Pemakaian sebagian panas yang terbentuk untuk proses


bakar selanjutnya seperti tergambar diatas ‘melengkapi’
teori ∆ Api menjadi teori Tetrahedron 2
Bahan bakar adalah Proses pembakaran
suatu material yang pada dasarnya adalah
dapat menghasilkan proses oksidasi bahan
Pembakaran energi panas melalui bakar dengan atau
sempurna adalah proses pembakaran. oleh oksigen. Proses
pembakaran pembakaran dapat
dimana semua terjadi bila konsentrasi
konstituen yang Pembakaran adalah reaksi antara uap bahan
dapat terbakar di kimia yang cepat antara bakar dan oksigen
dalam bahan oksigen dan bahan yang dapat terpenuhi, dan
bakar membentuk terbakar, disertai timbulnya terdapat energi panas
gas CO2, air (= cahaya dan menghasilkan yang cukup.
H2O), dan gas kalor/energi.
SO2, sehingga tak
ada lagi bahan
Pembakaran spontan adalah pembakaran
yang dapat
dimana bahan bakar mengalami oksidasi
terbakar tersisa.
perlahan-lahan sehingga kalor yang dihasilkan
tidak dilepaskan, akan tetapi dipakai untuk
menaikkan suhu bahan bakar secara pelan-
pelan sampai mencapai suhu nyala.
Bahan bakar minyak bukan terdiri dari senyawa murni,
tetapi campuran yang sebagian besar adalah
hidrokarbon jenuh. Oleh karena itu, reaksi yang tepat
untuk pembakaran dari bahan bakar minyak adalah
sebagai berikut :
2( -CH2-) + 3O2 -> 2CO2 + 2H2O
Perhatikan : dalam reaksi pembakaran bahan bakar
minyak ikatan C-C hanya dihitung sekali karena dalam (-
CH2-) dihitung 2 x C-C.
Diperkirakan reaksi tersebut menghasilkan energi
sebesar 1.220 kJ. per mol oksigen, e n e rg i ya n g
dibebaskan hanyalah 407 kJ, energi yang setara dengan
energi yang dihasilkan metana. Per gram bahan bakar
energi yang di bebaskan adalah 43.6 kJ , lebih sedikit
dari metana.
Hal ini disebabkan hidrokarbon jenuh (terutama rantai
pendek) yang mempunyai perbandingan H/C lebih kecil
dari 2/1 karena kumpulan metil di ujung rantai
hidrokarbon. Selain itu, bahan bakar minyak mempunyai
campuran senyawa aromatik yang mempunyai
perbandingan H/C lebih besar dari 2/1.

Sebagai contoh, minyak mentah mempunyai kandungan


energi per gram sebesar 45.2 kJ (menghampiri dengan
perhitungan dalam tabel 1 untuk bahan bakar minyak).
Sedangkan minyak yang sudah diproses kandungan
energi per gram nya meningkat ke 48.1 kJ (menandakan
meningkatnya perbandingan H/C).
Proses pembakaran adalah reaksi antara unsur-unsur
yang terkandung dalam bahan bakar dengan oksigen.
Hasil dari proses pembakaran ini akan menghasilkan
kalor dan cahaya. Reaksi pembakaran dari bahan
bakar minyak dituliskan :

Karakteristik bahan bakar cair adalah sebagai sbb :

• Densitas didefinisikan sebagai perbandingan massa


bahan bakar terhadap volume bahan bakar dengan
acuan 25 ºC. Dimana densitas ini sangat
berpengaruh pada perhitungan kuantitatif dan
pengkajian kualitas penyalaan.
• Specific gravity adalah perbandingan berat sejumlah
volum minyak bakar terhadap berat air untuk volume
yang sama pada suhu tertentu. Dimana nilai specific
gravity dari air ditentukan sama dengan 1.
• Viskositas adalah merupakan ukuran-ukuran
r e s i s t a n s i b a h a n t e r h a d a p a l i r a n . Vi s k o s i t a s
mempengaruhi derajat pemanasan awal yang
diperlukan untuk handling, penyimpanan dan
atomisasi yang memenuhi kriteria
• Titik nyala suatu bahan bakar adalah suhu terendah
dimana bahan bakar dapat dipanaskan sehingga uap
mengeluarkan nyala sebentar bila dilewatkan suatu
nyala api.
• Titik tuang suatu bahan bakar adalah suhu terendah
dimana bahan bakar akan tertuang atau mengalir bila
didinginkan dibawah kondisi yang sudah ditentukan. Ini
merupakan indikasi kasar untuk suhu terendah dimana
bahan bakar minyak siap untuk dipompakan.
• Nilai kalor atas (HHV) dapat dihitung menu ru t
persamaan milik Dulong & Petit pada persamaan sbb. :

Dimana C adalah persentase unsur Karbon, H2


adalah persentase unsur hidrogen, S adalah
persentase unsur sulfur, dan O2 adalah persentase
unsur oksigen.
Sedangkan nilai kalor bawah (LHV) dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan 1.2 di bawah ini :

• Kadar Abu (Ash)  Pengujian kadar abu menggunakan


cawan dan timbangan digital. Untuk mendapatkan nilai
kadar abu, maka dapat digunakan persamaan 2.3 berikut,

dimana,
C = berat abu/residu (gr) dan
A = berat bahan sebelum pengabuan (gr).
Umumnya, kadar abu sekitar 0,03 – 0,07 %.
Abu yang berlebihan dalam bahan bakar cair dapat
menyebabkan pengendapan kotoran pada peralatan
pembakaran.
• Kadar Air (Moisture)  Kadar air menunjukkan
banyaknya massa air dalam sebuah massa bahan
bakar. Kadar air minyak tungku/furnace pada saat
pemasokan umumnya sangat rendah sebab produk
disuling dalam kondisi panas.
Batas maksimum 1% ditentukan sebagai standar.
Proses Pembakaran Bahan Bakar Gas

Gas alam (Natural gas) tersusun oleh komponen utama gas


metana (CH 4 ). Selain gas methana terkadang pada gas
alam juga ditemui gas ethana, propana, buthana, karbon
monoksida, nitrogen, helium, dan hidrogen sulfida dalam
jumlah kecil.
Bahan bakar gas alam memiliki beberapa kelebihan jika
dibanding jenis bahan bakar padat dan cair, yaitu :
1. Tersedia dalam jumlah yang sangat besar di dalam
perut bumi.
2. Transportasi gas alam lebih mudah karena bisa melalui
pipa-pipa gas bawah tanah.
3. M e n g h a s i l k a n p e m b a k a r a n y a n g b e r s i h , t i d a k
menghasilkan hasil pembakaran yang membahayakan
bagi lingkungan, tidak menghasilkan abu.
4. Dapat digunakan pada ruang bakar yang sederhana.
5. Harga bahan bakar gas lebih murah dibanding bahan
bakar cair.
Analisis proses pembakaran Gas

Dalam gas alam mengandung beberapa komponen yang mudah


terbakar yaitu CH4, C2H4, H2, CO, dan H2S.

Reaksi pembakaran pada gas metana (CH4) adalah :

CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O + 37.705,49 kJ/m3

Dengan prosentase 93,33% volume gas metana, maka kalor yang


dihasilkan dari pembakaran 1 m3 gas metana adalah
37.705,49 x 0,9333 = 35.190,53 kJ

Reaksi pembakaran pada gas etilena (C2H4 ) adalah :

C2H4 + 3O2 2CO2 + 2H2O + 59.948,74 kJ/m3

Dengan prosentase 0,25% volume gas etilena, maka kalor yang


dihasilkan dari pembakaran 1 m3 gas etilena adalah
59.948,74 x 0,0025 = 149,87 kJ
Analisis proses pembakaran Gas
Reaksi pembakaran pada gas hidrogen adalah

H2 + 0,5 O2 H2O + 12.079,17 kJ/m3

Dengan prosentase 1,82% volume gas hidrogen, maka kalor


yang dihasilkan dari pembakaran 1 m3 gas hidrogen adalah

12.079,17 x 0,0182 = 219,84 kJ

Reaksi pembakaran pada gas karbonmonoksida adalah

CO + 0,5 O2 CO2 + 11.945,04 kJ/m3

Dengan prosentase 0,45% volume gas karbonmonoksida,


maka kalor yang dihasilkan dari pembakaran 1 m3 gas
karbonmonoksida adalah

11.945,04 x 0,0045 = 53,75 kJ


Analisis proses pembakaran Gas
Reaksi pembakaran pada gas H2S adalah

H2S + 1,5 O2 SO2 + H2O + 23.957,14 kJ/m3

Dengan prosentase 0,18% volume gas H2S, maka kalor yang


dihasilkan dari pembakaran 1 m3 gas H2S adalah

23.957,14 x 0,0018 = 43,12 kJ

Nilai Kalor total yang dihasilkan dari 1 m3 gas alam adalah

Qh = 35.190,53 + 149,87 + 219,84 + 53,75 + 43,12

= 35.657,11 kJ/m3
Proses Pembakaran Bahan Bakar Padat
Batubara memiliki nilai kalor yang cukup potensial
sebagai bahan bakar padat, dan proses pembakaran
bahan bakar padat jauh lebih kompleks daripada
bahan bakar cair ataupun gas, dimana pada umumnya
bahan bakar padat mengalami 3 tahapan proses
pembakaran yang dijelaskan pada Gambar berikut.
Proses Pembakaran Bahan Bakar Padat
1. Pengeringan/Pemanasan
Pada tahap ini partikel bahan bakar dipanaskan di atas
temperatur vaporasi. Proses ini berlangsung secara
konveksi dengan melewatkan udara panas pada
padatan. Air yang terkandung dalam bahan bakar terdiri
dari dua bentuk, yang pertama yaitu air terikat, dimana
air tertahan dalam ikatan kimiawi yang lemah atau
terperangkap dalam struktur mikro bahan bakar. Tahap
kedua adalah air tak terikat yaitu berasal dari air terikat
yang berlebih atau air yang terdapat pada struktur
makro padatan (pada pori-pori padatan).
2. Devolatilisasi/Pirolisis
Setelah kadar air dihilangkan maka temperatur dari
partikel semakin meningkat sehingga partikel mulai
terdekomposisi dan terjadi proses pelepasan zat–zat
yang mudah menguap (volatile matter).
Proses Pembakaran Bahan Bakar Padat
Volatile matter merupakan bagian dari bahan bakar padat
yang bisa terbakar. Bagian ini terdiri dari bagian yang
ringan sampai berat. Bagian yang ringan akan menguap
terlebih dahulu. Volatile matter keluar rongga bahan bakar
dan memenuhi pori-pori. Hal ini menyebabkan oksigen
dari luar tidak dapat masuk kedalam partikel. Pada tahap
ini terjadi pemanasan partikel tanpa kehadiran oksigen
yang disebut pirolisis. Sebagian dari gas hasil pirolisis
bereaksi dengan air dan gas produk pirolisis lain. Tabel
berikut menunjukkan reaksi-reaksi yang terjadi selama
pirolisis.
Hasil pirolisis terbakar dan membentuk nyala yang
memperbesar devolatilisasi. Pada bagian lain uap air akan
mengalir keluar melewati pori-pori sehingga temperatur
pembakaran turun. Setelah seluruh air keluar maka nyala
api akan lebih besar dan temperatur naik.
Tabel Reaksi Kimia pada proses
devolatilisasi/pirolisis
Proses Pembakaran Bahan Bakar Padat
3. Pembakaran Char (Kabon Tetap)
Char atau fixed carbon merupakan gumpalan matriks
karbon dengan sedikit hidrogen yang terdapat pada
senyawa bahan bakar. Bagian ini sangat berpori yang
berarti luas permukaan bagian dalam sangat besar. Jika
terdapat oksigen maka akan terjadi pembakaran pada
char. Char memiliki nilai kalor yang paling tinggi
dibandingkan dengan volatile matter. Ketika terjadi
pembakaran pada char, maka temperatur akan naik lebih
tinggi dari sekitarnya. Proses ini merupakan tahapan
akhir dari proses pembakaran pada bahan bakar padat.
Temperatur nyala adalah temperatur pada saat jumlah
zat mudah terbakar meningkat secara cepat dan tepat
sebelum bereaksi dengan oksigen secara kimia.
Proses Pembakaran Bahan Bakar Padat

Setiap unsur memiliki temperatur nyala yang berbeda,


misalnya karbon (C) memiliki temperatur nyala sekitar 343
deg C. Pada kondisi nyata, setiap zat tidak terbakar
secara tepat pada temperatur nyala. Bentuk ruang bakar,
rasio udara terhadap bahan bakar dan beragam dampak
dari campuran zat yang mudah terbakar mempengaruhi
temperatur nyala. Temperatur nyala bahan bakar batubara
umumnya berada pada temperatur nyala karbon.
Komponen volatil pada bahan bakar batubara akan
terlepas seiring dengan peningkatan temperatur, namun
tidak akan terbakar sebelum temperatur nyala tercapai.
Reaksi kimia Pembakaran Bahan Bakar &
Kebutuhan udara pembakaran
Dalam setiap bahan bakar, unsur yang mudah terbakar
adalah Carbon, Hidrogen dan Sulfur
Reaksi Kimia energi
C₂H₄ + O2 CO₂ + 2H₂O  (SEMPURNA)
C₂H₄ + O₂ 2CO + 2H₂O  (TDK SEMPURNA)
S + O₂  SO₂  (SEMPURNA)

Reaksi Kimia non-energi


N₂ + O₂  2NO  (TDK SEMPURNA)
2NO + O₂ 2NO₂  (SEMPURNA)
Gas ini dihasilkan dari reaksi antara nitrogen dan oksigen di
udara saat pembakaran, terutama pada suhu tinggi
Berdasarkan berat : Oksigen = 23,2%; Nitrogen = 76,8%.
Berdasarkan volume : Oksigen = 21% ; Nitrogen = 79 %.
Proses Pembakaran Bahan Bakar & Kebutuhan udara
pembakaran
Analisis pembakaran untuk menghitung kebutuhan udara teoritis dibagi berdasarkan :
Satuan berat  Oksigen = 23,2% ; Nitrogen = 76,8%.

C + O₂  CO2 Oksigen yg dibutuhkan sebesar (32/12) x kg C = 2.66 x kg C


12 + 32 = 44
2H2 + O₂ 2H₂O Oksigen yg dibutuhkan sebesar (32/4) x kg H2 = 8x kg H2
4 + 32 = 36
S + O₂ SO₂ Oksigen yg dibutuhkan sebesar (32/32) x kg S= 1 x kg S
32 + 32 = 64

Karena berat oksigen dalam udara adalah 23.2 %.


Maka untuk mendapatkan 1 kg Oksigen dibutuhkan (100/23.2) udara atau 4,31
kg udara

Berat Oksigen yang diperlukan = (2.66 x kg C) + (8 x kg H₂ ) + (1x kg S)


Analisis pembakaran untuk menghitung kebutuhan udara teoritis dibagi berdasarkan :
Satuan volume  Oksigen = 21% ; Nitrogen = 79 %. Hitung dengan melihat
jumlah molekulnya

C + O₂ CO₂ Oksigen yg dibutuhkan sebesar (1/1) x vol C = 1 x vol C


1 1 1
2H₂ + O₂ 2H₂O Oksigen yg dibutuhkan sebesar (1/2) x vol H₂ = 0.5 x vol H₂ 1
2 2
S + O₂ SO₂ Oksigen yg dibutuhkan sebesar (1/1) x vol S= 1 x vol. S
1 1 1

Karena volume oksigen dalam udara adalah 21 %.


Maka untuk mendapatkan 1 liter Oksigen dibutuhkan (100/21) udara atau 4,76
liter udara
Analisis pembakaran untuk menghitung berat gas buang :

C + O₂ CO₂  CO₂ hasil pemb. carbon sebesar (44/12) x kg C = 3.66 x kg C


12 32 44
2H₂ + O₂ 2H₂O  H₂O hasil pemb. hidrogen seb. (36/4) x kgH2 = 9 x kg H₂ 4
32 36
S + O₂ SO₂  SO₂ hasil pemb. sulfur sebesar (64/32) x kg S= 2 x kg S
32 32 64

Berat Gas Buang yg dihasilkan = (3.66 x kg C) + (9 x kg H₂ ) + (2 x kg S)


Simbol
Unsur Berat atom Berat molekul Wujud
molekul
Hydrogen H2 1 2 gas
Carbon C 12 padat
Nitrogen N2 14 28 gas
Oxygen O2 16 32 gas
Sulfur S 32 - padat
Uap Air H2O - 18 uap
Carbon monoxide CO - 28 gas
Carbon dioxide CO2 - 44 gas
Methane CH4 -
Acetylene C2H2 -
KEBUTUHAN UDARA PEMBAKARAN
Fireball Flame Shape

1. C + O₂ ===> CO₂
12 + 2 x 16 ===> 44
------------------------------------------------------ : 12

12/12 ( C ) + 32/12 ( O₂ ) ===> 44/12 ( CO₂ )


1kg (C ) + 8/3 kg ( O₂ ) ===> 11/3 kg ( CO₂ )

** untuk membakar 1 kg Carbon diperlukan 8/3 = 2,67 kg O₂


KEBUTUHAN UDARA PEMBAKARAN
Fireball Flame Shape

2. 2 ( H₂ ) + O₂ ===> 2 (H₂ O)
2 x 1 x 2 + 2 x 16 ===> 36
------------------------------------------------------- : 4

1( H ) + 8 ( O₂ ) ===> 9 ( H₂ O )
1kg (H ) + 8 kg ( O₂ ) ===> 9 kg ( H₂ O )

** untuk membakar 1 kg Hidrogen diperlukan 8 kg O₂


KEBUTUHAN UDARA PEMBAKARAN
Fireball Flame Shape

3. S + O₂ ===> SO₂
32 x 1 + 2 x 16 ===> 64
-------------------------------------------------------: 32

1( S ) + 1 ( O₂ ) ===> 16 ( SO₂ )
1kg ( S ) + 1 kg ( O₂ ) ===> 2 kg ( SO₂ )

** untuk membakar 1 kg Sulfur diperlukan 1 kg O₂


KEBUTUHAN UDARA PEMBAKARAN

PEMBAKARAN TIDAK SEMPURNA (CO)


C + O2 → CO2 + 8,084 Kcal/Kg Karbon

2C + O2 → 2CO - 2,430 Kcal/Kg Karbon

2H2 + O2 → 2H2O + 28,922 Kcal/Kg Hidrogen

S + O2 → SO2 + 2,224 Kcal/Kg Sulfur

Setiap kilogram CO yang terbentuk berarti kehilangan panas


5,654 Kcal (8,084 – 2,430).

Total Panas yg dihasilkan bila tdk terbentuk CO atau terjadi


Pembakaran sempurna = 39,230 Kcal/Kg bh bakar.
Bila terbentuk CO Panas yg dihasilkan = 39,230 – 2,430 =
36,800 Kcal/Kg bh bakar.

Anda mungkin juga menyukai