Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil
ciptaan manusia yang berupa karya bahasa. Dari zaman ke zaman sudah
banyak orang menciptakan karya yang menggunakan medium bahasa dengan
berbagai bentuk dan gaya penulisannya. Karya sastra yang ditulis oleh
pengarang tidak semata-mata mengukir keindahan dengan kata-kata, tetapi
mereka menyampaikan suatu pesan dan amanat yang ingin disampaikan
kepada pembacanya. Karya sastra merupakan hasil imajinasi pengarang
menggunakan bahasa yang indah dan mengandung nilai-nilai yang dapat
dijadikan nasehat dan pesan bagi pembacanya.
Karya sastra ialah karya yang imajinatif, baik lisan maupun tertulis.
Sebuah karya sastra meskipun bahan atau inspirasinya diambil dari dunia
nyata, tetapi sudah diolah oleh pengarang melalui imajinasi yang dimilikinya
sehingga tidak dapat diharapkan realitas karya sastra sama dengan realitas
dunia nyata sebab realitas dalam karya sastra sudah ditambah “sesuatu” oleh
pengarang, sehingga kebenaran dalam karya sastra ialah kebenaran yang
dianggap ideal oleh pengarangnya. Sastra merupakan cerminan dan ekspresi
tentang kehidupan dan pengarang mengekspresikan pengalaman serta
pandangannya tentang hidup, walaupun pada sisi lain harus diakui bahwa
sastra bersifat otonom yang tidak mesti dihubungkan dengan realitas. Karya
sastra terlahir dari pandangan hidup suatu masyarakat. Karena pengarang
merupakan bagian dari masyarakat di dalam karya sastra yang dihasilkan
terkandung pula nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tertentu.
Sastra tidak dilepaskan dari tautan sosial budaya serta norma yang
berlaku dalam kehidupan masyarakat. Begitu pula pendekatan terhadap sastra
sebagai ekspresi pengarangnya, tidaklah lepas dari tautan sosial budaya,
mengingat pengarang yang mencipta karya sastra itu pun berada dalam
kehidupan.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan karya sastra?
2. Apa yang dimaksud dengan karya seni?
3. Bagaimana definisi sastra sebagai wujud karya seni?
4. Bagaimana karya sastra berkembang di Indonesia?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk menjelaskan pengertian dari sastra.
2. Untuk menjelaskan pengertian karya seni.
3. Untuk menjelaskan definisi sastra sebagai wujud karya seni.
4. Untuk menjelaskan perkembangan karya sastra di Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Karya Sastra
Karya sastra adalah karya seni dengan ciri-ciri keindahannya
sendiri, yang membedakannya dari karya seni lain seperti seni lukis, seni
suara, seni tari, dan seni pahat. Karya sastra menurut pandangan
srukturalisme adalah sebuah totalitas yang dibangun secara koherensif
oleh berbagai unsur pembangunnya. Artinya, di satu pihak struktur karya
sastra dapat diartikan sebagai susunan, penegasan, dan gambaran semua
bahan dan bagian yang menjadi komponennya yang secara bersama-sama
membentuk kebulatan yang indah. Di lain pihak, struktur karya seni juga
menyarankan pada pengertian hubungan antar unsur (intrinsik) yang
bersifat timbal balik dan saling mempengaruhi dalam membentuk satu
kesatuan yang utuh.
Sastra merupakan cabang seni yang cukup variatif bentuknya, serta
memiliki nilai adaptasi yang tinggi terhadap perubahan zaman dan
perkembangan budaya suatu masyarakat. Sebagai sebuah seni, karya sastra
merupakan wujud kebebasan berpikir dan kedalaman rasa yang
menghasilkan sesuatu yang indah. Sebagai sebuah pembelajaran, karya
sastra bisa memberikan pencerahan, cakrawala pemikiran, wawasan,
kepekaan rasa, pendidikan dan tuntunan hidup. Sebagai bagian dari
hiburan, karya sastra bisa menjadi media pelepas penat yang
mengasyikkan dan menggugah suasana. Sastra Indonesia termasuk bagian
dari sastra dunia yang cukup maju., terutama di antara Negara-negara yang
berhubungan erat dengan etnik dan kultur Melayu seperti Malaysia dan
Brunei Darussalam.
Dalam perkembangannya, sastra Indonesia memang tidak lepas
dari peran dan pengaruh perkembangan kesusatraan dan kebudayaan
Melayu juga nilai-nilai dan perjalanan historis perjuangan bangsa,
sehingga perpaduan unsur kultural dan moralitas hidup dalam karya sastra

3
4

sangat kental. Hal ini juga dibuktikan dengan adanya angkatan-angkatan


sastrawan dalam kesusastraan Indonesia yang mengikuti perkembangan
sastra Melayu, perjalanan histories perjuangan bangsa, serta munculnya
pengaruh-pengaruh budaya dan moral dalam penyajian sastra, baik dalam
gaya bahasa, tema maupun latarnya. Para sastrawan di masa perjuangan,
tidak saja memiliki sensitivitas dan orisinalitas dalam berkarya, tetapi juga
merealisasikan nilai-nilai religi dan budaya dalam karyanya, memiliki
kesadaran akan pentingnya perjuangan dan kepedulian terhadap nasib
bangsanya secara utuh. Perubahan zaman yang secara otomatis banyak
mengubah unsur-unsur budaya, tidak saja menginspirasi dan
mempengaruhi secara kebahasaan, tetapi seringkali menjadi dasar
penentuan karakter dalam menyajikan karya sastra, baik puisi, novel,
cerpen, maupun artikel. Para sastrawan atau lebih tepat disebut penulis
“diharuskan” memiliki sensitivitas terhadap setiap pergerakan, perubahan
dan perkembangan nilai-nilai dalam masyarakat. Dengan kata lain,
orisinalitas dalam berkarya akan sangat ideal jika didukung sensitivitas
terhadap perubahan sosial cultural dalam masyarakat.
B. Karya Seni
Seni merupakan suatu karya yang dibuat atau diciptakan dengan
kecakapan yang luar biasa sehingga merupakan sesuatu yang elok atau
indah. Seni berkaitan langsung dengan kesejahteraan, keindahan,
kebijaksanaan, ketenteraman, dan pada puncaknya merupakan proses
evolusi manusia untuk makin dekat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Oleh
karena itu, seni akan berkembang apabila masyarakat makmur dan
sejahtera.
C. Macam-Macam Karya Seni
Secara umum seni dibedakan menurut indra penyerapannya, yaitu
sebagai berikut:
5

1. Seni Audio
Seni audio adalah seni yang diserap melalui indra
pendengaran. Misalnya: seni musik atau suara, drama radio,
puisi di radio dan lain-lain.
2. Seni Visual
Seni visual adalah seni yang diserap melalui indra
penglihatan. Umumnya dikenal dengan sebutan seni rupa.
3. Seni Audio-Visual
Seni audio-visual adalah seni yang sekaligus diserap
oleh indra pendengaran dan indra penglihatan. Misalnya: seni
tari, drama atau teater, film dan lain-lain.

Disamping itu, ada juga seni lain yang tidak ditekankan pada jenis
indra penyerapannya yaitu seni sastra.. Yang termasuk dalam seni sastra
adalah seni yang berbentuk prosa seperti roman, novel, cerpen, dan lain-
lain. Dan seni yang berbentuk puisi seperti syair, pantun, gurindam, dan
puisi-puisi dalam bentuk bebas lainnya. Ciri umum dari prosa adalah
deskripsi keadaan atau imajinasi secara mendetail. Sedangkan ciri umum
dari puisi adalah ungkapan inti atau hakiki dari suatu pengalaman maupun
imajinasi estetis.

1. Seni Rupa
Seni rupa adalah suatu wujud karya manusia yang
mengandung unsur keindahan. Keindahannya diserap dengan
indra penglihatan seperti: seni lukis, seni pahat, seni patung,
seni grafis, seni lingkungan (environmental art), seni instalasi,
seni pertunjukkan (performing art), seni peristiwa (happening
art) dan sebagainya. Rasa senang ditimbulkan karena adanya
keterpaduan dari unsur-unsur bentuk dari karya tersebut seperti
aneka warnanya, selang-seling garis, aneka bentuk bidang-
bidangnya, kemiripan bentuk objek yang dilukiskannya dengan
lukisannya, aspek tematik yang diungkapkannya, keunikannya,
6

teksturnya, dan lain-lain. Sedangkan keindahan dalam


pengertian sederhananya adalah sesuatu yang memberikan rasa
senang tanpa pamrih pada orang yang melihatnya. Kesenangan
yang ditimbulkannya muncul serta merta karena keindahan
karya itu sendiri, bukan karena ada kepentingan lain yang
membuatnya merasa senang.
2. Seni Musik
Seni musik atau seni suara adalah seni yang diserap
melalui indra pendengaran. Rangkaian bunyi yang didengar
dapat memberikan rasa senang dan rasa puasbagi yang
mendengarnya karena ada keserasian susunan dari rangkaian
tangga nada bunyi-bunyi tersebut. Secara garis besar ada dua
jenis musik yaitu musik vokal dan musik instrumental. Musik
vokal adalah musik yang hanya mengandalkan suara manusia
saja, sedangkan musik instrumental adalah musik yang
diperoleh dari memainkan alat-alat musik.
3. Seni Tari
Seni tari adalah seni yang diserap melalui indra
penglihatan. Tetapi kekhususannya adalah keindahan yang
dimiliki pada gerakan-gerakan tubuh, terutama gerakan kaki
dan tangan, dengan ritme-ritme teratur, biasanya mengikuti
irama musik. Seni tari juga tidak terlepas dari seni rupa karena
gerak-gerak yang diperlihatkan diseran dengan indra
penglihatan.
4. Seni Drama atau Theater
Seni drama atau theater adalah seni peran atau lakon
yang umumnya dimainkan di atas panggung. Seni ini dinikmati
sekaligus dengan indra penglihatan dan indra pendengaran.
Dalam ungkapan lain seni drama disebut juga dengan seni
theater (panggung). Secara umum merupakan gambaran sebuah
peristiwa duniawi atau imajinasi yang dihadirkan kembali di
7

atas panggung. Keindahan seni drama terletak pada ketepatan


alur cerita yang diperankan oleh para pemain di atas panggung.
5. Seni Sastra
Seni sastra adalah seni yang dikemukakan melalui
susunan rangkaian bahasa baik lisan maupun tulisan yang dapat
menimbulkan rasa senang tanpa pamrih bagi orang yang
membacanya. Secara garis besar seni sastra dapat
dikelompokkan ke dalam dua kategori besar yaitu prosa dan
puisi. Prosa adalah seni sastra yang berusaha mendeskripsikan
keadaan, keinginan, atau imajinasi secara mendetail. Sedangkan
puisi adalah seni yang cenderung menyederhanakan deskripsi
dengan menangkap inti permasalahan yang ingin diungkapkan.
Mengutip pendapat Alexander Smith (1835: 366),
Sutrisno (1999: 132) dalam bukunya Kisi-Kisi Estetika
menulis: beda pokok antara prosa dan puisi. Prosa adalah
bahasa akal budi si seniman, sedangkan puisi adalah bahasa
dari perasaan. Dalam prosa seniman mengkomunikasikan
pengertian akan hal-hal indrawi atau pikiran, sedangkan dalam
puisi seniman mengungkapkan bagaimana hal-hal itu menerpa,
menyentuh perasaan kita.
D. Definisi Sastra Sebagai Wujud Karya Seni
Kata sastra berasal dari berasal dari kata serapan dalam bahasa
sanskerta yang artinya pedoman atau ajaran. Menurut Pantli Sudjiman,
seorang sastrawan mengatakan bahwa sastra adalah karya lisan atau tulisan
yang memiliki ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan,
keindahan dalam isi dan ungkapannya. Dalam bahasa Indonesia dikenal
dengan istilah “kesusastraan”. Menurut Sapardi Joko Damono, seorang
pujangga Indonesia terkemuka mengatakan bahwa arti sastra adalah sarana
untuk menampilkan gambaran kehidupan dan kehidupan itu sendiri adalah
suatu kenyataan sosial.
8

Sastra erat kaitannya dengan ilmu sosial yang mencakup hubungan


antar masyarakat dan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan. Ilmu sosial
memiliki beberapa cabang ilmu utama, salah satunya linguistik. Linguistik
ialah ilmu yang mempelajari aspek pengetahuan dan sosial dan bahasa.
Pembagian bidang linguistik sendiri mencakup semantika atau makna
bahasa, pragmatika atau hubungan antara makna dan konteks, morfologi
atau morfem bahasa, sintaksis atau pakem dalam membuat kalimat,
fonologi atau perbendaharaan fonem, fonetika atau ilmu bunyi, leksikologi
atau ilmu kata, etimologi atau asal-usul kata, dan ilmu perbandingan
bahasa.
Hakikat karya sastra, karya seni pada umumnya adalah fiksional.
Hakikat karya sastra sebagai rekaan (fiction) memerlukan pemahaman lain
yang berkaitan dengan kesadaran pengarang dalam memperlakukan fakta-
fakta sosial. Oleh karena itu, makna karya sastra sebagai karya seni terdiri
atas hubungan-hubungan seimbang antara medium dengan pesan, bentuk
dengan isi, sebagai keseimbangan totalitas artistik.
Sehubungan dengan teori estetika, karya sastra pada hakikatnya
adalah seni. Teeuw (1984: 285) mengemukakan dua pendekatan terhadap
karya sastra yang dipandang sebagai seni. Menurutnya, karya sastra dapat
didekati dari dua segi yang cukup berbeda yakni dari sastra sebagai seni
bahasa dan sastra sebagai bentuk seni.
Sastra sebagai seni bahasa menekankan pada aspek bahasa dalam
kaitannya dan pertentangannya dengan bentuk dan pemakaian bahasa lain.
Sastra sebagai bentuk seni menekankan pada aspek keseniannya dalam
kaitan dan pertentangannya dengan bentuk-bentuk seni lainnya.
Pengkajian bidang sastra biasanya lebih banyak pada aspek bahasanya
daripada aspeknya seninya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
1. Karya sastra merupakan cabang seni yang cukup variatif bentuknya, serta
memiliki nilai adaptasi yang tinggi terhadap perubahan zaman dan
perkembangan budaya suatu masyarakat. Sastra adalah karya lisan atau
tulisan yang memiliki ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan,
keindahan dalam isi dan ungkapannya. Karya sastra adalah ciptaan yang
disampaikan dengan komunikatif tentang maksud penulis untuk tujuan
estetika. Karya sastra adalah sesuatu yang diungkapkan secara komunikatif
yang mengandung maksud pembuat tulisan dengan tujuan estetika. Jenis-
jenis karya sastra yaitu: puisi, pantun, roman, novel, cerpen, dongeng, dan
legenda.
2. Seni merupakan sebuah imajinasi yang diciptakan oleh manusia dengan
kreatif untuk mengungkapkan perasaan dari manusia itu sendiri, sehingga
dapat disebut dengan karya seni. Jenis-jenis karya seni yaitu: karya seni
terapan dan karya seni murni.
3. Sastra sebagai karya seni terdiri atas hubungan-hubungan seimbang antara
medium dengan pesan, bentuk dengan isi, sebagai keseimbangan totalitas
artistik. Hakikat karya sastra, karya seni pada umumnya adalah fiksional.
Hakikat karya sastra sebagai rekaan (fiction) memerlukan pemahaman lain
yang berkaitan dengan kesadaran pengarang dalam memperlakukan fakta-
fakta sosial.
4. Dalam perkembangannya, sastra Indonesia memang tidak lepas dari peran
dan pengaruh perkembangan kesusatraan dan kebudayaan Melayu juga
nilai-nilai dan perjalanan historis perjuangan bangsa, sehingga perpaduan
unsur kultural dan moralitas hidup dalam karya sastra sangat kental. Hal
ini juga dibuktikan dengan adanya angkatan-angkatan sastrawan dalam
kesusastraan Indonesia yang mengikuti perkembangan sastra Melayu,
perjalanan histories perjuangan bangsa, serta munculnya pengaruh-

9
10

pengaruh budaya dan moral dalam penyajian sastra, baik dalam gaya
bahasa, tema maupun latarnya.
3.2 Saran
Dalam penciptaan sebuah karya sastra harus disertai dengan
kreativitas ide serta kepekaan terhadap kondisi lingkungan, agar bisa
dinikmati oleh para pecinta sastra sehingga menjadi suatu karya yang baru.
Zaman sekaran dengan zaman dahulu tentunya berbeda. Zaman dahulu
masyarakat lebih menyukai suatu sajian karya sastra yang unik, yang berbeda
dengan lainnya. Namun, pada zaman sekarang ini cenderung memenuhi selera
pasar, sehingga karya sastra yang dianggap sudah lama atau bisa disebut jadul
cenderung ditinggalkan para peminat sastra. Sehingga sangat diperlukan
adanya kreativitas ide serta kepekaan terhadap kondisi lingkungan agar
peminat sastra kembali meningkat.
DAFTAR PUSTAKA

Gasong, Dina. 2019. Apresiasi Sastra Indonesia. Yogyakarta: CV Budi Utama.

Hartoko, Dick, dkk. 2001. Ilmu Budaya Dasar Buku Panduan Mahasiswa.
Jakarta: Prenhalindo.

Mustopo, Habib. 1983. Ilmu Budaya Dasar Manusia dan Budaya Kumpulan.
Surabaya: Usaha Nasional.

Prasetya, Joko, dkk. 1991. Ilmu Budaya Dasar MKDU. Jakarta: Rineka Citra.

Warsiman. 2015. Menyibak Tirai Sastra. Malang: Universitas Brawijaya Press


(UB Press).

11

Anda mungkin juga menyukai