Anda di halaman 1dari 11

FUNGSI SASTRA SEBAGAI PENGHIBUR

DAN AZAZ KEBERMANFAATAN SASTRA

Kelompok 3 : 1. Feby Firyaal Dwi Faadhilah (2213041005)

2. Alia Niroshi (2213041020)

3. Adila Nur Safitri (2213041037)

Mata Kuliah : Pengantar Sastra

DosenPengampu : 1. Drs. Kahfie Nazaruddin, M.Pd.

2. Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan karunia-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “FUNGSI
SASTRA SEBAGAI PENGHIBUR DAN AZAS KEBERMANFAATAN SASTRA”.

Dibuatny amakalah ini dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Berpikir Kritis dengan
dosen pengampu Bapak Drs. Kahfie Nazaruddin, M.Pd dan Bapak Heru Prasetyo, S.Hum.,
M.Pd. Tujuan selanjutnya yaitu untuk menganalisis materi yang akan dipelajari di waktu
yang akan datang. Kami selaku penulis berharap para pembaca dapat menambah pengetahuan
serta pemahaman tentang Fungsi Sastra sebagaiPenghibur.

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi
pembahasan, tata bahasa, maupun penulisan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kepada
pembaca untuk dapat memberikan saran dan kritik agar kedepannya dapat memperbaiki
kesalahan yang sudah terjadi.

Bandar Lampung, 01 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1

1.1 Latar belakang................................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................ 3

2.1 Fungsi Sastra Sebagai Penghibur .................................................................. 3


2.2 Jenis-jenis Sastra Penghibur ...........................................................................4
2.3 Asas-asas Kebermanfaatan Sastra ..................................................................6

BAB III PENUTUP........................................................................................................ 7

3.1 Kesimpulan .....................................................................................................7


3.2 Saran ...............................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sastra adalah ungkapan ekspresi berupa karya tulisan berdasarkan pemikiran,


pendapat, pengalaman, hingga keperasaan dalam bentuk yang imajinatif, cerminan kenyataan
atau data asli yang di balut dalam kemasan estetis melalui media bahasa. Pengertian diatas
diperkuat oleh Sumardjo dan Saini (1997, hlm 3) yang berpendapat bahwa sastra adalah
ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat,
keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat
bahasa.

Mursal Esten (Esten, 1978, hlm.9) berpendapat bahwa sastra adalah pengungkapan
dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia dan masyarakat
umumnya, melalui Bahasa sebagai medium dan memiliki efek positif terhadap kehidupan
manusia. Seorang pemikir Romawi, Horatius, mengemukakan istilah dulce et utile, dalam
tulisannya berjudul Ars Poetica. Artinya, sastra mempunyai fungsi ganda yakni menghibur
dan sekaligus bermanfaat bagi pembacanya.

Sastra menghibur dengan cara menyajikan keindahan, memberikan makna terhadap


kehidupan (kematian, kesengsaraan, maupun kegembiraan), atau memberikan pelepasan ke
dunia imajinasi .

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud fungsi sastra sebagai penghibur


2. Apa saja jenis-jenis sastra penghibur?
3. Apa saja asas-asas kebermanfaatan sastra?

1
1.3 Tujuan Penulisan

1. Mendeskripsikan fungsi sastra sebagai penghibur


2. Menyebutkan dan menjelaskan jenis-jenis sastra penghibur
3. Menjelaskan asas-asas kebermanfaatan sastra

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Fungsi Sastra Sebagai Penghibur

Budi Darma (2004:4-7) secara tegas membedakan dua genre sastra, yaitu sastra serius
dan sastra hiburan. Sastra serius adalah sastra untuk ditafsirkan atau sastra yang cendarung
merangsang pembaca untuk menafsirkan atau menginterpretasikan makna sastra itu. Sastra
hiburan adalah karya sastra untuk pelarian (escape) dari kebosanan, dari rutinitas sehari-hari
atau masalah yang sukar diselesaikan. Sastra hiburan menurut Budi Darma bersifat
menghibur sehingga banyak digemari pembaca.

Budi Darma (2004:6) menjelaskan lebih lanjut bahwa salah satu ciri sastra hiburan
adalah tokohnya tampan, kaya, dicintai, dikagumi, dan sanggup mengatasi segala macam
masalah dengan mudah. Pembaca dipancing untuk melakukan identifikasi diri seolah dirinya
adalah tokoh itu sendiri. Dengan memasuki sastra hiburan, pembaca merasa bahwa dirinya
seolah serba hebat. Oleh karena itu, apa yang dipancing oleh sastra hiburan tidak lain adalah
impian yang tidak bisa tercapai. Pembaca dibuai bukan oleh masalah hakiki kehidupan,
melainkan oleh ilusi.

Sastra sebenarnya menyediakan banyak jenis hiburan. Jenis atau genre hiburan yang
ada dalam karya sastra juga sangat bergantung pada ketajaman intuisi pembaca. Pembaca
yang tajam dan intuitif akan mampu menangkap hal-hal menarik dalam karya sastra. Ketika
seorang membaca dan memahami karya sastra, ia akan menemukan gejala yang menghibur.
Sebagai contoh, sebagian komunitas pedesaan tradisional mempertimbangkan sastra (sejarah
lisan, dongeng, legenda, mitos, epos, alegori, penghiburan, humor jenaka dan teater rakyat)
berfungsi sebagai hiburan. Artinya sastra dapat menyenangkan atau menenangkan hati orang-
orang yang bimbang, resah, dan frustasi. Dengan mendengarkan dan menyaksikan sastra
lisan, mereka akan terhibur, menyegarkan jiwa, dan melepaskan sejenak rasa lelah, lesu, letih,
sedih dan berfrustasi setelah berkebun atau kembali memancing. Hal ini sesuai dengan
realitas masyarakat pedesaan tradisonal yang masih terisolir dari peradaban global modern.

3
2.2 Jenis-jenis Sastra Penghibur

Sastra yang menyajikan hiburan dapat dibedakan atas beberapa ragam berdasarkan isi
dan bentuk penyampaiannya. Dari segi isi, karya sastra yang menyajikan hiburan dibedakan
sebagai berikut :

1. Karya sastra yang memuat kisah-kisah kebodohan manusia. Karya sastra seperti ini
akan menghasilkan karakter yang sangat konyol, seperti Pak Kaduk dan Pak Pandir
dalam sastra melayu kuno. Dalam karya sastra tersebut orang bodoh dan dungu
dijadikan sebagai objek ejekan, tawa, sindiran dan sarkasme.
2. Karya sastra yang memuat cerita tentang kemujuran atau keberuntungan seseorang.
Karya sastra semacam itu akan menghasilkan karakter yang sangat beruntung, seperti
Pak Belalang (versi Melayu), Si Kabayan (versi Sunda) atau Pak Banjir (versi Jawa).
Dalam karya sastra itu, orang yang beruntung menjadi objek pembelajaran tentang
nasib baik seseorang, yaitu dengan sedikit atau tanpa bekerja keras, seseorang
berpenghasilan cukup atau lumayan, sehingga karya sastra sebagai parable.
3. Karya sastra yang berkisah tentang kemalangan seseorang. Karya sastra seperti itu
akan melahirkan karakter yang malang atau sial, seperti Lebai Malang. Dalam karya
sastra seperti ini, ada satu pelajaran yang bisa diambil, bahwa seseorang harus
bertekad untuk membuat pilihan, tidak tamak atau serakah, dan bersedia menerima
apa yang menjadi bagiannya walaupun hanya sedikit.
4. Sebuah karya sastra dengan kisah seorang yang licik, penuh tipu muslihat. Karya
sastra seperti ini, karakternya sangat mirip belut, seperti yang ada di si Luncai atau si
Kabayan. Karya sastra ini dapat digunakan sebagai pelajaran bagi seseorang untuk
menggunakan pikiran atau kecerdasannya. Namun dalam penyampaian karya sastra
tersebut perlu memperhatikan masalah etika agar pembaca tidak terjerumus kedalam
sifat licik dan tipu muslihat saja.
5. Karya sastra yang berisi tentang kisah seseorang yang cerdik, penuh akal dan berilmu
tentang tipu muslihat. Karya sastra semacam itu akan melahirkan tokoh-tokoh
legendaris dari Arab-Persia, seperti Abu Nawas, Ali Baba, atau Sinbad. Dalam karya
sastra seperti ini, pembaca harus menyadari bahwa kemampuan berpikir, menyusun
strategi, atau nalar secara cerdas membutuhkan kecerdikan, analisis yang tepat dan
titik lemah dari lawan bicara sehingga lawan bicara tidak dapat menyanggah..

4
Dari segi bentuk, karya sastra yang memberikan hiburan dibagi menjadi berikut:

1. Sastra yang disampaikan dengan kata-kata yang mempunyai arti ganda atau bersifat
permainan kata atau yang disebut dengan plesetan kata. Dalam sastra seperti itu isi
cerita tidak dipentingkan, tetapi alurnya yang harus berurutan dan yang terpenting
mampu mempermainkan kata-kata sehingga cerita itu menimbulkan kelucuan yang
menghibur pembaca.
2. Sastra yang disampaikan dengan cara penuh kejutan yang mengungkapkan sejumlah
masalah yang tidak terduga sebelumnya. Dalam sastra seperti itu, penulis mampu
mengecoh pembaca atau pendengar, sehingga pembaca merasa dibohongi. Dengan
demikian, pembaca akan terhibur.
3. Sastra yang disampaikan dengan mengungkapkan hal-hal yang bersifat tabu atau
menggunakan kata-kata yang tidak senonoh. Agar tidak terdengar vulgar dan
dianggap pornografi, sastra seperti itu dikemas dengan kiasan, perlambang, atau
idiom yang mudah dikenal pembaca.
4. Sastra yang disampaikan dengan cara tidak wajar, aneh, atau absurd sehingga
pembaca ikut tertawa dibuatnya. Biasanya cerita seperti itu disampaikan dengan cara
yang berlawanan dengan kenyataan, tidak masuk akal atau tidak logis, sehingga
pembaca merasakan sesuatu yang aneh dapat menghiburnya.
5. Sastra yang disampaikan dengan cara menghadirkan tokoh yang berkarakter sebagai
manusia yang nakal, usil, suka mengganggu orang lain, atau penuh pura-pura
sehingga pembaca merasa terusik, jengkel, dan tertawa. Jenis sastra seperti itu
memperlihatkan kepiawaian penulis dalam mengemas cerita sehingga menarik
perhatian pembaca.

5
2.3 Asas-asas Kebermanfaatan Sastra

1. Pendidikan
Sastra adalah pendidikan, dimana sastra memberikan manfaat berupa informasi,
wawasan dan pengetahuan.
2. Hiburan
Sastra bisa memberikan kesenangan kepada pembaca. Ketika membaca cerita dalam
karya sastra, pembaca dapat memperhatikan konflik yang terjadi di sana dan untuk
sementara melupakan konflik yang terjadi di dunia nyata. Ketika membaca sebuah
cerita prosa, mungkin pembaca akan tersenyum menikmati keindahan cerita cinta
yang disajikan, atau bahkan akan sedikit menangis ketika merasa sedih dalam sebuah
karya sastra, atau tertawa. Jika itu benar, dia bekerja. Dengan demikian, karya sastra
dimaksudkan untuk menghibur pembaca.
3. Keindahan
Keindahan pada sastra juga memberikan manfaat, keindahan atau gagasan
pemikirannya yang kreatif dapat dinikmati pembaca. Selain itu juga melatih
kreatifitas pembacanya, karena pembaca mempunyai celah untuk memberikan
interpretasi dan pendapat pribadinya dari berbagai kata yang dirangkai sang penulis.
4. Sosial
Menggugah pembacanya untuk lebih sadar terhdap isu-isu sosial yang tengah terjadi
di dunia. Fungsi sosial pada sastra, juga memberikan manfaat kepada pembaca,
pembaca bisa mengetahui kisah sejarah.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sastra adalah ungkapan kreatifitas seseorang berupa karya tulisan atau lisan,
yang dibalut dalam kemasan yang estetis melalui media bahasa. Genre sastra terdiri
dari sastra serius dan sastra hiburan. Menurut Budi Darma (2004:6) salah satu ciri
sastra hiburan adalah tokohnya yang tampan, kaya, dicintai, dikagumi, dan sanggup
mengatasi segala macam masalah dengan mudah. Pembaca yang tajam dan intuitif
mampu menangkap hal-hal yang menarik pada sebuah karya sastra. Sastra tentu
memiliki banyak manfaat seperti: menambah wawasan, memberikan perasaan bahagia
karena terhibur, menghilangkan stres, memotivasi, juga menambah pengetahuan.

3.2 Saran
Demikian makalah kelompok kami, kami berharap agar makalah ini dapat
menambah pengetahuan pembaca mengenai fungsi sastra sebagai penghibur.
Kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca untuk
memperbaiki makalah kami.

7
DAFTAR PUSTAKA

Darma, Budi. 2004. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen
Pendidikian Nasional.

Damono, Sapardi Djoko. 1999. Politik Ideologi dan Sastra Hibrida. Jakarta: Pustaka
Firdaus.

Esten, Mursal. (1978). Kesusastraan (Pengantar, Teori, dan Sejarah). Bandung: Angkasa.

Sumardjo, Jakob, dan Saini K.M. (1997). Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.

Eagleton, Terry. (2010). Teori Sastra: Sebuah Pengantar Komprehensif. (Edisi


Terjemahan Harfiah Widyawati dan Evy Setyarini). Yogyakarta: Jalasutra.

Anda mungkin juga menyukai