A. IDENTITAS
C. POKOK MATERI
1. Konsep/Pengertian
2. Dasar Pengelompokan/Pembidangan Linguistik berdasarkan:
a. ruang lingkup,
b. masa,
c. hubungannya dengan faktor luar bahasa,
d. tujuan
e. bidang kajian
f. sifat kajian
g. pedekatan objek kajian
h. instrumen,
i. ilmu-ilmu lain,
j. penerapan.
D. URAIAN MATERI
sebuah fenomena yang kompleks, bahasa dapat diamati atau dikaji dari berbagai
1
segi. Chaer (2010:14) mengklasifikasikan ilmu bahasa berdasarkan (a) ruang
lingkup, (b) masa, (c) hubungannya dengan faktor luar bahasa, dan (d) tujuan.
a. Ruang Lingkup
bahasa umum dan khusus. Ilmu bahasa umum adalah ilmu bahasa yang berusaha
mengkaji kaidah-kaidah bahasa secara umum. Dengan kata lain, ilmu bahasa umum
adalah ilmu bahasa yang mengkaji berbagai bahasa, seperti bahasa Indonesia,
bahasa Inggris, dan bahasa Perancis. Pernyataan atau teori-teori yang dihasilkan
terkait dengan bahasa pada umumnya, bukan bahasa tertentu. Menurut Pateda
sehingga menghasilkan teori bahasa yang bersangkutan. Dalam ilmu bahasa umum
diuraikan informasi umum mengenai teori, prosedur kerja, dan paham-paham yang
Bertolak belakang dengan ilmu bahasa umum, ilmu bahasa khusus ruang
lingkup kajiannya terbatas pada bahasa tertentu. Ilmu bahasa khusus berusaha
mengkaji kaidah-kaidah bahasa yang berlaku pada bahasa tertentu. Dengan kata
lain, limu bahasa khusus memfokuskan penyelidikannya pada salah satu bahas
tertentu. Penyelidikan bahasa secara umum dan khusus dapat dilakukan terhadap
keseluruhan sistem bahasa atau hanya satu tataran dari sistem bahasa. Karena itu,
ada kajian mengenai fonologi umum atau khusus, morfologi umum atau morfologi
b. Masa (waktu/Zaman)
ilmu bahasa sinkronis dan ilmu bahasa diakronis. Ilmu bahasa sinkronis disebut
juga ilmu bahasa deskriptif karena berupaya mendeskripsikan bahasa apa adanya
pada masa tertentu. Ilmu bahasa sinkronis mengkaji atau menyelidiki sistem bahasa
2
pada waktu tertentu. Umpamanya penyelidikan bahasa Indonesia pada zaman
Shakespeare. Jadi, ilmu bahasa sinkronis mengkaji struktur bahasa pada masa yang
(1990:47), kajian bahasa deskriptif melihat bahasa apa adanya. Bahasa yang hidup
membandingkan, baik bahasa yang sama dalam waktu yang berbeda maupun
Ilmu bahasa diakronis adalah penyelidikan bahasa pada masa yang tidak
waktu dan menyelidiki perkembangan satu bahasa dengan bahasa lain. Karena itu,
dikenal dengan ilmu bahasa historis komparatif. Menurut Pateda (1990:48), ilmu
bahasa historis komparatif membandingkan dua bahasa atau lebih pada periode
Klasik dan bahasa Indonesia saat ini. Contoh lain, penyelidikan terhadap kosakata
mengalami perubahan yang cukup pesat setelah tahun 70-an. Hasil penyelidikan
bahasa diakronis dapat disamakan dengan kajian bahasa historis. Jadi, lebih bersifat
vertikal.
3
c. Hubungan dengan Faktor Luar Bahasa
ilmu bahasa diklasifikasikan atas kajian mikro dan makro. Kajian mikro
memfokuskan penelitiannya pada struktur internal suatu bahasa tertentu. Hal itu
berarti bahwa sasaran kajian mikro adalah unsur-unsur bahasa, misalnya unsur
(Oka, 1994:110). Kajian mikro sesungguhnya merupakan kajian dasar ilmu bahasa
sebab yang dikaji adalah struktur internal bahasa yang bersangkutan. Menurut
kegiatan yang ditemukan dalam bahasa saja. Berbeda denan kajian mikro, kajian
bahasa makro sifat telaahnya lebih luas. Menyelidiki kegiatan-kegiatan bahasa pada
bidang lain, misalnya bidang sejarah. Bahasa digunakan sebagai alat untuk melihat
bahasa dari sudut pandang di luar bahasa (Pateda, 1990:47). Kajian makro
dan kajian bidang terapan (Kencono, 1997:11). Menurut Kencono (1997:12), kajian
bidang interdisipliner meliputi (1) fonetik, (2) stilistika, (3) filsafat bahasa, (4)
psikolinguistik, (5) sosiolinguistik, (6) etnolinguistik, (7) filologi, (8) semiotika, dan
(9) epigrafi. Fonetik adalah ilmu yang megkaji bunyi. Stilistika adalah ilmu yang
menyelidiki bahasa yang digunakan dalam karya sastra. Filsafat bahasa merupakan
subdisiplin ilmu bahasa yang mempelajari kodrat hakiki dan kedudukan bahasa
4
sebagai akibat latar belakang kejiwaan penutur bahasa. Dalan psikolinguisti juga
pembicara, bahasa apa atau variasi bahasa apa, apa yang dibicarakan, kepada siapa,
bahasa, kebuayaan,, pranata, dan sejarah suatu bangsa yang terdapat dalam naskah
misalnya tanda-tanda lalu lintas, dan kode morse. Epigrafi adalah ilmu yang
(3) leksikologi, (4) fonetik terapan, (5) sosiolinguistik terapan, (6) pembinaan
bahasa khusus, (7) patologi bahasa, (8) grafologi, dan (9) mekanolinguistik.
teknik pengalihan amanat dari satu bahasa ke bahasa lain. Leksikologi meliputi
metode dan teknik penyusunan kamus. Fonetik terapan mencakup metode dan
teknik pelafalan bunyi-bunyi bahasa dengan tepat. Dengan kata lain, leksikologi
khusus. Patologi bahasa mencakup cacat bahasa. Grafologi adalah ilmu yang
5
mempelajari tentang tulisan. Mekanolinguistik disebut juga linguistik komputasi.
penyelidikan bahasa.
d. Tujuan
menjadi ilmu bahasa teoretis dan terapan. Ilmu bahasa teoretis mengkaji bahasa
teori. Umpamanya, kajian atau penyelidikan terhadap bahasa Jawa yang tujuannya
Kajian bahasa yang demikian itu dinamakan kajian teoretis. Dengan kata lain, kajian
teoretis adalah kajian bahasa yang menghasilkan atau membangun teori. Menurut
dari segi internal. Mengkaji bahasa dari kejadian-kejadian yang ditemukan dalam
bahasa. Kajian bahasa secara teoretis tidak melihat bahasa sebagai alat, tetapi
sebagai bahasa. Kajian teoretis dapat bersifat umum dan khusus. Kajian teoretis
yang bersifat umum berusaha untuk memahami ciri-ciri umum dalam berbagai
bahasa. Sebaliknya, kajian teoretis yang bersifat khusus berupaya memahami ciri-
bahasa, penyusunan kamus, dan penyusunan buku ajar. Menurut Pateda (1990:46),
kajian bahasa terapan berusaha menerapkan hasil penelitian dalam bidang bahasa
6
memecahkan persoalan-persoalan praktis tang terkait dengan bahasa. Jadi, bahasa
hanya sebagai alat. Umpamanya, dalam pengajaran bahasa. kajian bahasa terapan
meningkat.
kajian, (2) sifat kajian, (3) pedekatan objek kajian, (4) instrumen, (5) ilmu-ilmu lain,
Ditinjau dari bidang kajiannya, kajian bahasa dibedakan atas (a) ilmu bahasa
umum, (2) teoretis, (3) terapan, dan (4) sejarah ilmu bahasa. Berdasarkan sifat
kajiannya, dikenal kajian mikro dan makro. Menurut pendekatan objek kajiannya
ilmu bahasa dibedakan atas kajian (a) deskriptif, (b) historis komparatif, (c)
kontrastif, (e) sinkronis, dan (f) diakronis. Berdasarkan instrumen yang digunakan,
dikenal istilah computer linguistics Ditinjau dari ilmu-ilmu lain, kajian bahasa
E. DAFTAR RUJUKAN
Alwasilah, A. Chaedar. 1990. Linguistik Umum: Suatu Pengantar. Bandung: Angkasa.
Chaer, Abdul. 2010. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Kencono, Djoko. 1997. Dasar-dasar Linguistik Umum. Jakarta: FSUI.
Maksan, Marjusman. 1994. Ilmu Bahasa. Padang: IKIP Padang Press.
Muliastuti, Liliana dan Krisanjaya. 2009. Linguistik Umum. Jakarta: UT.
Pateda, Mansoer. 1990. Linguistik: Sebuah Pengantar. Bandung Angkasa.
Oka, IGN. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.