Anda di halaman 1dari 131

LINGUISTIK INDONESIA

Dr. Hasan Busri, M.Pd


hasan.busri@unisma.ac.id
081333355950

UNIVERSITAS ISLAM MALANG


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
ISTILAH LINGUISTIK

Linguistics (bahasa Inggris)


Linguistique (bahasa Prancis)
Linguistiek (bahasa Belanda)

Diturunkan dari bahasa Latin Lingua yang


berarti bahasa yang sepadan dengan kata Lingua
(Italia), Lengue (Spanyol), langue dan langage
(bahasa Prancis), dalam bahas Arab Lughotun.
Istilah lain
Langue mengacu pada bahasa tertentu
Langage mengacu pada bahasa pada
umumnya
Parole mengacu pada wujud nyata
bahasa (Ujaran)

Orang yang ahli linguistik disebut Linguist


Hakikat Linguistik sebagai Ilmu

1
Linguistics is usually defined as
the science of language or
alternatively, as the scientific
study of language (Lyon, 1985)
LANJUTAN HAKIKAT LINGUISTIK

2
Linguistics is the study of
human speech including the
units nature, structure, and
modification of language
(Webster Dictionary, 1961)
LANJUTAN HAKIKAT LINGUISTIK

3
Linguistic is the science of
language e.g. Its structure,
acquisation, relationships to
other forms of communication
(Oxford Dictionary 1980)
LANJUTAN HAKIKAT LINGUISTIK

4
Linguistic is science that
describes and classifies
langage (Lado, 1964)
LANJUTAN HAKIKAT LINGUISTIK

Linguistic is accordingly, a
behavioral science
(Lehmann, 1972)
TUJUAN LINGUISTIK
1.TUJUAN PRAKTIS
2.TUJUAN ARTISTIK
3.TUJUAN FILOLOGI
4.TUJUAN LINGUISTIK
LINGUISTIK? STUDI ILMIAH
ILMU

OBJEK UTAMA BAHASA

BERBAGAI PANDANGAN
“ A language is a system of arbitrary vocal symbols
by means of which the members of society interact
in terms of their total culture” (G. Trager, 1949).

(Bahasa merupakan sistim simbol vokal yang


bersifat arbritrar, dan digunakan oleh anggota
suatu masyarakat dalam menginteraksikan
keseluruhan budayanya)
“Language is a social phenomenon which is part of the natural
history of human beings; a sphere human action, where in
people utter string of vocal sound, or inscribe string of marks,
and wherein people respond by thought or action to the sounds
or marks which they observe to have been so produced”
(Lewis, 2001).

(Bahasa merupakan fenomena sosial sebagai bagian dari sejarah


asal muasal manusia; dalam lingkup tindakan manusia, yakni
ketika seseorang mengujarkan sesuatu melalui rangkaian bunyi
vokal, atau menuliskan sesuatu melalui rangkaian tanda-tanda,
dan ketika seseorang merespon melalui pikiran maupun
tindakan terhadap bunyi atau tanda tersebut).
“ Language is the institution whereby humans
communicate and interact with each other by
means of habitually used oral—auditory
arbitrary symbols” (R.A. Hall, 1964).

(Bahasa merupakan institusi yang memungkinkan


manusia saling berinteraksi dan berkomunikasi
antara yang satu dengan lainnya, dalam artian
menggunakan simbol-simbol oral-auditoris yang
bersifat arbritrar}.
“ A language is a system of arbitrary vocal symbols
by means of which the members of society interact
in terms of their total culture” (G. Trager, 1949).

(Bahasa merupakan sistim simbol vokal yang


bersifat arbritrar, dan digunakan oleh anggota
suatu masyarakat dalam menginteraksikan
keseluruhan budayanya)
Language is purelly human and
non-instinctive methode of
communicating ideas, emotions,
and desires, by means of a system
of valuntarily produced symbols
TUGAS KELOMPOK
SETELAH MEMAHAMI PENGERTIAN BAHASA, COBA SAUDARA
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK ATAU CIRI-CIRI BAHASA
SEBAGAIMANA TABEL BERIKUT INI!

KARAKTERISTIK DESKRIPSIKAN/
BAHASA/CIRI-CIRI BAHASA ILUSTRASIKAN/URAIKAN/
JELASKAN DENGAN CONTOH
Bersistem/system bunyi
Manusiawi
Non-instingtif
Arbiter
Produktif
dinamis
produksi
KARAKTERISTIK/CIRI-CIRI BAHASA

BAHASA
ADALAH
BERSIFAT BUNYI BERSIFAT
ARBITER KREATIF

BERSISTEM
KARAKTERISTIK MENGANDUNG
BAHASA MAKNA

DINAMIS NON-INSTINGTIF
BERUPA
LAMBANG-LAMBANG
MIKROLINGUISTIK MAKROLINGUISTIK
TEORI LINGUISTIK FONETIK
LING. DESKRIPTIF STILISTIK
LING. HISTORIS KOMP FILSAFAT BAHASA
SOSIOLINGUISTIK
PSIKOLINGUISTIK
SEMIOTIK
ETNOLINGUISTIK

LINGUISTIK TERAPAN
PENGAJARAN BAHASA
PENERJEMAHAN
LEKSIKOGRAFI
DAN SEBAGAINYA

SEJARAH LINGUISTIK
METODE ILMIAH DALAM LINGUISTIK

1.Tahap spekulasi
2.Tahap observasi
3.Tahap klasifikasi
4.Tahap perumusan
PARADIGMA KEILMUAN
DALAM KAJIAN LINGUISTIK

Perkembangan Linguistik
bergantung pada keadaan pemikir
Asli bahasa yang bersangkutan Ilmu yang menonjol
Mejadi acuan
Analisis ilmu bahasa

Abad ke-19
Paradigma Fisika Mekanis Paradigma
Paradigma Biologi
BEBERAPA PERKEMBANGAN KLASIK
Abad IV SM
Panini (Hindu-India)– Fonologi, Morfologi, Sintaksis
Tujuan: memelihara hikmah Kitab Weda (400 deskp B. Sanksekerta

Plato (423SM) dan Aristoles (322SM) Tatabahasawan I:


Anoma (Nomina), rhema (Verba/sifat), subjek, predikat,
tense, mood, number, gender, juga retorik dan fonologi.

Abad IVSM Plato


Mengembangkan: Kata - acuan
Menyangkal: konversi bentuk - arti

336 SM Alexander murid Aristoteles memperluas Gol Kata:


noun, Verb, participle, article, pronoun,preposition, adverb,
Conjunction, Juga Batasan Kalimat, vokal dan konsonan

Abad XIX SM
Kajian Linguistik I: Georgias (Orang Grik) – Ahli Retorik
Munculnya Istilah Gaya Bahasa I: asonansi, asosiasi, alitersi dl
Kajian Ilmiah Course de Linguistique Generale (1916)
Karya Ferdinan de Saussure
Terhadap Bahasa

Structural Linguistics

Signifian X signifie
6 Dikotomi
sinkronik X diakronik,
Bahasa sebagai realitas
Langue X Parole Sosial

sintagmatik X paradigmatik
Pendekatan ini juga diikuti oleh sarjana pada
Bentuk (form) X Substansi dekade berikutnya: (1) Franz Boas (1858-1942)
sarjana antropologi Amerika kelahiran Jerman(2)
Edward Sapir (1884-1939), sarjana antropologi
Individu X Sosial dan linguistik
(3) Bloomfield (1887-1949) sarjana linguistik
yang akhirnya bergabung dengan aliran linguistik
struktural
DIKHOTOMI LINGUISTIK
1. SINKRONIK DAN DIAKRONIK
2. SIGNIFIANT DAN SIGNIFIE
3. SINTAGMATIK DAN PARADIGMATIK
4. PAROLE, LANGUE, DAN LANGAGE
5. INDIVIDUAL DAN SOSIAL
6. BENTUK (FORM) DAN SUBSTANSIAL
7. KOMPETEN DAN PERFORMAN
SATUAN-SATUAN LINGUISTIK/BAHASA
FON
FONEM
MORF
MORFEM
KATA
FRASA
KLAUSA
KALIMAT
PARAGRAF
WACANA
FON
I. UNSUR TERKECIL DARI DERETAN BUNYI
YANG DAPAT DIBEDAKAN DARI YANG
LAIN
2. FON HANYA DAPAT DIDENGAR TETAPI
TIDAK DAPAT DILIHAT
3. PENULISANNYA DENGAN MENGGUNAKAN
KURUNG SIKU-SIKU
4. MENGGUNAKAN HURUF KHUSUS YANG
BERBEDA DENGAN HURUF PADA UMUMNYA
(DISEBUT GRAFT)
5. CARA PENULISAN DISEBUT TRANSKRIPSI
FONETIK)
FONEM
 FON-FON YANG DAPAT MEMBEDAKAN ARTI
 TIDAK DAPAT DILIHAT DAN TIDAK DAPAT
DENGAR (ABSTRAK)
 CARA MENGGAMBARKAN DENGAN
TRANSKRIPSI FONEMIS, YAITU MENGGUNAKAN
TANDA KHUSUS YANG DISEBUT GRAFEN/GARIS
CONDONG
 CARA MENGETAHUI FONEM DENGAN CARA
MEMBANDINGKAN /PASANGAN MINIMAL,
YAITU DENGAN MEMBANDINGKAN DUA
PASANGAN
MORF
 SATUAN BENTUK TERKECIL YANG
BERMAKNA
 HAKIKATNYA MORF MERUPAKAN
DERETAN FONEM KARENA DITULIS
SECARA FONEMIS
 ADA BAGIAN BENTUK YANG DAPAT
DIPISAHKAN
 Variasi satuan bentuk terkecil disebut alomorf
MORFEM
1. BENTUK YANG PALING KECIL YANG
MEMPUNAI ARTI. YANG TERDAPAT DALAM
PEMBENTUKAN KATA DARI SETIAP BAHASA
2. SEBUAH MORFEM MERUPAKAN SEGMEN
TERKECIL DARI BAHASA. KRITERIANYA:
SEBUAH KATA ATAU BAGIAN DARI KATA
YANG MEMPUNYAI ARTI, TIDAK DAPAT
DIPISAH KE DALAM BENTUK YANG LEBIH
KECIL
3. MORFEM DASAR DAN IMBUHAN, MORFEM
BEBAS DAN TERIKAT
KATA
1. SATUAN BEBAS YANG PALING KECIL, ATAU
SETIAP SATUAN BEBAS DISEBUT KATA.
2. SETIAP KATA MEMILIKI DUA SATUAN, YAITU
SATUAN FONOLGI DAN SATUAN MORFOLOGI.
SIGNIFIANT (Signifier) ‘yang menandai’
Misalnya: Radio /r a d i o/

SIGNE (TANDA)

SIGNIFIE (Signified) ‘ yang ditandai’


Pengertian atau kesan makna
yang ada dalam pikiran
TUGAS KELOMPOK (DISKUSI)
1. Fonetik Bahasa Indonesia
2. Fonemik Bahasa Indonesia
3. Kata Bahasa Indonesia
4. Afiksasi Bahasa Indonesia
5. Reduplikasi (Pengulangan) Bahasa Indonesia
6. Komposisi (Pemajemukan Bahasa Indonesia)
7. Frasa Bahasa Indonesia
8. Klausa Bahasa Indonesia
9. Kalimat Bahasa Indonesia
10. Teks dalam Bahasa Indonesia
11. Wacana dalam Bahasa Indonesia
12. Sosiolinguistik
13. Psikolinguistik
HAKIKAT BAHASA
“Language is purely human and non-instinctive
methods of communicating ideas, emotions, and
desires by means of voluntary produced symbols”
(Edward Sapir, 1921).
(Bahasa hanya dimiliki oleh manusia sebagai simbol
non-instingtif dan diciptakan secara fakultatif untuk
mengkomunikasikan ide, perasaan, dan keinginan)
“A language is a system of arbitrary vocal
symbols by means of which the members of
society interact in terms of their total
culture” (G. Trager, 1949).
(Bahasa merupakan sistim simbol vokal yang
bersifat arbritrar, dan digunakan oleh
anggota suatu masyarakat dalam
menginteraksikan keseluruhan budayanya)
KARAKTERISTIK BAHASA
Bahasa adalah suatu sistem, artinya bahasa itu bukanlah
sejumlah unsur yang terkumpul secara tak beraturan.
Dalam bahasa terdapat aturan atau kaidah, sehingga
beroperasinya bahasa selalu terikat pada aturan atau
kaidah yang berlaku (inilah yang menyebabkan bahasa
itu bersifat teratur). Fonologi, morfologi, sintaksis,
semantik, dan wacana (beberapa ahli ada yang
menggolongkan menjadi tiga, meliputi subsistem
fonologi, subsistem gramatikal, dan subsistem leksikon)
merupakan wujud sistem yang teratur dalam bahasa.
Bahasa itu sebuah sistem simbol/lambang. Simbol atau
lambang ialah tanda yang dipergunakan dan disepakati
secara konvensional oleh sekelompok masyarakat
untuk mewakili sesuatu.
Bahasa itu sistem bunyi oral. Ciri khas inilah yang
membedakan kedudukan bahasa sebagai alat
komunikasi dengan alat-alat lainnya. Bentuk-bentuk
bunyi yang dihasilkan oleh artikulator secara teratur
dan sistematis difungsikan sedemikian rupa sehingga
ber-makna. Kewajaran ciri ini juga dapat dilihat dari
kenyataan bahwa pengalaman berbahasa yang paling
umum pada manusia ialah berbicara dan menyimak,
selain itu sistem tulisan hanya mampu mewakili
sebagian isyarat penting yang terdapat dalam ucapan.
Bahasa itu bermakna. Oleh karena lambang, tanda,
dan simbol dalam bahasa mewakili sesuatu,
maka bahasa itu berkaitan dengan segala aspek
kehidupan dan alam sekitar yang direferensikan
melalui lambang, tanda, dan simbol tersebut.
Bahasa itu bersifat konvensional. Sebagai sistem
lambang/tanda/simbol yang sistematis, sistemik,
lengkap, keberadaan bahasa harus disepakati dan
dipelajari oleh para pemakainya.

/ 08
/11
N FA / T H I N K FA S T 36
27
Bahasa itu bersifat arbitrar. Tidak ada hubungan wajib
antara satuan-satuan bunyi bahasa dengan sesuatu hal
dilambangkannya. Mengapa bahasa “x” mempunyai
kosakata (satuan bunyi) yang berbeda dengan bahasa
“y”, “z”, atau lainnya? Apa hubungannya antara masing-
masing satuan bunyi yang berbeda itu dengan sesuatu
yang direferensikannya? Jawabannya tegas tidak ada dan
tidak untuk dihubung-hubungkan.
Bahasa itu bersifat unik, universal, dan produktif. Bahasa
mempunyai ciri-ciri khas dan ciri-ciri umum (universal)
dalam subsistem kaidah, aturan, dan norma yang
berlaku. Pada se-mua tataran kebahasaan, setiap bahasa
yang hidup selalu tumbuh dan berkembang sejalan
dengan perkembangan kehidupan penuturnya.

/ 08
/11
N FA / T H I N K FA S T 37
27
Bahasa itu dipakai oleh sekelompok manusia untuk bekerja
sama dan berkomunikasi. Seorang individu dengan
individu lain, individu dengan masyarakatnya, dan
masyarakat dengan masyarakat lainnya selalu
berinteraksi dalam rangka mempertahankan
kehidupannya (ingat: needs and wants of human). Dalam
hal ini kesemua kelompok tutur tersebut mendudukakan
bahasa pada posisi tertentu, kemudian memfungsikannya
sesuai dengan proporsi tertentu.
Bahasa bersifat non-instingtif. Bahasa tidak diturunkan dan
dimiliki manusia secara genetis. Oleh karena itu bahasa
haruslah dipelajari, jika tidak maka sudah dapat
dipastikan seseorang tidak akan mampu memfungsikan
bahasa sebagaima mestinya.

/ 08
/11
N FA / T H I N K FA S T 38
27
LINGUITIK ALIRAN PRAHA
Aliran ini didirikan pada bulan oktober 1926 oleh
sekelompok ahli bahasa dari Czechoslovakia dan
negara-negara lain yang tergabung dalam The
Linguistics Circle of Prague.
Tokoh Utama:
Villem Mathisius (1882-1945),
Prince Nicolai Sergeyevich Trubeckoj (18901939),
Andre Martinet (1908),
Roman Jakobson (1896).
Inti Aliran Praha
Fungsional
Bahasa

Pendekatan
Fungsional fonologi Sinkronik bukan
Diakronik
Bahasa baku

Fungsional Estetik
FUNGSIONAL BAHASA
Kajian fungsional bahasa disampaikan
oleh Karl Buhler (ahli Psikologi Australia) tahun 1930-an
Bahasa sebagai sistem tanda (Systems of signs).

Expressive Function Representative Appeal Function


Hubungan antara Function Hubungan antara
tanda dengan penutur Hubungan antara tanda dengan
tanda dan keadaan pendengar
atau objek

CATATAN:
MENERIMA PEMBEDAAN “LANGUE” DAN
“PAROLE”; “SIGNIFIE” DAN “SIGNIFIANT”
KAJIAN “TEMA” DAN “REMA”;
“SUBJEK” DAN “PREDIKAT”;
“TOPIK” DAN “KOMMEN”
FUNGSIONAL BAHASA
Jakobson menyejajarkan antara enam faktor bahasa dan
enam fungsi bahasa

Expressive Function Enam faktor bahasa Appeal Function


(PEMBICARA) Context (konteks) (Pendengar)
Message (pesan)
Contact (hubungan)
Code (kode)

Ekspresif Enam fungsi bahasa Konatif


Denotatif (referensial
Fatik
Metalingual
puitik
FUNGSI BAHASA (R JAKOBSON, FINOCHIARO, HALLIDAY)
1. Dilihat dari penutur/pembicara: fungsi ekspresif/
personal/ pribadi/ emotif (sikap thd apa yang
dituturkan)
2. Dilihat dari pendengar : fungsi direktif /konatif/
retorikal/ instrumental (mengatur tingkah laku
pendengar)
3. Kontak antara penutur dan pendengar: fungsi fatik/
interpersonal/interaksional (memelihara hubungan)
4. Dilihat topik: fungsi referensial/representasional/
kognitif/ denotatif/informatif
5. Dilihat dari kode: fungsi metalingual/metalinguistik
(untuk membicarakan bahasa itu senidri)
6. Berdasarkan amanat (pesan) : imajinatif/puitik/estetik
FUNGSI BAHASA
Fungsi personal yakni penggunaan bahasa untuk
menyatakan diri. Jika seseorang menyampaikan
pikiran dan perasaannya, maka ia sedang
menggunakan bahasa untuk menyatakan dirinya.
Fungsi interpersonal/interaksional yakni penggunaan
bahasa untuk menjalin hubungan sosial. Jika antar-
manusia menggunakan bahasa untuk saling
berhubungan maka dampak yang paling menonjol
adalah munculnya komunitas atau kelompok sosial
baik dalam skala lokal, regional, nasional, maupun
internasional.
Fungsi direktif/regulator yakni penggunaan bahasa untuk
mengatur orang lain. Jika seseorang bermaksud
menyuruh orang lain, memberikan saran, meminta
sesuatu, meyakinkan tentang sesuatu, mengajak
27/11/08 45
N FA / T H I N K FA S T
berbuat sesuatu, dan sejenisnya maka ia sedang
memfungsikan bahasa secara direktif.
Fungsi referensial yakni penggunaan bahasa untuk
menampilkan, menyebutkan, atau merujuk suatu referen
(benda yang disebut atau ditunjuk). Jika seseorang
menyebutkan atau menunjuk benda apapun (baik yang
dapat diindera ataupun tidak) di sekitarnya dengan
menggunakan lambang bahasa, maka ia sedang
memfungsikan bahasa secara referensial.
Fungsi imajinatif yakni penggunaan bahasa untuk
merealisasikan imajinasinya dengan menggunakan
lambang-lambang bahasa. Jika seseorang sedang
menciptakan suatu karya fiksi (prosa, puisi, cerpen, novel,
roman, legenda, hikayat, dsb.) maka ia sedang
memfungsikan bahasa secara imajinatif.
Fungsi instrumental yakni penggunaan bahasa untuk mengatur
lingkungan atau mencip-takan situasi dan peristiwa tertentu
(bahasa berfungsi sebagai alat). Jika seseorang berupaya
menjadikan suatu situasi, kejadian, dan peristiwa dengan
berbahasa maka ia sedang memanfaatkan bahasa sebagai
istrumennya

27/11/08 N FA / T H I N K FA S T 46
27/11/08 N FA / T H I N K FA S T 46
Fungsi representasional yakni penggunaan bahasa untuk
menyajikan dan menyebarluas-kan fakta dan
khasanah ilmu pengetahuan. Jika seseorang sedang
memaparkan suatu fakta ataupun ilmu pengetahuan
secara lisan ataupun tulis maka ia sedang
memanfaatkan bahasa secara representatif.
Fungsi heuristik yakni penggunaan bahasa untuk
mendapatkan informasi dan pengetahuan. Jika
seseorang sedang mempelajari, memperoleh jawaban,
dan memahami ten-tang sesuatu hal melalui lambang
bahasa tulius maupun lisan, maka ia sedang
memanfaatkan bahasa secara heuristis.

27/11/08 N FA / T H I N K FA S T 47
FUNGSIONAL FONOLOGI

1. Kajian Fonem (Minimal Fair)


2. Membedakan fonologi (fungsi bunyi)
dan fonetik (fisiologi bunyi)
LANJUTAN LINGUISTIK FRAHA

BAHASA BAKU

DISEPAKATI MODEL UJARAN


DIGUNAKAN “LUAS”

DIKODIFIKASI
FUNGSIONAL ESTETIK
Fungsi bahasa tidak terbatas pada karya sastra tetapi
Hadir dalam hubungannya dengan objek dan
tindakan
Apapun
LINGUISTIK STRUKTURAL AMERIKA

Tokoh:
1. Leonard Bloomfield (1887- 1950);
2. Edward Sapir (1884-1939)
3. Frans Boas (1858-1942);

Aliran strukturalisme Amerika


Tahun 1930-an – 1950-an
mendominasi kajian linguistik.
STRUKTURAL AMERIKA
1.LINGUISTIK STRUKTURAL
AMERIKA
2.LINGUISTIK
BEHAVIORISME/MEKANIK
3.LINGUISTIK DISTRIBUSIONAL
4.LINGUISTIK DESKRIPTIF
STRUKTURAL (LEORNARD BLOOMFIELD)
Ada empat cara menyusun bentuk:;
(1) order (urutan),
(2) modulation (penggunaan fonem skunder),
(3) Fonetik modification.

Dalam bentuk bahasa tercakup kelas kata dan bagian-


bagian kelas: Kata kerja, kata benda, dan kata sifat.
STRUKTURAL

Bentuk bahasa dalam tatabahasa


dikelompokkan:
1. Sentence type: kalimat berita, tanya, dan
sebagainya.
2. Construction : dinamakan sintaksis dan
morfologi.
3. Substitution (penyulihan)
ANALISIS UNSUR LANGSUNG

Unsur suatu konstruksi yang secara langsung (tidak


melewati tataran lain)membentuk konstruksi yang
lebih besar.

Dalam bahasa Indonesia lazim disebut


“unsur langsung” (immediate constituent)

Unsur langsung dalam suatu konstruksi


terdapat dalam tiga tataran sintaksis, yaitu
frasa, klausa, dan kalimat
WUJUD UNSUR LANGSUNG
1. Wujud unsur langsung frasa adalah frasa
atau kata (tidak memiliki fungsi sintaksis)
2. Wujud unsur langsung klausa adalah
frasa atau kata (memiliki fungsi sintaksis)
3. Wujud unsur langsung kalimat adalah
frasa atau kata (memiliki fungsi sintaksis)
dan berwujud klausa apabila berupa
kalimat kompleks
Edward Sapir: Seorang Yahudi Jerman tinggal di
Amerika. Seorang sastrawan, musisi, kritikus.
Segala karyanya ditulis: Language (1921)
Konsepsinya yang terkenal adalah Batasan bahasa:
Language is a purely Human and non-instintive ……
(1)unsur-unsur tuturan
(2)Bunyi bahasa
(3)Bentuk bahasa
Hubungan antara konsep gramatikal, morfem, kata,
kalimat dan lain-lain
UNSUR
TUTURAN
FunKKgsio
nal Bahasa

HAKIKAT
BUNYI BENTUK
BAHASA
BAHASA BAHASA
MANUSIA

BAHASA DAN
BUDAYA
Frans Boas:
(1) kategori gramatikal,
(2) pronomina (berubah-ubah),
(3) Verba (Kategori verba: person,
number, tense, mood, voice, bersifat
Semena-mena.
KATEGORI
GRAMATIKAL
FunKKgsio
nal Bahasa

RELATIVITAS HUBUNGAN
PERUBAHAN
BAHASA ANTAR UNSU
PRONOMINA

KATEGORI
KELAS KATA
Ciri/Karakteristi Aliran struktural:
1. Bahasa adalah ujaran bukan tulisan
2. Bahasa adalah seperangkat kebiasaan
3. Ajarkan bahasa bukan tentang bahasa
4. Bahasa berupa sistem tanda
5. Kegramatikalan berdasarkan keumuman
6. Analisis deskriptif
7. Analisis struktur unsur langsung
8. Tekanan pada morfologi dan sintaksis
9. Diilhami oleh paham behavioristik
ALIRAN LONDON
1. Tokoh Utama Aliran ini adalah J.R. Firth, disebut juga
Aliran Firthian
2. Aliran ini banyak dipengaruhi gagasan Bronislaw Malinowski
(188-1962)
3. British Linguistics: Sumbangan utama dalam bidang (1)
lexicography dan (2) dialectology (phonetic).
4. Firth berkeyakinan bahwa pengetahuan yang mantap tentang
fonetik pokok pengembangan teori dan pemerian linguistik,
5. Dalam sejarah karya-karya besarnya, seperti (1) New English
Dictionary , (2) Oxford Dictionary, dan (3) English Dialect
Dictonary
INTI ALIRAN LONDON (FIRTHIAN)

Komponen Sosiologi
FunKKgsio
nal Bahasa

Teori Makna Teori Fonologi


Membedakan
antara Parole
dan Langue

Teori Sanding Kata Struktur dan Sistem


ALIRAN LONDON
Komponen Sosiologi
Malinowski dan Firh menyatakan pentingnya
menempatkan kata dalam konteks keseluruhan ujaran
pada situasi (the contect of situation)= Lingkungan fisik
sebenarnya dari situasi

Hubungan antara orang-orang yang


memainkan peran dalam masyarakat, kata-
ata yang mereka ujarkan, dan objek-objek
lain, kejadian=kejadian (disebut juga
contect of environment)
Teori Makna
Leornad Bloomfield mengatakan bahwa studi makna
bukanlah bagian utama dari linguistik.

Menurut Firth makna adalah keseluruhan jaringan dari


relasi-relasi dan fungsi-fungsi ke dalam setiap fungsi
linguistik. Makna harus dianggap satu keseluruhan
hubungan kontekstual, fonetik, grammar, dan lain-lain
mengatur unsurnya sendiri dalam konteks yang cocok.

Makna dari Firth adalah sosial dan behavioral. Kata-kata


menjadi kebiasaan, dan makna yang dimiliki kata-kata
itu adalah pola tingkah laku.
Teori Sanding Kata
Dua kata atau lebih dianggap sebagai kosakata sendiri,
dipakai dalam sandingan satu sama lainnya yang lazim
dalam bahasa tertentu.

Misalnya: ayah, ibu, anak, dan sebagainya


Siang, panas, matahari, dan seterusnya
Sapi, susu, dan seterusnya
Malam dan gelap
Kata: tua dan renta, muda belia
TEORI FONOLOGI
Pendekatan Firth dalam fonologi dikenal Prosodic Analysis atau
Prosodic Phonology. Firth menolak teori fonem. Pemisahan kesatuan
(constinuum) ujaran ke dalam segmen-segmen dapat diatasi dengan
pengenalan Suprasegmental Phonems.

Prosodic Analysis berbicara dengan dua tipe kesatuan: (1) Phonematic


unit dan (2) Prosody.

Phonematic unit: Segmen-segmen yang disusun secara seri seperti


konsonan dan vokal

Prosody: mengacu pada ciri-ciri fonetik yang meluas pada


keseluruhan atau begian terbesar struktur. Misalnya, pola-pola
intonasi : tekanan (stress), titinada (juncture).

Analisis Prosodik disebut juga pholysystemic phonology atau


multidimensional phonology.
STUKTUR DAN SISTEM
Struktur dimaksudkan tertib unsur-unsur
secara sintagmatik (secara horisontal) dan
sistem dimaksudkan seperangkat unit-unit
secara paradigmatik (secara vertikal) antara
yang satu dan lainnya dapat saling menempati
dalam suatu struktur

Dalam bidang sintaksis ditemukan struktur


seperti SVO (Subjek, Verba, Objek) masing-
masing mempunyai sistem sendiri
C. EVALUASI DAN REVISI

Komponen kelayakan isi mencakup:


1. Kesesuaian dengan kompetensi yang dituntut
2. Kesesuaian dengan perkembangan siswa
3. Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar
4. Kebenaran substansi materi pembelajaran
5. Manfaat untuk penambahan wawasan
6. Kesesuaian dengan nilai moral,dan nilai-nilai
sosial
Ciri/Karakteristi Aliran struktural:
1. Keterbacaan
1. Bahasa adalah ujaran bukan tulisan
2. Bahasa adalah seperangkat
2. Kejelasan kebiasaan
informasi
3. Ajarkan bahasa bukan tentang bahasa
3. Kesesuaian
4. Bahasa dengan kaidah Bahasa
berupa sistem tanda
5. Kegramatikalan berdasarkan keumuman
Indonesia yang baik dan benar
6. Analisis deskriptif
4. Pemanfaatan
7. Analisis bahasa secara efektif
struktur unsur langsung
8. Tekanan pada morfologi dan sintaksis
9. Diilhamidan efisienbehavioristik
oleh paham (jelas dan singkat)
KOMPONEN PENYAJIAN
MENCAKUP

1. Kejelasan tujuan (indikator)


yang ingin dicapai
2. Urutan sajian
3. Pemberian motivasi, daya tarik
4. Interaksi (pemberian stimulus
dan respond)
5. Kelengkapan informasi
KOMPONEN KEGRAFIKAN
MENCAKUP

1. Penggunaan huruf/font;
jenis dan ukuran
2. Lay out atau tata letak
3. Ilustrasi, gambar, foto
4. Desain tampilan
UU No. 20 Tahun 2003  SISDIKNAS
PEMBELAJARAN
proses yang dirancang, dilaksanakan, dan
dievaluasi dengan sadar untuk menciptakan
situasi serta kondisi sedemikian rupa sehingga
siswa dapat belajar sesuatu sesuai dengan tujuan
yang dikehendaki

prosedur pendekatan,
siswa subjek metode, dan
al teknik
pebelajar
hasil belajar
PEMBELAJARAN SEBAGAI SUATU SISTEM

GURU
REGULASI
SISWA
PENDIDIKAN

SARANA &
EVALUASI PEMBELAJARAN PRASARANA

PENDEKATAN
KURIKULUM METODE
TEKNIK
TUJUAN
LANDASAN FORMAL ARAH PEMBELAJARAN

UNDANG-UNDANG DASAR 1945


menyatakan bahwa bangsa Indonesia harus cerdas, damai, merdeka, dan adil.

UUSPN NOMOR 20/2003


menyatakan bahwa siswa harus memiliki daya saing dalam menghadapi global.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pembelajaran dilaksanakan melalui olahhati,
olahpikir, olahrasa & olahraga.
LANDASAN FORMAL ARAH PEMBELAJARAN
PPSNP NOMOR 19/2005

yang menyatakan siswa harus memiliki (a)


kualifikasi mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan; (b) dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, ahklak mulia, serta keterampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut, serta (c) memiliki kecakapan hidup
mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial,
kecakapan akademik, dan kecakapan vokasional.
LANDASAN FORMAL ARAH PEMBELAJARAN

Pembelajaran dilaksanakan secara interaktif,


inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik.
HUBUNGAN SISTEMIS

UMPAN BALIK DAN


PERENCANAAN
TINDAK LANJUT

PENGEVALUASIAN PELAKSANAAN
HUBUNGAN HIERARKHIS

GURU DALAM
EVALUASI
KELAS
PENDIDIK

BSNP
DEPDIKNAS HDI
SDM
EVALUASI
EVALUASI
SATUAN DIKNAS
PEMERINTAH
PENDIDIKAN KAB/KOTA
Model of Educational Quality
Assurance (QA), Quality
SYARAT KEHARUSAN Control (QC), and Quality
Improvement (QI)
STANDAR
• ISI
• PROSES QA
• KOMPETENSI LULUSAN
• PENDIDIK & TENAGA KPDDK
• SARANA & PRASARANA
• PENGELOLAAN
• MUTU
PEMBIAYAAN
• HASIL BELAJAR
PENILAIAN
QI
PENILAIAN OLEH PENDIDIK
PENILAIAN OLEH SATUAN PENDIDI QC
PENILAIAN OLEH PEMERINTAH
EVALUASI KINERJA
(BSNP, BAN-S/M, BAN-PT, BAN-NF)

SYARAT KECUKUPAN
SIKLUS PBM, PENILAIAN, PERBAIKAN
MUTU PENDIDIKAN

PEREN-
CANAA
N

UMPAN PELAK-
BALIK
TINDAK
SANAAN
LANJUT PBM
MUTU

PENGO-
LAHAN PENI-
PENCA- LAIAN
TATAN
SPEKTRUM PENILAIAN DAN
PEMBELAJARAN/KTSP/KOMPETENSI

Penilaian kelas/ Penilaian


internal eksternal

PR UH/ UTS UAS UKK UN/US


UK

MATRIK PENCAPAIAN STANDARD


KOMPETENSI (SK, KD, KOMPETENSI
SEM, KLS) LULUSAN (STN DAN JNS
PEND)
PERSPEKTIF PENCAPAIAN MUTU KOMPETENSI
(BENCHMARKING COMPETENCY)

High perfor- High perfor-


mance mance
items Kompetensi Internasional students

Kompetensi Tinggi
Middle perfor- Middle perfor-
mance
items
Kompetensi Rata-rata mance
students

Kompetensi Rendah
Low perfor- Low perfor-
mance mance
items students
STANDAR KOMPETENSI PENCAPAIAN
(BENCHMARKING COMPETENCY)
Standar kompetensi pencapaian tingkat
kelas.
Standar kompetensi pencapaian tingkat
semester.
Standar kompetensi pencapaian tingkat
jenjang pendidikan (SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA).
Standar kompetensi pencapaian tingkat jenis
pendidikan (SMA, SMK).
Standar kompetensi pencapaian tingkat
internasional (SBI).
APA EVALUASI?

Secara etimologis kata “evaluasi”


berasal dari bahasa Inggris “evaluation”
yang berarti penilaian atau penafsiran.
Beberapa istilah lain yang secara teknis
dikaitkan dengan pengertian ini antara
lain “measurement” yang berarti
pengukuran, “assessment” yang berarti
penilaian, “grading” yang berarti proses
mengolah angka mentah, “scoring” yang
berarti mengangkakan informasi, “test”
yang berarti alat/ instrumen yang
digunakan untuk evaluasi, dan “testing”
yang berarti penyelengaraan suatu tes.
APA EVALUASI?

Secara filosofis, beberapa konsep


mendasar evaluasi sebagai suatu
aktivitas meliputi beberapa hal berikut.
1. Kegiatan evaluasi merupakan suatu
proses atau prosedur.
2. Bersifat sistematis dan integral dalam
kegiatan belajar mengajar.
3. Bertujuan mengumpulkan informasi
tentang tingkat pencapaian siswa
terhadap tujuan pengajaran.
APA EVALUASI?

4. Meliputi tiga unsur utama yaitu


pengukuran, penilaian, dan tes.
5. Dilaksanakan berdasarkan prinsip
kontinyuitas, multiteknis, menyeluruh/
berimbang, objektif, dan kooperatif.
6. Mempunyai beberapa persyaratan, yakni
terpercaya, kesahihan, kepraktisan,
representatif, dan seimbang.
7. Berfungsi secara instruksional,
administratif, dan konseling.
APA EVALUASI?

Evaluasi merupakan proses


mengumpulkan dan menganalisa
data sehingga pada akhirnya
berbentuk informasi yang berkaitan
dengan aspek-aspek
pembelajaran/pendidikan khususnya
tingkat pencapaian tujuan
instruksional/institusional oleh siswa
atau dengan kata lain tingkat
penguasaan siswa (hasil belajar)
terhadap materi yang telah disajikan.
APA 3 UNSUR EVALUASI?

(1)Pengukuran yaitu membandingkan


sesuatu dengan ukuran tertentu
yang bersifat kuantitatif.
(2)Penilaian yaitu menentukan suatu
keputusan terhadap sesuatu dengan
ukuran yang bersifat kualitatif.
(3)Tes dan non-tes yaitu
alat/instrumen yang digunakan
untuk mengetahui tingkatan
sesuatu.
PP 19 2005 TENTANG SNP

EVALUASI Evaluasi Evaluasi Hasil


PEMBELAJARAN Pembelajaran Belajar

Penilaian Penilaian
PENILAIAN Penilaian
Oleh Satuan Oleh
PEMBELAJARAN Oleh Pendidik
Pendidikan Pemerintah

SASARAN Penilaian Penilaian


PENILAIAN Proses Produk
PENILAIAN

A. PENGERTIAN PENILAIAN
B. PENGERTIAN PENILAIAN KELAS
C. CIRI PENILAIAN KELAS
D. TEKNIK PENILAIAN
E. ASPEK PENILAIAN
F. KAIDAH PENYUSUNAN SOAL TES
G. MANFAAT HASIL PENILAIAN
H. PENGERTIAN KETUNTASAN
BELAJAR
I. PELAPORAN
A. PENGERTIAN PENILAIAN

PENILAIAN ADALAH PROSES SISTEMATIS MELIPUTI PENGUMPULAN


INFORMASI (ANGKA, DESKRIPSI VERBAL), ANALISIS, INTEPRETASI
INFORMASI UNTUK MEMBUAT KEPUTUSAN.
B. PENILAIAN KELAS

Proses pengumpulan &


penggunaan informasi oleh
guru melalui sejumlah bukti
untuk membuat keputusan ttg
pencapaian hasil
belajar/kompetensi siswa.
C. CIRI PENILAIAN KELAS

1. BELAJAR TUNTAS
2. OTENTIK
3. BERKESINAMBUNGAN
4. BERDASARKAN ACUAN KRITERIA / PATOKAN
5. MENGGUNAKAN BERBAGAI CARA & ALAT PENILAIAN
1. BELAJAR TUNTAS

Belajar Tuntas (mastery learning): peserta


didik tidak diperkenankan mengerjakan
pekerjaan berikutnya, sebelum mampu
menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur
yang benar, dan hasil yang baik.
“Jika peserta didik dikelompokkan
berdasarkan tingkat kemampuannya untuk
beberapa mata pelajaran dan diajarkan
sesuai dengan karakteristik mereka, maka
sebagian besar dari mereka akan
mencapai ketuntasan”.
(John B. Carrol, A Model of School Learning)
LANJUTAN

Guru harus mempertimbangkan antara waktu


yang diperlukan berdasarkan karakteristik
peserta didik dan waktu yang tersedia di
bawah kontrol guru (John B. Carrol)

“Peserta didik yang belajar lambat perlu waktu


lebih lama untuk materi yang sama, mereka
dapat berhasil jika kompetensi awal mereka
terdiagnosis secara benar dan mereka diajar
dengan metode dan materi yang berurutan,
mulai dari tingkat kompetensi awal mereka”
(JH. Block, B. Bloom)
2. PENILAIAN OTENTIK

Memandang penilaian dan pembelajaran


secara terpadu
Mencerminkan masalah dunia nyata bukan
dunia sekolah
Menggunakan berbagai cara dan kriteria
Holistik (kompetensi utuh merefleksikan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap,)
3. BERKESINAMBUNGAN

Memantau proses, kemajuan, dan


perbaikan hasil terus menerus
dalam bentuk Ulangan Harian,
Ulangan Tengah Semester,
Ulangan Akhir Semester, dan
Ulangan Kenaikan Kelas.
Ulangan Harian: selesai satu atau beberapa
Indikator. (tertulis, observasi, penugasan,
atau lainnya)
Ulangan Tengah Semester: selesai beberapa
Kompetensi Dasar pada semester yang
bersangkutan
Ulangan Akhir Semester: selesai semua
Kompetensi Dasar pada semester yang
bersangkutan.
Ulangan Kenaikan Kelas: selesai semua
Kompetensi Dasar pada semester ganjil dan
genap, dengan penekanan pada kompetensi
dasar semester genap
4. BERDASAR ACUAN
KRITERIA/PATOKAN

Prestasi kemampuan peserta didik


TIDAK DIBANDINGKAN dengan
peserta kelompok, tetapi dengan
kemampuan yang dimiliki
sebelumnya dan patokan yang
ditetapkan
5. MENGGUNAKAN BERBAGAI
CARA &
ALAT PENILAIAN
Mengembangkan dan menyediakan
sistem pencatatan yang
bervariasi

Menggunakan penilaian yang


bervariasi: Tertulis, Lisan,
Produk, Portofolio, Unjuk Kerja,
Proyek, Pengamatan, dan
Penilaian Diri
D. TEKNIK /CARA PENILAIAN

1. Unjuk Kerja (Performance)


2. Penugasan (Proyek/Project)
3. Hasil kerja (Produk/Product)
4. Tertulis (Paper & Pen)
5. Portofolio (Portfolio)
6. Sikap
7. Diri (Self Assessment)
E. ASPEK PENILAIAN

KOGNITIF
TAXONOMY MENGETAHUI
COGNITIVE
BLOOM (Bloom, MEMAHAMI
Englehart, Furst, Hill,
Krathwohl’ 56)
MENGAPLIKASI

MENGANALISIS

MENSINTETIS

MENGEVALUASI
AFEKTIF
MENE- MENA-
RIMA NGGAPI

MEM-
MENILAI BENTUK
WATAK
MENG-
ORGA-
NISASI
PSIKOMOTOR

MENYU PROSE- KETE- KEALA-


MENIRU
SUN DURAL PATAN MIAHAN

Penyusunan soal harus sesuai dengan indikator yang telah disusun


dalam silabus dan rpp, dan hendaknya memiliki tingkat berpikir
menengah sampai tinggi.
PERTIMBANGAN ASPEK LIFE SKILL

KESADARAN Kesadaran diri sebagai hamba Tuhan,


DIRI makhluk sosial dan makhluk lingkungan

Kesadaran akan potensi diri dan


KECAKAPAN dorongan utk mengembangkannya
BERPIKIR &
BERNALAR Menggali informasi

Mengolah informasi & mengambil


keputusan dgn cerdas

Memecahkan masalah secara arif dan kreatif


Mengidentifikasi variabel &
hubungan satu dgn lainnya
KECAKAPAN
Merumuskan hipotesis
AKADEMIK
Merancang &
melaksanakan penelitian

KECAKAPAN Vokasional dasar


VOKASIONAL Vokasional khusus
Kecakapan mendengarkan
Kecakapan berbicara
KECAKAPAN
Kecakapan membaca
KOMUNIKASI
Kecakapan menuliskan
pendapat/gagasan

Kecakapan sebagai teman kerja


KECAKAPAN yang menyenangkan
BEKERJASAMA
Kecakapan sebagai pimpinan
yang berempati
F. KAIDAH PENYUSUNAN SOAL
TES BERBASIS KOMPETENSI
1. Soal berhubungan dengan kondisi
pembelajaran di kelas atau di luar kelas.
2. Soal berhubungan erat antara proses
pembelajaran, materi, dan kompetensi, serta
pengalaman siswa.
3. Soal mengukur kompetensi siswa yang
diajarkan.
4. Kemampuan siswa mampu mendeskripsikan,
menganalisis, menarik kesimpulan,
menilai, melakukan observasi, dsb.
5. Soal mengukur beberapa kemampuan siswa
yang dapat diwujudkan dalam stimulus soal
(pokok soal) atau respon (jawaban).
6. Setiap soal memiliki stimulus dan respon yang
berupa bacaan, grafik, gambar, model, bahan,
praktik, kasus, simbol, tarian, ekpektasi,
simulasi, atau hal-hal lain yang berhubungan
dengan proses pembelajaran, materi dan
pengalaman siswa.
7. Soal berhubungan pada pemecahan masalah
dimana siswa mampu mengidentifikasi,
merumuskan, memecahkan, membuat trategi
pemecahan, mengevaluasi, dsb.

Perhatikan baik-baik tujuh kaidah penyusunan soal tersebut.


Bandingkan dengan latihan yang terdapat dalam buku teks/LKS, dan
soal-soal ujian selama ini.
G. MANFAAT HASIL PENILAIAN

REMEDIAL

PENGAYAAN

PERBAIKAN PROGRAM & KEGIATAN


KAPAN?

REMEDIAL
DILAKUKAN BILA NILAI INDIKATOR KURANG
DARI NILAI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL

PENGAYAAN
DILAKUKAN BILA TUNTAS LEBIH CEPAT

PERBAIKAN PROGRAM & KEGIATAN


BILA TIDAK EFEKTIF
H. KETUNTASAN BELAJAR

PER INDIKATOR
KRITERIA: 0% – 100%
IDEAL: 75%
SEKOLAH MENETAPKAN SENDIRI DGN
PERTIMBANGAN:
KEMAMPUAN AKADEMIS SISWA,
KOMPLEKSITAS INDIKATOR,
DAYA DUKUNG : GURU, SARANA

TUNTAS: SKOR ≥ KRITERIA KETUNTASAN


TUNTAS INDIKATOR → KD → SK→ MAPEL
CONTOH PENGHITUNGAN KETUNTASAN
BELAJAR

KOMPETENSI KRITERIA NILAI PESERTA


DASAR INDIKATOR KETUNTASAN
KETUNTASAN DIDIK

1 60% 60 TUNTAS

2 60% 59 TAK
TUNTAS

3 55% 75 TUNTAS
CONTOH PENGHITUNGAN NILAI KD

KRITERIA
KOMPETENSI KETUNTASAN
INDIKATOR NILAI SISWA KETUNTASAN
DASAR (KD)
BELAJAR
1 60% 61 TUNTAS
1 2 70% 80 TUNTAS
3 60% 90 TUNTAS
1 70% 70 TUNTAS
2 2 65% 68 TUNTAS
3 60% 72 TUNTAS

NILAI KD 1: NILAI KD 2:
= 61+80+90 MODE : 70
3 NILAI KD :70
= 77 ATAU 7,7
DALAM 1 KD

JML INDIKATOR YG TUNTAS LEBIH DARI 50%:


LANJUT KE KD BERIKUTNYA

JML INDIKATOR BELUM TUNTAS SAMA ATAU LEBIH DARI 50%:

MENGULANG KD YANG SAMA


PELAKSANAAN PROGRAM REMEDIAL

TATAP MUKA DENGAN GURU


BELAJAR SENDIRI → dinilai
KEGIATAN: MENJAWAB PERTANYAAN,
MEMBUAT RANGKUMAN, MENGERJAKAN
TUGAS, MENGUMPULKAN DATA.
PADA ATAU DI LUAR JAM EFEKTIF
PROGRAM PENGAYAAN:

SISWA BERPRESTASI BAIK


MEMPERKAYA KOMPETENSI

KEGIATAN :
MEMBERI MATERI TAMBAHAN, LATIHAN
TAMBAHAN TUGAS INDIVIDUAL
HASIL PENILAIAN MENAMBAH NILAI MATA PELAJARAN
BERSANGKUTAN

SETIAP SAAT, PADA ATAU DI LUAR JAM EFEKTIF .


PERBAIKAN PROGRAM & KEGIATAN

Program
Program
Strategi
Strategi
Bahan
Bahan
Tidak
Tidakefektif?
efektif?

Dievaluasi
Dievaluasi Diganti
Diganti
Direvisi
Direvisi
I. PELAPORAN

Rapor adalah laporan kemajuan belajar.


Berisi informasi tentang pencapaian
kompetensi.
Sekolah boleh menetapkan sendiri model
rapor yang dikehendaki, dengan syarat
komunikatif dan menggambarkan
pencapaian kompetensi.
Model yang ada merupakan contoh yang
dapat dimodifikasi/diadopsi oleh
sekolah.
Selamat & Sukses
Berkarya

MARI BERSAMA KITA WUJUDKAN PENDIDIKAN YANG


BERMARTABAT BAGI ANAK BANGSA

Anda mungkin juga menyukai