Penyusun :
Kelompok 10
Nurmalasari-20170301131
BAB I
PENDAHULUAN
2.4 Mutasi
Menurut Martoyo (2007:71) Salah satu tindak lanjut yang dilakukan dari hasil
penilaian prestasi kerja pegawai adalah mutasi karyawan. Karena dengan penilaian
prestasi pegawai akan diketahui kecakapan pegawai dalam menyelesaikan uraian
pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Mutasi ini harus didasarkan atas indeks
prestasi yang dapat dicapai oleh pegawai yang bersangkutan.Mutasi dimaksudkan
mendapatkan pada tempat yang setepatnya, dengan maksud agar
karyawan/anggota yang bersangkutan memperoleh suasana baru dan kepuasan
kerja setinggi mungkin dan dapat menunjukkan prestasi yang lebih tinggi lagi.
Martoyo (2007:71).
Hasibuan (2012:102) menyatakan Mutasi adalah suatu perubahan
posisi/jabatan/ tempat/pekerjaan yang dilakukan baik secara horizontal maupun
vertikal ( promosi ) di dalam suatu organisasi.
2. Replacement transfer
Replacement transfer adalah mengalih tugaskan karyawan yang sudah lama
dinasnya ke jabatan kain secara horizontal untuk menggentikan karyawan yang
masa dinasnya sedikit atau diberhentikan. Replacement transfer terjadi kerena
aktivitas perusahaan diperkecil.
3. Versality transfer
Versality transfer adalah mengalih tugaskan karyawn ke jabatan/pekejaan lainnya
secara horizontal agar karyawn yang bersangkutan dapat melakukan pekerjaan atau
ahli dalam berbagai lapangan pekerjaan.
4. Shift transfer
Shift transfer adalah mengalih tugaskan karyawan yang sifatnya horizontal dari satu
regu ke regu lain sedangkan pekerjaannya tetap sama.
5. Remedial transfer
Remedial transfer adalah mengalih tugaskan seorang karyawan ke jabatan lain, baik
pekerjaannya sama atau tidak atas permintaankaryawan bersngkutan karena tidak
dapat bekerja sama dengan rekan-rekannya.
2.12 Dasar Pelaksanaan Mutasi
Menurut Hasibuan (2000 : 101) mengandung 3 (tiga) dasar/landasan pelaksanaan
mutasi karyawan, yaitu:
a) Merit system
adalah mutasi karyawan didasarkan atas landasan yang bersifat ilmiah, obyektif dan
hasil prestasi kerja. Merit system atau carrier system ini merupakan dasar mutasi
yang baik, karena:
(a) Output dan produktivitas kerja meningkat;
(b) semangat kerja meningkat;
(c) Jumlah kesalahan yang diperbuat menurun;
(d) Absensi dan disiplin karyawan semakin baik; dan
(e) Jumlah kecelakaan akan menurun.
b) Seniority system adalah mutasi yang didasarkan atas landasan masa kerja, usia
dan pengalaman kerja dari karyawan yang bersangkutan. Sistem mutasi ini tidak
obyektif, karena kecakapan orang yang dimutasikan berdasarkan senioritas belum
tentu mampu memangku jabatan baru.
c) Spoil system adalah mutasi yang didasarkan atas landasan kekeluargaan. Sistem
mutasi seperti ini kurang baik karena didasarkan atas pertimbangan suka atau tidak
suka (like or dislike).
Teori ini dikemukakan oleh Clayton Alderfer yang berargumen bahwa ada 3
kelompok kebutuhan inti, yaitu :
1. Existence (eksistensi) Kelompok eksistensi memperhatikan tentang pemberian
persyaratan keberadaan materiil dasar kita, mencakup butir-butir yang yang oleh
Maslow dianggap sebagai kebutuhan psikologis dan keamanan.
2. Relatedness (keterhubungan) Hasrat yang kita miliki untuk memelihara hubungan
antar pribadi yang penting. Hasrat sosial dan status menuntut terpenuhinya interaksi
dengan orang-orang lain, dan hasrat ini sejalan dengan kebutuhan sosial Maslow
dan komponen eksternal pada klasifikasi penghargaan Maslow.
3. Growth (pertumbuhan) Hasrat intrinsik untuk perkembangan pribadi, yang
mencakup komponen intrinsik dari kategori penghargaan Maslow dan karakteristik-
karakteristik yang tercakup pada aktualisasi diri. Berbeda dengan teori hierarki
kebutuhan, teori ERG memperlihatkan bahwa lebih dari satu kebutuhan dapat
berjalan pada saat yang sama, dan jika kepuasan pada kebutuhan pada kebutuhan
tingkat lebih tinggi tertahan, maka hasrat untuk memenuhi kebutuhan tingkat lebih
rendah meningkat
2) Kepemimpinan supportif
Kepemimpinan ini mempunyai kesediaan untuk menjelaskan sendiri, bersahabay,
mudah didekati, dan mempunyai perhatian kemanusiaan yang murni terhadap para
bawahannya.
3) Kepemimpinan partisipatif
Pada gaya kepemimpinan ini pemimpin berusaha meminta dan menggunakan
saran-saran dari para bawahannya. Namun pengambilan keputusan masih tetap
berda padanya.
4) Kepemimpinan berorientasi pada prestasi
Gaya kepemimpinan ini menetapkan serangkaian tujuan yang menantang
bawahannya untuk berpartisipasi. Pemimpin juga memberikan keyakinan kepada
mereka bahwa mereka mampu
melaksanakan tugas pekerjaan mencapai tujuan secara baik (Miftah Thoha, 2007:
42).
2. Tipe Militeristis Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari
seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi
militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang
memiliki sifat-sifat berikut :
a. Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan;
b. Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan
jabatannya;
c. Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan;
d. Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan;
e. Sukar menerima kritikan dari bawahannya;
f. Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3. Tipe Paternalistis Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang
paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut :
a. Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa; bersikap terlalu
melindungi (overly protective);
b. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil
keputusan;
c. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif;
d. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan
daya kreasi dan fantasinya;
e. Sering bersikap maha tahu.
4. Tipe Karismatik Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-
sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui
bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan
karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya yang sangat besar,
meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka
menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab
musabab seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering hanya
dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supra
natural powers). Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan
sebagai kriteria untuk karisma.
3. Loyalitas. Dengan loyalitas yang tinggi dapat diharapkan antara lain tanggung
jawab yang lebih besar.
8. Inisiatif dan kreatif. Untuk syarat promosi jabatan terhadap jabatan tertentu,
mungkin syarat tingkat inisiatif dan kreatif merupakan syarat yang harus
diperhatikan. Hal ini disebabkan karena untuk jabatan tersebut sangat
diperlukan inisiatif dan kreatif.
Syarat promosi dapat dipakai untuk menetapkan siapa saja yang berhak
untuk segera dipromosikan, Menurut Nitisemito (1996 : 82) beberapa syarat
penetapan promosi :
1. Pengalaman
Banyaknya pengalaman seorang karyawan sering kali digunakan sebagai salah satu
syarat untuk promosi, karena dengan adanya pengalainan yang lebih banyak, maka
diharapkan kemampuan kerja yang tinggi, ide yang lebih banyak, dan sebagainya.
2. Tingkat Pendidikan
Ada sebagian perusahaan memberikan syarat minimal pendidikan agar dapat
dipromosikan pada jabatan tertentu. Hal ini mempunyai alasan bahwa dengan
pendidikan yang lebih tinggi, maka dapat diharapkan karyawan yang memiliki jalan
pemikiran yang lebih baik.
3. Loyalitas
Loyalitas atas kesetiaan terhadap perusahaan tempat karyawan bekerja sering kali
digunakan sebagai syarat promosi Hal ini disebabkan karena dengan loyalitas yang
tinggi karyawan diharapkan memiliki tanggung jawab yang lebih besar.
4. Kejujuran
Untuk jabatan-jabatan tertentu mungkin kejujuran merupakan syarat yang utama
yang perlu diperhatikan, misalnya untuk jabatan kasir atau bagian keuangan,
kejujuran adalah merupakan syarat utama yang harus di perhatikan .
5. Tanggung Jawab
Seringkali perusahaan memerlukan tanggung jawab yang cukup besar sehingga
masalah tanggung jawab merupakan syarat utama untuk promosi. Apabila seorang
karyawan meniiliki tanggung jawab dalam melakukan pekerjaan yang kecil, maka
demikian juga dalam melakukan pekerjaan yang besar.
6. Kepandaian dalam bergaul
Untuk promosi pekerjaan tertentu mungkin diperlukan kepandaian bergaul. Sehingga
persyaratan kemampuan bergaul dengan orang lain perlu dicantumkan untuk
promosi jabatan tersebut misalnya untuk jabatan salesman dimana syarat ini sangat
penting untuk diperhatikan.
7. Prestasi kerja
Pada umumnya setiap perusahaan mencantumkan syarat prestasi kerja untuk
promosi. Hal ini dapat dilihat dari catatan-catatan prestasi yang telah dikerjakan.
Promosi tetap adalah seorang karyawan dipromosikan dari suatu jabatan ke jabatan
yang lebih tinggi karena karyawan tersebut telah memenuhi syarat untuk
dipromosikan. Sifat promosi ini adalah tetap.
Promosi kecil adalah menaikkan jabatan seseorang karyawan dari jabatan yang
tidak sulit dipindahkan ke jabatan yang sulit meminta keterampilan tertentu, tetapi
tidak disertai dengan peningkatan wewenang, tanggung jawab dan gaji.
Hal ini jelas membuat puluhan massa ini merasa kecewa karena harus kembali
pulang tanpa membawa hasil apapun. “Jika dalam waktu satu pekan ini tidak ada
hasil yang memuaskan, kami akan kembali mengerahkan massa dalam jumlah yang
lebih besar untuk mengadukan nasib 13 rekan kami yang di-PHK tersebut ke
gubernur,” kata Koordinator Lapangan, Junaidi, Selasa (9/9).
Dua tuntutan dibawa massa dari Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI)
ke Disnaker Palembang, yaitu tuntutan untuk kembali dipekerjakannya 13 perawat
dan penunjang medis yang dipecat pada Juni lalu serta pengangkatan seluruh
pekerja outsourcing menjadi karyawan tetap. Menurutnya, pemecatan 13 pekerja di
RSPP ini setelah diadakannya tes yang dimulai sejak Februari lalu dengan dalih
manajemen ingin mengangkat mereka menjadi karyawan tetap.
3.2 Pembahasan Contoh Kasus
3.2.1 Tujuan Motivasi kerja, kepemimpinan, promosi dan mutasi
Pada hal ini untuk mendapatkan posisi jabatan yang tetap pada suatu rumah
sakit besar merupakan hal yang diingikan oleh seluruh pegawai, begitu juga pada
kasus tersebut pegawai outsourching yang ada di rumah sakit pertamina Palembang
yang ingin sekali untuk menjadi pegawai tetap.
Dalam hal ini kelompok kami akan membahas rumah sakit petamina Jaya
yang menjadi anak induk terbesar yang ada di jabodetabek yang mana Rumah sakit
pusatnya yaitu RSPP (Rumah sakit Pertamina Pusat) juga berada di jabodetabek.
Kami melakukan pembahasan kasus yang ada pada berita dengan menjawab
secara manajement yang ada di RSPJ yang mana merupakan masih dalam satu
tanggung jawab dari Pertamedika.
Motivasi kerja yang ada di RSPJ sangatlah baik, yaitu dalam management
sudah ditanamkan bahwa harus menciptakan hubungan erja yang harmonis baik
sesama rekan kerja maupun atasan. Sehingga menjadi komunikasi yang sangat baik
yang menghasilkan kinerja yang produktif dan juga mengminimalisir terjadinya
misscomunication yang mana akan berdampak negative bagi management.
Kepemimpinan yang dilakukan pada RSPJ sangat lah memotivasi dan juga
melakukan kebijakan yang mana akan efisien dan juga efektif bagi rumah sakit.
Dalam hal ini kepala sdm yang ada di RSPJ sangat penting perannya dalam
memotivasi, dan memiliki tujuan yang efektif maupun efisien bagi management. Di
RSPJ kepala SDM sangat mengutamakan sistem kekeluargaan dan juga
pendekatan personal yang rutin terhadap pegawai yang ada di RSPJ sehingga
pegawai nyaman, produktif, inovatif dan juga loyal terhadap management.
Promosi yang dilakukan oleh RSPJ sering sekali dilakukan. RSPJ memiliki
klinik satelit yang tersebar di Jakarta, Depok, Bogor maupun Tanggerang kemudian
pekerja yang ada di klinik diangkat menjadi pegawai di RSPJ yang mana akan
memiliki tanggung jawab yang lebih besar yaitu ikut bertanggung jawab atas
kebutuhan dari semua klinik dan juga memperhatikan perkembangan dan juga
hambatan yang terjadi di semua klinik, namun RSPJ juga akan memberikan
tunjangan yang besar terhadap pegawai tetapnya dari segi kesehatan maupun
financial.
Mutasi juga terjadi di RSPJ, hal ini dilakukan karena sebuah apresiasi dari
rumah sakit kepada pegawainya. Contohnya adalah perawat yang ada di RSPJ
dimutasi ke klinik yang ada di jabodetabek.
3.2.3 Jenis dan Dimensi motivasi kerja, Kepemimpinan, promosi dan mutasi
Jenis Motivasi yang dilakukan oleh atasan maupun sesame rekan kerja
merupakan motivasi yang positif. Maka kinerja yang dilakukan dari tahun ketahun
semakin baik sehingga ketika terjadi akreditasi dilakukan hasilnya sangat muaskan
yaitu dengan hasil RSPJ merupakan rumah sakit Paripurna.
Jenis Kepemimpinan yang diterapkan di RSPJ adalah partisipasi. Kepala-
kepala bagian divisi yang ada di RSPJ akan mengambil keputusan dengan
pertimbangan saran dan juga pendapat maupun aspirasi dari bawahannya. Dan
untuk mengapresiasi bawahannya yang berpretasi kepala divisi tersebut akan
mengpresiasi dengan tidak hanya dari sisi financial namun dengan pendekatan
hubungan kekeluargaan.
Jenis promosi yang dilakukan oleh RSPJ ada dua jenis yaitu Promosi
sementara dan tetap. Promosi sementara dilakukan karena untuk mengisi
kekosangan jabatan yang lowongan perlu segera diisi sedangkan untuk promosi
tetap yaitu menaikan jabatan yang lama ke baru dengan memenuhi pesyaratan yang
ada.
Jenis Mutasi yang dilakukan adalah salah satunya adalah shift transfer.
Mutasi ini dilakukan ke dinas malam ke siang dengan job desk yang sama beban
yang kerja yang sama hanya dilakukan perubahan di siang ataupun malam. Mutase
ini dilakukan biasanya dilakukan di divisi perawat dan front office.
Dimensi motivasi terdapat 3 hal yaitu karena kebutuhan , dorongan dan tujuan.
Untuk RSPJ Management menggunakan semua dimensi tersebut yaitu sebagai
suatu kebutuhan untuk selalu memberikan pelayanan kesehatan yang optimal untuk
pasien, mendorong semua usaha dan kerja untuk selalu meberikan pelayanan yang
selalu inovatif, efisien dan efektif sehingga tujuan dari rumah sakit tercapai dengan
cepat dan tepat.
Dimensi kepemimpinan terdapat dua hal yaitu kepedulian dan memprakarsai struktur
sehingga perkerjaan yang dilakukan dengan pendekatan hubungan yang erat
sehingga pekerjaan dapat terlaksana dengan tepat waktu.
Dimensi promosi terdapat 4 yaitu kesempatan, kemampuan,keadilan dan prosedur.
RSPJ menggunakan 4 dimensi tersebut untuk menetukan promosi. Kesemaptan
dibuka berdasarkan Pendidikan yang harus dipenuhi yang salah satu menjadi syarat
jabatan. Kemudian kemampuan merupakan yang sangat penting karena tidak hanya
Pendidikan yang tinggi namun harus memiliki kemampuan di bidangnya sehingga
dapat menyelesaikan masalah yang ada. Lalu keadilan juga dilakukan dengan
melakukan promosi jabatan secara adilan kepada seluruh pegawai denga
pertimbangan yang seadil-adilnya. Terkahir semua tahapan tersebut harus sesuai
dengan prosedur yang di tetapkan oleh management. Dengan begitu semua proses
sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.
Dimensi mutase terdapat 3 dimensi yaitu kemampuan, prestasi dan kesehatan yang
sesuai. RSPJ menggunakan ke tiga dimensi tersebut dalam management.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan tinjauan teori dan pembahasan contoh kasus pada makalah ini,
dapat kita tarik beberapa kesimpulan yakni:
1. Motivasi sangatlah penting di RSPJ karena memberikan dorongan yang
sangat positif bagi pegawai maupun atasan. Karena jika atasan memberikan
motivasi yang tepat maka tujuan yang telah atasan susun ataupun buat akan
tercapai dengan tepat begitu pula dengan pegawai jika tujuan dari
manajemen tercapai maka akan diapresiasi berupa financial dan juga
kesehatan dari management.
2. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mengetahui strategi yang terbaik
dalam menentukan tujuan ataupun pencapaian terbaik bagi management.
Namun tidak hanya pandai dalam menetukan strategi tujuan namun harus
bisa membangun kepercayaan, membangkitkan semangat, hubungan secara
personal melalui hubungan kekeluargaan dan juga dapat meyakinin bawahan
bahwa strategi tersebut dapat tercapai. Tidak kalah penting juga ketika
pembuatan keputusan harus ada masukn dan juga saran dari bawahan
sehingga bawahan dapat merasa di akui dan juga kebijakan yang dibuat
dapat sepenuhnya di dukung oleh seluruh tim ataupun seluruh karyawan.
3. Promosi merukan hal penting untuk mengembakan karir ketika kita bekerja.
Maka RSPJ melakukan promosi untuk dapat membantu pegawai yang telah
berkontribusi besar kepada management dengan cara memberikan promosi
jabatan sehingga management akan memberikan feedback yang baik berupa
financial dan juga kesehatan yang lebih tinggi sesuai dengan promosi jabatan
yang diterima.
4. Mutasi merupakan keputusan yang tepat dibuat oleh management. Karena
jika Rumah sakit besar maka keputusan ini merupaka keputusan yang tepat,
dibeberapa posisi pada rumah sakit yang memiliki cabang terkadang terdapat
posisi yang harus cepat diisi sehingga mutasi menjadi pilihan terbaik. Karena
orang yang dimutasi merupakan orang yang telah bekerja di rumah sakit yang
sama sehingga akan lebih aman jika memutasi orang yang sedang berkerja di
rumah sakit yang sama walaupun hanya beda cabangnya saja.
DAFTAR PUSTAKA
Flippo, Edwin B, 1984, Personel Management, Sixth Edition, McGraw Hill, New York.
Gibson, Ivancevich and Donnely, 1987, Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses, Edisi
kelima, Terjemahan, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Kadarman, A.M., et.al, 1992, Pengantar Ilmu Manajemen: buku panduan mahasiswa
,Jakarta, A.A. Bakelma VitgeversB.V.
Handoko Hani. 2008. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. BPFE :
Yogyakarta. Hasibuan Malayu. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi
Revisi. PT. Bumi Aksara.Jakarta.
Hasibuan Malayu. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta.
Susanto, A.B. (2007). The Jakarta consulting group on family business. Jakarta :
The Jakarta Consulting Group.