Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SASTRAWAN TAHUN 2010

Disusun Oleh :
AZMI ASILAH (A1M122002)
AZISA TRIA LESTARINI (A1M122036)
DEWI ASTUTI (A1M122082)
MUADZ AL HAFIDZ (A1M122090)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang


Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Sastrawan Tahun 2010 dapat terselesaikan dengan baik.
Tak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Dr.
Irianto Ibrahim, S.Pd., M.Pd. selaku dosen SEJARAH
SASTRA telah memberikan tugas makalah ini kepada kami.

Dengan terwujudnya makalah ini yang membahas


tentang Sastrawan Tahun 2010 Kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan informasi, pelajaran dan
ilmu yang bermanfaat.

Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna


oleh karena itu diharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun, demi kesempurnaan makalah berikutnya.

Kendari, 04 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN..............................................................................1
A. LatarBelakang..................................................................................1
B. RumusanMasalah.............................................................................2
C. Tujuan...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................3
A. Pengertian Sejarah Sastra.........................................................
B. Penulis Dan Karya Sastra Tahun 2010.......................................
BAB III PENUTUP ...................................................................................

A. Simpulan..........................................................................................

B. Saran...............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sastra Indonesia terus mengalami perkembangan secara urutan waktu
maka sastra Indonesia terbagi menjadi beberapa angkatan, seperti: angkatan
Pujangga Lama, Sastra Melayu Lama, Balai Pustaka, Pujangga Baru, 1945, 1950-
1960-an, 1966-1970-an, 1980-1990-an, Reformasi, dan 2000-an. Tema karya
sastra yang berkembang pun semakin beragam. Tiap angkatan mempunyai ciri
khas tersendiri. Karya sastra merupakan hasil ciptaan manusia yang
mengekspresikan pikiran, gagasan, pemahaman, dan tanggapan perasaan
penciptanya tentang hakikat kehidupan dengan menggunakan bahasa yang
imajinatif.
Kesusastraan pada umumnya selalu mengalami perkembangan dari waktu
ke waktu. Demikian halnya dengan kesusastraan Indonesia. Perkembangan
kesusastraan Indonesia sejalan dengan perkembangan masyarakatnya. Hal
tersebut dapat dilihat melalui keragaman karya sastra berdasarkan waktu
kelahiranya yaitu kesusastraan klasik dan kesusastraan modern. Kesusastraan
klasik mewakili masyarakat tradisional sedangkan kesusastraan modern mewakili
masyarakat modern. Wujud lain dari perkembangan kesusastraan Indonesia
tampak pada periodisasi sastra Indonesia seperti yang dikemukakan oleh H.B.
Jassin yaitu sastra melayu lama dan sastra Indonesia modern (dalam Sarwadi,
2004: 19). Perkembangan kesusastraan Indonesia yang ditandai dengan
periodisasi sastra, itu menunjukkan bahwa terjadi perubahan pada karya sastra.
Perubahan itu meliputi perubahan struktur estetik dan perubahan struktur ekstra
estetik. Perubahan struktur estetik yang dimaksud adalah perubahan isi karya
sastra, sedangkan perubahan ekstra estetik adalah perubahan unsur yang ada di
luar karya sastra. Perubahan isi karya sastra menyangkut perubahan unsur
intrinsik dan perubahan yang ada di luar karya sastra menyangkut perubahan
unsur ekstrinsik. Terjadinya perubahan unsur ekstrinsik disebabkan adanya proses
pola pikir dalam penciptaan karya sastra, misalnya adanya periodisasi atau
pembabakan karya sastra, yang masing-masing angkatan tersebut 12hidup dalam
ruang, waktu, dan pemikiran berbeda, jelas jika generasi Angkatan 66 lahir pada
bagian penjajahan zaman Belanda dan Jepang, akan berbeda hasil karya sastra
pada Angkatan 80 yang justru ada sesudah kemerdekaan, karya sastra tersebut
lahir di perguruan tinggi bukan dari revolusi 1945.
B. RUMUSAN MASALAH

a) Apa pengertian Sejarah Sastra


b) Penulis Dan Karya Sastra Tahun 2010

C. TUJUAN
a) Untuk mengetahui penertian sejarah sastra
b) Untuk mengetahui Penulis Dan Karya Sastra Tahun 2010

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sejarah Sastra


Sejarah Sastra merupakan topik yang kerap kali kurang populer di kalangan
mahasiswa. Mendengar kata sejarah menjadi momok karena mengandung gagasan
bahwa mempelajari topik tersebut berarti harus menghafal atau mendengar
ceramah tentang berbagai peristiwa di masa lalu. Pemahaman semacam ini perlu
diperhatikan oleh para pengajar sejarah agar mata kuliahnya tidak jatuh menjadi
peristiwa menghafal bagi mahasiswa.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa sejarah


adalah kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Itu
sebabnya menyajikan sejarah merupakan upaya untuk menyampaikan apa yang
terjadi di masa lampau. Pergantian generasi yang terjadi terus menerus
menjadikan upaya menyajikan sejarah menjadi aktivitas yang sangat menarik dan
penuh kepentingan.

Dengan demikian, kita perlu memahami sifat asali sejarah, yaitu fleksibel,
menyesuaikan dengan kepentingan para pemiliknya. Ini berarti, tak ada satu versi
tunggal terhadap sejarah. Yang mengapung hadir ke permukaan pembaca dan
pendengar adalah versi pemilik peristiwa tersebut.

Berdasarkan hal-hal tersebut, berikut beberapa pengertian sejarah sastra.


Luxemburg, dalam Pengantar Ilmu Sastra menjelaskan bahwa sejarah sastra ialah
ilmu yang membahas periode-periode kesusastraan, aliran-aliran, jenis-jenis,
pengarang-pengarang dan reaksi pembaca.

Berikut beberapa pengertian sejarah sastra. Luxemburg, dalam Pengantar


Ilmu Sastra menjelaskan bahwa sejarah sastra ialah ilmu yang membahas periode-
periode kesusastraan, aliran-aliran, jenis-jenis, pengarang-pengarang dan reaksi
pembaca.

Sedangkan menurut Zulfanur Z.F. dan Sayuti Kurnia, Sejarah Sastra ialah
ilmu yang mempelajari perkembangan sejarah suatu bangsa daerah, kebudayaan,
jenis karya sastra, dan lain-lain. Sejarah sastra, dengan demikian, merupakan
pengetahuan yang mencakup uraian deskriptif tentang fungsi sastra dalam
masyarakat, riwayat para sastrawan, riwayat pendidikan sastra, sejarah munculnya
genre-genre sastra, kritik. perbandingan gaya, dan perkembangan kesusastraan.

B. Penulis Dan Karya Sastra Tahun 2010

Dengan lahirnya sastrawan angkatan 2000an maka sebagai tindak lanjut


perkembangan sastra di Indonesia maka pada tahun 2010 tumbulah sastrawan
angkatan 2010 yang akan bersama dengan sastrawan angkatan 2000an untuk
memperjuangkan hak-hak penulis dan dari karya yang banyak berepdeli karena
terkait kondisi politik dan ekonomi negara serta tindak-tindak kriminal angkatan
ini di pelopori Tosa spd. diantara sastrawan angkatan 2010 antara lain sebagai
berikut

Tosa spd

lukisan jiwa (2009) Antropologi puisi

melan conis (2009)

Toni Saputra

Nurani Soyo Mukti

[sunting]

cybersastra

Era internet memasuki komunitas sastra di Indonesia. Banyak karya sastra


Indonesia yang tidak di publikasi berupa buku namun termaktub di dunia maya
(internet) baik yang dikelola resmi oleh pemerintah, organisasi non-profit,
maupun situs pribadi.

1. Andrea Hinata
Padang Bulan & Cinta di Dalam Gelas (2010)

Andrea Hirata Seman Said Harun atau lebih dikenal sebagai Andrea Hirata
lahir di Belitong 24 Oktober 1967 adalah penulis novel Laskar Pelangi
(Bentang, 2005) yang merupakan novel best seller tahun 2006—2007.
Pendidikan yang pernah ditempuhnya, antara lain, adalah Jurusan Ekonomi,
Universitas Indonesia yang kemudian mendapat beasiswa untuk melanjutkan
S2 di Universite de Paris, Sorbonne, Perancis dan Sheffield Hallam
University, United Kingdom. Tesis yang ditulisnya di bidang ekonomi
telekomunikasi kini telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia dan terbit
sebagai buku acuan teori ekonomi telekomunikasi pertama yang ditulis oleh
orang Indonesia.

Andrea Hirata, anak kelima dari pasangan Seman Said Harun Hirata dan
Masturah, berhasil menulis sebuah novel yang dalam seminggu terbit sudah
cetak ulang dan dalam waktu tujuh bulan mengalami cetak ulang ke-3. Novel ini
menurut penulisnya berbentuk memoar, tetapi ada fiksionalisasi yang terjadi. Dia
menyebut sebagai memoar yang dikemas dengan sastra dengan tambahan latar
belakang sosiokultural. Dengan novel ini, dianggap telah memberi warna jagad
sastra dan pernovelan di Indonesia di tengah-tengah dahaganya pembaca
terhadap karya-karya bermutu. Novel ini disebut sebagai penginspirasi banyak
orang.

Karya Andrea Hirata yang lain, adalah Sang Pemimpi (2006), Edensor (2007),
dan "Maryamah Karpov" (belum terbit). Edensor masuk nomine penghargaan
nasional sastra KLA (Khatulistiwa Literary Award) tahun 2007. Keempat karya
Andrea ini (dengan Laskar Pelangi) disebut sebagai tetralogi kenangan Andrea
akan masa kecilnya. Dengan novelnya Laskar Pelangi (dan penulis India Kiran
Nagarkar dengan novelnya Die Statisten) ia memenangkan penghargaan ITB
Buch Awards 2013 di Jerman. Selain tetralogi Laskar Pelangi, Andrea juga
menghasilkan karya lain, yaitu Padang Bulan dan Cinta di Dalam Gelas(2010),
Sebelas Patriot (2011), dan Laskar Pelangi Song Book (2012) yang berisi kisah-
kisah dari Negeri Laskar Pelangi (Belitong) dan lagu-lagu karya Andrea Hirata
yang dibawakan oleh Medadan Cut Niken.

2. Linda Christanty

Rahasia Selman (2010)

Linda Christanty (lahir 18 Maret 1970) adalah sastrawati dan wartawan


berkebangsaan Indonesia. Ia menerima sejumlah penghargaan atas karya-
karyanya, baik fiksi maupun non fiksi. Beberapa tulisan dan bukunya
sudah diterjemahkan dalam beberapa bahasa, sepeti bahasa Inggris,
bahasa Prancis, bahasa Jepang, bahasa Thai, bahasa Arab, bahasa Jerman,
dan bahasa Finlandia.[1] Linda merupakan salah satu penerima
penghargaan dari Kusala Sastra Khatulistiwa

Linda Christanty lahir di Pulau Bangka, Provinsi Bangka-Belitung. Sejak kecil


sudah mengakrabi dunia sastra. Awalnya dengan menulis catatan harian, puisi,
dan cerita pendek. Beranjak remaja, ia makin giat menulis. Saat berumur 19 tahun
(1989), karyanya dikonsumsi publik untuk pertama kali. Saat itu ia menjadi
pemenang termuda lomba cerita pendek yang diselenggarakan oleh harian umum
Kompas melalui karyanya, Daun-Daun Kering. Cerpennya itu kemudian dimuat
dalam Riwayat Negeri yang Haru: Cerpen Kompas Terpilih 1981-1990, yang
terbit pada Juni 2006 (editor Radhar Panca Dahana).[6]
Selepas menyandang gelar sarjana sastra dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Indonesia (FIB UI), ia bekerja di sebuah majalah komunikasi bisnis dan
periklanan. Tahun 1999, ia pindah ke tabloid ekonomi dan politik. Namun hanya
bertahan selama satu tahun. Selanjutnya ia memutuskan untuk bergabung dengan
sebuah majalah kajian jurnalisme dan media. Di majalah itu ia bekerja sebagai
redaktur selama tiga tahun (2000-2003). Setelah majalah tersebut gulung tikar
pada tahun 2003, ia menjadi penulis drama radio bertema transformasi konflik
untuk Common Ground Indonesia (2003-2005). Pada Oktober 2005, ia
mendirikan dan memimpin kantor berita di Banda Aceh untuk memantau
rekonstruksi dan rehabilitasi pascatsunami proses perdamaian di Aceh. Ia tertarik
dengan gaya penulisan jurnalisme naratif untuk mengemas hasil reportasenya di
lapangan. Karya-karyanya berisi persoalan politik dan kemanusiaan yang terjadi
di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara, yang terkait dengan politik global.
Linda menerbitkan sejumlah buku, baik fiksi maupun non fiksi.[7]
Ia kerap diminta mempresentasikan gagasannya dalam pertemuan-pertemuan
sastra dan media yang diadakan di dalam negeri maupun di luar negeri, di
antaranya Melbourne Writers Festival, Australia, Ubud Writers Festival, Ubud,
The Man Hong Kong Literary Festival, Hongkong, World P.E.N Symposium,
Jepang, Winternachten-Morocco P.E.N Club, Maroko, dan lain-lain.
Selain diterbitkan di Indonesia, karyanya juga diterbitkan di luar Indonesia.
Cerpennya yang berjudul The Kersen Tree dimuat dalam Asia Literary
Journal, Hongkong (2006). Karya lainnya, Tiro’s People yang bercerita tentang
Gerakan Aceh Merdeka setelah perjanjian Helsinski, dimuat Arena
Magazine, Australia (2007), sedangkan Sultan’s Stick diterbitkan kembali oleh
[[Subaru, majalah sastra di Jepang (2008). Esainya "Me, Islam and Literature"
diterbitkan Critical Muslim di London.[8], Buku cerita pendeknya dalam Bahasa
Thai, "Sua Sib Jed Tua Khong Luta" ("Tujuh Belas Harimau Luta") terbit di
Bangkok, Thailand pada 2013. Pada Mei 2015 bukunya "Jangan Tulis Kami
Teroris" terbit dalam Bahasa Jerman dengan judul, "Schreib bloß nicht, dass wir
Terroristen sind!" dan diluncurkan di Berlin. Ia dianugerahi sejumlah penghargaan
sastra nasional dan internasional. Ia menjadi salah satu nominasi untuk N-Peace
Award 2012 dengan kategori Role Model for Peace di kawasan Asia Pasifik.
Pada 2013, ia menerima penghargaan sastra Asia Tenggara, S.E.A Write Award
(Southeast Asian Writers Award) di Bangkok, Thailand.

3. Ilana Tan
Spiring In London (2010)

Ilana Tan adalah seorang novelis Indonesia yang dikenal karena menulis tetralogi


empat musim yang masing-masing novelnya disajikan dengan cerita yang latarnya
berbeda-beda. Novel Ilana Tan memiliki keunikan, yaitu tokoh-tokoh dari novel
yang satu dengan novel yang lainnya saling berkaitan.[1]
Novel pertamanya berjudul Summer in Seoul, novel keduanya berjudul Autumn in
Paris, novel ketiganya berjudul Winter in Tokyo dan novel keempatnya
berjudul Spring in London. Masing-masing novel diceritakan di kota-kota besar di
dunia, yaitu Seoul (Korea Selatan), Paris (Prancis), Tokyo (Jepang),
dan London (Inggris). Dan masing-masing novel diceritakan di musim yang
berbeda; Summer (musim panas), Autumn (musim gugur), Winter (musim
dingin), dan Spring (musim semi). Seri tetralogi empat musim ini memiliki tokoh
yang sama antara satu novel dengan yang lainnya.
Beberapa novel dari tetralogi empat musim dan novel lainnya telah difilimkan,
seperti Sunshine Becomes You dan Winter in Tokyo yang pada 2016 lalu secara
resi ditayangkan, diperankan oleh Dion Wiyoko dan Pamela Bowie, serta Morgan
Oey. Winter in Tokyo dalam bentuk film digarap Yoen K, produser
Eksekutif Maxima Picture.[2] Film Winter in Tokyo tayang di bioskop Indonesia
pada bulan Agustus 2016.
Ilana Tan sendiri juga dikenal sebagai penulis yang misterius. Karena dibagian
'Tentang Pengarang' yang biasanya tertera dibagian paling belakang Novel, tidak
dicantumkan foto profil dan keterangan yang detail tentang Ilana Tan. Bahkan
dalam penggarapan filmnya, ia sama sekali tidak pernah berjumpa dengan Yoen
K.

4. Cucuk Espe

Bulan Sabit di Atas Kubah (2010)

Cucuk Espe adalah seorang penyair, esais, cerpenis dan penulis naskah drama,
juga aktor Indonesia yang dikenal sangat produktif menulis di berbagai media
cetak nasional di Indonesia dan beberapa jurnal seni di luar negeri.
Beliau lahir di Jombang, Jawa Timur, 19 Maret 1974. Ia belajar Bahasa Indonesia
di IKIP Malang.

Setelah itu menjadi seniman adalah pilihan hidupnya dan mendirikan Teater Kopi
Hitam Indonesia.Cucuk Espe pernah menjadi aktor teater terbaik pada Peksiminas
III di Taman Ismail Marzuki Jakarta (1995). Selanjutnya, ia mendirikan dan
memimpin Teater Kopi Hitam Indonesia yang telah berpentas di hampir seluruh
kota besar di Indonesia.
Juga bersama sejumlah pegiat kebudayaan di Jawa Timur menggagas Lembaga
Baca-Tulis Indonesia (LBTI) yakni sebuah komunitas nirlaba yang bergerak di
bidang kebudayaan (menuju masyarakat makin berbudaya).

Sejumlah esainya sering dipublikasikan di Jawa Pos, Kompas, Republika, Media


Indonesia, Lampung Post, Radar Surabaya, Bali Post, Banjarmasin Post, Surabaya
Pagi, Harian Bhirawa, dan banyak Media Online. Cucuk Espe sendiri ditahun
2015 juga aktif dalam gerakan 'Gugat Ikon Jombang' yang dilakukan bersama
pemuda-pemuda di Jombang. Gerakan ini sendiri dilakukan sebagai protes
terhadap Pemerintah Kota Jombang perihal ikon jombang yang menggunakan
tower. Warga Jombang menginginkan ikon Jombang menggunakan besut , karena
besut merupakan budaya khas Jombang yang juga menjadi cikal bakal ludruk dan
lain-lain.
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa dalam Periodisasi Sejarah Sastra Indonesia
para penulis sejarah membuat karya berdasarkan angkatannya, mulai
waktu dan bentuknya sejak dari sejarah sastra melayu lama sampai Sastra
Indonesia modern/kontemporer sekarang.

Dengan mempelajari periodisasi Sejarah Sastra Indonesia ini mampu


menambah wawasan kita mengenai Sastra Indonesia. Dapat juga
menumbuhkan dan menambahkan kesadaran kita untuk cinta Sastra
Indonesia, dan Sastra Indonesia pantas untuk dicintai, karena banyak
kekayaan budaya dan hal lain yang dapat digali dari sebuah karya sastra.
B. SARAN

Sebagai generasi muda penerus sastra sudah seharusnya kita mengetahui


periodisasi sastra yang mencakup tokoh, karakteristik, dan hasil karyanya dan
melanjutkan perjuangan mereka dengan menghasilkan karya-karya sastra yang
baru.
DAFTAR PUSTAKA

Deepublish. 2020. 11 Daftar Sukses di Indonesia dan Karya – Karyanya.


https://penerbitdeepublish.com/daftar-penulis-sukses-indonesia/ (Diakses pada
hari Sabtu Tanggal 4 Maret)

Sastrawacana.id. 2022. Biografi Cucuk Espe, Penulis dan Seniman Indonesia.


https://www.sastrawacana.id/2022/03/biografi-cucuk-espe-penulis-dan-
seniman.html (Diakses pada hari Minggu Tanggal 5 Maret)

Anda mungkin juga menyukai