Anda di halaman 1dari 83

Sejarah Gereja Umum

MATERI KULIAH MATRIKULASI

PROGRAM STUDI MAGISTER TEOLOGI

STT RAHMAT EMMANUEL

Dosen Pengampu: Kosmartua Situmorang


Mata Kuliah Sejarah Gereja
Gambaran Umum:
Mata kuliah Sejarah Gereja Umum adalah materi perkuliahan dalam rangka partisipasi aktif
mahasiswa. Materi yang dibahas dan didiskusi adalah gambaran rekonstruksi Gereja mula-
mula (dari abad pertama atau sesudah Yesus Kristus), Sejarah Gereja Abad Pertengahan,
Modern dan Indonesia.
Tujuan:
❑Mahasiswa memahami apa itu Ilmu Sejarah Gereja.
❑Mahasiswa memahami bagaimana melakukan kajian yang berkaitan dengan sejarah
gereja.
❑Mahasiswa mengetahui gambaran umum akan perkembangan Gereja dari masa ke masa
Mahasiswa mampu melakukan refleksi nilai-nilai yang dapat diambil dari gereja masa
lampau, masa kini dan masa yang akan datang.
Mata Kuliah Sejarah Gereja
Strategi Pembelajaran:
1. Mahasiswa mendengarkan dan mendiskusikan materi kuliah.
2. Mahasiswa melakukan eksplorasi, penafsiran dan rekonstruksi terkait sejarah gereja.
3. Mahasiswa mempresentasikan dan mendiskusikan hasil rekonstruksi sejarah gereja.

Materi Pembelajaran:
1. Pengertian Sejarah, Gereja dan Sejarah Gereja
2. Metode kajian Sejarah Gereja
3. Sejarah Gereja Mula-Mula s.d Sejarah Gereja modern di dunia
Mata Kuliah Sejarah Gereja
Penilaian:
1. Kehadiran 10%
2. Keaktifan dalam diskusi 20%
3. Laporan dan presentasi 70%
Sejarah Gereja sesuai yang
ditugaskan
Mata Kuliah Sejarah Gereja
Tugas Pribadi
1. Sejarah Gereja Katolik ()
2. Sejarah Gereja Orthodox Timur ()
3. Sejarah Gereja Orthodox Oriental ()
4. Sejarah Gereja Lutheran ()
5. Sejarah Gereja Reformed ()
Mata Kuliah Sejarah Gereja
6. Sejarah Gereja Anglican ()
7. Sejarah Gereja Methodist ()
8. Sejarah Gereja Baptis ()
9. Sejarah Gereja Pentachostal ()
10. Sejarah Gereja yang didirikan Kyai Sadrach ()
11. Sejarah Gereja Kharismatik ()
12. Sejarah Gereja Abad Pertengahan ()
Pengertian Sejarah
Secara Etimologi kata Sejarah berasal dari bahasa
Arab “syajara”, artinya terjadi, “syajarah” artinya
pohon kayu. Pohon menggambarkan pertumbuhan
terus-menerus dari bumi ke udara dengan
mempunyai cabang, dahan dan daun, kembang
atau bunga serta buahnya.
Jadi bisa dikatakan bahwa di dalam kata sejarah
itu tersimpan makna pertumbuhan atau kejadian
Pengertian Sejarah
Dalam Bahasa Arab ada beberapa kata yang
memiliki kemiripan dengan kata “syajara” yaitu :
• Silsilah: menunjuk pada keluarga atau nenek
moyang.
• Riwayat: kurang lebih berarti laporan atau cerita
tentang kejadian.
Pengertian Sejarah
• Hikayat: cerita tentang kehidupan, yaitu yang
menjadikan manusia sebagai objeknya disebut
juga biografi (bios= hidup, gravein=
menulis).Jika objek cerita kehidupan manusia itu
seseorang, diri sendiri disebut autobiografi.
Pengertian Sejarah
Hikayat: cerita tentang kehidupan, yaitu yang
menjadikan manusia sebagai objeknya disebut
juga biografi (bios = hidup, gravein =
menulis).Jika objek cerita kehidupan manusia itu
seseorang, diri sendiri disebut autobiografi.
Pengertian Sejarah
Dalam Bahasa Jawa kata yang memiliki pengertian
sejarah adalah kata “Babad”.
“Babad” dalam arti sejarah ini bertugas untuk
menerangkan suatu keadaan atau peritiwa dalam
suatu masyarakat di desa, kota atau kerajaan
dalam suatu lokasi tertentu. Misalnya adalah
“Babad Tanah Jawi” yaitu adalah sejarah berdirinya
kerajaan dan raja-raja yang bertahta di Pulau Jawa.
Pengertian Sejarah
Dalam bahasa Inggris kata sejarah merupakan
terjemahan dari kata "history“.
Kata history berasal dari bahasa Yunani kuno
“historia” yang kurang lebih berarti “belajar" dengan
cara “bertanya-tanya“. Dalam hal ini juga bisa
diartikan sebagai apa yang diketahui karena
penyelidikan.
Pengertian Sejarah
Menurut Henry Berr dan Lucien
Febvre, kata “historia" biasanya
diperuntukkan bagi pertelaahan
mengenai gejala-gejala (terutama hal
ihwal manusia) dalam urutan
kronologis.
Pengertian Sejarah
Bandingkan dengan kata Jerman untuk
sejarah, yakni “Geschichte”, yang berasal dari
kata “geschehen" yang berarti terjadi.
Geschichte adalah sesuatu yang telah terjadi.
Dalam bahasa Belanda “geschiedenis" dari
kata kerja “geschieden" yang berarti “terjadi”.
Pengertian Sejarah
Secara etimologi Sejarah adalah
suatu upaya penyelidikan terus
menerus yang dilakukan atas
peristiwa, kejadian, kehidupan
yang telah terjadi dari masa ke
masa di masa lampau.
Pengertian Sejarah
Sejarah sebagai peristiwa/cerita
Sejarah itu pada hakikatnya merupakan hasil rekonstruksi
sejarawan terhadap sejarah sebagai peristiwa berdasarkan fakta-
fakta sejarah yang dimilikinya. Dengan demikian di dalamnya
terdapat pula penafsiran sejarawan terhadap makna suatu
peristiwa. Perlu diketahui bahwa buku-buku sejarah yang kita
baca, baik buku pelajaran di sekolah, karya ilmiah di perguruan
tinggi, maupun buku-buku sejarah lainnya, pada hakekatnya
merupakan bentuk-bentuk konkrit sejarah sebagai peristiwa
(Ismaun, 1993: 280).
Pengertian Sejarah
Sejarah sebagai Seni
Sejarah digolongkan dalam “sastera”. Herodotus (484-425 SM) yang
digelari sebagai “bapak sejarah” beliau-lah yang telah memulai
sejarah itu sebagai “cerita” (story-telling), dan sejak itu sejarah telah
dimasukan ke dalam ilmu-ilmu kemanusiaan atau “humaniora”
(Sjamsuddn,1996: 189-190). Sejarah dikategorikan sebagai ilmu
humaniora terutama karena dalam sejarah memelihara dan merekam
warisan budaya serta menafsirkan makna perkembangan umat
manusia. Itulah sebabnya dalam tahap historiografi dan
eksplanasinya, sejarah memerlukan sentuhan-sentuhan “estetika”
atau “keindahan” (Ismaun, 1993: 282-283).
Pengertian Sejarah
Sejarah sebagai Ilmu
Pertama, sejarah merupakan ilmu empiris. Sejarah sangat
tergantung pada pengalaman manusia. Pengalaman
manusia tersebut terekam baik dalam bentuk artefak-artefak
maupun dokumen-dokumen. Artefak-artefak dan dokumen-
dokumen yang merupakan data tersebut diteliti oleh
sejarawan untuk menemukan fakta. Fakta-fakta tersebut
diinterpretasi/ditafsirkan. Berdasarkan dari interpretasi atas
fakta-fakta tersebut dibuat dalam bentuk tulisan sejarah
Pengertian Sejarah
Sejarah sebagai Ilmu
Kedua, Sejarah biasanya dimasukkan dalam ilmu tentang
manusia (humaniora) karena selain objek yang diteliti adalah
manusia, khususnya perubahan atau perkembangan
manusia pada masa lalu, metodologi yang digunakan juga
berbeda dengan ilmu lain;
Ketiga, sejarah mempunyai generalisasi. Sama halnya
dengan ilmu-ilmu lain, sejarah juga menarik kesimpulan-
kesimpulan umum dari pengamatan yang dilakukan
Pengertian Sejarah
Definisi sejarah menurut Edward Hallet Carr ialah sebagai
berikut.
"History is a continuous process of interaction between the
historian and his facts, an unending dialogue between the
present and the past."(Carr, 1982:30)
(Sejarah ialah suatu proses interaksi serba terus antara
sejarawan dengan fakta-fakta yang ada padanya; suatu
dialog tiada henti-hentinya antara masa sekarang dengan
masa silam).
Pengertian Sejarah
Robert V. Daniels dengan singkat dikatakan, bahwa:
“History is the memory of human group experience."
(Sejarah ialah kenangan pengalaman umat manusia).
Pengertian Sejarah
James Banks menyatakan bahwa "All past event is history
(History as actuality!). History can help students to
understand human behaviour in the past, present and
future. (New goals for historical studies).” Artinya, bahwa
semua peristiwa masa yang lampau adalah sejarah
(sejarah sebagai kenyataan!). Sejarah dapat membantu
para siswa untuk memahami perilaku manusia pada masa
yang lampau, masa sekarang dan masa yang akan
datang (tujuan-tujuan baru pendidikan sejarah)
Pengertian Sejarah
Rumusan sejarah menurut Muhammad Yamin yang
berbunyi sebagai berikut. "Sejarah ialah ilmu pengetahuan
dengan umumnya yang berhubungan dengan cerita
bertarikh sebagai hasil penafsiran kejadian-kejadian
dalam masyarakat manusia pada waktu yang lampau,
yaitu susunan hasil penyelidikan bahan-bahan tulisan atau
tanda tanda yang lain
Pengertian Sejarah
Jadi Sejarah dapat dirumuskan sebagai
“sebuah ilmu yang mempelajari peristiwa,
kejadian, kehidupan di masa lampau yang
dapat diperiodisasikan waktu-nya berdasarkan
penafsiran fakta-fakta yang dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan
yang dapat direkontruksi untuk dipahami pada
masa kini baik cerita-nya maupun estetika-nya.”
Pola gerak Sejarah
- Pola Melingkar
Herodotus sebagai salah satu tokoh filsafat pada
Zaman Yunani Klasik telah mencoba untuk menyusun
gagasan spekulatif mengenai gerak sejarah, dalam
pemikirannya Herodotus mengatakan bahwa
kehidupan itu sama seperti roda yang berputar.
Terkadang diatas dan terkadang berada dibawah,
konsep/teori ini di latar belakangi oleh pemikiran
kosmos sentris.
Pola gerak Sejarah
- Pola Melingkar
Pada abad 20, masih ada yang menganut gerak lingkar,
yaitu Spengler. Ia berpendapat bahwa kebudayaan yang
banyak itu mengalami lingkaran/siklus, seperti iklim:
musim bunga, musim panas, musim gugur dan musim
dingin. Lingkaran ini selalu berulang lagi pada tiap-tiap
kebudayaan. Lingkaran kebudayaan Hindu dan
kebudayaan antik digantikan oleh Islam dan Nasrani,
selanjutnya diulang kembali oleh Eropa Barat.
Pola gerak Sejarah
- Pola Linier
Pemikiran ini muncul pada Abad Pertengahan, tokoh
yang menggagas pemikiran ini adalah St. Augustinus
yang menyatakan bahwa sejarah merupakan sejarah
keselamatan, mempunyai unsur sejarah profan
sebagai suatu pertentangan universal antara Kerajaan
Tuhan dan Kerajaan Dunia.
Pola gerak Sejarah
- Pola Spiral
Seorang tokoh yang menggagas tentang gerak
sejarah spiral ini adalah Giambattista Vico yaitu
seorang tokoh yang hidup pada masa transisi antara
abad Pertengahan dan abad Modern. Dalam gerak
sejarah spiral dikatakan bahwa akan ada pengulangan
sejarah kembali, namun dalam kembalinya sejarah
tersebut tidak sama sepenuhnya, sehingga disebutlah
gerak sejarah spiral.
Pola gerak Sejarah
- Pola Spiral
Teori Vico dapat dianggap sebagai sintesa dari gerak
lingkar dan proses saling hubung antara pendapat
sejarah berulang lagi dan sejarah berlaku sekali. Vico
menyatukan ulangan dengan urutan atau ulangan
dengan perkembangan.
Sejarah dalam pandangan Filsafat

Pandangan Hegel
❑Ide tentang sejarah telah menunjukkan kepada adanya
perkembangan rasional, dan dengan mempelajari sejarah,
manusia akan dapat memahami dunia dengan alam raya
yang mengelilinginya.
❑Ide tentang sejarah ini telah menunjukkan kepada
adanya perkembangan rasional manusia dan memiliki
makna bagi suatu usaha untuk dapat mengartikan dan
memahami kembali ide keagamaan (being).
Sejarah dalam pandangan Filsafat

❑Sejarah juga dapat menunjukkan secara jelas arah dan


tujuan kepada manusia.
❑Fakta sejarah merupakan bahan mentah yang harus diolah
kembali sedemikian rupa hingga menjadi sebuah wacana
yang siap saji
❑Ide tentang sejarah telah menunjukkan kepada adanya
perkembangan rasional, dan dengan mempelajari sejarah,
manusia akan dapat memahami dunia dengan alam raya yang
mengelilinginya.
Sejarah dalam pandangan Filsafat

Menurut Hegel sejarah adalah sebuah proses


penyejajaran atau pembebasan (emancipation) dan
pencerahan (enlightement) dengan maksud dan tujuan
menyejajarkan kita pada konstruksi sebuah sistem
kemasyarakatan dimana setiap orang bisa untuk saling
menghargai dan menjunjung tinggi kemerdeknan serta
harkat martabatnya yang otonom, yang secara
sederhana bisa dikatakan sebagai manusia seutuhnya
— berkesadaran dan rasional.
Metode dalam Penelitian Sejarah
Metode Hegel:
❑Originalitas Sejarah
❑Refleksi Sejarah
❑Filosofis Sejarah
Metode dalam Penelitian Sejarah
Menurut Wood Gray, (1956: 9), untuk menyusun suatu cerita
dan eksplanasi sejarah setidaknya ada enam langkah
penelitian:
1. Memilih satu topik yang sesuai;
2. Mengusut semua evidensi (bukti) yang relevan dengan
topik;
3. Membuat catatan tentang itu, apa saja yang dianggap
penting dan relevan dengan topik yang ditemukan ketika
penelitian sedang berlangsung;
Metode dalam Penelitian Sejarah
4. Mengevaluasi secara kritis semua evidensi yang telah
dikumpulkan (kritik sumber);
5. Menyusun hasil-hasil penelitian (catatan fakta-fakta)
ke dalam suatu pola yang benar dan berarti yaitu
sistematika tertentu yang telah disiapkan sebelumnya;
6. Menyajikan dalam suatu cara yang dapat menarik
perhatian dan mengkomunikasikannya kepada para
pembaca sehingga dapat dimengerti sejelas mungkin.
Pengertian GEREJA
Gereja secara etimologi diambil dari kata Igreja dalam
bahasa Portugis (dalam bahasa Inggris church) yang
berasal dari kata Yunani “ekklesia” yang berarti: mereka
yang dipanggil. Mereka yang pertama dipanggil oleh
Yesus Kristus ialah para murid dan sesudah kenaikan
Tuhan Yesus ke surga dan turunnya Roh Kudus pada
hari pentakosta, para murid itu menjadi “rasul”, artinya
“mereka yang diutus” untuk memberitakan Injil sehingga
lahirlah Gereja (van den End, 1992:1-2).
Pengertian GEREJA
Istilah Yunani “ekklesia” dibentuk dari kata ‘ek’
(=dari) dan ‘kaleo’ (=memanggil), yaitu ‘mereka
yang dipanggil keluar’.
“Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani,
bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri,
supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang
besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari
kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.” (1 Petrus 2:9)
Pengertian GEREJA
(1) Kaum yang dipanggil keluar dari kehidupan yang
lama dari kuasa (dosa) Iblis, dipanggil Allah sendiri,
dipindahkan ke dalam kerajaan Allah-terjadi perubahan
status dan pola hidup
(2) kaum yang dipanggil keluar dari hidup bagi diri
sendiri dan dipanggil untuk hidup bagi Tuhan, beribadah
kepada Tuhan dan melayani Tuhan-perubahan tujuan
hidup dan pandangan dasar (Dietrich Kuhl, 1992:34).
Pengertian SejaraH GEREJA
Menurut Th. Van den End
“Sejarah Gereja adalah kisah tentang
perkembangan-perkembangan dan
perubahan-perubahan yang dialami
gereja”
Pengertian SejaraH GEREJA
Menurut Dietrich Kuhl
“Sejarah Gereja merupakan suatu
penelitian tentang kesetiaan, keberhasilan,
dan kegagalan dalam menghayati
penggilanNya dan menaati Amanat Agung
Tuhan Yesus kepala gereja”
Pengertian SejaraH GEREJA
❑Berdasarkan kanonisasi Perjanjian Baru, Kisah Para
Rasul digolongkan sebagai kitab Sejarah.
❑Sejarah yang ditulis dalam kitab tersebut adalah sejarah
Kekristenan, Misi pengabaran Injil dan Gereja.
❑Kekristenan-Misi Pengabaran Injil-Gereja tidak dapat
dibedakan dan tidak dapat dipisahkan.
❑ Pertumbuhan/perkembangan terkait dengan kuantitas
dan kualitas.
Pengertian SejaraH GEREJA
Sejarah Gereja adalah Ilmu yang mempelajari
pertumbuhan dan perkembangan Kekristenan,
Misi Pengabaran Injil dan Gereja dari waktu ke
waktu di masa lampau untuk menjadi refleksi
bagi Gereja masa kini dan masa yang akan
datang.
Sejarah GEREJA
dalam Ilmu Teologi
Teologi
Alkitab Teologi Dogmatika Teologi
Pernyataan Khusus Biblika Praktika
Teologi
Sistematika

Teologi
Sejarah
Sejarah GEREJA
dalam Ilmu Teologi
Teologi
Alkitab Teologi Dogmatika Teologi
Pernyataan Khusus Biblika Praktika
Teologi
Sistematika

Teologi
Sejarah
Metode Penelitian SejaraH GEREJA
1. Menentukan topik.
2. Mengumpulkan sumber yang terpercaya (originalitas-nya).
3. Melakukan evaluasi secara kritis sumber-sumber yang telah
dikumpulkan.
4. Melakukan Rekontruksi / Sistematika sumber-sumber yang sahih.
5. Menuliskan setiap peristiwa ataupun tokoh penting di dalam setiap
periodisasi.
6. Melakukan refleksi makna sejarah gereja tersebut bagi gereja masa kini
7. Menyajikan dalam bentuk tulisan yang jelas, menarik dan informatif
Periodisasi SejaraH GEREJA
1. Gereja zaman Rasuli
2. Gereja zaman Bapa-Bapa Gereja
3. Gereja Abad Pertengahan
4. Gereja Masa Reformasi & Reformed
5. Gereja Masa Pietisme dan Hollines Movement
6. Gereja Modern
Gereja Zaman Rasuli (+ 30 -100 M)
Pendahuluan
❑Beberapa sejarawan seperti Van de End mengawali periodisasi tulisan
sejarah-nya dengan “Abad Pertama Sejarah Gereja (30-150 M)”, Dietrich Kuhl
menggunakan istilah “Gereja Mula-Mula” (30 s.d 500 M)” dan para peneliti yang
menulis Cambridge History of Christianity volume 1 memulai dengan “Origins to
Constantine”.
❑Dalam hal ini periodisasi yang akan digunakan mirip dengan hasil penelitian
sejarawan gereja Schaff yang memulai priodisasi dengan menggunakan tema
“Apostolic Christianity (AD 1-100)”, namun fokus lebih ke keberadaan gereja
pada masa para rasul (12 orang murid terdekat Yesus Kristus) atau tepatnya
setelah masa pantekosta.
Gereja Zaman Rasuli (+ 30 -100 M)
Pendahuluan
❑ Tarikh yang dipakai adalah + 30 -100 M. Masa itu adalah masa dimana
murid-murid Yesus mendapatkan janji Roh Kudus yang akan memenuhi
mereka (KPR 1:5) sampai dengan kematian Rasul Yohanes (sebagai rasul
terakhir)
❑ Tulisan sejarah yang banyak akan menjadi referensi adalah catatan Lukas
yang di kanonisasi sebagai Kitab Kisah Para Rasul, surat-surat Paulus dan
beberapa penulis sejarah seperti Phillip Schaft, Dietrich Kuhl dan Vand de end.
Gereja Zaman Rasuli (+ 30 -100 M)
“Dan Akupun berkata kepadamu:
Engkau adalah Petrus dan di atas batu
karang ini Aku akan mendirikan jemaat-
Ku dan alam maut tidak akan
menguasainya.” (Matius 16:18)
Gereja Zaman Rasuli (+ 30 -100 M)
Hal yang ingin di sampaikan oleh Yesus:
❑Tuhan yang akan membangun gereja-Nya
❑Tuhan akan menggunakan Petrus (Rasul)
dalam pendirian gereja-Nya di dunia.
❑Gereja-Nya tidak akan dikuasai oleh alam
maut (kematian kekal)-gereja sebagai umat
yang diselamatkan untuk hidup kekal.
Gereja Zaman Rasuli (+ 30 -100 M)
Pengabaran Injil Pertama (+ 33 – 45 M)
❑Petrus menyampaikan khotbah yang berkuasa, dan tiga
ribu orang percaya serta dibaptis. Maka Gereja itu dimulai
(Kis. 1-2).
❑ Injil tersebar ke seluruh Yudea dan Samaria melalui
Jemaat Yerusalem yang teraniaya (KPR 8:2).
❑ Filipus mengabarkan Injil di Samaria (KPR 8: 4-25).
Gereja Zaman Rasuli (+ 30 -100 M)
❑Sida-sida Etiopia menerima Injil dan dibaptis oleh Filipus
(KPR 8:26-39).
❑ Filipus mengabarkan Injil s.d ke Asdod dan Kaisarea
(KPR 8:40).
❑ Petrus membaptis Kornelius dan keluarga (KPR 10:1-
11:18).
❑ Jemaat di Antiokhia pertama kalinya disebut Kristen (KPR
11: 26).
Gereja Zaman Rasuli (+ 30 -100 M)
Gereja di Yerusalem
❑Tujuh minggu setelah penyaliban Yesus dan kebangkitan-
Nya, sekelompok pengikut Yesus yang berjumlah 120
orang berkumpul dalam sebuah rumah pribadi ketika Roh
Kudus turun atas mereka.
❑ Matias dipilih menggantikan Yudas sebagai kelompok 12
rasul.
Gereja Zaman Rasuli (+ 30 -100 M)
❑Ciri gereja di Yerusalem (KPR 2:41-47; 4:32-37):
‒ Mereka bertekun dalam pengajaran para Rasul.
‒ Mereka ada di dalam persekutuan.
‒ Mereka memecahkan roti dan berdoa.
‒ Mereka saling berbagi satu sama lain.
‒ Ibadah dilakukan di rumah mereka secara bergantian
Gereja Zaman Rasuli (+ 30 -100 M)
❑Pemilihan 7 dari jemaat untuk pelayanan diakonia,
yaitu: Stefanus, Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon,
Parmenas dan Nikolaus.
❑ Syarat pelayanan diakonia adalah yang baik,
penuh roh dan hikmat ( KPR 6:2, band. KPR 6:5).
Gereja Zaman Rasuli (+ 30 -100 M)
Penghambatan (penganiayaan) oleh dan untuk
kepentingan kaum Yahudi :
- Penghambatan dan penganiayaan dari
pemimpin agama Yahudi. Misalnya dimulai
dengan pembunuhan Stefanus dan gereja di
Yerusalem, Pemenggalan kepala Rasul Yakobus
oleh Raja Herodes.
Gereja Zaman Rasuli (+ 30 -100 M)
Konsili (Sidang) Gereja:
❑Konsili Gereja ke-1 di Yerusalem
Petrus mempertanggung jawabkan baptisan kepada
Kornelius dan keluarga yang bukan orang Yahudi. Ini juga
memberikan jawaban klaim bahwa Injil itu untuk hanya
orang Yahudi. Dengan Begitu semangat untuk
mengabarkan Injil kepada orang non Yahudi semakin
besar bagi gereja di Yerusalem.
Gereja Zaman Rasuli (+ 30 -100 M)
Perjalanan Misi Paulus 1 (+ 45 – 49 M)
❑ Dalam perjalanan ini mereka memulainya dari kota kelahiran
Barnabas, yaitu: Siprus, kemudian dilanjutkan ke beberapa
tempat, diantaranya: Antiokhia di Pisidia, Ikonium, Listra dan
Derbe dan kembali lagi ke Gereja Antiokhia.
❑ Meskipun tugas mereka menginjili orang-orang non Yahudi,
tetapi bukan berarti orang-orang yahudi diabaikan. Sebab itu
setiap ada kesempatan mereka juga menginjili orang-orang
Yahudi yang ada disetiap kota.
Gereja Zaman Rasuli (+ 30 -100 M)
Pengabaran Injil kepada orang Non Yahudi
❑ Gereja Antiokhia menjadi pusat misi ke daerah-daerah
luar Yerusalem, Samaria dan Yudea (daerah-daerah orang
Yunani s.d pusat dunia di Roma).
❑ Saulus dan Barnabas diutus oleh Gereja Antiokhia untuk
menjalankan misi itu.
❑ Di Antiokhia-lah pertama kali gereja disebut sebagai
Kristan.
Gereja Zaman Rasuli (+ 30 -100 M)
Konsili (Sidang) Gereja:
❑Konsili Gereja ke-2 di Yerusalem
Paulus meyakinkan gereja untuk membebaskan bangsa
Non Yahudi (Yunani) dari kewajiban menjalankan hukum
Taurat. Hal ini juga tidak terlepas dari perintah (amanat
agung) dan penginjilan secara kontekstual.
Gereja Zaman Rasuli (+ 30 -100 M)
Penghambatan (penganiayaan) kepada Paulus
di:
- kota Antiokhia di Pisidia.
- kota Ikonium
- kota Filipi.
- kota Tesalonika.
- kota Efesus.
Gereja Zaman Rasuli (+ 30 -100 M)
Perjalanan Misi Paulus 2 (+ 49 – 52 M)
❑ Paulus dan Barnabas berselisih paham mengenai Markus
dan berpisah dalam menjalankan misi.
❑ Barnabas membawa Markus ke Siprus.
❑Paulus membawa Silas berkeliling ke Siria, Kilikia, Derbe,
Listra, Frigia, Galatia, Misia, Troas, Samotrake, Neapolis, Filipi,
Amfipolis, Apolonia, Tesalonika, Berea, Atena, Korintus kembali
ke Siria, Kengkrea, Efesus, Kaisarea dan Antiokhia.
Gereja Zaman Rasuli (+ 30 -100 M)
Perjalanan Misi Paulus 2 (+ 49 – 52 M)
❑Di Listra Paulus bertemu dengan Timotius.
❑Di Filipi Paulus bertemu Lidia dan sempat dipenjara.
❑Di Korintus Paulus bertemu dengan Akwila dan Priskila.
❑ Di Kengkrea, Paulus bernazar untuk mencukur rambut-nya.
Gereja Zaman Rasuli (+ 30 -100 M)
Perjalanan Misi Paulus 3 (+ 53 – 58 M)
❑ Dari Antiokhia, Paulus kembali melakukan misi yang ke-3 dan
yang terakhir.
❑ Perjalanan mulai dari Antiokhia, Galatia, Frigia, Efesus,
Makedonia (Filipi), Troas, Asos, Metilene, Pulau Khios, Samos,
Miletus, Kos, Rodos, Patara, Tirus, Ptolemais, Kaisarea,
Yerusalem, Kaisarea, Sidon, Mira (daerah Likia), Pelabuhan
Indah (dekat kota Lasea), Feniks, Malta, Aleksandria,
Sirakuasa, Regium, Putioli, Roma.
Gereja Zaman Rasuli (+ 30 -100 M)
Perjalanan Misi Paulus 3 (+ 53 – 58 M)
❑ Paulus ditangkap di Yerusalem.
❑ Paulus diadili di Mahkamah Agama Yerusalem.
❑ Paulus di pindahkan dari Penjaran di Yerusalem ke Penjara di
Kaisarea.
❑ Paulus di adili oleh Feliks dan tetap di Kaisarea.
❑ Paulus naik banding ketika diadili oleh Festus dan akan
dihadapkan kepada Kaisar di Roma.
Gereja Zaman Rasuli (+ 30 -100 M)
Perjalanan Misi Paulus 3 (+ 53 – 58 M)
❑ Paulus di pindahkan dari Penjara di Yerusalem ke Penjara di
Kaisarea.
❑ Paulus di adili oleh Feliks dan tetap di Kaisarea.
❑ Paulus naik banding ketika diadili oleh Festus dan akan
dihadapkan kepada Kaisar di Roma.
❑ Dengan difasilitasi olej Festus, Raja Agripa bertemu dengan
Paulus dan mengajak Raja Agripa percaya kepada Tuhan
Yesus.
Gereja Zaman Rasuli (+ 30 -100 M)
Perjalanan Misi Paulus 3 (+ 53 – 58 M)
❑Dengan difasilitasi oleh Festus, Raja Agripa bertemu dengan
Paulus dan mengajak Raja Agripa percaya kepada Tuhan
Yesus.
❑ Dalam setiap perjalanan ke Roma, Paulus tetap meyaksikan
dan memberitakan Injil.
Gereja Zaman Rasuli (+ 30 -100 M)
Periode penganiayaan oleh Kaisar Romawi:
1.Penganiayaan Gereja oleh Kaisar Nero (37-68)
- Menyuruh membakar Kota Roma dan mengkambing hitamkan
orang Kristen.
- Melemparkan orang Kristen dalam koloseum lalu mengeluarkan
singa, harimau untuk menerkam orang-orang Kristen
- Orang Kristen dibungkus dengan kulit binatang lalu dikeringkan
sehingga mati
- Orang Kristen dibiarkan diterjang Banteng
Gereja Zaman Rasuli (+ 30 -100 M)
Periode penganiayaan oleh Kaisar Romawi:
1.Penganiayaan Gereja oleh Kaisar Nero (37-68)
- Orang kisten dijadikan sebagai obor dengan cara disirami
minyak lalu dibakar pada malam hari
- Menurut tradisi, Paulus dan Petrus mati pada masa Nero, tahun
68 Masehi.
Gereja Zaman Rasuli (+ 30 -100 M)
2.Penganiayaan Gereja oleh Kaisar Domitian (81-96)
‒ Menganiaya orang Kristen karena takut kerajaannya tersaingi
dengan Kerajaan Kristus yang diberitakan oleh orang Yahudi
Kristen
‒ Membunuh istrinya, keponakan dan menantunya yang
dianggap Kristen
‒ Memasukkan rasul Yohanes ke dalam minyak yang mendidih
namun Yohanes selamat. Kemudian memenjarakan di Pulau
Patmos.
Gereja Zaman Rasuli (+ 30 -100 M)
Masalah teologis di dalam Gereja
• Injil hanya untuk bangsa Yahudi.
Ini berkaitan dengan mimpi yang diterima agar
Petrus membaptis Kornelius sekeluarga yang bukan
merupakan orang Yahudi. Awalnya Para Rasul
jemaat di Yerusalem tidak pernah terbayangkan
bahwa perintah Injil diberitakan itu bukan hanya
untuk orang Yahudi.
Gereja Zaman Rasuli (+ 30 -100 M)
Masalah teologis di dalam Gereja
• Kristen wajib menjalankan hukum Taurat.
Kasus-kasus dimana orang Yahudi yang mengajarkan
bahwa orang tidak cukup hanya percaya, namun juga
harus melakukan hukum Taurat dan tradisi Yahudi
(misalnya orang yang diselamatkan harus juga disunat,
tidak boleh makan-makanan yang haram bagi orang
Yahudi, dll). Hal ini bisa dilihat dari surat-surat yang
ditulis oleh Paulus kepada Jemaat Galatia, Korintus.
Gereja Zaman Rasuli (+ 30 -100 M)
Masalah teologis di dalam Gereja
• Gnotisisme
❑ Gnotisisme berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu
γνωστικός (gnostikos), yang berarti: learned
(mempelajari). Sedangkan kata γνῶσις (gnōsis) berarti
knowledge (pengetahuan).
❑ Gnostisisme adalah campuran filsafat Yunani kuno
(terutama Filsafat Plato), unsur-unsur agama di timur
khsusnya Persia/Mesir dan iman Kristen.
Gereja Zaman Rasuli (+ 30 -100 M)
❑ Gnotisisme muncul pada abad mula-mula khususnya
pada akhir masa rasul-rasul.
❑ Paham dari Gnosticisme bersifat dualisme, artinya
adanya pembagian kosmos menjadi dua bagian yaitu
pertama adalah bagian rohani yang merupakan dunia
baik dan sempurna yang merupakan tempat akhir
manusia, kedua adalah dunia materi merupakan dunia
yang jahat dan hina. Kejahatan terdapat pada sesuatu
yang bersifat fisik, kebaikan terdapat pada sesuatu yang
bersifat rohani
Gereja Zaman Rasuli (+ 30 -100 M)
❑ Gnotisisme muncul pada abad mula-mula khususnya
pada akhir masa rasul-rasul.
❑ Paham dari Gnosticisme bersifat dualisme, artinya
adanya pembagian kosmos menjadi dua bagian yaitu
pertama adalah bagian rohani yang merupakan dunia
baik dan sempurna yang merupakan tempat akhir
manusia, kedua adalah dunia materi merupakan dunia
yang jahat dan hina. Kejahatan terdapat pada sesuatu
yang bersifat fisik, kebaikan terdapat pada sesuatu yang
bersifat rohani
Gereja Zaman Rasuli (+ 30 -100 M)
Ajaran-Ajaran Gnostisisme:
‒ Allah yang tertinggi dan yang adalah Roh itu, tidak mempunyai
hubungan dengan dunia ini. Dunia yan penuh dengan
penderitaan dan kejahatan, tidak mungkin diciptakan oleh Allah
yang Maha Baik, Maha kasih dan Maha Tahu. Allah adalah
Terang dan Roh. Dunia penuh kegelapan. Dunia dijadikan oleh
suatu ilah lain yang dinamakan demiurgos (dalam bahasa
Yunani berarti tukang/craftsman. Dialah yang diberitakan oleh
PL yang adalah bukan Allah yang Maha Terang dan Maha
Tinggi melainkan hanya seorang malaikat bawahan. Gnostik
mempertengkan antara Allah dalam PL dan PB.
Gereja Zaman Rasuli (+ 30 -100 M)
Ajaran-Ajaran Gnostisisme:
‒ Kristus diutus oleh Allah yang Maha Tinggi dan bukan oleh Allah
Pencipta (demiurgos). Kristus yang adalah Allah yang berinkarnasi
ditolak, melainkan menggunakan tubuh maya saja sehingga pura-
pura mati di kayu salib (Doketisme adalah bahasa Yunani yang
berasal dari kata dokein yang berarti “to seem”, appear to). Menurut
Basilides (seorang tokoh gnostik di Alexanderia + 2 M) bahwa
“Bukan Kristus yang menderita sengsara, melainkan Simon, seorang
yang terpaksa menanggung salib Kristus sebagai ganti-Nya dan
orang itulah yang disalibkan akibat kekhilafan dan kekeliruan, sebab
rupa Simon telah diubah oleh Kristus supaya orang-orang mengira
bahwa dialah Yesus...”
Gereja Zaman Rasuli (+ 30 -100 M)
Ajaran-Ajaran Gnostisisme:
‒ Manusia mengandung sebagian kecil dari Roh dan Terang Allah yang
Maha Tinggi di dalam batinnya, itulah hati nurani atau jiwa manusia.
Jiwa ini terkurung di dalam kegelapan, yaitu tubuh manusia. Tubuh
manusia yang dianggap rendah dan Kristus diutus demi untuk
membebaskan bagian ilahi itu, yaitu jiwa manusia yang terkurung di
dalam tubuh manusia.
‒ Roh manusia diajak oleh pengajaran dan teladan Kristus, untuk
berusahan melepaskan diri dari zat materi, supaya jiwa dapat kembali
kepada Allah. Cara untuk melepaskan diri itu dengan cara Askese yaitu
latihan menyangkut disiplin pribadi, khususnya berhubuungan dengan
tubuh.
Gereja Zaman Rasuli (+ 30 -100 M)
Ajaran-Ajaran Gnostisisme:
‒ Manusia terbagi menjadi 3 kelompok:
❖ Orang-orang gnostik yang sudah memperoleh “hikmat tinggi”. Merekalah
yang sudah mempunyai Roh Kudus sebagai zat Ilahi di dalam diri
mereka.
❖ Orang-Orang psitis (psitis-iman), yaitu mereka yang belum memperoleh
“hikmat tinggi” itu, sehingga mereka hanya percaya. Mereka
diselamatkan oleh dan melalui sakramen-sakramen.
❖ Orang-orang hylik (dalam bahasa Yunani berarti “materi”), yaitu orang-
orang di luar keselamat yang masih terikat kepada dan mengandalkan
materi.
Gereja Zaman Rasuli (+ 30 -100 M)
❑ Golongan gnostisisme berusaha mengajarkan doktrin mereka
melalui tulisan-tulisan misalnya: Injil Thomas, Injil Petrus, Injil
Filipus, Injil Maria Magdalena, Kisah Rasul Petrus, dll
❑ Menurut tradisi gereja, para pemimpin gereja-gereja yang ada
pada abad kedua meminta kepada rasul yang saat itu adalah
satu-satunya rasul yang masih hidup untuk menuliskan sebuah
ajaran untuk melawan ajaran Gnotisisme yang saat itu sudah
tersebar dan masuk ke dalam gereja. Oleh karenanya, sebagai
respon Rasul Yohanes ditulislah Injil Yohanes dan surat-surat 1-
3 Yohanes yang banyak berisikan ajaran-ajaran untuk melawan
ajaran Gnostisisme.
Gereja Zaman Rasuli (+ 30 -100 M)
Refleksi bagi gereja masa kini dan di depan:
- Gereja harus tetap menjalankan misi dalam
memberitakan Injil.
- Gereja harus memahami bahwa penghambatan
(penganiayaan) harus dihadapi dan dipakai oleh
Tuhan agar Injil semakin diberitakan.
Gereja Zaman Rasuli (+ 30 -100 M)
Refleksi bagi gereja masa kini dan di depan:
-Hidup bertekun dalam Firman Tuhan, Persekutuan,
Saling menanggung beban dan menjadi saksi adalah
bagian yang tetap sebagai gereja-Nya.
- Gereja rumah tangga /keluarga memiliki lebih
banyak kelebihan.
Refleksi Sejarah Gereja
❑Pendiri, Kepala, Gembala, Pemilik gereja
adalah Yesus Kristus (Mat. 16:18; Yoh 10: 1-18;
Ef.4:15-16; 1 Petrus 2:9).
❑Ajaran yang paling utama adalah Kasih (Mat.
22:37-40; Mrk 12:30-31; Why 2:4).
❑Injil harus diberitakan dan disaksikan
(Mat.28:19-20; Mrk 16:15; KPR 1:8).

Anda mungkin juga menyukai