Anda di halaman 1dari 10

Daftar Isi

Daftar isi................................................................................................... 1

Kata Pengantar.......................................................................................... 2

BAB I (PENDAHULUAN)

Latar Belakang................................................................................... 3

Masalah yang sering terjadi............................................................... 3

BAB II (ISI)

Pengertian etiket................................................................................. 4

Pengertian berpacaran........................................................................ 4

Pacaran sehat menurut Alkitab........................................................... 4

Tips pacaran........................................................................................ 8

Batasan pacaran................................................................................... 9

BAB III (PENUTUP)

Kesimpulan......................................................................................... 10

Saran................................................................................................... 10

Daftar pustaka..................................................................................... 11

1
Kata Pengantar

Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, yang telah setia
mendampingi kami semua. Sebelumnya, perkenankanlah kami untuk
berterima kasih kepada orang-orang yang sudah berperan dalam pembuatan
makalah ini.

1. Kami berterima kasih kepada Tuhan Yesus karena sudah membimbing


kami. Tanpa-Nya, kami tak akan dapat menyelesaikan makalah ini.
2. Kami juga berterima kasih kepada Ibu Lia, guru BK kami yang telah
memberi kami tugas untuk membuat makalah. Dengan adanya tugas
ini, kemampuan kami dapat semakin diolah. Kami juga ingin berterima
kasih untuk bimbingan dan saran Ibu selama pembuatan makalah ini.
3. Selanjutnya, kami juga ingin berterima kasih kepada orang tua kami
yang sudah memberi kami fasilitas, sehingga kami dapat mengerjakan
makalah ini dengan baik.
4. Terakhir, kami ingin berterima kasih untuk semua orang yang sudah
membantu kami selama penyusunan makalah ini. Kami sangat
berterima kasih.

Makalah ini kami buat sebagai tugas dalam mata pelajaran Bimbingan dan
Konseling (BK) yang diajarkan oleh Ibu Natalia (Bu Lia).

Semoga makalah yang kami buat, dapat dimanfaatkan dengan baik dan
menjadi berkat bagi pembaca. Kami mengerti bahwa makalah ini jauh dari
sempurna dan masih banyak memiliki kekurangan. Maka, maafkan kami jika
ada salah kata ataupun kesalahan yang terdapat pada makalah ini, karena kami
juga manusia biasa. Kami juga mengharapkan saran dari Ibu Lia dan teman-
teman yang lain untuk menyempurnakan makalah ini. Terima kasih. Tuhan
Yesus memberkati.

Hormat kami,

Tim penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak, ada kegembiraan,
kebahagiaan, tetapi juga ada kesedihan dan keterpurukan. Masa remaja
juga merupakan saat-saat di mana kita sudah memiliki hubungan pacaran
dengan lawan jenis. Tetapi, apa sebenarnya tujuan dari pacaran itu sendiri
saat kita masih di bangku sekolah? Dan bagaimana cara pacaran yang
positif itu?
Remaja masih memiliki emosi yang labil. Saat kita berpacaran
dengan seseorang, rasanya “dunia milik kita berdua”. Kita jadi kurang
memperhatikan keadaan di sekitar kita. Selain itu, karena belum
matangnya perasaan, maka kita mudah untuk jatuh cinta, tapi juga mudah
untuk merasa bosan dengan orang itu. Apalagi kalau kita mencintai
seseorang, tetapi orang itu menolak kita. Bisa galaunya berhari-hari.
Remaja kristiani pun juga tak lepas dari pacaran. Seharusnya,
sebagai orang kristiani, kita berbeda dari orang-orang dunia. Oleh karena
itu, bagaimanakah pendapat Alkitab mengenai pacaran? Bagaimana cara
berpacaran yang baik?
Berpacaran itu diperbolehkan, dan merupakan hak dari masing-
masing orang. Tetapi berpacaran itu juga memiliki etiket yang harus
dipatuhi. Mungkin pertamanya hanya bergandengan tangan, kemudian
suap-suapan, pelukan, bahkan tak jarang ada yang “mojok” berdua. Jika
kita tidak mengerti etiket yang benar, maka mungkin saja kita terperosok
lebih dalam lagi, dan melakukan hal-hal yang lebih lagi.

B. Masalah yang sering terjadi


Banyak remaja usia SMP yang saat ini sudah berpacaran, tanpa
mengetahui maksud dan tujuan sebenarnya dari berpacaran. Mereka
berpacaran hanya untuk kesenangan maupun gengsi dan supaya terlihat
“laku”. Saat berpacaran pun, belum mengetahui batasan-batasan yang
harus dipatuhi. Emosi remaja yang masih labil juga menyebabkan seorang
remaja sering gonta-ganti pacar. Memengnya itu hal yang patut
dibanggakan? Bagaimana cara berpacaran yang baik? Dan bagaimana kita
tahu pacar kita benar?

3
BAB II
ISI

A. Pengertian etiket
Etiket berasal dari Etiquette (Perancis) yang berarti dari awal
suatu kartu undangan yang biasanya dipergunakan semasa raja-raja di
Perancis mengadakan pertemuan resmi, pesta dan resepsi untuk kalangan
para elite kerajaan atau bangsawan. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, etiket diartikan sebagai: Etiket (Perancis) adat sopan santun
atau tata krama yang perlu selalu diperhatikan dalam pergaulan agar
hubungan selalu baik.
Adanya etiket diperlukan dalam setiap aspek kehidupan kita. Tak
lepas berpacaran pun harus menggunakan etiket yang baik, sehingga kita
lebih dihargai dan juga orang lain tidak merasa “risi” dengan apa yang
kita lakukan saat berpacaran.

B. Pengertian Berpacaran
Pacaran adalah proses perkenalan antara dua insan manusia yang
biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju
kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan.

C. Pacaran Sehat Menurut Alkitab

a) Jangan sampai terjebak pada motivasi yang salah


 Sebelum menjalin sebuah hubungan ada baiknya kita
melihat kembali tujuan awal ketika kita akan memulai
suatu hubungan berpacaran itu apa? Karena keinginan
mata saja ataukah karena kita ingin membangun suatu
hubungan serius dengan komitmen ke arah pernikahan?
Jaman sekarang seringkali manusia mencobai dirinya
sendiri dengan asal saja menjalin hubungan pacaran. Ada
yang beranggapan “Daripada jomblo, mending pacaran
saja meskipun tidak serius” ada juga yang beranggapan
pacaran adalah sebuah lifestyle yang wajar dilakukan
meskipun tanpa komitmen yang jelas. Sebagian wanita
cenderung melihat sosok pasangan ideal berdasarkan

4
materi sedangkan pria seringkali tertarik kepada wanita
karena penampilan fisiknya. Pemikiran seperti ini yang
justru menjebak anak-anak Tuhan sehingga mereka
memberikan dirinya untuk dikuasai dosa.
 “Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya
sendiri, karena dia diseret dan dipikat olehnya.”
(Yakobus 1:4)

b) Lakukan dengan tujuan mencari kecocokan


Pacaran bertujuan mencari kecocokan calon pasangan hidup
(bukan memuaskan hawa nafsu atau gengsi)
 (Kejadian 2:18)
“TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau
manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan
penolong baginya, yang sepadan dengan dia."”
Artinya, pasangan itu harus sepadan, agar dapat
berfungsi sebagai penolong (bukan pelengkap untuk
melengkapi kekurangannya). Kalau mencari pasangan
yang dapat melengkapi kekurangannya, pada waktunya
akan kecewa sebab ada batasnya pasangan tidak dapat
melengkapi kekurangannya. Tetapi sebagai penolong,
akan menolong diri kita untuk mengatasi kekurangan yg
ada.
 (2Korintus 6:14)
“Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak
seimbang dengan orang-orang yang tak percaya.
Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran
dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat
bersatu dengan gelap?”
Artinya, pasangan harus juga merupakan orang percaya.
Karena kecocokan tidak mungkin dapat ditemukan dengan
orang yang tidak percaya.
c) Jagalah hatimu dengan memenuhi kebenaran Firman Allah
 Amsal 4:23

5
“Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena
dari situlah terpancar kehidupan.”
Artinya, jaga hati dan jangan mencemari hati. Karena apa
yang ada dalam hati kita, mencerminkan kehidupan kita.
d) “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh
Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu
peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu
sendiri?”(1Korintus 6:19)
 Jangan pernah menyerahkan tubuhmu kepada percabulan
(1Korintus 6:15-17)
 (Matius 5:8 )
“Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena
mereka akan melihat Allah.”
Milikilah hati yang suci, perbuatan yang suci karena
dengan itulah kita bisa masuk dalam kerajaan Sorga.
e) Hentikan segera saat tidak menemukan kecocokan (dalam bentuk
apapun)
 Pacaran tidak selalu berakhir dengan pernikahan, karena
jika ternyata ditemukan ketidakcocokan, maka proses
berpacaran harus dihentikan.
 Jika tetap dilanjutkan akan berakibat fatal. Contoh:
Simson (Hakim-Hakim 14:3) “Tetapi ayahnya dan
ibunya berkata kepadanya: "Tidak adakah di antara
anak-anak perempuan sanak saudaramu atau di
antara seluruh bangsa kita seorang perempuan,
sehingga engkau pergi mengambil isteri dari orang
Filistin, orang-orang yang tidak bersunat itu?" Tetapi
jawab Simson kepada ayahnya: "Ambillah dia bagiku,
sebab dia kusukai."”
Simson sudah tahu bahwa antara dia dan Delila tidak ada
kecocokan. Tetapi, karena buta oleh cinta Simson tetap
ngotot. Akhirnya, Simson meninggal akibat Delila yang
mengkhianatinya.

6
D. Tips Pacaran
Bagaimana berpacaran yang sehat? Semuanya ada di Alkitab. 1
Korintus 13:4-7 mencakup semuanya. Di situ tertulis bagaimana cinta
agape itu (cinta agape: cinta yang memberi, tulus)
(1 Korintus 13:4-7)
“4Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia
tidak memegahkan diri dan tidak sombong. 5Ia tidak melakukan
yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia
tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. 6Ia
tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
7
Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu,
mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.”
Dari semua itu, dalam berpacaran kita harus:
 Sabar dengan pacar
 Berlaku baik dengan pacar
 Tidak cemburu buta terhadap pacar (posesif)
 Tidak menyombongkan diri dalam berbagai bentuk (kekayaan,
kepandaian, dsb)
 Memiliki kerendahan hati yang tulus (bukan dibuat-buat)
 Tidak bersikap atau berkata-kata kasar kepada pacar
 Tidak mementingkan diri sendiri
 Tidak mudah marah meskipun pacarnya berbuat salah atau
menghadapi situasi dan kondisi yang buruk
 Tidak suka mengungkit-ungkit kesalahan pacar di masa lalu
 Saling jujur dan terbuka
 Saling melindungi dan saling mempercayai

E. Batasan Pacaran
Seberapa jauh yang kita boleh lakukan dalam
berpacaran/berkencan? Beberapa prinsip yang akan menolongmu untuk
memutuskan apa yang pantas dan yang tidak dalam
berpacaran/berkencan:
a) Apakah situasi yang kuciptakan mengundang dosa seksual atau
menghindarinya?
 1 Korintus 6:18 berkata "Jauhkanlah dirimu dari
percabulan! " Kita tidak dapat melakukan ini apabila kita
mencobai diri kita sendiri karena kecerobohan kita.

7
b) Bagaimanakah reputasi sang kekasih/pacar?
 Ketika menerima undangan kencan pada dasarnya seperti
berkata, “Aku memiliki kesamaan pandangan dengan
engkau.” Hal inilah yang dapat membuat kamu menyesal
nantinya. Ingatlah 1 Korintus 15:33, "Pergaulan yang
buruk merusak kebiasaan yang baik."
c) Apakah ada pengaruh obat-obatan atau alkohol?
 Jangan merubah pandanganmu hanya untuk pacarmu.
d) Apa aku tertarik dengan tipe orang yg salah?
 Yakinkan bahwa pesan yang kamu sampaikan dengan
perbuatanmu tidak membuat orang lain merubah
pandanganmu.
e) Sadarkah aku kalau dosa itu terbit dari hati?
 Matius 5:28 berkata, "Setiap orang yang memandang
perempuan serta menginginkannya sudah berzinah
dengan dia dalam hatinya"
f) Apakah tempat berkencanmu tepat dan pantas?
 Tujuan yang baik kadang terlupakan oleh godaan dan
kesempatan yang terlalu besar.
g) Apakah aku melakukan sesuatu yang merangsang secara seksual?
 Karena dari sesuatu yang kecil, dapat menjerumuskan kita
kepada sesuatu yang lebih dalam.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam berpacaran, kita harus mengerti etiket yang benar. Berpacaran
merupakan perkenalan lebih lanjut antara 2 orang, oleh karena itu banyak hal
yang harus dilakukan agar hubungan itu berhasil. Alkitab merupakan buku
yang memiliki banyak nasihat untuk kehidupan kita. Salah satunya adalah
bagaimana berpacaran yang benar.
Berpacaran yang benar adalah:
a) Memiliki motivasi yang benar
b) Lakukan untuk mencari kecocokan
c) Akhiri saat tidak menemukan kecocokan
d) Seiman dengan kita
e) Jaga hati
f) Jaga kelakuan saat berpacaran
g) Memiliki cinta agape
h) Mengerti batasan berpacaran
i) Berpacaran di tempat yang tepat
j) Tidak melakukan hal-hal yang berbau seksual
k) Tetap berpegang teguh pada Firman Tuhan

Dengan berpacaran sesuai yang dikatakan Alkitab, maka gaya


berpacaran kita akan sehat. Selain itu, tidak mengganggu orang lain yang
melihat kita. Dan yang terutama, hidup kita tetap berkenan di hadapan Tuhan.
Bila hidup kita berkenan di hadapan Tuhan, maka tentu saja Tuhan akan
memberikan berkat dan pasangan hidup yang terbaik untuk kita.

B. Saran
Untuk remaja yang berpacaran, diharapkan bisa menjaga kekudusan di
manapun kalian berada, karena mata Tuhan melihat kita di segala tempat dan
tak ada yang tersembunyi bagi Dia. Untuk yang belum berpacaran, pastikan
jika kalian ingin berpacaran, lakukan dengan motivasi yang benar dan dengan
orang yang benar. Untuk guru-guru diharapkan maklum bila siswa/i nya
berpacaran. Tetapi tetap ingatkan mereka untuk berpacaran dengan benar.
Gunakan makalah ini untuk membantu memberi nasihat untuk siswa/i.

9
Daftar Pustaka

Alkitab

http://www.tanyaalkitab.com/2012/12/pacaran-sesuai-dengan-firman-
tuhan.html

http://www.christiananswers.net/indonesian/q-dml/dml-y006i.html

~ Tuhan Yesus memberkati ~

10

Anda mungkin juga menyukai