Anda di halaman 1dari 46

Mata Kuliah

BAHASA YUNANI

3 SKS
Dosen Pengampu:
Dr. Joshua Mangiring Sinaga, M.Th, M.Pd.K
NIDN: 3209037601
Pada zaman Yesus Kristus,
ada empat bahasa
digunakan: introduction
• Bahasa Ibrani sebagai bahasa
ritual,
• Bahasa Aram sebagai bahasa
sehari-hari,
• Bahasa Yunani yang
digunakan oleh kaum cerdik
pandai
• Bahasa Latin yang digunakan
oleh bangsa Romawi yang
menjajah Israel saat itu.
Pada waktu itu bahasa Yunani adalah
bahasa pergaulan antar bangsa
(bandingkan Bahasa Inggris zaman now),
terutama di kalangan kaum terpelajar,
sering digunakan oleh orang Yahudi
pendatang sebagai bahasa pergaulan di
Timur Dekat.
Pada umumnya Orang Yahudi pendatang
berbahasa Yunani ini mengunjungi
Yerusalem untuk perdagangan dan
berziarah ke Bait Allah.
Naskah-naskah Perjanjian Lama berbahasa
Ibrani (Tanakh Ibrani) diterjemahkan ke
dalam bahasa Yunani yang dikenal dengan
Septuaginta.
Dengan ekspansi Romawi pada tahun
63sM, tambah lagi satu bahasa di wilayah
itu yaitu bahasa Latin.
Iskandar Agung (th. 356-323 sM) dari
Makedonia adalah tokoh hebat yang
menaklukkan tiga benua, Eropa, Afrika
dan Asia.
Di Afrika, Alexander menaklukkan
Mesir dan mendirikan kota Alexandria.
Di benua Asia, dia menaklukkan Iran
sampai ke India. Pada tahun 332 sM
Alexander datang ke Yerusalem.
Terhadap semua daerah
jajahannya, Alexander
Agung
mempersatukannya
dengan membuat Koine
Dialek, (Istilah koine itu
berarti umum).
Koine Yunani berarti
bahasa Yunani yang
berlaku untuk umum
sebagai bahasa
pengantar internasional
untuk masyarakat luas.
Pada masa Perjanjian Baru ditulis, Bahasa
Yunani “KOINE” sudah menjadi bahasa yang
digunakan secara luas oleh bangsa Israel.
Perjanjian Baru yang tertulis dalam Koine
Yunani menandakan bahwa Yesus bukan
milik bangsa Yahudi saja.
Amanat Agung Yesus Kristus adalah berita
Injil untuk semua bangsa. Dilandasi itulah,
Bahasa Yunani dipilih Tuhan untuk
menyeberangkan Injil kepada semua bangsa.
Alphabeta
Yunani
Α α alpha
Β β betha
Γ γ gamma
Δ δ delta
Ε ε epsilon
Ζ ζ zeta
Η η eta
Θ θ theta
Ι ι iota
Κ κ kappa
Λ λ lamda
Μ μ mu
Ν ν nu
Ξ ξ xi
Ο ο omikron
Π π pi
Ρ ρ rho
Σ σ sigma awal
ς sigma akhir
Τ τ tau
Υ υ upsilon
Φ φ phi
Χ χ chi
Ψ ψ psi
Ω ω omega
Memahami Kasus-Kasus dalam Bahasa Yunani
1. Nominatif; Menyatakan Subjek 4. Akusatif; Menyatakan
(pokok kalimat)
Objek
• o` logos swvzei = Firman itu
menyelamatkan • blevpousi to; e]rgon =
2. Genetif; Menyatakan Milik
Mereka melihat pekerjaan
itu
• o` douloj tou adelfou = Budak
(yang dimiliki oleh) saudara itu 5. Vokatif; Menyatakan
3. Datif; Menyatakan objek tak bentuk seru
langsung (pelengkap
penyerta/penderita) • w\| , a]ggele = oh, malaikat
• Gravyei toij adelfoij = Dia
menulis kepada saudara-saudara
itu
Kata Kerja Indikatif
1. Present Indikatif Aktif (Menyatakan waktu kini,
Menyatakan sesuatu yang berlangsung terus-menerus atau
berulang kali)
• file;w atau filw = saya mengasihi atau saya mencintai
2. Imperfekt Indikatif Aktif (Imperfekt Indikatif
menyangkut masa lampau (past time), Dipakai secara
duratif (menyatakan suatu perbuatan yang terus-
menerus), Dipakai secara iteratif (menyatakan suatu
perbuatan yang terjadi berulang- ulang)
3. Futurum Indikatif Aktif; (Menyangkut masa depan)
5. Aorist pertama Indikatif Aktif.

 Menyangkut masa lampau


 Menyatakan suatu perbuatan yang satu kali saja
 Dipakai secara momentary atau punctiliar (menekankan perbuatan
yang satu kali; selesai dibuat pada masa ampau)
 Tidak mementingkan lamanya suatu perbuatan atau berapa kali dibuat
 Hanya menekankan bahwa suatu perbuatan sudah selesai dibuat
 Aorist Kedua sewaktu-waktu terdapat dalam araf Pasif
 Arah Pasif mempunyai bentuk-bentuk tersendiri hanya dalam aspek
Futurum dan Aorist saja. Dalam aspek-aspek yang lain bentuk-bentuk
Pasif sama dengan bentuk-bentuk Medium
 Konteksnya saja yang membedakan antara Medium dan Pasif, yaitu
apakah katakerja itu harus diterjemahkan secar aktif atau secara pasif
ARAH MEDIUM DAN TENSE
(Refleksif, Kesungguhan, Deponen)

Present Indikatif, Imperfekt, Futurum Indikatif, dan


Aorist Indikatif
1. Arti dasar dari arah Medium adalah refleksif
2. Arti refleksif tidak terlalu nampak dalam PB, karena
sering dipakai konstruksi kalimat lain, yaitu dengan
kata kerja aktif (predikat) + kata ganti reflektif.
• luvw emautovn = Saya melepaskan diri saya sendiri
3. Medium bisa menjadi Aktif maupun Pasif
4. Dalam PB, Medium dipakai untuk menekankan
kesungguhan, penyerahan, dedikasi dan sebagainya
• Aktif : poihvsw = Saya akan membuat (tidak ada
penekanan khusus)
• Medium futurum: poihvsomai = (sungguh) saya akan
membuat
5. Kata kerja Deponen adalah kata kerja yang berbentuk
Medium atau Pasif, tetapi mempunyai arti Aktif
• a]rcomai (medium) = Saya mulai (aktif = deponen)
6. Ada beberapa kata kerja yang dalam bentuk-bentuk
tertentu seakan-akan aktif, sedangkan dalam bentuk-
bentuk yang lain berbentuk medium
7. Kata kerja ginwvskw dalam Futurum menjadi deponen, yaitu
bentuknya Medium, sedangkan diartikan secara Aktif
• ginwvskw Present Aktif = Saya mengetahui
• Futurum Medium = Saya akan mengetahui
8. Sewaktu-waktu arti dari pada sebuah kata kerja berubah
dalam bentuk Medium
• a]rcw (aktif) = Saya memerintah
• a]rcomai (medium) = Saya memulai
9. Medium seakan-akan satu macam aktif, yang diterjemahkan
secara aktif saja.
• Dalam PB tidak membedakan antara aktif dan medium,
kecuali dalam kata-kata kerja di mana arti medium berubah
ARAH DAN TENSE (Present dan Imperfekt)
1. Arah Pasif mempunyai bentuk-bentuk tersendiri hanya dalam
aspek Futurum dan aorist saja. Dalam aspek-aspek yang lain
bentuk-bentuk Pasif sama dengan bentuk-bentuk Medium.
2. Konteksnya saja yang membedakan antara Medium dan
Pasif, yaitu apakah kata kerja itu harus diterjemahkan secara
aktif atau secara pasif.
3. Dalam bahasa Yunani tidak ada bentuk-bentuk khusus untuk
Present dan Imperfekt Pasif.
4. Bentuk-bentuk yang sewaktu-waktu diartikan pasif, adalah
sama dengan bentuk-bentuk Present dan Imperfekt Medium.
5. Bentuk-bentuk Medium biasanya diterjemahkan
secara aktif.
6. Objek dari kalimat Aktif menjadi Subjek kalimat
Pasif.
7. Sewaktu-waktu dipakai baik pelaku maupun alat
dalam kalimat-kalimat pasif
• To; Bivblion fravfetai ‘upo; tou mathtou kalamw
(Buku itu ditulis oleh murid dengan pena)
PARTISIP
Dalam bahasa Yunani terdapat 10 jenis partisip, yaitu: Present, Futurum, Aorist
dan Perfekt Aktif (4 jenis), Futurum dan Aorist Medium (2 jenis), Present dan
Perfekt Medium/Pasif (2 jenis), dan Futurum dan Aorist Pasif (2 jenis)
1. Bentuk-bentuk Partisip; Partisip adalah kata sifat verbal. Itu sebabnya
partisip mempunyai ciri-ciri Kata Kerja (memiliki waktu: present, futurum,
aorist, perfekt dan arah: medium, aktif, dan pasif) dan Kata Sifat (memiliki
jumlah, kelamin, dan kasus)
2. Partisip dipakai sebagai Kata Sifat; Bilamana sebuah partisip dipakai
sebagai Kata Sifat, maka biasanya didahului oleh Kata Sandang Tertentu (yaitu
dipakai secara atribut). Karena itu Partisip diterjemahkan dengan sebuah anak
kalimat yang dimulai dengan kata yang
• o` ajpovstoloj o` baptvzwn to;us maqhta;j doxavzei to;n
Qeovn
(Rasul yang membaptis murid-murid itu, memuliakan Allah)
3. Partisip sebagai Kata Keterangan; Partisip yang dipakai sebagai Kata
Keterangan tidak didahului oleh Kata Sandang Tertentu. Partisip itu berfungsi
sebagai anak kalimat, dan menerangkan Kata Kerja induk kalimat. Jenis anak
kalimat itu harus dilihat dari koteksnya. Jenis-jenis yang paling sering dipakai
dalam Perjanjian Baru adalah jenis penunjuk waktu dan sebagai anak
kalimat keterangan sebab
• o` apovstoloj baptvizwn to;uj maqhta;j doxavzei to;n Qeovn
(Waktu rasul membaptis murid-murid itu, dia memuliakan Allah)
• (sebagai penunjuk waktu)
4. Partisip dalam Genetif Absolutus. Ada kalanya Partisip serta Kata Benda
atau Kata Ganti yang berhubungan dengannya berkasus genetif.
• kai ; poreuomenwn autwn en th ‘odw eipen ti;j pro;j autovn
(Dan sementara mereka sedang berjalan pada jalan itu, berkatalah seseorang
kepadanya (Luk.9:57)
5. Partisip itu harus diterjemahkan dengan sebuah anak kalimat (bnd.
kalimat yang ditebalkan). Seakan-akan anak kalimat itu terlepas dari induk
kalimat, yaitu tidak secara langsung menerangkan kata kerja induk ataupun
kata-kata lain dalam induk kalimat (Genetif Absolutus).
6. Kata Benda/Kata Ganti yang berhubungan dengan Partisip itu, berfungsi
sebagai semacam subjek untuk Partisipnya, walaupun kasusnya genetif
• zwntoj tou/ androj moicali;s crhmativfei
(Selama suaminya hidup, ia dianggap berzinah (Rm.7:3)
7. Partisip dipakai secara periphrastik. Konstruksi ini terdiri dari satu bentuk
ei\mi + partisip. Biasanya konstruksi ini dipakai untuk menegaskan bahwa satu
hal sedang atau terus-menerus dilakukan
• h` diakoniva . . . . . . ejsti;n perisseuvousa di;a pollwn eucaristin tw|/ Qew|/
(Pelayanan itu . . . . . . melimpahkan banyak ucapan syukur kepada Allah)
• kai. hvn proagw/n aujtou,j o` vIhsouj
(Dan Yesus (dulu) sedang berjalan di depan mereka (Mrk.10:32).
8. Present Partisip. Artinya, hal tersebut dilakukan pada
waktu yang sama dengan apa yang disebut dalam Kata
Kerja induk kalimat.
9. Aorist Partisip. Artinya, hal itu dilakukan sebelum apa
yang dijelaskan oleh Kata Kerja dalam induk kalimat
dilakukan.
10. Perfekt Partisip. Dipakai untuk sesuatu yang
dilakukan dulu, tetapi berlaku sampai saat kini
11. Kata negatif yang dipakai dengan partisip-partisip
adalah kata me; dan bukan ouk
Infinitif
Pemakaian bentuk-bentuk Infinitif
1. Present Infinitif dipakai untuk menyatakan suatu perbuatan
yang terus-menerus atau berulang kali
2. Aorist Infinitif dipakai untuk menyatakan suatu perbuatan
yang hanya satu kali saja
3. Kata negatif yang dipakai dengan Infinitif adalah kata me;
dan bukan ouvk
4. Infinitif merupakan verbal noun, yaitu mempunyai sifat
sebagai kata benda dan kata kerja
5. Infinitif sering dipakai untuk melengkapi kata-kata kerja
tertentu
6. Bilamana subjek Infinitif berbeda dari subjek kata kerja yang dilengkapi itu,
maka subjek Infinitif ditulis dalam kasus Akusatif
• ginw,skein u`ma/j bou,lomai = Aku menghendaki (supaya) kamu tahu
(Kamu = berfungsi sebagai subjek untuk infinitif ginw,skein)
• ginw,skein adalah Predikat, dan siapa yang tahu?
(Jawabannya: u`ma/j (kamu) = berbentuk Akusatif dan bukan Nominatif
7. Ada beberapa kata kerja yang berarti berkata, berpikir, menganggap dan
sebagainya, yang diikuti oleh anak kalimat sebagai keterangan lanjutan. Kata
kerja dalam anak kalimat tersebut sering berbentuk Infinitif. Konstruksi ini
adalah salah satu cara untuk mengucapkan Percakapan Tak Langsung
(Kis.28:6)
• e;legon auvto.n ei=nai Qeon = Mereka berkata bahwa ia seorang dewa
• logizo,meqa dikaiou/sqai pistei a;nqrwpon = Kami berpendapat bahwa
manusia dibenarkan karena iman (Rm.3:28)
8. Untuk menunjukkan akibat dari satu perbuatan, sering dipakai kata w`ste
+ infinitif
• evqerapeusen auvtou.j w[ste ton o;clon qauma,sai = Ia menyembuhkan mereka
supaya takjub orang banyak itu
9. Kalimat bertujuan; Ada 3 cara untuk menyatakan tujuan atau maksud
dengan memakai Infinitif
• eivj atau pro,j + Kata Sandang Tertentu dalam kasus Akusatif + Infinitif
• eivj to. ei=nai avuto.n di,kaion = Supaya (nyata) ia benar (Rm.3:26)
Dipakai Infinitif saja
• hv`lqon telw/nai baptisqh/nai = Ada datang pemungut-pemungut cukai untuk
dibaptis (Luk.3:12)
• tou/ + Infinitif (Luk 9:51)
• avuto.j to. pro,swpon esth,risen tou/ poreuesqai eivj vIerwsalh,m
• Ia sendiri mengarahkan pandanganNya untuk pergi ke Yerusalem
Pluperfek
Sama seperti dalam bentuk-bentuk Perfekt. Pluperfekt juga
mempunyai suku kata berganda (Reduplikasi). Ciri khas
Pluperfekt adalah Augmen di depan suku kata berganda itu. Oleh
karena itu Pluperfekt menyangkut perbuatan-perbuatan di masa
lampau.
1. Perfekt menyatakan suatu perbuatan yang selesai dilakukan
pada masa lampau, tetapi efeknya/akibatnya/hasilnya masih tetap
dirasakan sampai saat kalimat dengan Perfekt diucapkan
2. Pluperfekt menyatakan suatu perbuatan yang selesai
dilakukan pada masa lampau; sesudah itu
efeknya/akibatnya/hasilnya dirasakan (bisa jadi agak lama),
tetapi pada waktu kalimat dengan Pluperfekt diucapkan, tidak
lagi dirasakan.
Kata Sifat
• Pemakaian Kata Sifat; Kata Sifat harus berakhiran sesuai dengan
kata bendanya dalam hal jumlah, kelamin, dan kasus
A. Pemakaian Kata Sifat secara Atributif
1. Bilamana tidak ada Kata Sandang tertentu, maka Kata Sifat ditaruh
di belakang atau di muka kata benda
• pisto.j dia,konoj = Pelayan yang setia
2. Bilamana dipakai Kata Sandang tertentu, ada dua kemungkinan:
Kata Sifat ditaruh di antara kata sandang tertentu dan kata bendanya
• o` agaqoj profh,thj = Nabi yang baik itu
3. Kata sifat dapat ditaruh di belakang kata bendanya. Maka kata
sandang tertentu itu harus ditulis lagi dimuka kata sifat itu
• o` profh,thj o` agaqoj = Nabi yang baik itu
B. Pemakaian Kata Sifat secara Predikatif ; Kata sifatnya ditaruh di muka
kata bendanya, dan kata benda itu harus mempunyai kata sandang tertentu
• pisto.j o` Qeo,j = Allah adalah setia
1. Kata sifatnya ditaruh dibelakang kata bendanya. Perhatikan, kata sifat itu
tidak mempunyai kata sandang tertentu
• o` no,moj a[gioj = Hukum Taurat adalah kudus
• Di sini kata sifatnya berfungsi sebagai pelengkap eivmi.. Perhatikan, kata
kerja eivmi. tidak mengambil Objek dalam Akusatif, tetapi penggenap dalam
nominatif
• o` no,moj esti.n a[gioj = Hukum Taurat adalah kudus
C. Kata Sifat dipakai sebagai Kata Benda
• ai` a;gaqai = Wanita-wanita yang baik itu
• oi` a[gioi = Orang-orang suci itu
Komparatif dan Superlatif kata Sifat
Sebagian besar Kata-Kata Sifat mempunyai tiga bentuk,
yaitu
1. Bentuk positif (contoh: besar)
2. Bentuk Komparatif (contoh: lebih besar); Bentuk
Komparatif dibuat oleh akhiran – teron yang ditambahkan pada
kata dasarnya. Iscurw + teron = Iscuro,teron

3. Bentuk Superlatif (contoh: paling besar); Bentuk


Superlatif dibuat oleh akhiran – tata yang ditambahkan pada kata
dasarnya; Iscurw + tata = Iscuro,tata . Karena Kata–Kata
Keterangan tidak berubah menurut jumlah dan kasus, maka
akhiran-akhiran ini tetap
Bahasa Yunani mempunyai beberapa cara untuk mengekspresikan perbandingan:

1. Dipakai h; = daripada; Hal-hal yang dibandingkan memiliki kasus yang sama.


Contoh

• vIhso/uj plei,onaj maqhta.j poiei/ kai. Bapti,zei h; vIwa,nnej = Yesus memperoleh


dan membaptis lebih banyak murid daripada Yohanes; = yang dibandingkan adalah
Yesus dan Yohanes, kedua-duanya terdapat dalam kasus Nominatif

2. Dipakai bentuk Genetif yang diartikan daripada

• o` path,r mou pa,ntwn meizwn evstin = Bapaku lebih besar daripada siapapun

3. Dipakai Preposisi para + Akusatif

• krei,ssosi qusi,aij para ta,utaj =Persembahan-persembahan yang lebih baik


daripada itu

4. Dipakai preposisi uper + Akusatif

• oi` ui`oi. tou/ aivw/noj tou,tou fronimw,teroi u`pe.r tou.j ui`ou.j = Anak-anak dunia
ini lebih cerdik . . . . . . daripada anak-anak terang
KATA PENGHUBUNG
• ga;r = toh, namun, karena
• dev = tetapi
• ou\n = sekarang, juga, karena itu, maka, lalu,
kemudian
Ketiga kata ini tidak pernah ditulis pada permulaan
kalimat, tetapi sebagai kata kedua atau ketiga.
Kata-kata ini berfungsi sebagai kata penghubung
dengan kalimat sebelumnya, dan biasanya disebut
partikel-partikel.
Kata Penghubung menyatakan waktu:
1. o^te, ws = pada waktu, ketika, tatkala
2. ws, en, w, ews = sementara, selama
3. e^ws, mevcri, a~cri = sampai hingga

Kalimat-kalimat yang mulai dengan kata-kata


penghubung ini predikatnya terdapat dalam bentuk
indikatif
Kadangkala e^ws, mevcri dan a~cri dipakai sebagai Kata
Depan. Maka kata bendanya ditulis dalam bentuk Genitif.
• to; mnhvma autou e~stin en hmin a~cri ths hmevras
tauvtehs = Kuburannya masih ada pada kita
sampai hari ini
mevn dan dev
Kata mevn dan dev sering dipakai untuk menyatakan bahwa dua hal
bertentangan
• e~go mevn eimi Rwmaivos suv de; doulos
• Saya adalah orang Romawi, sedangkan kamu hanya seorang
budak
Bilamana kedua kata tersebut dipakai dengan Kata sandang
tertentu, maka diterjemahkan sebagai berikut:
• oi` me.n hvsan su.n ta/j vIoudaiv oi` de; suvn to/ij avposto,loij
• Ada yang memihak kepada orang Yahudi, ada juga yang
memihak kepada kedua rasul itu (Kis.14:14)
Kata Ganti Penghubung
1. Bentuk-bentuk Kata Ganti Penghubung adalah sama dengan
akhiran-akhiran dari kata ekeivnoj (lihat h. 38). o^s = yang (who,
which, that dsb)
2. Bentuk-bentuk Kata Ganti Penghubung h^, o^, oi^, ai^ biasanya
diberi tanda aksen dan tanda hembus berbunyi untuk
membedakannya dari kata sandang tertentu
3. Kata Ganti Penghubung dipakai untuk menghubungkan Anak
Kalimat (adjectival clause) dan Induk Kalimat. Anak kalimat itu
memberi keterangan tentang sebuah kata benda atau kata ganti
dalam Induk kalimat. Kata benda atau kata ganti itu disebut
antesedent kata ganti penghubung itu
4. Kata Ganti Penghubung mempunyai kelamin dan jumlah sama
dengan antesedentnya. Tetapi kasus Kata Ganti Penghubung
ditentukan oleh fungsi kata itu dalam Anak Kalimatnya sendiri
Kata Depan
1. Kata-kata depan diikuti oleh tiga kasus, yaitu
Akusatif, Genetif, dan Datif
2. Kata kerja rangkap dibuat oleh Kata Depan +
Kata Kerja
• a~gw = Saya memimpin
• apavgw = Saya memimpin dari
• bavllw = Saya melemparkan
• ek bavllw = Saya melemparkan ke luar
Ada Kata-kata Depan yang diikuti oleh tiga macam kasus

• antiv (dengan Genetif) = ganti • ek (dengan Genetif) = keluar


dari atau dari dalam (sebelum
• anav (dengan Akusatif) = ke huruf hidup: ex)
atas • en (dengan Dativ) = di dalam
• apov (dengan Genetif) = dari • epi (dengan Genetif) = pada
sebelah atau di atas

• diav (dengan Akusatif) = oleh • e^wj (dengan Genetif) = sampai


karena, sebab • katav (dengan Genetif) = ke
bawah
• diav (dengan Genetif) =
melalui
• eij (dengan Akusatif) = ke
dalam, untuk (mrnyatakan
maksud)
• metav (dengan Akusatif)= • prov (dengan Genetif) =
setelah, sesudah sebelum, di muka
• metav (dengan Genetif) = • provj (dengan akusatif) =
bersama, dengan kepada atau ke arah
• opisw (dengan Genetif) = • suvn (dengan Dativ) =
dibelakang atau setelah beserta, bersama dengan
• parav (dengan Akusatif) = • upevr (dengan Akusatif) =
ke sisi atau di sisi di atas
• parav (dengan Genetif) = • upov (dengan Akusatif) =
dari sisi di bawah
• parav (dengan Datif) =
di sisi
• peri (dengan Akusatif) =
sekeliling
• MODUS IMPERATIF
Dalam bahasa Yunani modus Imperatif hanya dipakai
dalam Present dan Aorist, orang ke-2 dan ke-3. Modus
ini menyatakan:
Perintah; Dorongan; Larangan
Yang perlu diperhatikan adalah akhiran-akhirannya
yang berbeda dari akhiran-akhiran modus Indikatif
Present Imperatif sewaktu-waktu berarti: Lanjutkanlah
melakukan suatu perbuatan.
• MODUS SUBJUNKTIF
Modus Subjunktif dipakai bila mengekspresikan satu kata kerja sebagai
kemungkinan/pengandaian (menyatakan sesuatu yang tak tentu), desakan,
nasihat/ peringatan, atau konsep yang sudah jelas kebenarannya (possibility,
probability, exhortation, or axiomatic concept, p. 281). Pemakaiannya agak
luas.
Modus Subjunktif hanya terdapat dalam aspek Present dan Aorist
Sebuah kata kerja di dalam Subjunktif tidak mempunyai waktu yang signifikan.
Itu pengertian hanya dalam satu aspek
Dalam modus Subjunktif huruf pertama dalam akhiran-akhiran Indikatif
diperpanjang
Dalam kalimat-kalimat yang bersyarat Futurum dipakai modus Subjunktif
dalam bagian yang dimulai dengan jikalau
• ev“an pisteu,hj eivj Cri,sto,n( swqh,sh( Mat.9:21) = Jika kamu (mau) percaya
kepada Kristus, (maka) kamu akan diselamatkan
Modus Subjunktif dipakai dalam anak kalimat penunjuk
maksud (= supaya)
• evkh,ruxa( i[na pisteu,h|j =Saya berkhotbah supaya kamu (akan)
percaya (Yoh.1:7)
Modus Subjunktif dipakai untuk menyatakan ajakan atau
desakan dalam bentuk orang ke-1 jamak
• Pisteu,wmen eivj Cri,ston =Marilah kita percaya kepada
Kristus
Modus Subjunktif dipakai dalam pertanyaan-pertanyaan
deliberatif, yaitu seseorang berpikir dan menimbang sebelum
bertindak
• pisteu,h|j eivj Cri,sto,n; =Apakah sebaiknya (kita) percaya
kepada Kristus?

Anda mungkin juga menyukai