Anda di halaman 1dari 34

DOUBLE PIPE EXCHANGER (DPE)

Makalah dibuat untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah Perpindahan Panas

Disusun Oleh:
Kelompok 4
Kelas 5 EGD

DESI FITRIYANTI

NIM 0614 4041 1721

MONICA K. TAMA

NIM 0614 4041 1734

M. ADITYA

NIM 0614 4041 1736

JURUSAN TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI D4 TEKNIK ENERGI
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2016
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai peralatan rumah tangga yang

prinsip kerjanya menggunakan konsep perpindahan panas, misal: panci tekan


(pressure cooker), setrika, alat penyulingan, dan alat pendingin. Semua benda benda
diatas merupakan contoh dari beberapa alat yang menggunakan panas dan
perpindahannya.

Salah

satu

konsep

dari

perpindahan

panas,

kebanyakan

menggunakan sebuah alat yang disebut Alat Penukaran Kalor (Heat Exchanger).
Alat penukar panas atau Heat Exchanger (HE) adalah alat yang digunakan
untuk memindahkan panas antara dua fluida yang berbeda suhu tanpa disertai dengan
perpindahan massa. Perpindahan panas pada heat exchanger melalui sebuah
penghantar media panas dengan mengkondisikan alatnya sebaik mungkin, agar tidak
mengalami kesalahan dalam proses pemindahan suhu, karena jika terjadi kesalahan
dalam pemindahan akan berakibat pada hasil akhir pemanasan. Alat penukar panas
bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya, medium
pemanas dipakai adalah air yang dipanaskan sebagai fluida panas dan air biasa
sebagai air pendingin (cooling water). Penukar panas dirancang sebisa mungkin agar
perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara efisien.
Pertukaran panas terjadi karena adanya kontak, baik antara fluida terdapat
dinding yang memisahkannya maupun keduanya bercampur langsung (direct
contact). Penukar panas sangat luas dipakai dalam industri seperti kilang minyak,
pabrik kimia maupun petrokimia, industri gas alam, refrigerasi, pembangkit listrik.
Salah satu contoh sederhana dari alat penukar panas adalah radiator mobil di mana
cairan pendingin memindahkan panas mesin ke udara sekitar.

Penukar panas dapat diklasifikasikan menurut pengaturan arus mereka. Dalam


paralel-aliran penukar panas, dua cairan masuk ke penukar pada akhir yang sama, dan
perjalanan secara paralel satu sama lain ke sisi lain. Dalam counter-flow penukar
panas cairan masuk ke penukar dari ujung berlawanan. Desain saat ini counter paling
efisien, karena dapat mentransfer panas yang paling banyak. Dalam suatu heat
exchanger lintas-aliran, cairan perjalanan sekitar tegak lurus satu sama lain melalui
exchanger.
1.2

Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan alat penukar kalor ?
2. Apa saja klasifikasi alat penukar kalor ?
3. Apa yang dimaksud dengan Double Pipe Heat Exchanger dan prinsip
kerjanya ?
4. Bagaimana susunan konstruksi Double Pipe Exchanger?
5. Bagaimana perkembangan dan penggunaanya di dunia industry ?

1.3

Tujuan
Penulisan makalah ini memiliki beberapa tujuan, antara lain :
1. Mengetahui pengertian alat penukar kalor.
2. Mengetahui klasifikasi dari alat penukar kalor.
3. Mengetahui pengertian dari Double Pipe Exchanger dan prinsip
kerjanya.
4. Mengetahui susunan konstruksi Double Pipe Exchanger.
5. Mengetahui Perkembangan dan penggunaan Double Pipe Exchanger
di dunia Industri.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Alat Penukar Panas

Sebelum abad ke-17, orang berpendapat bahwa panas merupakan zat yang
mengalir dari suatu benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih
rendah jika kedua benda tersebut bersentuhan atau bercampur. Jika panas merupakan
suatu zat tentunya akan memiliki massa dan ternyata benda yang dipanaskan
massanya tidak bertambah. Panas bukan zat tetapi Panas adalah suatu bentuk energi
dan merupakan suatu besaran yang dilambangkan Q dengan satuan joule (J), sedang
satuan lainnya adalah kalori (kal). Hubungan satuan joule dan kalori adalah 1 kalori =
4,2 joule, dan 1 joule = 0,24 kalori.
Panas adalah salah satu bentuk energi yang dapat dipindahkan dari suatu tempat
ke tempat lain, tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan sama sekali. Dalam
suatu proses, panas dapat mengakibatkan terjadinya kenaikan suhu suatu zat dan atau
perubahan tekanan, reaksi kimia dan kelistrikan. Panas dapat berpindah dengan 3
cara, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi. Pada peristiwa konduksi, panas akan
berpindah tanpa diiukti aliran medium perpindahan panas. Panas akaan berpindah
secara estafet dari satu partikel ke partikel yang lainnya dalam medium tersebut. Pada
peristiwa konveksi, perpindahan panas terjadi karena terbawa aliran fluida. Secara
termodinamika, konveksi dinyatakan sebagai aliran entalpi, bukan aliran panas. Pada
peristiwa radiasi, energi berpindah melalui gelombang elektromagnetik.
Pengoperasian suatu pabrik tidak lepas dari proses perpindahan panas yang
terjadi antara dua fluida yang berbeda temperaturnya. Alat yang digunakan adalah
penukar panas (heat exchanger). Penukar panas adalah peralatan proses yang
digunakan untuk memindahkan panas dari dua fluida yang berbeda dimana
perpindahan panasnya dapat terjadi secara langsusng (kedua fluida mengalami 3
pengontakan) ataupun secara tidak langsung (dibatasi oleh suatu dinidng pemisah/
sekat). Fluida yang mengalami pertukaran panas dapat berupa fasa cair-cair, cairgas,
dan gas-gas. Dalam melakukan perancangan penukar panas harus diperhitungkan
factor perpindahan panas pada fluida dan kebutuhan daya pompa mekanis untuk
mengatasi gaya gesek dan menggerakkan fluida. Penukar panas untuk fluida kerja
yang memiliki rapat massa besar (fluida cair), energi yang hilang akibat gesekan
4

reletif lebih kecil daripada energi yang dibutuhkan sehingga pengaruh yang
merugikan ini jarang diperhitungkan. Sedangkan untuk fluida yang rapat massanya
rendah seperti gas, penambahan energy mekanik dapat lebih besar dari laju panas
yang dipertukarkan. Pada sistem pembangkit daya termal, energi mekanik dapat
mencapai 4 sampai 10 kali energi panas yang dibutuhkan.
2.2 Klasifikasi Alat Penukar Panas
Melihat begitu banyaknya jenis alat penukar kalor (heat exchanger), maka
dapat diklasifikasikan berdasarkan bermacam-macam pertimbangan yaitu :
1. Klasifikasi berdasarkan proses perpindahan panas
a. Tipe kontak tidak langsung

Tipe dari satu fase

Tipe dari banyak fase

Tipe yang ditimbun (storage type)

Tipe fluidized bed

b. Tipe kontak langsung

2.

Immiscible fluids

Gas liquid

Liquid vapor

Klasifikasi berdasarkan jumlah fluida yang mengalir

3.

Dua jenis fluida


Tiga jenis fluida
N Jenis fluida (N lebih dari tiga)

Klasifikasi berdasarkan kompaknya permukaan

Tipe penukar kalor yang kompak, Density luas permukaan > 700 m
5

Tipe penukar kalor yang tidak kompak, Density luas permukaan


< 700m

4.

Klasifikasi berdasarkan mekanisme perpindahan panas

Dengan cara konveksi, satu fase pada kedua sisi alirannya

Dengan cara konveksi pada satu sisi aliran dan pada sisi yang lainnya
terdapat cara konveksi 2 aliran

Dengan cara konveksi pada kedua sisi alirannya serta terdapat 2 pass
aliran masing-masing

5.

Kombinasi cara konveksi dan radiasi

Klasifikasi berdasarkan konstruksi


a. Konstruksi tubular (shell and tube)
Double pipe
Konstruksi shell and tube
b. Konstruksi tipe pelat

Tipe pelat

Tipe lamella

Tipe spiral

Tipe pelat koil

c. Konstruksi dengan luas permukaan diperluas (extended surface)


Sirip pelat (plate fin)
Sirip tube (tube fin)
6

d. Regenerative
Tipe rotary
Tipe disk (piringan)
Tipe drum
Tipe matrik tetap
6.

Klasifikasi berdasarkan pengaturan aliran


a. Aliran dengan satu pass
Aliran Berlawanan
Aliran Melintang
Aliran yang dibagi (divided)
Aliran Paralel
Aliran Split
b. Aliran multipass
1. Permukaan yang diperbesar (extended surface)
Aliran counter menyilang
Aliran paralel menyilang
Aliran compoundShell and tube
Aliran paralel yang berlawanan (M pass pada shell dan N pass pada
tube)
Aliran split
Aliran dibagi (devided)
2. Multipass plat
N paralel plat multipass

2.3 Double Pipe Exchanger


Salah satu jenis penukar panas adalah susunan pipa ganda. Tipe ini merupakan
alat penukaran panas yang paling sederhana, karena pipa ini memiliki diameter kecil
yang di tengahnya telah terpasang pipa yang besar dengan system packing gland
sehingga antara pipa terbentuk anulus seperti sebuah tempat ruang kosong yang

digunakan sebagai media utama penghantar panas. Disini pipa kecil tersimpan
didalan ruang utama atau ruang inti yang dilindungi oleh pipa besar dan isolasi.
Dalam jenis penukar panas dapat digunakan berlawanan arah aliran atau arah
aliran, baik dengan cairan panas atau dingin cairan yang terkandung dalam ruang
annular dan cairan lainnya dalam pipa.Dalam Fluida mengalir dalam dua bagian yaitu
fluida yang satu mengalir di dalam pipa, sedangkan fluida kedua mengalir di dalam
ruang anulus antara pipa luar dengan pipa dalam.
Alat penukar panas pipa rangkap terdiri dari dua pipa logam standart yang
dikedua ujungnya dilas menjadi satu atau dihubungkan dengan kotak penyekat.
Fluida yang satu mengalir di dalam pipa, sedangkan fluida kedua mengalir di dalam
ruang anulus antara pipa luar dengan pipa dalam. Alat penukar panas jenis ini dapat
digunakan pada laju alir fluida yang kecil dan tekanan operasi yang tinggi.
Double pipe heat exchanger merupakan Penukar panas yang digunakan ketika
tingkat aliran dari cairan dan tugas panas kecil (kurang dari 500 kW).Alat penukar
panas double pipe heat exchanger untuk arus berlawanan arah lebih besar bila
dibandingkan dengan arus searah, dan panas yang temperaturnya lebih tinggi akan
lebih cepat dan lebih kuat dibandingkan dengan temperaturanya yang kecil.
Pada jenis ini tiap pipa atau beberapa pipa mempunyai shell sendiri- sendiri.
Untuk menghindari tempat yang terlalu panjang, heat exchanger ini dibentuk menjadi
U. pada keperluan khusus, untuk meningkatkan kemampuan memindahkan panas,
bagian diluar pipa diberi srip. Bentuk siripnya ada yang memanjang, melingkar dan
sebagainya.

Gambar 1.1. Alat penukar kalor jenis Double Pipa (Ike Yulia, 2011)

Keistimewaan jenis ini adalah mampu beroperasi pada tekanan yang


tinggi, dan karena tidak ada sambungan, resiko tercampurnya kedua fluida sangat
kecil. Kelemahannya terletak pada kapasitas perpindahan panasnya sangat kecil,
Fleksibel dalam berbagai aplikasi dan pengaturan pipa, dapat dipasang secara seri
ataupun paralel, dapat diatur sedimikian rupa agar diperoleh batas pressure drop dan
LMTD sesuai dengan keperluan,mudah bila kita ingin menambahkan luas
permukaannya dan kalkulasi design mudah dibuat dan akurat Sedangkan
kelemahannya terletak pada kapasitas perpindahan panasnya sangat kecil, mahal,
terbatas untuk fluida yang membutuhkan area perpindahan kalor kecil (<50 m2), dan
biasanya digunakan untuk sejumlah kecil fluida yang akan dipanaskan atau
dikondensasikan.

2.3.1 Prinsip Kerja Double Pipe


Pada alat ini, mekanisme perpindahan kalor terjadi secara tidak langsung
(indirect contact type), karena terdapat dinding pemisah antara kedua fluida sehingga
kedua fluida tidak bercampur. Fluida yang memiliki suhu lebih rendah (fluida
pendingin) mengalir melalui pipa kecil, sedangkan fluida dengan suhu yang lebih
tinggi mengalir pada pipa yang lebih besar (pipa annulus). Penukar kalor demikian
mungkin terdiri dari beberapa lintasan yang disusun dalam susunan vertikal.
Perpindahan kalor yang terjadi pada fluida adalah proses konveksi, sedang proses
konduksi terjadi pada dinding pipa. Kalor mengalir dari fluida yang bertemperatur
tinggi ke fluida yang bertemperatur rendah.
Dalam desain pipa penukar panas ganda, merupakan faktor penting adalah jenis
pola aliran dalam penukar panas. Sebuah penukar panas pipa ganda biasanya akan
baik berlawanan arah / counterflow atau aliran paralel. Crossflow hanya tidak bekerja
untuk penukar panas pipa ganda. Pola yang aliran dan tugas panas yang dibutuhkan
pertukaran memungkinkan perhitungan log mean perbedaan suhu. Yang bersamasama dengan perpindahan panas keseluruhan diperkirakan koefisien memungkinkan
perhitungan luas permukaan perpindahan panas yang diperlukan. Kemudian ukuran
pipa, panjang pipa dan jumlah tikungan dapat ditentukan.
Prinsip kerja dari alat ini adalah memindahkan panas dari cairan dengan
temperature yang lebih tinggi ke cairan yang memiliki temperatur lebih rendah.
Dalam percobaan kali ini, aliran panas (steam) dialirkan pada bagian dalam pipa
konsentris sedangkan air dialirkan pada bagian luar dari pipa konsentris ini (bagian
anulus).
Namun, terkadang dalam beberapa alat seperti double pipe HE ini, akan ada
pengotor didalam pipa yang membuat proses perpindahan kalor nya menjadi
terganggu. Pengotoran ini dapat terjadi endapan dari fluida yang mengalir, juga
disebabkan oleh korosi pada komponen dari heat exchanger akibat pengaruh dari
jenis fluida yang dialirinya. Selama heat exchanger ini dioperasikan pengaruh
10

pengotoran pasti akan terjadi. Terjadinya pengotoran tersebut dapat menganggu atau
memperngaruhi temperatur fluida mengalir juga dapat menurunkan ataau
mempengaruhi koefisien perpindahan panas menyeluruh dari fluida tersebut.
Beberapa faktor yang dipengaruhi akibat pengotoran antara lain : Temperatur fluida,
Temperatur

dinding

tube

dan

Kecepatan

aliran

fluida.

2.4 Counterflow Double Pipe Heat Exchangers


Peralatan transfer panas dapat didefinisikan tergantung pada keseluruhan
fungsinya dalam suatu proses.
Peralatan transfer panas :
a) Exchangers
Mengubah panas antara 2 aliran proses. Menggunakan steam dan cooling
water. Steam dan cooling water adalah utilitas yang tidak dapat disamakan
fungsinya dalam aliran produk yang dapat direcoery.
b) Heaters
Paling utama digunakan untuk proses memanaskan fluida dan steam, selalu
digunakan sebagai bahan pemanas dalam proses ini, meskipun bahan bakar
minyak dapat digunakan untuk tujuan yang sama.
c) Coolers
Digunakan untuk proses pendinginan fluida. Media pendingin yang sering
digunakan adalah air
d) Condenser
Adalah coolers yang tujuan utamanya adalah memindahkan panas latent
disamping panas sensible.
e) Reboiler
Tujuan dari reboiler adalah untuk mensupply panas dalam proses distilasi
sebagai panas latent.
f) Evaporator
Digunakan untuk konsentarsi larutan dengan eaporasi air.
11

g) Vaporizer
Jika fluida yang lain divaporasi disamping air, maka kita menggunakan
vaporizer.
Double pipe exchanger terdiri dari dua pipa yang konsentris, penghubung T dan
return bend. Pipa bagian dalam ditumpuk dengan packing gland pada pipa luar. Satu
fluida mengalir dalam anulus. Aliran kedua fluida dapat dibuat co-current atau
counter-current. Penghubung T disambungkan pada pipa luar untuk pengeluaran atau
pemasukan cairan anulus. Pembalik arah menghubungkan dua pipa dalam dan tidak
menyumbangkan luas bidang perpindahan panas. Alat ini mudah dibuat dari bahanbahan (pipa, fitting) standar. Ukuran panjang efektif biasanya 12,15 atau 20 feet. Tipe
Hairpin mempunyai panjang 40 feet unsur luas/ panjang yang lebih besar dapat dibuat
sejumlah Hairpin secara seri. Dalam hal ini seringkali pipa dalam menyentuh pipa
luar dan mengganggu aliran dalam anulus.
Dengan demikian bagian-bagian paling penting yaitu dari 2 sets pipa
konsentris, 2 tees yang dihubungkan, sebuah return head, sebuah bend. Inner pipa
dihubungkan dengan outer pipa dengan packing glands dan fluida masuk ke inner
pipa melalui threaded connection yang letaknya diluar bagian section exchanger.
Tees (fitting) memiliki nozzles atau penghubung baut yang mengatur masuk
dan keluar dari annulus fluid dimana aliran berlawanan dari sisi satu ke sisi yang lain
melalui return head. Inner pipa yang panjang diubungkan dengan return bend yang
selalu di expose dan tidak menyediakan permukaan perpindahan panas yang efektif.
Double pipe exchanger sangat berguna karena dapat dipasang dengan berbagai
fitting piapa dari bagian standard dan menyediakan dalam permukaan transfer panas
yang mahal.
Outer Pipe, IPS

Inner Pipe, IPS

1,75

2,5

1,75

12

Tabel 1.1. Ukuran standard dari Tees dan return head


Double pipe exchanger selalu dipasang dalam 12ft, 15ft atau 20ft panjang
efektif. Panjang efektif menjadi jarak setiap lengan dimana heat transfer terjadi dan
memasuki inner pipa yang menjulang dari inner pipe ke bagian exchanger.
Kerugian yang sangat prinsip terjadi didalam penggunaan double pipe
exchangers terdapat sejumlah kecil transfer panas pada permukaan yang dilapisi
single hairpin. Ketika peralatan destilasi digunakan pada proses industri banyak tipe
yang dibutuhkan. Jumlah panas yang dibutuhkan permukaan dan seiap double pipe
exchangers mengatakan bahwa tidak lebih dari 14 poin kekeurangnya yang tidak
boleh terjadi.

Gambar 1.2. Double Pipe Exchanger


Konstruksi Double Pipe Heat Exchanger
1. Hairpin:
Penyatuan dua kaki, konstruksi hairpin lebih disukai karena membutuhkan ruang
yang tidak begitu besar.
2. Packing & glad:
13

Packing dan glad menyediakan penyegelan untuk anulus dan mendukung pada
inner pipa.
3. Return Bend:
Ujung-ujung yang berlawanan bergabung membentuk huruf U melalui sambungan
las.
4. Support lugs:
Support lugs dapat dilengkapi pada ujung innner pipa.
5. Flange:
Pipa-pipa luar dihubungakan dengan flange pada akhir sambungan agar mudah
dibuka atau dibongkar guna pembersihan dan pemeliharaan
6. Union Join:
Untuk pemasangan inner tube dengan U-bend.
7. Nozzles:
Bagian kecil dari pipa yang di hubungkan ke shell atau ke saluran yang bertindak
sebagai inlet atau outlet dari cairan
8. Gasket:
Packing diletakkan diantara dua buah flange agar aliran dapat bergerak bebas.
2.4.1 Perhitungan dalam Double Pipe Heat Exchanger
Persamaaan persamaan yang telah ada sebelumnya dapat kita kombinasikan
menjadi perhitungan double pipe heat exchanger. Perhitungan sederhana dari jenis
exchanger ini adalah menghitung ho dan hio untuk mendapatkan Uc. Nilai Uc dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan Fourier:
Q U p A t

Dimana :

Q adalah laju perpindahan panas antara dua cairan dalam penukar panas di Btu/hr

U adalah koefisien perpindahan panas keseluruhan di BTU/hr-ft2-oF,

A adalah luas permukaan perpindahan panas di ft2

14

T adalah log berarti perbedaan suhu di oF, dihitung dari suhu inlet dan outlet dari
kedua cairan.
Biasanya permasalahan pertama adalah menentukan dimana fluida harus
diletakkan didalam annulus atau di dalam pipa dalam. Hal ini akan memepercepat
dengan menentukan ukuran yang sesuai dan laju daerah untuk kedua aliran. Untuk
tekanan jatuh yang bernilai sama pada aliran yang panas dan yang dingin untuk
menentukannya haruslah bernilai yang paling dekat dengan kecepatan massa dan
tekanan jatuh. Berikut ini adalah tabel untuk perkiraan standard dari diameter double
pipe dan daerah laju yang dapat dilewatinya.

Exchanger, IPS

Flow area, in2

Annulus, in

Annulus

Inner Pipe

dc

dc

2 x 11/4

1.19

1.50

0.915

0.40

2 x 11/4

2.63

1.50

2.02

0.81

3x2

2.93

3.35

1.57

0.69

4x3

3.14

7.38

1.14

0.53

Suatu alat perpindahan panas dinilai mampu berfungsi dengan baik untuk
penggunaan tertentu, apabila memenuhi dua ketentuan berikut :
1. Memindahkan panas sesuai dengan kebutuhan proses
2. Pressure Drop (P) untuk masing-masing aliran tidak melebihi batas yang
tersedia. Harga P biasanya adalah :
# Untuk aliran liquida : maksimal (P) = 5 10 Psi
# Untuk aliran uap-gas: maksimal (P) = 2 Psi

15

Karena yang dirancang adalah alat perpindahan panas, maka perlu dicari
dimensi atau ukuran peralatan tersebut. Ukuran alat tersebut berkaitan erat dengan
luas permukaan panas atau heating surface. Penentuan jenis double pipe heat
exchanger ini berdasarkan besarnya nilai A. Jika nilai A < 120 ft2, maka heat
exhanger jenis Double pipe dapat digunakan.

Prosedur Perancangan Perhitungan Double Pipe Heat Exchanger


1. Material dan heat balance

Dimana, T1 dan T2 = suhu aliran panas masuk dan keluar, t1 dan t2 = suhu
aliran dingin masuk dan keluar
2. Menghitung LMTD

3. Menghitung suhu caloric, Tc dan tc dari persamaan dan grafik kern;

Inner Pipe :
4. Menghitung Flow Area,
ap= D4/4,

(ft2)

16

5. Menghitung Mass Velocity,


Gp = w/ap,

lb/(hr)(ft2)

6. pada Tc atau tc (bergantung dengan fluida yang melewati inner pipe),


= lb/(ft)(hr) = centipoise x 2.42

7. Menghitung nilai Reynold,


Rep= DGp/
8. Mencari nilai Heat Transfer Factor (jH)
Dengan menggunakan nilai Re dan L/D pipa, dapat dicari nilai jH pada
gambar 24 kern;

17

9. Mencari nilai hi dan hio

nonviscous fluid, =1

Annulus :

18

10. Menghitung Flow Area,


aa= (D22 D12)/4, ft2
Equivalent diameter;

11. Menghitung Mass Velocity,


Ga = w/aa,

lb/(hr)(ft2)

12. pada Tc atau tc (bergantung dengan fluida yang melewati inner pipe),
= lb/(ft)(hr) = centipoise x 2.42
13. Menghitung nilai Reynold,
Rea= DeGa/
14. Mencari nilai Heat Transfer Factor (jH)
Dengan menggunakan nilai Re dan L/D pipa, dapat dicari nilai jH pada
gambar 24 kern
15. Mencari nilai ho

nonviscous fluid, =1
16. Menghitung Clean Coefficient of heat transfer

17. Menghitung Design Coefficient of heat transfer


19

18. Menghitung Required Surface

19. Evaluasi Pressure Drop


Inner Pipe :
*Menghitung Fouling Factor
* Menghitung Pressure Drop, ft
* Menghitung Pressure Drop, psi
Annulus
* Menghitung Diameter, Re

* Menghitung Fouling Factor


* Menhgitung Pressure Drop

Perbedaan Temperatur Sesungguhnya Untuk Susunan Seri-Pararel


LMTD telah menghitung dari T1, T2, t1, dan t2 untuk susunan seri tidak akan
sama untuk susunan seri-pararel. Setengah pipa fluida memasuki bagian atas
exchanger II, dimana fluida annulus panas, dan setengah lainnya masuk melalui
bagian bawah heat exchanger I dimana fluida annulus telah didinginkan sebagian.
Sementara exchanger di dalam seri tidak mentransfer sejumlah panas yang sama,
20

hubungan seri-pararel meskipun merugikan, bagian bawah exchanger menghitung


hanya sedikit panas yang di transfer. Jika perbedaan suhu sebenarnya disebut t, tida
akan sama dengan LMTD untuk kondisi proses meskipun kedua exchanger
beroperasi secara counterflow.
Dengan menganggap kedua exchanger di desain secara I dan II. Suhu
intermediet I, dan produk dan aliran pararel didesain secara t2; dan t1. Dan
temperatur campuran yaitu t2

Untuk exchanger I, memilkiki setengah dari permukaan

21

22

R dan S adalah perbandingan dimana terjadi pengulangan secara berulangulang dalam hasil dari perbedaan temperature

dari LMTD. S adalah

perbandingan dari fluida dingin sampai meliputi temperature maksimum,


belakangan perbedaan temperature terjadi pada kedua temperature inlet, T1 dan t1
Tetapi

23

Tanda minus digunakan ketika heaing medium berada dalam pipa, dan tanda
plus digunakan ketika cooling medium berada dalam pipa.
Substitusi untuk T pada persamaan (18),

24

Hal ini sesuai dengan asal mula pemakaian dari definisi untuk perbedaan temperature
yang sebenarnya dalam batas temperature maksimum T1 t1 :

25

Jika dikembangkan dalam cara yang umum hal itu dapat ditunjukkan, unuk one series
hot stream dan n parallel cold stream, persamaan (25) menjadi

2.4.2 Kelebihan dan Kekurangan Double Pipe Heat Exchanger


Kelebihan Double Pipe Heat Exchanger:

Mampu untuk beroprasi pada tekanan yang tinggi


Fleksibel dalam berbagai aplikasi dan pengaturan pipa,
Dapat dipasang secara seri atau paralel,
Mudah bila kita ingin menambah luas permukaannya dan
Kalkulasi design mudah dibuat dan akurat.

Kekurangan Double Pipe Heat Exchanger

Kapasitas perpindahan panasnya sangat kecil,


Mahal, dan
Digunakan untuk fluida yang berjumlah sedikit yang akan dipanas kan atau
dikonsdensasikan.

2.4.3 Aplikasi Double Pipe Heat Exchanger


Penukar Panas merupakan peralatan yang banyak dipergunakan di berbagai
bidang industri, seperti perminyakan, petrokimia, energi dan lain sebagainya. Fungsi
alat penukar panas, sebagaimana namanya adalah untuk memindahkan panas dari satu
fluida ke fluida yang lainnya dengan tujuan untuk merubah temperatur baik itu
menurunkan suhu ataupun menaikan suhu.
Salah satu tolak ukur yang menentukan pemilihan suatu jenis penukar panas
adalah kemampuannya untuk memindahkan panasyang bai, yang pada umumnya
disebut efektivitas dan efisiensi energi supaya tidak banyak membuang dan
menghamburkan waktu. Untuk satu ukuran penukar panas yang digunakan, maka
26

efektivitas dan efisiensi energi yang tinggi akan menunjukkan semakin banyaknya
fluks panas dan waktu yang digunakan akan lebih efisiens dan panas yang dapat
dipindahkan per satuan massa fluida akan bagus. Sehingga upaya untuk
mengembangkan suatu rancangan penukar panas yang memberikan efektivitas
perpindahan panas tinggi senantiasa menjadi lebih baik dan menjadi sebuah topik
litbang di berbagai lembaga riset, universitas ataupun industri di dunia.
Biasa digunakan pada dunia industri :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pemanas ruangan
Mesin pendingin
Pembangkit tenaga listrik
Pabrik kimia
Pabrik petrokimia
Kilang minyak bumi
Pengolahan limbah

Contohnya :
1.

Telah dilakukan desain sebuah penukar kalor jenis pipa ganda (double pipe heat
exchanger) untuk memanaskan air. Alat ini didesain untuk dipergunakan sebagai

2.

alat uji laboratorium fenomena dasar mesin.


Mesin internal dimana air sebagai pendingin yang mengalir dalam sebuah pipa,
sehingga air mendinginkan mesin dan memanaskan udara yang masuk.

2.5 Contoh Soal Double Pipe Heat Exchanger

Double Pipe Benzena-Toluena Exchanger (Kern, Process Heat Transfer, 1965)


Sebuah penukar panas pipa ganda counter flow dirancang untuk memanaskan
benzena dari temperatur 80 hingga 120 F menggunakan toluena panas sehingga
menjadi dingin yaitu 160 hingga 100 F. Spesifik Gravity pada 68 F masing-masing
adalah 0.88 dan 0.87. Properti fluida lainnya daoat ditemukan pada lampiran. Fouling
27

factor untuk sistem tersebut adalah 0.001 untuk masing-masing aliran dan batas
maksimal pressure drop yang diizinkan adalah 10 psi. Tentukan jumlah hairpins yang
dibutuhkan untuk untuk sistem tersebut (panjang setiap pipa adalah 20 ft dengan
diamater 1 -in IPS) .
Jawab :

Langkah yang digunakan untuk menghitung jumlah hairpin yang dibutuhkan adalah:
1. Menghitung T rata-rata fluida panas dan fluida dingin.
Untuk Fluida dingin

Untuk Fluida panas

2. Menghitung tinjau heat balance nya.

28

c untuk benzena: 0.425 btu/lb.F


c untuk toluena : 0.44 btu/lb.F dari lampiran
Heat balance untuk fluida dingin:
Heat balance untuk fluida panas:
Sehingga laju toluena yang dibutuhkan adalah 6330 lb/hr
3. Menghitung LMTD

Sehingga:

4. Menghitung flow area dari HE


Untuk pipa Luar (anulus)

Untuk Pipa Dalam

Oleh karena flow area anulus lebih kecil maka fluida yang lajunya lebih kecil
yaitu toluena diposisikan di anulus dan benzena di pipa dalam.
29

5. Menghitung nilai koefisien perpindahan panas konveksi (h)


Nilai h dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan empiris sieder and tate,
sebagai berikut:

Keterangan:
C: Kapasitas panas (lampiran gambar 2, buku kern)
: Viskositas fluida (lampiran gambar 14, buku kern)
k: koefisien perpindahan panas konduksi ( tabel 4, buku kern)
Jh: koefisien yang didapat dengan mengkorelasikan nilai Re (lampiran gambar
24, buku kern)

Menghitung nilai jh

30

6. Menghitung panjang pipa yang dibutuhkan

Sehingga oleh karena panjang pipa yang dibutuhkan adalah 116 ft, maka dibutuhkan
6 buah pipa (6 x 20 ft = 120 ft), maka dibutuhkan 3 hairpins (masing-masing hairpin
menyambung 2 pipa)
7. Menghitung pressure drop yang dihasilkan

31

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

32

1. Panas dapat berpindah dengan 3 cara, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.
2. Penukar panas adalah peralatan proses yang digunakan untuk memindahkan
panas dari dua fluida yang berbeda dimana perpindahan panasnya dapat
terjadi secara langsusng (kedua fluida mengalami 3 pengontakan) ataupun
secara tidak langsung (dibatasi oleh suatu dinidng pemisah/ sekat).
3. Double pipe exchanger merupakan alat penukaran panas yang paling
sederhana, karena pipa ini memiliki diameter kecil yang di tengahnya telah
terpasang pipa yang besar dengan system packing gland sehingga antara pipa
terbentuk anulus seperti sebuah tempat ruang kosong yang digunakan sebagai
media utama penghantar panas.

DAFTAR PUSTAKA

33

Q.Kern, Donald.1950.Double Pipe Exchanger.D.Q.Kern Associate, and


Professorial Lecturer in Chemical Engineering Case Institute of
Technology:Japan.
Makalah Alat Alat Heat Exchanger .2012. (www.beck-fk.blogspot.com ,
diakses pada 21 September 2016)
Chemipul . 2015 (http://chemicalengginering.blogspot.co.id/2012/06/doublepipe-heat-exchanger.html, diakses pada 21 September 2016 )

34

Anda mungkin juga menyukai