BAB II
LANDASAN TEORI
umum”. Artinya ilmu linguistik tidak hanya menyelidiki salah satu bahasa saja
(seperti bahasa Inggris, atau bahasa Indonesia), tetapi linguistik itu menyangkut
bahasa pada umumnya. Beberapa bidang ilmu dalam linguistik diantaranya adalah
penutur tertentu, dan ada linguistik yang menjelaskan bahwa linguistik adalah
Lingusitik adalah ilmu yang menelaah bahasa, atau ilmu tentang bahasa.
21), bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh
13
14
2006: 15).
memerikan atau menganalisis bahasa, baik lisan maupun tulis pada periode
tertentu. Yang dimaksud dengan studi sinkronis sebuaah bahasa adalah deskripsi
tentang “keadaan tertentu” bahasa tersebut (pada suatu “masa”) (Lyons, 1995:
46).
mengkaji bahasa pada masa yang terbatas. Misalnya, mengkaji bahasa Indonesia
pada tahun dua puluhan, juga bahasa Inggris pada zaman William Shakespeare,
bahasa Jawa dewasa ini, atau bahasa Sunda yang beragam di setiap wilayah
berbahasa Sunda.
pengajaran bahasa asing adalah salah satu bentuk linguistik terapan. Lingusitik
bekerja untuk memberikan uraian-uraian data dan bahan bahasa yang dapat
Linguistik teoretis dapat disebut juga pure linguistics atau linguistik murni.
hanya sebagai tindak lanjut dari linguistik teoretis atau linguistik umum
merupakan syarat bagi linguistik terapan. Cabang linguistik terapan ini adalah
2.1.3 Fonologi
dari kata fon ‘bunyi’ dan logos ‘ilmu’. Tuturan bahasa terdiri atas bunyi. Bukan
sembarang bunyi saja melainkan bunyi tertentu, bunyi tersebut diselidiki oleh
fonetik dan fonologi. Fonetik meneliti bunyi bahasa menurut cara pelafalannya,
dalam bahasa tersebut. Fonologi terbagi menjadi dua cabang ilmu, yaitu fonetik
16
dan fonemik. Bidang-bidang fonologi yang luas telah dibiarkan tak disentuh
dalam pembicaraan pokok bahasa sekarang ini. Tak ada yang dikatakan mengenai
tekanan dan intonasi dalam frase-frase dan ujaran-ujaran; tidak ada pembicaraan
mengenai fungsi nada dalam bahasa-bahasa yang berbeda; dan tidak pembicaraan
mengenai kedudukan suku kata sebagai satuan fonologis (Lyons, 1995: 176).
2.1.4 Morfologi
Morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau yang
kata terhadap golongan dan arti kata lain dapat dikatakan bahwa morfolgi
kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik. Morfem adalah satuan
adalah komposit bentuk pengertian terkecil yang sama atau mirip yang berulang.
2.2 Dialektologi
persamaan dan titik perbedaannya (Keraf, 1984: 143). Dialektologi disebut juga
perhatian dari para ahli bahasa menjelang akhir abad ke-19, lama sebelumnya
telah banyak dilakukan penulisan tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah
2.2.2 Dialek
1983: 1). Meillet (1970: 70) memberikan beberapa ciri dialek sebagai berikut,
adalah seeperangkat ujaran setempat yang berbeda-beda yang memiliki ciri umum
dan lebih mirip sesamanya dibandingkan dengan bentuk ujaran lain dari bahasa
yang sama. Ketiga, dialek tidak harus mengambil semua bentuk ujaran seteempat
dari sebuah bahasa. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa dialek merupakan
Dialek yang satu berbeda dengan dialek yang lain karena masing-masing
memiliki kekhasan yang bersifat lingual. Kekhasan inilah yang menjadi pembeda
Pada garis besarnya, pembeda dailek dapat dibagi menjadi lima macam
5. Bedaan morfologis yang dibatasi oleh adanya sistem tata bahasa yang
2.2.4 Isoglos
dari luar. Isoglos merupakan alat bantu untuk mengkaji perkembangan bahasa
memisahkan dua lingkungan dialek atau bahasa berdasarkan wujud atau sistem
kedua lingkungan yang berbeda itu, yang dinyatakandalam peta bahasa. Isoglos
sering juga disebut heteroglos. Dari garis isoglos akan terlihat adanya suatu irama
19
atau gerak garis yang sama (berkat isoglos) sehingga dapat diperkirakan di mana
dalam ragam-ragam bahasa dengan tertumpu dalam satu ruang kepada satuan
yang erat dengan ilmu bahasa bandingan karena mempelajari hubungan yang
lebih lanjut, penelitian ini diarahkan untuk mencari hubungan yang ada antara
mengenai sejumlah dialek-dialek suatu bahasa. Gambaran umum itu akan tampak
20
jelas jika semua gejala kebahasaan dari bahan hasil penelitian yang terkumpul
dipetakan.
Gamabaran umum mengenai sejumlah dialek baru akan tampak jelas jika
semua gejala kebahasaan yang ditampilkan dari bahan yang terkumpul selama
penelitian dipetakan. Oleh karena itu, kedudukan dan peranan peta bahasa dalam
kajian geografi dialek merupakan suatu hal yang mutlak diperluakan. Dengan
peta-peta itu, baik persamaan atau perbedaan yang terdapat di antara dialek atau
bahasa yang diteliti itu dapat dikaji dan ditafsirkan lebih jelas.
hubungannya dengan keadaan alam, (suku) bangsa, dan keadaan politik di daerah
pakai bahasa tersebut. Oleh karena itu, usaha menentukan batas daerah pakai
Dengan demikian, penelitian geografi dialek tidak dapat dipisahkan dari pemetaan
bahasa atau pemetaan dialek. Peta bahasa atau peta dialek merupakan alat bantu
2.3.3 Dialektometri
yang diteliti dengan membandingkan sejumlah bahan yang terkumpul dari tempat
tersebut (Ayatrohaedi, 1983: 32). Unsur bahasa yang diperbandingkan ialah unsur
S X 100 = d
n = jumlah peta
d = jarak
Dengan menghitung jumlah beda setiap unsur bahasa (S) dikalikan dengan
100, lalu dibagi jumlah nyata peta yang dibandingkan (n), akan diperoleh jarak
persamaan dan perbedaan dialek dapat pula menggunakan metode kualitatif, yakni
jauh lebih banyak gejala dan unsur bahasa yang terkumpul melalui penelitian itu
justru memperlihatkan persamaan. Oleh karena itu, dialektometri akan lebih dapat
kepada adanya faktor penyebab, baik faktor sebab luar bahasa maupun faktor
b. lapis sastra,
c. lapis budaya,
e. batas budaya.
a. perkembangan fonetik,
b. usangan fonetik,
c. tikaian homonim,
d. tikaian semantik,
perkembangan sejarah ini akan jelas apabila setiap unsur bahasa diperbandingkan
sesamanya. Setiap unsur ini ditafsirkan dengan baik sehingga setiap peta yang
berpendapat bahwa data dan keterangan ini terdiri atas (1) peta unsur bahasa, (2)
data kebahasaan sinkronis di luar daerah penelitian, (3) data etimologis yang
mencakup data sejarah dan bandingan bahasa, dan (4) data bukan bahasa yang
menonjol. Dari keempat data dan keterangan itu, data dan keterangan yang berupa
peta unsur bahasa, jelas merupakan data dan keterangan yang pertama dan utama.
Makin banyak data dan keterangan yang diperoleh untuk menelusuri pola
2.4 Sosiolinguistik
Menurut Sumarsono (2008: 2), sosiolinguistik terdiri atas dua unsur, yaitu
sosio dan linguistuik. Linguistik adalah ilmu yang mempelajari bahasa, khususnya
pembentukan unsur-unsur itu. Unsur sosio seakar dengan sosial, yaitu yang
kemasyarakatan.
serta mempelajari variasi bahasa antara struktur linguistik dan struktur sosial.
bersosialisasi. Hal ini membuktikan bahwa bahasa tidak hanya berfungsi sebagai
alat komunikasi, tetapi juga merupakan ciri khusus dari eksistensi sosial.
pemakaian bahasa tersebut, misalnya umur, status sosial, tingkat ekonomi, tingkat
25
variasi bahasa apa, kepada siapa, kapan, di mana, dan tentang apa, merupakan
konteks sosialnya.
pemakai bahasa, lebih khusus lagi menyangkut penggunaan bahasa dalam konteks
26
dalam bahasa. Faktor-faktor seperti geografis, sosial, dan budaya turut berperan
dalam lainnya variasi bahasa ini. Selain itu, sosiolinguistik adalah ilmu yang