I. Pendahuluan
Pada pembahasan kali ini kita akan membahas mengenai Disiplin dan Peraturan
Hidup Gereja. Semoga sajian kali ini dapat menambah wawasan kita bersama.
II. Pembahasan
2.1. Pengertian Disiplin
Disiplin merupakan hal-hal yang dilakukan untuk membentuk seseorang dalam
pertumbuhannya secara emosi, fisik, mental, dan rohani. 1[1] Menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia disiplin adalah taat kepada tata tertib atau peraturan. Dengan kata lain disiplin
merupakan latihan batin atau otak untuk menaati tata tertib. 2[2] Disiplin gereja merupakan
suatu bentuk pelayanan yang sesungguhnya yang sama pentingnya dengan pelayanan yang
diperlukan dalam satu ibadah.3[3]
2.2. Tujuan Disiplin dalam Gereja
Tujuan disiplin dalam Gereja ada beberapa yaitu:
1. Supaya mereka yang menempuh hidup yang memalukan dan keji jangan sampai digolongkan
orang Kristen. Sebab hal itu akan menyebabkan kehinaan terhadap nama Allah, seakan-akan
gerjaNya yang Kudus (Efesus 5:25) menjadi sarang orang yang jahat dan bejat.
2. Supaya orang-orang yang baik tidak dirusak karena terus-menerus bergaul dengan orang-
orang yang jahat, sebagaimana biasanya terjadi. Sebab kita mempunyai kecenderungan untuk
tersesat, sehingga oleh contoh-contoh yang jelek dengan mudah saja dibuat menyimpang dari
jalan hidup yang lurus.
3. Supaya mereka sendiri, karena malu, mulai menyesali kejahatan mereka. Bagi mereka pun
gunanya bila kejahatan mereka mendapat hukuman, supaya mereka terbangun oleh rasa
pedihnya lecutan-lecutan.4[4]
1[1] Mark Dever, Tanda Gereja yang Sehat, (Surabaya: Momentum, 2010), 210
2 [2] W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Team Penerbit, 1987),
254
6 [6] J.L. Ch. Abineno, Sekitar Teologi Praktika, (Jakarta: BPK-GM, 1984), 72
7[7] Stephen Tong, Kerajaan Allah,Gereja, dan Pelayanan, (Surabaya: Momentum, 2013), 33
8[8] William W. Menzies dan Stanley M. Horton, Doktrin Alkitab, (Gandum Mas: 2003), 165-171
Membangun sekumpulan orang-orang kudus (orang-orang yang percaya
berdedikasi), mengasuh mereka supaya mereka menjadi serupa dengan citra
Kristus.
10 [10] J.L. Ch. Abineno, Garis-garis Besar Hukum Gereja, (Jakarta: BPK-GM, 1997), 1
11 [11] Ibid, 5
jangan sampai menjadi batu sandungan bagi pembangunan jemaat. Hukum gereja menjadi
alat bagi pembangunan jemaat.12[12]
III. Refleksi
Disiplin dan peraturan gereja sangatlah penting bagi kelangsungan hidup gereja, tanpa adanya
peraturan maka gereja tidak akan bisa menjalankan hidup gereja itu sendiri. Sebuah disiplin
dan peraturan hidup gereja pada dasarnya bertujuan untuk mengikat hubungan jemaat dengan
gereja agar tidak terjadi kekacauan, dan ketidak teraturan dalam gereja. Seperti yang tertulis
dalam Amsal 11:9 yaitu dijelaskan siapa yang berpegang pada kebenaran mendapat
kehidupan sedangkan bagi yang mengejar kejahatan mendapatkan kematian. Yang benar
jalannya akan menuju keberhasilan dan yang salah menuju kegagalan.
IV. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat penyaji simpulkan bahwa Disiplin gereja merupakan
suatu bentuk pelayanan yang sesungguhnya yang sama pentingnya dengan pelayanan yang
diperlukan dalam satu ibadah. bahwa peraturan gereja itu adalah cara, hukum, ketentuan, tata
tertib, kebiasaan, dalam persekutuan orang-orang yang dipanggil keluar dari kegelapan
menuju terangnya jalan Allah yang telah disepakati dan terikat dalam gereja.
13 [13] J.L. Ch. Abineno, Garis-garis Besar Hukum Gereja, (Jakarta: BPK-GM, 1997), 5
Poerwadarminta,W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Team Penerbit, 1987
Ryrie, Charles C. Theologi Dasar 2, Yogyakarta: Yayasan Andi, 1997
Tong, Stephen Kerajaan Allah,Gereja, dan Pelayanan, Surabaya: Momentum, 2013
William W. Menzies dan Stanley M. Horton, Doktrin Alkitab, Gandum Mas: 2003
Sumber Lain:
http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Gereja, Diakses tanggal 17, April 2015