Anda di halaman 1dari 11

Makalah Sastra Indonesia

PERIODISASI SASTRA

Disusun oleh:
1. Ni Ketut Ariati
2. Ni Komang Arianti
3. Ni Luh Adi Cipta Devi
4. Ni Luh Sulis Miani
5. Ni Wayan Martini

SMA NEGERI 1 SELAT


Tahun Pelajaran
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
yang telah memberikan asung kerta wara nugraha-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan dengan judul,”periodisasi sastra)” tepat pada waktunya.
Penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata
pelajaran Sastra Indonesia. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan karena
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan serta pengalaman yang dimiliki
penulis. Oleh karena itu, penulis harapkan kritik dan saran dari semua pihak yang
sifatnya membangun atau memberikan gambaran penulisan yang lebih baik untuk
penulisan selanjutnya.
Laporan ini tidak akan selesai tanpa bantuan berbagai pihak. Oleh sebab
itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan memberikan arahan serta motivasi kepada penulis dalam penulisan
laporan ini.
Dengan Segala kerendahan hati akhirnya penulis berharap laporan yang
sederhana ini memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
umumnya.

Selat, 16 Pebruari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................ i


KATA PENGANTAR........................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 1
1.3 Tujuan........................................................................................ 1
BAB II BAB II PEMBAHASAN ......................................................... 2
2.1 Periodisasi Sastra....................................................................... 2
2.2 Perkembangan sejarah sastra Indonesia..................................... 3
2.3 Perbedaan Satra lama dan baru.................................................. 5
2.4 Klasifikasi sastra........................................................................ 5
BAB III PENUTUP .............................................................................. 7
3.1 Kesimpulan ............................................................................. 7
3.2 Saran .......................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebuah karya sastra lahir dari latar belakang dan dorongan dasar manusia
untuk mengungkapkan eksistensi dirinya. Karya sastra dipersepsikan sebagai
ungkapan realitas kehidupan dan konteks penyajiannya disusun secara terstruktur,
menarik, serta menggunakan media bahasa berupa teks yang disusun melalui
refleksi pengalaman dan pengetahuan secara potensial memiliki berbagai macam
bentuk representasi kehidupan. Ditinjau dari segi pembacanya, karya sastra
merupakan bayang-bayang realitas yang dapat menghadirkan gambaran dan
refleksi berbagai permasalahan dalam kehidupan.
Di antara genre utama karya sastra yaitu puisi, prosa, dan drama, genre
prosalah yang dianggap paling dominan dalam menampilkan unsur-unsur sastra.
Hal itu dikarenakan bahwa prosa salah saru genre sastra yang paling memiliki
sifat sosiologis dan responsif sebab sangat peka terhadap fluktuasi sosiohistoris.
Sastra memiliki periodisasi dalam perkembangan sastra di Indonesia. Dalam
periodisasi inilah perkembangan sastra ditandai dengan ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri
tersebut berbeda dengan ciri-ciri periodisasi yang lainnya.
Dalam periodisasi sastra terdapat Karya Sastra Baru. Karya Sastra Baru
sendiri memilika arti yaitu Sebuah karya satra yang telah dipengaruhi oleh karya
sastra asing sehingga sudah tidak asli lagi yang merupakan hal baru. Untuk lebih
lanjutnya dalam isi makalah ini akan membahas Karya Sastra Baru secara
terperinci. Diantaranya membahas pengertian dari satra khususnya sastra baru, ciri
– ciri dari sastra baru, perbedaan antara sastra lama dan sastra baru, dan contoh –
contoh dari sastra baru.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian periodisasi sastra?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui periodisasi sastra
BAB II

1
PEMBAHASAN

2.1 Periodisasi Sastra

Periodisasi Sastra adalah pembagian kesusastraan berdasarkan masa


atau zamannya yang ditandai oleh ciri-ciri tertentu. Berikut periodisasi sastra
Indonesia yang dibuat oleh berbagai ahli sastra :
a. Simorangkir-Simanjuntak berpendapat bahwa periodisasi sastra adalah
sebagai berikut:
1) Masa lama atau purba (sebelum datangnya pengaruh hindu).
2) Masa hindu-arab (mulai dari pengaruh hindu sampai kedatangan
agama islam, sampai kedatangan orang asing).
3) Masa baru (dari zaman Abdullah bin abdul kadir Munsyi, hingga
perang dunia ke-II).
4) Masa mutakhir (dari tahun1942 sampai sekarang).
b. Nj. Nursinah Supardo, menurutnya periodisasi sastra dibagi menjadi:
1) Angkatan Abdullah atau zaman peralihan,
2) Angkatan balai pustaka
3) Angkatan pujangga baru
4) Angkatan Jepang
5) Angkatan 45
c. Zuber Usman, B.A. menyusun periodisasi sebagai berikut:
1) Kesusastraan lama
2) Zaman peralihan
3) Kesusastraan baru yang dibagi atas :
a) Angkatan balai pustaka
b) Angkatan pujangga baru
c) Angkatan Jepang
d) Angkatan 45
d. Sabaruddin Ahmad, B.A. membuat pembagian sebagai berikut:
1) Sastra angkatan lama yang dibedakan atas:
a) Zaman dinamisme (masa pra sejarah)
b) Zaman hinduisme (masa pengaruh hindu)

2
c) Zaman islamisme (masa masuknya islam ke Indonesia)
2) Sastra angkatan baru yang dibagi pula atas:
a) Angkatan balai pustaka
b) Angkatan pujangga baru
c) Angkatan Jepang
d) Angkatan 45
e. Drs. Nugroho Sotosusanto membagi kesusastraan indonesia berdasarkan
sejarahnya sebagai berikut:
1) Sastra melayu lama
2) Sastra Indonesia modern, yang dibagi atas:
a) Masa kebangkitan (1920-1945)
I. Periode 1920
II. Periode 1933
III. Periode 1945
b) Masa perkembangan (1945hingga sekarang) dibagi pula atas :
I. Periode 1945
II. Periode 1950

II.2 Perkembangan sejarah sastra Indonesia


a. Angkatan Balai pustaka
Karya sastra di Indonesia sejak tahun 1920 – 1950, yang dipelopori
oleh penerbit Balai Pustaka. Prosa (roman, novel, cerita pendek dan
drama) dan puisi mulai menggantikan kedudukan syair, pantun, gurindam
dan hikayat dalam khazanah sastra di Indonesia pada masa ini.
Balai Pustaka didirikan pada masa itu untuk mencegah pengaruh buruk
dari bacaan cabul dan liar yang dihasilkan oleh sastra Melayu Rendah
yang banyak menyoroti kehidupan pernyaian (cabul) dan dianggap
memiliki misi politis (liar). Balai Pustaka menerbitkan karya dalam tiga
bahasa yaitu bahasa Melayu-Tinggi, bahasa Jawa dan bahasa Sunda; dan
dalam jumlah terbatas dalam bahasa Bali, bahasa Batak dan bahasa
Madura.
b. Angkatan Pujangga Baru

3
Pujangga Baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang
dilakukan oleh Balai Pustaka terhadap karya tulis sastrawan pada masa
tersebut, terutama terhadap karya sastra yang menyangkut rasa
nasionalisme dan kesadaran kebangsaan. Sastra Pujangga Baru adalah
sastra intelektual, nasionalistik dan elitis menjadi “bapak” sastra modern
Indonesia. Pada masa itu, terbit pula majalah “Poedjangga Baroe” yang
dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana, Amir Hamzah dan Armijn Pane.
c. Angkatan 1945
Karya sastra angkatan ini lebih realistik dibanding karya Angkatan
Pujangga baru yang romantik – idealistik. Karya sastra pada angkatan ini
banyak bercerita tentang perjuangan merebut kemerdekaan seperti halnya
puisi-puisi Chairil Anwar. Sastrawan angkatan ’45 memiliki konsep seni
yang diberi judul “Surat Kepercayaan Gelanggang”. Konsep ini
menyatakan bahwa para sastrawan angkatan ’45 ingin bebas berkarya
sesuai alam kemerdekaan dan hati nurani.
d. Angkatan 50
Angkatan 50-an ditandai dengan terbitnya majalah sastra Kisah
asuhan H.B. Jassin. Ciri angkatan ini adalah karya sastra yang didominasi
dengan cerita pendek dan kumpulan puisi. Majalah tersebut bertahan
sampai tahun 1956 dan diteruskan dengan majalah sastra lainnya, Sastra.
Pada angkatan ini muncul gerakan komunis dikalangan sastrawan, yang
bergabung dalam Lembaga Kebudajaan Rakjat (Lekra) yang berkonsep
sastra realisme-sosialis. Timbullah perpecahan dan polemik yang
berkepanjangan diantara kalangan sastrawan di Indonesia pada awal tahun
1960; menyebabkan mandegnya perkembangan sastra karena masuk
kedalam politik praktis dan berakhir pada tahun 1965 dengan pecahnya
G30S di Indonesia.
e. Angkatan 66
Angkatan ini ditandai dengan terbitnya majalah sastra Horison.
Semangat avant-garde sangat menonjol pada angkatan ini. Banyak karya
sastra pada angkatan ini yang sangat beragam dalam aliran sastra,
munculnya karya sastra beraliran surrealistik, arus kesadaran, arketip,

4
absurd, dll pada masa angkatan ini di Indonesia. Penerbit Pustaka Jaya
sangat banyak membantu dalam menerbitkan karya karya sastra pada
masa angkatan ini.
f. Angkatan 70-an
Pada masa ini karya sastra berperan untuk membentuk pemikiran
tentang keindonesiaan setelah mengalami kombinasi dengan pemikiran
lain, seperti budaya. Ide, filsafat, dan gebrakan-gebrakan baru muncul di
era ini, beberapa karya keluar dari paten dengan memperbincangkan
agama dan mulai bermunculan kubu-kubu sastra populer dan sastra
majalah. Pada masa ini pula karya yang bersifat absurd mulai tampak.
g. Angkatan 2000
Angkatan ini ditandai dengan oleh karya-karya yang cenderung
berani an vulgar dan kebanyakan mengadopsi begitu saja moral pergaulan
bebas ala remaja Amerika. Tetapi pada masa ini, muncul juga fiksi-fiksi
islami.

II.3 Perbedaan sastra angkatan Balai Pustaka dengan sastra angkatan


Pujangga Baru
a. Angkatan Balai Pustaka berdiri pada tahun 1920 oleh penerbit Balai
Pustaka. Balai Pustaka didirikan pada masa itu untuk mencegah pengaruh
buruk dari bacaan cabul dan liar yang dihasilkan oleh sastra Melayu
Rendah yang banyak menyoroti kehidupan pernyaian (cabul) dan
dianggap memiliki misi politis (liar).
b. Pujangga Baru adalah sebuah nama majalah yang dipimpin oleh Sutan
Takdir Alisjahbana, Amir Hamzah, dan Armijn Pane. Sastra Pujangga
Baru cenderung kearah nasionalis, tetapi termasuk juga sastra idealistik
dan romantik.

2.4 Klasifikasi Sastra

Berdasarkan kutipan 1 dan kutipan 2 sastra yang terdapat pada tabel


tersebut adalah

5
Kutipan 1 termasuk sastra Angkatan Balai Pustaka dengan judul Azab dan
sengsara karya dari Mireri siregar. Sedangkan pada kutipan 2 termasuk sastra
pujangga baru dengan judul Bumi karya dari Tere Leye.

Azab dan sengsara

Karya Merari Siregar

Betapa sukacita Aminuddin setelah membaca telegram ayahnya. Ia


pun segera mempersiapkan segala sesuatunya. Ia membayangkan pula
kerinduannya pada Mariamin akan segera terobati. Namun, apa yang
terjadi kemudian hanyalah kekecewaan. Ternyata, ayahnya bukan
membawa pujaan hatinya, melainkan seorang gadis yang bernama Siregar.
Sungguhpun begitu, sebagai seorang anak, ia harus patuh pada orang tua
dan adapt negerinya. Aminuddin tidak dapat berbuat apa-apa selain
menerima gadis yang dibawa ayahnya. Perkawinan pun berlangsung
dengan keterpaksaan yang mendalam pada diri Aminuddin. Berat hati pula
ia mengabarkannya pada Mariamin.

Bumi
Karangan Tere Liye
Namaku Raib, usiaku 15 tahun, kelas sepuluh. Aku anak perempuan
seperti kalian, adik-adik kalian, tetangga kalian. Aku punya dua kucing,
namanya si Putih dan si Hitam. Mama dan papaku menyenangkan. Guru-
guru di sekolahku seru. Teman-temanku baik dan kompak.
Aku sama seperti remaja kebanyakan, kecuali satu hal. Sesuatu yang
kusimpan sendiri sejak kecil. Sesuatu yang menakjubkan.
Namaku Raib. Dan aku bisa menghilang.

Novel Bumi karangan Tere Liye banyak sekali mengandung unsur fantasi.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sastra lama adalah sastra yang berbentuk lisan atau sastra melayu yang
tercipta dari suatu ujaran atau ucapan.Sastra lama masuk ke indonesia bersamaan
dengan masuknya agama islam pada abad ke-13. Sastra lama sering juga di sebut
dengan kesusastraan klasik atau tradisional. Zaman berkembangnya kesusastraan
klasik ini ialah sebelum masuk nya pengaruh barat ke Indonesia. Bentuk-bentuk
kesusastraan yang berkembang adalah dongeng, mantra, pantun, dan sejenisnya.
Kesusastraan baru, yaitu dapat disebut juga sastra baru atau modern yang hidup
dan berkembang dalam masyarakat baru Indonesia. Sastra baru juga dapat
diartikan sastra yang telah dipengaruhi oleh karya sastra asing sehingga sudah
tidak asli lagi.
3.2 Saran
Sastra adalah hasil rasa yang merupakan sumber keindahan, yang
termaksut dalam hasil karya sastra. Sastra lahir dari sebuah peradaban dalam
masyarakat, yang hidup, berkembang dan terus ada di dalam masyarakat tersebut.
Dalam kebaradaan nya di tengah masyarakat sastra memiliki peranan dalam
mengaktualisasikan suatu kebudayaan dari masyarakat.

7
DAFTAR PUSTAKA

Badudu, J.S (1981). Sari kesusastraan Indonesia. Bandung: Pustaka prima.


Depdikbd  (1974). Bahasa Indonesia. Jakarta: balai pustaka
_________(1979). Bahasa Indonesia SMP. Jakarta : Balai pustaka
__________(1987). Pedoman umum ejaan bahsa Indonesia yang di
sempurnakan. Jakarta: depdibud
Kraf, Gorys (1991). Diksi dan gaya bahasa. Jakarta: Garamedia
Kridalaksana, Harimurti(1990). Kelas kata dalam bahasa Indonesia. Jakarta;
Gramedia (1993). Kamus ligustik. Jakarta; Gramedia

Anda mungkin juga menyukai