Ilmu Bahasa (linguistik) ARPIAH LARAS SHARI ASTRIA RAHAYU Subjek dari ilmu linguistik ialah bahasa. Sedangkan klasifikasi dari ilmu linguistik ialah 400. PENGERTIAN LINGUISTIK
• Linguistik (lingustics dalam bahasa Inggris dan linguistique
dalam bahasa Prancis) dikenal sebutan ilmu bahasa. Dalam Kamus Linguistik (Kridalaksana, 2001) disebutkan bahwa linguistik adalah ilmu bahasa atau metode mempelajari bahasa. Jika kita telusuri, kata linguistik sesungguhnya berasal dari kata yang bermakna bahasa yang dalam bahasa Latin adalah lingua, bahasa Prancis langue, langage, bahasa Italia lingua, bahasa Spanyol lengua, dan bahasa Inggris language. • Menurut Kridalaksana (1983) menyatakan bahwa linguistik adalah ilmu yang mempelajari, mengkaji atau menelaah hakikat dan seluk bahasa, yakni bahasa secara umum yang dimiliki manusia sebagai alat komunikasi atau linguistik adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menyelidiki bahasa secara ilmiah. Jenis – jenis Ilmu Bahasa (Linguistik) • Linguistik Umum. Linguistik umum (general linguistics) merumuskan bahwa semua bahasa manusia bersifat alamiah. Sehingga, hasil kajian linguistik umum memberikan gambaran seluk beluk bahasa sehingga dapat menghasilkan teori kebahasaan. Linguistik umum memberikan ciri umum bahasa yang diuraikan secara sederhana, umum, tepat, dan objektif. Selain itu, kajian ini juga memberikan informasi umum mengenai teori, prosedur kerja, dan paham- paham yang berkembang dalam linguistik. • Linguistik Terapan. Linguistik terapan (applied linguistics) adalah ilmu yang berusaha menerapkan hasil penelitian dalam bidang linguistik untuk keperluan praktis atau hal nyata dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai linguistik terapan, bahasa berfungsi sebagai alat, yaitu alat dalam pengajaran bahasa sehingga peserta didik mampu menggunakan bahasa yang dipelajari. Istilah applied linguistics dipopulerkan di Amerika Serikat pada tahun 1940. Ketika itu, ilmu ini bertujuan untuk membantu kemajuan pengajaran bahasa. • Linguistik teoretis, Linguistik teoretis adalah ilmu yang berusaha mengamati bahasa dari segi struktur bahasa itu sendiri. Ilmu ini berusaha memahami bahasa melalui kegiatan-kegiatan berbahasa. Bahasa dalam linguistik teoretis ini tidak dipandang sebagai alat, tetapi di pandang sebagai bahasa. Linguistik teoretis adalah upaya untuk memahami bahasa, tidak untuk ditumpangtindihkan dengan teori linguistik yang digunakan sebagai landasan analisis ketika mengadakan penelitian linguistik. • Sejarah linguistik, Sejarah bahasa tidak dapat disebutkan sebagai salah satu subdisiplin linguistik karena ia berada di dalam linguistik khusus itu sendiri. Sebaliknya, sejarah linguistik dapat membawa kita pada pengetahuan perkembangan linguistik dari masa ke masa, sehingga dapat diketahui apa saja yang sudah dilakukan dalam penelitian linguistik. Hasil penelitian dari masa ke masa tersebut dapat dibandingkan satu dengan yang lainnya agar diketahui perkembangan-perkembangan bahasa yang terjadi. Berdasarkan pendekatan aspek objek • Linguistik deskriptif, Tervoort, (1977, hlm. 22) mengatakan bahwa linguistik deskriptif adalah ilmu yang mengkaji bahasa yang digunakan penutur ketika penutur sedang mengadakan penelitian dan analisis data. Dapat dikatakan bahwa linguistik deskriptif adalah ilmu yang melihat bahasa apa adanya. • Linguistik sinkronis, adalah linguistik yang mengkaji bahasa pada kurun waktu tertentu (dalam satu waktu). • Linguistik diakronis, merupakan linguistik yang mempelajari perkembangan bahasa dari masa ke masa (Pateda dalam Dhanawaty, dkk, 2014, hlm. 49). Contohnya, perkembangan bahasa Bali dari masa lalu hingga masa kini. • Linguistik historis komparatif, adalah linguistik yang mempelajari perbandingan antara bahasa- bahasa yang sekerabat. • Linguistik konstrastif, merupakan linguistik yang mempelajari perbandingan antara bahasa-bahasa yang tidak sekerabat. Penelitian linguistik konstrastif membatasi kajiannya pada bandingan-bandingan bahasa pada periode tertentu. Linguistik konstrastif dipelopori oleh Robert Lado Cakupan dalam Ilmu Linguistik Linguistik memiliki dua cabang utama yaitu mikrolinguistik dan makrolinguistik. 1. mikrolinguistik adalah cabang linguistik yang menelaah bahasa dari dalam bahasa tersebut. Artinya unsur-unsur apa saja yang membentuk sebuah bahasa dan sistem seperti apa yang ada pada bahasa tersebut. Mikrolinguistik memiliki empat pokok kajian yaitu fonologi,morfologi, sintaksis, dan semantik. Keempat kajian ini berbeda namun saling memiliki keterikatan yang kuat. a. Fonologi berasal dari 2 kata yaitu fon yang berarti bunyi serta logika yang berarti ilmu.Fonologi memfokuskan perhatian pada bagaimana bunyi bunyi pada suatu bahasa muncul. Selain itu fonologi juga mempelajari membahas membicarakan dan menganalisis bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. b. Ontologi mengkaji bunyi bunyi bahasa yang hanya diucapkan oleh manusia. Bunyi yang muncul di luar alat ucap manusia tidak menjadi objek kajian dalam fonologi. objek penelitian fonologi adalah fonem yakni bunyi bahasa yang dapat atau berfungsi membedakan makna kata. Jika pada fonetik bunyi-bunyi dianalisis berdasarkan cara menyembunyikan nya. Maka dalam fonologi bunyi-bunyi tersebut dianalisis pada suatu konteks ujaran (kata). c. Morfologi adalah cabang linguistik yang mempelajari morfem. Morfologi menganalisis struktur bentuk dan klasifikasi kata-kata.Contoh dalam fonologi bunyi B dan s pada kata bunyi dan sunyi disimpulkan sebagai fonem karena membedakan makna. Dalam kajian morfologi kata-kata tersebut tidak lagi dianalisis dengan cara demikian. Kata tersebut mungkin akan dianalisis dalam hubungannya dengan penambahan afiks ke-an. d. Sintaksis dan morfologi dalam tata bahasa tradisional digolongkan sebagai tata bahasa atau gramatika. Jika morfologi membicarakan struktur internal kata, maka sintaksis membicarakan kata dalam hubungannya dengan kata-kata lain atau unsur-unsur lain sebagai suatu satuan ujaran. Hal-hal yang biasa dikaji dalam sintaksis (1) struktur sintaksis mencangkup masalah fungsi kategori dan peran sintaksis, (2) berupa kata frase klausa kalimat dan wacana. (3) hal-hal yang berkenaan dengan sintaksis seperti modus aspek dan sebagainya. e. Semantik adalah cabang linguistik yang mempelajari makna bahasa. Para linguis struktural sebenarnya tidak begitu peduli dengan masalah makna karena dianggap merupakan bagian yang tak dapat diamati secara empiris. Berbeda dengan fonem morfem dan kalimat yang menjadi kajian cabang penologi morfologi dan sintaksis makna dianggap hal yang paling sulit untuk dikaji. Hal-hal yang dibicarakan dalam semantik adalah hakikat makna, jenis makna, perubahan makna, relasi makna, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan makna bahasa. • 2. makro linguistik adalah cabang linguistik yang menelaah bahasa dari luar bahasa tersebut atau eksternal dari bahasa. Bahasa yang ada di seluruh dunia memiliki keterikatan dengan lingkungan di mana bahasa tersebut berkembang atau biasa disebut struktur eksternal bahasa. Adanya struktur dalam bahasa juga dipengaruhi dipengaruhi oleh hal-hal yang ada di luar bahasa. Misalnya di benua Amerika memiliki empat macam musim yang berbeda. Untuk itu karena Eropa memiliki lebih dari dua musim, dibuatlah istilah untuk menyebut ke empat musim tersebut yang senantiasa berganti setiap bulan sekali,yaitu musim panas (summer), musim salju (winter),musim semi (spring), dan musim gugur (autumn). • Makrolinguistik memiliki banyak cabang kajian hal ini berbanding lurus dengan banyaknya fenomena bahasa yang berada di luar bahasa. Beberapa di antaranya adalah • 1. sosiolinguistik, • 2. psikolinguistik, • 3. stilistika, • 4. antropolinguistik, • 5. fiologi, • 6. etimlogi, • 7. semiotik, • 8. dialektologi • 9. Neurolinguistik dan linguistik forensik Istilah-istilah dalam ilmu linguistik • Ablativus, adalah sebuah kasus yang artinya adalah sesuatu yang berasal atau bergerak dari benda tersebut. Misalkan dalam bahasa Sanskerta kata devât artinya“dari Dewa”. • Analogi adalah persamaan atau persesuaian antara dua benda atau hal yang berlainan. Contoh dari analogi misalnya “jarak antara rumah dan sekolah sangat mirip dengan jarak antara Garut dan Bandung” atau “suaranya sekeras raungan singa”. Dalam ilmu linguistik, analogi yakni proses atau hasil pembentukan unsur bahasa karena pengaruh pola lain dalam bahasa. Contohnya yakni terbentuknya konstruksi neonisasi karena sudah adanya pola yang ada dalam konstruksi mekanisasi • Disimilasi adalah perubahan sebuah fonem yang berdekatan satu sama lain menjadi fonem yang berbeda. • Contoh: Kata citta dalam bahasa Sanskerta menjadi “cipta” dalam bahasa Indonesia (meskipun istilah “cita” juga masih ada). • Konsonan emfatis adalah sekelompok jenis konsonan pada bahasa- bahasa Semitik yang merupakan konsonan obstruen dan awalnya beroposisi dengan konsonan yang bersuara dan tak bersuara. Dalam bahasa Arab, konsonan-konsonan ini biasanya direalisasikan sebagai konsonan yang telah terfaringalisasi. • Tata bahasa, paramasastra, atau gramatika (bahasa Inggris: grammar, bahasa Latin: grammatica; kata sifat: gramatikal) adalah ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah yang mengatur penggunaan bahasa. Ilmu ini merupakan bagian dari bidang ilmu yang mempelajari bahasa yaitu linguistik. Tata bahasa bahasa Indonesia telah diatur dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (TBBBI). TERIMAKASIH 🙏😊