Anda di halaman 1dari 6

HAKEKAT GEREJA

CHARLIE E. N. TUNGGA 1808010076


HELENRI J. SALMAY 1808010063
A. Istilah Gereja
Terdapat beberapa istilah yang berkaitan dengan arti gereja, yakni :
a) Qahal
Dalam Perjanjian Lama (bahasa Ibrani), Gereja disebut dengan istilah “qahal” yang berarti “memanggil”
atau “mengumpulkan”. Kata ini biasa digunakan kepada bangsa Israel dalam arti “jemaat” atau
perhimpunan umat Allah (Hakim-Hakim 20 : 2, 1 Raja-Raja 8 : 14)
b) Kuriaken
Gereja juga dikenal dengan istilah kuriaken atau “kuriake” dari bahasa Yunani, yang berarti milik atau
kepunyaan Allah. Dari istilah ini kemudian diperoleh istilah dalam bahasa asing, misalnya “church”
(bahasa Inggris), “kerk” (bahasa Belanda) dan “kirche” (bahasa Jerman)
c) Igreja
Kata gereja dalam bahasa Indonesia merupakan terjemahan kata “Igreja” dalam bahasa Portugis. Kata
Igreja dalam bahasa Portugis berasal dari kata ecclesia dalam bahasa Latin. Dan kata ecclesia itu sendiri
juga merupakan terjemahan kata Yunani ekklesia. .
d) Ekklesia
“Ekklesia” (bahasa Yunani) berasal dari dua suku kata yakni “ek” berarti keluar dan “kaleo” berarti
memanggil. Jadi, ekklesia artinya dipanggil keluar dari kehidupan mereka yang lama dan dikuduskan atau
“diasingkan” dari persekutuan lain di dunia ini.

B. Pengertian Gereja

Alkitab adalah sumber pengertian yang sempurna tentang Gereja. Hal ini dapat dilihat dalam :
 Keluaran 20 : 2 “Akulah Tuhan, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari
tempat perbudakan” 1
 1 Petrus 1 : 2 bahwa Gereja adalah orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Alllah, Bapa Kita
dan yang dikuduskan oleh Roh Kudus, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-
Nya”
 1 Petrus 2 : 9 – 10 yang berbunyi “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa
yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, untuk memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari
Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib; kamu, yang
dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahlu tidak dikasihani
tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan”

Keberadaan gereja ditandai dengan adanya persekutuan untuk ibadah, pengajaran, dan pelayanan kasih.
Jadi, gereja adalah persekutuan orang-orang yang dipanggil keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang
ajaib, orang-orang yang dipilih untuk dijadikan miliknya. Gereja adalah umat Tuhan, gereja adalah garam dan
terang dunia dan pengertian yang paling penting dan hakiki ialah bahwa gereja adalah anggota tubuh Kristus.

Selain itu, Gereja juga dipahami dalam 2 pengertian, yaitu :


1) Gereja universal, adalah gereja yang terdiri dari semua orang yang tersebar di seluruh bumi (Lukas 17 : 20
– 21) yang telah dibaptis di dalam Roh Allah menjadi anggota tubuh Kristus.
2) Gereja setempat, adalah kelompok orang-orang percaya yang berkumpul disuatu tempat tertentu. Misalkan
jemaat di Yerusalem (Kisah Para Rasul 4 : 32-35), Jemaat di Efesus (Kisah Para Rasul 20 : 7).
C. Sifat – Sifat Gereja

1. Gereja adalah Esa


Dalam Efesus 4 : 3 - 6 dikatakan “Dan berusahalah memelihara kesatuan roh oleh ikatan damai
sejahtera: satu tubuh, dan satu roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang
terkandung dalam panggilan, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah, dan Bapa dari semua, Allah
yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua”. Rasul Paulus mengungkapkan hal ini. Ketika ia
berbicara tentang “ kesatuan jemaat dan karunia yang berbeda-beda”. Dari apa yang telah disampaikan ini
dapatlah dipahami bahwa konsep rasul Paulus tentang orang-orang percaya yang ada di Efesus 1:1 adalah
satu
            Hal yang tidak dapat dipungkiri adalah bahwa yang terjadi sekarang ini begitu banyak nama-nama
gereja yang bermunculan di dunia ini. Kalau demikian layakkah kita mengatakan bahwa Gereja adalah
satu? Atau  dimana sebenarnya letak  kesatuan Gereja yang dimaksud? Letak  kesatuan gereja yang
dimaksud adalah:  satu Allah   (Allah yang telah menyatakan dirinya sendiri kepada manusia dalam
Kjadian 1:1 dan diyakini sebagai  pencipta langit dan bumi serta segala isinya). Satu tubuh, sebagai anggota
tubuh Kristus, di sinilah letak pengertian dasar Gereja yang   paling mendasar dan mendalam yang tidak
dapat dilupakan oleh orang-orang Kristen  sepanjang masa dan di semua tempat, Satu panggilan ,Satu
iman, Satu baptisan, Satu sumber kekuatan, Satu pengharapan dan kasih di dalam Kristus.

2. Gereja adalah Kudus


Istilah “kudus” bukanlah sesuatu yang asing dalam Alkitab. Bahkan Alkitab berulangkali
menyinggung istilah ini. Istilah ini biasanya dipergunakan, ditujukan bagi mereka-mereka yang telah
percaya kepada Kristus Yesus,misalnya dapat kita baca dalam Efesus 1:1 “Dari  Paulus, rasul Kristus
Yesus oleh kehendak Allah, kepada orang-orang kudus”.  Juga dapat dibaca dalam Kolose 1:2 “Kepada
saudara-saudara yang kudus dan yang percaya dalam Kristus di Kolose”, bd juga Filipi 1:1, 1 Korintus
1:1-2 dan lain-lain. Dari beberapa ayat-ayat Perjanjian Baru tersebut, dapat kita ketahui bahwa kekudusan
yang ditujukan kepada orang-orang percaya bukanlah sesuatu yang abstrak, melainkan suatu kenyataan
yang telah terjadi dalam suatu perubahan yang radikal, yaitu perubahan dari hidup yang lama kepada hidup
yang baru, yang dikerjakan oleh Kristus Yesus melalui karya penebusanNya di kayu salib (bd Efesus 4:22-
24, Roma 8:2).
       Kata  “kudus” dalam bahasa aslinya (Ibrani: Qahal) berarti diasingkan, disendirikan. Dari pengertian
ini bukan berarti Gereja harus diasingkan dari dunia ini ketempat dimana orang-orang yang tidak percaya
tidak ada. Namun diasingkan disini berarti Gereja, orang percaya harus diasingkan dari pola hidup, gaya
hidup orang-orang yang tidak mengenal Tuhan. Gaya hidup orang percaya adalah gaya hidup yang sudah
meninggalkan kehidupan yang lama, masuk dalam gaya hidup yang baru yakni hidup yang dipimpin oleh
Tuhan. Oleh karena itu Alkitab senantiasa menekankan bahwa orang Kristen senantiasa dipanggil untuk
menguduskan diri, untuk mengasingkan diri bagi Tuhan (bd  Ibrani 12:14; 1 Tesalonika 5:15.)
Sebagai tambahan, berikut dapat kita lihat sebagai dasar kekudusan gereja seperti tertera di bawah ini :
1. Dasar pertama 1 Petrus 2:9-10: “ tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang
kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitahukan yang besar dari Dia, yang telah
memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan umat
Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umatNya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi sekarang telah
beroleh belas kasihan.
2. Dasar kedua terdapat dalam  Pengakuan Iman Rasuli, seperti “Aku percaya kepada Roh Kudus, Gereja
yang kudus”. Allah menguduskan gerejaNya melalui percikan darah dan kematian Yesus Kristus pada
kayu salib di bukit Golgota. Dengan pengorbanan Yesus Kristus inilah Dia menyempurnakan semua yang
dilakukan bangsa-bangsa untuk pengampunan dan penghapusan dosa manusia.
3. Gereja adalah Am.
Dalam Pengakuan Iman Rasuli disebutkan “Aku percaya kepada Roh Kudus; gereja yang kudus dan
am”. Kata yang diterjemahkan untuk “am” adalah “katholikos”  yang berarti umum, tidak terbatas,
memiliki peranan yang luas, dan meliputi segala sesuatu.  Jika Gereja di sebut “am” hal itu berarti, bahwa
Gereja menerobos segala batasan dan memiliki perspektif umum. Gereja yang umum artinya gereja yang
terbuka bagi setiap orang atau golongan. Gereja terbuka bagi semua golongan,  umur, jenis kelamin, suku,
bahasa dan bangsa, warna kulit, status sosial, tingkat pendidikan,dll. Gereja harus membumi dan mendunia
untuk membawa kabar sukacita bagi semua bangsa (Matius 28).

4. Gereja yang Rasuli


Sebutan  “rasul” dan “rasuli” mengandung pengertian yang berbeda ada yang mengatakan “rasul”
menunjuk kepada ke-12 rasul sebagai murid-murid Tuhan Yesus. Namun, ada juga yang mengatakan
bahwa istilah ”rasuli” menunjuk kepada “Apostolos” (bahasa Yunani) yang berarti yang diutus, jadi gereja
yang rasuli berarti gereja yang diutus untuk melaksanakan tugas dan pangilannya di dunia untuk membawa
kabar baik.

D. Tugas Gereja

1) Koinonia (Persekutuan)
Istilah Koinonia diambil dari bahasa Yunani yaitu “koin” yang berarti bagi. Arti utama dari kata koin
adalah mendapat bagian dalam sesuatu dengan seseorang. Ini menunjukkan bahwa kata ini mengandung
arti kemurahan hati yakni bersama-sama mendapat bagian atau memberi bagian dalam sesuatu.
Tugas gereja sebagai koinonia berarti gereja didunia ini mempunyai tugas dan kewajiban untuk
mempertahankan, memelihara, dan membangun persekutuan yang sudah ada agar menjadi persekutuan
yang lebih baik dan indah (Yoh. 17 : 21-23)

2) Marturia (Bersaksi)
Istilah Marturia berasal dari bahasa Yunani “marturea” artinya saksi. Saksi adalah orang yang memberi
kesaksian tentang sesuatu yang telah ia lihat sendiri. Sedangkan kesaksian adalah sesuatu yang telah
disaksikan. Para Rasul adalah saksi-saksi utama tentang hidup dan kebangkitan Kristus.
Gereja menetapkan kesaksian sebagai salah satu misi / tugasnya didunia karena gereja sendiri telah
mengalami pekerjaan Kristus di bumi, bahkan oleh karena pekerjaan-pekerjaan Kristus itulah gereja lahir.
Selain itu, adalah panggilan gereja untuk menyaksikan pekerjaan-pekerjaan Kristus dan ajaran-ajaran-Nya
bagi dunia. Gereja tidak boleh pasif tetapi harus bersaksi karena untuk itulah gereja diutus ke dunia.

3) Diakonia (Pelayanan)
Istilah diakonia merupakan istiilah Yunani yang berarti pelayanan. Terdapat 3 kata yang berkaitan
dengan diakonia yakni :
1. Diakonos : Pelayan
2. Diakoneo : Melayani
3. Diakonia : Pelayanan
Gereja menetapkan diakonia sebagai salah satu tugasnya sekaligus identitasnya didunia. Artinya gereja
adalah gereja yang melayani seperti pernyataan Kristus bahwa Ia datang untuk melayani bukan dilayani
(Matius 20:28). Disinilah nilai melayani terletak pada pengorbanan. Jadi, gereja dalam tugas melayani
berarti harus bersedia mengorbankan diri.
4) Liturgia (Ibadah / Tata Ibadah)
Istilah liturgia berasal dari dua kata Yunani yaitu “Leitos” dan “Ergos”. Leitos artinya umum dan ergos
artinya pekerjaan. Jadi liturgi artinya pekerjaan umum.
Pada abad ke-16 liturgi mulai masuk dalam unsur-unsur ibadah antara lain dalam pelayanan perjamuan
suci didalam tradisi gereja yang juga tampak dalam liturgi gereja Ortodoks Timur. Dan pada akhirnya
liturgi menjadi penting dalam pelayanan gereja sampai hari ini.
Liturgi memiliki hubungan dengana kehidupan karena liturgi merupakan minatur / demonstrasi dari
kehidupan nyata manusia. Artinya ketika umat beribadah sebetulnya ia sedang merayakan hasil
pekerjaannya sehari-hari bersama Tuhan karena suasana liturgi adalah gembira dan penuh ucapan syukur
atas curahan berkat Allah. Jadi liturgi gereja adalah liturgi kehidupan. Kita menjumpai Allah dalam
kehidupan kita sehari-hari dan mempersembahkan karya kita kepada Allah melalui perayaan Ibadah.
Liturgi adalah satu tugas yang ditetapkan gereja dengan maksud untuk mendidik warga jemaat untuk
beribadah kepada Allah. Ibadah kepada Allah merupakan respon umat atas anugerah yang diterima oleh
Allah dimana menuntun sikap badan penuh hormat kepada Allah.

5) Oikonomia (Penata Layanan)


Kata Oikonomia berasal dari bahasa Yunani yaitu Oikos yang berarti Rumah Tangga dan Nomos berarti
aturan. Jadi arti oikonomia adalah aturan kerumahtangaan atau yang sering disebut oleh gereja sebagai
Penatalayanan. Kata menatalayani mengandung maksud mengatur bumi sebagai rumah tangga Allah
sekaligus melayani-Nya. Tugas ini tidak sebatas menentukan rambu –rambu / batasan-batasan / pedoman
tetapi mengisinya dengan pelayanan yang bersentuhan dengan kehidupan nyata umat dan lngkungan
hidupnya. Tugas ini meliputi tugas pembangunan yaitu pembangunan keorganisasian, pembangunan
ekonomi dan pembangunan lingkungan hidup.

E. Gereja Sebagai Institusi Sosial (Lembaga)

Institusi sosial adalah perkumpulan yang dilembagakan oleh undang-undang, adat atau kebiasaan atau
dapat juga disebut sebagai persekutuan, perkumpulan, organisasi sosial yang berkenaan dengan mayarakat.
Dalam hal ini gereja disebut sebagai lembaga atau institusi sosial. Ketika manusia berhadapan dengan
pertanyaan bagaimana membina dan melayani umat Tuhan, maka manusia berhadapan dengan kebutuhan
membentuk organisasi gereja. Namun sebagai organisasi atau institusi sosial, gereja berbeda dengan lembaga-
lembaga lainnya, karena Gereja terbentuk oleh Allah yang memanggil, bukan sekedar adanya orang yang
berkumpul karena adanya kepentingan bersama. Gereja mempunyai hakekat yang lain. Gereja berada di dalam
dunia tetapi bukan berasal dari dunia (Yoh 17:11). John Stott mengatakan bahwa gereja mempunyai identitas
ganda. Di satu pihak orang percaya dipanggil untuk keluar untuk menjadi milik Allah dan di lain pihak diutus
kembali ke dalam dunia untuk menjadi saksi-Nya dan untuk melayani.
Gereja berada di dalam dunia karena Gereja dipanggil menjadi saksi Kristus di tengah dunia. Sebagai
garam dan terang (Mat 5) mempunyai berbagai peranan baik secara individual maupun secara organisasi, dalam
segala bidang untuk melayani masyarakat (pendidikan, kesehatan, politik, sosial, seni, dan lain-lain). Namun
sayangnya gereja masa kini banyak yang sibuk berkutat hanya dalam gereja sendiri.
Adapun, ciri gereja sebagai lembaga ialah :
1. Memiliki struktur organisasi dan badan-badan
2. Memiliki aturan atau tata usaha
3. Memiliki program pelayanan
4. Memiliki manajemen dan administrasi
F. Gereja Sebagai Persekutuan

Sebelum gereja bisa menjalankan peran sosial di tengah masyarakat, maka gereja perlu menjadi gereja
yang bertumbuh terlebih dahulu. Kitab Efesus memberikan gambaran tentang gereja sebagai wadah untuk:
 Mengumpulkan dan menumbuhkan tubuh Kristus……. Ef 1:22-23
 Membangun sebuah tempat ibadah/bangunan …………. Ef 2:21-22
 Membangun sebuah keluarga ………………………....... Ef 3:15
 Mendewasakan seseorang …………………………….....Ef 2:15 4:13
 Mempersiapkan seorang mempelai wanit………………. Ef 5:23-33
 Melengkapi/melatih seorang serdadu ……………………Ef 6:10-18

Jelaslah kitab Efesus menggambarkan mengenai komunitas baru yang dibentuk oleh Kristus sendiri
melalui karya di kayu salib. Gambaran gereja sebagai tubuh Kristus mengisyaratkan keberbagaian dalam
persekutuan orang percaya dimana kita belajar saling menerima dan saling mendukung, saling membangun satu
terhadap yang lain melalui berbagai karunia yang Allah berikan kepada masing-masing orang (1Kor 12, Rm 5).
Koordinasi yang baik dan tidak saling menonjolkan diri menggambarkan gereja sebagai tubuh Kristus tunduk
kepada Kristus yang adalah kepala tubuh.
Dalam gereja pulalah Allah memberikan pemimpin-pemimpin rohani (Ef 4:13-15) sehingga umat boleh
terus bertumbuh dalam pengenalan akan Dia, dan semakin dewasa tidak mudah diombang-ambingkan oleh
berbagai pengajaran yang menyesatkan sehingga semakin sempurna dan terus membangun di dalam Dia, bagi
kemuliaan-Nya.
Karenanya dinasehatkan agar orang percaya tidak meninggalkan persekutuan Ibr 10:24-25 tetapi saling
mengingatkan, saling menguatkan dan saling melayani sesama anggota  Dengan cara demikianlah gereja
sebagai individu maupun jemaat boleh terus membangun dirinya dan menjadi berkat bagi sekelilingnya.

Anda mungkin juga menyukai