Anda di halaman 1dari 15

ANEKA SITUASI PELIBAT MENYIMAK

Kelompok 1 : 1. Putri Choirunisa (2213041001)

2. Al Fadilla (2213041007)

3. Rosi Muna Fahria (2213041014)

4. Wafiqoh Iddah Nurrohmah (2213041033)

5. Amana Julia Rosita Sari (2213041039)

6. Nadia Cahya (2013041061)

Kelas :1A

Mata Kuliah : Menyimak

Dosen Pengampu: 1. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd

2. Rahmat Prayogi, S.Pd, M.Pd

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022

1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah
ini dapat selesai dengan tepat waktu. Sholawat serta salam, tak lupa kita
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Makalah dengan judul “Aneka Situasi Pelibat Menyimak” ini dibuat untuk
melengkapi tugas Mata Kuliah Menyimak sesuai dengan pengetahuan yang kami
peroleh, baik dari buku maupun sumber-sumber yang lain. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Bila ada kesalahan penulisan atau kata-kata di dalam makalah ini, kami memohon
maaf yang sebesar-besarnya. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Bandar Lampung, 9 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ................................................ 3
1.2. Rumusan Masalah .......................................................... 4
1.3. Tujuan ............................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Menyimak dalam Kehidupan dan Kurikulum ............... 5
2.2. Petunjuk, Keterangan, Pengumuman .............................. 6
2.3. Percakapan dan Diskusi ................................................. 6
2.4. Laporan .......................................................................... 7
2.5. Radio, Televisi, Rekaman, dan Telepon ........................ 8
2.6. Aneka Alasan Menyimak .............................................. 10

BAB III PENUTUPAN


3.1. Kesimpulan ................................................................... 13
3.2. Saran ............................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menyimak adalah salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting,
disamping membaca, berbicara, dan menulis. Komunikasi tidak akan dapat
berlangsung dengan lancar tanpa keterampilan menyimak. Keterampilan
menyimak merupakan faktor yang sangat penting bagi keberhasilan seseorang
untuk memahami keterampilan berbahasa yang lain. Dalam era globalisasi
seperti saat ini, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, masyarakat dituntut untuk mampu menyimak berbagai informasi
dengan cepat dan tepat, baik melalui berbagai media, seperti radio, televisi,
telepon, dan internet, maupun melalui tatap muka secara langsung. Oleh
karena itu, keterampilan menyimak harus dikuasai oleh peserta didik di
sekolah dasar karena menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh
perhatian serta apresiasi, karena menyimak secara langsung berkaitan dengan
seluruh proses belajar peserta didik sekolah dasar pada semua pelajaran.
Dalam makalah ini akan dibahas beberapa situasi yang turut
mengikutsertakan, kegiatan menyimak, baik disekolah maupun diluar sekolah.
Oleh karena itu, ada baiknya kita meninjau terlebih dahulu kedudukan
menyimak dalam kurikulum sekolah.

3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa itu menyimak dalam kehidupan dan kurikulum?
2. Apa itu petunjuk, keterangan, dan pengumuman?
3. Apa itu percapakan dan diskusi?
4. Apa yang dimaksud dengan laporan?
5. Apa itu Radio, Televisi, Rekaman, dan Telepon?
6. Apa saja aneka alasan menyimak?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari penulisan makalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kegunaan menyimak dalam kehidupan dan
kurikulum
2. Untuk mengetahui petunjuk, keterangan, dan pngumuman dalam
menyimak
3. Untuk mengetahui percakapan dan diskusi dalam menyimak
4. Untuk mengetahui pengertian laporan
5. Untuk mengetahui kegunaan Radio, Televisi, Rekaman, dan Telepon
6. Untuk mengetahui aneka alasan dalam menyimak

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Menyimak dalam Kehidupan dan Kurikulum

Penelitian mengenai menyimak baik dalam kehidupan maupun dalam kurikulum sekolah
dapat dikatakan masih sangat langka. Pada tahun 1929, Paul T. Rankin dari Detroit Public
school menyelesaikan sebuah survei mengenai penggunaan waktu dalam keempat
keterampilan berbahasa. Beliau menelaah komunikasi-komunikasi pribadi 68 orang dari
berbagai pekerjaan dan jabatan untuk menentukan presentasi waktu yang mereka
pergunakan untuk berbicara, membaca, menulis, dan menyimak. Paul T. Rankin menemui
bahwa mereka ini mempergunakan waktu berkomunikasi sebagai berikut :

1. Menulis 9%
2. Membaca 16%
3. Berbicara 30%
4. Menyimak 45%

Dalam kenyataan praktik, survei menytakan bahwa pada umumnya kita menggunakan
waktu untuk menyimak hampir 3 kali sebanyak waktu untuk membaca (sarana penting
lainnya untuk menerima informasi), tetapi anehnya sedikit seklai perhatian diberikan
untuk melatih orang menyimak. Pada sekolah – sekolah di Detroit, Rankin menemukan
bahwa dalam penekanan pengajaran dikelas : membaca memperoleh 52%, sedangkan
menyimak hanya 8% (Salisbury ; 1955:229)

Kita mengetahui bahwa keterampilan menyimak sebagai suatu aspek keterampilan


berbahasa dapat dikembangkan dengan:

1. Latihan terpemimpin
2. Menajuhkan faktor-faktor penyebab menyimak yang kurang baik
3. Meningkatkan atau memperkaya kosakata
4. Meningkatkan pengenalan kata-kata yang lebih baik dengan telinga

5
2.2 Petunjuk, Keterangan, Pengumuman

Pada tahun tahun permulaan sekolah, anak-anak memperoleh kesempatan untuk


menyimak berbagai petunjuk, keterangan, dan pengumuman. Dengan berbuat begitu
mereka harus mempelajari kebiasaan menjauhkan segala bahan atau setiap alat yang
mengganggu perhatian mereka, belajar memanfaatkan kedua telinga, dengan sadar
berkeinginan menyimak pembicara sampai selesai dan mencoba memahami pembicaraan
mulai dari saat pertama kalinya dia mengucapkan serta mengemukakan suatu gagasan.

Anak-anak yang telah belajar menyimak dengan baik di kelas rendah tentu dapat
menanggulangi tuntutan yang lebih besar seiring dengan bertambahnya usia terhadap
keterampilan menyimak mereka. Anak-anak kelas yang lebih tinggi juga hendaklah
menerima tanggung jawab besar untuk membuat keterangan-keterangan yang jelas dan
secara eksplisit memberikan petunjuk kepada teman-temannya. Di samping itu juga
mereka hendaknya belajar bagaimana caranya menimbulkan perhatian yang baik dan
komprehensif di pihak penyimaknya. (Dawson [ett all], 1963 : 155)

Demikianlah tiga jenis situasi atau aktivitas yang melibatkan menyimak secara atentif.
Berhasil atau tidaknya dipahami atau tidaknya petunjuk, keterangan, serta pengumuman
yang disampaikan sangat bergantung pada taraf penyimakan para penyimak, bergantung
pada perhatian yang mereka berikan: penuh perhatian atau hanya sekilas saja attentif atau
reseptif saja. Tentu saja tidak bisa diabaikan kesederhanaan ketepatan kepadatan
kemudahan serta keterpahaman bahan yang disajikan secara lisan tersebut.

2.3 Percakapan dan Diskusi

Percakapan atau konversasi merupakan aktivitas yang paling umum di antara tipe-tipe
komunikasi lisan dan jelas, menuntut banyak kegiatan menyimak. Akan tetapi, biasanya
kelompok-kelompok konversasi ini kecil dan minat-minat pun langsung bersifat pribadi
atau perseorangan maka kegiatan menyimak timbul dengan mudah, tanpa paksaan.
Dalam berbicara, mereka perlu diajar untuk membantu para penyimak dengan cara
memilih suatu topik pembicaraan yang menarik bagi para rekan mereka, merasa
bertanggung jawab penuh untuk turut mengambil bagian dan menarik serta ke dalamnya
seorang pendatang baru atau anak yang sangat pemalu, serta menghindari dari atau
mengubah suatu subjek yang terlalu bersifat pribadi ataupun yang dapat memalukan bagi
seorang anggota kelompok itu.

6
Bimbingan guru biasanya bersifat insidental, dan kerap kali pula bersifat individual,
sambil secara rendah hati beliau mengomentari masalah-masalah kesopansantunan dan
keefektifan.

Berbeda dengan konvensasi yang mungkin melantur ke sana kemarin diskusi ini berpusat
pada satu topik tunggal dan haruslah maju terus dalam suatu cara yang teratur menuju
suatu titik keputusan. Apabila seorang siswa merupakan bagian dari suatu kelompok
diskusi, dia hendaknya merasa bertanggung jawab untuk mengetahui topik apa yang
sedang dipertimbangkan, mengikuti urutan pikiran, siap sedia memberi sumbangan tepat
pada waktunya, berfaedah, dan menyimak secara evaluatif terhadap persoalan yang
dikemukakan oleh rekan-rekannya.

Percakapan dan diskusi menempa kita menjadi anggota masyarakat yang aktif, reseptif,
responsif, atentif, terbuka menerima pendapat dan pendirian orang lain, bahkan kritik dan
cacian mereka. Percakapan dan diskusi mendidik kita menjadi warga masyarakat sosial
yang berdisiplin, mengetahui apa yang menjadi hak dan apa pula yang menjadi tanggung
jawab dan kewajiban kita, serta tahu persis kapan saatnya "memberi" dan kapan saatnya
"menerima", kapan saatnya berbicara dan kapan pula saatnya menyimak.

2.4 Laporan

Laporan merupakan suatu tugas dan tanggung jawab penting. Selama penyajian suatu
laporan, para penyimak haruslah mengikuti rencana organisasi seorang pembicara,
pilihan serta urutan ide-idenya, berusaha menyaring informasi yang melengkapi
informasi yang telah ada dalam pikiran, dan harus dapat mengevaluasi keotentikan atau
kebenaran halal yang di katakan oleh pembicara. Laporan-laporan memang diperlukan
bila kelompok-kelompok kecil ikut serta bekerja dalam panitia yang ada hubungannya
dengan suatu kegiatan kelas.

Contoh : ketika seorang individu mengamati atau membaca untuk mempelajari jawaban
bagi suatu pertanyaan yang timbul dalam suatu kegiatan belajar, atau ketika dia
mengadakan suatu percobaan

Guru atau teman-teman sekelas dapat membacakannya dari buku-buku, mereka dapat
menceritakan kisah-kisah ataupun menceritakan serta menghubungkan dongeng-
dongeng berdasarkan pengalaman pribadi, mereka pun dapat pula bersama-sama
menulis kreatif.

7
Para penyimak haruslah memberi tanggapan secara apresitif, memberi responsi dengan
sepenuh hati, mengikuti pengembangan alur atau isi cerita, membayangkan atau
mengimajinasikan gerak lakon yang disorot, yang di potret, dan menafsirkan perasaan-
perasaan serta motivasi-motivasi para tokoh cerita (Dawson {et all}, 1963 : 156 - 7).

Untuk memeriksa sampai sejauh mana pemahaman mereka terhadap isi bahan bacaan,
mereka pun disuruh pula membuat rangkuman tertulis, dan secara tidak sadar kita telah
memupuk serta meningkatkan keterampilan menulis mereka.

Rangkuman yang berupa laporan tertulis itu dapat pula di bacakan di muka kelas, atau
isi bacaan itu dapat de ceritakan dengan kata-kata sendiri kepada teman-teman
berbicara. Pada saat membacakan laporan, teman-teman sekelas disuruh menyimaknya
baik-baik.

1.5 Radio, Televisi, Rekaman, dan Telepon


Kehidupan modern menuntun kegiatan menyimak yang lebih meningkat. Pada masa
kini banyak rumah tangga memiliki satu atau lebih jenis-jenis perlengkapan radio,
televisi, rekaman, dan telepon. Segala jenis menyimak yang telah kita kemukakan pada
bab 2 sub bab D dituntut dalam berbagai ragam situasi menyimak oleh perlengkapan di
atas, antara lain:
1. Menyimak sekunder, musik dipasang pelan-pelan sebagai latar belakang;
2. Menyimak sosial atau menyimak konversional, kita berbicara di telepon;
3. Menyimak apresiasif, drama yang baik atau musik yang merdu dipagerkan
atau dipentaskan;
4. Menyimak eksplorasif atau menyimak interogatif, kita diberikan resep-resep
atau informasi mengenai cuaca;
5. Menyimak konsentratif atau menyimak kritis, masalah-masalah penting di
diskusikan oleh para politikus dan para pakar dalam berbagai bidang ilmu
pengetahuan.

8
Kalau kita telah mengemukakan bahwa kejadian sarana-sarana itu menuntut banyak
kegiatan menyimak dan juga dapat mengembangkan serta mempertinggi mutu
keterampilan keterampilan menyimak hendaknya jangan kita lupakan bahwa sebaliknya
pun dapat terjadi; sarana-sarana canggih itu dapat pula membuat orang tidak menyimak,
justru "menghilangkan" atau "mematikan" minat dan kemampuan menyimak. Apabila
radio dan televisi dipasang atau dihidupkan berjam-jam terus-menerus, jelas bahwa
penyimakannya akan memutuskan percakapan ataupun diskusi kelompok keluarga, dia
ingin menonton siaran yang menarik baginya, atau dia akan mengesampingkan program
tersebut, dan menganggapnya tidak ada bila dia mendengarkan atau menyimak pada
rekan-rekannya. Perhatikanlah praktik yang nyata pada diri Anda kalau ada siaran
langsung permainan sepak bola, pertandingan tenis, pertandingan tinju, pagelaran musik
jazz, atau upacara peringatan 17 Agustus pada layar televisi.

Bagaimanapun juga, guru harus berusaha sekuat daya membimbing anak-anak yang
mempunyai kecenderungan untuk "mematikan" atau "menganggap sepi" setiap
penyajian yang kurang atau tidak dapat menarik perhatiannya. Guru harus berupaya
agar penampilannya di muka kelas waktu mengajar benar-benar menarik dan efektif.

Secara khusus dapat kita lihat bahwa situasi dan suasana sekolah sering kali menuntut
perpanjangan waktu menyimak oleh kelompok-kelompok besar, seperti pada
pertemuan-pertemuan dan acara-acara sekolah. Sering pula sebagian besar anak-anak
justru terlalu muda atau sudah terlalu besar untuk tertarik pada acara tertentu. Dalam hal
ini, staf pengajar haruslah dapat meyakinkan bahwa penyajian- penyajian tersebut
disesuaikan dengan kedewasaan latar belakang serta perhatian para penyimak muda itu.
Kalau tidak, jangan heran bila kebiasaan-kebiasaan menyimak yang jelek serta
kekurangansopananlah yang menjadi akibatnya. Bahkan, walaupun suatu program
disesuaikan dengan baik bagi pemirsa, toh setiap guru sebaiknya lah mempersiapkan
anak-anak didiknya untuk menyimak dengan penuh perhatian, dengan cara mengadakan
diskusi pendahuluan, telaah gambar-gambar, menceritakan suatu kisah, atau sarana-
sarana lain yang dapat membangun suatu latar belakang serta membangkitkan hasrat
dan gairah mereka untuk menyimak dengan seksama, cermat, dan tepat.(Dawson [et
all], 1963: 158).

9
1.6 Aneka Alasan Menyimak
Dibawah ini akan dikemukakan beberapa di antaranya sebagai berikut:
1) Karena ingin mempelajari sesuatu dari bahan simakan.
Banyak cara untuk belajar. Salah satu di antaranya dengan menyimak. Kita
menyimak suatu ceramah, suatu diskusi, atau suatu kuliah karena kita yakin
bahwa dari ceramah, diskusi, atau kuliah itu kita dapat memperoleh suatu ilmu
pengetahuan, suatu yang baru yang dapat mengubah kita "dari tidak tahu menjadi
tahu", apalagi kalau yang berbicara itu seorang pakar yang terkenal dalam suatu
bidang studi. Karena keyakinan ini, dan juga karena hasrat menambah
pengetahuan, terkadang kita memang asik menyimak, seolah lupa segalanya,
seluruh perhatian kita curahkan kepada pembicaraan yang sedang disampaikan.

2) Karena ingin memikat hati orang lain.


Hidup ini adalah memberi dan menerima; menghargai dan dihargai. Salah satu
cara untuk menghargai serta dapat memikat hati orang lain adalah menyimaknya
baik-baik waktu dia berbicara. Bagi orang yang sudah sering berbicara di muka
umum akan jelas terasa betapa sedihnya kalau orang tidak menyimak pembicaraan
atau ceramahnya. Setiap pembicara akan senang dan menaruh simpati kepada
orang-orang yang menyimak ujarannya. Karena sadar akan hal itu, kita tidak usah
heran bila ada penyimak yang memanfaatkan momentum tersebut. Dengan
perkataan lain, alasan utama bagi dia untuk menyimak adalah menarik simpati
atau memikat hati pembicara dan partisipan lainnya.

3) Karena ingin menjadi orang yang sopan santun.


Salah satu ciri orang yang sopan santun adalah rela dan mau menyimak
pembicaraan apalagi isi hati, keluhan, dan pesan orang lain. Memang dapat
dimengerti, buat apa kita mengunjungi suatu kuliah atau khotbah kalau kita tidak
ingin menyimaknya.
Kurang sopan, hadir pada suatu ceramah, tetapi kita tidak mau menyimaknya
baik-baik, bukan? Seorang penyimak yang baik adalah juga orang yang sopan
santun.

10
4) Karena ingin mencari keuntungan uang.
Dalam dunia modern ini ada saja orang bisa hidup hanya dari kegiatan menyimak.
Kini sudah lazim kita dengar apa yang disebut “uang dengar". Jeli mendengar
penawaran baik dari penjual ataupun dari pihak pembeli, seseorang bisa
memperoleh rezeki atau keuntungan uang atau materi. Maklumlah,
mempertemukan penjual dan pembeli, menyimak kegiatan mereka tawar-
menawar, lalu jadilah transaksi, maka penyimak akan memperoleh uang dengar
sekian persen.

5) Karena ingin memperoleh manfaat dari bahan simakan.


Selain keuntungan materi atau uang, maka dari kegiatan menyimak seseorang
dapat pula memetik manfaat moral, yang nonmate rial. Dari berbagai kegiatan
menyimak, seseorang dapat lebih mantap mengetahui, memahami, bahkan
menguasai pemecahan suatu masalah. Dengan demikian, dia bisa terhindar dari
tindakan-tindakan salah yang mungkin membawa dampak negatif atas pribadinya.

6) Karena ingin menghilangkan rasa bosan.


Terkadang, kita tidak dapat menghindarkan rasa bosan atau rasa jenuh dari suatu
hal Kalau kita, misalnya, telah bosan dan jenuh dengan tugas rutin sehari-hari,
salah satu obatnya adalah mengalihkan perhatian kepada masalah lain; misalnya
menyimak ceramah atau kuliah dari seorang ahli mengenai bagaimana cara
menanam dan merawat bunga anggrek, bagaimana cara memelihara dan
membiakkan burung puyuh, dan lain-lain. Kegiatan seperti ini, khususnya yang
berhubungan dengan hobi, dapat menghilangkan rasa bosan.

7) Karena ingin membandingkan beberapa pendapat.


Penjelasan keterangan mengenai suatu bidang studi dapat kita peroleh dari
berbagai sumber, termasuk sumber lisan. Semakin banyak kita menyimak
penjelasan mengenai sesuatu dari beberapa pakar maka cakrawala pandangan kita
mengenai hal itu bertambah luas. Selain itu, kita pun dapat mengetahui letak
perbedaan dan persamaan pendapat paru pakar itu.

11
8) Karena ingin memperluas pandangan dan pengertian.
Salah satu cara untuk memperluas pandangan dan mempermantap pengertian atau
pemahaman mengenai suatu topik adalah menyimak sebanyak mungkin
pandangan dan gagasan para ahli. Oleh karena itu, bila ada suatu acara dalam
televisi mengenai bidang yang sedang kita tekuni - apalagi pembicaranya seorang
ahli kenamaan tentu kita menyempatkan diri menyimaknya dengan penuh
perhatian dan pemahaman.

9) Karena ingin memenuhi rasa ingin tahu.


Kita manusia mempunyai rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Kian banyak kita tahu,
kian banyak pula yang kita tidak tahu. Sadar akan hal inilah barangkali yang
mempertebal rasa ingin tahu itu. Inilah salah satu dorongan atau motivasi yang
membuat kita asyik dan sibuk menyimak sesuatu yang masih baru bagi kita. Rasa
ingin tahu adalah salah satu pendorong untuk meneliti sesuatu lebih mendalam;
tanpa ini seseorang takkan bisa menjadi peneliti unggul.

10) Karena ingin disenangi orang lain. Seorang pembimbing atau penyuluh haruslah
seorang penyimak yang sabar. Segala keluhan, ratapan, kendala dari seseorang,
didengarkannya dengan saksama. Kian sabar dan kian asyik dia menyimak kata
hari orang lain, kian banyak pulalah orang yang menyenangi serta membutuhkan
dia. Karena kontak yang baik ini, penyimak pun disenangi banyak orang. (Hunt,
1981: 13),

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berbagai pengalaman audio dapat mempertinggi daya simak siswa. Ada berbagai cara
meningkatkan keterampilan maneyimak, yaitu: memahami maksud pembicara,
menghindari ketergesa-gesaan, memperbaikan perbedaan bahasa, memahami prasangka
sendiri, memahami prasangka pembicara, menyimak sampai selesai, dan memanfaatkan
waktu sebaik-baiknya.

3.2 Saran

Dalam makalah ini kami berharap agar para pembaca lebih paham mengenai aneka
pelibat menyimak. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu
penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Henry Guntur. 2018. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa

Salisbury, Rachel. 1995. Better Language and Thinking. New York: Appleton-Century-
Crofts Inc

Dawson, Milread A. [et all], 1963. Guiding Language Learning. New York: Harcourt, Brace
& World, Inc

14

Anda mungkin juga menyukai