PENDAHULUAN
1
2
PEMBAHASAN
A. Karya Sastra
Karya sastra adalah karya seni dengan ciri-ciri keindahannya
sendiri, yang membedakannya dari karya seni lain seperti seni lukis, seni
suara, seni tari, dan seni pahat. Karya sastra menurut pandangan
srukturalisme adalah sebuah totalitas yang dibangun secara koherensif
oleh berbagai unsur pembangunnya. Artinya, di satu pihak struktur karya
sastra dapat diartikan sebagai susunan, penegasan, dan gambaran semua
bahan dan bagian yang menjadi komponennya yang secara bersama-sama
membentuk kebulatan yang indah. Di lain pihak, struktur karya seni juga
menyarankan pada pengertian hubungan antar unsur (intrinsik) yang
bersifat timbal balik dan saling mempengaruhi dalam membentuk satu
kesatuan yang utuh.
Sastra merupakan cabang seni yang cukup variatif bentuknya, serta
memiliki nilai adaptasi yang tinggi terhadap perubahan zaman dan
perkembangan budaya suatu masyarakat. Sebagai sebuah seni, karya sastra
merupakan wujud kebebasan berpikir dan kedalaman rasa yang
menghasilkan sesuatu yang indah. Sebagai sebuah pembelajaran, karya
sastra bisa memberikan pencerahan, cakrawala pemikiran, wawasan,
kepekaan rasa, pendidikan dan tuntunan hidup. Sebagai bagian dari
hiburan, karya sastra bisa menjadi media pelepas penat yang
mengasyikkan dan menggugah suasana. Sastra Indonesia termasuk bagian
dari sastra dunia yang cukup maju., terutama di antara Negara-negara yang
berhubungan erat dengan etnik dan kultur Melayu seperti Malaysia dan
Brunei Darussalam.
Dalam perkembangannya, sastra Indonesia memang tidak lepas
dari peran dan pengaruh perkembangan kesusatraan dan kebudayaan
Melayu juga nilai-nilai dan perjalanan historis perjuangan bangsa,
sehingga perpaduan unsur kultural dan moralitas hidup dalam karya sastra
3
4
1. Seni Audio
Seni audio adalah seni yang diserap melalui indra
pendengaran. Misalnya: seni musik atau suara, drama radio,
puisi di radio dan lain-lain.
2. Seni Visual
Seni visual adalah seni yang diserap melalui indra
penglihatan. Umumnya dikenal dengan sebutan seni rupa.
3. Seni Audio-Visual
Seni audio-visual adalah seni yang sekaligus diserap
oleh indra pendengaran dan indra penglihatan. Misalnya: seni
tari, drama atau teater, film dan lain-lain.
Disamping itu, ada juga seni lain yang tidak ditekankan pada jenis
indra penyerapannya yaitu seni sastra.. Yang termasuk dalam seni sastra
adalah seni yang berbentuk prosa seperti roman, novel, cerpen, dan lain-
lain. Dan seni yang berbentuk puisi seperti syair, pantun, gurindam, dan
puisi-puisi dalam bentuk bebas lainnya. Ciri umum dari prosa adalah
deskripsi keadaan atau imajinasi secara mendetail. Sedangkan ciri umum
dari puisi adalah ungkapan inti atau hakiki dari suatu pengalaman maupun
imajinasi estetis.
1. Seni Rupa
Seni rupa adalah suatu wujud karya manusia yang
mengandung unsur keindahan. Keindahannya diserap dengan
indra penglihatan seperti: seni lukis, seni pahat, seni patung,
seni grafis, seni lingkungan (environmental art), seni instalasi,
seni pertunjukkan (performing art), seni peristiwa (happening
art) dan sebagainya. Rasa senang ditimbulkan karena adanya
keterpaduan dari unsur-unsur bentuk dari karya tersebut seperti
aneka warnanya, selang-seling garis, aneka bentuk bidang-
bidangnya, kemiripan bentuk objek yang dilukiskannya dengan
lukisannya, aspek tematik yang diungkapkannya, keunikannya,
6
PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Karya sastra merupakan cabang seni yang cukup variatif bentuknya, serta
memiliki nilai adaptasi yang tinggi terhadap perubahan zaman dan
perkembangan budaya suatu masyarakat. Sastra adalah karya lisan atau
tulisan yang memiliki ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan,
keindahan dalam isi dan ungkapannya. Karya sastra adalah ciptaan yang
disampaikan dengan komunikatif tentang maksud penulis untuk tujuan
estetika. Karya sastra adalah sesuatu yang diungkapkan secara komunikatif
yang mengandung maksud pembuat tulisan dengan tujuan estetika. Jenis-
jenis karya sastra yaitu: puisi, pantun, roman, novel, cerpen, dongeng, dan
legenda.
2. Seni merupakan sebuah imajinasi yang diciptakan oleh manusia dengan
kreatif untuk mengungkapkan perasaan dari manusia itu sendiri, sehingga
dapat disebut dengan karya seni. Jenis-jenis karya seni yaitu: karya seni
terapan dan karya seni murni.
3. Sastra sebagai karya seni terdiri atas hubungan-hubungan seimbang antara
medium dengan pesan, bentuk dengan isi, sebagai keseimbangan totalitas
artistik. Hakikat karya sastra, karya seni pada umumnya adalah fiksional.
Hakikat karya sastra sebagai rekaan (fiction) memerlukan pemahaman lain
yang berkaitan dengan kesadaran pengarang dalam memperlakukan fakta-
fakta sosial.
4. Dalam perkembangannya, sastra Indonesia memang tidak lepas dari peran
dan pengaruh perkembangan kesusatraan dan kebudayaan Melayu juga
nilai-nilai dan perjalanan historis perjuangan bangsa, sehingga perpaduan
unsur kultural dan moralitas hidup dalam karya sastra sangat kental. Hal
ini juga dibuktikan dengan adanya angkatan-angkatan sastrawan dalam
kesusastraan Indonesia yang mengikuti perkembangan sastra Melayu,
perjalanan histories perjuangan bangsa, serta munculnya pengaruh-
9
10
pengaruh budaya dan moral dalam penyajian sastra, baik dalam gaya
bahasa, tema maupun latarnya.
3.2 Saran
Dalam penciptaan sebuah karya sastra harus disertai dengan
kreativitas ide serta kepekaan terhadap kondisi lingkungan, agar bisa
dinikmati oleh para pecinta sastra sehingga menjadi suatu karya yang baru.
Zaman sekaran dengan zaman dahulu tentunya berbeda. Zaman dahulu
masyarakat lebih menyukai suatu sajian karya sastra yang unik, yang berbeda
dengan lainnya. Namun, pada zaman sekarang ini cenderung memenuhi selera
pasar, sehingga karya sastra yang dianggap sudah lama atau bisa disebut jadul
cenderung ditinggalkan para peminat sastra. Sehingga sangat diperlukan
adanya kreativitas ide serta kepekaan terhadap kondisi lingkungan agar
peminat sastra kembali meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Hartoko, Dick, dkk. 2001. Ilmu Budaya Dasar Buku Panduan Mahasiswa.
Jakarta: Prenhalindo.
Mustopo, Habib. 1983. Ilmu Budaya Dasar Manusia dan Budaya Kumpulan.
Surabaya: Usaha Nasional.
Prasetya, Joko, dkk. 1991. Ilmu Budaya Dasar MKDU. Jakarta: Rineka Citra.
11