Anda di halaman 1dari 7

PEMBIDANGAN LINGUISTIK

KELOMPOK 4 :
NAMA :FICKY NOOR AKBAR RISKY

1.MIKROLINGUISTIK
Teori Linguistik
Linguistik adalah bidang penelitian bahasa yang dilakukan untuk mendapatkan kaidah-kaidah
yang berlaku dalam bahasa manusia pada umumnya (Kridalaksana, 2008). Bidang-bidang
yang secara umum dianggap sebagai inti linguistik teoretis adalah fonologi, morfologi,
sintaksis, dan semantik.
Linguistik adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek
kajiannya (Chaer, 2007).
Ferdinand d Saussure sering disebut sebagai bapak linguistic modern karena pandangan-
pandangannnya mengenai studi bahasa yang dimuat dalam bukunya Course de Linguistique
Generale. Pandangannya:
1) Telaah sinkronik dan diakronik dalam studi bahasa;
2) Perbedaan langue dan parole
3) Perbedaan signifiant dan signifie sebagai pembentuk signe’ linguistique
4) Hubungan sintagmatik dan hubungan asosiatif asosiatif atau paradigmatik

Teori Leonardo Bloomfield (1887-1949), menerangkan makna (semantik) dengan rumus-


rumus behaviorisme. Unsur-unsur linguistic diterangkannya berdasarkan distribusi unsur-
unsur itu berada. Distribusi dapat diamati secara langsung sedangkan makna tidak dapat.
Teori linguistic Bloomfield didasarkan pada andaian-andaian dan definisi-definisi karena kita
tidak mungkin mendengar semua ujaran di dalam suatu masyarakat tutur. Bloomfield dalam
analisisnya berusaha memenggal-menggal bagian-bagian bahasa itu, serta menjelaskan
hakikat hubungan Antara fonem, morfem, kata, frase, dan kalimat.

Teori John Rupert Firth (1890-1960). Dia adalah seorang Inggris yang pada tahun 1944
mendirikan sekolah linguistic deskriptif di London. Mneurut Firth yang paling penting dalam
kajian linguistic adalah konteks (fonologi, morfologi, leksikon, dan situasi). Susunan dari
konteks-konteks ini membentuk satu keseluruhan dari kegiatan-kegiatan yang penuh arti.
Teori Naom Chomsky. Dia adalah linguis Amerika dengan teori tata bahasa generative
transformasi. Ada 4 fase sejarah pertumbuhannya:
1) Fase generative transformasi klasik yang bertumpu pada buku Syintactic Stucture
Antara tahun 1957-1964.
2) Teori standar yang bertumpu pada buku Aspect of the Theory of Syntac antara
tahun
1965-1966.
3) Fase teori standar yang diperluas antara tahun 1967-1972.
4) Fase sesudah teori standar yang diperluas antara 1973 sampai kini.
Menurut Chomsky, untuk dapat menyusun tata bahasa dari suatu bahasa yang masih
digunakan dan ada penuturnya, haruslah ada suatu teori umum mengenai apa yang membuat
tata bahasa itu. Tampaknya teori linguistic Chomsky menyangkut adanya pasangan penutur-
pendengar yang ideal di dalam sebuah masyarakat tutur yang betul-betul merata dan sama.
Linguistik Deskriptif
Linguistik Deskriptif yaitu linguistic yang memberikan deskripsi atau pemerian dan analisis
bahasa. Bahasa tersebut diterangkan bagaimana kerja dan penggunaannya oleh para penutur
pada kurun waktu tertentu. (Linguistik Suatu Pengantar, A. Chaidar Alwasilah, 1993: 96).
Linguistik Historis Komparatif
Gorys Keraf dalam Linguistik Bandingan Historis (1991: 22) mendefinisikan bahwa
Lingusitik Historis Komparatif adalah ilmu bahasa yang mempersoalkan bahasa dalam
bidang waktu serta perubahan-perubahan unsur bahasa yang terjadi dalam bidang waktu
tersebut. Ia mempelajari data-data dari suatu bahasa atau lebih, sekurang-kurangnya dalam
dua periode.

2. MAKROLINGUISTIK
A. BIDANG INTERDISIPLINER

1)Fonetik
Menurut J.W.M. Verhaar dalam Asas-Asas Linguistik Umum (2008: 10), fonetik meneliti
bunyi bahasa menurut cara pelafalannya, dan menurut sifat-sifat akustiknya.
Fonetik adalah bagian dari linguistik yang mempelajeri proses ujaran. Yang termasuk ke
dalam studi fonetik antara lain, Akustik, Auditoris, Organis atau artikulasi. ( Linguistik Suatu
Pengantar: A. Chaedar Alwasilah ).

2)Stilistika
Stilistika adalah ilmu yang menyelidiki bahasa yang dipergunakan dalam karya sastra ,ilmu
interdisipliner antara linguistik dan kesusastraan Stilistika adalah cabang linguistik yang
mempelajari ragam bahasa seperti dialek, aksen, laras, dll. Ilmu ini juga mencoba
menerangkan alasan pemilihan ragam bahasa yang digunakan oleh individu atau kelompok
sosial tertentu, produksi dan penerimaan makna, analisis wacana, serta kritik sastra

3)Filsafat Bahasa
Filsafat bahasa adalah ilmu gabungan antara linguistik dan filsafat. Ilmu ini menyelidiki
kodrat dan kedudukan bahasa sebagai kegiatan manusia serta dasar-dasar konseptual dan
teoretis linguistik. Filsafat bahasa dibagi menjadi filsafat bahasa ideal dan filsafat bahasa
sehari-hari.
Filsafat bahasa ialah teori tentang bahasa yang berhasil dikemukakan oleh para filsuf,
sementara mereka itu dalam perjalanan memahami pengetahuan konseptual. Filsafat bahasa
ialah usaha para filsuf memahami conceptual knowledge melalui pemahaman terhadap
bahasa.

4)Psikolinguistik
Istilah Psikolinguistik lahir pada tahun 1954. Psikolinguistik mencoba menguraikan proses-
proses psikologi yang berlangsung jika seseorang mengucapkan kalimat-kalimat yang
didengarnya pada waktu berkomunikasi, dan bagaimana kemampuan berbahasa itu diperoleh
oleh manusia (Slobin,1974; Meller,1964; Slama Cazahu, 1973). Maka secara teoritis tujuan
utama psikolinguistik adalah mencari satu teori bahasa yang secara linguistik bisa diterima
dan secara psikologi dapat menerangkan hakikat bahasa dan pemerolehannya.
Dengan kata lain, psikolinguistik mencoba menerangkan hakikat struktur bahasa, dan
bagaimana struktur itu diperoleh, digunakan pada waktu bertutur, dan pada waktu
memahami kalimat-kalimat dalam pertuturan itu. .(Abdul Chaer dalam Psikolinguitik Kajian
Teoritik,2009: 5)

5)Sosiolinguistik
NoSosiolinguistik adalah studi atau pembahasan dari bahasa sehubungan dengan penutur
bahasa itu sendiri sebagai anggota masyarakat (atau membahas perbedaan-perbedaan yang
terdapat dalam bahasa yang berkaitan dengan factor-faktor kemasyaraatan) atau suatu
kelompok yang mempunyai norma-norma yang sama mengenai bahasa.
Masalah utama yang dibahas oleh atau dikaji dalam sosiolinguistik: 1) mengaji bahasa dalam
konteks social dan kebudayaan, 2) menghubungkan factor-faktor kebahasaan, ciri-ciri dan
ragam bahasa dengan situasi serta factor-faktor social dan budaya, 3) mengaji fungsi-fungsi
social dan penggunaan bahasa dalam masyarakat (Nababan, 1984).
Sedangkan Kridalaksana mendefinisikan sebagai ilmu yang memelajari ciri dan pelbagai
variasi bahasa, serta hubungan di Antara para bahasawan dengan ciri-ciri fungsi variasi itu di
dalam suatu masyarakat bahasa (1978:94).
Sosiolinguistik juga didefinisikan sebagai kajian tentang ciri khas variasi bahasa, fungsi-
fungsi variasi bahasa dan pemakai bahasa karena ketiga unsur ini selalu berinteraksi, berubah,
dan saling mengubah satu sama lain dalam satu masyarakat tutur (Fishman, 1972:4).
Dalam Sosiolinguitik karangan Dr. Mansoer Pateda (1987:2) mengemukakan arti
sosiolinguistik menurut beberapa ahli:
C. Criper dan H.G. Widdowson (J.P.B. Allen dan S.Pit Corder Ed. 1975: 156) mengatakan
sosiolinguistik adalah studi bahasa dalam pelaksanaannya yang bermaksud mempelajari
bagaimana konvensi bahasa berhubungan dengan aspek- aspek lain dari tingkah laku sosial.
Menurut G.E. Booij, J.G. Kerstens, H.J. Verkuyl (1975: 139) mengatakan sosiolinguistik
adalah cabang linguistic yang mempelajari faktor-faktor sosial yang berperan dalam
pemakaian bahasa dan yang berperan dalam pergaulan.
Menurut Rene Appel, Gerard Hubers, Greus Meijer (1976: 10) mengatakan sosiolinguistik
adalah ilmu yang mempelajari bahasa dan pemakaian bahasa dalam konteks social dan
kebudayaan.

6)Etnolinguistik
Etnolinguistik merupakan cabang ilmu linguistik yang mempelajari struktur bahasa
berdasarkan cara pandang dan budaya yang dimiliki masyarakat. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Humboldt bahwa perbedaan persepsi kognitif dan perbedaan pandangan
dunia dari suatu masyarakat dapat dilihat dari bahasanya.
Etnolinguistik yaitu sebuah studi yang menekankan pada aspek adat kebiasaan dan aturan-
aturan berbahasa (Nababan, 1984). Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
etnolinguistik merupakan cabang linguistik yang menyelidiki hubungan antara bahasa dan
masyarakat pedesaan atau masyarakat yang belum mempunyai tulisan (1991).

7)Dialektologi
Adalah cabang ilmu bahasa yang khusus mempelajari variasi- variasi bahasa dalam semua
aspeknya. ( Linguistik Bandingan Historis: Gorys Keraf ).
Dialektologi adalah cabang linguistic yang membuat dialek sebagai pusat perhatiannya.
Dialektologi ini mengaji atau mempelajari persamaan dan perbedaan ragam-ragam suatu
bahasa dalam hubungan daerah pemakaian bahasa itu (Nababan, 1984).

8)Filologi
Filologi adalah suatu pengetahuan tentang sastra-sastra dalam arti yang luas yang mencakup
bidang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan. Dapat juga diartikan sebagai suatu disiplin
yang mendasarkan kerjanya pada bahan tertulis dan bertujuan mengungkapkan makna teks
tersebut dalam segi kebudayaan (Baried, 1985:3).
Filologi di Indonesia diterapkan pada teks-teks yang menggunakan bahasa Indonesia dan
bahasa-bahasa daerah, seperti bahasa Melayu, Aceh, Batak, Minangkabau, Sunda, Jawa, Bali,
Bugis, dan lain-lain. Naskah yang mendukung teks dalam bahasa-bahasa tersebut terdapat
pada kertas atau lontar (Baried, 1985:3).
Filologi ialah historical and comparative linguistics (linguistic sejarah dn perbandingan) atau
“The study of chronological development of language” yaitu studi perkembangan kronologis
(berturut-turut) dari bahasa. Jadi, filologi perbandingan atau filologi komparatif ialah satu
cabang studi bahasa yang telah lama berkembang, namun baru pada akhir abad ke-18 lah
studi ini mempunyai bentuk perkembangan yang sistematik. Karena filologi mempelajari
perbandingan bahasa, sering ia harus menekuni bahasa-bahasa mati, yaitu yang tinggal
berbentuk tulisan saja baik dalam bentuk naskah sastra atau yang lainnya. (A. Chaedar
Alwasillah dalam Linguistik Suatu Pengantar, 1993:57)

9)Semiotika
Semiotik mengkaji semua makna yang ada dalam kehidupan manusia seperti makna-makna
yang dikandung oleh berbagai tanda dan lambang serta isyarat-isyarat lainnya (gerak-gerik
tubuh dan anggota tubuh, serta mimic, dan sebagainya ( Abdul Chaer dalam Psikolinguistik
Kajian Teoritik, 2009: 268).

10)Epigrafi
Epigrafi adalah ilmu mengenai tulisan kuno yang dituliskan pada benda budaya yang
berisikan angka maupun tulisan. Umumnya benda budaya yang dimaksud adalah prasasti
(baik batu, logam, maupun tulang) ataupun pada dinding bangunan kuno, nisan, dan artefak
lain. Kajian epigrafi sangat luas tidak hanya mencakup aksara kuno saja, melainkan
hubungan antara prasasti dan raja pada waktu tertentu, kaitan antara prasasti dan benda
budaya sezaman, kondisi ekonomi, sosial, religi, teknologi, pendidikan pada waktu tertentu.
Benda-benda budaya (benda arkeologi) yang lebih menceritakan banyak hal bila ditambah
dengan keterangan yang ada di dalam prasasti (khusus era sejarah). Hal tersebut menambah
kuat keterkaitan antara epigrafi dan arkeologi (Kridalaksana, 1993).
Kajian utama Epigrafi adalah prasasti. Prasasti ialah benda budaya yang ditulisi angka
ataupun aksara kuno. Menurut ahli Epigrafi Indonesia, Prof.Dr.Boechari, ialah sumber-
sumber sejarah dari masa lampau yang tertulis di atas batu atau logam [1]. Tidak hanya
sebatas mengkaji dan membaca prasasti saja, tugas epigraf meliputi kajian bentuk maupun
bahan prasasti, hiasan prasasti, tahun dibuatnya prasasti, raja yang mengeluarkan prasasti,
dan isi prasasti yang dapat mengkaji hubungan antara prasasti dengan benda maupun
bangunan budaya lainnya.
Epigrafi bak detektif masa lampau yang berada di masa kini. Membuat benda budaya tersebut
bercerita banyak tentang apa yang dikandungnya. Tentang bagaimana kehidupan masyarakat
pada masa lampau, apa saja yang terjadi, agar dikemudian hari kita tidak menghadapi hal
yang sama.Kita dapat mengambil banyak pelajaran dari masa lampau, karena sejarah ada
bukan untuk dilupakan, namun sebagai kisah tentang jati diri bangsa serta pembelajaran kita
dalam menghadapi persoalan hidup.

11)Paleografi
Adalah ilmu yang meneliti perkembangan bentuk tulisan atau tulisan kuno. Tugas pokok
paleografi adalah meneliti sejarah tulisan untuk dapat melukiskan dan menerangkan
perubahan-perubahan bentuk tulisan dari masa ke masa. Peran lain dari paleografi adalah
sebagai ilmu bantu untuk beberapa ilmu lain seperti: epigrafi,sejarah,filologi,dll.
Fungsinya adalah untuk membaca teks-teks kuna, memberi tanggal dokumen yang tidak
bertanggal, menjelaskan terjadinya penyimpangan tertentu dalam prosess penyalinan naskah
atau teks.
Tujuan paleografi ada 2 (Niermeyer, 1974:47):
1.Menjabarkan tulisan-tulisan kuna karena beberapa tulisan kuna sangat sulit dibaca.
2. Menempatkan berbagai peninggalan tertulis dalam rangka perkembangan umum tulisanya
dan atas dasar itu menentukan waktu dan tempat terjadinya tulisan tertentu.Hal itu penting
untuk mempelajari tulisan tangan karya sastra yang biasanya tidak menyebutkan bilamana
dan dimana suatu karya sastra ditulis, serta siapa pengarangnya (perlu juga diperhatikan ciri-
ciri lain seperti panjang dan jarak baris, bahan naskah, ukuran, tinta, dll.
Paleografi adalah ilmu yang mempelajari tentang tulisan-tulisan kuno. Ilmu ini mutlak
dikuasai oleh para peneliti untuk penelitian tulisan kuno yang terdapat dibatu, logam, tulang
dan bahan-bahan lainnya. Paleografi bertujuan menjabarkan tulisan kuno karena beberapa
tulisan kuno sangat sulit di baca. Disamping itu, Paleografi juga menempatkan berbagai
peninggalan tertulis dalam rangka perkembangan umum tulisannya.
DAFTAR PUSTAKA

Baried, Siti Baroroh, dkk. 1985. Pengantar Teori Filologi. Jakarta. Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Depdikbud.

Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik: Kajian Teoritik. Jakarta. PT Rineka Cipta.

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Edisi ketiga.

Nababan, P.W.J. 1986. Sosilinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta. PT Gramedia.

Pateda, Mansyur. 1987. Sosiolinguistik. Bandung. Angkasa.

Poedjosoedarwana, S. 2001. Filsafat Bahasa. Surakarta. Muhammadiyah University Press.

Anda mungkin juga menyukai