Anda di halaman 1dari 7

1. a.

Jelaskan apa saja bidang ilmu yang diklasifikasikan dalam bidang mikrolinguistik dan
makrolinguistik!
Mikrolinguistik adalah cabang ilmu linguistik yang konsen kajiannya pada konten sistem
internal bahasa. Kajian study ini mengarah pada struktur internal suatu bahasa tertentu dan
atau semua bahasa pada umumnya.
Bagian interdisiplin kajian Linguistik Mikro yang adalah:
a) Fonology: subdisiplin ilmu linguistik yang mempelajari bunyi bahasa secara umum, baik
bunyi yang memperdulikan arti (fonetik) maupun tidak (fonemik). Menurut Chaer (2009, 1)
fonology adalah ilmu tentang perbendaharaan bunyi-bunyi (fonem) bahasa dan distribusinya.
Fonologi diartikan sebagai kajian bahasa yang mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa yang
diproduksi oleh alat ucap manusia. Bidang kajian fonologi adalah bunyi bahasa sebagai satuan
terkecil dari ujaran dengan gabungan bunyi yang membentuk suku kata
b) Morfology: subdisiplin ilmu linguistik yang cakupan pembahasannya tentang kata dan
kelompok kata. Morfologi juga termasuk menyelidiki struktur kata, bagian-bagiannya dan cara
pembentukannya. (Carstair, 2002) mendifinisikan morfology sebagai cabang linguistik yang
mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari
seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan
dan arti kata. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk
bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun
fungsi semantik. Dalam ilmu morfologi, terdapat morfem yaitu bagian terkecil dari sebuah kata.
c) Semantik: cabang linguistik yang mempelajari arti/makna yang terkandung pada suatu
bahasa, kode, atau model lainnya, baik bersifat leksikal, gramatikal ataupun kontekstual. Dengan
kata lain, Semantik adalah pembelajaran tentang makna. Semantik biasanya dikaitkan dengan
dua aspek lain: sintaksis, pembentukan simbol kompleks dari simbol yang lebih sederhana, serta
pragmatika, penggunaan praktis simbol oleh komunitas pada konteks tertentu.
d) Sinteksis: ilmu mengenai prinsip dan peraturan untuk membuat kalimat dalam satuan
alaminya, sinteksis juga menyelidiki satuan-satuan kata dan satuan-satuan lain di atas kata,
hubungan satu dengan lainnya dan cara penyesuaiannya. Chaer (2007: 206) mengatakan bahwa
Sintaksis adalah cabang ilmu linguistik yang membicarakan kata dalam hubungannya dengan
kata lain, atau unsur-unsur lain sebagai suatu satuan ujaran, dalam sintaksis yang biasa
dibicarakan adalah struktur sintaksis, mencakup masalah fungsi, kategori, peran sintaksis,
satuan sintaksis berupa frase, kalimat, kalimat, dan wacana.

Berbeda dengan Linguistik Mikro, Linguistik Makro mengkaji hubungan bahasa dalam tataran
dunia luar, baik hubungan dengan alam, sosial, atau suatu disiplin ilmu pengetahuan. Oleh
karena itu, kajian Linguistik Makro bersifat luas dan ekternal. Linguistik Makro mengkaji kegiatan
bahasa pada bidang-bidang lain, misalnya ekonomi dan sejarah. Bahasa digunakan sebagai alat
untuk melihat bahasa dari sudut pandangan dari luar bahasa. Pembidangan linguistik makro
mencakup antara lain sosiolinguistik, psikolinguistik, antropolinguistik, etnolinguistik, stilistika,
filologi, dialektologi, filsafat bahasa, dan neurolinguistik.
a) Sosiolinguistik: kajian interdisipliner yang mempelajari hubungan dan atau pengaruh
budaya terhadap cara suatu bahasa yg digunakan. Dalam hal ini bahasa berhubungan erat
dengan sosial (budaya) masyarakat suatu wilayah sebagai subyek atau pelaku berbahasa sebagai
alat komunikasi dan interaksi antara kelompok yang satu dengan yang lain.
b) Psikolinguistik: kajian interdisipliner yang mengkaji hubungan bahasa dan mental (psyco),
termasuk bagaimana manusia berproses mendapatkan dan menggunakan bahasa itu sendiri.
Harley (dalam Dardjowidjojo,2003: 7) berpendapat bahwa psikolinguistik adalah studi tentang
proses mental-mental dalam pemakaian bahasa. Sebelum menggunakan bahasa, seorang
pemakai bahasa terlebih dahulu memperoleh bahasa.
c) Antropolinguistik : Ilmu yang mempelajari manusia dan kebudayaan secara menyeluruh. Di
satu pihak manusia adalah pencipta kebudayaan, di pihak lain kebudayaan yang “menciptakan”
manusia Linguistik Kebudayaan memperlakukan bahasa sebagai fenomena yang
kebermaknaannya hanya bisa dipahami secara menyeluruh bila dikaitkan dengan budaya
penuturnya.
d) Stilistika : Ilmu yang memepelajari bahasa yang digunakan dalam bentuk-bentuk karya
sastra. Jadi, stilistika adalah ilmu interdisipliner antara linguistik dan ilmu kesusastraan.
e) Filologi : Ilmu yang mempelajari bahasa dalam sumber-sumber sejarah yang ditulis, yang
merupakan kombinasi dari kritik sastra, sejarah, dan linguistik. Hal ini lebih sering didefinisikan
sebagai studi tentang teks-teks sastra dan catatan tertulis, penetapan dari keotentikannya dan
keaslian dari pembentukannya dan penentuan maknanya. Filologi juga merupakan ilmu yang
mempelajari naskah-naskah manuskrip, biasanya dari zaman kuno.
f) Filsafat Bahasa : Ilmu gabungan antara linguistik dan filsafat. Ilmu ini menyelidiki kodrat
dan kedudukan bahasa sebagai kegiatan manusia serta dasar-dasar konseptual dan teoretis
linguistik. Filsafat bahasa dibagi menjadi filsafat bahasa ideal dan filsafat bahasa sehari-hari.
Filsafat bahasa ialah teori tentang bahasa yang berhasil dikemukakan oleh para filsuf, sementara
mereka itu dalam perjalanan memahami pengetahuan konseptual. Filsafat bahasa ialah usaha
para filsuf memahami conceptual knowledge melalui pemahaman terhadap bahasa
g) Dialektologi : Ilmu tentang dialek. Cabang linguistik yang mengkaji perbedaan-perbedaan
isolek (alat komunikasi suatu masyarakat tutur namun belum ditetapkan statusnya) dengan
memperlakukan perbedaan-perbedaan tersebut secara utuh.
h) Neurolinguistik : Merupakan kajian yang berupaya memahami kerja otak untuk
memproses kegiatan berbahasa sebagaimana psikolinguistik hanya saja fokusnya berbeda.
Neurolinguistik lebih berkecimpung dalam memahami kesulitan berbahasa atau gangguan
berbahasa, yang mencakup kegiatam bicara, mendengar, membaca menulis, dan berbahasa
isyarat yang menganggu kemampuan berkomunikasi (Lauder, 2005:238). Neurolinguistik dapat
ditelusuri latar belakang subjek mengalami autis, yaitu terdapat kerusakan pada sistem syaraf
yang membuat kemampuan mengingat mengalami keterbatasan.
i) Paleografi: Cabang linguistik yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan
pendeskripsian tulisan2 kuno terutama yang berasal dari abad pertengahan (penafsiran tulisan
kuno).
j) Semiotika: Cabang ilmu linguistik yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan
simbol/lambang. Dan seterusnya.
b. Jelaskan alasan mengapa pragmatik dikategorikan dalam makrolinguistik!
Karena pragmatik merupakan salah satu kajian makrolinguistik yang mengaji bahasa
dihubungkan dengan faktor-faktor lain diluar aspek kebahasaan seperti halnya kajian
makrolinguistik lainnya praktik lahir akibat ketidakpuasan para linguis dalam mengotak-atik
bahasa secara indera bahasa. Upaya demikian dianggap tidak mencerminkan hakikat kajian
bahasa yang sesungguhnya apabila dikaitkan dengan Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi.
Dasar pemikiran demikian mengiring minat para linguis untuk menelaah aspek kebahasaan
dari segi penggunaannya di tengah masyarakat. Dalam mengaji penggunaan bahasa di
tengah masyarakat faktor konteks tidak dapat diabaikan dan menjadi hal yang sangat
penting. Hal memegang peranan penting dalam mewujudkan makna sebuah ujaran titik
upaya Pemahaman konsep penggunaan bahasa berdasarkan konteks atau situasi ujar inilah
yang menjadi dasar telaahan ilmu pragmatik. Kehadiran praktik dalam Kancah politik sedikit
banyak menggeser minat para linguis dalam menkaji bahasa. Setidaknya pragmatik telah
mampu mengantisipasi kejenuhan para linguis dalam mentaati struktur kalimat yang
bersifat otonom

c. Sebutkan kajian pragmatik yang dikategorikan dalam makrolinguistik

Linguistik Makro mengkaji kegiatan bahasa pada bidang-bidang lain, misalnya ekonomi dan
sejarah. Bahasa digunakan sebagai alat untuk melihat bahasa dari sudut pandangan dari luar
bahasa. Pembidangan linguistik makro mencakup antara lain sosiolinguistik, psikolinguistik,
antropolinguistik, etnolinguistik, stilistika, filologi, dialektologi, filsafat bahasa, dan
neurolinguistik.
a) Sosiolinguistik: kajian interdisipliner yang mempelajari hubungan dan atau pengaruh
budaya terhadap cara suatu bahasa yg digunakan. Dalam hal ini bahasa berhubungan erat
dengan sosial (budaya) masyarakat suatu wilayah sebagai subyek atau pelaku berbahasa
sebagai alat komunikasi dan interaksi antara kelompok yang satu dengan yang lain.
b) Psikolinguistik: kajian interdisipliner yang mengkaji hubungan bahasa dan mental
(psyco), termasuk bagaimana manusia berproses mendapatkan dan menggunakan bahasa
itu sendiri. Harley (dalam Dardjowidjojo,2003: 7) berpendapat bahwa psikolinguistik adalah
studi tentang proses mental-mental dalam pemakaian bahasa. Sebelum menggunakan
bahasa, seorang pemakai bahasa terlebih dahulu memperoleh bahasa.
c) Antropolinguistik : Ilmu yang mempelajari manusia dan kebudayaan secara
menyeluruh. Di satu pihak manusia adalah pencipta kebudayaan, di pihak lain kebudayaan
yang “menciptakan” manusia Linguistik Kebudayaan memperlakukan bahasa sebagai
fenomena yang kebermaknaannya hanya bisa dipahami secara menyeluruh bila dikaitkan
dengan budaya penuturnya.
d) Stilistika : Ilmu yang memepelajari bahasa yang digunakan dalam bentuk-bentuk karya
sastra. Jadi, stilistika adalah ilmu interdisipliner antara linguistik dan ilmu kesusastraan.
e) Filologi : Ilmu yang mempelajari bahasa dalam sumber-sumber sejarah yang ditulis,
yang merupakan kombinasi dari kritik sastra, sejarah, dan linguistik. Hal ini lebih sering
didefinisikan sebagai studi tentang teks-teks sastra dan catatan tertulis, penetapan dari
keotentikannya dan keaslian dari pembentukannya dan penentuan maknanya. Filologi juga
merupakan ilmu yang mempelajari naskah-naskah manuskrip, biasanya dari zaman kuno.
f) Filsafat Bahasa : Ilmu gabungan antara linguistik dan filsafat. Ilmu ini menyelidiki
kodrat dan kedudukan bahasa sebagai kegiatan manusia serta dasar-dasar konseptual dan
teoretis linguistik. Filsafat bahasa dibagi menjadi filsafat bahasa ideal dan filsafat bahasa
sehari-hari. Filsafat bahasa ialah teori tentang bahasa yang berhasil dikemukakan oleh para
filsuf, sementara mereka itu dalam perjalanan memahami pengetahuan konseptual. Filsafat
bahasa ialah usaha para filsuf memahami conceptual knowledge melalui pemahaman
terhadap bahasa
g) Dialektologi : Ilmu tentang dialek. Cabang linguistik yang mengkaji perbedaan-
perbedaan isolek (alat komunikasi suatu masyarakat tutur namun belum ditetapkan
statusnya) dengan memperlakukan perbedaan-perbedaan tersebut secara utuh.
h) Neurolinguistik : Merupakan kajian yang berupaya memahami kerja otak untuk
memproses kegiatan berbahasa sebagaimana psikolinguistik hanya saja fokusnya berbeda.
Neurolinguistik lebih berkecimpung dalam memahami kesulitan berbahasa atau gangguan
berbahasa, yang mencakup kegiatam bicara, mendengar, membaca menulis, dan berbahasa
isyarat yang menganggu kemampuan berkomunikasi (Lauder, 2005:238). Neurolinguistik
dapat ditelusuri latar belakang subjek mengalami autis, yaitu terdapat kerusakan pada
sistem syaraf yang membuat kemampuan mengingat mengalami keterbatasan.
i) Paleografi: Cabang linguistik yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan
pendeskripsian tulisan2 kuno terutama yang berasal dari abad pertengahan (penafsiran
tulisan kuno).
j) Semiotika: Cabang ilmu linguistik yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan
simbol/lambang. Dan seterusnya.
2. a. Berdasarkan dialog tersebut, identifikasi implikatur yang terdapat pada dialog tersebut
berikut penjelasannya!

Implikatur Percakapan

“Ayah meminta anaknya supaya tidur karena jam sudah menunjukkan malam hari, yaitu pukul
22.00 WIB.”
menyatakan bahwa sebuah tuturan dapat
mengimplikasikan proposisi yang bukan merupakan bagian dari tuturan tersebut.
Proposisi yang diimplikasikan itu dapat disebut dengan implikatur percakapan.
Implikatur percakapan ini memiliki pengertian dan makna yang lebih
bervariasi. Pasalnya, pemahaman terhadap “yang dimaksudkan” sangat
bergantung pada konteks terjadinya percakapan.
b. Berdasarkan teks tersebut, temukan referensi yang terdapat pada artikel tersebut berikut
penjelasannya!

Pada tulisan yg bercetak biru itu lah referensinya artinya kata Kom yg tadinya merupakan
bahasa daerah yaitu daerah Aceh, sekarang sdh sah pemakaiannya menjadi Bahasa Indonesia
setelah kata tersebut ada di laman KBBI Kemdikbud.

C. Berdasarkan teks tersebut, indentifikasi inferensi yang terdapat dalam teks tersebut berikut

penjelasannya!

Inferensi adalah proses yang harus dilakukan oleh pendengar atau pembaca untuk memahami makna
secara harfiah tidak terdapat dalam tuturan yang diungkapkan oleh penutur. Inferensi muncul dari
penerima ataupun tutur untuk menyatakan sifat kooperatif dalam percakapan titik menyimpulkan
bahwa inferensi ialah usaha menarik kesimpulan dapat menafsirkan ujaran-ujaran atau hubungan antar
ujaran.

3.a. Temukan maksim kesantunan berbahasa pada dialog di atas berikut penjelasannya

Jadi kesantunan berbahasa tercermin dalam tatacara berkomunikasi lewat tanda verbal atau
tatacara berbahasa. Ketika berkomunikasi, kita tunduk pada norma-norma budaya, tidak hanya
sekadar menyampaikan ide yang kita pikirkan. Tata cara berbahasa harus sesuai dengan unsur-
unsur budaya yang ada dalam masyarakat tempat hidup dan dipergunakannya. Misalnya
kesantunan dalam berbahasa. Adapun terdapat dua konsep kesantunan berkaitan dengan aspek
bahasa, yaitu kesantunan tampak pada pilihan kata, nada, intonasi, dan struktur kalimatnya.
Aspek yang kedua terdapat pada tingkah laku, yaitu kesantunan dapat dilihat pada ekspresi,
sikap, dan gerak-gerik tubuh lainnya.
b. Apa saja prinsip kesantunan berbahasa yang tidak terdapat pada dialog tersebut.
Buatlah penjelasan mengapa maksim kesantunan berbahasa tersebut tidak terdapat
dalam dialog tersebut!
Maksim Kebijaksanaan (tact maxim)

Gagasan dasar maksim kebijkasanaan dalam prinsip kesantunan adalah bahwa para peserta
pertuturan hendaknya berpegang pada prinsip untuk selalu mengurangi keuntungan dirinya
sendiri dan memaksimalkan keuntungan pihak lain dalam kegiatan bertutur. Orang bertutur
yang berpegang dan melaksanakan maksim kebijaksanaan akan dapat dikatakan sebagai orang
santun. Leech (dalam Wijana, 1996) mengatakan bahwa semakin panjang tuturan seseorang
semakin besar pula keinginan orang itu untuk bersikap sopan kepada lawan bicaranya. Demikian
pula tuturan yang diutarakan secara tidak langsung lazimnya lebih sopan dibandingkan dengan
tuturan yang diutarakan secara langsung.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : Tujuan Pembelajaran :


SMPN 3 Pangkalan Kerinci Setelah mengikuti pembelajaran jarak jauh ini, peserta didik dapat:
1. Mengidentifikasi unsur-unsur teks berita
Mata Pelajaran : 2. Menelaah struktur dan kebahasaan teks berita
Bahasa Indonesia 3. Menyimpulkan beritayang didengar dan dibaca dengan
lengkap
Kelas/Semester :
VIII / I Langkah Pembelajaran :
a. Pendahuluan
Materi Pokok : 1. Melalui Google Meet guru memberikan salam, membimbing doa
Berita & memeriksa kehadiran peserta didik.
2. Guru mengingatkan peserta didik untuk terus menjaga kesehatan
Materi Pembelajaran : & mematuhi protokol pencegahan Covid.
Berita Seputar Indonesia 3. Guru menginformasikan kode kelas pada Google Classroom
yang akan digunakan dalam pembelajaran & meminta peserta
Waktu : didik untuk bergabung kedalam kelas tersebut.
2x40 menit (1 pertemuan) 4. Menyampaikan judul materi yang akan dibahas dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai pada pembelajaran ini.
Media :
Google Classroom, Google Meet, b. Inti
Google Form 1. Guru memberikan scene setting berupa tanya jawab membangun
terkait berita yang didengar dan dibaca.
Alat : 2. Peserta didik menyimak materi yang diberikan guru berupa link
Smartphone & Laptop Youtube Ruang Belajar “Berita Seputar Indonesia” yang
diberikan melalui Classroom.
Sumber Belajar : 3. Setelah 10 menit menyimak, peserta didik dipersilahkan
1. Kementrian mengajukan pertanyaan terkait materi yang belum dipahami
Pendidikan Republik melalui diskusi.
Indonesia 2018. 4. Guru memberikan Kuis melalui Google Form untuk menguji
Bahasa Indonesia pemahaman peserta didik.
untuk SMP/MTs 5. Peserta didik melakukan tangkapan layar (screen shoot) terkait
Kelas VIII Edisi hasil pekerjaan Kuis yang dilakukanya untuk kemudian
Revisi 2017. menguploadnya pada Bagian Tugas di Google Classroom
2. Video pembelajaran 6. Guru menilai hasil pekerjaan peserta didik dan memberikan
Ruang Belajar “ komentar membangun pada Google Classroom
Berita Seputar
Indonesia”. c. Penutup
1. Guru memberikan apresiasi terhadap peserta didik yang
mendapat skor tinggi dan memberikan motivasi kepada peserta
didik yang masih mendapatkan skor rendah.
2. Guru bersama peserta didik menyimpulkan pembelajaran kali ini.
3. Guru menyampaikan rencana pembelajaran berikutnya.

Penilaian
1. Penilaian Sikap : Lembar pengamatan cara berkomunikasi &
perilaku peserta didik pada saat pembelajaran
2. Penilaian Pengetahuan : Tes Online (kuis)
3. Penilaian Keterampilan : mengerjakan soal dengan langkah yang
benar & dikirimkan melalui classroom.

Mengetahui, Pangkalan Kerinci, 13 Juli 2020


Kepala SMPN 3 Pangkalan Kerinci Guru Mata Pelajaran

Zulfiandry Z.A. S.P., M.Pd Nur Elvianis


NIP. 19741010 2006041018

Anda mungkin juga menyukai