Disusun Oleh:
Kelompok 4
Kelas 5 EGD
DESI FITRIYANTI
MONICA K. TAMA
M. ADITYA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai peralatan rumah tangga yang
Salah
satu
konsep
dari
perpindahan
panas,
kebanyakan
menggunakan sebuah alat yang disebut Alat Penukaran Kalor (Heat Exchanger).
Alat penukar panas atau Heat Exchanger (HE) adalah alat yang digunakan
untuk memindahkan panas antara dua fluida yang berbeda suhu tanpa disertai dengan
perpindahan massa. Perpindahan panas pada heat exchanger melalui sebuah
penghantar media panas dengan mengkondisikan alatnya sebaik mungkin, agar tidak
mengalami kesalahan dalam proses pemindahan suhu, karena jika terjadi kesalahan
dalam pemindahan akan berakibat pada hasil akhir pemanasan. Alat penukar panas
bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya, medium
pemanas dipakai adalah air yang dipanaskan sebagai fluida panas dan air biasa
sebagai air pendingin (cooling water). Penukar panas dirancang sebisa mungkin agar
perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara efisien.
Pertukaran panas terjadi karena adanya kontak, baik antara fluida terdapat
dinding yang memisahkannya maupun keduanya bercampur langsung (direct
contact). Penukar panas sangat luas dipakai dalam industri seperti kilang minyak,
pabrik kimia maupun petrokimia, industri gas alam, refrigerasi, pembangkit listrik.
Salah satu contoh sederhana dari alat penukar panas adalah radiator mobil di mana
cairan pendingin memindahkan panas mesin ke udara sekitar.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan alat penukar kalor ?
2. Apa saja klasifikasi alat penukar kalor ?
3. Apa yang dimaksud dengan Double Pipe Heat Exchanger dan prinsip
kerjanya ?
4. Bagaimana susunan konstruksi Double Pipe Exchanger?
5. Bagaimana perkembangan dan penggunaanya di dunia industry ?
1.3
Tujuan
Penulisan makalah ini memiliki beberapa tujuan, antara lain :
1. Mengetahui pengertian alat penukar kalor.
2. Mengetahui klasifikasi dari alat penukar kalor.
3. Mengetahui pengertian dari Double Pipe Exchanger dan prinsip
kerjanya.
4. Mengetahui susunan konstruksi Double Pipe Exchanger.
5. Mengetahui Perkembangan dan penggunaan Double Pipe Exchanger
di dunia Industri.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Sebelum abad ke-17, orang berpendapat bahwa panas merupakan zat yang
mengalir dari suatu benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih
rendah jika kedua benda tersebut bersentuhan atau bercampur. Jika panas merupakan
suatu zat tentunya akan memiliki massa dan ternyata benda yang dipanaskan
massanya tidak bertambah. Panas bukan zat tetapi Panas adalah suatu bentuk energi
dan merupakan suatu besaran yang dilambangkan Q dengan satuan joule (J), sedang
satuan lainnya adalah kalori (kal). Hubungan satuan joule dan kalori adalah 1 kalori =
4,2 joule, dan 1 joule = 0,24 kalori.
Panas adalah salah satu bentuk energi yang dapat dipindahkan dari suatu tempat
ke tempat lain, tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan sama sekali. Dalam
suatu proses, panas dapat mengakibatkan terjadinya kenaikan suhu suatu zat dan atau
perubahan tekanan, reaksi kimia dan kelistrikan. Panas dapat berpindah dengan 3
cara, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi. Pada peristiwa konduksi, panas akan
berpindah tanpa diiukti aliran medium perpindahan panas. Panas akaan berpindah
secara estafet dari satu partikel ke partikel yang lainnya dalam medium tersebut. Pada
peristiwa konveksi, perpindahan panas terjadi karena terbawa aliran fluida. Secara
termodinamika, konveksi dinyatakan sebagai aliran entalpi, bukan aliran panas. Pada
peristiwa radiasi, energi berpindah melalui gelombang elektromagnetik.
Pengoperasian suatu pabrik tidak lepas dari proses perpindahan panas yang
terjadi antara dua fluida yang berbeda temperaturnya. Alat yang digunakan adalah
penukar panas (heat exchanger). Penukar panas adalah peralatan proses yang
digunakan untuk memindahkan panas dari dua fluida yang berbeda dimana
perpindahan panasnya dapat terjadi secara langsusng (kedua fluida mengalami 3
pengontakan) ataupun secara tidak langsung (dibatasi oleh suatu dinidng pemisah/
sekat). Fluida yang mengalami pertukaran panas dapat berupa fasa cair-cair, cairgas,
dan gas-gas. Dalam melakukan perancangan penukar panas harus diperhitungkan
factor perpindahan panas pada fluida dan kebutuhan daya pompa mekanis untuk
mengatasi gaya gesek dan menggerakkan fluida. Penukar panas untuk fluida kerja
yang memiliki rapat massa besar (fluida cair), energi yang hilang akibat gesekan
4
reletif lebih kecil daripada energi yang dibutuhkan sehingga pengaruh yang
merugikan ini jarang diperhitungkan. Sedangkan untuk fluida yang rapat massanya
rendah seperti gas, penambahan energy mekanik dapat lebih besar dari laju panas
yang dipertukarkan. Pada sistem pembangkit daya termal, energi mekanik dapat
mencapai 4 sampai 10 kali energi panas yang dibutuhkan.
2.2 Klasifikasi Alat Penukar Panas
Melihat begitu banyaknya jenis alat penukar kalor (heat exchanger), maka
dapat diklasifikasikan berdasarkan bermacam-macam pertimbangan yaitu :
1. Klasifikasi berdasarkan proses perpindahan panas
a. Tipe kontak tidak langsung
2.
Immiscible fluids
Gas liquid
Liquid vapor
3.
Tipe penukar kalor yang kompak, Density luas permukaan > 700 m
5
4.
Dengan cara konveksi pada satu sisi aliran dan pada sisi yang lainnya
terdapat cara konveksi 2 aliran
Dengan cara konveksi pada kedua sisi alirannya serta terdapat 2 pass
aliran masing-masing
5.
Tipe pelat
Tipe lamella
Tipe spiral
d. Regenerative
Tipe rotary
Tipe disk (piringan)
Tipe drum
Tipe matrik tetap
6.
digunakan sebagai media utama penghantar panas. Disini pipa kecil tersimpan
didalan ruang utama atau ruang inti yang dilindungi oleh pipa besar dan isolasi.
Dalam jenis penukar panas dapat digunakan berlawanan arah aliran atau arah
aliran, baik dengan cairan panas atau dingin cairan yang terkandung dalam ruang
annular dan cairan lainnya dalam pipa.Dalam Fluida mengalir dalam dua bagian yaitu
fluida yang satu mengalir di dalam pipa, sedangkan fluida kedua mengalir di dalam
ruang anulus antara pipa luar dengan pipa dalam.
Alat penukar panas pipa rangkap terdiri dari dua pipa logam standart yang
dikedua ujungnya dilas menjadi satu atau dihubungkan dengan kotak penyekat.
Fluida yang satu mengalir di dalam pipa, sedangkan fluida kedua mengalir di dalam
ruang anulus antara pipa luar dengan pipa dalam. Alat penukar panas jenis ini dapat
digunakan pada laju alir fluida yang kecil dan tekanan operasi yang tinggi.
Double pipe heat exchanger merupakan Penukar panas yang digunakan ketika
tingkat aliran dari cairan dan tugas panas kecil (kurang dari 500 kW).Alat penukar
panas double pipe heat exchanger untuk arus berlawanan arah lebih besar bila
dibandingkan dengan arus searah, dan panas yang temperaturnya lebih tinggi akan
lebih cepat dan lebih kuat dibandingkan dengan temperaturanya yang kecil.
Pada jenis ini tiap pipa atau beberapa pipa mempunyai shell sendiri- sendiri.
Untuk menghindari tempat yang terlalu panjang, heat exchanger ini dibentuk menjadi
U. pada keperluan khusus, untuk meningkatkan kemampuan memindahkan panas,
bagian diluar pipa diberi srip. Bentuk siripnya ada yang memanjang, melingkar dan
sebagainya.
Gambar 1.1. Alat penukar kalor jenis Double Pipa (Ike Yulia, 2011)
pengotoran pasti akan terjadi. Terjadinya pengotoran tersebut dapat menganggu atau
memperngaruhi temperatur fluida mengalir juga dapat menurunkan ataau
mempengaruhi koefisien perpindahan panas menyeluruh dari fluida tersebut.
Beberapa faktor yang dipengaruhi akibat pengotoran antara lain : Temperatur fluida,
Temperatur
dinding
tube
dan
Kecepatan
aliran
fluida.
g) Vaporizer
Jika fluida yang lain divaporasi disamping air, maka kita menggunakan
vaporizer.
Double pipe exchanger terdiri dari dua pipa yang konsentris, penghubung T dan
return bend. Pipa bagian dalam ditumpuk dengan packing gland pada pipa luar. Satu
fluida mengalir dalam anulus. Aliran kedua fluida dapat dibuat co-current atau
counter-current. Penghubung T disambungkan pada pipa luar untuk pengeluaran atau
pemasukan cairan anulus. Pembalik arah menghubungkan dua pipa dalam dan tidak
menyumbangkan luas bidang perpindahan panas. Alat ini mudah dibuat dari bahanbahan (pipa, fitting) standar. Ukuran panjang efektif biasanya 12,15 atau 20 feet. Tipe
Hairpin mempunyai panjang 40 feet unsur luas/ panjang yang lebih besar dapat dibuat
sejumlah Hairpin secara seri. Dalam hal ini seringkali pipa dalam menyentuh pipa
luar dan mengganggu aliran dalam anulus.
Dengan demikian bagian-bagian paling penting yaitu dari 2 sets pipa
konsentris, 2 tees yang dihubungkan, sebuah return head, sebuah bend. Inner pipa
dihubungkan dengan outer pipa dengan packing glands dan fluida masuk ke inner
pipa melalui threaded connection yang letaknya diluar bagian section exchanger.
Tees (fitting) memiliki nozzles atau penghubung baut yang mengatur masuk
dan keluar dari annulus fluid dimana aliran berlawanan dari sisi satu ke sisi yang lain
melalui return head. Inner pipa yang panjang diubungkan dengan return bend yang
selalu di expose dan tidak menyediakan permukaan perpindahan panas yang efektif.
Double pipe exchanger sangat berguna karena dapat dipasang dengan berbagai
fitting piapa dari bagian standard dan menyediakan dalam permukaan transfer panas
yang mahal.
Outer Pipe, IPS
1,75
2,5
1,75
12
Packing dan glad menyediakan penyegelan untuk anulus dan mendukung pada
inner pipa.
3. Return Bend:
Ujung-ujung yang berlawanan bergabung membentuk huruf U melalui sambungan
las.
4. Support lugs:
Support lugs dapat dilengkapi pada ujung innner pipa.
5. Flange:
Pipa-pipa luar dihubungakan dengan flange pada akhir sambungan agar mudah
dibuka atau dibongkar guna pembersihan dan pemeliharaan
6. Union Join:
Untuk pemasangan inner tube dengan U-bend.
7. Nozzles:
Bagian kecil dari pipa yang di hubungkan ke shell atau ke saluran yang bertindak
sebagai inlet atau outlet dari cairan
8. Gasket:
Packing diletakkan diantara dua buah flange agar aliran dapat bergerak bebas.
2.4.1 Perhitungan dalam Double Pipe Heat Exchanger
Persamaaan persamaan yang telah ada sebelumnya dapat kita kombinasikan
menjadi perhitungan double pipe heat exchanger. Perhitungan sederhana dari jenis
exchanger ini adalah menghitung ho dan hio untuk mendapatkan Uc. Nilai Uc dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan Fourier:
Q U p A t
Dimana :
Q adalah laju perpindahan panas antara dua cairan dalam penukar panas di Btu/hr
14
T adalah log berarti perbedaan suhu di oF, dihitung dari suhu inlet dan outlet dari
kedua cairan.
Biasanya permasalahan pertama adalah menentukan dimana fluida harus
diletakkan didalam annulus atau di dalam pipa dalam. Hal ini akan memepercepat
dengan menentukan ukuran yang sesuai dan laju daerah untuk kedua aliran. Untuk
tekanan jatuh yang bernilai sama pada aliran yang panas dan yang dingin untuk
menentukannya haruslah bernilai yang paling dekat dengan kecepatan massa dan
tekanan jatuh. Berikut ini adalah tabel untuk perkiraan standard dari diameter double
pipe dan daerah laju yang dapat dilewatinya.
Exchanger, IPS
Annulus, in
Annulus
Inner Pipe
dc
dc
2 x 11/4
1.19
1.50
0.915
0.40
2 x 11/4
2.63
1.50
2.02
0.81
3x2
2.93
3.35
1.57
0.69
4x3
3.14
7.38
1.14
0.53
Suatu alat perpindahan panas dinilai mampu berfungsi dengan baik untuk
penggunaan tertentu, apabila memenuhi dua ketentuan berikut :
1. Memindahkan panas sesuai dengan kebutuhan proses
2. Pressure Drop (P) untuk masing-masing aliran tidak melebihi batas yang
tersedia. Harga P biasanya adalah :
# Untuk aliran liquida : maksimal (P) = 5 10 Psi
# Untuk aliran uap-gas: maksimal (P) = 2 Psi
15
Karena yang dirancang adalah alat perpindahan panas, maka perlu dicari
dimensi atau ukuran peralatan tersebut. Ukuran alat tersebut berkaitan erat dengan
luas permukaan panas atau heating surface. Penentuan jenis double pipe heat
exchanger ini berdasarkan besarnya nilai A. Jika nilai A < 120 ft2, maka heat
exhanger jenis Double pipe dapat digunakan.
Dimana, T1 dan T2 = suhu aliran panas masuk dan keluar, t1 dan t2 = suhu
aliran dingin masuk dan keluar
2. Menghitung LMTD
Inner Pipe :
4. Menghitung Flow Area,
ap= D4/4,
(ft2)
16
lb/(hr)(ft2)
17
nonviscous fluid, =1
Annulus :
18
lb/(hr)(ft2)
12. pada Tc atau tc (bergantung dengan fluida yang melewati inner pipe),
= lb/(ft)(hr) = centipoise x 2.42
13. Menghitung nilai Reynold,
Rea= DeGa/
14. Mencari nilai Heat Transfer Factor (jH)
Dengan menggunakan nilai Re dan L/D pipa, dapat dicari nilai jH pada
gambar 24 kern
15. Mencari nilai ho
nonviscous fluid, =1
16. Menghitung Clean Coefficient of heat transfer
21
22
R dan S adalah perbandingan dimana terjadi pengulangan secara berulangulang dalam hasil dari perbedaan temperature
23
Tanda minus digunakan ketika heaing medium berada dalam pipa, dan tanda
plus digunakan ketika cooling medium berada dalam pipa.
Substitusi untuk T pada persamaan (18),
24
Hal ini sesuai dengan asal mula pemakaian dari definisi untuk perbedaan temperature
yang sebenarnya dalam batas temperature maksimum T1 t1 :
25
Jika dikembangkan dalam cara yang umum hal itu dapat ditunjukkan, unuk one series
hot stream dan n parallel cold stream, persamaan (25) menjadi
efektivitas dan efisiensi energi yang tinggi akan menunjukkan semakin banyaknya
fluks panas dan waktu yang digunakan akan lebih efisiens dan panas yang dapat
dipindahkan per satuan massa fluida akan bagus. Sehingga upaya untuk
mengembangkan suatu rancangan penukar panas yang memberikan efektivitas
perpindahan panas tinggi senantiasa menjadi lebih baik dan menjadi sebuah topik
litbang di berbagai lembaga riset, universitas ataupun industri di dunia.
Biasa digunakan pada dunia industri :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pemanas ruangan
Mesin pendingin
Pembangkit tenaga listrik
Pabrik kimia
Pabrik petrokimia
Kilang minyak bumi
Pengolahan limbah
Contohnya :
1.
Telah dilakukan desain sebuah penukar kalor jenis pipa ganda (double pipe heat
exchanger) untuk memanaskan air. Alat ini didesain untuk dipergunakan sebagai
2.
factor untuk sistem tersebut adalah 0.001 untuk masing-masing aliran dan batas
maksimal pressure drop yang diizinkan adalah 10 psi. Tentukan jumlah hairpins yang
dibutuhkan untuk untuk sistem tersebut (panjang setiap pipa adalah 20 ft dengan
diamater 1 -in IPS) .
Jawab :
Langkah yang digunakan untuk menghitung jumlah hairpin yang dibutuhkan adalah:
1. Menghitung T rata-rata fluida panas dan fluida dingin.
Untuk Fluida dingin
28
Sehingga:
Oleh karena flow area anulus lebih kecil maka fluida yang lajunya lebih kecil
yaitu toluena diposisikan di anulus dan benzena di pipa dalam.
29
Keterangan:
C: Kapasitas panas (lampiran gambar 2, buku kern)
: Viskositas fluida (lampiran gambar 14, buku kern)
k: koefisien perpindahan panas konduksi ( tabel 4, buku kern)
Jh: koefisien yang didapat dengan mengkorelasikan nilai Re (lampiran gambar
24, buku kern)
Menghitung nilai jh
30
Sehingga oleh karena panjang pipa yang dibutuhkan adalah 116 ft, maka dibutuhkan
6 buah pipa (6 x 20 ft = 120 ft), maka dibutuhkan 3 hairpins (masing-masing hairpin
menyambung 2 pipa)
7. Menghitung pressure drop yang dihasilkan
31
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
32
1. Panas dapat berpindah dengan 3 cara, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.
2. Penukar panas adalah peralatan proses yang digunakan untuk memindahkan
panas dari dua fluida yang berbeda dimana perpindahan panasnya dapat
terjadi secara langsusng (kedua fluida mengalami 3 pengontakan) ataupun
secara tidak langsung (dibatasi oleh suatu dinidng pemisah/ sekat).
3. Double pipe exchanger merupakan alat penukaran panas yang paling
sederhana, karena pipa ini memiliki diameter kecil yang di tengahnya telah
terpasang pipa yang besar dengan system packing gland sehingga antara pipa
terbentuk anulus seperti sebuah tempat ruang kosong yang digunakan sebagai
media utama penghantar panas.
DAFTAR PUSTAKA
33
34