Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya berkat
dan petolongan-Nya, kami dapat menyusun makalah ini.

Kami berharap makalah dapat menambah pengetahuan mahasiswa-mahasiswa


Universitas papua, adapun makalah kami ini berjudul “Manusia menurut pandangan kristen.”

Penulis kami menyadari makalah ini masih terdapat kekurangan, kami sangat mengharapkann
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan makalah ini.
Terima kasih.

Manokwari , 30 september 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………..

Daftar Isi……………………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………

1.2 Tujuan penulisan………………………………………………………………….

1.3 Manfaat Penulisan………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manusia……………………………………………………………….

2.2 Manusia Menurut Gambar dan Rupa Allah……………………………………….

2.3 Manusia Adalah Makhluk Yang Terdiri Dari Tubuh dan Jiwa……………………

2.4 Manusia Diciptakan Sebagai Laki-laki dan Perempuan…………………………..

2.5 Manusia Sebagai Mandataris Allah………………………………………………..

BAB III PENUTUP

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut kesaksian Alkitab, manusia diciptakan oleh Allah serupa dan segambar dengan Dia.
Manusia berdosa dan membutuhkan pemulihan melalui pertobatan. Tuhan Allah sangat peduli
dengan kehidupan manusia serta seluruh ciptaanNya. Pada hakikatnya manusia diciptakan
sebagai makhluk religious, rasional dan social.

Manusia sebagai makhluk individu, adalah hakikat manusia sebagai makhluk yang mempunyai
keinginan, kebutuhan, dan perasaan yang berbeda dengan manusia lain. Sedangkan manusia
sebagai makhluk sosial, artinya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain dalam
menjalani kehidupannya.

Pandangan iman Kristen mengenai hakikat manusia berpijak kepada Alkitab, khususnya
dalam Kejadian 1:26-27, yaitu pernyataan Allah disekitar penciptaan alam semesta dimana
manusia termasuk didalamnya. Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, dalam hal
ini menunjuk pada unsur kesamaan. Dalam kitab Kejadian ada beberapa prinsip mengenai
hakikat manusia, yaitu:

1. Manusia adalah hasil ciptaan Allah (Kejadian 1:26-27; 2:7) Manusia bukanlah
“pletikan” Allah, jelmaan dari sebagian diri Allah, bukan pula anak dalam arti biologis
yang keluar dari diri Allah. Manusia adalah mahluk yang riil ada, hasil karya dari
tangan agung Sang Khalik. Untuk ini harus dicamkan bahwa manusia bagaimanapun
berbeda dengan Allah. Allah adalah khalik dan manusia adalah hasil karyaNya.

2. Allah menciptakan manusia tidak seperti Allah menciptakan ciptaanNya yang lain
(unik). Manusia diciptakan dari tanganNya sendiri. Kemudian Allah menghembuskan
nafas kehidupan ke lubang hidung manusia.

Manusia diciptakan melalui sebuah musyawarah dalam diri Allah (Kejadian 1:26-27).
Ini bisa berarti konsekuensi dan risiko menciptakan manusia telah dipertimbangkan.
3. Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Ini menunjuk bahwa manusia adalah
sebuah eksistensi sangat unik dan dahsyat. Dalam hal ini tersimpul hakekat manusia yang
menunjukkan perbedaan yang hakiki dan prinsipal antara ciptaan Allah yang lain. Hal ini
juga menunjukan adanya potensi hubungan intim yang terjalin antara manusia dengan
Allah.

1.2 Tujuan Penulisan

Memenuhi tugas dari dosen mata kuliah Pendidikan Agama Kristen.

1.3 Manfaat Penulisan

Agar materi ini bisa dipahami dan dimengerti oleh Mahasiswa


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manusia

Menurut Plato manusia adalah ibarat teks yang sulit maknanya harus diuraikan oleh
filsafat. Tetapi dalam pengalaman kita sebagai pribadi, teks itu ditulis dengan huruf yang
terlampau kecil sehingga tak terbaca. Sedangkan menurut Socrates manusia adalah makhluk
yang bila di sodori pertanyaan yang rasional dapat menjawab secara rasional pula. Lain pula
menurut Ernst Cassirer, hakikat manusia tak ditentukan oleh tambahan-tambahan dari luar ia
semata-mata tergantung pada penilaian diri, manusia dimaklumkan sebagai makhluk yang
terus-menerus mencari dirinya makhluk yang setiap saat harus menguji dan mengkaji secara
cermat kondisi-kondisi eksistensi. Kita akan memperoleh gambaran tentang sifat manusia
hanya bila kita bergaul dengan manusia. Sedangkan menurut Charles Darwin: “Simpanse dan
gorilla adalah kerabat dekat dari manusia”. Manusia adalah hasil revolusi kera. Menurut
Johnson Raley Wedberg: manusia adalah spesies primate yang maju dan modern. Sedangkan,
menurut ajaran agama Hindu: kehidupan bermula dari Brahmana timbul angkasa, dari angkasa
ke udara, dari udara kea pi kemudian ke air, dari air ke tanah kemudian tanah itu menghasilkan
tumbuh-tumbuhan yang kemudian akan menghasilkan makanan dan pada makanan itu terdapat
biji dan biji itu menghasilkan manusia. Sedangkan menurut paham Totemisme: manusia
berasal dari suatu jenis binatang. Menurut Origenes, manusia dijadikan sesuai dengan
peta/rupa dan gambar Allah itu memiliki tabiat yang berakal, dengan maksud agar manusia
telaten menjadi serupa dengan Allah. Irenius berpendapat lain, menurutnya manusia sejak
semula telah menurut rupa dan gambar Allah, yang berarti sejak semula ia adalah makhluk
yang berakal dan serupa dengan Allah. Marthin Luther, bahwa manusia memiliki pengetahuan
akan Allah, kebenaran dan kekudusan, yang setelah manusia jatuh ke dalam dosa, hilang sama
sekali. Manusia pada hakekatnya segambar Allah. Yohanes Calvin berpendapat, bahwa yang
dimaksud “gambar” adalah hakekat manusia yang tidak dapat berubah, sedangkan yang
dimaksud dengan rupa adalah sifat manusia yang dapat berubah, maksudnya bahwa manusia
memiliki akal, kehendak dan kepribadian.

Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan kesaksian Alkitab yang paling awal tentang
manusia merupakan ciptaan Tuhan. Manusia tidak terjadi dengan sendirinya melalui proses
evolusi. Manusia diciptakan berbeda dari makhluk hidup lainnya termasuk kera dan karenanya
bukan keturunan kera. Sebagai ciptaan Tuhan maka Tuhan adalah sumber hidup Dan Tuhan
berdaulat atas kehidupan dan tujuan hidup manusia. Sebagai makhluk, manusia tak akan
pernah sama dengan penciptanya. Betapa hebatnya potensi rasional manusia, ia tetap makhluk
denagn segala keterbatasannya.

Manusia sebagai makhluk imago dei (serupa gambar Allah) dan religius. Konsep
imago dei ini sudah sangat tua dalam tradisi agama Yahudi dan sudah menjadi pokok
perdebatan yang hangat dalam tradisi agama Kristen. Ada yang mengartikan sebagai kesamaan
atau kemiripan dengan Allah dalam hal dimensi spiritualnya, atau potensi rasional. Hal ini
biasa dikaitkan dengan mandate dari Tuhan untuk menguasai dan memerintah alam semesta.
Keseragaman manusia dengan Allah menunjuk pada relasi manusia dengan Tuhan. Jadi
keseragaman manusia dengan Tuhan berarti manusia diciptakan dengan potensi untuk relasi
dengan Tuhan melalui satu cara lain. Potensi tentu saja bias direlasikan tetapi bias juga tidak.

Manusia sebagai makhluk social menunjuk kepada kecenderungan manusia yang tetap
untuk berorientasi terhadap sesama manusia. Orientasi yang tetap ini mengambil bentuk dalam
terciptanya berbagai pranata social mulai dari yang paling sederhana seperti keluarga sampai
kepada yang sangat kompleks seperti Negara dan perusahaan. Realita itu dapat membuktikan
bahwa sesungguhnya manusia mempunyai kebutuhan social atau kebutuhan akan relasi-relasi
social. Lebih jauh lagi manusia juga menciptakan norma-norma social yang mengatur perilaku
dalam kaitannya dengan relasi-relasi social seperti kepercayaan, nilai-nilai dan sebagainya.
Memang selalu ada pilihan antara kepentingan individu atau social tetapi tetap saja tidak bias
menggantikan kebutuhan manusia pada sesamanya. Manusia sebagai makhluk rasional dan
berbudaya. Bahwa manusia diciptakan lain dari makhluk hidup lain sudah jelas antara lain
karena manusia mempunyai potensi rasional. Potensi memungkinkan manusia untuk dapat
mengembangkan kebudayaan dalam arti luas. Fakta ini menjadi sangatjelas dalam
pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni. Potensi inilah yang membawa
manusia pada kemajuan IPTEK dan seni sampai pada tingkat yang canggih sekarang ini.
Dengan potensi ini manusia yang mempunyai orientasi tetap dengan alam semesta ini. Inilah
yang dimaksud dengan tugas mandataris artinya wakil Allah di dunia dalam rangka
memerintah dan memelihara alam ciptaan Tuhan.
Manusia sebagai makhluk etis yaitu manusia mempunyai potensi dan kapasitas untuk
mempertanyakan dan membedakan apa yang baik dan sebaliknya. Manusia tidak saja mampu
membedakan mana yang baik dari yang tak baik secara etis, namun manusia juga mempunyai
kebebasan untuk memilih sekaligus mempertanggungjawabkan pilihannya.

Hakekat manusia yang lain adalah bahwa manusia adalah orang berdosa. Semua
hakekat yang sudah disebutkan memperlihatkan dimensi yang luar biasa dari
keluhuranmanusia. Kejadian pasal 3, sudah menjelaskan tentang kejatuhan manusia dalam
dosa. Disini dosa tidak hanya merupakan pelanggaran moral atau aturan-aturan melainkan
pada dasarnya merupakan sikap yang salah terhadap Allah atau bahkan dapat dikatakan
pemberontakan manusia terhadap Allah. Artinya, manusia menolak kedaulatan Allah atas
hidupnya dan pengrah tujuan hidupnya. Jadi dapat dikatakan bahwa dosa adalah pelanggaran
terhadap kehendak Allah dan mempunyai konsekuensi-konsekuensi moral dan etis dalam
berbagai dimensi hubungan manusia; dengan sesame; dengan alam ciptaan Tuhan, dan bahkan
dengan diri sendiri.

Ajaran tentang dosa ini mempunyai tempat yang sentral dalam Alkitab dan juga dalam
tradisi Kristen. Itulah sebabnya Yesus Kristus dating ke dalam dunia untuk menyelamatkan
manusia dari dosa-dosa. Ajaran ini bertendensi seolah-olah dosa selalu diartikan secara
individu. Namun ada lagi jenis dosa yang lebih parah konsekuensinya yakni dosa social atau
structural. Pengertian ini dikembangkan oleh para teolog pembebasan. Ternyata pendritaan dan
kemiskinan manusia banyak diakibatkan oleh dosa social, misalnya oleh struktur social, politik
dan ekonomi yang tidak adil.

Manusia adalah keturunan dewa sebagai hasil dari perkawinan suci antara para dewata.
Dalam kehidupan agama suku, langit dipandang sebagai alam atas, langit melambangkan asas
laki-laki, segala sesuatu yang ada dibalik langit merupakan hal yang misteri. Sedangkan bumi
dianggap sebagai alam bawah, melambangkan asas perempuan, asa perempuan dipandang
sebagai alam bawahan yang ada di bawah bumi. Manusia adalah hasil perkawinan dari alam
atas dan dari alam bawah. Alam tempat tinggal manusia disebut alam tengah. Peperangan suci
antara dewa-dewa, dalam peperangan ini alam atas dan bawah berusaha untuk saling
membinasakan. Akan tetapi dari pembinasan itulah lahirlah manusia dari bumi, sehingga
kesatuan kedua tokoh tadi dipulihkan atau diperbaharui dalam ciptaan yang baru.
Manusia adalah salah satu bagian dari alam. Segala sesuatu adalah subjek, manusia
adalah satu subjek, manusia tidak ada bedanya dengan alam sekitarnya. Manusia adalah salah
satu bagian dari alam sehingga agama-agama suku mempercayai bahwa hidup manusia
tergantung pada kekuatan-kekuatan yang ada di sekitarnya. Alam sekitar sangat mempengaruhi
kehidupan manusia, selalu untuk menyenangkan alam sekitarnya dengan upacara-upacara
keagamaan. Manusia menguasai alam, walaupun manusia sangat mempengaruhi kekuatan-
kekuatan yang ada di alam sekitarnya, ia dapat menguasai kekuatan-kekuatan tersebut, karena
semua itu bukanlah kekuatan-kekuatan yang pribadi. Baik atau tidaknya keadaan manusia
tergantung dari bagaimana manusia menguasai kekuatan-kekuatan alam tersebut.

Humanisme adalah paham yang menganggap manusia sebagai objek studi terpenting
jadi pusat dari objek studi bukan alam, bukan Tuhan tetapi manusia. Gerakan humanism
muncul ketika orang menyadari adanya ketidakseimbangan dalam pemenuhan kebutuhan
manusia, pada waktu itu gereja mendominasi ilmu pengetahuan. Biara adalah pusat untuk
mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Kaum terpelajar pada waktu itu: para pendeta dan
biarawan hanya sibuk dengan persoalan-persoalan teologi yang rumit sehingga mereka tidak
lagi memperhatikan kebutuhan sehari-hari manusia. Dalam perkembangannya selanjutnya,
humanisme yang sering disebut humanisme modern tidak hanya sekedar berjuang untuk
memperhatikan dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan jasmani manusia, tetapi mereka pun
menciptakan aagama. Prinsip ajaran humanisme modern itu adalah: menolak kepercayaan
kepada Allah, percaya kepada kemampuan manusia sendiri. Manusia dijadikan sebagai ukuran
untuk menilai segala sesuatu dan mereka mementingkan etika dan susila, namun meninggalkan
ajaran agama.

Dalam pandangan evolusionisme yang di dalamnya mengajarkan tentang segala bentuk


kehidupan baik organism maupun social dan budaya, yang berkembang dari bentuk yang
sederhana kea rah bentuk yang sempurna. Dalam pandangan evolusionisme memiliki dasar
yaitu tidak ada Allah, manusia adalah binatang menyusui yang tertinggi yang cerdas sebagai
kelanjutan dari makhluk sebelumnya yang sederhana dan factor seleksi alam (natural selection)
sangat menentukan hidup atau matinya makhluk yang ada. Hidup harus diperjuangkan
(struggle of life).
Dalam pandangan komunisme, agama dipandang sebagai penyebab kesengsaraan.
Sejalan dengan kebenciannya terhadap agama, komunisme menolak keberadaan Allah. Allah
adalah khayalan dan fantasi pikiran manusia. Manusialah yang menjadikan Allah dan
manusialah sebagai Allah sendiri. Manusia adalah sumber segala sesuatu itulah yang disebut
atheime. Komunisme memandang materi sebagai milik bersama sebagai hal yang pokok.
Segala sesuatu diukur dari masalah-masalah materi (ekonomi). Manusia dipandang sebagai
benda bergerak, mempunyai arti kebersamaan dengan orang lain. Dalam kesendirian manusia
tidak mempunyai arti dan itulah yang disebut dengan materialism. System ekonomi sangat
menentukan kehidupan dalam masyarakat. Manusia dilihat sebagai hasil dari lingkungannya,
dari system ekonomi yang berlaku. Manusia adalah homo economicus . manusia tidak bias
menentukan dirinya sendiri, karena terikat oleh system ekonomi. Dosa itu tidak ada,
keberadaan manusia yang buruk disebabkan oleh adanya kapitalisme. Dan hal ini dapat
diperbaiki dengan melaksanakan perubahan system ekonomi yang di dalamnya diharapkan
bahwa semua orang yang dapat memiliki segala sesuatu secara bersama. Hidup hanya dapat
dilihat sebagai masalah perut belaka. Manusia adalah apa yang dimakannya(biologis-ekonomi).

Menurut pandangan determinisme, manusia bergerak karena adanya kekuatan atau


kuasa dari luar. Manusia tidak bias melakukan segala sesuatu sendiri, harus ada penyebabnya.
Secara etimologi, determinisme berasal dari kata to determine yang artinya menetapkan,
menakdirkan. Ini adalah paham yang mengajarkan bahwa segala sesuatu terjadi karena ada
yang menyebabkannya atau menakdirkannya. Ada beberapa penyebab yang memungkinkan
manusia melakukan sesuatu adalah lingkungan. Lingkungan adalah penyebab sesuatu yang
terjadi dalam kehidupan manusia. Pandangan ini didasarkan pada pokok ajaran bahwa manusia
adalah tubuh jasmani yang tidak mempunyai jiwa atau roh. Peraturan-peraturan kosmos
dimana manusia diatur oleh peraturan-peraturan kosmos yang ada sejak semulanya. Allah
dianggap sebagai penentu (menakdirkan) segala sesuatu dalam kehidupan manusia. Manusia
dianggap hanyalah boneka yang siap dan harus menerima segala sesuatu yang akan terjadi,
yang baik ataupun yang buruk. Manusia tidak mempunyai hal untuk bertanya atau
mengubahnya.
2.2 Manusia Menurut Gambar dan Rupa Allah

Dalam perjanjian lama menyebut gambar dengan kata tselem yang berarti gambar,
patung, model yang asli, sedangkan rupa disebut dengan kata Demuth yang berarti salinan,
tembusan yang asli. Dalam perjanjian Baru menyebut gambar dengan kata eikon yang berarti
bentuk asli, perwujudan yang dilukiskan yang Nampak. Dari penjelasan ini dapat diartikan
bahwa pada awal penciptaan manusia, antara manusia dengan Allah ada kesamaan yaitu
kesamaan ilahi. Tetapi setelah manusia jatuh ke dalam dosa maka kedudukan manusia sebagai
gambar dan rupa Allah menjadi rusak.

Kristus datang ke dalam dunia untuk memperbaiki gambar yang rusak itu. Kristus
adalah sungguh-sungguh Allah dan Ia juga adalah manusia. Ia dating untuk melaksanakan
pekerjaan penebusan, mendamaikan Allah dengan manusia. Sebagai Allah, sepenuhnya Ia
mampu mendamaikan manusia dengan Allah dan pendamaian yang dilakukanNya itu
sungguh-sungguh bias dirasakan manusia. Di dalam pekerjaanNya dengan manusia. Dalam
hubunganNya dengan Allah, Yesus taat menjalankan perintah-perintah BapaNya untuk
menytelamatkan dunia. Dalam hubunganNya dengan manusia Yesus prihatin dan mengasihi
umatNya serta rela mati menebus dosa umatNya. Yesus sebagai gambar dan rupa Allah bearti:
manusia dan Allah tidak dapat mepaskan diri dari hubungan satu sama lain, Kristus yang
adalah Allah (anak) setia dan taat kepada BapaNya dan selalu memperhatikan umatNya
manusia. Ia sebagai manusia selalu setia kepada Allah dan memperhatikan dan mengasihi
sesamanya manusia. Ia hidup dalam persekutuan dengan Allah dan manusia.

Manusia sebagai gambar dan rupa Allah berarti manusia betul-betul menyadari bahwa
dirinya tidak lepas dari keterikatannya dengan Allah. Bahwa ia ditentukan untuk hidup
bersama-sama dengan Allah(kel 20:1-11). Manusia ada hubungan dengan sesamanya dalam
situasi saling menilong, saling memperhatikan, saling menghargai. Manusia harus saling
menghormati sesamanya sebagai gambar Allah.

2.3 Manusia Adalah Makhluk Yang Terdiri Dari Tubuh dan Jiwa
Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang terdiri dari tubuh dan jiwa yang utuh.
Ketika Allah menciptakan manusia (kej 2:7), ia menghembuskan nafas kehidupan (roh dan
jiwa) kepadanya, sehingga dengan terciptalah manusia yang sempurna. Ini berarti apa yang
rohani tidak bias dilepaskan dari yang jasmani (psikosomatis). Dalam 1 kor 15:35
menggunakan istilah “tubuh” untuk menyebutkan manusia secara keseluruhan jasmani dan
rohani. Tubuh dipakai untuk menjelaskan cara beradanya manusia. Hati dimengerti sebagai
tenaga untuk memperhatikan, tempat kedudukan, maksud, sikap yang baik maupun jahat,
tempat akal budi. Dengan hatinya manusia menjadi makhluk yang berakal budi, yang memiliki
pengetahuan, yang dapat dimengerti, dapat mengalami, dapat berhubungan dengan manusia
sekitarnya dan menentukan sikap terhadapnya. Roh dimengerti sebagai alat untuk mengetahui
tempat emosi (kej 41:8) atau untuk menghayati dunia luar dan menanggapinya, alat untuk
beraksi (Rm 8:16), alat untuk beribadah (Rm 1:9) dan alat untuk bersekutu (Filipi 2:1). Dengan
Roh manusia dapat menerima dan menyatakan segala macam hal yang bersifat kejiwaan dalam
arti senang, sedih, girang, takut, marah, dan sebagainya.

2.4 Manusia Diciptakan Sebagai Laki-laki dan Perempuan

Tuhan Allah berfirman: “tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan
menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia (kej 2:18)”. Diciptakannya manusia
sebagai laki-laki dan perempuan, yang menunjukkan adanya dua jenis yang berbeda, bukan
untuk dipertentangkan, tetapi untuk disatukan, untuk tujuan yang sempurna pada diri manusia
baik laki-laki dan perempuan belumlah sempurna makanya harus saling melengkapi dan
menyempurnakan sehingga tercipta satu kesatuan (dwi tunggal).

Manusia diciptakan oleh Allah untuk beranak cucu dan bertambah banyak (kej 1:28).
Dengan hal ini menunjukkan suatu hubungan antara manusia laki-laki dan perempuan yang di
dalamnya tidak mencari kepentingan diri sendiri melainkan saling mengasihi, saling
menghargai, mencari kebahagiaan bersama. Kehidupan bersama antara laki-laki dan permpuan
dapat mewujudkan hidup saling menolong secara nyata dan saling melengkapi.

Dalam kej 1:26-27 memberi kesaksian tentang tugas dan tanggung jawab manusia
untuk menguasai alam. Manusia diberi tanggung jawab oleh Allah untuk mengolah, tetapi juga
memelihara alam (kej 2:15). Manusia adalah kawan sekerja Allah. Artinya dalam
kehidupannya manusia ikut serta dalam berkarya dan hasil pekerjaan Allah itu baik (kej 1:31).
Oleh sebab itu manusia terpanggil untuk memelihara hasil karya Allah yang baik itu, bukan
untuk merusaknya.

Meskipun laki-laki dan perempuan merupakan ciptaan Allah yang diciptakan menurut
gambar dan rupaNya, namun laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan baik perbedaan
jasmani (biologis) maupunpsikologis. Perbedaan jasmani dapat dilihat dari bentuk alat kelamin,
sedangkan perbedaan menyangkut psikologis dapat dilihat dari perasaan yang dimiliki
(perempuan memiliki perasaan yang lebih dalam dan tersimpan lamadaripada laki-laki),
perbedaan pikiran (perempuan cenderung berpikir emosional sedangkan laki-laki berpikir
rasional), perbedaan penekanan (laki-laki berperan sebagai pekerja <kej 3:17-19> sehingga
bersifat pembuat, sedangkan wanita mempunyai peran sebagai ibu <kej 3:20> sehingga
bersifat memelihara) dan perbedaan rangsangan seksual (laki-laki terangsang pada hal-hal
lahiriah yang Nampak dari luar, sedangkan perempuan lebih terangsang pada hal-hal batiniah.
Rangsangan seksual laki-laki munculnya bias tiba-tiba, dalam keadaan yang tinggi, tetapi akan
cepat mereda. Pada wanita, rangsangan seksualnya lebih perlahan dan lebih lama redanya).

2.5 Manusia Sebagai Mandataris Allah

Pada saat Allah menciptakan manusia, Ia memberikan tugas dan tanggung jawab
kepada manusia untuk memperbanyak keturunan, memenuhi bumi dan menaklukannnya,
berkuasa atas ikan-ikan, burung-burung dan atas segala binatang merayap. Tugas dan
tanggung jawab tersebut merupakan membedakan manusia dari segala makhluk ciptaan Allah
lainnya. Tugas dan tanggung jawab itu merupakan anugerah Allah bagi manusia, bahwa
manusia diperkenankan memperbanyak keturunan, memenuhi bumi, mengelola bumi demi
kepentingannya dan memiliki otoritas atas segal binatang di air, udara, dan daratan. Allah
meletakkan segala-galanya di bawah kaki manusia, dan manusia berkuasa atas segala ciptaan
tangan Allah (Maz 8:7). Itulah kemuliaan yang dianugerahkan kepada manusia bahwa manusia
merupakan mahkota dari ciptaan Allah. Manusia menjadi mandataris Allah, dalam hubungan
khusus dengan Allah. Tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan kepada manusia itu
bermaksud mendorong manusia mengambil prakarsa dan berkarya dengan kepentingan sendiri
dan kepentingan makhluk-makhluk yang lain. Ini adalah tugaas suci yang diberikan kepada
manusia. Dengan melaksanakan tugas tersebut berarti memuliakan Allah pencipta langit dan
bumi.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Menurut kesaksia Alkitab manusia diciptakan oleh Allah serupa dan segambar
dengan Allah (imago Dei). Manusia adalah mahkota ciptaan Tuhan, karena manusia
adalah makhluk yang termulia.
 Manusia adalah makhluk social yang menunjuk kepada kecenderungan manusia
untuk berorientasi terhadap sesame manusia.
 Manusia adalah makhluk etis yang mempunyai potensi dan kapasitaas untuk
mempertanyakan dan membedakan apa yang baik dan sebaliknya.
 Manusia adalah orang berdosa yang membutuhkan pemulihan melalui penyelamatan
yang dikerjakan oleh Yesus Kristus.
DAFTAR PUSTAKA

Alkitab

Pdt. S. A. L. Tombeg STh. MTeol, Pdt. T. D. Wua STh. 2008. Pendidika Agama Kristen,
Depdiknas UNIMA

Anda mungkin juga menyukai