Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL SKRIPSI

PERENCANAAN PEMANCAR RADIO FM PADA KECAMATAN


NGGAHA ORIANGU KABUPATEN SUMBA TIMUR

Oleh :

NAMA

JUSNO YUBERTO YULIUS


NIM

1506030067

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

DESEMBER 2021
HALAMAN PERSETUJUAN

Nama Mahasiswa : Jusno Yuberto Yulius


Nim : 1506030067
Judul Skripsi : Perencanaan Pemancar Radio FM Pada Kecamatan Nggaha
Oriangu Kabupaten Sumba Timur

Proposal skripsi ini telah diperiksa secara cermat sesuai dengan kaidah ilmiah dan
peraturan akademik yang berlaku dilingkup Universitas Nusa Cendana dan disetujui untuk
diseminarkan.

Kupang, Desember 2021

Menyetujui,

Dosen pembimbing I Dosen Pembimbing II

Johanis F.M. Bowakh, ST, MT Hendro F. J. Lami, ST, MT


NIP. 19720725 200003 1 001 NIP. 19800228 200501 1 001

Mengetahui,

Kordinator Program Studi Teknik Elektro

Don E. D. G. Pollo, ST, MT


NIP. 19790114 200312 1 002
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatNya
penulisdapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perencanaan Pemancar Radio FM Pada
Kecamatan Nggaha Oriangu Kabupaten Sumba Timur” ini dengan baik. Adapun tujuan dari
penulisan proposal skripsi ini disusun sebagai pemenuhan persyaratan Administrasi pada
Fakultas Sains dan Teknik Program Studi Teknik Elektro bidang minat Teknik
Telekomunikasi juga untuk melanjutkan skripsi sampai ke jenjang akhir.
Proposal Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu berkat dukungan
serta bantuan dari berbagai pihak, karena itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Johanis F. M. Bowakh, ST, MT, selaku Dosen Pembimbing I.


2. Bapak Hendro F. J. Lami, ST, MT, selaku Dosen Pembimbing II.
3. Bapak Don E.D.G. Pollo, ST.MT, selaku kordinator Program Studi Teknik Elektro.
Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan mendapatkan Berkat dari Tuhan
Yang Maha Esa.

Kupang, Desember 2021

Jusno Yuberto Yulius


DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................................
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
DAFTAR TABEL................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................
DAFTAR SINGKATAN......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................
1.3 Batasan Masalah..............................................................................................................
1.4 Tujuan Penelitian.............................................................................................................
1.5 Manfaat............................................................................................................................
1.6 SistematikaPenulisan.......................................................................................................
BAB II DASAR TEORI.......................................................................................................
2.1 Sistem Komunikasi Radio.............................................................................................
2.1.1 Gelombang Radio............................................................................................
2.2 Jenis Rambatan Gelombang Radio..................................................................................
2.3 Service Areas (wilayah jangkauan)..................................................................................
2.4 Coverage Areas (wilayah layanan)..................................................................................
2.5 ParameterSistem Komunikasi Radio...............................................................................
2.6 Aplikasi Radio Mobile.....................................................................................................
BAB III METEDO PENELITIAN.....................................................................................
3.1 Tempatdan Waktu Penelitian...........................................................................................
3.2 Instrumen Penelitian........................................................................................................
3.3 Metode Penelitian............................................................................................................
3.4 Langkah-langkah Penelitian.............................................................................................
3.5 Wilayah Perancangan Kecamatan Nggaha Oriangu........................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Radio merupakan salah satu media yang dapat memberikan informasi dan hiburan
secara gratis dan mempunyai jarak jangkau yang jauh untuk memancarkan gelombang
elektromagnetiknya. Masyarakat Kabupaten Sumba Timur masih sangat membutuhkan
siaran radio untuk mendapatkan informasi maupun hiburan dikarenakan jaringan seluler
dan internet belum menjangkau seluruh wilayah dan juga kualitas jaringan yang masih
buruk. Kurangnya perangkat dan pengetahuan tentang teknologi menjadikan masyarakat
sulit untuk mencari informasi untuk memanfaatkan akses yang ada. Sehingga radio sangat
diperlukan oleh masyarakat karena memberikan informasi dan hiburan yang praktis.
Kabupaten Sumba Timur sendri belum mempunyai siaran radio terutama siaran radio
FM yang mempunyai kualitas siaran dan suara yang baik. Oleh karena itu untuk
mewujudkan, agar masyarakat bisa mendapatkan informasi dan hiburan yang mudah,
perlu dibangun sebuah pemancar siaran radio FM, lokasi perencanaan pembangunan
pemancar radio FM tersebut pada wilayah kantor Kecamatan Nggaha Oriangu. Dalam
perencanaan ini yang perlu ditentukan adalah ketinggian Antena, daya pancar dan luas
cakupan sehingga wilayah layanan sesuai dengan yang diharapkan, band frekuensi yang
digunakan berdasarkan standar yang digunakan yaitu 88-108 Mhz.
Berdasarkan uraian diatas maka judul yang diambil adalah “Perencanaan Pemancar
Radio FM Pada Kecamatan Nggaha Oriangu Kabupaten Sumba Timur”.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana Perencanaan Pemancar Radio FM Pada Kecamatan Nggaha Oriangu
Kabupaten Sumba Timur

1.3 Batasan Masalah


1. Perencanaan Pemancar Radio FM meggunakan software Radio Mobile.
2. Radius layanan 20 KM.
1.4 Tujuan Penelitian
Agar dapat menjadi sarana untuk mendapatkan informasi dan hiburan melalui
pemancar radio FM bagi masyarakat Nggaha Oriangu.
1.5 Manfaat
Memberikan kemudahan kepada masyarakat Nggaha Oriangu dalam mendapatkan
informasi dan hiburan yang praktis.
1.6 SistematikaPenulisan

Adapun sistematika penulisan proposal skripsi ini adalah sebagai berikut:


BAB I PENDAHULUAN
Pada bab I merupakan pendahuan yang berisi latar belakang, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan.
BAB II DASAR TEORI
Pada bab II berisi tentang teori penunjang tentang Sistem komunikasi radio.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab III berisi mengenai alur metodologi penelitian seperti waktu, tempat dan
instrumen penelitian.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Sistem Komunikasi Radio


Komunikasi radio adalah komunikasi yang dilakukan tanpa menggunakan kabel yang
memanfaatkan udara sebagai media transmisi untuk perambatan gelombang radio yang
bertindak sebagai pembawa sinyal informasi. Prinsip komunikasinya dapat dilihat pada
Gambar 2.1. [3]

Informasi Informasi
Pemancar Penerima

Gambar 2.1 : Prinsip komunikasi radio[1]


Sistem terdiri atas dua bagian pokok, yaitu pemancar (Tx) dan penerima (Rx).
Pemancar terdiri atas modulator dan antena pemancar, sedangkan penerima terdiri atas
demodulator dan antena penerima. Modulator berfungsi untuk memodulasi informasi
menjadi sinyal yang akan dipancarkan melalui antena pemancar. Antena merupakan suatu
sarana atau piranti yang mengubah sinyal listrik (tegangan/arus) menjadi sinyal
elektromagnetik pada pemancar. Sinyal elektromagnetik inilah yang akan dipancarkan
melalui udara atau ruang bebas sehingga sampai pada penerima.
Sinyal yang dipancarkan oleh antena pemancar akan ditangkap oleh antena penerima.
Dalam hal ini, antena merupakan suatu sarana atau piranti yang mengubah sinyal
elektromagnetik menjadi sinyal listrik (pada penerima). Demodulator pada bagian
penerima akan mendemodulasi yaitu proses kebalikan dari pada modulasi sinyal listrik
menjadi sinyal informasi seperti aslinya. Agar antena dapat bekerja dengan efektif, maka
dimensi antena harus merupakan kelipatan (orde) tertentu dari panjang gelombang radio
yang digunakan. [1]
2.1.1 Gelombang Radio
Gelombang radio adalah satu bentuk radiasi gelombang elektromagnetik,
yang terbentuk pada saat obyek yang bermuatan listrik yang dibangkitkan oleh
osilator sebagai gelombang pembawa dimodulasi (ditumpangkan frekuensinya)
oleh gelombang informasi sehingga berada pada frekuensi yang terdapat pada
rentang frekuensi gelombang radio (frekuensi radio) pada suatu spektrum
elektromagnetik.Radiasi gelombang elektromagnetik untuk gelombang radio ini
bergerak dengan cara osilasi elektrik maupun magnetik.

Gelombang elektromagnetik lainnya, yang memiliki frekuensi di atas


gelombang radio meliputi sinar gamma, sinar-X, inframerah, ultraviolet, dan
cahaya. Ketika gelombang radio dipancarkan melalui kabel, osilasi dari medan
listrik dan magnetik tersebut dinyatakan dalam bentuk tegangan dan arus
bolak-balik di dalam kabel. Hal ini kemudian dapat diubah menjadi signal
informasi. Meskipun kata radio digunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan
alat penerima gelombang suara, namun transmisi gelombangnya dipakai sebagai
dasar gelombang pada televisi, radio, radar, dan telepon genggam pada
umumnya.

Frekuensi yang digunakan untuk telekomunikasi menempati rentang dari


3 kHz hingga 3 THz (Tera Hertz = 10 12 Hertz). Dengan rentang frekuensi yang
cukup besar ini, maka penggunaannya harus diatur (disebut alokasi frekuensi)
sehingga sistem-sistem radio yang ada tidak saling mengganggu.Dengan
pengaturan alokasi frekuensi, maka setiap sistem yang menggunakan
komunikasi radio akan memiliki rentang frekuensi kerja tersendiri yang
berbeda dengan rentang frekuensi kerja sistem yang lain. Kenyataan ini juga
akan meminimalkan resiko interferensi oleh karena penggunaan frekuensi yang
sama oleh dua atau lebih sistem yang berlainan.

Pada Tabel 2.1 adalah penentuan alokasi frekuensi dan Tabel 2.2 alokasi
frekuensi yang sering digunakan untuk sistem telekomunikasi. [1]
Tabel 2.1 Alokasi frekuensi [1]

Tabel 2.2 Alokasi frekuensi yang sering digunakan[3]

2.2 Jenis rambatan gelombang radio


Rambatan gelombang radio dari antena pemancar ke antena penerima bisa melalui
berbagai lintasan dengan beberapa mekanisme perambatan dasar. Mekanisme
perambatan dasar yang dimaksud adalah LOS (Line of Sight), difraksi, Scattering
(hamburan), Fading (pemudaran), Refraksi (Pembelokan) dan pantulan.

1. LOS (Line of Sight)


Salah satu mekanisme perambatan gelombang radio adalah LOS (Line of
Sight), yang merupakan lintasan yang mengikuti garis pandang. Perambatan ini
terjadi jika antena pemancar dan penerima dapat saling berhadapan yaitu apabila
di antara keduanya dapat ditarik garis lurus tanpa adanya hambatan (obstacle) apa
pun.

Gambar 2.2 : Lintasan Line of Sight


Pada Gambar 2.2 tersebut Lintasan LOS merupakan lintasan yang
menghasilkan daya yang tertinggi di antara mekanisme-mekanisme yang lain.
Dengan kata lain, lintasan LOS menghasilkan nilai redaman yang terendah.
Redaman lintasan yang menyatakan pengurangan sinyal sebagai besaran positif
dalam satuan desibel (dB), didefinisikan sebagai perbedaan antara daya yang
ditransmisikan (oleh pemancar) dengan daya yang diterima (oleh penerima).
Redaman lintasan dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan 1.5.
Diatas permukaan bumi, Perambatan gelombang radio jenis line of sight ini
akan dibatasi jaraknya oleh karena kelengkungan bumi pada Gambar 2.3 di bawah
ini.

Gambar 2.3 : LintasanLine of Sightyang dibatasi Kelengkungan Bumi


Lintasan LOS merupakan lintasan yang dapat diandalkan karena redaman
lintasan yang rendah. Jika di antara pemancar dan penerima tersedia lintasan
semacam ini, maka dapat diharapkan dengan pasti tentang kualitas penerimaan
sinyal. Hal inilah yang dimanfaatkan untuk komunikasi gelombang mikro, dimana
masing-masing antena pemancar dan penerima menggunakan antena parabola
dengan pengarahan yang tinggi. Yang perlu diperhatikan dalam pemanfatan
lintasan LOS adalah bahwa kedua antena harus benar-benar dapat saling
berhadapan. Jika kondisi ini tidak terpenuhi maka komunikasi akan menjadi gagal,
terutama apabila lebar berkas (beamwidth) antena cukup kecil. Lintasan LOS juga
sangat berperan untuk jenis komunikasi radio seperti yang terdapat pada
komunikasi seluler. [1]

2. Difraksi
Difraksi adalah perubahan arah rambatan gelombang radio karena membentur
benda atau obstacle (penghalang) yang berupa ujung yang tajam (knife edge),
bukit, pohon, bangunan dan lain-lain. Nilai perkiraan redamannya dapat dihitung
dengan melihat harga-harga ekstrim yang disebabkan oleh difraksi oleh karena
halangan yang tajam dan penyerapan sempurna (Knife Edge Diffraction).

a). Tampak Atas

b). Tampak Samping

Gambar 2.4: Difraksi karena obstacle

3. Hamburan (Scattering)
Hamburan gelombang radio terjadi jika medium tempat gelombang merambat
terdiri atas benda-benda (partikel) yang berukuran kecil (jika dibandingkan
dengan panjang gelombang) dan jumlah per satuan volumenya cukup besar.
Mekanisme hamburan akan menyebabkan gelombang menuju ke segala arah
sehingga transmisi gelombang radio dengan mekanisme hamburan mempunyai
efisiensi yang kecil. Untuk meningkatkan efisiensi ini biasanya digunakan antena
dengan permukaan yang luas.
Mekanisme hamburan juga terjadi pada lingkungan radio seluler. Dalam hal
ini, obyek sebagai penghambur dapat berupa pepohonan, rambu-rambu lalu lintas
dan tiang-tiang lampu jalan. Efisiensi yang kecil mengakibatkan mekanisme
hamburan ini dapat berpengaruh pada penerima yang berada di sekitar benda
penghambur. Daya gelombang terhambur akan meluruh dengan cepat sehingga
pengaruhnya pada penerima yang berada jauh dari penghambur menjadi sangat
kecil. Meskipun demikian, berbagai pengukuran menunjukkan bahwa daya yang
diterima sering lebih daripada yang diperkirakan oleh sinyal terpantul dan
terdifraksi. Hal ini menunjukkan kontribusi gelombang terhambur pada
penerimaan sinyal.

4. Fading (Pemudaran)
Pada dasarnya, gelombang radio yang datang pada penerima berasal dari
berbagai arah dan berbagai lintasan (dengan berbagai mekanisme perambatan
yang telah dilaluinya). Dengan demikian daya yang diterima oleh penerima
merupakan penjumlahan (vektor) dari seluruh gelombang radio yang datang.
Lebih singkatnya bahwa fading adalah sejumlah sinyal yang diterima oleh
penerima dari sumber yang sama.
Jarak yang ditempuh gelombang dan mekanisme perambatan yang
telah dialami gelombang menyebabkan gelombang yang datang memiliki
amplitude dan fase yang berbeda satu sama lain. Kondisi lingkungan yang selalu
berubah dari waktu ke waktu juga mengakibatkan amplitudo dan fase gelombang
radio yang diterima berubah-ubah (bervariasi) dari waktu ke waktu. Keadaan ini
dikenal dengan istilah pemudaran (fading). Oleh karena diakibatkan oleh lintasan-
jamak (multipath), maka juga sering disebut pemudaran lintasan-jamak (multipath
fading). [1]

Gambar 2.5 : Gelombang datang pada penerima dariBerbagai Lintasan


(Multipath)
Contoh akibat terjadinya pemudaran gelombang radio adalah bervariasinya
volume pada penerimaan radio SW (Short Wave). Pada siang hari, pemudaran
yang terjadi cukup meng-ganggu, sedangkan pada malam hari penerimaan radio
SW menjadi lebih baik karena atmosfer bumi lebih stabil daripada pada siang hari.
Fading bisa terjadi disembarang tempat, dimana kedua sinyal gelombang
tanah dan gelombang ionosfir/langit diterima. Kedua gelombang tersebut mungkin
tiba dengan fasa yang berbeda, sehingga menyebabkan efek saling
menghilangkan. Fading jenis ini dijumpai dalam komunikasi jarak jauh yang
melewati daerah berair dimana propagasi gelombang bisa mencapai tempat yang
jauh. [1]

5. Refraksi
Refraksi adalah pembengkokan/pembelokan gelombang radio karena
perubahan karakte-ristik atmosfer, yaitu terjadinya perubahan temperatur,
kerapatan, dan kelembaban. Perubahan kerapatan atmosfer berpengaruh terhadap
cepat rambat gelombang (Freeman, 1999). Dengan kata lain bahwa refraksi terjadi
karena gelombang radio merambat dengan kecepatan yang berbeda pada media
yang berlainan.
Dalam kehidupan sehari-hari pembengkokan bisa terlihat pada saat tongkat
dicelupkan ke dalam air, terlihat tongkat seolah membengkok. Disini tongkat
tersebut berada dalam media yang berbeda yaitu di antara udara dan air. Peristiwa
ini bisa terjadi saat gelombang elektromagnetik merambat lurus yang melintasi
media udara dengan indeks bias tertentu sebesar (n) menyebabkan kecepatan
rambat gelombang menjadi lebih lambat terhadap kecepatan gelombang di ruang
hampa yaitu sebesar 300.000 km/detik. Kecepatan rambat gelombang dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut ini :

………….. ……………………………(2.1)

Keterangan :
v = kecepatan rambat gelombang
n = indeks bias refraksi
c = kecepatan cahaya (3x108 m/det)
ε r = permitivitas relatif
Refraksi gelombang yang merambat pada atmosfer menyebabkan timbulnya
horizon radio (kaki langit) sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 1.3, sehingga
jarak Tx ke Rx pada sistem Line Of Sight(LOS) tertentu dipengaruhi oleh
kerapatan atmosfer.

Gambar 2.6 :Radio Horizon


Karena lintasan gelombang radio pada kenyataannya adalah melengkung,
maka untuk memudahkan analisis, lintasan gelombang radio dimanipulasi menjadi
datar, dengan cara memanipulasi jari-jari bumi menjadi (r’) dengan menggunakan
rumusan berikut (Freeman, 1999) :
r’ = jari-jari efektif bumi
= k x r ; untuk standar k = 4/3
Keterangan :
k = faktor kelengkungan bumi
r = jari-jari bumi (6.370 km)

6. Pantulan (Reflection)
Gelombang yang merambat di udara bebas bisa mengalami difraksi, refraksi
dan bisa juga memantul karena mengenai obyek tertentu seperti permukaan air
atau permukaan benda lain yang sejenis. Oleh karena itu antena penerima akan
menerima sejumlah gelombang dari satu sumber pemancar yang sama yaitu yang
berasal dari sejumlah rambatan dari gelombang yang merambat lurus (direct
wave) dari pemancar atau bisa juga berasal dari pantulan (reflected wave) dan
lain-lain. Apabila sejumlah gelombang ini datang di antena penerima memiliki
fase yang berlainan, maka dapat dipastikan akan mengurangi kekuatan sinyal.
Gambar 2.7 : Gelombang Pantul (Reflected Wave)
Kerugian yang dialami ini tidak lepas karena pantulan gelombang yang
terjadi oleh karena permukaan daratan yang licin, lembab dan karena permukaan
udara yang panas di atas gurun tandus. Idealnya gelombang yang terpantul seperti
ini tidak dikehendaki. Perubahan indeks bias udara yang dilewati akan
menyebabkan bergesernya titik pantul sehingga akan terjadi perubahan kekuatan
sinyal yang diterima oleh perangkat penerima.
Tanah yang kasar, setumpuk batu karang atau daerah yang berhutan lebat
umumnya bukan bertindak sebagai pemantul yang baik terhadap gelombang radio,
tetapi sebaliknya komponen-komponen itu banyak menyerap energi radio yang
datang padanya atau menghambatnya sehingga energi yang terpantul tersebut
akan sedikit sekali yang mencapai antena penerima. Dengan demikian jelas bahwa
lintasan gelombang terpantul yang titik pantulnya berupa permukaan yang kasar
memiliki interferensi yang kecil. [1]

2.3 Radio FM

2.4 Aplikasi Radio Mobile


Radio Mobile mempunyai tool yang bebas dan powerfull untuk merencanakan
polaradiasi radio dan memprediksi kinerja sistem radio. Menggunakan data elevasi
teraintersedia secara bebas dapat menghasilkan peta virtual skala abu-abu, x-ray dan
warnapelangi. Disamping itu, juga dapat menghasilkan tampilan 3D di stereoscopic serta
animasi sambil dioperasikan. Gambar latar belakang dapat digabungkan dengan petahasil
scan, foto satelit dan peta MapQuest untuk menghasilkan plot prediksi yangakurat.Radio
Mobile adalah pengembangan dari Roger Coudé dimana iamengadaptasi mesin di Radio
Mobile sehingga akan beroperasi di web sebagai alatRF online. Keuntungan dari versi
online dibandingkan program tradisional yangberjalan pada PC adalah bahwa pengguna
tidak direpotkan oleh administrasi geodataseperti ketinggian permukaan data peta. Semua
sudah siap untuk digunakan pada Radio Mobile online. [2]

Radio Mobile menggunakan parameter input berikut untuk memprediksi dan memberikan
peta cakupan yang menunjukkan liputan radio:

• Lokasi pemancar
• Output daya pemancar
• Frekuensi
• Jenis Antena
• Pola Antena
• Penguatan Antena
• Rugi saluran transmisi, termasuk filter dan multicoupler
• Lokasi penerima
• Jenis antena penerima
• Data medan dan ketinggian untuk area tersebut
Propagasi radio adalah studi tentang bagaimana gelombang radio bergerak dari situs
pemancarke situs penerima melalui atmosfer. Sinyal radio dipengaruhi oleh
medanketinggian antara situs, dan penghalang, termasuk pohon, bangunan, dll.
Yangmungkin di antara dua situs. Sinyal radio juga dipengaruhi oleh atmosferdan kondisi
cuaca terkait lainnya. [3]
BAB III

METEDO PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Adapun tempatpenelitian adalah fleksibel, sedangkan waktu penelitian terhitung


selama 3 bulan dihitung semenjak proposal diseminarkan dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jadwal dan waktu penelitian

Desembar Januari Februari Maret


No
Kegiatan II
. II III IV I II III IV I II III IV I II IV
I
Seminar
1
Proposal
  dan                              
Persiapan
Perlengkapa
n Penelitian
Melakukan
2                              
Penelitian

Penyusunan
dan
3 Konsultasi                              
Hasil
Penelitian

Persiapan
4 Seminar                              
Hasil

Seminar
5                              
Hasil
Perbaikan
dan
6                              
Persiapan
Ujian Skripsi

7 Ujian Skripsi                              

3.2 Instrumen Penelitian


Dalam melakukan instrumen yang digunakan yaitu Laptop Acer Aspire V5 dan
Software Radio Mobile.
3.3 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur mengenai
perancangan stasiun radio baru atau perancangan pancaran stasiun radio FM dan
mengsimulasikan menggunakan software Radio Mobile.Simulasi menggunakan radio
mobile adalah dengan tujuan agar pada saat perancanaan membangun sebuah stasiun
radio, lebih diperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas akhir dari
stasiun atau gelombang elektromagnetik yang di pancarkan. Kualitas gelombang yang
dipancarkan dan diterimah oleh pesawat radio sangat penting karena disitulah sebuah
stasiun dikatakan layak mengudara. Tahap-tahap penelitian seperti pada diagram alir di
bawah:

Mulai

Studi Literatur

Menyiapkan Software Radio


Mobile

Masukan parameter-parameter
perancangan pada software

Analisis Cakupan Pancaran


Buat Laporan

selesai

Gambar 3.1: Diagram alir penelitian


3.4 Langkah-langkah Penelitian
1. Menginstall Software Radio Mobile
Langkah pertama dalam penelitian adalah menginstall radio mobile, sebagai
software untuk melakukan simulasi perancangan cakupan pancaran radio FM yang
bersifat bebas atau gratis digunakan.
2. Mendownload Map Wilayah Perencanaan
Langkah kedua adalah mendownload map sebagaipeta wilayah perencanaan
perancangan yang digunakan.
3. Menentukan Koordinat Penempatan Pemancar
Langkah ketiga merupakan penentuan titik koordinat yang tepat, dimana titik
koordinat harus pada lokasi yang paling baik atau tempat yang setinggi mungkin agar
servis area bisa mendapatkan penyebaran gelombang yang bagus.
4. Memasukan Nilai Parameter
Nilai parameter merupakan faktor penting yang harus ditentukan atau
diperhitungkan karena parameter yang digunakan menjadi acuan sehingga kualitas
dari pancaran menjadi baik dan sesuai dengan standar yang di tentukan pemerintah.
5. Memilih Sistem Untuk Antena dan Ketinggian
Pemilihan sistem antena merupakan hal yang penting, antena yang digunakan
haruslah menguntungkan dari segi penyebaran dan segi budget, sehingga dapat
menjangkau lebih banyak servis area dan juga sinyal yang normal.
6. Mengecek Kualitas Menggunakan Tools Link
Setelah langkah-langkah di atas telah dimasukan dalam software mobile
radiokemudian mengecek hasil dengan tools link.
7. Menghitung Parameter-Parameter
Langkah terakhir yang dilakukan adalah menghitung parameter-parameter
yang digunakan untuk membandingkan dengan nilai parameter yang ditetapkan
pemerintah.
3.5 Lokasi Perancangan Kecamatan Nggaha Oriangu
Penelitian ini dilakukan pada Kecamatan Nggaha Oriangu Kabupaten Sumba Timur.
Adapun lokasi Kecamatan Nggaha Oriangu dan titik perencanaan pancaran stasiun radio
seperti pada Gambar 3.2 : di bawah ini:

Gambar 3.2 : Kecamatan Nggaha Oriangu dan Titik Pancaran


DAFTAR PUSTAKA

[1] Muqit,Abdul. July 2020 : Sistem Komunikasi Radio & Laboratorium

[2] Coude, Roger. Desember 2011. Propagasi Radio Dan Liputan RadioProgram
Simulasi Komputer.
[3] Sulistiwati, indah. 2009. Teknik telekomunikasi dasar-Komunikasi radio.

[4] Http://Radiomobileonline.Pe1mew.Nl/?About_Radio_Mobile_Online.html
[5] (2005). Master Plan Penetapan Frekuensi Kanal Radio Stasiun Fm. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai