Anda di halaman 1dari 4

Ringkasan Materi Pengantar Linguistik Umum Bab III dan IV

Bahasa Tulis, Aksara, dan Ejaan; Linguistik Mikro


Oleh: Cintya Dara Sakina
NIM. 195110201111010

A. Bahasa Tulis, Aksara, dan Ejaan


A.1. Bahasa Tulis
Bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan menggunakan aksara atau
rangkaian huruf sebagai unsurnya. Ciri-ciri bahasa tulis adalah sebagai berikut.
- Tidak memerlukan kehadiran orang lain;
- Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap;
- Tidak terikat ruang dan waktu;
- Dipengaruhi oleh tanda baca dan ejaan.
A.2. Aksara
Pada awalnya aksara bermula dan mulai berkembang sejak 3000 SM di tiga
peradaban besar sebagai berikut.
- Lembah sungai di Mesopotamia: orang Sumeria dengan aksara Paku.
》Aksara Paku ditulis di atas tanah liat. Bentuknya berupa piktogram. Pada
600–400 SM, aksara ini diserap oleh orang Persia namun bukan dalam
bentuk piktogram melainkan menjadi aksara silabis.
- Lembah sungai Nil: orang Mesir dengan aksara Hieroglif.
》 Aksara Hieroglif diperkirakan berasal dari aksara Paku. Bentuknya
berupa gambar sederhana dari tingkah laku.
- Lembah sungai Kuning di Cina: orang Han dengan aksara Han.
》Aksara Han ditemukan sekitar abad 21 SM. Pada awalnya ditulis di kulit
penyu dan tulang lembu. Aksara ini menyebar ke arah timur (Jepang,
Korea, dan Vietnam Selatan).
》 Aksara Han menyebar ke Jepang pada abad kelima melalui jalur
perdagangan. Penyebutan karakter Hanzi di Jepang berubah nama menjadi
‘Kanji’.
》 Aksara Han menyebar ke Korea pada abad ketujuh dan berubah nama
menjadi Hanja (ada pula Han’gul).
》 Aksara Han menyebar ke Vietnam bagian selatan dan berubah nama
menjadi Chu nom.
》Indonesia juga menyerap sebagian dari bahasa Han.
 Sampan—sampan;
 Becak—bhe cia;
 Kue dan teh—kòe dan tè.

Aksara dalam sistem bahasa terbagi menjadi tiga, yaitu


- Aksara Alfabetis (1 huruf = 1 konsonan/1 vokal) — bahasa Inggris dan
bahasa Indonesia.
- Aksara Silabis (1 silabe = 1 konsonan dan 1 vokal) — bahasa Jepang
dan bahasa Jawa.
- Aksara Morfemis (1 morfem = 1 bunyi, 1 ton, 1 makna) — bahasa
Mandarin.
Pada aksara terdapat huruf/grafem sebagai satuan terkecilnya yang menggambarkan
fonem, suku kata, dan morfem. Contohnya: Saya > s a y a.
Alograf: varian grafem yang permunculannya sesuai dengan posisinya. Contoh:
bushuu kanji.
A.3. Ejaan
Ejaan adalah kaidah tulis menulis baku yang didasarkan pada penggambaran
bunyi.
Berikut adalah prinsip penyusunan ejaan.
- Prinsip kecermatan (tidak boleh kobtradiktif);
- Prinsip kehematan (diperlukan standar);
- Prinsip keluwesan (terbuka bagi perkembangan bahasa);
- Prinsip kepraktisan (tidak menggunakan huruf baru yang tidak lazim).
Berikut adalah ejaan yang pernah digunakan di Indonesia.
- Van Ophuijsen (1901);
- Soewandi (1947);
- Pembaruan (1957);
- Melindo (1959);
- Ejaan Baru (1966);
- Ejaan Yang Disempurnakan (1972).

B. Linguistik Mikro
Linguistik mikro adalah bidang linguistik yang mempelajari struktur bahasa.
B.1. Letak Keilmiahan Linguistik
- Syarat Keeksplisitan (menyatakan kriteria yang mendasari penelitian dan
menyusun peristilahan secara jelas dan konsisten);
- Syarat Kesistematisan (menentukan kerangka deskriptif dan dipenuhi dengan
pengujian yang ketat terhadap hipotesis, perkiraan, atau pandangan terhadap
bahasa);
- Syarat Keobjektifan (terbuka dalam analisis, kritis, berhati-hati terhadap
praduga yang tidak berdasar, prosedur sesuai standar).
B.2. Tahap Penelitian Linguistik
- Tahap Spekulasi (peneliti memperkirakan hasil penelitian);
- Tahap Observasi dan Klasifikasi (peneliti mengumpulkan dan
menggolongkan data tanpa memberikan teori);
- Tahap Perumusan Teori (merumuskan hipotesis, mengungkapkan penyataan
tentang data secara lugas).
B.3. Metode dalam Linguistik
- Metode Induktif (fakta—teori);
- Metode Deduktif (teori—fakta).
B.4. Pendekatan dalam Linguistik
- Linguistik mendekati bahasa secara deskriptif;
- Linguistik tidak memaksa aturan-aturan suatu bahasa dengan bahasa lain;
- Linguistik memperlakukan bahasa sebagai suatu sistem;
- Linguistik memperlakukan bahasa sebagai sesuatu yang berkembang.
B.5. Manfaat Linguistik
- Teoritis (bagi yang mempelajari linguistik secara mendalam);
- Praktis (bagi yang menganggap linguistik sebagai ilmu pendukung).
B.6. Bagian Interdisiplin Kajian Linguistik Mikro
- Fonetik (mempelajari bunyi bahasa)
》Berdasarkan proses terjadinya, fonetik terbagi menjadi:
1. Fonetik Organis (mempelajari mekanisme alat ucap ketika mengeluarkan
bunyi);
2. Fonetik Akustik (menyelidiki bunyi bahasa dari segi getaran, frekuensi,
dan amplitudo);
3. Fonetik Auditoris (mempelajari mekanisme pnerimaan bunyi oleh telinga).
》Fonologi berfungsi membedakan makna kata.
》Fonem adalah bunyi yang memiliki fungsi membedakan arti.
- Morfologi (mengkaji pembentukan kata)
》Proses morfologi meliputi:
1. Afiksasi (berupa penambahan awalan, sisipan, dan akhiran pada kata
dasar);
2. Reduplikasi (proses pengulangan kata dasar);
3. Komposisi (komposisi atau sebuah kata majemuk adalah sebuah kata yang
memiliki makna baru yang tidak merupakan makna gabungan unsurnya).

- Sintaksis (membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa)

- Semantik (mempelajari makna)


》Makna Leksikal
Makna leksikal adalah makna yang ada pada leksem (satuan kata
terkecil dalam sebuah bahasa) meski tanpa konteks apapun.
Contoh: leksem ‘kuda’ memiliki makna leksikal ‘binatang berkaki
empat dan dapat dikendarai.
》Makna Gramatikal
Makna gramatikal terbentuk setelah terjadi proses gramatikal (afiksasi,
komposisi, reduplikasi).
Contoh: ber-baju memiliki arti mengenakan baju.

》Makna Kontekstual
Makna kontekstual adalah makna sebuah leksem atau kata yang berada
di dalam satu konteks.
Contoh: kata ‘kepala’ memiliki banyak arti sesuai dengan sitiasi yang
ada/dilanggarkan

Anda mungkin juga menyukai