Disusun Oleh:
Kelompok 9C
Puji dan syukur atas ke hadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Salawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad saw.
Makalah yang dibuat dengan judul “Sastra Indonesia Periode 1998 -
Sekarang” ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pembelajaran
Sejarah Sastra Indonesia Modern. Penyusun menyadari bahwa tersusunnya
makalah ini atas bantuan dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak
langsung, maka izinkanlah penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang terlibat dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran para pembaca dibutuhkan agar
bermanfaat dalam penulisan makalah berikutnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................................2
A. Bahasa dan Sastra Periode 1998 - Sekarang...........................................................2
B. Sastrawan Perempuan.............................................................................................2
C. Sejarah dan Latar Belakang Sastra Cyber...............................................................3
D. Krisis Multidimensi................................................................................................5
E. Ciri-Ciri Karya Sastra Angkatan 2000....................................................................5
F. Sastra Indonesia Angkatan 2000............................................................................6
G. Angkatan Reformasi...............................................................................................6
H. Penulis dan Contoh Karya Sastra Angkatan 2000-an..............................................6
I. Peristiwa Besar yang Terjadi Pada Angkatan 2000................................................8
J. Kelebihan dan Kekurangan Sastra Angkatan 2000...............................................10
BAB III............................................................................................................................11
PENUTUPP.....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
3. Untuk mengetahui siapa saja tokoh-tokoh sastra yang menghasilkan karya
sastra Periode 1998-Sekarang
BAB II
PEMBAHASAN
1
I Made Suarta, Mengenal Lebih Jauh Bahasa dan Sastra Indonesia, (Denpasar; Cakra Media
Utama, 2021), hlm.128-130.
2
Periode ini ditandai dengan munculnya sastrawan muda yang banyak di
antaranya bebas mengeksplorasi bahasa dan tidak membatasi diri pada gender.
Salah satu sastrawan perempuan adalah Djenar Mahesa Ayu. dengan karya
Mereka Bilang, Saya Monyet. Kumpulan cerita pendek (cerpen) berisi 11 cerita
pendek yang ditulis oleh Djenar pada tahun 2001-2002. Sedangkan novel
pertamanya adalah Nayla (2005) yang mengangkat berbagai persoalan
penyimpangan seksual. Kemudian kumpulan cerpen Jangan Main-main dengan
Kelaminmu (2004) yang juga mengangkat isu seksual.
Penulis lainnya adalah Ayu Utami dengan novel Saman yang
memenangkan penghargaan Dewan Kesenian Jakarta 1997 dan telah diterbitkan
sebanyak 22 kali. Novel ini awalnya dibuat sebagai kutipan dari novel fragmen
dari novel pertama Laila Tak Mampir di New York karya Ayu Utami. Saman
(1998) mengambil seting Indonesia pada tahun 80-an dan 90-an, di mana para
tokohnya berinteraksi antara kondisi sosial, politik dan budaya Indonesia saat itu.
Tokoh utamanya adalah Saman (mantan pendeta bernama Athanasius
Wisanggeni) dan empat perempuan yang bersahabat sejak SMP hingga dewasa,
yaitu Yasmin Moningka, Shakuntala, Cokorda dan Laila. Novel kedua Ayu adalah
Larung (2001), juga merupakan novel penting dalam sastra Indonesia.
Kesuksesan Ayu Utami disusul oleh Dewi Lestari, novelnya Supernova:
Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh (2001), saat ini sudah lima kali dicetak, dengan
total 75.000 eksemplar. Novel ini merupakan novel Indonesia pertama yang
menggunakan sains untuk tujuan fiksi. Karakter dalam dialog baru dengan dalam
pengertian ilmiah. Beberapa teori juga disajikan, baik yang disajikan dalam
catatan kaki maupun yang terintegrasi ke dalam deskripsi karakter dan dialog.
Penulis lainnya adalah Fira Basuki, 30 tahun. Setelah menerbitkan trilogi novel
Jendela (2001), Pintu (2002), Atap (2002) dan Biru (2004). 2
3
buku yang terjual. Topik isu gender beserta topik keislaman ditulis oleh penulis
Muslim di Forum Lingkar Pena (FLP). Pesatnya perkembangan teknologi
menjadikan internet sebagai media ekspresi tanpa batas dan tanpa sensor,
sehingga menjadi ruang bagi para penulis yang tidak dapat ditampung oleh
media tulis seperti surat kabar, majalah, dan publikasi. Hal ini menyebabkan
munculnya sastra dunia maya di Indonesia. Kemunculan sastra siber tidak
mengesampingkan sastra yang muncul di media tradisional seperti majalah dan
surat kabar. Karya sastra yang selalu muncul di kolom surat kabar atau majalah
adalah cerpen. Cybersastra.com adalah situs web sastra yang menjadi cikal bakal
sastra dunia maya di Indonesia. Situs web yang dioperasikan oleh Masyarakat
Sastra Internet (MSI). Karena masalah teknis, situs ini pindah ke domain lain
dan diberi nama cybersastra.net.
Menyapa Narcissus
Puisi di atas adalah karangan Tulus Wijanarko yang diposting 24 April 2001 di
milis penyair@yahoogroups.com. Di bawah ini adalah puisi cyber karya James
Falahudin,
3
Rosida Erowati dan Ahmad Bahtiar, Sejarah Sastra Indonesia, (Ciputat: Lembaga Penelitan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), hlm. 88-89.
4
D. Krisis Multidimensi
Krisis dimulai dengan kejolak keuangan yang memburuk pada tahun 1996,
padahal baru saja dipuji oleh bank dunia dan internasional monetary vund (INF).
Nilai tukar rupiah jungkir balik sehingga banyak bank dan perusahaan yang
kolaps. Akibatnya timbul ketidak percayaan masyarakat terhadap pemerintah
dibawah kepempimpinan presiden soeharto tahun1967. Ketidakpuasan
masyarakat terhadap kepemimpinan soeharto sudah terasa pada awal dkd
1990an, Ketika tahun 1993 Soeharto dicalonkan oleh Golkar sebagai Presiden.
Kedudukannya terbilang kukuh karna system politik kala itu tidak membuka
peluang sedikitpun terhadap perbedaan pendapat. Segala aspek kehidupan sosial
politik diantaranya partai,pers,penerbitan,akademi,organisasi kemasyarakatan
yang dibatasi. Apabila timbul gejala-gejala yang dianggap berbeda dengan
kebijakan pemerintah akan diuduh sebagai komunis yang tentu saja terhindari
banyak orang. Namun, disisi lain ada pemerintahan soeharto diakui oleh banyak
pihak yang berhasil mengendalikan kondisi ekonomi nasional yang
menguntungkan rakyat kecil. Perubahan Peta Ekonomi Asia berubah cepat
sehingga pada tahun 1996- 1997 terjadi krisis keuangan yang dampaknya adalah
krisis ekonomi. 4
E. Ciri-Ciri Karya Sastra Angkatan 2000
4
Yudiono, Pengantar Sejarah Sastra Indonesia, (Jakarta: PT Grasindo, 2010), hlm. 269-271.
5
dalam H.U. Pikiran Rakyat.
10. Adanya sastra bertema gender, perkelaminan, seks, feminism
11. Banyak muncul karya popular atau mudah dicerna, dipahami pembaca.
12. Munculnya cyber sastra di Internet5
F. Sastra Indonesia Angkatan 2000
Pengarang lain yang digolongkan ke dalam Angkatan 2000 antara lain Acep
Zamzam Noor, Gus tf Sakai, Isbedi Stiawan Zs, Joni Ariadinata, Radhar Panca
Dahana, Sitok Srengenge, Taufik Ikram Jamil, Wiji Thukul, Joko Pinorbo, Omi
Intan Naomi, Yanusa Nugroho, Nenden Lilis, M. Shoim Anwar, Medy Loekito,
Dewi Lestari, Habiburahman El Shirazy, dan Andrea Hirata.6
G. Angkatan Reformasi
Munculnya Angkatan reformasi ditandai dengan maranya karya-karyasastra, puisi,
cerpen, maupun novel, yang bertema sosial-politik, khususnya seputar reformasi.
Sastrawan Angkatan reformasi merefleksikan keadaan sosial dan politik yang terjadi
pada akhir tahun 1990-an, seiring dengan jatuhnya orde baru. Penyair-penyair seperti
Sudardji Calzoum Bahri, Ahmadun Yosi Herfanda, Acep Zamzam Noer, dan Hartono
Benni Hidayat yang ikut meramaikan suasana dengan sajak-sajak sosial-politik mereka.
Namun Angkatan reformasi tidak berhasil dikukuhkan karena tidak memiliki juru
bicara. 7
5
Rani Siti Fitriani, Ensiklopedi Bahasa dan Sastra: Perkembangan Bahasa Indonesia Dari Waktu
ke Waktu, (Bandung: Talenta Buana, 2017), hlm. 116-117.
6
Irwan H. Prasetya, Jagat Sastra Indonesia, (Tangerang: Loka Aksara, 2019), hlm. 386-387.
7
Lianawati W.S., Menyelami Keindahan Sastra Indonesia, (Jakarta: Bhuana, 2019), hlm.30.
6
H. Penulis dan Contoh Karya Sastra Angkatan 2000-an
Korrie Layun Rampan pada tahun 2002 melempar wacana tentang lahirnya
“sastrawan Angkatan 2000-an”. 100 lebih penyair, cerpenis, novelis, esais, dan
politikus sastra dimasukan Korrie ke dalam Angkatan 2000, termasuk mereka yang
sudah mulai menulis sejak tahun 1980-an, seperti Afrizal Malna, Ahmadun Yosi
Herfanda, dan Seno Gumira Ajidarma, serta yang muncul pada akhir 1990-an seperti
Ayu Utami dan Dorothea Rosa Herliany. Berikut contoh karya sastra dan penulis
Angkatan 2000-an:
1. Anwar Fuadi
Negeri 5 Menara (2009)
Ranah 3 Warna (2011)
Rantau 1 Muara (2013)
2. Adrea Hinata
Laskar Pelangi (2005)
Sang Pemimpi (2006)
Edensor (2007)
Maryamah Karpov (2008)
Padang Bulan dan Cinta Dalam Gelas (2010)
3. Ayu Utami
Saman (1998)
Larung (2001)
4. Cucuk Espe
Mengejar Kereta Mimpi (2001)
Rembulan Retak (2003)
Juliet dan Juliet (2004)
13 Pagi (2010)
5. Dewi Lestari
Supernova 1: Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh (2001)
Supernova 2: Akar (2002)
Supernova 3: Petir (2004)
Supernova 4: Partikel (2012)
Raudal Tanjung Banua
Pulau Cinta di Peta Buta (2003)
Ziarah Bagi yang Hidup (2004)
Parang Tak Berulu (2005)
Gugusan Mata Ibu (2005)
6. Habiburrahman EL Shirazy
Ayat-Ayat Cinta (2004)
7
Di Atas Sajaddah Cinta (2004)
Ketika Cinta Berbuah Surga (2005)
Pudarnya Pesona Cleopatra (2005)
Ketika Cinta Bertasbih 1 (2007)
Ketika Cinta Bertasbih 2 (2007)
Dalam Mihrab Cinta (2007)
7. Herlinatiens
Garis Tepi Seorang Lesbian (2003)
Dejavu; Sayap yang Pecah (2004)
Jilbab Britney Spears (2004)
Malam Untuk Soe Hok Gie (2005)
Rebonding (2005)
Yang Pertama (2005)
Broken Heart, Psikopop Teen Guide (2005)
Sebuah Cinta yang Menangis (2006)
Koella (2012)
9. Adnan Katino
Menggapai Matahari (2012)
Anakku Dipotret Malaikat (2013)
Saat ini sastra Indonesia telah memasuki era internet. Banyak karya sastra
(fiksi maupun non fiksi) yang tidak dalam bentuk buku namun tampil didunia
maya memalui website yang dikelola resmi oleh pemerintah, organisasi nonprofit
majalah online blog pribadi, dan media sosial. Hal ini ada sisi positif dan
negatifnya. Sungguh menggembirakan karya kita dapat dipublikasikan dengan
mudah dan cepat, serta dijagkau lebih banyak orang. Namun kita juga harus
berhati-hati karena menyebarkan karya sastra di internet apapun bentuknya-
sangat rawan pembajakan.8
8
Mohammad, Reny sylado, Hamsad rangkuti, Seno Gumira Ajidarma,
Linda Christanty, Sapardi Djoko Damono, Joko Pinurbo, Gus tf., Acep
Zamzam Noor.
(3) 2002: Majalah Horison menerbitkan buku Horison Sastra Indonesia yang
terdiri dari empat kitab, yakni kitab puisi, cerpen, novel, dan drama.
Dalam buku ini, Hamzah Fansuri yang hidup di abad ke- 17 dimasukan
sebagai sastrawan Indonesia yang pertama.
(4) Terbitnya Jurnal Cerpen (2002) oleh Joni Ariadinata,dkk.
(5) Kongres cerpen yang dilakukan secara berkala 2 tahun sekali.
(6) Cyber sastra.
(7) Lomba Sayembata Menulis Novel, Dewan Kesenian Jakarta (2003)
(8) 2003: Sapardi Djoko Damono dan Ignas Kleden mendapat penghargaan
Ahmad Bakrie Award karena jasanya di bidang kesusastraan dan
pemikiran. sastrawan dan intelektual yang menerima penghargaan yang
sama pada tahun-tahun berikutnya adalah Goenawan Mohamad,
Nurcholish Madjid, Budi Darma, Sartono Kartodirdjo. Frans Magnis
Soeseno yang seharusnya mendapatkan penghargaan tersebut menolak
karena keterkaitan perusahaan Bakrie dengan bacaan Lumpur Lapindo di
Sidoarjo, Jawa Timur.
(9) 2004: Pemilihan presiden secara langsung yang dilakukan pertama kali di
Indonesia. Soesilo Bambang Yudhoyono terpilih sebagai presiden,
mengalahkan Megawati di dunia sastra, para sastrawan muda
mendeklarasikan lahirnya generasi sastrawan cyber. sastra di internet
merupakan terobosan baru bagi para sastrawan untuk berekspresi dan
mempublikasikan karyanya secara bebas. Novel ayat-ayat cinta karya
Habiburrahman El Shirazy tersebut Yayasan lontar mendokumentasikan
biografi sastrawan Indonesia. di antaranya Pramoedya Ananta Toer,
Agam Wispi, Ahmad Tohan, Umar Kayam, Sapardi Djoko Damono,
Sutan Takdir Alisjahbana, Putu Oka Sukanta, dan lain-lain. aktivis Hak
Asasi Manusia (HAM) Munir dibunuh Buku Sastra Indonesia dalam
Enam Pertanyaan karya Ignas Kleden terbit.
(10) 2005: Novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata terbit. Novel ini
dan novel Ayat-ayat Cinta menjadi novel paling laris (best seller) dalam
sejarah penerbitan novel di Indonesia. Kedua novel ini juga
ditransformasi ke film.
(11) Festival Seni Budaya (2005)
(12) 2006: Yayasan Lontar menerbitkan Antologi Drama Indonesia: 1895-
2000. penerbitan buku dimulai pada 1920, melainkan pada 1895. Anton
Kurnia menerbitkan Ensiklopedi Sastra Dunia
(13) 2007: Novel Kalatidha karya Seno Gumira Ajidarma terbit. Saut adalah
salah satu sastrawan yang menggerakkan sastra cyber, sastrawan Ode
Kampung, dan majalah Boemipoetra.
(14) 2008: Buku-buku Pramoedya Ananta Toer yang dicetak ulang dan buku-
buku korban tragedi 1965 yang ingin meluruskan sejarah marak di toko-
toko buku dan menjadi buku laris. Misalnya, Suara Perempuan Korban
Tragedi '65' karya Ita F. Nadia.
9
(15) Disebut Angkatan modern;
(16) Karya sastra lebih marak lagi, termasuk adanya sastra koran, contohnya
dalam H.U. Pikiran Rakyat;
(17) Adanya sastra bertema gender, perkelaminan, seks, feminism;
(18) Banyak muncul karya popular atau gampang dicerna, dipahami pembaca;
(19) Muncul cyber sastra di Internet.9
9
Rismawati, Perkembangan Sejarah Sastra Indonesia, (Banda Aceh: Bina Karya Akademika,
2017), hlm. 141-144.
10
Ibid., hlm.144.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Saat ini sastra Indonesia telah memasuki era internet. Banyak karya sastra
(fiksi maupun non fiksi) yang tidak dalam bentuk buku namun tampil didunia
maya memalui website yang dikelola resmi oleh pemerintah, organisasi nonprofit
majalah online blog pribadi, dan media sosial. Hal ini ada sisi positif dan
negatifnya. Sungguh menggembirakan karya kita dapat dipublikasikan dengan
mudah dan cepat, serta dijangkau lebih banyak orang. Namun kita juga harus
berhati-hati karena menyebarkan karya sastra di internet apapun bentuknya-
sangat rawan pembajakan.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
13