Anda di halaman 1dari 81

PANDANGAN PEMUDA KRISTEN GMIT SAMARIA

NEOLBAKI TENTANG PASANGAN KUMPUL KEBO PADA


JEMAAT GMIT SAMARIA NOELBAKI KLASIS KUPANG
TENGAH TAHUN 2021

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan

OLEH :
MARIANA ROHI
17113883

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN TEOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN ARTA WACANA
KUPANG
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi penelitian atas nama Mariana Rohi, Nim. 17113883, yang berjudul

:“Pandangan Pemuda Kristen Tentang Pasangan Kumpul Kebo di Jemaat

GMIT Samaria Noelbaki, Klasis Kupang Tengah” Skripsi ini telah diperiksa dan

disetujui oleh dosen pembimbing untuk di presentasikan dalam forum siding skripsi

Pada :

Hari :
Tanggal :

Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Lukas Manu, M.Pd Melkias A. Manggoa, S.Pd, M.Pd


NIDN:0803116201 NIDN:0814057601

Mengetahui,
Ketua Program Studi IPT

Drs. Martinus Metboki, M.Si


NIDN:0802056201

i
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi saudari “MARIANA ROHI” dengan judul “PANDANGAN


PEMUDA KRISTEN GMIT SAMARIA NOELBAKI TENTANG PASANGAN
KUMPUL KEBO PADA JEMAAT GMIT SAMARIA NOELBAKI KLASIS
KUPANG TENGAH TAHUN 2021” Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji
Skripsi FKIP UKAW Kupang pada tanggal 25 Januari 2022 dan dinyatakan LULUS
pada tanggal 25 Januari 2022.

DEWAN PENGUJI

No. Nama Status Tanda Tangan Tanggal

1. Dina A. Natonis, S.Pd, M.Pd Penguji Utama

2. Drs. Poho Pabala, M.Pd Penguji Anggota

3. Drs. Lukas Manu, M.Pd Penguji Anggota


Pembimbing I

4. Melkias A. Manggoa, S.Pd, M.Pd Penguji Anggota


Pembimbing II

ii
MOTTO

“Aku tahu bahwa Engkau sanggup melakukan segala

sesuatu dan tidak ada rencana-Mu yang gagal”

Ayub 42:2

iii
ABSTRAK
PANDANGAN PEMUDA KRISTEN GMIT SAMARIA NOELBAKI
TENTANG PASANGAN KUMPUL KEBO PADA JEMAAT GMIT
SAMARIA NOELBAKI KLASIS KUPANG TENGAH

Rohi M. (*) Manu L. (**) Manggoa. A. M (**)


Pernikahan merupakan ikatan permanen antara seorang laki-laki
dan perempuan sebagai suami istri yang disahkan secara agama, adat dan
pemerintah. Namun ada juga pasangan yang hidup bersama sebagai suami
istri tanpa melakukan proses agama, adat dan pemerintah yaitu kumpul
kebo. Bahkan juga ada yang melakukan seks diluar nikah dan saling
meninggalkan. Melakukan hubungan seks sebelum sah menjadi suami
istri merupakan penyerahan tubuh dan jiwa seseorang kepada orang lain,
melepaskan pemuasan nafsu kelamin berarti ia merusak hidupnya. Karena
itu, pemuda sebagai tulang punggung dan generasi penerus gereja dan
bangsa harus terhindar dari perilaku menyimpang tersebut agar dapat
mencerminkan sikap dan perilaku yang patut dicontoh. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pandangan pemuda tentang
pasangan kumpul kebo dan untuk mengetahui tindakan pemuda agar
terhindar dari kumpul kebo di jemaat GMIT Samaria Noelbaki. Metode
yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik yang
digunakan yaitu wawancara. Hasil penelitian menunjukan cinta yang
benar adalah perasaan yang tulus dari dalam hati yang menerima
kekurangan pasangan dan tidak menginginkan tubuh serta sesuatu yang
mendatangkan kesenangan sesaat. Pemuda juga tidak setuju dengan seks
diluar nikah karena dapat berdampak buruk seperti hamil diluar nikah,
stress, depresi, aborsi dan terjangkit penyakit seksual. Seks diluar nikah
disebabkan karena pergaulan bebas, kurangnya komunikasi dengan orang
tua dan kurangnya kasih sayang, masalah ekonomi sehingga ada yang
menjual diri. Kumpul kebo merupakan perbuatan yang menunjukan
ketidaksabaran seseorang untuk hidup bersama tanpa melakukan proses-
proses untuk mengsahkan sebuah hubungan pernikahan, kumpul kebo
terjadi karena hubungan yang tidak direstui, aturan adat dan hamil.
Tindakan yang diambil pemuda agar tidak melakukan kumpul kebo
adalah melibatkan Tuhan dalam hubungan, melakukan kegiatan positif,
aktif dalam kegiatan gereja, tidak berkencan ditempat sepi. Agar tidak
terjadi kumpul kebo perlu adanya kerja sama dari berbagai pihak seperti
masyarakat, gereja, pemerintah dan tokoh adat. Orang tua harus
mengontrol pergaulan anak, mendorong anak melakukan kegiatan positif,
sering berkomunikasi dengan anak. Pemerintah harus memberikan sanksi
yang tegas, sosialisasi dan membuat aturan yang melarang warga
melakukan kumpul kebo. Gereja juga harus mendorong dan mendoakan
pasangan kumpul kebo agar menikah, sering mengadakan nikah masal
dan membekali kaum muda dengan pengetahuan Alkitab. Tokoh adat
harus memperbaharui aturan adat sehingga tidak menghalangi pasangan
yang ingin menikah. Jika semua elemen melalukan perannya dengan baik
maka besar kemungkinan tidak terjadi kumpul kebo.
Kata kunci : Pandangan pemuda, pasangan kumpul kebo
Keterangan : Penulis (*)
: Pembimbing (**)
iv
PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus atas penyertaan dan cinta kasih-Nya sehingga Penulis

dapat menyelesaikan Penulisan skripsi ini dengan baik.

2. Papa terhebat Frans Tuka Rohi dan Mama tercinta Elisabeth Radja Ga yang

dengan tulus dan penuh cinta selalu mendukung dan mendoakan keberhasilan

Penulis.

3. Almamater tercinta FKIP-UKAW Kupang.

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas berkat dan rahmat-Nya Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul: “Pandangan Pemuda Kristen GMIT Samaria Noelbaki tentang

pasangan kumpul kebo pada jemaat GMIT Samaria Noelbaki”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini ada banyak pihak

yang membantu Penulis, untuk itu Penulis mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Ayub U. I. Meko, M.Si, sebagai Rektor Universitas Kristen

Artha Wacana Kupang dan seluruh jajaran yang sudah memberi peluang bagi

Penulis untuk mengikuti pendidikan di Universitas Kristen Artha Wacana

Kupang.

2. Bapak Dr. Andreas J. F. Lumba, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Artha Wacana.

3. Bapak Drs. Martinus Metboki, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu

Pendidikan Teologi yang telah memberikan pelayanan terbaik kepada

Penulis.

4. Bapak Melkias A. Manggoa, S.Pd, M.Pd, selaku Dosen Penasehat Akademik

dan selaku Dosen Pembimbing II yang selalu mengarahkan dan membimbing

Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Lukas Manu, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I yang

membimbing dan memberi arahan kepada Penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Dina A. Natonis, S.Pd, M.Pd selaku Dosen Penguji I yang telah menguji

dan memberikan masukan untuk Penulis.


vi
7. Bapak Drs. Poho Pabala, M.Pd selaku Dosen Penguji II yang telah menguji

dan memberikan masukan untuk Penulis.

8. Ketua Majelis Jemaat GMIT Samaria Noelbaki yang telah memberikan ijin

kepada Penulis untuk melakukan penelitian.

9. Keluarga besar Jemaat GMIT Samaria Noelbaki yang telah memberikan

kesempatan kepada Penulis untuk melakukan penelitian.

10. Kedua orangtua tercinta, papa Frans Tuka Rohi dan mama Elisabeth Radja

Ga yang selalu mendukung dan mendoakan Penulis.

11. Kakak-kakak terkasih, Kolo, Rido, Efi, Yuli, Erny, Nabbu danSinta.

12. Adik-adik terkasih Lape, Selvi, Henok, Sepri, Imelda, Dian, Apry, Mone,

Ester dan Jelita.

13. Patner terbaik kakak Jusno Y. Yulius yang selalu membantu dan mendukung

Penulis.

14. Keluarga besar Tuka Rohi-Radja Ga yang selalu mendukung dan mendoakan

Penulis.

15. Om Lodiwick Mone Rihi (alm) dan Bea tersayang Welmince Radja Ga yang

selalu mendukung dan mendoakan Penulis

16. Opa tercinta Thomas Tuka Rohi (alm) dan Bai Yohanes Radja Ga yang selalu

mendukung Penulis.

17. Sahabat terkasih Diana, Novri dan Yani.

18. Rekan mahasiswa IPT angkatan 2017 yang selalu memberikan motivasi

untuk Penulis.

19. Semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu yang

mendukung, membantu dan mendoakan Penulis.

vii
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, masih banyak

kekurangan dan kelemahan, baik itu sistematika Penulisan maupun penggunaan

bahasa. Untuk itu Penulis mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak

yang bersifat membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini

bermanfaat.

Kupang, Februari 2022

Penulis

Mariana Rohi

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii

MOTTO ............................................................................................................... iii

ABSTRAK............................................................................................................ iv

PERSEMBAHAN ................................................................................................ v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii

DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah ......................................................................................... 6

1.3 Batasan Masalah .............................................................................................. 6

1.4 Rumusan Masalah ............................................................................................ 7

1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 7

1.6 Manfaat dan Kegunaan ..................................................................................... 7

1.6.1 Manfaat akademik ................................................................................... 7

1.6.2 Manfaat praktis ...................................................................................... 8

BAB IILANDASAN TEORI .............................................................. 9

2.1 Pemuda ............................................................................................................ 9

2.1.1 Pengertian pemuda ................................................................................. 9

ix
2.1.2 Pengertian pemuda kristen ...................................................................... 9

2.1.3 Karakter pemuda .................................................................................... 10

2.1.4 Karakter kristiani .................................................................................... 10

2.2 Pandangan........................................................................................................ 11

2.2.1 Pengertian pandangan ............................................................................. 11

2.3 Kumpul Kebo................................................................................................... 11

2.4 Seks ................................................................................................................. 12

2.4.1 Pengertian seks ....................................................................................... 12

2.4.2 Faktor yang mempengaruhi perilaku seksual .......................................... 13

2.4.3 Aspek-aspek perilaku seksual ................................................................. 14

2.5 Cinta ................................................................................................................ 14

2.5.1 Pengertian cinta ...................................................................................... 14

2.5.2 Komponen cinta ..................................................................................... 14

2.5.3 Bentuk-bentuk cinta ............................................................................... 15

2.5.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi cinta ................................................. 16

2.6 Perkawinan ...................................................................................................... 17

2.6.1 Pengertian perkawinan ............................................................................ 17

2.6.2 Alasan melakukan perkawinan ................................................................ 18

2.6.3 Fungsi-fungsi perkawinan........................................................................ 18

2.7. Hubungan Seksual Sebelum Pernikahan .......................................................... 20

BAB III METODE PENELITIAN .................................................... 22

3.1 Definisi Operasional Konsep ........................................................................... 22

3.2 Metode Penelitian ........................................................................................... 23

3.3 Tempat dan Jadwal Penelitian .......................................................................... 23

3.3.1 Tempat .................................................................................................... 23


x
3.3.2 Waktu...................................................................................................... 23

3.4 Populasi dan Sampel ........................................................................................ 24

3.5 Jenis dan Sumber Data ..................................................................................... 24

3.6 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 25

3.7 Teknik Analisis Data ........................................................................................ 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 26

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................................. 26

4.1.1 Keadaan geografis Jemaat GMIT Samaria Noelbaki ............................... 26

4.1.2 Selintas sejarah jemaat ........................................................................... 26

4.1.3 Struktur organisasi.................................................................................. 32

4.2 Pemaparan dan Hasil Penelitian ....................................................................... 32

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................................ 57

4.4 Data Lapangan Berdasarkan Teori.................................................................... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 60

5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 60

5.2 Saran................................................................................................................ 61

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 63

LAMPIRAN ......................................................................................................... 65

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Status dan jumlah jemaat Samaria Noelbaki ........................................... 6

Tabel 3.1 Tabel operasional konsep ....................................................................... 22

Tabel 4.1 Pendeta yang melayani untuk periode 2012 – 2021................................. 31

Tabel 4.2 Struktur organisasi .................................................................................. 32

Tabel 4.3 Jumlah pemuda per rayon ....................................................................... 33

xii
DAFTAR SINGKATAN

GMIT : Gereja Masehi Injil di Timor

RUUKUHP : Rancangan Undang-Undang Hukum Pidana

PAR : Persekutuan Anak dan Remaja

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Gambar 1.1 : Wawancara dengan Pemuda A .......................................................... 65

Gambar 1.2 : Wawancara dengan Pemuda B .......................................................... 65

Gambar 1.3 : Wawancara dengan Pemuda C .......................................................... 66

Gambar 1.4 : Wawancara dengan Pemuda D .......................................................... 66

Gambar 1.5 : Wawancara dengan Pemuda E .......................................................... 66

Gambar 1.6 : Wawancara dengan Pemuda F .......................................................... 67

Gambar 1.7 : Wawancara dengan Pemuda G .......................................................... 67

Gambar 1.8 : Wawancara dengan Pemuda H .......................................................... 67

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia merupakan ciptaan Allah yang mulia, manusia pertama

diciptakan Allah yaitu laki-laki dan perempuan. Kehidupan manusia berjalan

begitu cepat dengan berbagai kebutuhan baik rohani maupun jasmani. Kebutuhan

rohani merupakan kewajiban manusia sebagai ciptaan Allah yang sudah ditebus

dari dosa, sedangkan kebutuhan jasmani merupakan kebutuhan badaniah. Dalam

pemenuhan kebutuhan ini sangat banyak tantangan dalam mencapainya, dimana

manusia diperhadapkan dengan keinginan daging yang bertentangan baik

menurut agama, adat istiadat dan pemerintah. Pada hakekatnya manusia tidak

dapat hidup sendiri tanpa kehadiran orang lain untuk melanjutkan karya-karya

Allah dibumi. Hasrat untuk hidup bersama memang telah menjadi pembawaan

manusia yang merupakan suatu keharusan badaniah untuk melangsungkan

hidupnya. Manusia memiliki naluri seksual yang dianugerahkan Allah, naluri itu

penting karena membuat eksistensi manusia terus berlanjut untuk itu seorang

laki-laki dan seorang perempuan yang saling mencintai dengan serius harus

melanjutkan hubungannya menuju ikatan yang sah baik secara agama, adat

istiadat dan pemerintah yaitu perkawinan.

Perkawinan adalah ikatan atau komitmen emosional dan legal antara seorang

laki-laki dan seorang perempuan yang terjalin dalam waktu yang panjang dan

melibatkan aspek ekonomi, sosial, tanggung jawab pasangan, kedekatan fisik,

serta hubungan seksual (Regan, 2003:35). Perkawinan merupakan ikatan yang

sakral antara laki-laki dan perempuan dengan tujuan membentuk keluarga yang

1
kekal dan bahagia.Perkawinan di Indonesia diatur oleh Undang-undang no. 1

tahun 1974 tentang perkawinan. Berdasarkan Undang-undang tersebut

perkawinan didefinisikan sebagai ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan

seorang perempuan sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau

rumah tangga yang kekal dan bahagia berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Oleh karena itu Undang-undang yang sama diatur bahwa perkawinan adalah sah

apabila dilakukan menurut masing-masing hukum agama dan kepercayaan itu

serta telah dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku

(Huberman 2017:229). Perkawinan dilakukan jika ada seorang laki-laki dan

perempuan yang saling mencintai dan sudah matang baik secara fisik maupun

psikis dan perkawinan didasarkan atas persetujuan kedua mempelai. Calon

mempelai juga harus memenuhi syarat-syarat administrasi, laki-laki berusia 19

tahun dan perempuan 16 tahun dan kedua calon mempelai tidak terikat dalam

perkawinan dengan pihak lain.

Cinta merupakan alasan utama manusia untuk hidup bersama dan

membentuk keluarga yang kekal dan bahagia. Cinta adalah suatu sikap yang

diarahkan seseorang terhadap orang lain dan dianggap istimewa, yang

mempengaruhi cara berfikir, merasa dan bertingkah laku (Hendrick d Hendrick,

1992:11). Untuk mengespresikan cinta seorang laki-laki dan seorang perempuan

harus di ikat dalam sebuah hubungan. Kehidupan sekarang ini ada hubungan

antara seorang laki-laki dan perempuan yang sah dan ada juga yang tidak sah

Hubungan yang sah merupakan hubungan yang dibawah ke jenjang pernikahan

yang melewati berbagai proses baik itu adat istiadat, agama maupun pemerintah.

Maka pernikahan dianggap sebagai sesuatu yang sakral, agung dan monumental

bagi setiap pasangan hidup. Sedangkan hubungan yang tidak sah merupakan

2
hubungan yang melanggar norma-norma yang berlaku, dimana seorang laki-laki

dan perempuan hidup bersama sebagai suami istri tanpa ada ikatan sah. Ada

banyak faktor yang menyebabkan hal ini terjadi, seperti : masalah belis, beda

keyakinan, masalah ekonomi dan tidak ada inisiatif dari orangtua untuk

mempersatukan mereka. Akibat dari hubungan ini adalah anak-anak mengalami

kesulitan dimasa depan.

Menjalani hubungan ini sangat mungkin mereka saling meninggalkan

karena tidak ada ikatan yang sah dan melakukan hubungan seksual sebelum

mengambil keputusan bersama untuk menjadi suami istri. Persetubuhan adalah

suatu penjerahan tubuh dan jiwa seorang kepada yang lain. Barangsiapa

melepaskan pemuasan nafsu kelamin dari rangkaian perhubungan-hidup

seluruhnya, maka iapun merusakkan hidup itu. Penjerahan sepenuhnya hanyalah

mungkin didalam perhubungan nikah. Jika kita takut ketahuan orang atau takut

akan akibat-akibatnya, maka bukanlah persetubuhan itu suatu penjerahan

melainkan perampasan, pemerkosaan (Verkuyl, 1957:49).Ketika seorang laki-

laki dan perempuan bersetubuh maka mereka menjadi satu daging dan

menyerahkan seluruh tubuh dan jiwa mereka kepada pasangan.Hubungan seksual

yang dilakukan sebelum pernikahan merupakan suatu hal yang bertentangan baik

secara agama maupun pemerintah, hubungan ini dilakukan secara tidak nyaman

karena ada rasa takut dan jika dilakukan terus-menerus bisa membuat mereka

merasa jijik karena melakukannya tanpa ikatan yang sah karena itu manusia

harus melakukan hubungan seksual ketika sudah disahkan dalam pernikahan.

Seorang laki-laki dan perempuan yang tinggal bersama dan

melakukan seks sebelum menikah disebut dengan istilah kumpul kebo. Perbuatan

ini dikatakan kumpul kebo karena pasangan laki-laki dan perempuan melakukan

3
hubungan seks seperti kerbau (binatang), melakukan hubungan seks tanpa ada

ikatan melalui pernikahan yang sah (Tanjung, 2007 :7). Kumpul kebo adalah

berkumpul dibawah satu atap rumah (tanpa ikatan pernikahan) atau praktek seks

bebas diluar pernikahan. Kumpul kebo merupakan hubungan seks yang

dilakukan secara berulang-ulang dan membentuk suatu rumah tangga tanpa

disahkan oleh negara ataupun agama. Kumpul kebo diatur dalam RUU KUHP

alias RKHUP hanya dapat diadukan oleh orang yang terkena dampak perbuatan

tersebut. Kumpul kebo diatur dalam pasal 419 ayat (1) “setiap orang yang

melakukan hidup bersama sebagai suami istri diluar perkawinan dipidana dengan

pidana penjara paling lama enam bulan atau denda paling banyak kategori II”

(Hikmawati d. Saputra, 2019:19).

Melihat realita saat ini, ada banyak pasangan yang tanpa malu hidup

bersama sebagai pasangan suami tanpa membawa hubungan mereka ke jenjang

pernikahan. Fenomena ini terus terjadi dikalangan masyarakat maupun gereja.

Gereja sebagai lembaga atau perkumpulan umat Kristiani dengan tegas menolak

hal ini karena jelas melanggar perintah Allah. Gereja merupakan wadah untuk

orang percaya berkumpul menyembah dan mendengarkan firman Allah untuk

dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah dan memperbaiki diri dari kesalahan-

kesalahan masa lalu. Gereja bertugas mencari dan merangkul kembali orang-

orang yang jauh dari Allah dan jika ada warga gereja yang melakukan dosa maka

gereja membimbing dan memberikan nasihat agar kembali ke jalan yang benar.

Salah satunya adalah gereja GMIT Samaria Noelbaki yang berdiri sejak tahun

2012 dan telah berperan penting dalam membimbing sebagian dari penduduk

desa Noelbaki yaitu 220 kepala keluarga. Geraja GMIT Samaria Noelbaki telah

melakukan kewajibanya sebagai lembaga agama dengan baik, dimana jemaat-

4
jemaat ini sangat aktif dalam persekutuan, baik dalam ibadah minggu, ibadah

rumah tangga maupun ibadah kategorial. Jemaat ini memiliki semangat gotong

royong yang tinggi dalam membangun rumah ibadah dan membantu jemaat yang

mengalami musibah.Jemaat ini terus bertumbuh dan melakukan perannya dengan

baik dan terus menciptakan keharmonisan dalam kehidupan bergereja.

Jemaat terus diingatkan untuk terus membangun doa bersama dalam

keluarga agar terciptanya keluarga yang bahagia dan harmonis, sehingga ketika

keluar dari dalam keluarga bisa menciptakan suasana yang harmonis dalam

kehidupan bergereja. Untuk membentuk sebuah keluarga pasangan yang saling

mencintai membawa diri dan hubungan mereka ke gereja untuk diberkati. Namun

ada juga pasangan yang hidup bersama dan tidak membawa hubungan mereka

untuk diberkati digereja. Untuk mengatasi hal ini gereja melakukan upaya dengan

mengadakan nikah masal, di jemaat ini nikah masal diadakan setiap tahun.Para

pelayan dan majelis jemaat juga terus berupaya menyampaikan bahwa hidup

bersama di luar nikah melanggar kehendak Allah. Hidup bersama diluar nikah

merupakan hal yang melanggar kehendak Allah atau biasa disebut kumpul kebo.

Pada saat ini jemaat GMIT Samaria Noelbaki masih ada 8 pasangan yang hidup

bersama diluar nikah. Dari 8 pasangan di atas ada 4 pasangan sudah melakukan

pernikahan adat dan 4 pasangan belum ada ikatan apapun, menurut mereka

dalam menjalani kehidupan rumah tangga yang tidak diberkati dan dikuduskan

sangat tidak nyaman, adapun status dan jumlah jemaat yang tercantum pada

Tabel 1.1 dibawah.

5
Tabel 1.1 Status dan jumlah jemaat Samaria Noelbaki

No. Jemaat Jumlah

1. Kepala Keluarga 220

2. Pasangan Menikah 212

3. Belum Menikah 8

4. Laki-Laki 85

Pemuda/i
Perempuan 94

Sumber: data sekunder

Oleh karena itu perlu dilakukan wawancara terhadap pemuda sebagai generasi

penerus gereja tentang kumpul kebo.

Dari masalah di atas maka Penulis mengangkatnya menjadi sebuah

bahan penelitian tugas akhir dengan judul “PANDANGAN PEMUDA

KRISTEN GMIT SAMARIA NOELBAKI TENTANG PASANGAN

KUMPUL KEBO DI JEMAAT GMIT SAMARIA NOELBAKI ”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah

dalam penelitian ini terus terjadinya kumpul kebo sebanyak 8 pasangan.

1.3 Batasan Masalah

Batasan dalam penelitian ini yaitu pada Pemuda Kristen di Jemaat

GMIT Samaria Noelbaki.

6
1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka Penulis merumuskan masalah

sebagai berikut

1. Bagaimana pandangan pemuda dan pemudi jemaat GMIT Samaria Noelbaki

tentang hubungan laki-laki dan perempuan yang tinggal bersama sebelum

menikah ?

2. Bagaimana tindakan pemuda dan pemudi Kristen jemaat GMIT Samaria

Noelbaki sebagai generasi penerus gereja agar tidak melakukan perbuatan

kumpul kebo ?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pandangan pemuda dan pemudi Kristen jemaat GMIT

Samaria Noelbaki tentang tentang hubungan laki-laki dan perempuan yang

tinggal bersama sebelum menikah di Jemaat GMIT Samaria Noelbaki.

2. Untuk mengetahui tindakan pemuda dan pemudi Kristen jemaat GMIT

Samaria Noelbaki generasi penerus gereja agar tidak melakukan perbuatan

kumpul kebo.

1.6 Manfaat dan Kegunaan

1.6.1 Manfaat akademik

Secara akademik diharapkan agar penelitian ini memberikan

informasi bagi Program Studi ilmu Pendidikan Teologi, khususnya mata

kuliah Etika Kristen.

7
1.6.2 Manfaat praktis

Manfaat secara praktis, untuk menambah informasi bagi peneliti

yang berminat mengkaji lebih mendalam mengenai pasangan kumpul

kebo dan dapat berguna dalam mengembang wawasan studi.

8
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pemuda

2.1.1 Pengertian pemuda

Secara psikologi pemuda adalah orang yang berumur antara 15-

35 tahun, pemuda adalah orang yang sudah cukup dewasa baik secara fisik

maupun psikis, sehingga sudah mampu bekerja khidupannya dan orang

lain. Pemuda adalah orang berumur 18-22 tahun yang selalu membuka diri

dan selalu membangun hubungan dengan semua orang serta hidup disiplin

dengan berbagai aturan di lingkungan masyarakat (Sijabat, 2009:20).

Apabila dilihat dari segi perkembangannya, masa muda adalah suatu fase

perubahan pada siklus kehidupan, dimana akan terjadi perubahan fisik,

biologis maupun kejiwaan. Perkembangan, adaptasi dan perubahan siklus

kehidupan orang dewasa muda seperti pemuda akan menerpa integritas,

karakter dan efektivitas kerjanya shingga mampu membedakan sikap

positif dan negatif. Pemuda sebagai generasi penerus tidak mengalami

degradasi moral, sebab pemuda sangat rentan dengan pengaruh perubahan

lingkungan.

2.1.2 Pengertian pemuda kristen

a. Jadi teladan

Sebagai pemuda harus menjadi contoh dalam kesetiaan,

ketekunan, kesalehan, dalam bertutur kata yang baik, dan dalam

bertingkah laku agar menjadi teladan bagi semua orang. Agar menjadi

9
teladan pemuda dalam gereja dan masyarakat pemuda harus

melakukan hal-hal sebagai berikut :

a) Berkualitas dalam kerohanian

Generasi yang mau melayani jiwa-jiwa, terlibat dalam

pelayanan dan mengembangkan telenta yang diberkan.

b) Berkualitas dalam kehidupan

Harus mampu menunjukan sikap yang meneladani kasih

Kristus dalam keadaan apapun dan harus memiliki integritas.

b. Pemuda sebagai tulang punggung gereja

Untuk menjadi pemuda Kristen harus diperlengkapi untuk menjadi

pemimpin.Memimpin diri sendiri, pemimpin dalam tempat atau

organisasi. Sebagai generasi penerus dan juga tulang punggung gereja

pemuda harus bisa menjaga diri dari hal-hal yang merusak masa depan

dan juga karakter pemuda sebagai anak Allah (Sabat, 2015:9).

2.1.3 Karakter pemuda

Karakter pemuda adalah watak yang dimiliki pemuda sebagai

identitas dirinya yang diwujudkan melalui tindakan setiap hari. Karakter

pemuda terbangun dan berkembang melalui lingkungan tempat pemuda

hidup bergaul dengan orang-orang yang ada pada lingkungannya. Pemuda

yang berkarakter baik akan disukai banyak orang karena mampu

berkontribusi besar bagi orang-orang disekitarnya (Ferucci, 2009:21).

2.1.4 Karakter kristiani

Karakter kristiani adalah sifat-sifat yang terkandung dalam ajaran

Kristen yang harus diteladankan orang-orang Kristen dengan memandang

10
pada karakter Kristus. Karakter Kristus adalah karakter yang dijiwai,

pengorbanan, sabar, sopan, berani dan damai sejahtera.Karakter Kristus

menjadi acuan bagi orang percayakepada kristus dalam bertindak dan

berinteraksi dengan sesama manusia dan lingkungan sekitarnya (Ferucci,

2009:21).

2.2 Pandangan

2.2.1 Pengertian pandangan

Pandangan diartikan sebagai proses perbuatan memandang yang

menghasilkan pengetahuan dan pendapat. Pandangan juga dapat diartikan

sebagai persepsi. Mar’at 1981:22-23 persepsi merupakan proses

pengamatan seseorang berasal dari komponen kognisi. Hasil dari proses

ini adalah pandangan dari pemuda , suatu pendapat atau pandangan

sangat diperlukan dalam kehidupan manusia untuk menetukan tujuan

maupun arah kebijakan, sehinnga keseimbangan dalam kehidupan ini

dapat diraih sesuai kenyataan.

2.3 Kumpul Kebo

Istilah kumpul kebo berasal dari penggabungan dua kata bahasa

melayu dan belanda, koempoel gebouw.Koempoel adalah bahasa melayu

ejaan lama yang artinya kumpul, sedangkan gebouw merupakan bahasa

belanda yang bermakna bangunan atau atap. Jadi koempoel gebouw adalah

berkumpul dalam satu rumah.Seiring berjalannya waktu, koempoel gebouw

berubah menjadi istilah kumbul kebo, hal ini membuat banyak orang

menganggap bahwa kata kebo ini merujuk kepada kerbau.Istilah kumpul kebo

digunakan untuk pasangan yang tinggal bersama tetapi belum disahkan secara

agama dan negara karena hal ini disamakan dengan kerbau (binatang) yang
11
hidup dalam satu kandang namun tidak menikah (Darjet, 2017: 1).Kumpul

kebo adalah hubungan seks yang dilakukan berulang-ulang oleh seorang laki-

laki dan perempuan sebagaimana layaknya pasangan suami istri, namun tidak

diikat dalam sebuah pernikahan. Perbuatan ini dikatakan kumpul kebo karena

pasangan laki-laki dan perempuan melakukan hubungan seks seperti kerbau

(binatang), melakukan hubungan seks tanpa ada ikatan melalui pernikahan

yang sah (Tanjung, 2007 :7).

Kumpul kebo diatur dalam RUU KUHP alias RKUHP hanya dapat

diadukan oleh orang yang terkena dampak perbuatan tersebut, kumpul kebo

diatur dalam pasal 419 ayat (1) “setiap orang yang melakukan hidup bersama

sebagai suami istri diluar perkawinan dipidana dengan pidana penjara paling

lama enam bulan atau pidana denda paling banyak kategori II” (HIkmawati d

Saputra, 2019 :19).

2.4 Seks

2.4.1 Pengertian seks

Seks adalah perbedaan badaniah atau biologis perempuan dan laki-laki,

yang sering disebut jenis kelamin.Dorongan seksual adalah keinginan untuk

mendapatkan kepuasan secara seksual yang diperoleh dengan perilaku seksual.

Perilaku seksual adalah segala tingkah lakuremaja yang didorong oleh hasrat

baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis atau objek seksualnya

dapat berupa orang lain, orang dalam khayalan, atau diri sendiri. Perilaku

seksual muncul akibat adanya dorongan seksual secara alami dan disalurkan

melalui aktivitas-aktivitas fisik dengan lawan jenis (Soetjiningsih, 2008`:20).

12
2.4.2 Faktor yang mempengaruhi perilaku seksual

Perilaku seksual merupakan hasil interaksi antara kepribadian dengan

lingkungan disekitarnya. Faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi

perilaku seksual :

a. Perspektif biologis

Perubahan biologis yang terjadi pada masa pubertas dan pengaktifan

hormon dapat menimbulkan perilaku seksual.

b. Pengaruh orangtua

Kurangnya komunikasi secara terbuka antara orangtua dengan remaja

dalam masalah seputar seksual dapat memperkuat munculnya penimpangan

perilaku seksual.

c. Pengaruh teman sebaya

Pada masa remaja, pengaruh teman sebaya sangat kuat sehingga

munculnya penyimpangan perilaku seksual dikaitkan dengan norma

kelompok sebaya.

d. Perspektif sosial kognitif

Kemampuan sosial kognitif diasosiasikan dengan pengambilan

keputusan yang menyediakan pemahaman perilaku seksual dikalangan

remaja.Remaja yang mampu mengambil keputusan secara tepat berdasarkan

nilai-nilai yang dianutnya dapat lebih menampilkan perilaku seksual yang

lebih sehat.

13
2.4.3 Aspek-aspek perilaku seksual

a. Berpegangan tangan

b. Memeluk/dipeluk bahu, pinggang

c. Ciuman bibir

d. Ciuman bibir sambil pelukan

e. Meraba/diraba daerah erogen (Soetjiningsih, 2008:21).

2.5 Cinta

2.5.1 Pengertian cinta

Cinta adalah suatu sikap yang diarahkan seseorang terhadap orang

lain dan dianggap istimewa, yang mempengaruhi cara berfikir, merasa dan

bertingkah laku (Hendrick d Hendrick, 1992:11). Cinta merupakan suatu bentuk

ketertarikan dua orang yang berbeda jenis kelamin.

2.5.2 Komponen cinta

Teori cinta yang dikemukakan oleh Robert Stenberg dikenal dengan

istilah Stenberg’s triangular of love. Ada 3 komponen cinta, yaitu:

 Keintiman (Intimacy), perasaan ingin selalu dekat, ingin selalu berhubungan,

membentuk ikatan dengan orang yang dicintai. Keintiman dapat diwujudkan

dengan perilaku memetingkan diri sendiri, arogan dan tidak mau

mendengarkan pasangan. Keintiman berasal dari saling ketertarikan yang

kuat, sering (intens), dan Beragam bentuknya. Dengan demikian maka

14
keintiman pasangan dicirikan dengan ikatan yang kuat dan intensitas interaksi

yang tinggi dalam beragam bentuk(Yudisia, 2003:32).

 Gairah (Passion), dorongan yang mengarahkan pada suatu emosi yang kuat

dalam hubungan cinta tersebut. Komponen gairah merupakan elemen

fisiologis yang menyebabkan seseorang merasa ingin dekat secara fisik,

menikmati/merasakan sentuhan fisik, ataupun melakukan hubungan seksual

dengan pasangan hidupnya (Dariyo, 2008:28).

 Komitmen (Commitment), suatu keputusan yang diambil seseorang bahwa dia

mencintai orang lain dan secara berkesinambungan akan tetap

mempertahankan cinta tersebut (Stenberg, 1998:12). Komitmen yang sejati

ialah komitmen yang berasal dari dalam diri dan tidak akan pudar/luntur

walaupun menghadapi berbagai rintangan, godaan atau ujian berat didalam

kehidupan perjalanan cintanya (Dariyo, 2008:28).

2.5.3 Bentuk-bentuk cinta

 Menyukai (Liking), bentuk cinta yang dimana hanya ada unsur keintiman

tanpa gairah dan komitmen. Ada pada hubungan persahabatan(bisa sesama

jenis kelamin).

 Cinta nafsu (Infatuation love), bentuk cinta dimana yang ada hanya elemen

gairah tanpa kominten dan keintiman. Ada pada cinta pandangan pertama atau

pada ketertarikan fisik yang biasanya mudah hilang.

 Cinta hampa (Empty love), bentuk cinta dimana hanya ada elemen komitmen

tanpa gairah dan keintiman. Biasanya ditemukan pada pasangan yang telah

menikah dalam waktu yang panjang(misalnya pada pasangan usia lanjut).

15
 Cinta romantic (Romantic love), bentuk cinta dimana didalamnya terdapat

komponen keintiman dan gairah yang kuat tanpa adanya komitmen. Biasa

terdapat pada orang-orang yang berpacaran.

 Cinta persahabatan (Companionate love), hubungan jangka panjang yang

tidak melibatkan unsur gairah, hanya ada komponen keintiman dan komitmen.

Biasanya terdapat pada hubungan persahabatan.

 Fatous love, bentuk cinta yang didalamnya terdapat komponen gairah dan

komitmen namun tanpa keintiman. Biasa terdapat pada hubungan suami istri

yang sudah kehilangan keintimannya.

 Cinta buta (Consummate love), bentuk cinta yang didalamnya terdapat semua

komponen, baik keintiman, gairah maupun komitmendalam proporsi yang

seimbang. Bentuk cinta ini merupakan bentuk yang ideal oleh sebab itu orang

berusaha untuk mendapatkannya.

 Tidak ada cinta (Non love), merupakan bentuk hubungan dimana tidak ada

satupun dari ketiga komponen cinta yang telah dikemukakan numcul. Ini

terjadi pada banyak hubungan yang sederhana (Stenberg,2009:30).

2.5.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi cinta

Terdapapat tiga faktor yang mempengaruhi kualitas cinta seseorang. Jika

ketiganya menguat dan sempurna, cinta akan menjadi kuat dan mengakar.

Sebaliknya jika ketiganya melemah dan tidak terlalu kuat pada diri seseorang, rasa

cinta juga akan semakin berkurang.

 Sifat-sifat yang membuat pasangan saling mencintai

Faktor pertama misalnya keelokan tubuh.Faktor ini sifatnya relatif,

pengaruhnya kepada setiap orang berbeda-beda.Seseorang mungkin biasa-

biasa saja melihat pesona kecantikan atau ketampanan seseorang, walaupun

16
di mata orang yang mencintai, pesona keindahan itu tampak sempurna.Jadi,

orang yang dicintai adalah orang yang paling indah dimata orang yang

mencintai.

 Perhatian kekasih pada sifat-sifat tersebut

Individu telah menyadari sifat apa saja yang menyebabkan cinta pada

kekasihnya. Perhatiannya pada sifat-sifat itu amat menonjol dan

diprioritaskan, mengalahkan perhatiannya pada sifat-sifat lain. Jika sifat yang

menjadi prioritas perhatiannya ini terus dilihatnya, maka akan dapat

memaklumi dan mengabaikan sifat-sifat jelek yang dimiliki kekasihnya.

 Pertautan atau kesesuain seseorang yang jatuh cinta dengan yang dicintainya

Pertautan jiwa ini merupakan penyebab cinta yang paling kuat.Hal ini

merupakan faktor yang menyatukan jiwa kedua insan yang telah jatuh cinta.

Pertautan jiwa dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1. Pertautan asal (dari pencipta), tumbuh karena adanya kesamaan beberapa

karakter dan kepribadian.

2. Pertautan yang tumbuh dari luar, timbul karena adanya suatu maksud

tertentu. Dalam hal ini, seseorang mencintai orang lain karena ada hal-hal

tertentu yang ingin diperoleh dari orang yang dicintai itu.

2.6 Perkawinan

2.6.1 Pengertian perkawinan

Perkawinan dikenali sebagai hubungan antara pria dan wanita yang

memberikan hubungan seksual, keturunan, membagi peran suami istri ( Duvall

dan Miller, 1985:95).

Perkawinan adalah ikatan atau komitmen emosional dan legal antara seorang

pria dengan seorang wanita yang terjalin dalam waktu yang panjang dan
17
melibatkan aspek ekonomi, sosial, tanggungjawab pasangan, kedekatan fisik,

serta hubungan seksual (Regan, 2003:35).

2.6.2 Alasan melakukan perkawinan

Alasan-alasan melakukan perkawinan yaitu :

a) Komitmen, perkawinan suatu simbol dari komitmen, dengan

melakukan perkawinan seseorang ingin menunjukkan kepada

pasangannya mengenai komitmennya terhadap hubungan yang ada.

b) One-to-one relationship, melalui perkawinan seseorang membentuk

one to one. Individu dapat memberi akfeksi, rasa hormat pada

pasangannya.

c) Companionship and sharing, dengan perkawinan seseorang dapat

mengatasi rasa kesepiannya dengan berbagi segala hal pada

pasangannya.

d) Love, hal ini merupakan alasan utama sessorang melakukan

perkawinan, karena pada dasarnya perkawinan adalah sarana untuk

memenuhi kebutuhan dasar tentang cinta.

e) Kebahagian, banyak orang yang menganggap bahwa dengan

melakukan perkawinan mereka akan mendapat kebahagia.

f) Legitimasi hubungan seks dan anak, perkawinan memberi status

legitimasi sebuah hubungan sessual huinnga akhirya memperoleh

keturunan. (Turner dan Helms, 1987:32).

2.6.3 Fungsi-fungsi perkawinan

Dalam sebuah perkawinan perlu adanya fungsi-fungsi yang harus

dijalankan dan bila fungsi-fungsi tersebut tidak berjalan atau tidak

18
terpenuhi maka tidak ada perasaan bahagia dan puas pada pasangan

(Soewondo, 2001:15).

Ada 6 fungsi dalam perkawinan, yaitu :

1) Menumbuhkan dan memelihara cinta serta kasih sayang.

Perkawinan memberikan cinta dan kasih sayang diantara

suami dan istri, orang tua dan anak, dan antar anggota keluarga

lainnya.Idealnya perkawinan dapat memberikan kasih sayang pada

kedua orang tua dan anaknya sehingga berkontribusi terhadap

perkembangan kesehatan mereka.

2) Menyediakan rasa aman dan penerimaan.

Mayoritas orang mencari rasa aman dan penerimaan, serta

saling melengkapi bila melakukan kesalahan sehingga dapat belajar

darinya dan dapat menerima kekurangan pasangannya.

3) Memberi kepuasan dan tujuan

Berbagai tekanan yang terdapat pada dunia kerja terkadang

menghasilkan ketidakkepuasaan. Ketidakpuasan tersebut dapat diatasi

dengan perrkawinan melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan

bersama-sama dengan anggota keluarga, dengan perkawinan juga

seseorang dipaksa untuk memiliki tujuan dalam hidupnya.

4) Menjamin kebersamaan secara terus menerus

Melalui perkawinan rasa kebersamaan diharapkan selalu

didapatkan oleh para angggota keluarga.

5) Menyediakan status sosial dan kesempatan sosialisasi

Sebab keluarga yang diikat oleh perkawinan memberikan

status sosial pada anggotanya.

19
6) Memberikan pengawasan dan pembelajaran tentang kebenaran

Dalam perkawinan individu mempelajari mengenai aturan-

aturan, hak, kewajiban serta tanggungjawab (Duvall dan Miller,

1985:96).‘

2.7 Hubungan Seksual Sebelum Pernikahan

Bersetubuh sebelum nikah adalah suatu perbuatan merompongkan

atau merusak persetubuhan yang sungguh-sungguh. Persetubuhan sebelum

menikah adalah persetubuhan tiruan. Persetubuhan adalah suatu perbuatan yang

mengenai pribadi manusia sebulatnya. Persetubuhan adalah suatu penjerahan

tubuh dan jiwa seorang kepada yang lain. Barangsiapa melepaskan pemuasan

nafsu kelamin dari rangkaian perhubungan-hidup seluruhnya, maka iapun

merusakkan hidup itu. Penjerahan sepenuhnya hanyalah mungkin didalam

perhubungan nikah. Jika kitatakut ketahuan orang atau takut akan akibat-

akibatnya, maka bukanlah persetubuhan itu suatu penjerahan melainkan

perampasan dan pemerkosaan (Verkuyl, 1957:49).

Hubungan seksual yang diadakan oleh dua orang sebelum mereka

mengambil keputusan untuk hidup bersama sebagai suami dan isteri adalah lain

daripada hubungan seksual dari dua orang yang mereka lakukan berdasarkan

keputusan yang telah mereka ambil untuk hidup bersama dalam perkawinan.

Artinya: untuk saling mencintai, saling memelihara, saling melindungi dan

saling bertanggung jawab seorang terhadap yang lain. Kedua situasi ini

berlainan, secara psikologis mempunyai arti yang berbeda dan yang dihayati

juga secara berbeda. Hubungan seksual sebagai ekspresi dari persekutuan hidup

bertentangan dengan eksperimen seksual karena rupa-rupa sebab. Selain dari

pada sebab etis, perlu kita ingat:

20
 Bahwa suatu “harmoni seksual” yang baik artinya yang memuaskan kedua

pihak kadang-kadang baru diperoleh sesudah agak lama orang kawin.

 Bahwa seorang istri kadang-kadang tidak segera mencapai “orgasme” pada

permulaan perkawianan (karena perasaan malu dan lain-lain), suatu hal yang

tidak usah merisaukan. Untuk itu Ia membutuhkan waktu untuk mencapai

“kematang emosional”. Dan waktu yang ia butuhkan itu, ia tidak peroleh

dalam eksperimen, sebab ketidak-matangan emosional ini dapat dianggap

sebagai “kekurangan” atau “ketidakcocokkan” dan lain-lain.

 Bahwa “kecocokan seksual” maksudnya: bahswa kedua pihak merasa puas

ini tidak mempunyai arti bagi masa depan perkawinan (Abineno, 2015:82-

83).

21
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional Konsep

Definisi operasional adalah variabel yang diungkapkan dalam definisi

konsep tersebut. Secara operasional, secara praktis, secara nyata dalam jemaat

yang akan diteliti agar tidak menimbulkan kesalahan dalam penelitian maka

peneliti memberikan beberapa konsep yang berhubungan dengan judul yang di

angkat. Oleh karena itu dijelaskan beberapa konsep yang menjadi alasan untuk

melakukan penelitian ini.Untuk tidak terjadinya kesalapahaman terhadap konsep

kunci yang digunakan, maka Penulis membatasi pada satu konsep yang

berhubungan dengan judul Pandangan Pemuda Tentang Pasangan Kumpul

Kebo.

Tabel 3.1 Tabel operasional konsep

Konsep Aspek Indikator

Pandangan Seks  Hubungan seksual sebelum

pemuda tentang menikah

pasangan  Hubungan seksual sesudah

menikah
kumpul kebo

Cinta  Cinta menjadi dasar terjadinya

hubungan seksual sebelum

menikah

 Cinta yang baik saling menjaga

22
Pernikahan  Menikah karna sudah

melakukan hubungan seksual

sebelum menikah

 Menikah karena cinta

Kumpul  Faktor penyebab

kebo  Dampak

 Peran pemerintah dan orangtua

3.2 Metode Penelitian

Berdasarkan masalah dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif, yaitu suatu

penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan serta menganalisis fenomena,

peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara

individual dan kelompok (Sukmadita, 2013:60).

3.3 Tempat dan Jadwal Penelitian

3.3.1 Tempat

Penelitian ini diadakan di jemaat GMIT Samaria Noelbaki,

Kecatamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang.

3.3.2 Waktu

Waktu untuk penelitian terhitung sejak tanggal 30 November 2021-5

Desember 2021.

23
3.4 Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi merupakan subjek atau objek yang berada pada suatu

wilayah topik penelitian dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan

dengan masalah penelitian.(Djam’an,2012). Populasi dalam penelitian ini

adalah Pemuda GMIT Samaria Noelbaki sebanyak 179 orang.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan menjadi objek

penelitian (Arikunto, 2013:174). Oleh karena itu yang menjadi sampel

penelitian yang diteliti oleh peneliti adalah 8 orang pemuda.

3.5 Jenis dan Sumber Data

a. Data primer

Data primer diambil dengan cara pengamatan, wawancara secara

langsung dilapangan, mengumpulkan informasi-informasi dan dokumen yang

terkait dengan penelitian, data primer merupakan data yang dihasilkan

melalui wawancara untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini (Sarwono,

2006:209). Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah

pemuda jemaat GMIT Samaria Noelbaki.

b. Data sekunder

Data sekunder yaitu sumber data yang diperoleh dari dokumen atau

tulisan-tulisan yang menggambarkan pasangan kumpul kebo di Jemaat GMIT

Samaria Noelbaki.

24
3.6 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data Penulis menggunakan instrument yang terdiri dari :

a) Wawancara yaitu teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan

yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang

mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara.

3.7 Teknik Analisis Data

Miles and Huberman 1992:19), mengemukakan aktifitas dalam analisis data

kualitatif harus dilakukan secara terus menerus sampai tuntas, untuk menyajikan

data agar mudah dipahami, maka langkah-langkah analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pengumpulan data (data collection), reduksi data

(data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan

(conclutions).

25
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Keadaan geografis Jemaat GMIT Samaria Noelbaki

a. Nama jemaat : GMIT Samaria Noelbaki

b. Alamat : Desa Noelbaki, yakni dusun Kuanoah dan

dusun Kiuteta, dimana kedua dusun ini

berbatasan langsung.

c. Berdiri : 30 september 2012 (kebaktian perdana)

d. SK mandiri nomor : /SK/MS-GMIT/2013

Tanggal : 10 April 2013

e. Ukuran gedung : 11m x 27m

4.1.2 Selintas sejarah jemaat

Kehadiran Jemaat Samaria Noelbaki tidak lepas dari Jemaat Narwastu

Noelbaki. Keharuman minyak Narwastu yang tertumpah untuk

kepentingan pelayanan tidak secara iklas diterima oleh sebagian rekan

sepelayanan, sehingga mulai timbul gesekan-gesekan yang awalnya dilihat

sebagai sebuah dinamika pelayanan dalam gereja Tuhan, namun yang

justru telah menorehkan lembaran sejarah yang kelabu. Gesekan–gesekan

ada semakin tajam dan membuat jemaat kehilangan panutan dan teladan

bahkan nyaris kehilangan kasih sebagai unsur utama dalam pelayanan

gereja. Dinamika pelayanan yang seharusnya memperbaharui komitmen

26
pelayanan dari setiap individu pekerja gereja, berubah menjadi sikap

keegoisme diri dan upaya untuk saling menyalahkan pihak lain.

Semangat untuk tetap menjaga persekutuan terus dilakukan, melalui

pertemuan-pertemuan majelis jemaat dan merekomendasikan untuk segera

melakukan pendekatan-pendekatan oleh personal maupaun secara

kelembagaan gereja. Namun upaya ini tidak dianggap sama sekali bahkan

dengan keras melakukan penolakan terhadap semua bentuk pelayanan.

Kemelut pelayanan semakin kritis saat adanya pihak-pihak lain ikut

memperkeruh suasana sehingga substansi yang sebenarnya bergeser dan

mulai memupuk rasa kebencian terhadap pribadi-pribadi tertentu yang

klimaksnya terjadi pada selesainya kebaktian minggu, tanggal 4 maret

2012.

Akhirnya kemelut pelayanan tidak lagi bisa diselesaikan secara

kekeluargaan dalam lingkup jemaat Narwastu Noelbaki dan kemudian

permasalahan pelayanan ini ditangani oleh Majelis Klasis Harian Kupang

Tengah. Pihak Majelis Klasis kembali melakukan berbagai upaya

penyelesaian melalui pertemuan lingkup majelis jemaat maupaun bersama

jemaat secara terbuka. Pertemuan dilakukan di gereja Narwastu dan juga

di kantor Klasis, namun kembali menemui jalan buntu, dimana Majelis

klasis menyerahkan persoalan pelayanan di jemaat Narwastu kepada pihak

Majelis Sinode GMIT. Walaupun telah sampai di Majelis Sinode, namun

permasalahan pelayanan ini tetap tidak berujung, sehingga terus memberi

luka dalam pelayanan gereja.

Dalam situasi seperti inilah, maka sudah hampir sebagian besar

anggota Jemaat Narwastu Noelbaki, tidak lagi bergereja bahkan cenderung

27
akan berpindah untuk mencari rumah yang aman dan nyaman dalam

beribadah. Dari sikap-sikap inilah, maka mendorong beberapa orang tua

dan Bapak Pdt. Josephus A. Biaf, S.Th untuk mencari solusi bagi jemaat

Tuhan yang seperti kehilangan induk. Kemudian mulailah dilakukan

beberapa pertemuan-pertemuan di rumah anggota jemaat untuk menyikap

situasi yang sedang dihadapi oleh jemaat. Dari beberapa pertemuan yang

telah dilakukan, maka disepakati untuk mengumpulkan kembali domba-

domba Allah yang sudah tercerai berai dan berlari tanpa arah, melalui satu

persekutuan bersama.Dengan dukungan dari berbagai pihak, salah satunya

dari seorang misionaris Gereja Injili Indonesia, maka dibentuklah satu

persekutuan baru bagi jemaat Tuhan. Perkumpulan jemaat ini, kemudian

diberi nama oleh sang misionaris yakni jemaat “Samaria”.

Pada minggu, tanggal 30 September 2012, dilakukan kebaktian

perdana sebagai dimulainya tonggak sejarah baru bagi anggota jemaat

Narwastu Noelbaki sebagai satu jemaat baru, yakni jemaat Samaria

Noelbaki.Kebaktian perdana ini di pimpin oleh Bapak Pdt. Josephus A.

Biaf, S.Th dan dilakukan di bawah tenda darurat yang dikerjakan secara

bergotong royong oleh seluruh anggota jemaat. Walaupun belum memiliki

tanah sendiri untuk membangun gedung kebaktian, namun karena

semangat yang teguh dan percaya akan pimpinan Yesus sang kepala

gereja, maka untuk sementara waktu jemaat menggunakan tanah milik

Bapak Janres Bebengu.

Dengan kebaktian perdana inilah, semangat jemaat untuk bersekutu,

kembali bangkit dan dengan kekuatan yang luar biasa dan kasih Tuhan

Yesuslah, maka jemaat ini tanpa merasa lelah siang dan malam, bahu

28
membahu, bekerja bersama untuk membangun satu gedung kebaktian yang

aman dan nyaman.

Dengan kemauan yang kuat dan doa, maka jemaat dengan bahu

membahu tanpa lelah dan melepaskan semua pekerjaan pribadi datang

untuk membangun satu gedung kebaktian bagi jemaat Tuhan. Air mata dan

keringat yang mengalir tak dirasakan, panas terik dan hujan yang datang

silih berganti seaakan tak mampu mematahkan semangat jemaat saat itu.

Berkat Tuhan terus mengalir melalui tangan-tangan kasih yang terulur.

Dalam tempo 28 hari, berdirilah satu gedung kebaktian semi permanen

dengan ukuran 11m x 27m yang dipakai sampai saat ini.

Dengan selesainya pembangunan gedung kebaktian, maka dibawah

pimpinan Bapak Pdt. Josephus A. Biaf, S.Th dan Ibu Pdt. Regina Bule

Logo-Duri, S.Th mulai mengatur pelayanan dan membentuk barisan

majelis jemaat sebagai rekan sepelayan dalam pekerjaan Allah. Dengan

semangat baru dan keyakinan akan penyertaan Yesus Kristuslah, maka

berbagai pelayanan mulai dilakukan. Bila dilihat sejenak, maka periode

September sampai Desember 2012 merupakan periode untuk menata

berbagai bentuk pelayanan sehingga pelayanan bagi jemaat belumlah

didokumentasikan dalam sebuah aturan organisasi pelayanan gereja.

Tonggak pengaturan pelayanan secara resmi baru dilakukan pada bulan

januari 2013, melalui persidangan jemaat untuk menentukan arah dan

kebijakan pelayanan majelis jemaat Samaria Noelbaki, sehingga hal-hal

yang bersifat administrasi organisasi pelayanan gereja baru dilakukan

secara konsisten mulai bulan januari 2013.

29
Ibarat bayi yang baru lahir ke dalam pergumulan dunia yang keras,

barisan Majelis jemaat dan jemaat harus berjuang keras untuk meyakinkan

semua orang, bahwa usia muda tidaklah menjadi penghalang untuk jemaat

ini ada dalam arak-arakan pelayanan Gereja masehi injili di Timor secara

khusus dalam lingkup pelayanan Klasis Kupang Tengah. Perjuangan ini

ternyata mendapat sambutan positif dari Majelis Klasis Kupang Tengah

melalui surat rekomendasi pendewasaan jemaat samaria dengan nomor :

022/GMIT/III/A/Feb/2013 tertanggal 19 Februari 2013 dan akhirnya

Majelis Sinode GMIT menetapan Jemaat Samaria Noelbaki sebagai salah

satu Jemaat dewasa dalam lingkup GMIT melalui Surat keputusan nomor :

037/SK/MS-GMIT/2013 tertanggal 10 April 2013.

Sebagai jemaat baru di tengah aras pelayanan GMIT, jemaat Samaria

Noelbaki dalam sejarahnya sebagai sebuah organisasi pelayanan, telah

mampu mewujudkan integritasnya dan tanggap terhadap perubahan yang

demikian cepat yang berlangsung disekitarnya. Upaya untuk mendapat

pengakuan dari masyarakat dan lingkup GMIT gencar dilakukan, sehingga

pada tanggal 4 april 2013 lahirlah SK pemandirian Jemaat Samria

Noelbaki oleh Majelis Sinode GMIT. Dengan demikian Jemaat GMIT

Samaria Noelbaki mulai hadir dalam berbagai arak-arakan pelayanan

GMIT dan kini, hari ini, disini terjadi peristiwa yang maha penting dan

sangat bermartabat, dengan penempatan pendeta yang baru untuk

memimpin pelayaran perahu kecil ini dalam samudera pelayanan yang

luas.Secara sosial budaya terdiri dari tiga suku besar, yakni suku Timor,

suku sabu, dan suku rote.

30
Dari data yang dihimpun, diketahui bahwa jumlah pasangan nikah

sebanyak 212 KK, jumlah anggota sidi sebanyak 623 jiwa, jumlah anggota

Baptis sebanyak 703 jiwa dan jumlah anggota jemaat sebanyak 723 jiwa

dan jumlah kepala keluarga sebanyak 220 KK.

Majelis Jemaat Samaria sebagian besar adalah majelis jemaat dari

gereja sebelumnya dan juga terpanggil beberapa anggota jemaat untuk

terlibat dalam pelayanan gereja sebagai majelis jemaat. Dari data yang ada,

majelis jemaat berjumlah 29 orang yang terdiri dari 19 orang penatua dan

10 orang diaken, yang melayani dalam delapan wilayah pelayanan.

Disamping itu sudah terbentuk pula unit pembantu pelayanan jemaat,

yakni kaum bapak, perempuan GMIT, Pemuda, PAR, dan Persekutuan

doa.

Saat ini jumlah presbiter yang melayani berjumlah 46 orang yang

dithabiskan pada bulan januari 2017 untuk periode 2017 – 2020.

Berikut Pendeta yang melayani untuk periode 2012 – 2021 seperti pada

Tabel 4.1

Tabel 4.1 Pendeta yang melayani untuk periode 2012 – 2021

September 2012- 1. Pdt. J. A. Biaf

agustus 2013 2. Pdt. Regina Bule Logo-Duri, S.Th

Agustus 2013- Pdt. Gladys Tamoes-Alfons, S.Th

agustus 2017

Oktober 2017- Pdt. Elsa Sihasale – Huwae, S.Ag

sekarang

Sumber: data sekunder

31
4.1.3 Struktur organisasi

4.2 Pemaparan dan Hasil Penelitian

Wawancara dilakukan terhadap 8 orang pemuda rayon V Jemaat GMIT

Samaria Noelbaki Klasis Kupang Tengah. Tiap orang yang dipilih untuk

menjadi perwakilan dilihat dari potensi diri baik itu tingkat pendidikan maupun

keaktifan dalam mengikuti kegiatan di gereja dan masyarakat. Pemuda dijemaat

ini berjumlah 179, laki-laki berjumlah 85 orang dan perempuan 94 orang.Ibadah

pemuda dilaksanakan seminggu sekali yaitu hari rabu, semua pemuda diberikan

kesempatan untuk ikut terlibat dalam liturgi ibadah, pemuda juga diberikan

kepercayaan untuk mengajar anak-anak PAR, pemuda juga di ikut ambil bagian

dalam liturgi gereja, seperti prokantor, tim multimedia, pemain keybord dan

sebagainya. Gereja terus member ruang untuk pemuda terus bertumbuh, pemuda
32
yang awalnya tidak punya rasa percaya diri untuk ambil bagian dalam dalam

kegiatan-kagiatan gereja sekarang mulai terbiasa dan pemuda juga sekarang

sudah membentuk grup paduan suara yang luar biasa.

Tabel 4.3 Jumlah pemuda per rayon

Rayon Jenis kelamin Jumlah

I Laki-Laki 11

Perempuan 12

II Laki-laki 11

Perempuan 12

III Laki-laki 10

Perempuan 12

IV Laki-laki 11

Perempuan 12

V Laki-laki 10

Perempuan 12

VI Laki-laki 11

Perempuan 12

VII Laki-laki 11

Perempuan 12

33
VIII Laki-laki 10

Perempuan 12

Jumlah 179

Sumber : Data sekunder

Setelah dilakukan wawancara dengan 8 orang pemuda mengenai pandangan

pemuda tentang pasangan kumpul kebo, maka Penulis akan memaparkan

pendapat atau jawaban dari informan tentang bagaimana pandangan pemuda

tentang pasangan kumpul kebo :

a. Hasil wawancara dengan pemuda mengenai seks

P1. Menurut saudara apa itu seks ?

R1 : “seks adalah hubungan badan antar lawan jenis”

R2 :”persetubuhan atau hubungan seksual secara prinsip tindakan yang

dilakukan oleh manusia”

R3 :”Seks adalaha suatu hubungan yang dilakukan oleh lawan jenis”

R4 :”hubungan seks adalah suatu hubungan intim yang dilakukan oleh

sepasang kekasih atau laki-laki dan perempuan yang sudah menikah”

R5 :”seks adalah persetubuhan antara dua lawan jenis laki-laki dan

perempuan”

R6 :”hubungan badan antar lawan jenis”

R7 :”seks adalah jenis kelamin”

R8 :”seks yaitu perbedaan badani atau biologis perempuan atau laki-laki

yang sering disebut jenis kelamin”

34
Dari pernyataan pemuda, 2 orang pemuda berpendapat bahwa seks

adalah perbedaan biologis atau jenis kelamin dan 6 orang berpendapat

bahwa seks merupakan persetubuhan atau hubungan badan yang

dilakukan pasangan yang sudah menikah.

P2. Apakah hubungan seks diluar nikah diperbolehkan?mengapa?

R1 :”tidak, karena melanggar kehendak Allah”

R2 :”sebenarnya tidak untuk menjaga agar tidak terjadi hal-hal yang

tidak diinginkan”

R3 :”tidak, karena pada sepuluh perintah Tuhan, Tuhan tidak

memerintahkan untuk melakukan hubungan seks diluar nikah”

R4 :”menurut tanggapan saya tidak diperbolehkan dikarenakan hubungan

seks atau hubungan intim seharusnya dilakukan oleh mereka yang sudah

menikah”

R5 :”sebenarnya tidak diperbolehkn karena tidak sesuai dengan perintah

Tuhan dan melanggar aturan pemerintah”

R6 :”tidak, karena menurut hukum agama seks diluar nikah merupakan

sesuatu yang melanggar Firman Tuhan”

R7 :”tidak, karena melanggar norma dalam masyarakat dan agama”

R8 :”tidak karena hubungan seks yang terjadi diluar pernikahan akan

menimbulkan resiko atau masalah yang sangat besar”

Dari hasil wawancara, pemuda dan pemudi tidak menyetujui bahwa seks

bisa dilakukan pasangan saat pacaran atau sebelum menikah. Seks diluar

nikah jelas melanggar kehendak Allah, seks diluar nikah juga bisa

35
menyebabkan resiko yang besar dan seks itu harus dilakukan oleh

pasangan yang sudah menikah.

P3. Apa faktor penyebab terjadinya seks diluar nikah?

R1 :”pergaulan bebas, kurangnya komunikasi dengan orangtua”

R2 :”pergaulan bebas”

R3 :”kurangnya kasih sayang dalam keluarga sehingga anak mencari

kesenangan lain diluar rumah, faktor lingkungan karena kepribadian anak

akan terbentuk dari dimana ia berada, kurangnya kebutuhan ekonomi

sehingga banyak anak yang menjual diri”

R4 :”berpakaian yang kurang baik atau terbuka sehingga membuat orang

yang melihat penampilan tersebut menjadi tertarik dan napsu melakukan

seks”

R5 :”pergaulan bebas, kuranngnya bimbingan dari kedua orangtua,

kurangnya kebutuhan ekonomi”

R6 :”pergaulan bebas”

R7 :”pengetahuan yang kurang, pergaulan bebas”

R8 :”hubungan orang tua dengan anak yang buruk, tekanan negative

teman sebaya, pergaulan dan mudah mengakses video pornografi”

Dari pernyataan pemuda seks disebabkan karena banyak hal seperti

:kurangnya kasih sayang dari orangtua sehingga anak mencari

kesenangan sendiri, kurangnya komunikasi dengan orangtua, pergaulan

bebas, kurang tercukupinya kebutuhan ekonomi sehingga ada yang

menjual diri, mudah mengakses video porno, berpakain yang kurang

sopan dan pengetahuan yang kurang tentang seks.

36
P4. Apa dampak dari seks diluar nikah?

R1 :”kehamilan usia muda, resiko terjadinya PMS”


R2 :”hamil dan aborsi”
R3 :”resiko tinggi terjadinya PMS, kehamilan usia muda, depresi”
R4 :”hamil tanpa menikah, keinginan untuk terus melakukan seks”
R5 :”hamil diusia muda, stress, terjadi penularan HIV/AIDS”
R6 :”bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti hamil diluar nikah”
R7 :”dapat terkena penyakit menular, membuat malu keluarga”
R8 :”beresiko terkena PMS”
Dari hasil wawancara, pemuda berpendapat bahwa dampak dari seks
diluar nikah adalah hamil usia muda, bisa terjadinya aborsi, resiko
terkena PMS, hamil diluar nikah, membuat malu keluarga dan adanya
keinginan untuk melakukan seks terus menerus.
P5. Mengapa lebih memilih melakukan seks diluar nikah daripada seks

sesudah menikah?

R1 :”didorong oleh hawa napsu

R2 :’’didorong oleh hawa napsu

R3 :”karena orang yang memilih melakukan seks diluar nikah disebabkan

oleh hawa napsu

R4 :”karena keinginan dan kehawanapsuan yang tidak tertahan

R5:’’orang yang melakukan seks itu disebabkan oleh hawa napsu

R6 :”karena terdorong oleh hawa napsu yang disebabkan oleh yang

terlalu mudah untuk mengakses video porno yang dikalangan remaja

R7 :’’ karena terdorong oleh hawa napsu

R8 :’’karena sebagian hampir seluruh masyarakat melakukan seks diluar

nikah karena disebabkan oleh hawa napsu atau kepribadian”

Dari pernyataan pemuda, seks diluar nikah terjadi karena dorongan hawa

napsu dan terjadi karena menonton video pornografi.


37
P6. Bagaimana cara untuk memanilisir hubungan seks diluar nikah?

R1 :”mendekatkan diri kepada Tuhan dan mengikuti kegiatan gereja”

R2 :”menjalin hubungan yang sehat”

R3 :”mendekatkan diri kepada Tuhan, mengikuti kegiatan-kegiatan

digereja, jauhi pergaulan bebas”

R4 :”perbanyak sosialisasi terhadap dampak buruk dari seks yang hanya

merasakan kenikmatan sesaat tapi berdampak buruk”

R5 :”jauhi pergaulan bebas, mendekatkan diri kepada Tuhan, mengikuti

kegiatan-kegiatan gereja”

R6 :”kurangi pergaulan bebas yang memicu dampak buruk dengan cara

lebih aktif kepada perkumpulkan gereja”

R7 :”harus pintar memilih pergaulan yang baik, memperkuat iman”

R8 :”dalam hubungan pacaran dilakukan dengan cara yang benar atau

menahan hawa napsu”

Dari pernyataan pemuda, untuk menghindari hal tersebut pemuda dan

pemudi harus mendekatkan diri kepada Tuhan sehingga tidak mudah

tergoda, rajin mengikuti kegiatan gereja, menghindari pergaulan bebas,

harus pintar memilih pergaulan, harus tahu batas-batas dalam pacaran.

P7. Apa peran orangtua dalam memanilisr hubungan seks diluar nikah?

R1 :”selalu berkomunikasi dengan anak, membatasi pergaulan anak”

R2 :”memantau dan menasihati anak”

R3 :”selalu berkomunikasi dengan anak tentang kegiatan yang dilakukan

diluar rumah, membatasi pergaulan bebas”

38
R4 :”selalu menjaga, memantau serta perbanyak sharing dengan anak

agar tidak salah dalam melakukan pergauaalan terutama pergaulan

bebas”

R5 :”membatasi pergaulan anak, selalu berkomunikasi dengan anak

tentang kegiatan diluar rumah”

R6 :”pentingnya dalam komunikasi dalam keluarga agar lebih mudah

mengarahkan anak ke hal-hal dan kegiatan yang positif”

R7 :”memberikan pengetahuan kepada anak kalau seks diluar nikah itu

tidak baik”

R8 :”memberi nasehat, atau teguran kepada anak-anak dan juga

memberikan edukasi atau materi mengenai hubungan seks diluar nikah”

Dari pernyataan pemuda, peran orangtua juga sangat penting untuk

mengontrol dan mengarahkan anak-anak melakukan hal-hal yang positif,

memberi nasihat dan juga teguran jika anak melakukan hal-hal yang tidak

baik, selalu berkomunikasi dengan anak, memberikan pengetahuan kepada

anak tentang seks diluar nikah.

P8. Apakah dalam keluarga, saudara sudah mendaptkan pendidikan seks dan

agama?

R1 :”sudah”

R2 :”ya”

R3 :”sudah”

R4 :”ya”

R5 :”ya, sudah”

39
R6 :”seks belum karena masih merupakan sesuatu yang tabuh untuk

dibicarakan, agama sudah”

R7 :”sudah”

R8 :”ya, saya sudah mendapatkan itu dalam keluarga saya”

Dari hasil wawancara, 7 orang pemuda mengatakn mereka sudah

mendapatkan pendidikan seks dan agama dalam keluarga dan 1 orang

pemuda belum karena seks merupakan sesuatu hal yang tabuh.

P9. Apa perbedaan hubungan yang melakukan seks diluar nikah dengan

hubungan yang tidak melakukan seks diluar nikah?

R1 :”seks sebelum menikah akan menyebabkan pertengkaran dan yang

tidak melakukan seks lebih harmonis”

R2 :”hubungan yang melakukan seks diluar nikah lebih rentan terjadi

perceraian”

R3 :”jika melakukan seks diluar nikah akan menimbulkan resiko

sedangkan hubungan yang tidak melakukan seks yaitu hubungan yang

benar atau sesuai agama”

R4 :”diluar nikah mengakibatkan kehamilan yang kemungkinan tidak

mendapat pertanggungjawaban setelah menikah berarti bebas dari gosip

yang kemungkinan ada serta dan telah sah dan tak takut akan kehamilan”

R5 :”seks diluar nikah hubungan yang melanggar aturan pemerintah atau

agama, tidak melakukan hubungan seks diluar nikah yaitu hubungan

yang sah yang sesuai dengan aturan pemerintah dan agama yang bisa

disebut dengan suami dan istri”

40
R6 :”hubungan yang melakukan seks diluar nikah berpotensi memicu

pengaruh-pengaruh buruk yang dipicu oleh perilaku buruk sedangkan

hubungan yang tidak melakukan seks diluar nikah hubungan yang

mendatangkan pengaruh baik dan hal-hal positif”

R7 :”seks sebelum menikah akan menjadi gosip dalam masyarakat,

menjadi dosa sedangkan hubungan yang tidak melakukan seks sebelum

menikah kudus karena sesuai dengan firman Tuhan”

R8 :”seks sebelum menikah akan menimbulkan masalah yang besar, seks

setelah menikah tidak akan terjadi masalah karena itu sudah menbjadi

kewajiban”

Dari pernyataan pemuda, hubungan pernikahan yang melakukan seks

sebelum menikah sering bertengkar, bisa terjadi perceraian, hubungan

akan menjadi bahan gosip dan yang tidak melakukan hubungan seks

sebelum menikah lebih harmonis dan mendatangkan hal-hal positif.

Seks merupakan perbedaan badani atau biologis antara laki-laki dan

perempuan yang disebut jenis kelamin, hubungan seks merupakan

persetubuhan atau hubungan badan antara seorang laki-laki dan perempun.

Hubungan seks merupakan kebutuhan yang sangat diperlukan dalam

hubungan suami istri, hubungan seks akan membuat pasangan suami istri

semakin intim dan harmonis, dengan melakukan hubungan seks juga

keturunan manusia akan terus berlanjut di muka bumi. Seks yang dilakukan

dengan cinta dan tanpa paksaan dan dalam hubungan yang sah akan menbawa

dampak yang baik untuk kedua belah pihak. Namun hubungan seks sekarang

ini bisa dilakukan saat masa-masa pacaran, akan mendatangkan berbagai

persoalan, seperti :hamil diluar nikah, aborsi, stress, depresi, tertular


41
HIV/AIDS. Faktor yang menyebabkan terjadinya seks diluar adalah dari

keluarga, masalah ekonomi, faktor lingkungan. masa pacaran tidak lagi

digunakan untuk mengenal pribadi masing-masing tetapi juga untuk

melakukan hubungan seks, melakukan seks sebelum menikah akan membuat

seseorang merasa takut ditinggalkan sehingga apapun yang diinginkan

pasangan akan dilakukan, merasa tidak nyaman dan takut ketahuan.

b. Hasil wawancara dengan pemuda tentang cinta :

P10. Apa arti cinta yang benar?

R1 :”perasaan yang tulus dan takut akan Tuhan”

R2 :”memberi kasih sayang tanpa harapan”

R3 :”perasaan yang tulus datang dari dalam hati yang menerima segala

kekurangan pasangan dan juga orang disekitar seperti keluarga dan

teman”

R4 :”sebuah hubungan timbal balik dalam berbagi kasih dan sayang

dengan tidak mengingini tubuh atau sesuatu yang menjadi kesenangan

sesaat”

R5 :”perasaan yang tulus datang dari dalam hati yang menerima segala

kekurangan pasangan dan juga orang disekitar seperti orangtua dan

keluarga”

R6 :”cinta yang berasal dari perasaan positif yang dirasakan seseorang

untuk membahas hal-hal positif yang akan berpengaruh mengarahkan

seseorang kepada kebiasaan yang baik”

R7 :”cinta yang tulus yang datang dari hati yang paling dalam”

42
R8 :”yaitu sikap memberikan cinta atau kasih sayang tanpa harapan,

sikap ini seperti merawat seseorang, menempatkan kebutuhannnya diatas

kebutuhan”

Dari hasil wawancara, cinta merupakan perasaan yang tulus yang

menerima pasangan dan keluarganya apa adanya dan takut akan Tuhan,

hubungan timbal balik dalam berbagi kasih sayang yang tidak

mengingini tubuh dan kesenangan sesaat.

P11. Bagaimana pacaran yang sehat?

R1 :”hubungan yang saling menghargai”

R2 :”menjaga kekudusan”

R3 :”menggambarkan hubungan yang saling menghargai satu sama lain,

komunikasi yang terbuka, saling percaya, bisa menyelesaikan masalah

dengan baik”

R4 :”pacaran yang taat akan dengan norma dan aturan serta hubungan

yang saling mendukung dan takut akan Tuhan”

R5 :”menghargai satu sama lain, saling terbuka”

R6 :”adanya rasa keberanian untuk membahas perasaan dengan

pasangannya”

R7 :”sesuai dengan firman Tuhan”

R8 :”tidak menunda-nunda jika pasangan meminta anda melakukan

sesuatuyang baik, saling mengerti dan mau memaafkan kesalahan

pasangan, memberi ruang dan waktu untuk pasangan, memberi izin pada

pasangan untuk memiliki quality time bersama keluarga”

Dari hasil wawancara, pacaran yang sehat adalah hubungan yang

melibatkan Tuhan, menghargai pasangan, menjaga kekudusan,


43
komunikasi yang baik, saling terbuka, taat akan norma-norma yang

berlaku, melakukan hal baik yang diminta pasangan, saling mengerti dan

memaafkan, saling mendukung dan tidak mengekang pasangan.

P12. Mengapa saat pacaran hubungan seks digunakan sebagai alasan untuk

membuktikan cinta?

R1 :”karena takut kehilangan pasangan”

R2 :”tidak tahu”

R3 :”karena takut kehilangan pasangan”

R4 :”melakukan seks untuk membuktikan cinta adalah keliru karena cinta

yang sesungguhnya ialah cinta yang saling membangun dalam masalah

dan dapat membawa kita dekat dengan Pencipta”

R5 :”karna takut kehilangan satu sama lain”

R6 :”karena seks merupakan suatu hal penting dalam hubungan pacaran

dan sang pria akan merasakan”

R7 :”karena hanya ingin memenuhi hawa napsu belaka”

R8 :”karena hampir sebagian orang masih percaya bahwa jika melakukan

hubungan maka itu menjadi bukti kasih sayang yang tidak bisa

dipisahkan atau diduakan”

Dari pernyataan pemuda, alasan melakukan seks untuk membuktikan

cinta karena takut kehilangan pasangan, seks saat pacaran adalah sesuatu

yang keliru, seks dianggap sebagai hal penting dalam pacaran, memenuhi

hawa napsu, kepercayaan bahwa seks menjadi bukti kasih sayang dan

tidak bisa dipisahkan.

44
P13. Apa yang harus dilakukan saat pacaran agar saling menjaga dan tidak

melakukan seks?

R1 :”tidak pacaran ditempat gelap atau sepi, mengandalkan Tuhan”

R2 :”saling mendukung masa depan masing-masing karena begitu

masing-masing takut untuk melakukannya”

R3 :”tidak pacaran ditempat gelap atau sepi, mengandalkan Tuhan dalam

hubungan”

R4 :”jangan terlalu dekat dalam hubungan, misalnya hindari ciuman,

berpelukan, jalan malam, pacaran ditempat sepi dan gelap serta takut

akan Tuhan”

R5 :”saling percaya satu sama lain, melakukan kiegiatan-kegiatan rohani,

mengandalkan Tuhan dalam hubungan, mendukung satu sama lain”

R6 :”saling percaya satu sama lain, melakukan kiegiatan-kegiatan rohani,

mengandalkan Tuhan dalam hubungan, mendukung satu sama lain”

R7 :”sama-sama membangun komitmen untuk pacaran yang sehat sesuai

dengan firman Tuhan”

R8 :”pacaran yang sehat, saling menjaga satu sama lain, selalu berpikir

positif, melakukan kegiatan yang memberikan hasil positif”

Dari hasil wawancara, tidak bertemu dite mpat gelap/sepi, mengandalkan

Tuhan, saling mendukung untuk menggapai masa depan, hindari kontak

fisik, melakukan kegiatan-kegiatan rohani, sama-sama membangun

komitmen untuk pacaran yang sehat.

Cinta merupakan perasaan yang muncul dari dalam hati,

perasan ingin memperhatikan, melindungi dan mengasihi. Cinta yang

45
benar adalah cinta yang memberi tanpa mengharapkan, saling

menghargai dan mengandalkan Tuhan, menjaga dan tidak menginginkan

sesuatu dari pasangan.Cinta masa pacaran berbeda dengan cinta setelah

menikah. Cinta masa pacaran harus ada batasnya, sebatas mengenal

pribadi masing-masing dan jangan memberikan hati sepenuhnya untuk

mencintai ketika tidak berjodoh kamu tidak tersakiti. Cinta setelah

menikah, semua yang dimiliki akan diberikan untuk pasangan. Disaat dua

orang saling mencintai dan sudah matang untuk membentuk keluarga,

maka harus menikah agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

c. Hasil wawancara dengan pemuda tentang pernikahan

P14. Apa itu pernikahan?

R1 :”komitmen untuk memegang perjanjian cinta dihadapan Allah”

R2 :”hubungan permanen laki-laki dan perempuan yang diakui sah oleh

masyarakat”

R3 :”komitmen untuk memegang perjanjian cinta yang dibuat oleh suami

dan istri di hadapan Allah”

R4 :”suatu ikrar janji dan komitmen suci dalam membangun suatu rumah

tangga yang takut akan Tuhan”

R5 :”hubungan permanen antara laki-laki dan perempuan yang diakui

oleh masyarakat yang bersangkutan dan berdasarkan peraturan

perkawinan yang berlaku”

R6 ::”hubungan permanen antara laki-laki dan perempuan yang diakui

oleh masyarakat yang bersangkutan dan berdasarkan peraturan

perkawinan yang berlaku”

46
R7 :”sesuatu yang kudus yang menyatukan antar 2 insan”

R8 :”perjanjian perkawinan antara laki-laki dan perempuan sesuai

dengan ketentuan hukum dan ajaran agama”.

Dari hasil wawancara, pernikahan merupakan komitmen memegang

perjanjian cinta dihadapan Allah, hubungan permanen antara laki-laki

dan perempuan yang diakui oleh masyarakat dan sesuai hukum adan

ajaran agama, sesuatu yang kudus yang menyatukan 2 insan.

P15. Mengapa manusia harus menikah ?

R1 :”untuk memenuhi mandat Allah”

R2 :”menjaga kehormatan diri serta terhindar dari hal-hal yang dilarang

Agama”

R3 :”karena Tuhan telah menciptakan manusia secara sempurna dengan

hasrat sesksual untuk untuk suami istri. Seperti pada kejadian 1:28, bahwa

Allah memberi manusia hak untuk beranak dan bertambah banyak”

R4 :”agar menhindari suatu kejadian atau menghindari suatu hubungan

intim diluar nikah”

R5 :”karena menurut kejadian 2:18, Tuhan Allah berfirman, tidak baik

manusia kalua manusia hidup seorang diri saja. Aku akan menjadikan

penolong baginya, yang sepandan dengan dia”

R6 :”karena menikah merupakan ikatan suci yang bermanfaat menjaga

kehormatan diri serta terhindar dari hal-hal yang dilarang agama antara

lain adalah zinah”

R7 :”untuk menggenapi firman Tuhan agar manusia beranak cucu dan

dapat memenuhi bumi”

47
R8 :” supaya hidup lebih lama, akan lebih sehat, akan lebih bahagia,

rendahnya resiko kelainan jiwa, generasi penerus, pernikahan dianggap

simbol sukses”

Dari hasil wawancara, manusia menikah adalah untuk menggenapi

firman Allah, untuk beranak cucu agar keberadaan manusia dibumi terus

berlanjut, agar terhindar dari hal-hal yang melanggar norma-norma yang

berlaku, menjaga kehormatan diri serta terhindar dari hal-hal yang

dilarang agama, hidup lebih lama, menikah adalah symbol kesuksesan.

P16. Apakah hubungan seks diluar nikah mempengaruhi keharmonisan

perniikahan ?

R1 :” bisa”

R2 :”ya”

R3 :”bisa mempengaruhi keharmonisan pernikahan”

R4 :”ya”

R5 :”bisa saja”

R6 :”bisa saja”

R7 :”tergantung pada pasangan”

R8 :”iya, karena jika hal ini terjadi maka akan mengakibatkan kerusakan

atau perkelahian dalam pernikahan atau berujung perceraian”

Dari pernyataan pemuda, 7 orang pemuda mengatakan hubungan yang

melakukan seks sebelum menikah akan mempengaruhi keharmonisan

dalam rumah tangga dan 1 orang pemuda mengatakan tergantung

pasangan.

P17. Apa arti cinta yang kudus ?

R1 :”cinta yang kudus harus dilakukan dengan tulus”

48
R2 :”yang tidak melakukan seks sebelum nikah”

R3 :”cinta yang kudus hanya ditemukan dalam Yesus Kristus sebagai

bukti nyata, karena Tuhan rela mati untuk menebus dosa manusia, oleh

karena itu apapun yang kita lakukan harus lakukan dengan cinta yang

Tuhan berikan”

R4 :”cinta yang telah melakukan pernikahan agar terhindar dari

keinginan seks diluar nikah, serta cinta yang diberkati agar setidaknya

kita tidak slah dlam berhubungan”

R5 :”cinta yang dipersatukan oleh Tuhan”

R6 :”adalah yang sudah ditetapkan Allah dari sejak awal pernikahan dan

tujuan khusus yang tentunya sesuai dengan kehendak Allah karena Allah

menginginkan agar manusia sudah menikah tidak lagi terjadi perceraian”

R7 :”cinta yang kudus adalah cinta yang suci dan murni”

R8 :”cinta yang kudus yaitu cinta yang sempurna tidak bergantung pada

kondisi pihak yang dikasihi kasih yang rela berkorban dan hanya dapat

datang dari Allah sendiri”

Dari hasil wawancara, cinta yang kudus yang dilakukan dengan tulus,

yang tidak melakukan seks sebelum nikah, cinta kudus adalah cinta

Yesus Kristus sebagai penebus, cinta yang diberkati oleh Tuhan.

Pernikahan merupakan ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan

perempuan melalui proses adat, pemerintah dan agama. Dalam pernikahan

seorang laki-laki dan perempuan dipersatukan untuk membentuk sebuah

keluarga yang baru dan untuk melanjutkan eksistensi manusia di muka bumi.

Dua orang yang hendak menikah harus saling mencintai dan tidak ada unsur

paksaan karena akan berdampak buruk untuk kehidupan rumah tangga.

49
d. Hasil wawancara dengan pemuda tentang kumpul kebo

P18. Apa pandangan saudara tentang pasangabyang tinggal bersama sebelum

menikah atau kumpul kebo ?

R1:”hubungan suami istri tanpa ada ikatan”

R2 :”tidak baik”

R3 :”memberikan saran agar mereka menikah supaya tidak terjadi gosip

dimasyarakat”

R4 :”kurang tepat karena menyebabkan gosip serta setika kurang baik

dalam contoh dimasyarakat dan lingkungan”

R5 :”memberi saran untuk menikah agar tidak menjadi bahan omongan

orang”

R6 :”ketidaksabaran seorang untuk hidup bersama dalam sebuah keluarga

kecil tanpa mengharuskan proses pernikahan”

R7 :”menurut saya tidak masalah yang penting jangan samapi hamil,

karena hamil diluar nikah akan menyusahkan banyak orang”

R8 :”pandangan saya mengenai hal ini yaitu menurut saya kembali

kepada setiap orang yang menjalankan tersebut atau bisa dikatakan hal

tersebut terjadi akibat dari adat istiadat dari tempat meraka berasal”

Dari hasil wawancara, kumpul kebo merupakan hubungan suami istri tanpa

ikatan, kumpul kebo tidak baik, ketidaksabaran seseorang untuk hidup bersama

tanpa melakukan proses pernikahan, kumpul kebo tidak masalah asal tidak

menyusahkan orang lain, kumpul kebo terjadi karena adat.

P19. Apa faktor penyebab kumpul kebo ?

R1 :”ketidaksiapan mental untuk menikah, orang tua tidak merestui”

50
R2 :”tidak mau memberanikan diri untuk menikah”

R3 :”kurang perhatian orang tua, pengaruh teman sebaya, pornografi,

ketidaksiapan mental untuk menikah”

R4 :”faktornya ialah kehamilan diluar nikah”

R5 :”pengaruh pergaulan, ketidaksiapan untuk menikah, kurangnya

perhatian orang tua”

R6 :”faktornya ialah kehamilan diluar nikah”

R7 :”hawa napsu dan tidak direstui orang tua”

R8 :”melakukan hubungan seks diluar nikah, mempunpunyai anak diluar

nikah”

Dari hasil wawancara, kumpul kebo terjadi karena hubungan yang tidak

direstui, . ketidaksiapan mental untuk menikah, tidak memberanikan diri

untuk menikah, pengaruh teman sebaya, kurang perhatian orangtua,

pornografi, hamil diluar nikah, hawa napsu.

P20. Apa dampak dari kumpul kebobagi hubungan suami istri dan anak-

anak?

R1:”terjadi pertengkaran soal status”

R2 :”gampang terjadi penceraian”

R3 :”dampaknya terjadi perselisihan atau perkelahian yang berujung

perceraian”

R4:”terjadi pertengkaran status rumah tangga yang belum sah dan

kemungkinan hancur dalam suatu ketetapan ikatan yang real”

R5 :”bisa terjadinya perselisihan atau perkelahian yang berujung

perpisahan”

51
R6:”bisa terjadinya perselisihan atau perkelahian yang berujung

perpisahan”

R7 :”akan dikucilkan dan menjadi bahan dalam masyarakat”

R8 :”dampaknya bisa beresiko tinggi terhadap keluarga mereka atau bisa

dikatakan akan terjadi pada anak-anaknya”

Dari hasil wawancara, kumpul kebo berdampak bagi hubungan sebagai

pasangan yaitu terjadinya perselisihan soal status hubungan yang tidak

sah karena ada pihak yang takut ditinggalkan, bisa terjadi perceraian,

menjadi bahan gosip, berdampak pada anak-anak.

P21. Apa alasan masyarakat membiarkan pasangan kumbul kebo?

R1 :”tidak ada hak untuk melarang”

R2 :”tidak tahu”

R3 :”tidak ada hak untuk melarang”

R4 :”alasan yang paling umum ialah telah terjadi kehamilan diluar nikah”

R5 :”tidak ingin mencampuri hubungan orang”

R6 :”karena masyarakat tidak memiliki wewenang untuk membatasi

perilaku tersebut selain hukum itu sendiri”

R7 :”karna mungkin mereka berpendapatan itu bukan urusan mereka

sendiri”

R8 :”masih percaya mengenai adat istiadat, atau pemahaman yang

kurang luas”

Dari hasil wawancara, masyarakat tidak ada hak untuk

melarang pasangan kumpul kebo, tidak ingin mencampuri urusan orang

lain, aturan adat yang mengijinkan untuk melakukan kumpul kebo,dan

sudah hamil maka masyarakat membiarkan pasangan kumpul kebo.

52
P22. Tindakan apa yang harus diambil pemerintah untuk mengurangi kumpul

kebo?

R1 :”memberikan sosialisasi dan sanksi”

R2 :”pemerintah harus tegas terhadap pangan kumpul kebo”

R3 :”memberikan sosialaisasi agar mengurangi pasangan kumpul kebo”

R4 :”ketetapan aturan yang ketat dan ketegasan dalam aturan kumbul

kebo”

R5 :”memberikan sosialisasi mengenai hal tersebut sebelum terjadi hal

yang tidak diinginkan”

R6 :”revisi kejelasan hukum mengatur dan mengarahkan pasangan diluar

nikah”

R7 :”melakuakan penyuluhan akan bahaya seks diluar nikah atau kumpul

kebo, memberikan hukuman yang berat agar tidak terjadi lagi”

R8 :”memberikan sosialisasi atau edukasi mengenal hal tersebut”

Dari hasil wawancara, pemerintah sebagai pemimpin harus memberikan

sosialisasi dan sanksi, harus regas, membuat aturan yang ketat dan tegas,

melakukan penyuluhan bahaya seks diluar nikah dan kumpul kebo.

P23. Apa saran saudara untuk gereja ?

R1:”mendorong pasangan kumpul kebo untuk menikah

R2 :”Sering mengadakan nikah masal”

R3:”Mendorong pasangan kumbul kebo agar mereka melangsungkan

pernikahan”

R4 :”Mendorong mereka melakukan nikah masal”

R5 :”Mempersatukan kedua bela pihak”

53
R6:”Harus lebih aktif membekali kaum pemuda dengan pengetahuan

dasar agar pemuda tidak terjebak dalam hubungan diluar nikah”

R7:”Gereja melakukan pendekatan kepada pasangan yang sudah terlanjur

serta mendoakan mereka”

R8:”memberitahukan kepada jemaatnya mengenai hal tersebut yang

berkaitan dengan agama”

Dari hasil wawancara, saran untuk gereja adalah melakukan pendekatan,

mendoakan danmendorong mereka melakukan nikah masal dan sering

mengadakan nikah masal.

P24. Apa saran saudara untuk tokoh adat?

R1 :”Memperbaiki aturan adat”

R2 :”Jangan terlalu menuntut adat agar kerena kebanyakan sekarang

banyak yang belum menikah karena tuntutan adat”

R3 :”Memperbaharui aturan adat”

R4 :”Memperbaiki aturan adat”

R5 :”Memperbaharui aturan adat”

R6 :”Pentingnya peran budaya adat yang harus mempersulit proses nikah

adat”

R7 :”Memperbaiki aturan adat agar tidak memberatkan pasangan yang

ingin menikah”

R8 :”Lebih meninggalkan atau menghapus adat istiadat yang mereka

percaya”

Dari hasil wawancara, saran untuk tokoh adat adalah memperbaharui

aturan adat yang memberatkan pasangan yang ingin menikah.

54
P25. Apa saran saudara untuk pemerintah?

R1 :”Memberikan sanksi”

R2 :”Memberikan sanksi”

R3 :”Memberikan sosialisasi”

R4 :”Memberikan sosialisasi dan sanksi”

R6 :”Pentingnya ketegasan dari aparat pemerintah ditingkah RT agar

tidak dapat pasangan yang belum menikah tinggal dalam satu atap atau

bersama”

R7 :”Memberikan sanksi yang tegas”

R8 :”Memberikan edukasi yang jelas mengenai hal tersebut”

Dari hasil wawancara, saran untuk pemerintah adalah memberikan saksi

dan sosialisasi, pentingnya ketegasan dari aparat pemerintah yang paling

kecil dan memberikan edukasi mengenai hal tersebut.

P26. Apa saran saudara untuk orangtua agar anak mereka tidak melakukan

kumpul kebo?

R1 :”sering berkomunikasi dan mendorong anak melakukan hal-hal

positif”

R2 :”perhatikan anak-anaknya agar tidak terlalu lama melakukan kumpul

kebo”

R3 :”menjelaskan kepada anak-anak mengenai kumpul kebo”

R4 :”memperhatikan pergaulan anak, mendorong anak aktif digereja”

R5 :”memberikan arahan mengenai kumpul kebo dan memberitahukan

dampak dari hal tersebut”

R6 :”membekali anak-anak dengan pengetahuan serta pendidikan dan

mengarahkan anak-anak pada kegiatan positif seperti kegiatan gereja”

55
R7 :”memberikan pengetahuan kepada anak-anak bahwa kumpul kebo itu

tidak baik”

R8 :melakukan hal yang baik dan memberikan edukasi mengenai hal

tersebut”

Dari hasil wawancara, yang harus dilakukan orangtua adalah sering

berkomunikasi dan mendorong anak melakukan hal-hal yang positif,

memperhatikan anak agar tidak terlalu lama melakukan kumpul kebo,

menjelaskan kepada anak mengenai kumpul kebo dan dampaknya,

memperhatikan pergaulan anak dan membekali anak-anak dengan

pengetahuan dan pendidikan.

Kumpul kebo merupakan seorang laki-laki dan seorang perempuan

yang tinggal bersama sebagai suami istri sebelum menikah.Ada berbagai alasan

sehingga terjadinya kumpul kebo dan banyak pasangan yang tidak nyaman

dalam menjalani hubungan yang tanpa ikatan yang sah tapi karena keadan

memaksa mereka untuk terus melakukan kumpul kebo. Ada pasangan kumpul

kebo yang sudah menikah secara adat dan ada juga yang belum sama sekali.

Aturan adat mengijinkan pasangan yang sudah menikah secara adat boleh

tinggal bersama, hal ini jelas memberi kelonggaran untuk pasangan melakukan

kumpul kebo dan dari pemerintah juga tidak adaa tindakan tegas seperti tidak

mengijinkan pasangan yang belum menikah secara agama tinggal diwilayah

mereka, perlu adanya kerja sama dari semua aparat pemerintahan, jika hal ini

diberlakukan disemua tempat maka pasangan kumpul kebo akan kewalahan

untuk mencari tempat tinggal dan memilih menikah.

56
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dan pemaparan tentang seks, cinta,

pernikahan dan kumpul kebo diatas, pemuda dan pemudi tidak menyetujui

pasangan yang belum menikah bisa melakukan hubungan seksual karena seks

diluar nikah melanggar kehendak Allah dan norma-norma yang berlaku. Seks

diluar nikah sering dilakukan atas nama cinta, pasangan menggunakan cinta

untuk melakukan seks memenuhi hawa napsu, cinta yang benar harus mampu

menghormati, menjaga, menghargai dan mengasihi pasangan dengan tulus. Seks

diluar nikah dapat menyebabkan hamil diusia muda sehingga merusak masa

depan, aborsi, depresi, beresiko terkena PMS, membuat malu keluarga, hamil

dan hamil tanpa menikah. Hamil diluar nikah membuat pasangan muda untuk

mengambil resiko untuk menikah meskipun sebenarnya mereka belum siap

untuk menjalani kehidupan rumah tangga. Pernikahan yang terjadi karena

kecelakaan atau hamil diluar nikah akan mempengaruhi keharmonisan rumah

tangga, karena mereka belum siap secara mental maupun ekonomi. Pernikahan

yang kudus adalah pernikahan yang terjadi atas dasar cinta dan dalam menjalin

hubungan tidak melakukah hal-hal yang tidak baik sebelum menikah. Ada juga

yang karena sudah hamil diusia muda maka mereka memilih tinggal bersama

tanpa melangsungkan pernikahan atau kumpul kebo karena mereka tidak

memiliki biaya untuk menikah atau karna tuntutan adat yang terlalu mahal

sehingga pihak laki-laki tidak sanggup membayar dan orangtua tidak merestui.

Aturan adat juga membuat masyarakat melakukan kumpul kebo, seperti setelah

melakukan urusan adat atau nikah adat makanya pasangan sudah sah sebagai

suami istri dan boleh tinggal bersama meskipun belum melakukan nikah gereja.

Kumpul kebo akan membawa dampak buruk dalam hubungan sebagai suami

57
istri karena tidak ada rasa nyaman dalam menjalani hubungan tanpa ikatan dan

takut ditinggalkan pasangan.

Pemuda-pemudi sebagai generasi penerus harus menjadi teladan baik

dalam gereja maupun masyarakat, agar terhindar dari kumpul kebo dan seks

diluar nikah pemuda harus mengandalkan Tuhan dalam menjalani hubungan

pacaran, melakukan hal-hal posiif dengan pasangan, menghindari pertemuan

ditempat sepi, menghindari kontak tubuh, menjaga kekudusan, menghargai dan

menghormati pasangan dan terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan gereja.

Pemuda harus membantu pihak gereja, masyarakat, pemerintah, tokoh adat

dengan ikut terlibat dan mendukung setiap upaya yang dilakukan untuk

mengurangi kumpul kebo.

4.4 Data Lapangan Berdasarkan Teori

Dari teori yang digunakan tentang hasil penelitian ini atau pendapat

pemuda/I baik seks, cinta, pernikahan, dan kumpul kebo, sama-sama

menunjukan bahwa seks sebelum menikah merupakan penyimpangan atau

perbuatan yang melanggar norma-norma yang berlaku yang dipengaruhi oleh

pergaulan bebas,kurangnnya komunikasi dengan orangtua dan tidak ada batasan

dalam kontak fisik. Hubungan seks diluar nikah berarti menyerahkan seluruh

tubuh dan pemuasan nafsu kelamin yang akan merusak hidup.Cinta yang

menuntut melakukan hubungan seks bukan cinta yang baik dan tidak pantas

untuk dipertahankan.Cinta yang benar adalah cinta yang memiliki komitmen

untuk membangun hubungan yang takut akan Tuhan, menghormati dan

menghargai dan cinta dalam pernikahan adalah cinta yang memiliki komitmen,

gairah dan keintiman agar pernikahan tetap bahagia. Hubungan seks diluar nikah

akan mengakibatkan hamil diluar nikah sehingga pasangan yang belum siap
58
untuk hidup bersama secara sah akan memilih untuk tinggal bersama tanpa

ikatan atau kumpul kebo. Kumpul kebo dianggap sama dengan kerbau karena

hidup bersama tanpa ikatan. Ketidaknyaman dalam menjalin hubungan akan

menjadi masalah dalam hubungan suami istri.Tidak ada hukum atau aturan

untuk membuat efek jera kepada pasangan kumpul kebo sehingga mereka segera

melakukan pernikahan.Dalam RKUHP orang yang melakukan kumpul akan

didenda atau dipenjara jika yang melapor salah seorang dari pasangan kumpul

kebo.

59
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

a. Pandangan pemuda tentang kumpul kebo adalah tindakan ketidaksabaran

seorang laki-laki dan perempuan untuk hidup bersama. Kumpul kebo

terjadi karena uang belis mahal, orangtua tidak setuju, aturan adat yang

berlaku, tidak ada biaya untuk menikah dan hamil diluar nikah. Hamil

diluar nikah disebabkan karena pemuda dan pemudi tidak memahami

batas-batas dalam hubungan sehingga mereka melakukan seks sebelum

waktunya. Kumpul kebo akan berdampak buruk bagi hubungan suami

istri karena tidak nyaman menjalani hubungan tanpa ikatan yang sah dan

takut untuk ditinggalkan.

b. Tindakan pemuda agar terhindar dari perbuatan kumpul kebo adalah

mengandalkan Tuhan dalam menjalani hubungan pacaran, melakukan

hal-hal positif dengan pasangan, menghindari pertemuan ditempat sepi,

menghindari kontak tubuh, menjaga kekudusan, menghargai, dan

menghormati pasangan, dan terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan gereja.

Orangtua juga harus mengontrol pergaulan anak dengan melakuakan hal-

hal positif serta berkomunikasi dengan anak dan memberikan kasi sayang

yang cukup untuk anak.

60
5.2 Saran

a. Gereja

Gereja lebih giat lagi mendekati dan menyampaikan firman Allah kepada

pasangan kumpul kebo dan pasangan kumpul menjadi pokok doa ibadah

tiap minggu dan terus merangkul anak muda untuk terus aktif digereja

dan membekali mereka dengan ajaran-ajaran untuk takut akan Tuhan.

b. Tokoh adat

Memperbaharui aturan adat yang mengijinkan pasangan yang sudah nikah

adat tinggal bersama, karena secara agama hal ini salah dan mengurangi

harga belis agar pasangan yang ingin menikah tidak dihalang-halangi.

c. Pemerintah

Membuat aturan untuk pasangan kumpul kebo agar mereka memiliki efek

jera dan memilih untuk menikah.

d. Orangtua

Mengajarkan anak tentang seks agar anak dapat memahami seks dan

jangan menanggap seks sebagai hal yang tabuh karena anak perlu di

bekali sejak kecil.Tidak melarang atau tidak merestui hubungan anak agar

tidak mekukan kumpul kebo.

e. Pemuda

Hidup dan tubuhmu adalah milik Tuhan jadi pakailah untuk kemuliaan

nama Tuhan.

61
DAFTAR PUSTAKA

Abineno, J. L. Ch, 2015, Sekitar Etika dan Soal-soal Etis, Jakarta, Gunung Mulia.
Arikunto, Suharsimi, 2013, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta,
Rineka Cipta.
Dariyo, Agoes, 2008, Psikologi Perkembangan Dewasa Muda, Jakarta Grasindo.
Djam’am dan Aan, 2012, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Alfabeta.
Duvall dan Miller, 1985, Mariagge and Family Development (Sixth Edition), New
York, Harper d Row.
Ferucci, 2009, Bagaimana Menjadi Orang Baik: Agar Hidup Anda Bermakna dan
Disukai Banyak Orang, Jakarta, Libri
Hendrick, C d Hendrick, S, 1992, Liking, Loving and Relating, California,
Books/Cole Publishing Company Pasific Grove.
Hikmawati, P d Saputra, N, 2019, “Politik Hukum Penundaan Pengeesahan RUU
KUHP”, Bidang Hukum Info Singkat Terhadap Isu Aktuan dan Strategis,
Vol. XI, No. 19.
https://www.kompasiana.com/iskandarjet.html
Mar’at, 1981, sikap manusia, perubahan serta pengukurannya, Jakarta: ghalia
indonesia
Miles, P dan Michael Huberman, M, 1992, Analisis Data Kualitatif Buku Sumber
Tentang Merode-metode Baru, Jakarta : UIP
Regan, P, 2003, The Mating Game : A Primer On Love, Sex, and Marriage, USA:
Sage Publicatoins, Inc
Sabat, Kornelius, 2015, Jangan Membunuh Generasi, Yogyakarta
Sarwono, 2006, metode penelitian kuantitatif dan Kualitatif, Yokyakarta, Graha
Ilmu.
Sijabat, 2009, Membangun Generasi Unggul, Yogyakarta, Andi
Soetjiningsih, 2008, Tumbuh Kembang Remaja dan Peasalahannya, Jakarta, CV
Sagung Seto.
Soewondo, 2001, Bunga Rampai Psikologi Perkembangan Pribadi Dari Bayi Sampai
Lanjut Usia, Jakarta, UI Press.
Sternberg, 1998, The Triangle Of Love, New York:Basic Books Inc.
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian, Bandung, Alfabeta.

62
Sukmadita, 2017, Metode Penelitian Pendidikan, Cet. 12. Bandung: Remaja
Tanjung, Arimi, 2007, Free Sex No! Nikah Yes!, Jakarta, Sinar Grafika Offset.
Turner, J.S. d Helms D.B, 1987, Lifespan Developmant, Third Edision, New York,
Holt.
Verkuyl, J, 1957, Etika Seksuil, Jakarta, Badan Penerbit Kristen.
Yudisia, 2003, Analisis Faktor Penyebab Pernikahan Dini dan Dampaknya Bagi
Pelakunya, Vol. 7, no.2

63
LAMPIRAN

Gambar 1.1 : Wawancara dengan Pemuda A

Gambar 1.2 : Wawancara dengan Pemuda B

64
Gambar 1.3 : Wawancara dengan Pemuda C

Gambar 1.4 : Wawancara dengan Pemuda D

Gambar 1.5 : Wawancara dengan Pemuda E

65
Gambar 1.6 : Wawancara dengan Pemuda F

Gambar 1.7 : Wawancara dengan Pemuda G

Gambar 1.8 : Wawancara dengan Pemuda H

66

Anda mungkin juga menyukai