Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Seks pada hakekatnya merupakan dorongan narluri alamiah tentang
kepuasan syahwat. Tetapi banyak kalangan yang secara ringkas
mengatakan bahwa seks itu adalah istilah lain dari Jenis kelamin yang
membedakan antara pria dan wanita. Jika kedua jenis seks ini
bersatu, maka disebut perilaku seks. Sedangkan perilaku seks dapat
diartikan sebagai suatu perbuatan untuk menyatakan cinta dan
menyatukan kehidupan secara intim. Ada pula yang mengatakan
bahwa seks merupakan hadiah untuk memenuhi atau memuaskan
hasrat birahi pihak lain. Akan tetapi sebagai manusia yang beragama,
berbudaya, beradab dan bermoral, seks merupakan dorongan emosi
cinta suci yang dibutuhkan dalam angka mencapai kepuasan nurani
dan memantapkan kelangsungan keturunannya. Tegasnya, orang yang
ingin mendapatkan cinta dan keturunan, maka ia akan melakukan
hubungan seks dengan lawan jenisnya.

Anak-anak yang mulai tumbuh remaja lebih suka berbicara seks


dikalangan teman-temannya. Jika hubungan intim itu terpisah atau
mendapat hambatan, maka mereka tidak akan kehilangan jati diri
dan lebih cepat untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan dalam
lingkungan pergaulan lainnya. Lembaga keluarga yang bersifat
universal dan multi fungsional, baik pengawasan sosial, pendidikan
keagamaan dan moral, memelihara, perlindungan dan rekreasi
terhadap anggota-anggota keluarganya, dalam berhadapan dengan
proses modernitas sosial, cenderung kehilangan fungsinya. Sebagai
konsekuensi proses sosialisasi norma-norma yang berhubungan
batas-batas pola dan etika pergaulan semakin berkurang, maka
pengaruh pola pergaulan bebas cenderung lebih dominan merasuk
kedalam kebiasaan baru. Seks sebagai kebutuhan manusia yang
alamiah tersebut dalam upaya pemenuhannya cenderung didominasi
oleh dorongan naluri seks secara subyektif. Akibatnya sering terjadi
penyimpangan dan pelanggaran perilaku seks di luar batas hak-hak
kehormatan dan tata susila kemanusiaan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, pembahasan makalah ini adalah mengenai
“Penyimpangan Seksual”.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah pandangan kristen terhadap “Penyimpangan Seksual”?

1
1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami tentang
penyimpangan seksual.

2
BAB II

PEMBAHASAN

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia seks sebagai kata benda adalah jenis kelamin,
laki-laki dan perempuan. Dan sebagai bentuk kata sifat adalah sesuatu yang dapat
membangkitkan nafsu birahi karena bentuk tubuh, pakaian dsb. Lalu bagaimanakah seks
dalam Perjanjian Lama. Dalam narasi penciptaan ada dua cerita tentang seksualitas manusia.
Pertama, dalam narasi Kejadian 1:26-27, cerita ini pada hakikatnya mau menekankan bahwa
seks itu baik. Seks itu baik karena merupakan bagian integral dari seluruh ciptaan yang
diciptakan sungguh amat baik (Kej. 1:31). Narasi ini mau menekankan bahwa manusia
diciptakan sebagai makhluk seksual. Manusia diciptakan sebagai laki-laki, berasal dari kata
ish dan perempuan, yang berasal dari kata ishshah. Melalui perbedaan seks itu (ish dan ishah)
mereka mencerminkan Allah. Kedua, dalam narasi Kejadian 2:18-25, cerita ini menekankan
alasan mengapa dan untuk apa seksualitas diciptakan. Perempuan diciptakan supaya laki-laki
yang membutuhkan teman hidup tidak kesepian (Kej. 2:18), serta terjadi komunitas manusia
yang dinyatakan dalam kesatuan daging (Kej. 2:22-24). Jadi dapat disimpulkan bahwa
seksualitas dari terminologinya memiliki makna yang dalam bagi kehidupan setiap insan
manusia. Namun sangat disayangkan bahwa manusia menyalahgunakan seksualitas yang
diberikan Allah begitu mulia, sehingga terjadi penyimpangan-penyimpangan.

I. PENGERTIAN PENYIMPANGAN SEKSUAL

Pengertian penyimpangan seksual adalah segala bentuk penyimpangan seksual, baik


arah, minat maupun orientasi seksual. Penyimpangan adalah gangguan atau kelainan.
Sedangkan perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual,
baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini bisa
bermacam-macam mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu, dan
bersenggama. Obyek seksualnya juga bisa berupa orang lain, diri sendiri maupun obyek
dalam khayalan.

Penyimpangan seksual merupakan salah satu bentuk perilaku yang menyimpang


karena melanggar norma–norma yang berlaku. Penyimpangan seksual dapat juga diartikan
sebagai bentuk perbuatan yang mengabaikan nilai dan norma yang melanggar, bertentangan
atau menyimpang dari aturan-aturan hukum.

Sebagian dari tingkah laku itu memang tidak berdampak apa-apa, terutama jika tidak
ada akibat fisik atau sosial yang dapat ditimbulkannya. Akan tetapi pada sebagian perilaku
seksual yang lain, dampaknya cukup serius, seperti perasaan bersalah, depresi, marah dan
sebagainya.

A. Homoseksual

Perilaku Homoseksual memiliki beberapa jenis berdasarkan intensitas perilakunya.


Jenis-jenis homoseksual dapat digolongkan kedalam beberapa sifat, yang membedakannya
dengan perilaku homoseksual yang lain.

3
Pengertian homoseksual di definisikan secara berbeda oleh banyak ahli. Tetapi
pengertian homosksual mengacu pada hubungan seksual dengan jenis kelamin yang sama.
Orientasi seksual digambarkan sebagai objek impuls seksual sesesorang: heteroseksual (jenis
kelamin berlawanan), homoseksual (jenis kelamin sama) atau biseksual (kedua jenis kelamin)

Perzinahan tidak normal ini dilakukan dalam bentuk hubungan seksual antar sesama
jenis. Bila hal itu dilakukan antara pria dengan pria disebut sebagai 'Homoseksual', sedang
bila dilakukan oleh wanita dengan wanita lain disebut 'Lesbian'.

B. Penyimpangan Seks (Lesbian)

Yang dimaksud dengan lesbian adalah wanita yang lebih cenderung menyukai sesama
jenisnya daripada lawan jenisnya.Perasaan-perasaan seksual ini dapat berubah sewaktu-waktu
dan tidak bersifat konstan. Bahkan sangat mungkin remaja yang lesbian tetapi ketika dia
dewasa dia menjadi heteroseksual bahkan sebaliknya.

Tidak jarang wanita yang menyukai wanita lain tetapi dia malu untuk mengatakannya,
dia merasa ada yang aneh pada dirinya. Sebenarnya tidak perlu merasa ada yang salah pada
diri anda karena hal ini normal. Tipe daya tarik ini tidak perlu ditafsirkan bahwa anda adalah
lesbian. Ada perbedaan antara minat seksual yang asli kepada wanita dan ketertarikan kepada
wanita. Ini berhubungan dengan perasaan jadi sulit dijelaskan oleh kata-kata. Wanita yang
memiliki ketertarikan secara fisik yang konstan kepada wanita tidak pada lelaki ini baru bisa
dikatakan lesbian.

C. Waria / Ganti Kelamin

Di kalangan masyarakat umum, sering menyamakan istilah kelamin ganda dan


banci/waria. Dalam dunia medis kelamin ganda sebenarnya disebut dengan ambiguous
genitalia yang artinya alat kelamin meragukan, namun belakangan ini para ahli endokrin
menggunakan istilah Disorders of Sexual Development (DSD). Pada DSD tidak membahas
transsexual atau transgender yaitu individu dengan gangguan psikologis laki-laki seperti
wanita atau wanita seperti laki-laki dengan tanpa disertai kelainan fisik/ alat kelamin (genital).
Transeksual inilah yang dimasyarakat sering dianggap banci atau homoseks.

Transseksual dapat diakibatkan faktor bawaan (hormon dan gen) dan faktor
lingkungan. Faktor lingkungan di antaranya pendidikan yang salah pada masa kecil dengan
membiarkan anak laki-laki berkembang dalam tingkah laku perempuan, pada masa pubertas
dengan homoseksual yang kecewa dan trauma, trauma pergaulan seks dengan pacar, suami
atau istri. Perlu dibedakan penyebab transseksual kejiwaan dan bawaan. Pada kasus
transseksual karena keseimbangan hormon yang menyimpang (bawaan), menyeimbangkan
kondisi hormonal guna mendekatkan kecenderungan biologis jenis kelamin bisa dilakukan.

D. Hubungan Sex Dengan Hewan

Hal ini disebut juga dengan zoophilia atau yang biasa dikenal dengan beastiality. Para
pengidap kelainan ini memiliki kecenderungan untuk melakukan adegan percintaan bukan
dengan sesama manusia, melainkan hewan seperti hewan ternak, kuda, dan anjing. Saat orang
4
kebanyakan mengatakan bahwa melakukan hubungan seks dengan hewan ini adalah hal yang
menjijikkan, jorok, dan tak bermoral, para pengidap beastiality malah merasa kebalikannya.
Mereka seakan tak mengindahkan anggapan orang kebanyakan dan tetap melakukan
hubungan terlarang tersebut.

Biasanya, pelaku memang memiliki kesadaran atas apa yang dilakukannya terhadap
hewan ini. Namun, tak jarang pula terjadi kasus di mana hewan sendiri yang memiliki
kelainan ini dan menjadikan manusia sebagai sasarannya. Yang jadi pertanyaan, kenapa
sampai ada orang yang mengalami kelainan seperti ini?

Dari segi biologis, manusia memang membutuhkan sarana untuk menumpahkan


birahinya. Ini sudah merupakan suratan takdir di mana melakukan hubungan biologis
dilakukan semua makhluk hidup dengan tujuan mencari kesenangan, menunjukkan perasaan
emosional, ataupun untuk membuat keturunan. Kebanyakan dari kasus beastiality sendiri
diakibatkan oleh rasa ingin tahu dari manusia terhadap organ seksualnya. Merasa tertantang,
hewan pun dijadikan pelampiasan untuk rasa ingin tahu seksualnya. Namun, apa yang dialami
pengidap beastiality ini sendiri sebenarnya merupakan bentuk rasa ingin tahu yang salah.

Kasus-kasus yang tercatat biasanya adalah hubungan seksual yang terjadi antara
wanita dan anjing, kuda maupun keledai. Kebanyakan kasus semacam ini terjadi di daerah
peternakan dan di daerah-daerah yang terpencil. Walaupun sudah dilakukan orang sejak
zaman prasejarah, tetap saja hubungan seks antara wanita dan hewan dianggap bukan sebagai
suatu hal yang dipraktekkan secara meluas. Karenanya dibandingkan dengan variasi-variasi
hubungan seks lainnya, bestiality relatif lebih jarang terjadi. Hal ini dikarenakan pada saat
melakukan hubungan seks dengan hewan, tidak diketahui apakah hewan tersebut memang
benar-benar bersedia melakukan hubungan itu atau tidak. Oleh karenanya, hubungan seperti
ini dianggap melanggar norma agama dan sosial yang ada. Kedudukan pelaku beastiality pun
disejajarkan dengan pelaku pemerkosaan dan pedofilia.

E. Porno Grafi

Pornografi (dari bahasa Yunani πορνογραφία pornographia — secara harafiah tulisan


tentang atau gambar tentang pelacur) (kadang kala juga disingkat menjadi "porn," "pr0n,"
atau "porno") adalah penggambaran tubuh manusia atau perilaku seksual manusia secara
terbuka (eksplisit) dengan tujuan membangkitkan birahi (gairah seksual).

Definisi pornografi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: penggambaran


tingkah laku secara erotis dengan lukisan atau tulisan untuk membangkitkan nafsu berahi;
bahan bacaan yang dengan sengaja dan semata-mata dirancang untuk membangkitkan nafsu
berahi dalam seks. Pornografi dan pornoaksi dalam rancangan undang - undang
antipornografi dan pornoaksi didefinisikan sebagai "substansi dalam media atau alat
komunikasi yang dibuat untuk menyampaikan gagasan - gagasan yang mengeksploitasi
seksual, kecabulan, dan/atau erotika" sementara pornoaksi adalah "perbuatan mengeksploitasi
seksual, kecabulan, dan/atau erotika di muka umum".

Jika dilihat dari sudut pandang agama, pornografi sangat bertentangan dengan ajaran
agama, dan keberadaannya sangat diharamkan. Karena dinilai sebagai hal yang dapat merusak
5
moral manusia. Didalamnya mengandung nilai - nilai asusila. Yang dapat mengganggu
kehidupan para pemeluk agama. Tidak hanya dalam hubungan ibadah kepada Tuhan Yang
Maha Esa, tetapi juga dalam menjalin hubungan terhadap sesama.

F. Obat Perangsang
Kebiasaan seks terkadang menggunakan narkotik,atau obat perangsang, atau obat
yang mempengaruhi syaraf tidak untuk keperluaan medis, akan menyebabkan kecanduan
secara psikologis maupun fisik. Kebiasaan buruk ini berakar dalam masalah dosa,
membelenggu secara rohani dan juga kejahatan.

6
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 PANDANGAN KRISTEN TENTANG PENYIMPANGAN SEKSUAL

A. Pandangan Kristen Tentang Homoseksual (Gay dan Lesbian)

Di dalam terang Alkitab, khususnya Perjanjian Baru, saya ingin menunjukkan


bagaimana seharusnya paradigma orang Kristen terhadap homoseksualitas, gay, dan juga
lesbian. Alkitab secara tegas menunjukkan bahwa homoseksualitas adalah dosa, tetapi Alkitab
tidak menyatakan bahwa para pelakunya – dalam hal ini biasa disebut gay dan lesbian – bebas
diperlakukan dalam ketidakadilan seperti yang terjadi akhir-akhir ini. Tuhan Yesus
membenci dosa homoseksualitas, sama seperti Dia membenci dosa-dosa yang lain, tetapi Dia
tetap mengasihi mereka yang terlibat di dalam-Nya. Tuhan mau para gay, lesbian dan Waria
ini diperlakukan dalam terang kasih ilahi, sehingga mereka dapat bertobat dan dipulihkan dari
dosa homoseksualitas.

Alkitab jelas menyebutkan bahwa homoseksualitas adalah dosa dan kekejian di mata
Tuhan. Seperti dalam; Roma 1:24-27; Imamat 18:22; Imamat 20:13; Yudas 1:7-8; 1 Korintus
6:9-10.

B. Ganti kelamin

Manusia tidak boleh meremehkan hidup jasmaninya; melainkan sebaliknya, ia wajib


memandang baik serta layak dihormati badannya sendiri, yang diciptakan oleh Allah dan
harus dibangkitkan pada hari terakhir” Rasul Paulus juga mengingatkan bahwa tubuh kita
adalah bait Roh Kudus (1Kor 6:19), karena itu janganlah merendahkan martabat tubuh kita
dengan membiarkan tubuh ambil bagian dalam tindak dosa.

C. Hubungan Seks dengan Hewan

Tentunnya hal ini menurut pandangan kristen, adalah suatu hal yang keji yang tidak
berkenan di mata Tuhan, seperti yang dikatakan dalam hubungan seks dengan binatang (Im
18:23).

D. Porno Grafi.

Pornografi adalah langkah pertama dalam jalan curam kepada kejahatan dan kebejatan
moral (Roma 6:19). Pornografi juga akan menyeret orang kepada kecanduan seksual dan
keinginan-keinginan seksual yang lebih menjijikkan dan keji di mata TUHAN. Pornografi
jelas menyebabkan keinginan daging, yang dimulai dari keinginan mata. Pornografi adalah
dosa yang bekerja di dalam pikiran dan keinginan.

Pornografi menyebabkan kecanduan atau memperhamba dan membelenggu manusia


(1 Korintus 6: 9,12; 2 Petrus 2:14a, 19), bahkan merusak jiwa dan tubuh manusia (Amsal
6:25-28; Yehezkiel 20:30; Efesus 4:19) dan pada akhirnya melahirkan dosa lainnya.

7
E. Obat Perangsang

Alkitab menyebutkan bahwa pemakaian obat-obatan berada dalam kategori yang sama
seperti menjadi mabuk (Gal. 5:19-21), keduanya dilarang oleh Tuhan karena apa yang bisa
terjadi kepada seorang, dan bagaimana keduanya membuat orang itu tidak layak untuk
melayani orang lain. Akan tetapi, sebelum kita melanjutkan ke dalam ayat-ayat spesifik yang
menyinggung soal obat-obatan, kita perlu mengerti sesuatu tentang Firman Tuhan.

3.2 SIKAP KRISTEN TERHADAP PENYIMPANGAN SEKSUAL:

1. Menerima dengan cinta kasih


2. Saling memberi dukungan melalui doa bersama
3. Bertobat dan menerima Kristus
4. Mengendalikan hawa nafsu
5. Mengubah orientasi seks
6. Hidup kudus
7. Pengampunan Allah tersedia
8. Allah menjanjikan untuk menang melawan penyimpangan seksual
9. Berjaga-jaga

3.3 LANGKAH-LANGKAH MENGATASI PENYIMPANGAN SEKSUAL:

1. Membuang semua materi pornografi


2. Bergabung dengan komunitas kristen yang sehat
3. Memutuskan semua hal yang berhubungan dengan penyimpangan seksual
4. Mengubah busana, bicara, perilaku, dan penampilan sesuai kelamin
5. Memiliki mentor yang membantu, mendukung, dan mendoakan
6. Konseling psikologis dan rohani rutin

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Di sinilah gereja dan kekristenan harus membuat keputusan yang tegas. Jikalau
Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa Homoseksualitas (Gay, Lesbian dan Ganti
Kelamin), Berhubungan dengan Bintang, Porno Grafi, Serta Obat Perangsang adalah
dosa, Ini bukan tentang hak asasi manusia, tetapi tentang otoritas tertinggi yang dipercayai
oleh gereja, yaitu Alkitab sendiri. Orang kristen perlu memahami konsep Alkitab yang benar
tentang seks, sehingga mereka bisa menghargai keagungan dan kesucian yang telah Tuhan
berikan

Walaupun seks merupakan karunia Allah, namun setelah manusia jatuh ke dalam dosa,
seks sering disalahgunakan. Iblis telah membuat segala aspek seks menjadi perzinahan (Rom
1), dimana kasih diganti dengan nafsu birahi. Meskipun orang Kristen masih mempunyai
unsur dosa di dalam hatinya, namun sanggup berusaha menentang birahi dan melatih
mengontrol diri sendiri. Ingat bahwa "penguasaan diri" adalah buah yang dihasilkan oleh Roh
Kudus. Maka sebagai anak Tuhan, kita menerima seks sebagai karunia Tuhan dan
mempergunakannya sesuai dengan kehendak-Nya (Mat 19:4-5), demi kemuliaan-Nya (1Kor
10:31), dan untuk maksud-Nya (Kej 1:28, 2:24).

3.2 Saran

Demikian makalah yang dapat penulis susun, penulis menyadari bahwa makalah ini

jauh dari kesempurnaan. Karena itu, keterbatasaan ini kiranya akan dapat diminimalis

dengan partisipasi pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang konstruktif agar

makalah kedepan dapat lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai