Anda di halaman 1dari 34

BAHAN BAKAR DAN PEMBAKARAN

1. Minyak yg digunakan sbg bahan bakar harus yang bermutu baik, biasanya
terdiri dari 86% C, 12% H, 1% O2, 0,5% S, dan 0,5% N

ADA 2 JENIS NILAI PEMBAKARAN :

A. NILAI PEMBAKARAN ATAS (HIGH HEATING VALUE)


disebut juga dgn nilai pembakaran total. Pada nilai ini termasuk juga
nilai pembakaran kondensat uap air.

Q high = 33915 C + 144033 (H – O/8) + 10468 S kJ/kg

B. NILAI PEMBAKARAN BAWAH (LOW HEATING VALUE)


disebut juga nilai pembakaran bersih. Pada nilai pembakaran ini tidak
termasuk nilai pembakaran kondensat uap air

Q low = 33915 C + 121423 (H – O/8) + 10468 S – 2512 (W + 9x O/8)

Nilai pembakaran atas dan bawah berbeda sesuai dgn jumlah kandungan
Hidrogen dan kandungan Air yg terdapat dalam bahan bakar.

1
Pada pembakaran sempurna berlaku :
Karbon (C) menghasilkan 34000 KJ/kg
H2 menghasilkan 144000 KJ/kg
S menghasilkan 10500 KJ/kg

2.Pemasukan udara
A. Kebutuhan udara pembakaran teoritis
= Jumlah udara pembakaran yg menurut teori diperlukan utk membakar secara
sempurna suatu bahan bakar, dapat dihitung dari susunan kimia bahan
bakar tsb.
Dari susunan kimia bahan bakar ini dapat dihitung jumlah udara yg diperlukan
oleh setiap unsur kimia bahan bakar utk pembakaran yg sempurna.
Pada umumnya N, S dan O2 yg ada dalam bahan bakar diabaikan

Hidrogen (H2) terbakar menurut :

2H2 + O2 --- 2H2O


Jadi 4 satuan massa H2 terbakar dgn 32 satuan massa O2 menjadi 36 satuan
massa hidrogen, atau :
2
4 kg H2 + 32 O2 ------ 36 H2

Untuk pembakaran H2 diperlukan :


32 kg O2 = 8 kg O2 / kg H2
4 kg H2

Karbon (C) terbakar menurut :


C + O2 ---- CO2

Jadi 12 satuan massa karbon terbakar dengan 32 satuan massa O2 menjadi


44 satuan massa karbon dioksida

Untuk pembakaran karbon (C) diperlukan :


32 kg O2 = 32 kg O2/kg C
12 kg C 12

3
Misal suatu bahan bakar terdiri dari 86% C dan 12% H2 per 100 kg bahan
bakar .

Untuk pembakaran karbon diperlukan :


86 kg C x 8 kg O2/kg C = 2,29 kg O2/kg bhn bakar
100 kg bahan bakar 3

Untuk pembakaran H2 diperlukan :


12 kg H2 x 8 kg O2/kg H2 = 0,96 O2/kg bhn bakar
100 kg bahan bakar

Jumlah :
(2,29 + 0,96) kg O2/kg bahan bakar = 3,25 kg O2/kg bahan bakar

Di udara terdapat 21% O2 ---- 21 kg O2/100 kg udara

4
Jadi untuk memenuhi kebutuhan O2, diperlukan sejumlah
100 kg udara udara atau sekitar 1,45 kali jumlah kebutuhan O2
21 kg O2

Jumlah udara pembakaran yang diperlukan secara teori adalah :


100 kg udara x 3,25 kg O2/kg bahan bakar
21 kg O2

= 14,1 kg udara/kg bahan bakar

5
Kerapatan udara pada 0 ºC dan 1013 mbar adalah 1,276 kg/m3
Dengan demikian berat jenisnya adalah 1/1,276 m3/kg

Jadi volume udara pembakaran yg diperlukan secara teoritis adalah :


1 m3 udara x 14,1 kg udara/kg bahan bakar
1,276 kg udara

= 11 m3 udara/kg bahan bakar

B. Jumlah udara pembakaran yang diperlukan secara praktek (A)


Pada pembakaran tidak sempurna karbon menjadi karbon monooksida (CO),
panas yg dihasilkan hanya 10500 KJ/kg bahan bakar yg seharusnya
34000 KJ/kg bahan bakar. Hasil ini berarti suatu kerugian dari
(34000 – 10500) KJ/kg = 23500 KJ/kg

Untuk mencegah kerugian tsb, maka harus dimasukkan lebih banyak udara
dibandingkan perhitungan secara teori, dan ini disebut jumlah udara
sebenarnya (secara praktek) atau A.
6
Jumlah udara sebenarnya dan kelebihan udara
Kebutuhan jumlah udara sebenarnya (A) lebih besar jika dibandingkan
jumlah udara teoritis (Ao)

Perbandingan udara adalah jumlah udara sebenarnya (A) dibagi jumlah


udara teoritis (Ao) -

Faktor kelebihan udara (m) = A/Ao

Faktor kelebihan udara diperlukan, karena tidak seluruhnya udara


teoritis dapat kontak dengan partikel-partikel pembakaran. Biasanya
kelebihan udara sekitar 10 – 30%

Faktor udara dapat menjadi kecil karena :


- Kecepatan yg lebih besar dari udara pembakaran yg dimasukan, sehingga
terjadi pencampuran yg lebih baik dengan bahan bakar, sebagaimana
halnya pada tarikan paksa.
- Pembagian yg lebih halus dari bahan bakar yg dimasukan ke dalam ruang
pembakaran, sehingga terjadi permukaan persinggungan yang lebih besar
utk udara pembakaran.
- suhu udara pembakaran yg lebih tinggi, sehingga pembakaran dapat
terjadilebih cepat.

7
3. Pembuangan gas asap
Massa gas asap yang keluar dari cerobong adalah sama dengan jumlah massa
udara yang dimasukkan dan massa dari bahan bakar yang terbakar.

Contoh :
Minyak bakar mengandung 86% C dan 12% H2 dibakar dengan udara dari
blower. Faktor udara adalah 1,4

Pemasukan udara secara praktek / jumlah udara sebenarnya (A) :

A = 1,4 x 1 kg udara x [ 0,86 kg C x 8 kg O2/kg C


0,21 kg O2 1 kg bhn bakar 3

+ 0,12 kg H2 x 8 kg O2/kg H2
1 kg bhn bakar

= 19,8 kg udara/kg bahan bakar

8
Komponen-komponen utama yg terkandung dalam bahan bakar
A. Karbon (C)
- minyak berat  ± 83,03%
- batu bara - 16 – 24%

B. Hidrogen (H2)
- minyak berat - 11 – 13%
- batu bara -- 2 – 4%

C. Oksigen (O2)
- minyak berat - 0,36 – 0,7%
- batu bara - 10 – 20%
pada bahan bakar batu bara, bila terlalu lama ditimbun, gas
oksigen akan keluar dari batu bara tsb. Hal ini penting utk
mengetahui kualitas batu bara.

9
D. Nitrogen (N2)
- minyak berat  0,03 – 0,3%
- batu bara -- 0,8 – 1,9%
Nitrogen berubah menjadi gas NOx setelah pembakaran, gas
ini menyebabkan polusi

E. Sulfur (S)
- minyak berat -- 0,1 – 3,0%
- batu bara --- 0,1 – 3,5%
Sulfur/belerang berubah menjadu gas asam sulfit (Sox)
setelah pembakaran, gas ini menyebabkan polusi

F. Abu
- minyak berat -- < 0,05%
- batu bara ---- 16 – 24%

10
TEMPERATUR API (LIGHTING TEMPERATURE)
Adalah temperatur ketika bahan bakar mendapat panas dan
terbakar sendiri tanpa bantuan nyala api. Titik api (lighting point)
ditentukan oleh keseimbangan yg terjadi antara nilai pembakaran
yg dihasilkan oleh bahan bakar dgn nilai pembakaran yg
dikeluarkan ke atmosfir. Tabel 2.1.

TITIK NYALA (FLASH POINT)


Ketika bahan bakar dipanaskan, sebagian bahan bakar akan menguap
dan bila nyala api kecil di dekatkan, maka bahan bakar tsb akan
menyala/terbakar. Temperatur terendah pada penyalaan bahan
bakar tsb disebut dengan titik nyala (flash point). Tabel 3.2.

NILAI PEMBAKARAN (HEATING VALUE)


Adalah banyaknya panas yg dikeluarkan ketika bahan bakar terbakar
sempurna, tiap satuan massa (kkal/kg atau kJ/kg) bahan bakar
yg dibakar.

11
ADA 2 JENIS NILAI PEMBAKARAN :

A. NILAI PEMBAKARAN ATAS (HIGH HEATING VALUE)


disebut juga dgn nilai pembakaran total. Pada nilai ini termasuk juga
nilai pembakaran kondensat uap air.

Q high = 33915 C + 144033 (H – O/8) + 10468 S kJ/kg

B. NILAI PEMBAKARAN BAWAH (LOW HEATING VALUE)


disebut juga nilai pembakaran bersih. Pada nilai pembakaran ini tidak
termasuk nilai pembakaran kondensat uap air

Q low = 33915 C + 121423 (H – O/8) + 10468 S – 2512 (W + 9x O/8)

Nilai pembakaran atas dan bawah berbeda sesuai dgn jumlah kandungan
Hidrogen dan kandungan Air yg terdapat dalam bahan bakar.

Metoda perhitungan nilai pembakaran;


- menggunakan alat bomb kalorimeter
- menggunakan analisa unsur

12
Contoh :
Batu bara bukit asam dengan komposisi 63,5% C, 5,8% H, 15,2% S,
1% N, 9% air dan 5% abu.

Q high = 33915 x 0,635 + 144033 x (0,058 – 0,152/8) +


10468 x 0,005 = 27205 kJ/kg

Qlow = 33915 x 0,635 + 121423 x (0,058 – 0,152/8) + 10468 x


0,005 – 2512 x (0,09 + 0,152/8) = 25668 kJ/kg

13
PERHITUNGAN PEMBAKARAN

Dasar-dasar
(a) Kapasitas gas berbeda-beda menurut temperatur dan tekanan
pada kondisi normal (suhu gas 0 C atau suhu gas absolut 273 K
dan tekanan absolut 1 atm atau 1,33 kg/cm2) dan volume gas 1
Nm3
(b) Volume gas 1 k mol adalah 22,4 Nm3 pd kondisi normal
(c) Udara normal ialah kering (dry base) dan komponennya adalah
21% oksigen (O2) dan 79% Nitrogen (N2)
(d) Nilai partikel atom adalah :
Oksigen (O2) = 32 Hidrogen (H2) = 2
Sulfur (S) = 32 Nitrogen (N2) = 28
Karbon (C) = 12

14
REAKSI PEMBAKARAN
adalah panas dilepaskan oleh partikel-partikel karbon, hidrogen,
oksigen dan unsur-unsur ini berekasi dengan oksigen dalam udara
dan terjadi reaksi oksidasi pada saat mengeluarkan panas dan
cahaya.
Pembakaran adalah reaksi kimia (persenyawaan) antara unsur-
unsur bahan bakar dengan oksigen disertai pelepasan panas
dengan suhu tinggi

Reaksinya :
(1) Pembakaran tidak sempurna C (karbon)
C + ½ O2 -- CO + 29400 kkal/kmol
(2) Pembakaran sempurna CO (karbon monoksida)
CO + ½ O2 -- CO2 + 67600 kkal/kmol
(3) Pembakaran sempurna
C + O2 -- CO2 + 97000 kkal/kmol

15
(4) Pembakaran sempurna Hidrogen (H2)
H2 + ½ O2 -- H2O (gas) + 57600 kkal/kmol
(5) Pembakaran sempurna Sulfur (S, belerang)
S + O2 -- SO2 + 80000 kkal/kmol

1 partikel karbon dengan ½ partikel oksigen pd saat pembakaran


akan bereaksi menjadi gas CO dan mengeluarkan gas 29400
kkal per 1 kmol.

Bila gas CO terbentuk dari 1 kg karbon dalam pembakaran, 1 kmol


karbon adalah 12 kg, dan nilai pembakarannya adalah 29400/12
= 2450 kkal.

16
JUMLAH UDARA TEORITIS

Jumlah udara teoritis dihitung untuk mengetahui udara


pembakaran minimum yg diperlukan secara teoritis.

Perhitungan jumlah udara teoritis :


(1) Utk mengetahui analisa unsur bahan bakar dari komponen yang
mudah terbakar, yaitu C, H2, S dan O2
(2) Utk menghitung jumlah oksigen yg diperlukan utk pembakaran
sempurna dgn menggunakan rumus reaksi
(3) Jumlah oksigen mempunyai perhitungan efisien udara ekivalen
jumlah O2/0,21 = jumlah udara

Secara teoritis jumlah udara menggunakan volume udara


(Nm3) pada kondisi normal dan ditunjukkan dengan Nm3/kg

17
PERHITUNGAN JUMLAH UDARA TEORITIS MENURUT REAKSI
PEMBAKARAN ADALAH SBB :

1. Jumlah 1 k mol oksigen (vol 22,4 Nm3) pada pembakaran 1 kmol


karbon (berat 12 kg). Jumlah udara yg diperlukan utk
pembakaran 1 kg karbon adalah : C + O2 - CO2
22,4 Nm3 x 1 = 8,89 Nm3/kg
12 kg 0,21

2. Jumlah 1 kmol hidrogen (berat 2 kg) adalah ½ k mol (vol ½ x


22,4 Nm3) sehingga jumlah udara yg diperlukan utk
pembakaran 1 kg hidrogen adalah : 2H + ½ O2 -- H2O

½ x 22,4 Nm3 x 1 = 26,7 Nm3/kg


O2 =
2 kg 0,21

18
3. Jumlah oksigen dari 1 kmol sulfur (berat 32 kg) adalah 1 kmol
(vol 22,4 Nm3), sehingga jumlah udara yg dibutuhkan utk
pembakaran 1 kg sulfur adalah : S + O2 - SO2

22,4 Nm3 x 1 = 3,33 Nm3/kg


32 kg 0,21

Bahan bakar cair dan padat seberat 1 kg terdiri dari karbon,


hidrogen, oksigen dan sulfur ditunjukkan dengan C, H, O, S

4. Jumlah udara teoritis


Ao = 8,89 C + 26,7 (H – O/8) + 3,33 , Nm3/kg

(H – O/8) disebut dengan hidrogen yang tersedia

19
Contoh :
Analisa unsur
C H S O N W
84,5 12,8 1,0 0,8 0,1 0,8

Ao = (1/100)(8,89 x 84,5) + (26,7 x (12,8 – 0,8/8) + (3,33 x 1 )


= 10,9 Nm3/kg

Contoh jumlah udara teoritis

Bahan bakar Jumlah udara Bahan bakar Jumlah udara


teoritis teoritis
Minyak kental 10 – 11 Nm3/kg Batu bara 3,5 – 10 Nm3/kg
Minyak diesel 11,2 Nm3/kg Arang kokas 8,5 Nm3/kg

20
Jumlah udara sebenarnya dan kelebihan udara
Kebutuhan jumlah udara sebenarnya (A) lebih besar jika
dibandingkan jumlah udara teoritis (Ao)

Perbandingan udara adalah jumlah udara sebenarnya (A) dibagi


jumlah udara teoritis (Ao) -

Faktor kelebihan udara (m) = A/Ao

Faktor kelebihan udara diperlukan, karena tidak seluruhnya


udara teoritis dapat kontak dengan partikel-partikel
pembakaran. Biasanya kelebihan udara sekitar 10 – 30%

Bila faktor kelebihan udara tidak mencukupi, maka :


- Akan menimbulkan asap hitam, ketel bergetar, gaung
- Terdapat sisa pembakaran
- Effisiensi ketel uap menurun
21
Bila faktor udara berlebihan, maka
- Suhu pembakaran menurun
- Gas buang meningkat
- Efisiensi ketel uap menurun
- Asap gas buang berwarna putih, ketel bunyi gaung

Bila jumlah udara teoritis = 10,9 Nm3/kg dan m = 1,2 , maka :


10,9 Nm3/kg x 1,2 = 13,08 Nm3/kg (jml udara yg diperlukan utk
pembakaran sebenarnya)

KOMPONEN GAS HASIL PEMBAKARAN


- CO, CO2, H2O, SO2
- komponen air, komponen uap air/embun
- O2 dari kelebihan udara
- N2 dlm udara dan N2 dalam bahan bakar

22
Komponen2 gas hasil pembakaran akan berubah-ubah menurut :
- Komponen bahan bakar
- Metode pembakaran
- Perbandingan udara

JUMLAH GAS PEMBAKARAN KERING TEORITIS (VOLUME GAS


ASAP KERING TEORITIS)
Gas pembakaran kering adalah gas pembakaran dari keseluruhan gas
pembakaran kecuali uap air.
Gas pembakaran kering teoritis adalah gas pembakaran kering
dengan m = 1 , tidak ada kelebihan udara
Jumlah gas pembakaran kering teoritis (Vdo) adalah keseluruhan
pembakaran yg menghasilkan produk CO2, SO2 dan N2.
Komponen-komponen bahan bakar cair atau padat seperti karbon,
hidrogen, oksigen , belerang, nitrogen dan air dinyatakan dgn C,
H, O, S, N dan W kg

23
Vdo = 8,89 C + 21,1 (H – O/8) + 3,33 S + 0,8 N, Nm3/kg

Atau Vdo = 0,79 Ao + (22,4/12)C + (22,4/32)S + (11,2/14)N

Vdo = 1/100 (8,89x84,5) + 21,1 (12,8 – 0,8/8) + (3,33x1) + (0,8x0,1)


= 10,2 Nm3/kg

Vdo = 1/100 (0,79x10,9) + (1,867x84,5) + (0,7x1) + (0,8x0,1)


= 10,2 Nm3/kg

JUMLAH GAS PEMBAKARAN TEORITIS (VOL GAS ASAP


TEORITIS)

Jumlah gas pembakaran teoritis, Vo = Vdo ditambah dgn uap air


dari hidrogen hasil pembakaran dan ditambah dgn komponen-
komponen air yang terdapat di dalam bahan bakar
Vo = Vdo + 11,2H + 1,24 W , Nm3/kg 24
11,2 = vol uap air dari hidrogen / kg
1,24 = vol uap air dari air/kg yg terkandung dalam bahan bakar
Vo = 10,2 + 1/100 ((11,2x12,8) + (1,24x0,8)) = 11,64 Nm3/kg

JUMLAH GAS PEMBAKARAN KERING Vd


Adalah jumlah gas pembakaran kering teoritis Vdo ditambah
kelebihan udara
Vd = Vdo + (m-1) Ao, Nm3/kg

JUMLAH GAS PEMBAKARAN, Vg


Adalah jumlah gas pembakaran kering Vd ditambah 11,2H dan 1,24W
Vg = Vd + 11,2H + 1,24W , Nm3/kg

25
MAKSIMUM CO2 (CO2 MAX)
Adalah % volume gas CO2 di dalam gas pembakaran kering ketika
bahan bakar terbakar sempurna oleh sejumlah udara pembakaran
teoritis.

Metode Perhitungan CO2 Max dr komponen bahan bakar


CO2 = 0,21 x 100%
1 + 2,371/C + (H – O/8)
Bila (H – O/8) > 0, maka CO2 max < 0,21

Metode perhitungan CO2 max dari komponen-komponen gas


pembakaran
CO2 max = 0,21 (CO2 + CO) x 100%
21 – ((O2 + 0,395 CO))
Bila tdk ada gas CO
CO2 max = 21 CO2
21 – O2
26
PERHITUNGAN PERBANDINGAN UDARA (AIR RATIO), m
21 N2
M=
21 N2 – 79 O2 – 0,5 CO

Umumnya N2 kira-kira 79%, C = O (mendekati nilai nol utk bahan


bakar cair dan padat, karena itu perbandingan udara (m)
diperkirakan secara kasar dgn rumus :
21
m=
21 – O2

Dan dapat juga menggunakan %CO2, yaitu


max CO2
m=
CO2

27
PERHITUNGAN PEMBAKARAN BAHAN BAKAR GAS

Bahan bakar gas terdiri dari kombinasi antara karbon (C) dan
hidrogen (H2), misal gas propana, gas metana
Perhitungannya hampir sama dgn bahan bakar cair dan padat

Jumlah udara teoritis adalah jumlah udara (O2) + N2


Jumlah gas pembakaran kering teoritis adalah jumlah CO2 + N2 yg
merupakan produk pembakaran

Jumlah gas pembakaran teoritis adalah CO2 + H2O + N2 utk 20 kg


LPG (Propana) setelah terbakar, dihitung jumlah udara teoritis
(Ao), gas pembakaran kering teoritis (Vdo), gas pembakaran
teoritis Vo)

28
Berat 1 k mol LPG adalah 44 kg, vol 1 kg = 22,4/44 kg = 0,509 Nm3

Ao = (5 + 18,8)x0,509 x 20 = 242,3 Nm3


Vdo = (3 + 18,8) x 0,509 x 20 = 221,9 Nm3
Vo = (3 + 4) x 0,509 x 20 = 262,6 Nm3

Methana (CH4), propana (C3H8), Butana (C4H10), Etana (C2H6)


Acetylene (C2H2), Ethylene (C2H4)

CmHn + (m + n/4) O2 -- mCO2 + n/2 H2O


Maks CO2 adalah perbandingan CO2 di dalam gas buang dgn Vdo
CO2 3
Maks CO2 = = x 100% = 13,8%
Vdo 3 + 18,8

29
Oksigen yg terdapat dalam bahan bakar gas meliputi O2 yg
dikonsumsi utk pembakaran, sehingga dapat diabaikan ketika
melakukan perbandingan jumlah udara teoritis

1
Ao = x (2CH4 + 3,5 C2H4 + 5 C3H8 + 6,5 (C4H10), Nm3
0,21

30
CONTOH
Data mengenai ketel uap (sebatang tube)
 Diameter luas tube 9 cm, diameter dalam 5 cm
 Panjang tube 300 cm, pada sisi api terdekat jelaga setebal 1,5
mm dan pada sisi air terjadi kerak 1 mm
Dimana :
K1 = 0,42 (Kcal/jam 0C) (pada jelaga)
K2 = 225 (Kcal/jam 0C) (pada dinding pipa)
K3 = 8,0 (Kcal/jam 0C) (pada kerak ketel uap)
h1 = 90 (Kcal/jam 0C) (pada api ke dinding)
h2 = 80 (Kcal/jam 0C) (pada dinding ke air)

Ditanya : Jumlah panas yang disalurkan ?

31
Penyelesaian : Q = K0 . A (Tg - Ta)

1 1 t t t 1 1 0,015 0,02 0,001 1


  2  2  3     
K 0 h1 K1 K 2 K 3 h 2 90 0,42 225 8 80

K0 = 36,5

Luas pipa = A = n . d . k
= 3,14 . 0,5 . 3
= 0,471

Maka  Q = K0 . A (Tg - Ta)


= 36,5 . 0,471 (7500 - 400)
= 12,206 kcal/jam
32
Bila pipa bersih (tanpa ada jelaga dan kerak

1 1 t 1 1 1 0,02 1
  2    
K0 h1 h2 h2 K 0 90 225 80

K0 = 42,2

Maka  Q2 = K0 . A (Tg - Ta)


Q2 = 42,2 . 0,471 (750 - 40)
= 141.121 kcal/jam

Sehingga panas yang hilang/Q loss adalah :

Q loss = Q2 - Q1
= 141.121 - 12.206 kcal/jam
= 1.906,1 kcal/jam
33
Bila bahan bakar yang digunakan minyak solar
NPb = 10.000 kcal/jam, dengan harga per Kg = Rp. 560
Diperhitungkan jumlah pipa = 200 batang
Maka kerugian akibat ada jelaga dan kerak selama 1 bulan, adalah :

Rp.560 x 1.906,1 x 24 x 30 x 200



10.000
 Rp 15.300.000,-

34

Anda mungkin juga menyukai