Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH AGAMA

PERBUATAN ASUSILA

KELOMPOK 4:
1. ARRANI ASMA FIRDAUSIA
2. FINTHA RACHMAWATI
3. M. RIZKY
4. TANIYA SYAKIRA

SMA NEGERI 5 PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2012/2013
A. Pengertian Asusila

Asusila adalah perbuatan atau tingkah laku yang menyimpang dari norma-norma sosial dan
agama atau kaidah kesopanan yang saat ini cenderung banyak terjadi di kalangan masyarakat,
terutama remaja. Dalam pengertian umum, perbuatan asusila adalah penyimpangan dalam
perilaku seksual. Penyimpangan seksual dapat diartikan sebagai kebutuhan social (bologis)
dengan cara hubungan kelamin yang menyimpang dari ketentuan syariat. Islam dengan Al
Quran dan sunnah telah memasang bingkai bagi kehidupan manusia agar menjadi kehidupan
yang indah dan bersih dari keruskaan moral. Menurut pandangan Islam, tinggi dan rendahnya
spiritualitas (rohani) pada sebuah masyarakat berkaitan erat dengan segala prilakunya, bukan
saja tata prilaku yang besifat ibadah mahdah (khusus) seperti shalat dan berpuasa, namun
juga yang bersifat prilaku ibadah ghairu mahdah (umum) seperti hal-hal yang berkaitan
dengan sosial kemasyarakatan.

B. Macam-Macam Perbuatan Asusila

Banyak sekali perbuatan asusila yang terjadi ditengah-tengah kehidupan masyarakat, antara
lain

1. Zina atau Heteroseksual

Zina adalah melakukan hubungan kelamin (persetubuhan) laki-laki dan perempuan di luar
pernikahan yang sah. Selain perzinaan, kita juga mengenal istilah pelacur. Keduannya juga
dikenal dengan istilah heteroseksual, yaitu orang yang melakukan hubungan seksual normal,
yaitu terhadap lawan jenis tetapi praktiknya dilakukan di luar jalur nikah.

Para psikologi dan seksolog ada yang membedakan pezina dan pelacur. Pelacur adalah
mereka yang melakukan hubungan seksual untuk mendapatkan uang, sedangkan pezina
adalah mereka yang melakukan hubungan seksual atas dasar suka sama suka dan hanya untuk
memuaskan nafsu seksualnya.

Dalam Islam, apapun namanya apabila melakukan hubungan seksual di luar pernikahan
disebut zina.
Zina termasuk perbuatan keji dan dosa besar, sebagai mana firman Allah swt.berikut.

‫ۖاالزنَا ت َ ْق َربُوا َو َلا‬


ِّ ُ‫احشَةا َكانَا ِّإنَّ اه‬
ِّ َ‫سا َاء ف‬
َ ‫س ِّبيلا َو‬
َ
Artinya :

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang
keji dan suatu jalan yang buruk.” (Q.S. Al- Isra’:‫ا‬32)‫ا‬

Rasulullah saw bersabda sebagai berikut : “Demi Tuhan yang menggenggam diriku, umat ini
tidak akan binasa sampai kelak jika seorang laki-laki mendatangi perempuan lalu
menidurinya di jalanan.” Sementara orang-orang yang baik di antara mereka pada saat itu
berkata , “Alangkah baiknya saya bersembunyi di balik pagar.” (H.R‫ا‬Abu‫ا‬Ya’la)‫ا‬

2. Homoseks dan Lesbian

Homoseks adalah pemuasan atau penyaluran nafsu seks antara sesame pria, sedangkan
lesbian adalah pemuasan nafsu antara sesame wanita. Homoseks dan lesbian dalam istilah
ilmu fikih disebut liwat. Keduannya merupakan perbuatan haram dan dosa besar karena
perbuatan tersebut bertentangan dengan fitrah manusia serta bertentangan dengan norma
susila dan agama.

Di Negara Barat (Amerika dan Eropa), kelompok homoseks memiliki undang-undang


perlindungan khusus. Mereka diperbolehkan kawin dengan jenisnya sendiri. Perbuatan ini
pernah dilakukan oleh sebagian kaum laki-laki pada zaman nabi Luth a.s., beliau berulang
kali memperingatkan kaumnya agar segera insaf dan bertobat. Namun, mereka tetap
membangkang dan tidak mau bertobat. Allah swt.pun menurunkan siksa terhadap mereka
sehingga lenyap ditelan bumi (lihat Surat Hud Ayat 82-83).

Di Indonesia sendiri telah ada kelompok gay. Pada tahun 1992 mereka telah
“memproklamasikan”‫ ا‬diri‫ ا‬dengan‫ ا‬nama‫ ا‬kelompok‫ ا‬kerja‫ ا‬lesbian‫ ا‬dan‫ ا‬gay‫ ا‬Nusantara‫ا‬
(KKLGN)
3. Freeseks

Pengertian free seks yang dibahas di sini dalam artian luas dan tidak terbatas. Free seks di
sini menghalalkan segala cara dan tidak terbatas pada kelompok tertentu. Mereka tidak
berpegang teguh pada susila atau nilai-nilai manusiawi. Suatu saat berhubungan dengan
orang lain (kumpul kebo) dan di lain waktu mereka juga menggauli keluarga sendiri
(ekstrama-ritalseks), baik adik, kakak, bahkan mungkin ibu dan anaknya sendiri.

Rasulullah saw bersabda : “Sungguh‫ا‬akan‫ا‬datang umatku seperti apa yang telah datang atas
kaum bani israil selangkah demi selangkah, sehingga jika ada dari mereka itu orang yang
mendatangi (mencampuri) ibunya dengan terang-terangan, niscaya ada pula diantara umatku
yang mengerjakan demikian”‫(ا‬H.R.‫ا‬Tirmizi)‫ا‬

4. Samenleven

Samenleven adalah kehidupan bersama atau berkelompok tanpa ada sedikit pun niat untuk
melangsungkan pernikahan. Dasar pijakan mereka adalah kepuasan seksual, baik secara suka
sama suka atau hanya sekedar memenuhi kebutuhan seksual seketika, sedangkan itu cara
yang mudah tanpa ada dasar cinta sama sekali. Perilaku ini banyak dijumpai di lingkungan
kos baik mahasiswa maupun pelajar.

5. Mastrubasi

Mastrubasi sering disebut onani yang berasal dari bahasa latin masturbation. Mastur berarti
tangan, sedangkan batio berarti menodai. Secara luas, masturbasi berarti pemuasan seksual
pada diri sendiri dengan menggunakan tangan. Dalam istilah fikih, masturbasi dikenal dengan
nama‫ ا‬istimna’.‫ ا‬Kebiasaan‫ ا‬masturbasi‫ ا‬akan‫ ا‬menimbulkan‫ ا‬problem‫ ا‬psikologis‫ ا‬berupa‫ا‬
kebingungan dan rasa was-was terhadap berbagai dosa serta dampak negatif yang
menyertainya.

Kebiasaan onani terus menerus dan berlebihan akan mengakibatkan gejala-gejala fisik yang
sangat melelahkan karena banyak menyerap energi. Umunya, pelakunya kekurangan zat besi
sehingga kelelahan. Hal itu akan tampak ketika ia melakukan aktifitas belajar dan bekerja.
Memperhatikan berbagai macam efek negatif dari onani, jumhur ulama mengharamkan
perbuatan itu. Disamping itu, perilaku ini memang tidak bermanfaat dan cenderung
mendekati zina.

6. Voyeurisme

Voyeurisme adalah perilaku yang mendapat kepuasan hanya dengan melihat aurat orang lain
yang sedang terbuka atau tidak sengaja di buka. Perilaku ini tampak pada kebiasaan
mengintip orang mandi dan melihat film porno atau gambar porno

7. Fethisisme

Fethisisme adalah perilaku menyimpang yang merasa mendapat kepuasan seksual hanya
dengan memengang, memiliki, atau melihat benda-benda atau pakaian yang sering dipakai
wanita, umpamanya BH dan celana dalam.

8. Sodomi

Kita sering mendapat berita tentang perilaku sodomi di media cetak ataupun media
elektronik. Pada awalnya istilah ini digunakan untuk menyebut mereka yang berhubungan
badan dengan binatang. Namun, sekarang ada perluasan makna, yaitu berhubungan seksual
lewat dubur dan membunuh pasangannya untuk mendapat kepuasan. Perbuatan ini dapat
dilakukan terhadap pria maupun wanita, umumnya terhadap mereka yang dapat dikuasai
secara psikologis. Cara membunuh pasangan pelaku sodomi biasanya sangat sadis, misalnya
dengan mencekik, membedah perut, menyayat, melukai kemaluan, dan menyembelih
korbannya.

9. Perkosaan

Perkosaan adalah perilaku menyimpang yang merasa mendapat kepuasan seksual dengan cara
memaksa orang lain untuk melakukan hubungan seks. Perkosaan dapat terjadi pada orang
yang dikenal atau tidak dikenal. Hal itu sangat bertentangan dengan norma asusila dan tidak
sejalan dengan fitrah sosial manusia. Kita juga sering mendengar peristiwa pemerkosaan,
misalnya ada seorang kakek memperkosa akan usia TK. Sungguh betul-betul
memprihatinkan
10. Aborsi

Aborsi adalah proses pembatalan kehidupan dan pemusnahan janin. Aborsi sangat erat
dengan freeseks. Aborsi juga berarti pelarian dari tangung jawab sebagai seorang ibu. Secara
psikis, pelaku aborsi akan merasa dikejar-kejar dosa. Aborsi dapat menyebabkan kanker
rahim. Jika darah waktu pengguguran tidak bersih secara sempurna, dapat menyebabkan
kemandulan.

11. Pelecehan seksual

Pelecehan seks berarti penghinaan terhadap nilai seksual seseorang yang ada pada tubuhnya.
Hal itu dapat berbentuk tindakan, ucapan, tulisan, gambar atau gerakan tubuh yang dinilai
oleh seorang wanita mengganggu atau merendahkan martabat kewanitaannya, seperti
mencolek, meraba, mencium, dan mendekap.

Pelecehan seksual merupakan dampak dari ketidakmampuan seseorang dalam mengendalikan


nafsu (birahi) terhadap lawan jenis. Dengan demikian, orang yang melakukan pelecehan
seksual tidak pantas disebut sebagai manusia yang bermoral.

12. Pacaran

Pacaran menurut bahasa berarti saling mengasihi atau saling kenal. Dalam pengertian luas,
pacaran berarti upaya mengenal karakter seseorang yang dicintai dengan cara mengadakan
tatap muka. Makna pacaran untuk zaman sekarang ternyata bukan hanya sekedar symbol
untuk sekedar mengenal karakter seseorang karena pada dasarnya karakter seseorang dapat
digali lebih objektif dari orang yang dekat dengan si dia. Pacaran zaman sekarang justru lebih
banyak diartikan pelampiasan dari rasa rindu terhadap yang dicintainya. Bahkan lebih tegas
lagi, pacaran masa sekarang pada hakikatnya upaya pelampiasan keinginan seksual
(hubungan intim) yang tertunda.

Jika pacaran dalam pengertian ajang saling mengenal, model seperti ini belum termasuk pada
tahap penyimpangan dan pelecehan seksual. Namun, jika pacaran diartikan pertemuan rutin
dengan kekasih untuk menumpahkan segala hasrat dengan berbagai bumbu tertentu, seperti
berpegangan tangan, bergandengan, ciuman, dan berpelukan, bahkan hingga hubungan
seksual, hal seperti itu bukan lagi disebut pacaran dalam arti asal, melainkan upaya
penanaman mental free seks
Mengapa dikatakan upaya penanaman free seks? Karena cara-cara seperti ini telah menjurus
pada pelampiasan nafsu seks di luar nikah, sedangkan pernikahan itu sebenarnya belum tentu
terjadi dengan orang yang pernah dicintainya atau pernah mencitainya. Bahkan, kebanyakan
mereka yang berpacaran dengan gaya seperti ini tidak jadi nikah, bahkan cintanya terputus di
tangah jalan.

Pacaran dengan gaya seperti ini dapat juga diartikan sebagai upaya pengikisan nilai atau rasa
cinta. Dua sejoli yang terlalu sering berdua-duan, lambat laun cintanya akan kendur dan
dihinggapi perasaan bosan. Jika cintanya mulai krisis dan dilanjutkan dengan pernikahan,
biasanya pernikahannya tidak bertahan lama atau sekalipun langgeng, tetapi selalu disertai
dengan berbagai ketidakcocokan sebagai cermin kebosanan kepada pasangannya.

C. Akibat Buruk dari Perbuatan Asusila

Orang-orang yang melakukan perbuatan yang melanggar norma dan agama seperti asusila
akan menderita akibat buruk dari perbuatan jahat mereka. Dalam kehidupan sekarang,
mereka akan menemui kesulitan dalam mencari nafkah dan harta, memiliki reputasi buruk,
tidak diterima dengan mudah oleh orang lain, dan akhirnya melihat pertanda-pertanda buruk
ketika mendekati ajal, sehingga mati dalam ketakutan dan kegelisahan.

Melakukan tindakan asusila akan mengakibatkan penderitaan sebagai berikut dalam setiap
kehidupan pelakunya. Orang lain akan mudah cemburu dan membencinya, memiliki banyak
musuh, kekurangan harta dan kekayaan, tidak bahagia secara mental maupun jasmani, terlahir
dalam keluarga miskin, selalu merasa malu, terpisah dari kekasihnya, dan sebagainya.

Penderitaan-penderitaan‫ ا‬yang‫ ا‬diterima‫ ا‬masih‫ ا‬akan‫ ا‬berlanjut‫ ا‬di‫ ا‬alam‫ ا‬baqa’‫ ا‬apabila‫ ا‬mereka‫ا‬
belum bertobat dan kembali ke jalan yang benar. Karena itu, jika telah melakukan perbuatan
asusila hendaknya cepat-cepat bertobat selagi masih hidup dan berjanji tidak akan
melakukannya lagi.
D. Cara Mengatasi Perbuatan Asusila

Telah dibahas di atas bahwa asusila merupakan perbuatan yang melanggar norma sosial dan
agama. Jadi cara yang paling tepat untuk mengatasi perbuatan asusila merupakan kebalikan
dari pengertian asusila yaitu dengan mematuhi norma sosial yang ada dan lebih mendalami
lagi agamanya.

Cara mentaati norma social, seperti :

- Bagi perempuan, pakailah baju yang menutupi aurat dan hindari memakai baju yang
ketat/minim agar tidak mengundang niat jahat orang kepada kita.
- Bergaul dengan orang yang baik etikanya
- Bagi perempuan, jangan keluar malam sendirian apalagi jika memang tidak
mempunyai kepentingan.
- Hindari pergi berduaan yang bukan mukhrim dan lain sebagainya.

Cara untuk mendalami agama seperti :

- Banyak bertanya kepada dai, ulama, ustad atau siapapun yang lebih mengerti tentang
agama agar mendapatkan wawasan agama yang lebih luas
- Banyak-banyak‫ ا‬berdzikir,‫ ا‬berdo’a,‫ ا‬shalat‫ ا‬malam‫ ا‬agar terhindar dari hal-hal yang
melanggar norma dan agama
- Sering-sering datang ke pengajian atau perkumpulan orang-orang Islam agar
mendapat siraman rohani
- Sering-sering mendengar ceramah dan masih banyak hal lain lagi yang dapat
dilakukan untuk mendalami agama

Sumber

http://id.shvoong.com/humanities/theory-criticism/2035989-pengertian-asusila/

http://teghitsugaya.blogspot.com/2011/06/makalah-agama-islam-dosa-atau-perilaku.html

http://dharmapetama.blogspot.com/2009/11/akibat-buruk-dari-perbuatan-jahat.html

http://tonyzsma8smg.wordpress.com/2011/02/04/menghindari-sifat-sifat-tercela/

Anda mungkin juga menyukai