Anda di halaman 1dari 39

BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi Bayi Baru Lahir


Bayi baru lahir normal adalah bayi cukup bulan (aterm) dengan umur antara
37 – 42 minggu, berat badan antara 2500 – 4000 gram (Sulaiman Sastrawinata,
1981 : 7). Seorang bayi normal beratnya kira-kira 2,5 kg dengan panjang 50 cm
mulai dari kepala hingga telapak kaki dan mempunyai keliling oksitofrontal 34 –
35 cm. Kepala berukuran seperempat tubuhnya. Tubuhnya sintal dan perutnya
buncit tubuhnya masih lentur dalam keadaan terlentang kepalanya condong ke
samping dan sebelah bahunya terangkat dari kasur, tangisnya kencang (Bannet
V.K and Brown L.K, 1999 : 2 – 8).
Menurut Saifuddin (2002) bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir
selama satu jam pertama kelahiran. Menurut Donna L. Wong (2003) bayi baru
lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia
gestasi 38 – 42 minggu. Menurut Dep. Kes. RI (2005) bayi baru lahir normal
adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan
berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram. Menurut M. Sholeh Kosim (2007) bayi
baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir
langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat.

2. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir

Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir (BBL)


Bayi yang baru dilahirkan memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Berat badan 2500 - 4000 gram
2. Panjang badan 48 - 52 cm
3. Lingkar dada 30 - 38 cm
4. Lingkar kepala 33 - 35 cm
5. Frekuensi jantung 120 - 160 kali/menit
6. Pernafasan ± 40-60 kali/menit
7. Kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup 

1
8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
9. Kuku agak panjang dan lemas
10. Genitalia
a. Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora
b. Laki – laki testis sudah turun, skrotum sudah ada
11. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12. Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
13. Reflek graps atau menggenggan sudah baik
14. Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,
mekonium berwarna hitam kecoklatan

3. Transisi bayi baru lahir

Transisi dari kehidupan di dalam kandungan ke kehidupan luar kandungan


merupakan perubahan drastis, dan menuntut perubahan fisiologis yang bermakna
dan efektif oleh bayi, guna memastikan kemampuan bertahan hidup. Adaptasi
bayi terhadap kehidupan diluar kandungan meliputi :

Awal pernafasan

Pada saat lahir bayi berpindah tempat dari suasana hangat dilingkungan rahim ke
dunia luar tempat dilakukannya peran eksistensi mandiri. Bayi harus dapat
melakukan transisi hebat ini dengan tangkas. Untuk mencapai hal ini serangkaian
fungsi adaptif dikembangkan untuk mengakomodasi perubahan drastis dari
lingkungan di dalam kandungan ke lingkungan diluar kandungan (Myles, 2009).

Adaptasi paru

Hingga saat lahir tiba, janin bergantung pada pertukaran gas daerah maternal
melalui paru maternal dan placenta. Setelah pelepasan placenta yang tiba-tiba
setelah pelahiran, adaptasi yang sangat cepat terjadi untuk memastikan
kelangsungan hidup. Sebelum lahir janin melakukan pernapasan dan
menyebabkan paru matang, menghasilkan surfaktan, dan mempunyai alveolus

2
yang memadai untuk pertukaran gas. Sebelum lahir paru janin penuh dengan
cairan yang diekskresikan oleh paru itu sendiri. Selama kelahiran, cairan ini
meninggalkan paru baik karena dipompa menuju jalan napas dan keluar dari
mulut dan hidung, atau karena bergerak melintasi dinding alveolar menuju
pembuluh limve paru dan menuju duktus toraksis (Myles, 2009).

Adaptasi kardiovaskular

Sebelum lahir, janin hanya bergantung pada placenta untuk semua pertukaran gas
dan ekskresi sisa metabolik. Dengan pelepasan placenta pada saat lahir, sistem
sirkulasi bayi harus melakukan penyesuaian mayor guna mengalihkan darah yang
tidak mengandung oksigen menuju paru untuk direoksigenasi. Hal ini melibatkan
beberapa mekanisme, yang dipengaruhi oleh penjepitan tali pusat dan juga oleh
penurunan resistensi bantalan vaskular paru.

Selama kehidupan janin hanya sekitar 10% curah jantung dialirkan menuju paru
melalui arteri pulmonalis. Dengan ekspansi paru dan penurunan resistensi
vaskular paru, hampir semua curah jantung dikirim menuju paru. Darah yang
berisi oksigen menuju kejantung dari paru meningkatkan tekanan di dalam atrium
kiri. Pada saat yang hampir bersamaan, tekanan di atrium kanan berkurang karena
darah berhenti mengalir melewati tali pusat. Akibatnya, terjadi penutupan
fungsional foramen ovale. Selama beberapa hari pertama kehidupan, penutupan
ini bersifat reversibel , pembukaan dapat kembali terjadi bila resistensi vaskular
paru tinggi, misalnya saat menangis, yang menyebabkan serangan sianotik
sementara pada bayi. Septum biasanya menyatu pada tahun pertama kehidupan
dengan membentuk septum intra atrial, meskipun pada sebagian individu
penutupan anatomi yang sempurna tidak pernah terjadi.

Adaptasi suhu

Bayi memasuki suasana yang jauh lebih dingin pada saat pelahiran, dengan suhu
kamar bersalin 21°C yang sangat berbeda dengan suhu dalam kandungan, yaitu

3
37,7°C. Ini menyebabkan pendinginan cepat pada bayi saat cairan amnion
menguap dari kulit. Setiap mili liter penguapan tersebut memindahkan 560 kalori
panas. Perbandingan antara area permukaan dan masa tubuh bayi yang luas
menyebabkan kehilangan panas, khususnya dari kepala, yang menyusun 25%
masa tubuh. Lapisan lemak subkutan tipis dan memberikan insulasi tubuh yang
buruk, yang berakibat cepatnya perpindahan panas inti ke kullit, kemudian
lingkungan, dan juga mempengaruhi pendinginan darah. Selain kehilangan panas
melalui penguapan, kehilangan panas melalui konduksi saat bayi terpajan dengan
permukaan dingin, dan melalui konveksi yang disebabkan oleh aliran udara dingin
pada permukaan tubuh.
Saat lahir, bayi baru lahir harus beraadaptasi dari keadaan yang sangat
tergantung menjadimandiri. Banayak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang
semula berada dalamlingkungan interna ke lingkungan eksterna . saat ini bayi
tersebut harus dapat oksigen melalui sistem sirkulasi pernapasannya sendiri,
mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankankadar gula yang cukup, mengatur
suhu tubuh dan melawan setiap penyakit.Periode adaptasi terdahadap kehidupan
diluar rahim disebut ³ periode transisi ³ . periode ini berlangsung hingga 1 bulan
atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa sistem tubuh.Transisi yang paling
nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi,sistem
termoregulasi dan dalam kemampuan mengambil serta menggunakan glukosa.

A. Perubahan Sistem Pernafasan Dua faktor yang berperan pada rangsangan nafas
pertama bayi :

Hipoksia pada akhir pernafasan dan rangsangan fisik lingkungan luar


rahim yang merangsang pusat pernafasan diotak.

Tekanan terhadapa rongga dada yang terjadi karena kompresi paru ± paru
selama persalinan yang merangsang masuknya udara kedalam paru ± paru
secara mekanis( varney 551 ± 552 )Upaya pernafasan pertama seorang bayi
berfungsi untuk : mengeluarkan cairan paru ± paru dan mengembangkan
jaringan alveolus dalam paru ± paru untuk  pertama kali.

4
B. Perubahan Dalam Sistem Peredaran Darah Setelah lahir darah bayi harus
melewati paru untuk mengambil O2 danmengantarkannya kejaringan.
Untuk membuat sirkulasi yang baik guna mendukungkehidupan luar rahim
harus terjadi 2 perubahan besar.
 Penutupan foramen ovale pada atrium jantung.
 Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru ± paru dan aorta.
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem
pembuluh tubuh. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh darah mengubahh
tekanandengan cara mengurangi dan meningkatkan resistensinya hingga
mengubah alirandarah.Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem
pembuluh darah :

Pada saat tali pusat dipotong. Tekanan atrium kanan menurun karena
berkuarangnya aliran darah keatrium kanan. Hal ini menyebabkan
penurunanvolume dan tekanan atrium kanan. Kedua hal ini membantu
darah dengankandungan O2 sedikit mengalir ke paru ± paru untuk
oksigenasi ulang.

Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru ± paru


danmeningkatkan tekanan atrium kanan. O2 pada pernafasan pertama
menimbulkanrelaksasi dan terbukanya sistem pembuluh darah paru ± paru.
Peningkatansirkulasi keparu ± paru mengakibatkan peningkatan volume
darah dan tekanan pada atrium kanan. Dengan peningkatan tekanan atrium
kanan dan penurunan tekanan atrium kiri, foramen ovale secara fungsional
akan menutup. Dengan pernafasan, kadar oksigen dalam darah akan
meningkat, mengakibatkan duktusarteriosus berkontriksi dan menutup.
Vena umbilikus, duktus venosus dan arterihipogastrika dari tali pusat
menutup dalam beberapa menit setelah lahir dansetelah tali pusatdiklem.
Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2 ± 3 bulan.

C. Sistem Pengaturan Tubuh


Pengaturan Suhu : Suhu dingin lingkungan luar menyebabkan air
ketuban menguap melalui kilitsehingga mendinginkan darah bayi.

5
Pembentukan suhu tanpa menggigilmerupakan usaha utama seorang bayi
yang kedinginan untuk mendapatkan panaskembali panas tubuhnya melalui
penggunaan lemak coklat untuk produksi panas.Lemak coklat tidak
diproduksi ulang oleh bayi dan akan akan habis dalam waktusingkat dengan
adanya stress dingin.
Mekanisme Kehilangan : Panas Bayi dapat kehilangan panas tubuhnya
melalui cara ± cara berikut ini :

 Ovaporasi, yaitu penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh bayi


sendirikarena setelah lahir tidak segera dikeringkan dan diselimuti. 
 Konduksi, yaitu melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan
permukaanyang dingin.
 Konveksi, yaitu pada saat bayi terpapar udara yang lebih dingin ( misalnya
melalui kipas angin, hembusan udara, atau pendingin ruangan ).
 Radiasi, yaitu ketika bayi ditempatkan didekat benda ± benda
yangmempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi ( walaupun tidak
bersentuhan secara langsung ).(JNPK-KR,2007)

3.  Metabolisme Glukosa
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Pada bayi
baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat ( 1- 2 jam). Bayi barulahir
yang tidak dapat mencerna makanan dalam jumlah yang cukup akanmembuat
glukosa dari glikogen dalam hal ini terjadi bila bayi mempunyai persediaan
glikogen cukup yang disimpan dalam hati. Koreksi penurunan kadar gula darah
dapat dilakukan dengan 3 cara:

 Melalui penggunaan ASI


 Melalui penggunaan cadangan glukosa
 Melalui penggunaan glukosa dan sumberlain terutama lemak.

6
4.  Perubahan Sistem Gastro Intestinal Refleks gumoh dan refleks batuk yang
matang sudah terbentuk pada saat lahir.Sedangkan pada saat lahir bayi sudah
mulai menghisap dan menelan. Kemampuanmenelan dan mencerna makanan
(selain susu ) terbatas pada bayi. Hubungan antara esofagus bawah dan lambung
masih belum sempurna yang berakibat gumoh. Kapasitas lambung juga terbatas,
kurang dari 30 cc dan bertambah secaralambat sesuai pertumbuhan janin.

5.  Perubahan Sistem Perubahan Tubuh


Sistem imunisasi bayi baru lahir belum matang sehingga rentan terhadap
infeksi.Kekebalan alami yang dimiliki bayi diantaranya :

 Perlindungan oleh kulit membran mukosa


 Fungsi jaringan saluran nafas
 Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus4.
 Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung,kekebalan alami
jugadisediakan pada tingkat sel oleh sel darah yang membantu
membunuhorganisme asing.
Bayi baru lahir harus beradaptasi dari yang beergantung terhadap ibunya
kemudianmenyesuaikan dengan kehidupan luar, bayi harus mendapatkan oksigen
dari bernafas sendiri,mendapatkan nutrisi peroral untuk mendapatkan kadar
gula,mengatur suhu tubuh, melawansetiap penyakit atau infeksi, dimana fungsi ini
sebelumnya dilakukan oleh plasenta.

Perubahan Sistem Pernafasan :  Perkembangan paru ± paru : paru ± paru


berasal dari titik yang muncul dari pharynxkemudian bentuk bronkus
sampai umur 8 tahun, sampai jumlah bronchiolus untuk alveolus
berkembang. Awal adanya nafas karena adanya hipoksia pada akhir
persalinan.dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang
pusat pernafasan di otak, tekanan rongga dada menimbulkan kompresi paru
± paru selama persalinan menyebabkan udara masuk paru ± paru secara
mekanis.

7
Dari Cairan Menuju Udara :  Bayi cukup bulan,mempunyai cairan
didalam paru ± paru dimana selama lahir 1/3cairan ini diperas`dari paru ±
paru, jika proses persalinan melalui section cesaria (SC)maka kehilangan
keuntungan kompresi dada ini tidak terjadi maka mengakibatkan paru ±
paru basah.Beberapa tarikan nafas pertama menyebabkan udara memenuhi
ruangan trakhea untuk  brinkus bayi baru lahir, paru ± paru akan
berkembang terisi udara sesuai dengan perjalanan waktu.
Perubahan Sistem Peredaran Darah :  Setelah bayi lahir, darah bayi baru
lahir harus melewati paru ± paru untuk mengambiloksigen dan mengadakan
sirkulasi tubuh guna mengatur oksigen kejaringan sehinggaharus terjadi dua
hal yaitu penutupan voramen ovale dan penutupan duktus arteriosusantara
arteri paru ± paru serta aorta. Dua Peristiwa Yang Mengubah Tekanan
Dalam Sistem Pembuluh Darah Pada saat tali pusat dipotong,registrasi
pembuluh sistemik meningkat dan tekananrahim menurun, tekanan atrium
kanan menurun karena berkurangnya aliran darah keatrium kanan
menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiriakan
membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru ±
paruuntuk proses oksigenasi ulang.Pernafasan pertama menurunkan
resistensi pembuluh darah paru ± paru danmeningkatkan tekanan atrium
kanan,oksigen pada pernafasan pertama ini menimbulkan relaksasi dan
terbukanya sistem pembuluh darah dan paru ± paru akan asfiksia sekitar 3%
kelahiran (1998) atau setiap tahunnya sekitar 144/900 bayi dilahirkan
dengan keadaan asfiksia sedang dan berat.Batasan asfiksia adalah suatu
keadaan hipoksia yang progresif, akumulasi CO2 danasidosis.
Klasifikasi : Tanpa asfiksia ( nilai APGAR 8 ± 10) ,asfiksia ringan ±
sedang (nilaiAPGAR 4 - 7), asfiksia berat ( nilai APGAR 0 - 3). Tujuan
mengenali dan mengatasi penyebab utama kematian pada bayi baru lahir.
Asfiksia adalah kesulitan atau kegagalan untuk memulai dan melanjutkan
pernafasan pada bayi baru lahir, disebut sebagai asfiksia primer bila bayi
tidak bernafas sejak dilahirkan,disebut sebagai asfiksia sekunder bila terjadi
kesulitan bernafas setelahsebelumnya dapat bernafas pada saat
dilahirkan.Gejala dan Tanda :

8
 Tidak bernafas atau sulit bernafas (kurang dari 30 x/ menit), pernafasan
tidak teratur,terdapat dengkuran atau retraksi dinding dada, tangisan lemah atau
merintih, warna kulit pucat atau biru, tonus otot lemas atau ekstremitasterkulai,
tidak ada denyut jantung atau perlahan ( kurang dari 100 x / menit ).
 ResusitasiVentilasi Indikasi pemberian ventilasi tekanan positif antara lain
spnea atau gasping, denyut jantung kurang dari 1000 x / menit. Pemberian
ventilasi berkisar 40 ± 60 x pernafasan/ menit (30 x pernafasan bila disertai
dengan pemijatan dada).Pemijatan DadaPemijatan dada diberikan pada daerah 1/3
dibawah sternum.
 Tekhnik yang digunakan adalah dengan :

Dua ibu jari pada sternum harus bertumpu atau berdampingan tergantung
besar  bayi dan jari lain merlingkar dada dan menahan punggung. 

Dua jari diletakan disternum pada sudut kanan dada dan tangan yang
lainmenahan punggung.MedikasiObat ± obatan yang diberikan pada
resusitasi bayi baru lahir :

Afineprin Dosis yang direkomendasikan 0,1 ± 0,3 ml / kg. BB dalam


larutan 1 : 10.000 (0,01 mg / kg.BB ) melalui intravena atau endotrakeal
diulang setiap 3 ± 5 menit bila perlu.

Bikarbonat Dosis yang digunakan 1 ± 2 meq / kg.BB (0,5 meq /ml


larutan). Diberikan secaralambat I.V minimal lebih dari 2 menit bila
ventilasi dapat berfungsi baik.

9
4. Adaptasi Anatomie dan Fisiologis Bayi Baru Lahir:

1. Menurut Pusdiknakes (2003) perubahan fisiologis pada bayi baru


lahir adalah : Perubahan sistem pernapasan/respirasi selama dalam uterus,
janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah
bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru – paru.
a. Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang
bercabang dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur
percabangan bronkus proses ini terus berlanjit sampai sekitar usia 8 tahun,
sampai jumlah bronkus dan alveolusnya akan sepenuhnya berkembang,
walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan napas sepanjang trimester
II dan III. Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan
hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena
keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru-
paru dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.
b. Awal adanya napas
Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :
Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar
rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak.
Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru-paru
selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru-paru
secara mekanis. Interaksi antara sistem pernapasan, kardiovaskuler dan
susunan saraf pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan
berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.
Penimbunan karbondioksida (CO2), setelah bayi lahir, kadar CO2
meningkat dalam darah dan akan merangsang pernafasan. Berurangnya O2
akan mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan
CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.
Perubahan suhu, Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.
c. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas

10
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk mengeluarkan
cairan dalam paru-paru. Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru
untuk pertama kali. Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat
survaktan (lemak lesitin/sfingomielin) yang cukup dan aliran darah ke
paru – paru.
Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan jumlahnya
meningkat sampai paru-paru matang (sekitar 30-34 minggu kehamilan).
Fungsi surfaktan adalah untuk mengurangi tekanan permukaan paru dan
membantu untuk menstabilkandinding alveolus sehingga tidak kolaps pada
akhir pernapasan.
Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir
pernapasan, yang menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini
memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai
peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi yang sebelumnya sudah
terganggu.
d. Dari cairan menuju udara
Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi
melewati jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas
keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan secar sectio sesaria
kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan dapat menderita
paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama.
Dengan beberapa kali tarikan napas yang pertama udara memenuhi
ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di paru-paru dikeluarkan
dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.
e. Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi
kardiovaskuler
Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam
mempertahankan kecukupan pertukaran udara.Jika terdapat hipoksia,
pembuluh darah paru-paru akan mengalami vasokontriksi. Jika hal ini
terjadi, berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka guna menerima
oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga menyebabkan penurunan
oksigen jaringan, yang akan memperburuk hipoksia.

11
Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas
dalam alveolus dan akan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan
merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.

2. Perubahan pada sistem peredaran darah


Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen
dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke
jaringan.Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus
terjadi 2 perubahan besar :
a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung
b. Perubahan duktus arteriousus antara paru-paru dan aorta.
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh
sistem pembuluh. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah
tekanan dengan cara mengurangi /meningkatkan resistensinya, sehingga
mengubah aliran darah. Dua peristiwa yang merubah tekanan dalam sistem
pembuluh darah, yaitu :
a. Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik
meningkat dan tekanan atrium kanan menurun, tekanan atrium menurun
karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini
menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri.
Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit
mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang.
b. Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah
paru-paru dan meningkatkan tekanan pada atrium kanan oksigen pada
pernafasan ini menimbulkan relaksasi dan terbukanya sistem pembuluh
darah paru. Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan
peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan dengan
peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunan pada atrium kiri,
toramen kanan ini dan penusuran pada atrium kiri, foramen ovali secara
fungsional akan menutup.
Vena umbilikus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat
menutup secara fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah

12
tali pusat diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3
bulan. Perbedaan sirkulasi darah fetus dan bayi antara lain.
a. Sirkulasi darah fetus
1) Struktur tambahan pada sirkulasi fetus
 Vena umbulicalis : membawa darah yang telah mengalami
deoksigenasi dari plasenta ke permukaan dalam hepar.
 Ductus venosus : meninggalkan vena umbilicalis sebelum
mencapai hepar dan mengalirkan sebagian besar darah baru yang
mengalami oksigenasi ke dalam vena cava inferior.
 Foramen ovale : merupakan lubang yang memungkinkan darah
lewat atrium dextra ke dalam ventriculus sinistra
 Ductus arteriosus : merupakan bypass yang terbentang dari
venrtriculuc dexter dan aorta desendens.
 Arteri hypogastrica : dua pembuluh darah yang mengembalikan
darah dari fetus ke plasenta. Pada feniculus umbulicalis, arteri ini dikenal
sebagai ateri umbilicalis. Di dalam tubuh fetus arteri tersebut dikenal
sebagai arteri hypogastica.
2) Sistem sirkulasi bayi
 Vena umbulicalis : membawa darah yang kaya oksigen dari
plasenta ke permukaan dalam hepar. Vena hepatica meninggalkan hepar
dan mengembalikan darah ke vena cava inferior
 Ductus venosus : adalah cabang – cabang dari vena umbilicalis dan
mengalirkan sejumlah besar darah yang mengalami oksigenasi ke dalam
vena cava inferior
 Vena cava inferior : telah mengalirkan darah yang telah beredar
dalam ekstremitas inferior dan badan fetus, menerima darah dari vena
hepatica dan ductus venosus dan membawanya ke atrium dextrum
 Foramen ovale : memungkinkan lewatnya sebagian besar darah
yang mengalami oksigenasi dalam ventriculus dextra untuk menuju ke
atrium sinistra, dari sini darah melewati valvula mitralis ke ventriculuc
sinister dan kemudian melaui aorta masuk kedalam cabang ascendensnya
untuk memasok darah bagi kepala dan ekstremitas superior. Dengan

13
demikian hepar, jantung dan serebrum menerima darah baru yang
mengalami oksigenasi
 Vena cava superior : mengembalikan darah dari kepala dan
ekstremitas superior ke atrium dextrum. Darah ini bersama sisa aliran yang
dibawa oleh vena cava inferior melewati valvula tricuspidallis masuk ke
dalam venriculus dexter
 Arteria pulmonalis : mengalirkan darah campuran ke paru - paru
yang nonfungsional, yanghanya memerlukan nutrien sedikit
 Ductus arteriosus : mengalirkan sebagian besar darah dari vena
ventriculus dexter ke dalam aorta descendens untuk memasok darah bagi
abdomen, pelvis dan ekstremitas inferior.
 Arteria hypogastrica : merupakan lanjutan dari arteria illiaca
interna, membawa darah kembali ke plasenta dengan mengandung leih
banyak oksigen dan nutrien yang dipasok dari peredaran darah maternal.

b. Perubahan pada saat lahir


a. Penghentian pasokan darah dari plasenta
b. Pengembangan dan pengisian udara pada paru-paru
c. Penutupan foramen ovale
d. Fibrosis

3. Pengaturan suhu
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan
mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim
ibu ke lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini
menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, pada lingkungan yang
dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha
utama seorang bayi untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya.
Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan
lemak coklat untuk produksi panas.

14
Timbunan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh dan mampu
meningkatkan panas tubuh sampai 100%. Untuk membakar lemak coklat,
sering bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang
akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat
diproduksi ulang oleh seorang BBL. Cadangan lemak coklat ini akan habis
dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin.
Semakin lama usia kehamilan semakin banyak persediaan lemak coklat
bayi. Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami
hipoglikemia, hipoksia dan asidosis.Sehingga upaya pncegahan kehilangan
panas merupakan prioritas utama dan bidan berkewajiban untuk
meminimalkan kehilangan panas pada BBL.

4. Metabolisme Glukosa
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu.
Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang
bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada
setiap bayi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1
sampai 2 jam). Koreksi penurunan kadar gula darah dapat dilakukan
dengan 3 cara :
a. melalui penggunaan ASI
b. melaui penggunaan cadangan glikogen
c. melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak.
BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup,
akan membuat glukosa dari glikogen (glikogenisasi). Hal ini hanya terjadi
jika bayi mempunyai persediaan glikogen yang cukup.Bayi yang sehat
akan menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen terutama di hati, selama
bulan-bulan terakhir dalam rahim. Bayi yang mengalami hipotermia, pada
saat lahir yang mengakibatkan hipoksia akan menggunakan cadangan
glikogen dalam jam-jam pertama kelahiran.
Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai dalam 3-4 jam pertama
kelahiran pada bayi cukup bulan. Jika semua persediaan glikogen
digunakan pada jam pertama, maka otak dalam keadaan berisiko. Bayi

15
yang lahir kurang bulan (prematur), lewat bulan (post matur), bayi yang
mengalami hambatan pertumbuhan dalam rahim dan stres janin merpakan
risiko utama, karena simpanan energi berkurang (digunakan sebelum
lahir).
Gejala hipoglikemi dapat tidak jelas dan tidak khas, meliputi ; kejang-
kejang halus, sianosis,, apneu, tangis lemah, letargi, lunglai dan menolak
makanan. Hipoglikemi juga dapat tanpa gejala pada awalnya. Akibat
jangka panjang hipoglikemi adalah kerusakan yang meluas di seluruh di
sel-sel otak.

5. Perubahan sistem gastrointestinal


Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan.
Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk baik pada
saat lair. Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan
mencerna makanan (selain susu) masih terbatas.
Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna
yang mengakibatkan “gumoh” pada bayi baru lahir dan neonatus,
kapasitas lambung masih terbatas kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir
cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara lambat
bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan makanan yang
sering oleh bayi sendiri penting contohnya memberi ASI on demand.

6. Sistem kekebalan tubuh/imun


Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga
menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem
imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami maupun yang di
dapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahana tubuh yang
mencegah atau meminimalkan infeksi. Berikut beberapa contoh kekebalan
alami :

a. perlindungan oleh kulit membran mukos


b. fungsi saringan saluran napas

16
c. pembentukan koloni mikroba oleh klit dan usus
d. perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah yang
membantu BBL membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada BBL se-
sel darah ini masih belum matang, artinya BBL tersebut belum mampu
melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien.
Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. BBL dengan kekebalan
pasif mengandung banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi antibodi
keseluruhan terhadap antigen asing masih belum dapat dilakukan sampai
awal kehidupa anak. Salah satu tugas utama selama masa bayi dan balita
adalah pembentukan sistem kekebalan tubuh.
Defisiensi kekebalan alami bayi menyebabkan bayi rentan sekali terjadi
infeksi dan reaksi bayi terhadap infeksi masih lemah. Oleh karena itu,
pencegahan terhadap mikroba (seperti pada praktek persalinan yang aman
dan menyusui ASI dini terutama kolostrum) dan deteksi dini serta
pengobatan dini infeksi menjadi sangat penting.

5. Menurut nilai APGAR


Selain menurut kelompok usia, klasifikasi bayi baru lahir juga dapat
dinilai dari APGAR.

SKOR 0 1 2

A: Appearance Pucat Badan merah Seluruh tubuh


colour (warna kulit) ekstrimitas biru kemerahan

P: Pulse/heart rate Tidak Dibawah Diatas 100x/menit


(frekuensi jantung) ada 100x/menit

G: Grimace (reaksi Tidak Sedikit gerakan Menangis/batuk/bersin


rangsang) ada mimik

A: Activity (tonus Lumpuh Ekstrimitas dalam Gerakan aktif


otot) fleksi sedikit

17
R: Respiration Tidak Lemah/tidak Menangis kuat
(usaha napas) ada teratur

Penilaian diambil 2 kali yaitu pada menit pertama dan pada menit
kelima. Perhitungan pada penilaian menit pertama.
Nilai 0 – 3       : bayi asfiksia berat
Nilai 4 – 6       : bayi asfiksia ringan dan sedang
Nilai 7 – 10     : bayi normal

2.1.1 Kondisi Klinis Bayi Baru Lahir (BBL)


1. Sistem kardiovaskuler
Setelah lahir, foramen ovale menutup. Duktus arteriosus dan
duktus venosus menutup menjadi ligamen. Arteri dan vena umbilikalis,
serta arteri hepatika menutup menjadi ligament.
Pernapasan pertama pada bayi baru lahir, pparu-paru
berkembang dan menurunkan resistensi vaskuler pulmoner, darah paru
mengalir sehingga tekanan arteri pulmoner turun dan tekanan atrium
kanan turun. Aliran darah pulmoner kembali meningkat ke jantung dan
masuk jantung bagian kiri sehingga tekanan atrium kiri meningkat.
Perubahan tekanan disebabkan foramen ovale menutup.
a. Denyut jantung
Saat lahir frekuensi denyut jantung bayi rata-rata 140
x/menit dengan variasi 120 – 160 x/menit. Usia 1 minggu,
frekuensi denyut jantung rata-rata 128 x/menit saat tidur dan 163
x/menit saat bangun. Usia 1 bulan, frekuensi denyut jantung rata-
rata 138 x/menit saat tidur dan 167 x/menit saat bangun.
b. Tekanan darah
Tekanan darah sistolik bayi baru lahir 78 mmHg dan
diastolic rata-rata 42 mmHg. Tekanan sistolik bayi sering menurun

18
sekitar 15 mmHg selama 1 jam pertama setelah lahir. Menangis
dan bergerak biasanya menyebabkan peningkatan sistolik.
c. Volume darah dan sistem hematopoesis
Volume darah bervariasi dari 80 – 110 ml/kg selama
beberapa hari pertama dan meningkat 2x lipat pada akhir tahun
pertama. Hemoglobin bayi baru lahir 14,5 – 22,5 g/dl. Hematokrit
44% - 72%. Sel darah merah 5 – 7,5 juta/mm3. hemoglobin dan sel
darah merah menurun smapai kadar rata-rata 11 – 17 gr/dl dan 4,2
– 5,2 juta/mm3 pada akhir bulan pertama. Presentasi hemoglobin
janin menurun sampai 55% pada minggu ke-5 dan 5% pada
minggu ke-20 karena umur sel yang mengandung hemoglobin
janin letak pendek.
Leukosit janin dengan nilai hitung sel darah putih sekitar
18.000/mm3merupakan nilai normal saat bayi lahir. Leukosit bayi
meningkat menjadi 23.000 – 24.000 /mm3 pada hari pertama
setelah lahir. Biasanya sel darah putih dipertahankan sekitar
11.500/mm3 selama periode neonatal.

2. Paru-paru
Paru-paru bayi baru lahir cukup bulan mengandung kurang
lebih 20 ml cairan per kg berat badan. Setelah pernapasan mulai
berfungsi, nafas bayi menjadi dangkal dan tidak teratur, bervariasi 30 –
60 x/menit dengan apnea singkat.

3. Sistem cerna
Bayi baru lahir cukup bulan mampu menelan, mencerna,
memetabolisme, mengabsorpsi protein dan karbohidrat sederhana saat
mengemulsi lemak. Kapasitas lambung bayi baru lahir bervariasi dari
30 – 90 ml. Kemampuan bayi baru lahir mencerna karbohidrat, lemak
dan protein diatur beberapa enzim, kebanyakan sudah berfungsi saat
bayi lahir kecuali enzim amilase yang sudah diproduksi oleh kelenjar
saliva setelah 3 bulan dan oleh pancreas pada usia 6 bulan.

19
Mekonium berwarna hijau kehitaman, konsistensi kental,
mengandung darah samar. Jumlah feses bayi baru lahir paling banyak
adalah antara hari ke-3 dan ke-6. jumlah feses berkurang pada minggu
ke-2 yaitu dari 5 – 6 x/hari menjadi 1 -2 x/hari.

4. Sistem hepatika
Bayi baru lahir memiliki kapasitas fungsional untuk mengubah
bilirubin, walaupun demikian, kebanyakan bayi mengalami
hiperbilirubinemia fisiologis. Hiperbilirubinemia fisiologis atau ikterik
neonatal merupakan kondisi yang normal pada 50% bayi baru lahir
cukup bulan dan 80% pada bayi premature. Ikterik pertama terlihat
pada bayi aterm setelah 24 jam dan hilang pada hari ke-7 sedangkan
pada bayi premature muncul setelah 48 jam dan hilang pada hari ke-9
atau ke-10.
Konsentrasi bilirubin tidak terkonjugasi dalam serum tidak
lebih dari 12 mg/ 100 ml, baik pada bayi aterm maupun bayi
premature. Bilirubin terkonjugasi tidak lebih dari 1 – 1,5 mg/ 100 ml.
Peningkatan konsentrasi bilirubin tiap hari, tidak lebih dari 5 mg/ 100
ml. Kadar bilirubin lebih dari 12 mg/ 100 ml menunjukkan kegagalan
fisiologis berat atau suatu penyakit.

5. Sistem imun
Pada 3 bulan pertama bayi dilindungi oleh kekebalan pasif dari
ibu. Barier alami seperti asam lambung atau produksi pepsin dan
tripsin belum berkembang dengan  baik sampai 3 atau 4 bulan. Bayi
menyusui dapat kekebalan pasif dari kolostrum dan ASI.

6. Sistem reproduksi
a. Perempuan
Bayi baru lahir cukup bulan, labia mayora dan labia minora
menutupi vestibulum. Bayi prematur, klitoris menonjol, labia

20
mayora kecil dan terbuka. Tag pada vagina sering ditemukan, tetapi
tidak mempunyai makna klinis.
b. Laki-laki
Testis turun ke dalam skrotum pada 90% bayi baru lahir
dan presentasi ini menurun pada bayi premature. Terdapat rugae
yang melapisi kantong skrotum.

7. Sistem skeletal
Kepala bayi cukup bulan berukuran ¼ panjang tubuh, lengan
sedikit lebih panjang dari tungkai. Wajah relatif lebih kecil terhadap
ukuran  tengkorak. Pada bayi baru lahir, lutut sering berjauhan saat
kaki diluruskan dan tumit disatukan sehingga tungkai bawah terlihat
agak melengkung.

8. Sistem neuromuskuler
Otak perlu glukosa sebagai energi dan suplai oksigen dalam
jumlah besar untu proses  metabolisme yang adekuat. Sehingga perlu
pengkajian cermat tentang kemampuan bayi pertahankan proses.
Aktivitas motorik spontan dapat muncul dalam bentuk tremor
sementara di mulut dan dagu terutama waktu menangis, pada
ekstremitas terutama lengan dan tangan. (Bobak, 2004 : 364 – 374).

2.1.2 Reflek Fisiologis Bayi Baru Lahir


1. Mata 
a. Berkedip atau reflek corneal
Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba – tiba atau
pada pandel atau obyek kearah kornea, harus menetapkan
sepanjang hidup, jika tidak ada maka menunjukkan adanya
kerusakan pada saraf cranial.

21
b. Pupil
Pupil kontriksi bila sinar terang diarahkan padanya, reflek ini harus
sepanjang hidup.
c. Glabela
Ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara 2 alis mata)
menyebabkan mata menutup dengan rapat.
2. Mulut dan tenggorokan
a. Menghisap 
Bayi harus memulai gerakan menghisap kuat pada area sirkumoral
sebagai respon terhadap rangsangan, reflek ini harus tetap ada
selama masa bayi, bahkan tanpa rangsangan sekalipun, seperti pada
saat tidur.
b. Muntah
Stimulasi terhadap faring posterior oleh makanan, hisapan atau
masuknya selang harus menyebabkan bayi mengalami reflek
muntah, reflek ini harus menetap sepanjang hidup.
c. Rooting
Menyentuh dan menekan dagu sepanjang sisi mulut akan
menyebabkan bayi membalikkan kepala kearah sisi tersebut dan
mulai menghisap, harus hilang pada usia kira – kira 3 -4 bulan
d. Menguap
Respon spontan terhadap panurunan oksigen dengan maningkatkan
jumlah udara inspirasi, harus menetap sepanjang hidup
e. Ekstrusi
Bila lidah disentuh atau ditekan bayi merespon dengan
mendorongnya keluar harus menghilang pada usia 4 bulan
f. Batuk 
Iritasi membrane mukosa laring menyebabkan batuk, reflek ini
harus terus ada sepanjang hidup, biasanya ada setelah hari pertama
lahir

3. Ekstrimitas

22
a. Menggenggam
Sentuhan pada telapak tangan atau telapak kaki dekat dasar kaki
menyebabkan fleksi tangan dan jari
b. Babinski
Tekanan di telapak kaki bagian luar kearah atas dari tumit dan
menyilang bantalan kaki menyebabkan jari kaki hiperektensi dan
haluks dorso fleksi
c. Masa tubuh
1) Reflek moro 
Kejutan atau perubahan tiba – tiba dalam ekuilibrium yang
menyebabkan ekstensi dan abduksi ekstrimitas yang tiba –tiba
serta mengisap jari dengan jari telunjuk dan ibu jari
membentuk “C” diikuti dengan fleksi dan abduksi ekstrimitas,
kaki dapat fleksi dengan lemah.
2) Startle
Suara keras yang tiba – tiba menyebabkan abduksi lengan
dengan fleksi siku tangan tetap tergenggam
3) Tonik leher
Jika kepala bayi dimiringkan dengan cepat ke salah sisi, lengan
dan kakinya akan berekstensi pada sisi tersebut dan lengan
yang berlawanan dan kaki fleksi.
4) Neck – righting
Jika bayi terlentang, kepala dipalingkan ke salah satu sisi, bahu
dan batang tubuh membalik kearah tersebut dan diikuti dengan
pelvis.
5) Inkurvasi batang tubuh (gallant)
Sentuhan pada punggung bayi sepanjang tulang belakang
menyebabkan panggul bergerak kea rah sisi yang terstimulasi.

2.2 Perilaku Bayi Baru Lahir (BBL)


Beberapa perilaku bayi baru lahir yang bisa diamati antara lain :
1. Menangis 

23
Begitu lahir, bayi harus menangis. Ini merupakan reaksi pertama yang
bisa dilakukan. Dengan menangis, otomatis paru-parunya berfungsi. Paru-paru
akan membuka dan mengisap oksigen. Selain itu, menangis juga sebagai
reaksi dari perubahan yang dialami si bayi. Ketika di kandungan, ia merasakan
kehangatan dan kenyamanan; ia merasa terlindungi. Suasana di rahim pun
gelap. Sementara begitu lahir, ia merasakan udara luar yang dingin dan ada
cahaya terang.
Perubahan ini disikapinya dengan menangis. Itu sebab, jika setelah
lahir bayi tak menangis, berarti tak normal. Biasanya, ia mengalami asfiksia,
yaitu kurang masukan oksigen ke dalam tubuhnya. Bahayanya, otak pun akan
kekurangan oksigen hingga dapat merusak otak. Kejadian ini biasanya
berkaitan dengan keadaan sejak di kandungan. Maka itu, bila ada sesuatu
dengan kandungan ibu yang bermasalah, harus segera mendapat penanganan
yang adekuat dan benar dari ahlinya. Ini untuk menghindari, salah satunya
kejadian bayi tak menangis.
Ketika bayi menangis, anggota geraknya pun ikut aktif. Tangisan bayi
yang sehat bila suaranya keras, bukan merintih atau melengking. Jika suara
tangisannya merintih/melengking, pertanda ada sesuatu pada si bayi atau ia
sakit. Menangis pada bayi juga merupakan ungkapan ekspresinya. Bayi akan
menangis lantaran minta perhatian, lapar, basah popoknya karena BAB/BAK,
atau lainnya. Jadi, bayi menangis tak selalu berarti lapar.

2. Kaget 
Bayi akan bereaksi seperti kaget. Ini merupakan refleks naluriah.
Sejauh refleks ini tak berlebihan terjadinya, tak masalah. Bila ia kaget,
biasanya tubuhnya bergerak semua. Gerakannya itu harus simetris semua, tak
hanya sebagian tubuhnya saja yang bergerak. Kalau tidak, harus dicurigai ada
sesuatu di otaknya.
Gerak refleks ini bisa karena ia melihat cahaya yang menyilaukan atau
lantaran ia sudah bisa mendengar suara/bunyi yang mengagetkannya. Itu
sebab, jika bayi sedang tidur, biasanya orang di sekitarnya diminta untuk tak
terlalu berisik.

24
Refleks ini masih boleh ada sampai usia 5 bulan. Jika setelah itu masih
tetap ada, berarti tak normal, ada sesuatu pada diri si bayi hingga mesti dicari
penyebabnya. Kemungkinan ada kerusakan di otaknya.

3. Bersin 
Jika sesekali atau tak berlebihan, wajar saja. Sebenarnya, bersin
pertanda ia ingin mengeluarkan sesuatu/kotoran dari hidungnya. Lagi pula
hidung bayi itu sensitif; dengan bersin, lubang hidungnya dibersihkan. Jadi,
bersin merupakan reaksi bayi untuk pertahanan tubuhnya. Selain itu, bersin
bisa juga karena ia terekspos udara dingin. Jadi, bersin tak selalu berarti bayi
akan flu.
Tetapi jika keseringan, misal, tiap jam bersin, memang bisa jadi
pertanda si bayi sakit. Mungkin ketularan pilek dari ibunya. Karena itu, untuk
menghindarinya dari sakit, jangan sering-sering menciumi si bayi. Bila di
rumah ada orang dewasa yang sedang sakit, sebaiknya tak mencium bayi dan
harus menggunakan masker.

4. Mengisap 
Refleks ini merupakan refleks paling primitif untuk mempertahankan
hidup. Lapar atau tidak, bila kita taruh jari di mulutnya, ia akan mencari dan
membuka mulutnya dan jari tersebut akan diisapnya. Kemampuan inilah yang
membuatnya bisa menyusu dan mendapatkan makanan. Bila usia kehamilan
ibu 34 minggu ke atas dan bayi dilahirkan di usia itu, sudah ada refleks
mengisapnya.
Jika refleks ini tak ada, berarti si bayi sakit, apakah infeksi atau sakit
berat lainnya, semisal ada kerusakan otak hingga pusat yang mengatur
refleksnya tak berfungsi. Refleks mengisap akan terus ada sampai dewasa.
Maka itu, adakalanya anak usia setahun pun masih suka mengisap ibu jarinya.

5. Tersedak 
Normalnya di tenggorokan ada jalan napas dan jalan makanan atau
kerongkongan. Jika bayi sedang minum/makan, jalan napasnya akan menutup.

25
Pada bayi normal, lahir cukup bulan, dan sehat, ia punya refleks otomatis
seperti itu. Jadi, bila kebanyakan minum, ia akan berhenti dulu, tak akan
gelagapan tersedak sampai masuk ke paru-paru. Bayi bisa mengatur seberapa
banyak harus mengisapnya.
Jadi, jarang bayi tersedak. Jika hanya sekali-kali tersedaknya tak apa-
apa, asalkan jangan sampai masuk ke jalan napas dan menyebabkannya biru.
Bila sampai tersedak pun ia punya refleks untuk membatukkan. Kecuali jika
bayi dicekoki, kebanyakan bisa tersedak. Pada bayi yang menyusu ASI, tak
mungkin tersedak karena bayi mengisap dan memompa ASI sesuai isapannya.
Tersedak justru lebih sering terjadi pada bayi yang minum susu botol.
Terutama karena posisi dalam memberikan susu botol yang mungkin tak
benar/tak hati-hati. Selain itu, susu akan menetes terus dari dotnya hingga bayi
sulit mengatur isapannya. Akibatnya, jika kebanyakan netesnya, ia jadi
gelagapan. Maka itu, dalam menyusui bayi, mata ibu tak boleh ke mana-mana,
harus memperhatikan dengan baik apakah si bayi mengisapnya dengan enak
atau tidak.
Bila si bayi tersedak, hentikan dulu menyusunya, lalu angkat dan
sendawakan. Ada kelainan pada bayi yang membuatnya sering tersedak, misal,
refleks isapnya tak ada karena ia sakit berat dan badannya lemah. Sebab,
refleks tersebut akan timbul jika si bayi sehat. Karena refleksnya itu tak ada
lalu dipaksa, hingga membuatnya tersedak. Seharusnya bayi-bayi seperti ini
dipasangkan selang dari mulut ke lambungnya.
Bayi juga bisa tersedak karena kelainan anatomis, misal, fistula
esophagus (ada lubang antara jalan napas dan jalan makan). Jadi,
makanan/minuman yang masuk, sebagian masuk ke paru-paru hingga
membuatnya tersedak. Kelainan ini harus diperbaiki dengan operasi.

6. Mengeluarkan air liur


Air liur diproduksi terus dan harus ditelan. Jika air liur keluar dari
mulutnya hanya sekali-kali/tak berlebihan, itu normal. Nanti juga lama-lama
hilang sendiri sejalan pertambahan usianya. Tetapi, jika air liur sudah terlalu
banyak dan berlebihan, berarti ada penyakit.

26
Misal, ada atresia esophagus (buntunya saluran kerongkongan), hingga
bayi tak bisa menelan dan produksi air liurnya berlebihan. Mengatasinya,
dengan operasi. Biasanya kelainan ini harus dicurigai ada pada bayi bila
ibunya dalam kehamilan mengalami polihidramnion atau air ketuban banyak
atau yang orang bilang dengan hamil kembar air.

7. Buang air besar dan buang air kecil


Sebenarnya, bayi di kandungan sudah makan dan ususnya sudah bisa
membentuk yang namanya kotoran. Itu sebab, umumnya bayi baru lahir dalam
waktu 24 jam sudah BAB dan BAK. Jika dalam waktu 48 jam tidak
BAB/BAK, berarti ada yang tak beres. Kalau tidak BAB, mungkin ada
sumbatan di jalan ususnya hingga kotoran tak bisa keluar. Bisa karena
memang jalannya buntu atau karena kotoran yang sudah terbentuk di
kandungan begitu keras (mekonium plak).
Untuk mengeluarkannya, kotoran ini harus distimulasi dan ini
dilakukan di RS. Pada tiga hari pertama, kotoran bayi masih berwarna hitam
kehijauan. Tetapi lama-lama warnanya berubah jadi kuning. Pada bayi yang
mendapatkan ASI, frekuensi BAB-nya lebih sering. Dalam sehari bisa sampai
10 kali, tetapi hanya sedikit-sedikit. Jadi, kita tak perlu bingung dan
menganggapnya diare. Yang penting bukan frekuensinya, tetapi
konsistensinya.
Jika konsistensinya berupa cairan dan jumlahnya banyak, berarti diare.
Kalau tidak BAK, biasanya karena bayi sakit berat (syok) hingga aliran darah
ke ginjal kurang. Dalam keadaan syok, aliran darahnya diutamakan ke otak
dan jantung hingga aliran darah yang ke ginjal kurang. Bayi akan lebih sering
BAK jika ia memang banyak minum. Atau, bisa juga karena udara dingin
membuatnya lebih sering BAK.
Bisa 10-12 kali ganti popok dalam sehari. Jika sudah BAK, otomatis
cairan tubuhnya berkurang dan bayi pun akan minta minum kembali. Jadi
berikan saja, tak perlu pakai jam-jaman.

8. Tangan dan kaki lebih sering menekuk

27
Ketika ditaruh dalam posisi telentang, biasanya tubuhnya tak lurus
sama sekali, tetapi menekuk di siku tangan dan lututnya. Tubuhnya pun lebih
banyak bergerak. Posisi anggota gerak bayi normal ini, namanya fleksi.
Mungkin posisi secara fisiologis ini seperti kala di kandungan, bayi dalam
keadaan meringkuk.
Jadi, posisinya ini tak perlu dikhawatirkan, apalagi sampai
membedongnya kuat-kuat dengan tujuan agar tubuhnya jadi lurus. Biarkan
saja. Sebetulnya, bedong digunakan hanya agar bayi tak kedinginan. Namun
bila tubuhnya menekuk berlebihan, dalam arti menekuk sekali dan tampak
kaku atau tak relaks, namanya spastis. Ini berarti ada saraf yang tak beres.
Umumnya, setelah usia 5-6 bulan posisinya mulai tidur lurus. Tetapi jika dari
awal sudah lurus dan kaku, namanya ekstensi. Kemungkinan ada sesuatu di
otaknya.

9. Melihat ke atas
Bayi baru lahir cuma bisa membedakan terang dan gelap, ada sinar
atau tidak. Fungsi penglihatannya belum sempurna. Jadi, jika bayi tampak
seolah sering melihat ke atas, sebenarnya bukanlah demikian. Itu hanya reaksi
karena ada sinar yang membuatnya silau dan matanya tampak bergerak-gerak.
Mungkin karena ia melihat bayangan saja atau sesuatu seperti bayangan yang
bergerak. Usia 2 bulan penglihatannya masih kabur dan buram, ia tahu hanya
ada bayangan. Setelah 4 bulan, barulah penglihatannya lebih jelas.

10. Perut sering tampak bergerak


Pernapasan bayi masih dominan dengan menggunakan otot perut. Itu
sebab, otot perutnya akan bergerak. Setelah 6 bulan, pernapasannya berganti
dengan otot dada. Maka itu, para ibu jangan memakaikan gurita/bedong pada
bayinya. Sebab, pemakaian gurita/bedong tak hanya mengekang pergerakan
dinding perut, tetapi juga gerakan usus untuk mencerna makanan pun akan
terganggu.

28
Bahkan, makanan yang masuk bisa keluar alias muntah lagi. Bila
khawatir si kecil kedinginan, sebaiknya jangan dibedong kuat-kuat, gunakan
saja celana, popok dan kaos singlet. Biarkan bayi bernapas lega.
11. Gumoh/muntah
Tak apa-apa bayi gumoh. Itu bagian dari refleksnya. Apalagi jarak
antara kerongkongan dan jalan nasofaring ini pendek, hingga mudah terjadi
gumoh. Gumoh pertanda bayi kebanyakan minum atau sudah kenyang.
Lambung bayi itu kecil, jika makanan/minumannya terlalu banyak akan
membuatnya gumoh.
Bila gumoh terus-terusan, kita tak boleh berpikir terlalu jelek seperti
halnya muntah. Mungkin saja karena kita mencekoki si bayi susu terus.
Apalagi kadang bila bayi menangis, umumnya ibu akan menjejalkan mulut si
bayi dengan susu. Padahal, mungkin saja si bayi tak lapar, tetapi pipis atau
hanya ingin digendong.
Tak apa-apa juga bila gumoh keluar lewat hidung, selama bayi tak
tampak biru. Jika sampai biru dan tersedak, artinya sudah masuk ke jalan
napas. Kita harus bisa membedakan antara gumoh dan muntah. Gumoh keluar
begitu saja dari mulut dan sedikit. Sedangkan muntah, ada tekanan negatif dari
perut mendorong diafragma. Jika muntahnya hanya sekali, mungkin bisa
dipikirkan kekenyangan. Tetapi jika muntahnya lebih dari 3 kali atau setiap
minum muntah, mungkin ada obstruksi/sumbatan, baik di sekitar lambung
atau lebih ke bagian bawahnya. Jika demikian, harus dibawa ke dokter. Kalau
ternyata ada obstruksi, harus dilakukan operasi.

12. Tidur 
Dalam sehari, bayi baru lahir bisa tidur sampai 18 jam. Bangunnya
hanya untuk minum, lalu tidur lagi. Secara perlahan, makin usia bertambah,
waktu tidurnya akan berkurang atau makin sedikit. Bayi kalau perutnya
kenyang, badan kering dan hangat, ia akan tidur. Kalau tidak, ia gelisah.
Ada juga bayi-bayi yang susah tidurnya, berarti termasuk bayi rewel
atau ada sesuatu yang dirasanya atau sakit. Lebih ekstremnya, jika bayi
banyak tak tidurnya alias melotot terus, ia akan sangat aktif, bertemperamen

29
tinggi, seperti mengamuk, dan sebagainya. Biasanya bayi seperti ini karena
ada keracunan dari sang ibu, misal, ibunya pecandu narkoba. Harus ditangani
dokter untuk pengobatannya.
Saat ditidurkan, sebaiknya bayi tak ditaruh telentang tetapi
menyamping agar jika muntah tak akan ditelannya. Bayi bisa memilih sendiri
posisi tidurnya yang dirasakannya nyaman.

13. Menguap 
Normal, jika bayi sesekali menguap, bisa berarti ia mengantuk. Tetapi,
jika sebentar-sebentar menguap atau sering, bisa termasuk dalam salah satu
sindrom keracunan obat-obatan, misal, dari ibu yang pecandu narkotika. Harus
ditangani dokter untuk pengobatannya.

14. Menggeliat 
Menggeliat berarti menggerakkan otot-ototnya. Normal, kok, karena ia
belum bisa tengkurap atau membalikkan badannya, maka gerakannya hanya
sebatas menggeliat. Bayi memang harus banyak bergerak. Di kandungan saja,
bayi banyak menendang-nendang. Hanya, seberapa banyak/aktifnya bergerak,
sangat individual sifatnya, entah bayi laki atau perempuan. Justru kalau bayi
diam saja, harus dicurigai, berarti ada sesuatu atau sakit.

15. Tersenyum
Orang tua dulu mengatakan, jika bayi tersenyum berarti sedang
tersenyum dengan saudaranya atau malaikat. Sebenarnya, senyumnya itu tak
berarti apa-apa. Apalagi bayi belum bisa melihat dengan jelas, masih berupa
bayangan saja. Bayi tersenyum sekadar reaksinya menggerakkan otot-otot
wajahnya

2.3 Ritme Bayi Baru Lahir (BBL)


Bayi baru lahir tidur sekitar 16-18 jam per hari. Karena bayi baru lahir
belum mempunyai ritme sikardian yang matur (ritme sikardian adalah “jam
tubuh” yang mengatur berapa banyak seorang individu bisa terjaga, mengatur

30
kapan seorang individu jadi merasa mengantuk pada waktu-waktu tertentu dalam
satu hari, dan perlu di re-setting setiap harinya sehingga jadwal internal ini akan
sesuai dengan agenda kehidupan selama 24 jam) , maka pola tidur bayi baru lahir
sangatlah berbeda dengan orang dewasa. Bayi baru lahir tidur lebih ‚ringan”
dibandingkan dewasa, mempunyai siklus tidur yang lebih singkat, dan mengalami
beberapa periode transisi diantara beberapa fase tidur.
Dibawah ini terdapat beberapa hal penting yang perlu diketahui oleh orang
tua tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan tidur pada bayi baru lahir:
1. Bayi baru lahir tidur sebentar-sebentar  tetapi terbagi rata di sepanjang hari.
Tidak seperti orang dewasa yang tidur terutama di malam hari, bayi baru lahir
tidur dalam 6 sampai 7 periode tidur yang terbagi rata sepanjang hari.
2. Bayi baru lahir tidur lebih lama pada malam hari dibandingkan siang hari. Hal
ini mungkin disebabkan karena hormon ibu yang dilepaskan saat kehamilan,
atau karena program tidur-terjaga sang ibu saat hamil secara tidak langsung
memprogram bayi baru lahir untuk mengikuti pola yang sama.
3. Bayi baru lahir membutuhkan tidur jauh lebih banyak dibandingkan dewasa
karena mereka tumbuh dalam kecepatan tinggi. Ibu tentu tahu bahwa berat
bayi menjadi 2 kali lipat saat berumur 6 bulan, dan menjadi 3 kali lipat di
ulang tahun pertamanya.
4. Bayi baru lahir menghabiskan lebih dari separuh waktunya dalam fase tidur
aktif, yaitu sekitar 8-9 jam per hari. Hal ini karena terjadi banyak maturasi sel-
sel otak segera setelah lahir.  Para peneliti telah membuktikan bahwa tahap
tidur aktif ini memegang peranan penting dalam tahap perkembangan otak,
terutama dalam mengolah semua pengalaman belajar yang terjadi selama
sehari penuh.
5. Bayi baru lahir banyak menghabiskan waktunya untuk tidur, tetapi mereka
seringkali hanya „tidur ringan”, sehingga mereka mudah dan sering terjaga.
Bayi baru lahir mempunyai siklus tidur sekitar 50-80 menit. Siklus ini jauh
lebih singkat dibandingkan dengan siklus tidur pada dewasa, dan bayi baru
lahir akan tidur melalui siklus ini lebih sering dibandingkan dewasa. Bayi juga
mengalami fase terjaga saat mereka transisi dari satu fase ke fase tidur
lainnya.

31
6. Kebanyakan bayi baru lahir „siap” untuk kembali tidur setelah 2 jam terjaga.
Beberapa bayi baru lahir tidur siang sekitar 30-45 menit, sedangkan bayi lain
mungkin tidur lebih panjang.
7. Awalnya, siklus tidur bayi baru lahir sangat mengikuti jadwal menyusunya.
Bayi baru lahir tidur hampir disepanjang waktunya, bangun hanya jika mereka
merasa lapar, lalu menyusui dan kemudian segera kembali tidur setelah
menyusu dan sedikit “bermain” dengan ibu.
8. Setelah itu pola tidur nya berangsur berubah dengan makin banyaknya kalori
yang dikonsumsi saat menyusui dan bayi mulai lebih banyak terjaga di siang
hari. Tidur siang mulai menjadi teratur dan tidur di malam hari mulai berpola.
9. Pola tidur bayi yang menyusui ASI dengan yang menyusu formula mungkin
berbeda karena ASI memang lebih mudah diserap sehingga bayi yang
menyusu ASI akan lebih sering menyusu yang berarti lebih sering terbangun
di malam hari.
10. Para peneliti mengungkapkan bahwa bayi yang mendapatkan ASI mengalami 
fase REM lebih lama dibandingkan bayi yang mendapatkan susu formula. Hal
ini tentu saja baik bagi restorasi emosi dan kognitif sang bayi.
11. Pola tidur bayi baru lahir sangat berbeda dari pola tidur dewasa. Ada dua pola
tidur yaitu :
a. Tidur Aktif
Pada bayi baru lahir, fase tidur REM seperti pada orang dewasa,
yaitu terjadi relaksasi dari otot-otot, tidaklah sepenuhnya terjadi. Bahkan
orang tua seringkali menganggap pada fase ini bayi tidur tidak tenang,
bergerak-gerak, dan menunjukkan pola bernapas yang tidak seperti biasa.
Oleh karena itu fase REM ini disebut juga fase tidur aktif.
b. Tidur Tenang
Pada bayi baru lahir, fase non REM ini terlihat jauh lebih tenang
dan nyenyak dibandingkan pada orang dewasa. Berikut pola tidur bayi
sepanjang waktu.
1) Setelah 2 Minggu Sampai 6 Minggu
Sampai 1 bulan, periode tidur malamnya akan lebih panjang
dibandingkan periode tidur siangnya. Sekitar usia 4 – 6 minggu, pola

32
tidur bayi menjadi sedikit lebih teratur menjadi beberapa  kali tidur
panjang, yaitu sekitar 3 sampai 4 jam. Faktor-faktor yang
mempengaruhinya adalah ‚awareness” bayi terhadap siang-malam,
siklus menyusui, beberapa proses biologis-hormonal. 
Namun jangan terlalu berharap ibu sudah akan mendapatkan
pola tidur yang tetap di usia ini, namun mulailah untuk
memperkenalkan perbedaan siang dan malam padanya. Kebanyakan
bayi menjadi sangat rewel, sering nangis, dan sering terjaga adalah di
usia 6 minggu Setelah bayi melalui usia 6 minggu, kemungkinan besar
bayi mulai bisa tidur sampai 2 bahkan 3 jam. Bahkan di sore hari bayi
dapat tidur nyenyak sampai 3-5 jam.
Saat bayi berusia 1 atau 2 minggu, bayi mulai terjaga lebih
lama, dan memperlihatkan perilaku yang “gassy” dan “fussy”. Hal ini
berlangsung sampai sekitar usia 6 minggu, dan setelah itu mereka jadi
“tenang” lagi.
Perilaku yang irritable, rewel dan sering terjaga ini sering
disalah artikan sebagai “ibu yang stress” atau ketidakcukupan suplai
asi, atau bahkan dianggap sebagai akibat ASI yang buruk. Hal ini tentu
saja tidak benar. Fase ini memang normal adanya sejalan dengan
perkembangan kematangan otaknya. Bersikaplah tenang. Fase ini akan
berlalu dan jangan menyalahkan diri sendiri. 
2) Bayi Usia 6 Minggu - 6 Bulan
Setelah bayi melalui usia 6 minggu, kemungkinan besar bayi
mulai bisa tidur sampai 2 bahkan 3 jam. Bahkan di sore hari bayi dapat
tidur nyenyak sampai 3-5 jam. Bayi sampai usia 3 bulan, kebanyakan
bayi terjaga di siang hari dan pada senja hari. Kebiasaan tidur ini
menjadi dapat diprediksi. Mereka cederung tidur siang 2 atau 3 kali
lebih lama. Waktu tidur malam mulai bergeser jadi sedikit “lebih pagi”.
Sampai usia 3 atau 4 bulan, bayi sudah mulai mengantuk
sekitar jam 7.30 malam atau jam 8.30 malam. Pada usia ini, ritme
suhunya pun semakin teratur sehingga membantu mereka untuk tidur
lebih baik dan teratur. Di usia ini, ibu masih harus mengikuti

33
kebutuhan bayi untuk bisa tidur dengan baik. Susui mereka saat lapar,
ganti popoknya saat basah dan tidurkan mereka saat mereka
membutuhkannya.
Jangan terlalu berharap sudah ada jadwal yang pasti dan jangan
terlalu memaksakan kehendak ibu pada mereka. Setelah bayi melewati
usia 6 bulan maka bayi akan mulai menunjukkan pola tidur yang
teratur dan dapat diprediksi

2.4 Kelainan-Kelainan Pada Bayi Baru Lahir (BBL)


Kelainan-kelainan pada bayi tak selamanya buah hati yang didamba-
dambakan terlahir normal. Berikut beberapa kelainan pada bayi baru lahir.
1. Down's syndrome

Down's syndrome atau sindroma Down (SD) ditemukan oleh John


Langdon Down, seorang dokter Inggris pada tahun 1966. Penyebabnya adalah
'kelebihan jumlah' kromosom nomor 21 pada sel tubuh anak. Normalnya,
tubuh manusia memiliki miliaran sel yang masing-masing mempuyai pusat
informasi genetika yang disebut kromosom. Sebagian besar sel tubuh
mengandung 23 pasang kromosom. Dalam kasus SD, kromosom nomor 21
jumlahnya tidak sepasang, melainkan tiga.
Istilah medisnya Trisomy 21. Kelebihan kromosom ini menimbulkan
guncangan sistem metabolisme dalam sel, yang mengakibatkan SD. SD
sendiri memunculkan kelambatan mental pada penderita, meski tak tertutup

34
kemungkinan penderita memiliki kecerdasan normal atau bahkan di atas rata-
rata.
SD adalah kelainan kromosom yang paling sering terjadi. Di Indonesia
saja terdapat 300 ribu kasus. Dari hasil penelitian, SD menimpa satu dari 700
kelahiran, dan umumnya terjadi pada kelahiran saat ibu berusia di atas 30
tahun. Semakin tinggi usia ibu, semakin tinggi pula kemungkinan terjadinya
SD.
Ada tiga jenis SD ditilik dari kelebihan kromosom 21 tersebut. SD
primer adalah kelebihan kromosom 21 pada seluruh sel tubuh anak.
Kebanyakan peristiwa ini ditemukan pada sel telur wanita yang hamil di atas
usia 30 tahun. SD sekunder terjadi jika salah satu kromosom 21 yang berlebih
itu menempel pada kromosom lain (misal, kromosom 12, 13, 14, atau 22).
Penempelan ini menyebabkan bayi menjadi carrier atau pembawa kelainan,
sehingga keturunannya kelak bisa menderita SD.
Terakhir, SD tertier atau mosaik, adalah kelebihan kromosom 21 yang
tak terjadi di seluruh sel tubuh. Ada sel-sel yang normal, sehingga tetap
berfungsi normal dan sehat. Bila kebetulan sel otak normal, taraf kecerdasan
anak pun niscaya tak terganggu.
2. Anencephalus

Anenchepalus adalah keadaan di mana bayi lahir tanpa tulang


tengkorak bagian atas, yang disertai tak sempurnanya pembentukan sebagian
besar otak. Ini lantaran proses pembentukan tabung saraf yang tak sempurna.
Karena kecacatannya cukup berat, bayi tersebut tak akan mampu bertahan
hidup lebih lama, sehingga akan meninggal dunia segera setelah dilahirkan.

35
Angka kejadiannya cukup jarang, kurang lebih satu dari 1.000
kelahiran. Sampai saat ini, penyebabnya yang pasti belum dapat ditemukan.
Tetapi kemungkinan besar terkait erat dengan kelainan genetika atau kelainan
kromosom. Dijumpai pula hubungan dengan kekurangan asupan asam folat
pada ibu hamil, sehingga penambahan asupan asam folat sejak hamil sangat
dianjurkan. Anenchepalus juga dapat timbul pada janin akibat ibu menderita
diabetes mellitus. Keadaan ini disebut embrio diabetik.
Meski penyebabnya belum diketahui pasti, penting untuk mengamati
kondisi janin pada kehamilan berikutnya. Sebab, ada 5% kemungkinan kasus
anenchepalus berulang. Pengamatan dapat dilakukan dengan USG atau
pemeriksaan kadar alfa-fetoprotein (AFP) pada darah ibu atau cairan ketuban.
3. Cacat Jantung Bawaan
Dari setiap 100 bayi, ditemukan satu bayi yang lahir dengan jantung
tak normal. Kelainan semacam ini disebut 'cacat jantung bawaan'. Ada
bermacam-macam jenisnya. Misalnya, kegagalan pemisahan empat bilik pada
jantung dan pembuluh besar yang dihasilkannya. Pada beberapa bayi,
terbentuk lubang di sekat pemisah yang seharusnya masif, pembuluh darah
yang seharusnya tertutup ternyata terbuka, atau pembuluh darah yang salah
sambung.
Jenis cacat jantung bawaan lainnya: ruang jantung terlalu sempit, arteri
utama hampir tertutup, katup jantung tak normal dan bocor, serta penyempitan
aorta atau batang nadi. Pada kasus penyempitan aorta atau batang nadi, aorta
sangat menyempit pada satu tempat. Akibatnya, pasokan darah beroksigen ke
seluruh tubuh menurun. Bilik jantung sebelah kiri dipaksa bekerja lebih keras,
sehingga timbullah tekanan darah tinggi.
4. Celah bibir atau langit-langit mulut (sumbing)

36
Terjadi jika selama masa perkembangan janin, jaringan mulut atau
bibir tidak terbentuk sebagaimana mestinya. Bibir sumbing adalah suatu celah
diantara bibir bagian atas dengan hidung. Langit-langit sumbing adalah suatu
celah diantara langit-langit mulut dengan rongga hidung.
5. Defek tabung saraf 
Terjadi pada awal kehamilan, yaitu pada saat terbentuknya bakal otak
dan korda spinalis. Dalam keadaan normal, struktur tersebut melipat
membentuk tabung pada hari ke 29 setelah pembuahan. Jika tabung tidak
menutup secara sempurna, maka akan terjadi defek tabung saraf. Bayi yang
memiliki kelainan ini banyak yang meninggal di dalam kandungan atau
meninggal segera setelah lahir. 2 macam defek tabung saraf yang paling sering
ditemukan : Spina bifida, terjadi jika kolumna spinalis tidak menutup secara
sempurna di sekeliling korda spinalis. Anensefalus, terjadi jika beberapa
bagian otak tidak terbentuk.
6. Cerebral palsy 
Biasanya baru diketahui beberapa minggu atau beberapa bulan setelah
bayi lahir, tergantung kepada beratnya kelainan.
7. Clubfoot

37
Istilah clubfoot digunakan untuk menggambarkan sekumpulan
kelainan struktur pada kaki dan pergelangan kaki, dimana terjadi kelainan
pada pembentukan tulang, sendi, otot dan pembuluh darah.
8. Dislokasi panggul bawaan 
Terjadi jika ujung tulang paha tidak terletak di dalam kantung panggul.
9. Hipotiroidisme congenital 
Terjadi jika bayi tidak memiliki kelenjar tiroid atau jika kelenjar tiroid
tidak terbentuk secara sempurna.
10. Fibrosis kistik
Penyakit ini terutama menyerang sistem pernafasan dan saluran
pencernaan. Tubuh tidak mampu membawa klorida dari dalam sel ke
permukaan organ sehingga terbentuk lendir yang kental dan lengket.
11. Fenilketonuria
Merupakan suatu penyakit yang mempengaruhi pengolahan protein
oleh tubuh dan bisa menyebabkan keterbelakangan mental. Bayi yang terlahir
dengan fenilketonuria tampak normal, tetapi jika tidak diobati mereka akan
mengalami gangguan perkembangan yang baru terlihat ketika usianya
mencapai 1 tahun.
12. Sindroma X yang rapuh 
Sindroma ini ditandai dengan gangguan mental, mulai dari
ketidakmampuan belajar sampai keterbelakangan mental, perilaku autis dan
gangguan pemusatan perhatian serta hiperaktivitas. Gambaran fisiknya khas,
yaitu wajahnya panjang, telinganya lebar, kakinya datar dan persendiannya
sangat lentur (terutama sendi pada jari tangan). Sindroma ini lebih banyak
ditemukan pada anak laki-laki.
13. Distrofi otot 
Distrofi otot adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menggambarkan lebih dari 40 macam penyakit otot yang berlainan, yang
kesemuanya ditandai dengan kelemahan dan kemunduran yang progresif dari
otot-otot yang mengendalikan pergerakan.
14. Anemia sel sabit

38
Merupakan suatu kelainan sel darah merah yang memiliki bentuk
abnormal (seperti bulan sabit), yang menyebabkan anemia kronis, serangan
nyeri dan gangguan kesehatan lainnya.
15. Penyakit Tay-Sachs 
Penyakit ini menyerang sistem saraf pusat dan menyebabkan
kebutaan, demensia, kelumpuhan, kejang dan ketulian.
16. Sindroma alkohol pada janin 
Sindroma in ditandai dengan keterlambatan pertumbuhan,
keterbelakangan mental, kelainan pada wajah dan kelainan pada sistem saraf
pusat.

39

Anda mungkin juga menyukai

  • Kiki
    Kiki
    Dokumen8 halaman
    Kiki
    Delyn Kora Juga Sairlela
    Belum ada peringkat
  • Jurnal TBC
    Jurnal TBC
    Dokumen3 halaman
    Jurnal TBC
    Delyn Kora Juga Sairlela
    Belum ada peringkat
  • TB
    TB
    Dokumen14 halaman
    TB
    Delyn Kora Juga Sairlela
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN HIV
    Laporan Pendahuluan ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN HIV
    Dokumen20 halaman
    Laporan Pendahuluan ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN HIV
    Delyn Kora Juga Sairlela
    Belum ada peringkat
  • Kiki
    Kiki
    Dokumen8 halaman
    Kiki
    Delyn Kora Juga Sairlela
    Belum ada peringkat
  • Family Centered Care
    Family Centered Care
    Dokumen12 halaman
    Family Centered Care
    Delyn Kora Juga Sairlela
    Belum ada peringkat
  • Kebijakan PTM Di Indonesia
    Kebijakan PTM Di Indonesia
    Dokumen37 halaman
    Kebijakan PTM Di Indonesia
    Delyn Kora Juga Sairlela
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen17 halaman
    Tugas
    Delyn Kora Juga Sairlela
    Belum ada peringkat
  • Tugas Frisca 20170301142
    Tugas Frisca 20170301142
    Dokumen1 halaman
    Tugas Frisca 20170301142
    Delyn Kora Juga Sairlela
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan
    Asuhan Keperawatan
    Dokumen14 halaman
    Asuhan Keperawatan
    Delyn Kora Juga Sairlela
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Kelompok Genap
    Jurnal Kelompok Genap
    Dokumen7 halaman
    Jurnal Kelompok Genap
    Delyn Kora Juga Sairlela
    Belum ada peringkat
  • Strategi Pelaksanaan Ronde
    Strategi Pelaksanaan Ronde
    Dokumen4 halaman
    Strategi Pelaksanaan Ronde
    Delyn Kora Juga Sairlela
    Belum ada peringkat
  • Rencana Harian Kepala Ruangan
    Rencana Harian Kepala Ruangan
    Dokumen7 halaman
    Rencana Harian Kepala Ruangan
    Delyn Kora Juga Sairlela
    Belum ada peringkat
  • Fraud
    Fraud
    Dokumen6 halaman
    Fraud
    Delyn Kora Juga Sairlela
    Belum ada peringkat
  • Manusia Dalam Kristen
    Manusia Dalam Kristen
    Dokumen14 halaman
    Manusia Dalam Kristen
    Delyn Kora Juga Sairlela
    Belum ada peringkat
  • Utilisasi
    Utilisasi
    Dokumen2 halaman
    Utilisasi
    Delyn Kora Juga Sairlela
    Belum ada peringkat
  • Kristen2 Asti
    Kristen2 Asti
    Dokumen10 halaman
    Kristen2 Asti
    Delyn Kora Juga Sairlela
    Belum ada peringkat
  • BAB 1 KUALITATIF Riana
    BAB 1 KUALITATIF Riana
    Dokumen8 halaman
    BAB 1 KUALITATIF Riana
    Delyn Kora Juga Sairlela
    Belum ada peringkat
  • Fraud
    Fraud
    Dokumen6 halaman
    Fraud
    Delyn Kora Juga Sairlela
    Belum ada peringkat
  • Uas Kep Keluarga
    Uas Kep Keluarga
    Dokumen4 halaman
    Uas Kep Keluarga
    Delyn Kora Juga Sairlela
    Belum ada peringkat
  • Metoodologi Penelitian
    Metoodologi Penelitian
    Dokumen22 halaman
    Metoodologi Penelitian
    Delyn Kora Juga Sairlela
    Belum ada peringkat
  • Utilisasi
    Utilisasi
    Dokumen2 halaman
    Utilisasi
    Delyn Kora Juga Sairlela
    Belum ada peringkat
  • SEGMENTASI PASAR KESEHATAN
    SEGMENTASI PASAR KESEHATAN
    Dokumen12 halaman
    SEGMENTASI PASAR KESEHATAN
    Faisal Tamvans Katanye
    Belum ada peringkat
  • Tugas Isu Akk
    Tugas Isu Akk
    Dokumen3 halaman
    Tugas Isu Akk
    Delyn Kora Juga Sairlela
    Belum ada peringkat
  • SESI-2 (1) SDM Pak Dandi
    SESI-2 (1) SDM Pak Dandi
    Dokumen24 halaman
    SESI-2 (1) SDM Pak Dandi
    Delyn Kora Juga Sairlela
    Belum ada peringkat
  • SEGMENTASI PASAR KESEHATAN
    SEGMENTASI PASAR KESEHATAN
    Dokumen12 halaman
    SEGMENTASI PASAR KESEHATAN
    Faisal Tamvans Katanye
    Belum ada peringkat
  • SESI-3 (1) SDM Pak Dandi
    SESI-3 (1) SDM Pak Dandi
    Dokumen41 halaman
    SESI-3 (1) SDM Pak Dandi
    Delyn Kora Juga Sairlela
    Belum ada peringkat
  • Mini Skripsi Fix-1
    Mini Skripsi Fix-1
    Dokumen37 halaman
    Mini Skripsi Fix-1
    Delyn Kora Juga Sairlela
    Belum ada peringkat
  • BAB VI Revisi Terakhirr
    BAB VI Revisi Terakhirr
    Dokumen17 halaman
    BAB VI Revisi Terakhirr
    Delyn Kora Juga Sairlela
    Belum ada peringkat