Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN TUGAS

MATA KULIAH LINGUISTIK

OLEH:
DWI VENANDA PUTRI
NIM:202110080311010
PROGRAM STUDI PRNDIDIKAN BAHASA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
LINGUISTIK MIKRO DAN LINGUISTIK MAKRO SERTA PENJABARANNYA
A.Linguistik Mikro (Mikrolinguistik)
Bidang linguistik yang mempelajari bahasa dari dalam dengan kata lain mempelajari struktur
bahasa itu sendiri. Linguistik mikro mengarahkan kajiannya pada struktur internal suatu
bahasa tertentu atau struktur internal suatu bahasa tertentu atau struktur internal bahasa pada
umumnya.
Pada Mikrolinguistik terdapat beberapa pembidangan fonologi, morfologi, sintaksis,
semantik, dan leksikologi.
Fonologi : menyelidiki ciri-ciri bunyi bahasa, cara terjadinya, dan fungsinya dalam setiap
kebahsaan secara keseluruhan.
Fonologi mempunyai dua cabang kajian, yakni:
a. Fonetik yaitu cabang kajian yang mengkaji bagaimana bunyi-bunyi fonem sebuah bahasa
direalisasikan atau dilafalkan. Fonetik juga mempelajari cara kerja organ tubuh manusia
terutama yang berhubungan dengan penggunaan bahasa.
b. Fonemik yaitu kesatuan bunyi terkecil suatu bahasa yang berfungsi membedakan makna.
Chaer (2007) mengatakan bahwa fonemik mengkaji bunyi bahasa yang dapat atau berfungsi
membedakan makna kata.
2. Morfologi ,morfologi berarti ilmu tentang bentuk, menyelidiki struktur kata, bagian-
bagiannya, serta cara pembetukannya.
3. Sintaksis,Sintaksis adalah cabang ilmu linguistik yang membicarakan kata dalam
hubungannya dengan kata lain, atau unsur-unsur lain sebagai suatu satuan ujaran, dalam
sintaksis yang biasa dibicarakan adalah struktur sintaksis, mencakup masalah fungsi,
kategori, peran sintaksis, satuan sintaksis berupa frase, kalimat, kalimat, dan wacana
4.Semantik ,semantik adalah cabang linguistik yang meneliti arti atau makna. Jadi semantik
adalah subdisiplin ilmu linguistik yang membicarakan makna.
5.Leksikologi,Leksikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari seluk beluk makna/arti
kosakata yang telah termuat atau akan dimuat di dalam kamus.
B. Linguistik Makro (Makrolinguistik)
Linguistik makro bersifat luas, sifat telaahnya ekternal. Linguistik mengkaji kegiatan bahasa
pada bidang-bidang lain, misalnya ekonomi dan sejarah. Bahasa digunakan sebagai alat untuk
melihat bahasa dari sudut pandangan dari luar bahasa.
Pembidangan linguistik makro mencakup antara lain sosiolinguistik, psikolinguistik,
antropolinguistik, etnolinguistik, stilistika, filologi, dialektologi, filsafat bahasa, dan
neurolinguistik.
Sosiolinguistik: kajian interdisipliner yang mempelajari hubungan dan atau pengaruh budaya
terhadap cara suatu bahasa yg digunakan
a) psikolinguistik adalah studi tentang proses mental-mental dalam pemakaian bahasa.
Sebelum menggunakan bahasa, seorang pemakai bahasa terlebih dahulu memperoleh
bahasa.
b) Antropolinguistik : Ilmu yang mempelajari manusia dan kebudayaan secara
menyeluruh. Di satu pihak manusia adalah pencipta kebudayaan, di pihak lain
kebudayaan yang “menciptakan” manusia Linguistik Kebudayaan memperlakukan
bahasa sebagai fenomena yang kebermaknaannya hanya bisa dipahami secara
menyeluruh bila dikaitkan dengan budaya penuturnya.
c) Stilistika : Ilmu yang memepelajari bahasa yang digunakan dalam bentuk-bentuk
karya sastra. Jadi, stilistika adalah ilmu interdisipliner antara linguistik dan ilmu
kesusastraan.
d) Filologi : Ilmu yang mempelajari bahasa dalam sumber-sumber sejarah yang ditulis,
yang merupakan kombinasi dari kritik sastra, sejarah, dan linguistik. Hal ini lebih
sering didefinisikan sebagai studi tentang teks-teks sastra dan catatan tertulis
e) Filsafat Bahasa : Ilmu gabungan antara linguistik dan filsafat. Ilmu ini menyelidiki
kodrat dan kedudukan bahasa sebagai kegiatan manusia serta dasar-dasar konseptual
dan teoretis linguistik.
f) Dialektologi : Ilmu tentang dialek. Cabang linguistik yang mengkaji perbedaan-
perbedaan isolek (alat komunikasi suatu masyarakat tutur namun belum ditetapkan
statusnya) dengan memperlakukan perbedaan-perbedaan tersebut secara utuh.
g) h) Neurolinguistik : Merupakan kajian yang berupaya memahami kerja otak untuk
memproses kegiatan berbahasa sebagaimana psikolinguistik hanya saja fokusnya
berbeda.
h) Paleografi: Cabang linguistik yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan
pendeskripsian tulisan2 kuno terutama yang berasal dari abad pertengahan (penafsiran
tulisan kuno).
i) j) Semiotika: Cabang ilmu linguistik yang mempelajari bahasa dalam kaitannya
dengan simbol/lambang.

LINGUISTIK TEORITIS DAN LINGUISTIK TERAPAN


Linguistik teoritis, yaitu bidang linguistik yang mengkaji dan mengupas bahasa untuk
mendapatkan kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa. Linguistik teoritis ada ada yang
bersifat umum dan ada yang bersifat khusus. Linguistik yang bersifat umum biasanya disebut
linguistik umum yang berusaha memahami ciri-ciri umum dari berbagai bahasa.
Linguistik terapan adalah salah satu cabang ilmu bahasa yang berkaitan dengan penerapan atau
penggunaan bahasa. Linguistik terapan (applied linguistics) menjadi konsentrasi dalam jurusan
bahasa dan sastra yakni minat penerjemahan, medis, forensik, leksikografi, sosiolinguistik,
grafologi, mekanolinguistik, medikolinguistik, pembinaan bahasa, fonetik terapan, dan
pengajaran bahasa.

DISIPLINER DAN INTERDISIPLINER DALAM PEMDIDIKAN BAHASA INDONESIA


Beberapa linguis atau ahli bahasa menggunakan kemampuan dan hasil pelatihan mereka
untuk bekerja di pemerintahan. Keterampilan analisis ahli bahasa sangat dibutuhkan untuk
melakukan penelitian, menyediakan layanan teknologi yang berhubungan dengan bahasa, dan
memberikan wawasan penting tentang masalah hukum, kebijakan, dan pendidikan dalam
pemerintahan. Contohnya adalah sebagai diplomat. Kementerian Luar Negeri RI yang
mewakili negara kita di luar negara mengharuskan diplomat memiliki kemampuan bahasa
untuk melakukan diplomasi. Mereka yang memiliki gelar linguistik tentunya dapat berfungsi
lebih sebagai tulang punggung untuk mengajar diplomat dan melakukan layanan bahasa
untuk membantu proses komunikasi dengan pemerintahan di luar negeri.
Dengan hasil perkuliahan dalam pendidikan bahasa, ahli bahasa pun memiliki keunggulan
yang kuat di bidang pengajaran bahasa di sekolah-sekolah. Mereka dapat mengajar bahasa
Indonesia, bahasa daerah, atau bahasa asing di tingkat satuan pendidikan tertentu. Bagi
mereka yang latar belakang pendidikannya khusus dalam pengajaran bahasa asing, misalnya
pendidikan bahasa Inggris, menjadikan mereka dapat mengajar bahasa Inggris sebagai bahasa
kedua atau mengajar bahasa Inggris sebagai bahasa asing. Namun, ahli bahasa yang terlibat
dalam pendidikan tidak terbatas pada pengajaran; mereka juga dapat terlibat dalam
mengembangkan materi pendidikan, melatih guru bahasa, mengembangkan materi pengujian
bahasa standar, dan menemukan cara untuk menilai penguasaan pembelajaran bahasa secara
lebih efektif.

Anda mungkin juga menyukai