PEMBANGKIT
C12052401
Pembakaran Suatu Proses (runutan) reaksi kimia antara bahan
bakar dan oksidan (senyawa kimia yg mudah mentransfer atom
oksigen) , disertai pelepasan energi dari sistem, biasanya dalam
bentuk panas disertai cahaya.
Siklus Pembakaran
Panas
pemicu Sebagian
panas dipakai
untuk proses
Bahan Proses Udara bakar
bakar bakar (oksigen) selanjutnya
Panas
dimana,
C = berat abu/residu (gr) dan
A = berat bahan sebelum pengabuan (gr).
Umumnya, kadar abu sekitar 0,03 – 0,07 %.
Abu yang berlebihan dalam bahan bakar cair dapat
menyebabkan pengendapan kotoran pada peralatan
pembakaran.
• Kadar Air (Moisture) Kadar air menunjukkan
banyaknya massa air dalam sebuah massa bahan
bakar. Kadar air minyak tungku/furnace pada saat
pemasokan umumnya sangat rendah sebab produk
disuling dalam kondisi panas.
Batas maksimum 1% ditentukan sebagai standar.
Proses Pembakaran Bahan Bakar Gas
= 35.657,11 kJ/m3
Proses Pembakaran Bahan Bakar Padat
Batubara memiliki nilai kalor yang cukup potensial
sebagai bahan bakar padat, dan proses pembakaran
bahan bakar padat jauh lebih kompleks daripada
bahan bakar cair ataupun gas, dimana pada umumnya
bahan bakar padat mengalami 3 tahapan proses
pembakaran yang dijelaskan pada Gambar berikut.
Proses Pembakaran Bahan Bakar Padat
1. Pengeringan/Pemanasan
Pada tahap ini partikel bahan bakar dipanaskan di atas
temperatur vaporasi. Proses ini berlangsung secara
konveksi dengan melewatkan udara panas pada
padatan. Air yang terkandung dalam bahan bakar terdiri
dari dua bentuk, yang pertama yaitu air terikat, dimana
air tertahan dalam ikatan kimiawi yang lemah atau
terperangkap dalam struktur mikro bahan bakar. Tahap
kedua adalah air tak terikat yaitu berasal dari air terikat
yang berlebih atau air yang terdapat pada struktur
makro padatan (pada pori-pori padatan).
2. Devolatilisasi/Pirolisis
Setelah kadar air dihilangkan maka temperatur dari
partikel semakin meningkat sehingga partikel mulai
terdekomposisi dan terjadi proses pelepasan zat–zat
yang mudah menguap (volatile matter).
Proses Pembakaran Bahan Bakar Padat
Volatile matter merupakan bagian dari bahan bakar padat
yang bisa terbakar. Bagian ini terdiri dari bagian yang
ringan sampai berat. Bagian yang ringan akan menguap
terlebih dahulu. Volatile matter keluar rongga bahan bakar
dan memenuhi pori-pori. Hal ini menyebabkan oksigen
dari luar tidak dapat masuk kedalam partikel. Pada tahap
ini terjadi pemanasan partikel tanpa kehadiran oksigen
yang disebut pirolisis. Sebagian dari gas hasil pirolisis
bereaksi dengan air dan gas produk pirolisis lain. Tabel
berikut menunjukkan reaksi-reaksi yang terjadi selama
pirolisis.
Hasil pirolisis terbakar dan membentuk nyala yang
memperbesar devolatilisasi. Pada bagian lain uap air akan
mengalir keluar melewati pori-pori sehingga temperatur
pembakaran turun. Setelah seluruh air keluar maka nyala
api akan lebih besar dan temperatur naik.
Tabel Reaksi Kimia pada proses
devolatilisasi/pirolisis
Proses Pembakaran Bahan Bakar Padat
3. Pembakaran Char (Kabon Tetap)
Char atau fixed carbon merupakan gumpalan matriks
karbon dengan sedikit hidrogen yang terdapat pada
senyawa bahan bakar. Bagian ini sangat berpori yang
berarti luas permukaan bagian dalam sangat besar. Jika
terdapat oksigen maka akan terjadi pembakaran pada
char. Char memiliki nilai kalor yang paling tinggi
dibandingkan dengan volatile matter. Ketika terjadi
pembakaran pada char, maka temperatur akan naik lebih
tinggi dari sekitarnya. Proses ini merupakan tahapan
akhir dari proses pembakaran pada bahan bakar padat.
Temperatur nyala adalah temperatur pada saat jumlah
zat mudah terbakar meningkat secara cepat dan tepat
sebelum bereaksi dengan oksigen secara kimia.
Proses Pembakaran Bahan Bakar Padat
1. C + O₂ ===> CO₂
12 + 2 x 16 ===> 44
------------------------------------------------------ : 12
2. 2 ( H₂ ) + O₂ ===> 2 (H₂ O)
2 x 1 x 2 + 2 x 16 ===> 36
------------------------------------------------------- : 4
1( H ) + 8 ( O₂ ) ===> 9 ( H₂ O )
1kg (H ) + 8 kg ( O₂ ) ===> 9 kg ( H₂ O )
3. S + O₂ ===> SO₂
32 x 1 + 2 x 16 ===> 64
-------------------------------------------------------: 32
1( S ) + 1 ( O₂ ) ===> 16 ( SO₂ )
1kg ( S ) + 1 kg ( O₂ ) ===> 2 kg ( SO₂ )