Anda di halaman 1dari 5

Nama : - Andi Muammal Zakki (2020203879203001)

-Muh. Ramdhan (2020203879203014)

Mata Kuliah : Linguistik

Tugas 1

Sejarah, Objek, Cabang dan Manfaat Linguistik

A. Sejarah Linguistik
Sejarah ilmu linguistik (bahasa Inggris: History of linguistics) adalah catatan mengenai
perkembangan studi tentang linguistik dari zaman Yunani kuno hingga modern. Ilmu
mengenai linguistik telah dibahas sejak peradaban Babilonia, namun proses penelitian
yang terstandar baru dimulai sejak periode Yunani kuno. Dari perjalanan ilmu bahasa
zaman Yunani, berkembang aliran linguistik tradisional, beranjak ke linguistik
strukturalis, linguistik transformasional atau modern, dan aliran-aliran sesudahnya.

Dalam sejarah perkembangannya mencari hakikat bahasa sekaligus menempatkannya


sebagai suatu disiplin ilmu akademis, linguistik atau ilmu bahasa telah mengalami tiga
tahap perkembangan, yaitu tahap spekulasi, observasi dan klasifikasi, dan perumusan
teori. Pada tahap spekulasi, pernyataan-pernyataan tentang bahasa tidak didasarkan pada
data empiris, melainkan pada dongeng atau cerita rekaan belaka. Tahap ini sekaligus
menjadi benang merah antara bidang linguistik dan kesusastraan. Selanjutnya, di tahapan
observasi dan klasifikasi, para ahli bahasa mengadakan pengamatan dan penggolongan
terhadap bahasa-bahasa yang diselidiki, meski belum sampai pada perumusan teori. Pada
tahapan berikutnya, yaitu tahapan perumusan teori atau konsep bahasa yang ideal inilah
yang kemudian melahirkan berbagai aliran, paham, pendekatan, dan teknik penyelidikan.

Jika dilihat dari pembabakan waktu, perkembangan aliran linguistik dapat


dikelompokkan ke dalam tiga rentang waktu, yaitu masa perkembangan awal (pra-abad
ke-20) yang dikenal dengan istilah linguistik tradisional, masa keemasan (abad ke-20)
ditandai dengan lahirnya linguistik struktural yang kemudian populer dengan istilah
linguistik modern, dan masa sesudahnya (pasca-abad ke-20) sebagai perkembangan dari
linguistik struktural.

Adapun Linguistik tradisional adalah segala hal mengenai paham, aliran, dan tokoh yang
ada pada zaman Yunani kuno hingga zaman Renaisans. Dalam zaman linguistik
tradisional, para ahli bahasa saat itu mengkaji bahasa berdasarkan filsafat dan semantik.
Tokoh yang mengembangkan ilmu linguistik tradisional di antaranya berasal dari bangsa
Eropa dan Asia seperti Yunani, Romawi, India, Latin, dan Arab

B. Objek Linguistik
Linguistik umum adalah linguistik yang berusaha mengkaji kaidah-kaidah bahasa secara
umum. Pernyataan-pernyataan teoritis yang dihasilkan akan menyangkut bahasa pada
umumnya, bukan bahasa tertentu. Sedangkan linguistik khusus adalah linguistik yang
berusaha mengkaji kaidah-kaidah bahasa secara khusus. Kajian khusus ini bisa juga
dilakukan terhadap satu rumpun/subrumpun bahasa, ex: rumpun bahasa Austronesia,
subrumpun Indo-German (Chaer, 1994:14).

Verhaar (1993:2) mendefinisikan linguistik umum sebagai bidang ilmu yang tidak hanya
menyelidiki suatu langue tertentu, tetapi juga memperhatikan ciri-ciri bahasa lain. Ilmu
linguistik tidak hanya mempelajari salah satu langue saja, tetapi juga langage. Objek
kajian linguistik adalah bahasa. Bahasa yang dimaksud dalam pengertian ini adalah
bahasa dalam arti sebenarnya, yaitu bahasa yang digunakan oleh manusia sebagai alat
komunikasi, bukan bahasa dalam arti kias.

Sebagai objek kajian linguistik, parole merupakan objek konkret, karena parole berwujud
ujaran nyata yang diucapkan oleh para penutur bahasa dari suatu masyarakat bahasa.
Langue merupakan objek yang abstrak karena langue berwujud sistem suatu bahasa
tertentu secara keseluruhan. Langage merupakan objek yang paling abstrak karena
berwujud sistem bahasa secara universal.
C. Cabang Linguistik
Cabang Ilmu Linguistik
Cabang ilmu linguistik umum dapat dibagi berdasarkan objek pembahasannya. Beberapa
objek yang menjadi pembahasan di antaranya fonetik dan fonologi (bunyi bahasa),
morfologi (pembentukan kata), sintaksis (aturan pembentukan kalimat), serta semantik
(makna kata).
1. Fonetik dan Fonologi
Fonetik adalah kajian yang membahas proses ujaran. Fonetik
menerangkan bagaimana bunyi-bunyi tertentu dihasilkan baik dari segi kuantitas maupun
kualitasnya.
Fonologi adalah bidang linguistik umum yang mempelajari fungsi bunyi
untuk membedakan atau mengidentifikasi kata. Objek penelitian fonologi adalah fonem,
yakni bunyi bahasa yang dapat atau berfungsi membedakan makna kata.
2. Morfologi
Morfologi adalah cabang linguistik yang menganalisis struktur, bentuk
dan pembentukan, serta klasifikasi kata-kata. Objek penelitiannya adalah morfem, yakni
satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna. Contoh morfem adalah imbuhan,
misalnya (me-an, me-kan, dsb) atau partikel (-kah, -lah).
3. Sintaksis
Sintaksis membicarakan kata dalam hubungannya dengan kata-kata lain
atau unsur-unsur lain sebagai suatu satuan ujaran.
Hal-hal yang biasa dikaji dalam sintaksis meliputi:
Struktur sintaksis, mencakup masalah fungsi, kategori, dan peran sintaksis;
Satuan sintaksis berupa kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana;
Hal-hal yang berkaitan dengan sintaksis, seperti modus, aspek, dsb.
4. Semantik
Semantik adalah cabang linguistik yang mempelajari makna bahasa. Hal-hal yang
dibicarakan dalam semantik meliputi hakikat makna, jenis makna, relasi makna,
perubahan makna, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan makna bahasa.
D. Manfaat Linguistik
Linguistik akan memberi manfaat langsung pada mereka yang berkecimpung dalam
kegiatan yang berhubungan dengan bahasa, seperti linguis itu sendiri, guru bahasa,
penerjemah, penyusun buku pelajaran, penyusun kamus, petugas penerangan, para
jurnalis, politikus, diplomat, dan sebagainya.
Bagi linguis sendiri, pengetahuan yang luas mengenai linguistik tentu akan sangat
membantu dalam menyelesaikan dan melaksanakan tugasnya. Bagi peneliti, kritikus, dan
peminat sastra, linguistik akan membantunya dalam memahami karya-karya sastra
dengan lebih baik, sebab bahasa, yang menjadi objek penelitian linguistik itu, merupakan
wadah pelahiran karya sastra.
Bagi guru, terutama guru bahasa, pengetahuan linguistik sangat penting, mulai
dari subdisiplin fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, leksikologi, sampai dengan
pengetahuan mengenai hubungan bahasa dengan kemasyarakatn dan kebudayaan. Kalau
mereka mempunyai pengetahuan linguistik, maka mereka akan dapat dengan lebih
mudah menyampaikan mata pelajarannya.
Bagi penerjemah, pengetahuan linguistik mutlak diperlukan bukan hanya yang
berkenaan dengan morfologi, sintaksis, dan semantik linguistik, tetapi juga yang
berkenaan dengan sosiolinguistik dan kontrastif linguistik. Bagi penyusun kamus atau
leksikografer menguasai semua aspek linguistik mutlak diperlukan, sebab semua
pengetahuan linguistik akan memberi manfaat dalam menyelesaikan tugasnya. Untuk
bisa menyusun kamus dia harus mulai dengan menentukan fonem-fonem bahasa yang
akan dikamuskannya. Tanpa pengetahuan semua aspek linguistik kiranya tidak mungkin
sebuah kamus dapat disusun.
Pengetahuan linguistik juga memberi manfaat bagi penyusun buku pelajaran atau
buku teks. Pengetahuan linguistik akan memberi tuntunan bagi penyusun buku teks
dalam menyusun kalimat yang tepat, memilih kosakata yang sesuai dengan jenjang usia
pembaca buku tersebut.
Adapun manfaat linguistik bagi para negarawan atau politikus, pertama, sebagai
negarawan atau politikus yang harus memperjuangkan ideologi dan konsep-konsep
kenegaraan atau pemerintahan, secara lisan dia harus menguasai bahasa dengan baik.
Kedua, kalau politikus atau negarawan itu menguasai masalah linguistik dan
sosiolinguistik, khususnya, dalam kaitannya dengan kemasyarakatan, maka tentu dia akan
dapat meredam dan menyelesaikan gejolak sosial yang terjadi dalam masyarakat akibat
dari perbedaan dan pertentangan bahasa (Chaer, 1994:25-27).

Anda mungkin juga menyukai